KEKURANGAN PERSEDIAAN DALAM SUATU PERUSA

KEKURANGAN PERSEDIAAN
DALAM SUATU PERUSAHAAN
( PT. UNITED TRACTORS)

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Manajemen Persediaan

Oleh Kelompok VI :
Tri Kurniawan

43113110072

Chichi Rahmayanti

43113110493

Septy Wulandhari

43113110553


Tesa Megawati

43113110603

Agus Praja Setiawan 43113110617
Supriyandi

43113110430

Alwi. A. Assegaf

43113110294

Ulam Tua. S

43110110026

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCUBUANA

2013/2014

I.

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang
Persediaan merupakan salah satu masalah fenomenal yang bersifat fundamental
dalam perusahaan. Persediaan dapat diartikan sebagai stock barang yang akan dijual
atau digunakan pada periode waktu tertentu. Tanpa adanya persediaan, perusahaan
akan dihadapkan pada sebuah risiko, tidak dapat memenuhi keinginan para
pelanggannya. Persediaan bisa muncul secara sengaja maupun tidak sengaja,
maksudnya sengaja karena adanya perencanaan untuk mengadakan persediaan,
sedangkan tidak sengaja jika persediaan ada karena barang tidak terjual akibat
rendahnya jumlah permintaan.
Kekurangan persediaan dapat berakibat terhentinya proses produksi, dan ini
menunjukkan persediaan termasuk masalah yang cukup krusial dalam operasional
perusahaan. Telalu besarnya persediaan atau banyaknya persediaan (over stock) dapat
berakibat terlalu tingginya beban biaya guna menyimpan dan memelihara bahan
selama penyimpanan di gudang padahal barang tersebut masih mempunyai

“opportunity cost” (dana yang bisa ditanamkan / diinvestasikan pada hal yang lebih
menguntungkan). Sasaran dari perusahaan sebenarnya bukan untuk mengurangi atau
meningkatkan inventory (persediaan), tetapi untuk memaksimalkan keuntungan.
Dalam kasus ini, PT. United Tractors, Tbk Cabang Semarang, mengalami total
cost yang bisa dikatakan cukup besar, yaitu sebanyak Rp. 2.112.320.822. Biaya Total
ini cukup besar dikarenakan perusahaan hanya menyimpan stock dengan harga yang
rendah sehingga bisa dikatakan tidak menyimpan stock digudang, sehingga biayabiaya pemesanan meningkat. Perusahaan tidak harus melakukan pemesanan berulangulang, persediaan yang optimal sangat membantu perusahaan dalam mengatasi
masalah persediaan. PT. United Tractors, Tbk Cabang Semarang harus bisa
mengatasi permasalahan persediaan yang meliputi, berapa banyak harus memesan,
kapan harus memesan, berapa banyak persediaan maksimal yang

seharusnya disimpan di gudang, berapa jumlah persediaan yang harus ada di gudang
(safety stock) agar tidak terjadi kekurangan ataupun kelebihan. Esensinya, inventory
akan tetap ada untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan yang tidak terduga, tapi
diusahakan untuk meminimalisir jumlah stock karena inventory yang berlimpah akan
berelevansi dengan pembekakan biaya atau pemborosan.
Keputusan yang menyangkut berapa banyak dan kapan harus melakukan
pemesanan, merupakan permasalahan yang kompleks dalam masalah persediaan,
terlebih lagi bila kebutuhan persediaan terdiri dari beberapa jenis item, dengan
pemasok yang bervariatif, waktu penyerahan yang tidak seragam, jumlah pesanan

yang berbeda serta anggaran yang terbatas.
Untuk memesan persediaan agar tetap bisa mengendalikan dan mengontrol stock
di gudang dibutuhkan perhitungan dan forecast (peramalan) yang benar-benar
mendekati sehingga tidak menimbulkan nilai mati terhadap barang tersebut sehingga
tidak punya nilai jual, karena terlalu lama di gudang. Teknik pengendalian persediaan
akan memperkirakan berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta
kapan saatnya mulai mengadakan pemesanan kembali (reorder point).
1.2 Tujuan
Memperoleh gambaran tentang performansi system pengendalian persediaan di
PT. United Tractors, Tbk Cabang Semarang berdasarkan analisis persediaan efektif,
dan mendapatkan solusi mengenai kebijakan manajemen persediaan yang sebaiknya
digunakan perusahaan untuk meningkatkan performansi system persediaan.

II.

II.1

PEMBAHASAN

Pengertian Manajemen Persediaan


Persediaan adalah suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu yang disimpan
dalam antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya internal
ataupun eksternal meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang
jadi atau produk akhir, bahan- bahan pembantu dan komponen lain yang menjadi
bagian keluaran produk perusahaan. Menurut Rangkuti (2007):
Persediaan (Inventory) didefensikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barangbarang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha
tertentu untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.
Sedangkan menurut Hani Handoko (2000), persediaan (Inventory) adalah suatu
istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya
organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan baik
internal maupun eksternal.
Indrajat dan Djoko Pranoto (2003) dalam Henmaidi dan Heryseptemberiza (2007)
menyatakan “Manajemen persediaan (Inventory Control) adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penentuan
kebutuhan material sehingga kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan
persediaan dapat ditekan secara optimal.”
II.2

Fungsi Persediaan


Menurut Taichi Ohno, seorang penemu sistem just in time, dalam Yeni (2006)
menyatakan bahwa pemborosan dapat dikategorikan dalam tujuh kategori yaitu:
1. Over production
2. Waktu tunggu yang berlebihan
3. Pemborosan dalam transportasi

4. Pemborosan dalam pemrosesan
5. Persediaan yang tidak perlu
6. Gerakan yang tidak perlu
7. Memproduksi barang rusak / cacat (defect)
Adanya

pendapat

menyatakan

bahwa

menyimpan


persediaan

termasuk

pemborosan. Kenyataannya persediaan merupakan salah satu sistem investasi
perusahaan. Agar perusahaan mempunyai safety stock dan menjaga adanya lonjakan
atau fluktuasi harga dikemudian hari. Safety stock bertujuan untuk menentukan
berapa banyak persediaan yang dibutuhkan perusahaan selama masa tenggang untuk
memenuhi besarnya permintaan konsumen.
Menurut Freddy Rangkuti (1996) Jumlah safety stock yang sesuai dalam kondisi
tertentu sangat tergantung pada faktor - faktor sebagai berikut :
1. Rata-rata tingkat permintaan dan rata-rata masa tenggang
2. Variabilitas permintaan dan masa tenggang
3. Keinginan tingkat pelayanan yang diberikan.
Tingkat pelayanan perusahaan, besarnya tingkat permintaan atau masa tenggang
menyebabkan jumlah safety stock harus lebih banyak sehingga dapat memenuhi
tingkat pelayanan yang diinginkan oleh perusahaan.
Beberapa fungsi persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan yaitu:
a. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan atau barang yang

dipesan.
b. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak sesuai sehingga harus
dikembalikan.
c. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang secara musiman.
d. Menyimpan bahan baku musiman sehingga perusahaan tidak kesulitan jika
bahan tersebut tidak tersedia.
Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan material yang tepat,
tenggang waktu yang tepat dan biaya yang rendah. Biaya persediaan merupakan
keseluruhan biaya operasi atas sistem persediaan.

Freddy Rangkuti dalam bukunya “ Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang
Bisnis” (2002,8&15) menjelaskan persediaan menurut fungsinya dapat dibedakan
menjadi:
a. Batch stock atau Lot size inventory
Batch stock atau lot size inventory merupakan persediaan yang diadakan karena
melakukan pembelian atau pembuatan bahan-bahan / barang-barang dalam jumlah
lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh potongan harga dan penghematan biaya angkutan. Tetapi, dengan
pembelian barang dalam jumlah besar mengakibatkan investasi juga besar, biaya
sewa gudang pun bertambah, serta resiko penyimpanannya juga besar. persediaan ini

perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya
pengangkutan per unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan
pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan
sebagainya)
b. Fluctuantion stock
Fluctuantion stock adalah persediaan untuk menghadapi fluktuasi, seperti
permintaan konsumen dan keterlambatan pengiriman yang tidak dapat diramalkan.
Oleh karena itu perlu adanya persediaan untuk mengatasi hal tersebut. , untuk
membantu perusahaan agar bisa memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung
pada supplier.
c. Anticipation stock
Anticipation stock merupakan persediaan untuk mengantisipasi dan mengadakan
permintaan musiman (seasonal inventories), menghadapi ketidakpastian jangka
waktu pengiriman dan untuk menyediakan persediaan pengamanan (safety stock)
Selain fungsi fungsi di atas, yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi yang dapat
diramalkan, misalnya: permintaan akan meningkat pada saat menjelang hari raya, dan
lain-lain.

II.3


Biaya Dalam Persediaan

Biaya kekurangan atau kehabisan stock (Out of Stock cost) merupakan biaya yang
timbul karena jumlah persediaan yang ada tidak mampu memenuhi jumlah pesanan
atau order yang ada. Biaya Out of Stock / Stock Out ada 2 jenis :
1. Lost Sales Cost
Biaya yang disebabkan karena adanya kekurangan persediaan sehingga konsumen
memilih untuk membatalkan pesanannya. Besarnya biaya ini seimbang dengan
keuntungan atau laba yang akan didapatkan dari penjualan produk tersebut.
2. Back Order Cost
Terjadi ketika konsumen masih bersedia untuk menunggu hingga pesanannya
dipenuhi, sehingga dalam hal ini penjualan tidak hilang melainkan hanya ditunda.
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproses ulang pesanan, dan
biaya transportasi tambahan jika sepertinya pesanan tersebut tidak dapat
didistribusikan melalui distribusi secara normal.
Menurut Petrus (2001), ada model sederhana untuk menentukan berapa jumlah
dan kapan persediaan harus diadakan, yaitu dengan menggunakan model yang
menyatakan:
1. Simpan persediaan sebanyak kebutuhan selama satu tahun

2. Pesan kembali jika persediaan hampir habis
3. Jangan pesan persediaan jika tidak ada tempat untuk menyimpannya.
Model ini tidak mempunyai dasar perhitungan tertentu. Pada prinsipnya model
tersebut hanya melihat masalah waktu, ketersediaan barang dan tempat penyimpanan.
a. Biaya pembelian ( Purchase Cost )
Biaya pembelian adalah harga per unit item yang dibeli dari pihak luar, atau biaya
produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya per unit akan selalu
menjadi bagian dari biaya item dalam persediaan. Untuk pembelian item dari luar,
biaya per unit adalah harga beli ditambah biaya pengangkutan. Sedangkan untuk item
yang diproduksi didalam perusahaan biaya per unit adalah termasuk biaya tenaga
kerja, bahan baku.

b. Biaya pemesanan ( Ordering Cost / Setup Cost )
Biaya pemesanan adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari pemasok
atau biaya persiapan (setup cost) apabila item diproduksi di dalam perusahaan. Biaya
ini diasumsikan tidak akan berubah secara langsung dengan jumlah pesanan. Biaya
pemesanan dapat berupa: biaya membuat daftar permintaan, menganalisis pemasok,
membuat pesanan pembelian, dan sebagainya. Biaya-biaya tersebut seperti:
a) Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan
b) Biaya modal (opportunity cost of capital,
c) Biaya keusangan
d) Biaya perhitungan phisik dan konsiliasi laporan
e) Biaya asurani persediaan
f) Biaya pajak persediaan
g) Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan
h) Biaya penanganan persediaan.
c. Biaya simpan ( Carring Cost / Holding Cost )
Biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan
pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. Biaya
simpan dapat berupa: biaya modal, pajak, asuransi, sewa gudang dan sebagainya.
d. Biaya kekurangan persediaan ( Stockout Cost / Penalty Cost)
Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari
luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan
konsumen tidak dapat dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila
depertermen yang satu tidak dapat memenuhi permintaan dari departemen yang lain.
Kekurangan persediaan dapat mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan bahkan kehilangan kepercayaan dari pelanggan.
e. Biaya penyiapan (manufacturing).
Biaya penyiapan biasanya lebih banyak digunakan dalam pabrik, perusahaan
menghadapi biaya penyiapan untuk memproduksi komponen tertentu.
Apabila jumlah permintaan atau kebutuhan lebih besar dari pada tingkat
persediaan yang ada, maka akan terjadi kekurangan persediaan atau bisa disebut

dengan stock out. Pada situasi ini, perusahaan akan mengalami dua kemungkinan
yaitu :
1. Permintaan akan dibatalkan sama sekali
2. Barang yang masih kurang akan dipenuhi kemudian
Perusahaan tentu tidak akan memilih point pertama, karena akan menghilangkan
simpati pelanggan dan akan berpengaruh kepada image perusahaan. Barang yang
masih kurang akan dipenuhi pada putaran produksi berikutnya.
II.4

Sistem Pengendalian Persediaan

Menurut Taichi Ohno, seorang penemu sistem just in time, dalam Yeni (2006)
menyatakan bahwa pemborosan dapat dikategorikan dalam tujuh kategori yaitu:
8. Over production
9. Waktu tunggu yang berlebihan
10. Pemborosan dalam transportasi
11. Pemborosan dalam pemrosesan
12. Persediaan yang tidak perlu
13. Gerakan yang tidak perlu
14. Memproduksi barang rusak / cacat (defect)
Adanya

pendapat

menyatakan

bahwa

menyimpan

persediaan

termasuk

pemborosan. Kenyataannya persediaan merupakan salah satu sistem investasi
perusahaan. Agar perusahaan mempunyai safety stock dan menjaga adanya lonjakan
atau fluktuasi harga dikemudian hari. Safety stock bertujuan untuk menentukan
berapa banyak persediaan yang dibutuhkan perusahaan selama masa tenggang untuk
memenuhi besarnya permintaan konsumen.
Menurut Freddy Rangkuti (1996) Jumlah safety stock yang sesuai dalam kondisi
tertentu sangat tergantung pada faktor - faktor sebagai berikut :
4. Rata-rata tingkat permintaan dan rata-rata masa tenggang
5. Variabilitas permintaan dan masa tenggang
6. Keinginan tingkat pelayanan yang diberikan.

Tingkat pelayanan perusahaan, besarnya tingkat permintaan atau masa tenggang
menyebabkan jumlah safety stock harus lebih banyak sehingga dapat memenuhi
tingkat pelayanan yang diinginkan oleh perusahaan.
Pengertian pengendalian persediaan menurut Assauri adalah pengawasan
persediaan merupakan salah satu kegiatan dari urutan kegiatan yang bertautan erat
satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa
yang telah direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kuantitas maupun
biayanya.
Dari pengertian dia atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan adalah
suatu aktivitas untuk menetapkan besarnya persediaan dengan memperhatikan
keseimbangan antara besarnya persediaan yang disimpan dengan biaya yang
ditimbulkan. Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh perusahaan pasti
memiliki tujuan tertentu. Tujuan dari pengelolaan persediaan adalah :
a. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan dari konsumen dengan
cepat
b. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak
mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses
produksi hal ini dikarenakan alasan kemungkinan barang (bahan baku)
menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh atau kemungkinan supplier
terlambat mengirimkan barang yang dipesan
c. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat
mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar
d. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar, karena akan
mengakibatkan biaya menjadi besar.
Menurut Sugiri ( 1995 ), terdapat dua alternatif sistem pengendalian persediaan,
yaitu :
a. Sistem Fisik ( Periodik )
Pada sistem fisik, harga pokok penjualan baru dihitung dan dicatat pada akhir
periode akuntansi. Cara yang dilakukan dengan menghitung kuantitas barang yang

ada digudang di setiap akhir periode, kemudian mengalikan dengan harga pokok per
satuannya.
b. Sistem Perpectual
Dalam sistem perpectual, perubahan jumlah persediaan dimonitor setiap saat.
Caranya adalah dengan menyediakan satu kartu persediaan untuk setiap jenis
persediaan.
II.5

Kekurangan Persediaan

Persediaan dapat diartikan sebagai stock barang yang akan dijual atau digunakan
pada periode waktu tertentu. Jika tidak adanya persediaan, perusahaan akan
dihadapkan pada sebuah risiko. Risikonya yaitu tidak dapat memenuhi keinginan para
pelanggannya. Perusahaan harus fokus terhadap pengendalian persediaan karena
persediaan merupakan salah satu bagian yang menyerap investasi terbesar.
Nilai investasi perusahaan dalam bentuk barang persediaan besarnya bervariasi
antara 25%-35 % dari nilai seluruh aset ( Indrajit dan Djokopranoto, 2003) dalam
(Henmaidi dan Suci Hidayati).
Berikut ini adalah keuntungan dari adanya persediaan dalam perusahaan, yaitu
sebagai berikut :
a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan atau barang sehingga
dapat mempertahankan stabilitas atau menjamin kelancaran proses produksi.
b.

Menghilangkan resiko material yang dipesan berkualitas buruk sehingga
harus dikembalikan.

c. Menumpuk bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan
bila bahan tidak ada di pasaran.
d.

Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

e. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya karena dapat dipenuhinya keinginan
pelanggan yang mendadak atau menjamin tersedianya barang jadi.
f. Menghilangkan resiko kenaikan harga barang atau inflasi.
g.

Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas
(quantity discount).

Ada juga beberapa alasan dasar diperlukannya persediaan yaitu:
a. Mengecilkan kemungkinan apabila harus menghadirkan suatu barang
seketika pada saat perusahaan membutuhkan.
b. ketidakekonomisan jika harus mendatangkan barang setiap kali dibutuhkan
terlebih lagi jika kebutuhannya itu berlangsung berkali-kali dengan tenggang
waktu yang tidak lama.
Kekurangan persediaan merupakan masalah yang cukup krusial dalam
operasional sebuah perusahaan karena dapat berakibat terhentinya proses produksi.
Sehingga perusahaan tidak dapat memaksimalkan keuntungan. Jika perusahaan
terlalu banyak menyimpan persediaan dapat berakibat tingginya beban biaya yang
harus dikeluarkan guna menyimpan dan memelihara bahan selama penyimpanan
didalam gudang. Sasaran utama perusahaan sebenarnya bukan untuk mengurangi atau
memperbanyak

persediaan

digudang,

tetapi

bagaimana

caranya

untuk

memaksimalkan keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan.
2.6 Hasil dan Analisi Data
Keputusan perusahaan yang menyangkut berapa banyak yang harus dipesan
dan kapan perusahaan harus melakukan pemesanan, merupakan permasalahan yang
komplek untuk perusahaan dalam mengatasi masalah persediaan. Terlebih lagi jika
kebutuhan persediaan terdiri dari beberapa jenis item, dengan pemasok yang
bervariatif, waktu penyerahan yang tidak seragam, jumlah pesanan yang berbeda
serta anggaran yang terbatas.
Data yang dikumpulkan untuk pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data Permintaan Spare part selama bulan Januari-Desember Tahun 2009
2. Data Biaya-biaya persediaan
3. Data pembelian spare part
Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang didapatkan langsung dari
bagian Part Analysis PT. United Tractors, Tbk. Cabang Semarang divisi Part

Department yang bertanggung jawab dalam penganalisaan data-data persediaan
perusahaan.
Data permintaan yang diolah terdiri dari 4514 part yang memiliki laju permintaan
yang bervariasi. Dari data dapat dilihat bahwa terdapat beberapa item part yang
jarang ada permintaan selama periode pengumpulan data. Selain itu terdapat juga
item part yang selalu ada permintaan setiap bulannya. Data pemesanan atau data
order diperlukan untuk mengetahui lead time persediaan, yaitu waktu yang diperlukan
dari mulai memesan barang sampai barang diterima di gudang. Data lead time yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 3 hari. Nilai lead time ini berlaku untuk
seluruh item. Biaya yang digunakan dalam persediaan adalah biaya pemesanan dan
penyimpanan
Total cost yang dikeluarkan saat itu sebanyak Rp. 2.112.320.822. Biaya total
perusahaan yang harus dikeluarkan sangat banyak karena perusahaan tidak
menyimpan

persediaan

barang

digudang,

sehingga

biaya-biaya

pemesanan

meningkat. Jika perusahaan menyimpan persediaan digudang lebih banyak,
perusahaan

tidak

harus

melakukan

pemesanan

yang

berulang-ulang

dan

mengeluarkan total cost yang besar. Dengan kata lain menyediakan persediaan yang
optimal akan sangat membantu perusahaan dalam mengatasi masalah persediaan dan
menghindari total cost yang cukup besar.
PT United Tractors, Tbk Cabang Semarang harus dapat mengatasi permasalahan
persediaan yang meliputi :
a. Berapa banyak harus memesan
b. Kapan harus memesan
c. Berapa banyak persediaan maksimal yang seharusnya disimpan didalam
gudang
d. Berapa banyak jumlah persediaan yang harus ada digudang (safety stock) agar
tidak terjadi kekurangan atau kelebihan persediaan
Pada prinsipnya, pengelolaan persediaan sama dengan pengelolaan aktiva
lainnya, yaitu perusahaan harus memiliki persediaan operasi (working stock) untuk
memenuhi permintaan barang yang diperkirakan akan terjadi di masa datang. Jumlah

persediaan tergantung pada perkiraan produksi dan tingkat penjualan, karena
permintaan mungkin lebih besar dari pada yang diperkirakan, maka perlu ada
cadangan berupa stock persediaan (safety stock).
Tujuan pengelolaan persediaan adalah menyediakan persediaan yang dibutuhkan
untuk operasi perusahaan dengan biaya minimum. Perusahaan harus dapat mengatasi
masalah persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan yang tidak terduga dan
mengatasi terjadinya pembengkakan biaya atau pemborosan.

III.

PENUTUP

Persediaan dapat diartikan sebagai bagian dari kekayaan perusahaan yang
digunakan dalam rangkaian proses produksi, atau sebagai stock barang yang akan
dijual atau digunakan pada periode waktu tertentu. Jika tidak adanya persediaan,
perusahaan akan dihadapkan pada sebuah risiko.
Kekurangan persediaan merupakan masalah yang cukup krusial dalam
operasional sebuah perusahaan karena dapat berakibat terhentinya proses produksi.
Sehingga perusahaan tidak dapat memaksimalkan keuntungan.
Salah satu contoh perusahaan yang pernah mengalami kekurangan persediaan
yaitu PT. United Tractors, Tbk Cabang Semarang. Perusahaan ini pernah mengalami
total cost yang bisa dikatakan cukup besar.
Tujuan

pengelolaan

persediaan

adalah

menyediakan

persediaan

yang

dibutuhkan untuk operasi perusahaan dengan biaya minimum. Sehingga dapat
mengatasi masalah untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan yang tidak terduga dan
mengatasi terjadinya pembengkakan biaya.

DAFTAR PUSTAKA

Ganadial. S, Happy. 2011.” Analisa Kinerja Manajemen Persediaan Pada PT. United
Tractors”. Program Sarjana.Universitas Diponegoro. Semarang
Hadi, Sutrisno. 1994. Metode Penelitian. Jakarta : PT. Gunung Agung.
Rangkuti, Freddy. 1996. Manajemen Persediaan: Aplikiasi di Bidang Bisnis,
Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Rustagi, Narendra. 2004. Teori Produksi Jepang dan Bisnis Kecil. International
journal of Commerce & Management, Vol 14 No 3 & 4
Sugiri, Slamet, 1995, Pengantar Akuntansi 2, Yogyakarta; UPP AMP YKPN