MANAJEMEN KEUANGAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN

MANAJEMEN KEUANGAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan
Dengan dosen pengampu:
Dr. H. Muwahid Shulhan, M.Ag.

Disusunoleh :
1.

Ismi Arum Fujiana

(1725143133)

2.

Lilis Hikmawati

(1725143157)


3.

Muhammad Syarief Habibullah

(1725143187)

4.

Rieska Seventina

(1725143244)

KELAS : 2-B
JURUSAN : PENDIDIKAN GURU MI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
TULUNGAGUNG
APRIL 2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami
sebagai mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh bapak dosen
dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.
Yang kedua shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
besar Muhammad saw, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan
beliau kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.
Dan kami ucapkan terima kasih kepada :
1.

Rektor Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Dr.
Maftukhin, M.Ag, yang telah membina lembaga (tempat) kami
menimba ilmu pengetahuan selama ini.

2.

Dosen pengampu, Dr. H. Muwahid Shulhan, M.Ag.yang
telahmemberikan pengarahan kepada kami dalam pembuatan
makalah ini sampai selesai.


3.

Teman-teman sekelompok dan sekelas yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Dengan membuat tugas kami ini, diharapkan mampu untuk lebih
mengenal tentang ciri-ciri masyarat madani yang kami sajikan berdasarkan
informasi dari berbagai sumber. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini jauh dari sempurna, baik dari penyusunan, bahasan, maupun
penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Tulungagung, 6 April 2015

Penulis,

DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan Masalah.................................................... 2
D. Batasan Masalah...................................................................... 2
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Manjemen Keuangan.............................................. 3
B. Prinsip Pengelolaan Keuangan di Sekolah................................ 4
C. Sumber Keuangan di Lembaga Pendidikan............................. 6
D. Fungsi Dasar Manjemen Keuangan di Sekolah........................ 6
BAB III PENUTUP
A.

Kesimpulan............................................................................... 16

B.

Saran......................................................................................... 18


DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian
pula dilembaga pendidikan. Peningkatan kesejahteraan pendidikan bukanlah hal
yang ringan karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi
mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, baik yang berkaitan
dengan perencanaan, pendanaan, efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan sistem
persekolahan.
Untuk

mewujudkan

pendidikan


yang

berkualitas,

perlu

adanya

pengelolaan secara menyeluruh dan profesional terhadap sumber daya yang ada
dalam lembaga pendidikan. Salah satu sumberdaya yang perlu dikelola dengan
baik dalam lembaga pendidikan adalah masalah keuangan. Dalam konteks ini
keuangan merupakan sumber dana yang sangat diperlukan sekolah sebagai alat
untuk melengkapi perlengkapan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran
disekolah.
B.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah yang dapat
penulis sampaikan antara lain :
1.


Bagaimana pengertian manajemen keuangan ?

2.

Bagaimana prinsip pengelolaan keuangan disekolah ?

3.

Bagaimanasumber keuangan di lembaga pendidikan ?

4.

Bagaimana fungsi dasar manajemen keuangan disekolah ?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembahasan yaitu:

D.


1.

Untuk menjelaskanpengertian manajemen keuangan.

2.

Untuk menjelaskan prinsip pengelolaan keuangan disekolah.

3.

Untuk menjelaskan sumber keuangan di lembaga pendidikan.

4.

Untuk menjelaskan fungsi dasar manajemen keuangan disekolah.

Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang ”pengertian manajemen keuangan, prinsip
pengelolaan, sumber keuangan di lembaga pendidikan, dan fungsi dasar
manajemen pendidikan”.


BAB II
PEMBAHASAN
A.

PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata
pembukuan, sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan
pertanggungjawaban

dalam

menggunakan

keuangan

baik

pemerintah pusat mauun daerah. Kegiatan ini dapat dimulai dari
perencanaan,


pengorganisasian,

pelaksanaan

sampai

dengan

pengawasan. Dalam manajemen keuangan di sekolah tersebut
dimulai dengan perencanaan anggaran sampai dengan pengawasan
dan pertanggungjawaban keuangan.[1]
Sumber keuangan pada suatu sekolah secara garis besar
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1.

Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, maupun
keduanya diperuntukkan bagi keperluan pendidikan.

2.


Orangtua atau peserta didik.

3.

Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.
Adapun pengeluarannya meliputi biaya rutin dan biaya

pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan dari
tahun ke tahun seperti gaji pegawai (guru dan non-guru), biaya
operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas, dan alat-alat
pengajaran

(barang-barang

habis

pakai).

Sedangkan

biaya

pembangunan misalnya, biaya pembangunan atau rehabilitasi
gedung.
B.

PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DISEKOLAH
Penggunaan keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai

berikut :
1.

Hemat tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan
teknis yang diisyaratkan.

2.

Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau
kegiatan.

3.

Keharusan penggunaan kemampuan.
Dalam mengelola keuangan ini, kepala sekolah berfungsi

sebagai“otorisator” dan“ordonator”. Sebagai otorisator kepala
sekolah diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang
berkaitan

dengan

penerimaan

atau

pengeluaran

anggaran.

Sedangkan fungsi sebagai ordonator, kepala sekolah sebagai
pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan
pembayaran atas segala tindakan berdasarkan otorisasi yang
telah ditetapkan. [2]
C.

SUMBER KEUANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Sumber keuangan pada suatu sekolah/ sekolah Islam secara
garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu:
1.

Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, maupun
kedua-duanya yang bersifat umum atau khusus dan
diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan.

2.

Orang tua atau peserta didik.

3.

Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.[3]
Mujamil mengemukakan, untuk menggerakkan sumber-

sumber keuangan agar mudah dikeluarkan untuk pembiayaan
lembaga pendidikan Islam swasta, ada beberapa cara yang dapat
ditempuh, antara lain:
1.

Mengajukan

proposal

bantuan

finansial

ke

Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan
Nasional.
2.

Mengajukan proposal bantuan finansial ke pemerintah
daerah.

3.

Mengedarkan surat permohonan bantuan kepada wali
siswa.

4.

Mengundang alumni yang sukses untuk dimintai
bantuan.

5.

Mengajukan proposal bantuan finansial kepada para
pengusaha.

6.

Mengadakan

kegiatan-

kegiatan

yang

dapat

mendatangkan keuntungan uang.
7.

Memberdayakan waqaf, hibah, atau infaq.

8.

Memberdayakan

solidaritas

anggota

organisasi

keagamaan yang menaungi lembaga pendidikan Islam
untuk membantu pencarian dana.[4]
Adapun dimensi pengeluaran meliputi: biaya rutin dan
biaya pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus
dikeluarkan setiap tahun, seperti gaji pegawai, biaya operasional,
fasilitas, dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai).
Sementara biaya pembangunan misalnya, biaya pembelian atau
rehab gedung, atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang
tidak habis pakai.
D.

FUNGSI DASAR MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH
Fokus manajemen keuangan sekolah memungsikan dan
mengoptimalkan kemampuan menyusun rencana anggaran sekolah,
mengelola sekolah berdasarkan rencana dan anggaran tersebut dan
memungsikan masyarakat untuk berpartisipasi mengelola sekolah.
[5]
Jadi fungsi manajemen keuangan pada prinsipnya dimulai
dari proses sebagai berikut:
1.

Perencanaan Anggaran Sekolah
Kepala sekolah diharuskan mampu menyusun
Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah
(RAPBS). Untuk itu kepala sekolah mengetahui sumbersumber dana yang merupakan sumber daya sekolah.
Sumber dana tersebut antara lain meliputi anggaran rutin,
Dana Penunjang Pendidikan (DPD), Subsidi Bantuan
Penyelenggaraan Pendidikan (SBPP), Bantuan Operasional

dan Perawatan (BOP), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS),(BP3), donatur, badan usaha, serta sumbangan lainlain. Untuk sekolah-sekolah swasta sumber dana berasal
dari SPP, subsidi pemerintah, donatur, yayasan, dan
masyarakat secara luas.
2.

Pelaksanaan Anggaran Belanja Sekolah
Dalam mempergunakan anggaran, ada azas yang
lazim dijadikan pedoman, yaitu azas umum pengeluaran
negara, bahwa manfaat penggunaan uang negara minimal
harus sama apabila uang tersebut dipergunakan sendiri oleh
masyarakat. Azas ini tercermin dalam prinsip-prinsip yang
dianut dalam pelaksanaan APBN seperti prinsip efisiensi,
pola hidup sederhana, hemat, dan sebagainya.[6]
Tugas manajemen keuangan dibagi tiga fase,
yaitufinancial

planning,

implementation,

and

evaluation. Menurut Jones (1985) yang dikutip oleh
Sulistyorini dalam bukunya, ia mengemukakan bahwa
perencanaan

finansial

disebut budgeting,merupakan

kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia
untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis
tanpa

menyebabkan

efek

merugikan.Implementation

samping

yang

accounting (pelaksanaan

anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah
dibuat

dan

kemungkinan

terjadi

penyesuaian

bila

diperlukan. Evaluation involves merupakan proses evaluasi
terhadap pencapaian sasaran.[7]
Komponen utama manajemen keuangan meliputi:
1.

Prosedur anggaran.

2.

Prosedur akuntansi keuangan.

3.

Pembelajaran,
pendistribusian.

pergudangan,

dan

prosedur

4.

Prosedur investasi.

5.

Prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini

menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator,
ordonator, dan bendaharawan. Diatas telah kami sebutkan
bahwa otorisator adalah diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran
anggaran. Sedangkan ordonator yaitu pejabat yang berwenang
melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas
segala

tindakan

berdasarkan

otorisasi

yangtelahditetapkan.adapun bendaharawan adalah pejabat yang
berwenang

melakukan

penerimaan,

penyimpanan

dan

pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat
dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.[8]
Kepala sekolah sebagai manajer, berfungsi sebagai
otorisator dan ordonator, dibenarkan melaksanakan fungsi
bendaharawan

karena

berkewajiban

melaksanakan

pengawasan. Bendaharawan disamping mempunyai fungsifungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk
menguji hak atas pembayaran.Bendaharawan sekolah dalam
mengelola keuangan sekolah hendaknya memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut :
1.

Hemat dan sesuai dengan kebutuhan.

2.

Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana.

3.

Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak
menunjang proses belajar mengajar, seperti ucapan selamat,
hadiah, pesta.

Berkaitan dengan hal tersebut, dapat diterapkan panca tertib,
yaitu :
1.

Tertib program.

2.

Tertib anggaran.

3.

Tertib administrasi.

4.

Tertib pelaksanaan.

5.

Tertib pengendalian atau pengawasan.

3.

Penyelenggaraan

Pembukaan

dan

Penyampaian

Laporan
Pembukuan anggaran, baik penerimaan maupun
pengeluaran harus dilakukan secara tertib, teratur, dan
benar. Hal ini dilakukan supaya dapat membuat suatu
laporan keungan dan penggunaannya yang jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
yang berlaku. Adapun untuk menunjang pengelolaan
keuangan

yang

baik,

kepala

sekolah

hendaknya

memperhatikan :
1.

Perlengkapan administrasi keuangan, yaitu sekolah
memiliki

tempat

khusus

untuk

menyimpan

perlengkapan administrasi keuangan, memiliki alat
hitung, dan memiliki buku-buku yang dibutuhkan.
2.

Sekolah memiliki RAPBS (Rencana Anggaran dan
Pendapatan Belanja Sekolah) yang telah disyahkan oleh
yang

berwenang,

serta

memiliki

program

penjabarannya.
3.

Pengadministrasian keuangan, yaitu sekolah memiliki
logistik (uang dan barang) sesuai dengan mata anggaran
dan sumber dananya masing-masing, sekolah memiliki
buku setoran ke Bank / yayasan, memiliki daftar
penerimaan gaji / honor guru dan tenaga lainnya, dan
sekolah juga memiliki laporan keuangan triwulan dan
tahunan.[9]

4.

Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Sekolah

Pengawasan juga bisa disebut dengan kontrol
manajerial merupakan salah atu fungsi manajemen dalam
organisasi. Fungsi tersebut mutlak harus dilakukan dalam
setiap organisasi karena ketidakmampuan atau kelalaian
untuk

melakukan

fungsi

tersebut

akan

sangat

mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.[10]
Pelaksaaananggaran sekolah harus dikontrol oleh
kepala sekolah sebagai manajer sekolah. Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi penyelewengan dalam penggunaan
anggaran sekolah, sehingga bisa mencapai tujuan dan bisa
dipertanggungjawabkan. Agar pengawasan bisa berjalan
secara

efektif

ada

beberapa

kriteria

yang

harus

diperhatikan, yaitu :
1.

Berkaitan erat dengan hasil yang diinginkan.

2.

Objektif.

3.

Lengkap.

4.

Tepat pada waktunya.

5.

Dapat diterima.
Sedangkan menurut Likert yang dikutip oleh

Sulistyorini dalam bukunya, suatu pengawasan akan
berfungsi secara efektif, jika:
1.

Pengawasan harus memungkinkan manajer dan para
pegawainya merencanakan dan mengukur prestasi
kerjanya, sehingga keputusannya dapat dijadikan
sebagai dasar pengetahuan dan perkiraan yang dapat
diinformasikan.

2.

Suatu

pengawasan

harus

memungkinkan

para

manajer mendeteksi deviasi dari standar yang ada pada
waktu mengerjakan kontrol tersebut.
3.

Pengawasan harus memungkinkan sebagai alat untuk
menetapkan

penghargaan,

penyeleksian,

dan

kompensasi berdasarkan suatu prestasi kerja yang
sebenarnya, daripada berdasarkan perkiraan.
4.

Pengawasan harus dapat menjadi motivasi yang
merangsang

untuk

mencapai

prestasi

yang

baik.Pengawasan mampu sebagai media komunikasi
yang

mencakup

konsep-konsep

umum

untuk

membicarakan kemajuan organ.
BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
1.

Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata
pembukuan, sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan
pertanggungjawaban dalam menggunakan keuangan baik pemerintah
pusat mauun daerahFaktor penyebab kesulitan belajar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.

2.

Prinsip pengelolaan keuangan disekolah, antara lain hemat tidak
mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang diisyaratkan,
terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan,
serta keharusan penggunaan kemampuan

3.

Sumber keuangan pada suatu sekolah/ sekolah Islam secara garis
besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu: pemerintah (baik
pemerintah pusat, daerah, maupun kedua-duanya yang bersifat umum
atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan), orang
tua atau peserta didik, dan masyarakat (baik mengikat maupun tidak
mengikat).

4.

Fungsi manajemen keuangan pada prinsipnya dimulai dari proses
sebagai berikut:
a.

Perencanaan Anggaran Sekolah

b.

Pelaksanaan Anggaran Belanja Sekolah

c.

Penyelenggaraan Pembukaan dan Penyampaian Laporan

d.

Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Sekolah

B.

Saran

1.

Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran
bagi pembaca.Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi
penyusun dan pembaca

2.

Masalah keuangan harus dipecahkan secara bersama jika kita ingin
mendapatkan peluang yang maksimal bagi semua sekolah agar dapat berkembang.
Usaha dan pendanaan mandiri merupakan cara pemecahan yang sangat hakiki
bagi sekolah yang benar-benar ingin berkembang. Jika berkaitan dengan masalah
keuangan, maka sebaiknya digunakan sistem manajemen terbuka. Dengan
manajemen terbuka, maka semua keadaan sekolah baik atau buruk bisa diketahui
oleh siapa saja.

BAB IV
DAFTAR RUJUKAN
Diknas. 2002. Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning /
CTL.Jakarta: Dikdasmen
E.

Mulyasa.

2005.Manajemen

Berbasis

Sekolah:

Konsep,

Strategi,

Implementasi.Bandung: Remaja Rosdakarya
Sagala, Syaiful .2010. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan, Bandung:Alfabeta
Sulistyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam.Surabaya : Elkaf
Sulistiyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, strategi, dan
Aplikasi.Yogyakarta: Teras
Qomar, Mujamil.

2008. Manajemen

Pendidikan

Islam: Strategi

Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga

Baru

[1]Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam,Surabaya : Elkaf, 2006,hlm. 98.
[2]Diknas, Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning /
CTL, Jakarta : Dikdasmen, 2002, hlm.23.
[3]Sulistiyorini, Manajemen

Pendidikan

Islam:

Konsep,

strategi,

dan

Aplikasi, Yogyakarta: Teras, 2009,hlm. 130.
[4]Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2008, hlm. 150-151.
[5]Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Bandung:Alfabeta, 2010, hlm. 56.
[6]Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam...,hlm. 101.
[7]E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, Implementasi,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 48.
[8]Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam...,hlm. 101.
[9]Diknas, Pendekatan Kontekstual...,hlm.45.
[10]Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam...,hlm. 136.