UJI ANOVA KONDISI TRANSPORTASI UMUM DI K

KONDISI TRANSPORTASI UMUM DI KOTA BANDUNG SEBAGAI
TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1Mahasiswa

๐–๐ข๐ง๐๐ฒ ๐‰๐ฎ๐ฅ๐ข๐š๐ง๐ญ๐ข ๐€๐ฅ ๐ˆ๐ก๐ฌ๐š๐ง๐Ÿ ,

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan,
Windblowing97@gmail.com

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota โ€“ Universitas Pasundan
Bandung
Jl. Dr. Setiabudi No. 193, Kota Bandung

1. Pendahuluan
Latar Belakang
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat,
sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara
Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan
wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan
terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek.

Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada
sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan
kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia).[11] Pada tahun 1941 tercatat
sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini[15] kemudian setelah peristiwa yang
dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah di mana
pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa
Transportasi umum atau public transportation merupakan sebuah fasilitas
layanan yang melayani jasa mobilisasi masyarakat perkotaan untuk mendukung

berbagai macam aktifitas yang dijalani. Transportasi umum yang baik, lancar, bersih,
nyaman dan aman mencerminkan keadaan kota yang baik dan sehat. Sebaliknya
transportasi umum yang tidak layak mencerminkan keadaan kota yang tidak layak
untuk dihuni.
Sarana transportasi umum di Kota Bandung oleh operasi angkutan kota
(angkot) dengan tercatat sebanyak 5.521 unit angkot yang beroperasi dalam 39 trayek.
Meskipun pada kenyataanya jumlah yang sebenarnya beroperasi di lapangan dapat
mencapai lebih dari 7.000 unit angkot. Pada tahun 2010 berdasarkan data dari Dinas
Perhubungan Kota Bandung tercatat ada sekitar 39 trayek angkutan kota yang
beroperasi. Angkot pada dasarnya tidak dapat dikategorikan sebagai transportasi umum
secara utuh. Karakteristik angkot yang tidak memiliki tempat pemberhentian khusus

dan tidak memiliki jam keberangkatan atau kedatangan secara pasti menjadi alasan
utama mengapa angkot dapat dikategorikan kedalam jenis transportasi paratransit.
Kota Bandung sendiri, sebagian besar warga Bandung menggunakan angkutan
umum untuk memenuhi kebutuhan akan melakukan berbagai aktivitas. Selama ini
angkutan umum di kota Bandung berupa taksi, angkutan kota, atau bus kota Damri.
Jenis angkutan umum angkot, dan bus kota Damri yang paling popular dan digunakan
oleh warga Bandung karena tarifnya terjangkau. Namun, kondisi angkutan umum di
Bandung belum cukup baik. Dapat dilihat dari tingkat kualitas pelayanan yang rendah
seperti jadwal datang tidak pasti, kecepatan rendah, kedatangan tidak teratur, peraturan
tidak tegas, daya angkut terbatas, tingkat kecelakaan yang relatif tinggi, dan
pengelolaan yang buruk.
2. Dasar โ€“ dasar Teori
2.1 Transportasi
Secara Harfiah Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta
bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan
pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai

transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu :Transportasi darat, laut, dan
udara.Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang
untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi
udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi
lainnya.
Menurut Hasim Purba di dalam bukunya โ€Hukum Pengangkutan Di Lautโ€,
pengangkutan adalah โ€kegiatan pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat
ke tempat lain baik melalui angkutan darat, angkutan perairan maupun angkutan udara
dengan menggunakan alat angkutan. Jadi pengangkutan itu berupa suatu wujud
kegiatan dengan maksud memindahkan barang-barang atau penumpang (orang) dari
tempat asal ke suatu tempat tujuan tertentuโ€.
Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan,
mengerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat
lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna
untuk tujuan-tujuan tertentu.
2.2 Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan
membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi. kondisi tersebut juga diperlukan
untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Selanjutnya
percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat memerlukan kebijakan ekonomi atau

peranan pemerintah dalam mengatur perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas
perekonomian.

Menurut Walter A. Friedlander (1961) kesejahteraan masyarakat adalah sistem
yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang
bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan
kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan
mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan
kesejahteraannya secara selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat.
2.3 Kabutuhan Transportasi bagi masyarakat
Jasa Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat, oleh karenanya
kesinambungan ketersediaan pelayanan jasa transportasi dalam memenuhi kebutuhan
aktivitas produksi, konsumsi dan distribusi harus mendapat perhatian secara
berkelanjutan. Kesinambungan ketersediaan jasa transportasi di seluruh wilayah
merupakan hal yang mutlak karena fungsi strategis transportasi ikut menciptakan
stabilitas dan kelangsungan kegiatan masyarakat serta roda pemerintahan. perannya
sebagai konektor adalah mengembangkan tol laut dan tol udara. Melalui hal tersebut
dapat dilihat bahwa peran transportasi sebagai penghubung memiliki dampak yang
besar dan dapat langsung dirasakan masyarakat.
Kota yang baik dapat ditandai antara lain dengan melihat kondisi transportasinya.

Sektor transportasi harus mampu memberikan kemudahan bagi seluruh masyarakat
dalam segala kegiatannya di semua lokasi yang berbeda dan tersebar dengan
karakteristik fisik yang berbeda pula. Dengan kata lain, setiap wilayah kota harus dapat
dijangkau oleh system pelayanan angkutan umum yang ada, untuk itu kebutuhan
transportasi harus seimbang dengan penyediaan prasarana dan didukung oleh sistem
jaringan jalan dengan tingkat pelayanan yang memadai.

2.4 Jalur Tol Yang sering Digunakan oleh berbagai Transportasi
Gerbang Tol

Golongan

Jumlah

I

II

III


IV

V

1.

Padalarang

3.141.621

367.439

96.204

18.276

10.216

3.633.756


2.

Baros 1

1.463.267

366.986

87.216

9.624

3.684

1.926.777

3.

Baros 2


1.029.346

64.247

4.953

47

29

1.098.622

4.

Pasteur

8.749.862

248.632


36.947

16.304

1.187

9.052.932

5.

Pasir Koja

4.87.437

369.574

48.021

8.267


1.209

5.303.508

6.

Kopo

4.721.018

467.964

49.724

7.694

3.126

5.249.526


7.

Moh Toha

369.731

298.127

81.439

14.206

8.129

771.632

8.

Buah Batu

6 876 174

569.014

96.128

27.142

11.893

7.580.351

9.

Cileunyi

10.214.369

1.287.479

281.116

30.676

30.648

11.844.288

41.441.825

4.035.462

781.748

132.236

70.121

46.461.392

Jumlah

Sumber/Source : PT Jasa Marga Bandung

2.5 Kondisi Transportasi Kota Bandung

2.6 Uji Anova
A. Signifikansi : Pengujian pada SPSS dengan menggunakan uji Anova
dengan pada taraf signifikansi 0,05.
B. Dasar Pegambilan keputusan Pada uji anova : Jika nilai lebih besar
dari 0,005 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, Jika
nilai lebih kecil dari 0,005 maka data tersebut berdistribusi tidak
normal.
C. Aplikasi dalam SPSS
1. Buka SPSS.
2. Buka Tab Variable View, buat 3 variabel: Pribadi, Dinas, dan
umum.

3. Ubah Type Pekerjaan ke โ€œNumericโ€, Decimals โ€œ0โ€, beri label
โ€œPekerjaanโ€, ubah measure menjadi โ€œNominalโ€ dan isi value
dengan kategori: 1 = Pribadi, 2 = Dinas dan 3 = Umum.
4. Ubah Type Pribadi ke โ€œNumericโ€, Decimals โ€œ0โ€, beri labelโ€,
โ€œScaleโ€ pada Dinas dan umum .

5. Buka Data View dan isikan data sebanyak 3 responden sebagai
berikut:

6. Pada menu, pilih Analyze, Compare Means, One-Way ANOVA,
sampai muncul jendela One-Way ANOVA seperti di bawah ini:

7. Pilih variabel โ€œdinas dan umumโ€ lalu masukkan ke kotak
โ€œDependent List:โ€ Kemudian pilih variabel โ€œPribadiโ€ lalu masukkan

ke kotak โ€œFactor:โ€ Sehingga nampak seperti di bawah ini:

8. Klik tombol Options, akan muncul jendela ini: Centang
โ€œDescriptiveโ€ dan โ€œHomogenity of variance testโ€œ

9. Klik Continue
10. Masih dijendela One Way ANOVA, klik tombol Post Hoc,
sampai muncul jendela ini: Centang Bonferroni dan GamesHowell serta biarkan significance level = 0,05.

11. Maka akan muncul

Dasar Pengambilan Keputusan

Interpretasi Uji Anova
๏‚ท

Dari tabel Descriptives nampak bahwa responden yang memakai kendaraan
dinas rata-rata sebesar 14,00 dan umum sebesar 793,00. Selanjutnya untuk
melihat uji kita lihat di tabel ANOVA.

๏‚ท

Sebelum melanjutkan uji perlu diingat bahwa salah satu asumsi Anova adalah
variansnya sama. Dari tabel Test of Homegeneity of Variances terlihat bahwa
hasil uji menunjukan bahwa varian ketiga kelompok tersebut sama (P-value =
0,357), sehingga uji Anova valid untuk menguji hubungan ini.

๏‚ท

Selanjutnya untuk melihat apakah ada perbedaan pendapatan dari ketiga
kelompok pekerja tersebut. Kita lihat tabel ANOVA , dari tabel itu pada kolom
Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,037. Dengan demikian pada taraf nyata =
0,05 kita menolak Ho, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah ada
perbedaan yang bermakna rata-rata pendapatan berdasarkan ketiga kelompok
pekerjaan tersebut.

Interprestasi Uji ANOVA: Post Hoc
๏‚ท

Jika hasil uji menunjukan Ho gagal ditolak (tidak ada perbedaan), maka uji
lanjut (Post Hoc Test) tidak dilakukan. Sebaliknya jika hasil uji menunjukan
Ho ditolak (ada perbedaan), maka uji lanjut (Post Hoc Test) harus dilakukan.

๏‚ท

Karena hasil uji Anova menunjukan adanya perbedaan yang bermakna, maka
uji selanjutnya adalah melihat kelompok mana saja yang berbeda.

๏‚ท

Untuk menentukan uji lanjut mana yang digunakan, maka kembali kita lihat
tabel Test of Homogeneity of Variances, bila hasil tes menunjukan varian sama,
maka uji lanjut yang digunakan adalah uji Bonferroni. Namun bilai hasil tes
menunjukan varian tidak sama, maka uji lanjut yang digunakan adalah uji
Games-Howell.

๏‚ท

Dari Test of Homogeneity menghasilkan bahwa varian ketiga kelompok
tersebut sama, maka uji lanjut (Post Hoc Test) yang digunakan adalah Uji
Bonferroni.

๏‚ท

Dari tabel Post Hoc Test di atas memperlihatkan bahwa kelompok yang
menunjukan adanya perbedaan rata-rata pendapatan (ditandai dengan tanda
bintang โ€œ*โ€) adalah Kelompok โ€œTaniโ€ dan โ€œLainnyaโ€.

Daftar Pustaka
[1]. Aprilyani, Marnita, Silvianita, anita. (2015). Analisis Kepuasan atas
Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Bus Damri di Kota Bandung
(Studi pada Trayek Leuwipanjang โ€“ Dipatiukur Non AC), Vol.2,
No.2 Agustus 2015 | Page 1879- Bandung.
[2]. Wisaksono,
ANGKUTAN

Rayindra.

(2014).

KOTA

SEBAGAI

PENGEMBANGAN

DESAIN

TRANSPORTASI

UMUM

TERINTEGRASI DI KOTA BANDUNG, Jurnal Tingkat Sarjana
Senirupa dan Desain No.1 | 1 โ€“ Bandung

[3]. Purba, Hasim, Miro. (2005). Hukum Pengangkutan Di Laut,
Definisi Transportasi Menurut Para Ahli , Diambil Pada 28 Febuari
2018 dari http://elhavidz.blogspot.co.id/2015/03/definisi-hukumpengangkutan.html
[4]. Friedlander, Walter A. (1961). Teori Kesejahteraan Masyarakat,
Diambil

Pada

28

Febuari

2018

http://seorangfilsufmuda.blogspot.co.id/2014/12/teorikesejahteraan-masyarakat.html

dari