Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Technology Pendagogical Content Knowledge (TPACK) dalam Evaluasi Minat terhadap Penggunaan Teknologi Informasi dan Komputer: Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran

  

Implementasi Technology Pendagogical Content Knowledge

(TPACK) Dalam Evaluasi Minat Terhadap Penggunaan

Teknologi Informasi Dan Komputer

(Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran)

  

Artikel Ilmiah

  Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi

  Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Disusun Oleh

  Osvaldo Ardiles Vicente 702011021

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN

KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2017

  

Implementasi Technology Pendagogical Content Knowledge

(TPACK) Dalam Evaluasi Minat Terhadap Penggunaan

Teknologi Informasi Dan Komputer

(Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran)

  1) 2)

Osvaldo Ardiles Vicente, Adriyanto Juliastomo Gundo

  

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

  

Email:

  

Abstract

Implementation of technologies information and computers at the school is the

one steps to improving the quality of learning. Every student and teacher is obliged to

increase their knowledge about the development of technology and information. Teacher

interesting is a factor that needs to be evaluated. The implementation of Technology

Pendagogical Content Knowledge (TPACK) in evaluating the teacher's interesting in

technology could help the school to find out the extent to which action needs to be taken

in conducting investment technology devices and the development of information

technology in support of teaching and learning activities. The results showed that teacher

interesting at SMA Negeri 1 Tengaran is high enough in applying information technology

in teaching and learning. Positive impact of this evaluation is the entire technology

devices can be used to its full potential and the students can use technology to good use in

the process of teaching and learning.

  Keyword: Teacher Interesting, TPACK

Abstrak

  Implementasi teknologi informasi dan komputer di sekolah merupakan langkah

sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Setiap siswa dan guru wajib

meningkatkan pengetahuan mereka mengenai perkembangan teknologi dan

  informasi. Minat guru merupakan faktor yang perlu dievaluasi dalam melakukan penerapan TIK. Implementasi Technology Pendagogical Content Knowledge (TPACK) dalam mengevaluasi minat guru dalam berteknologi dapat membantu sekolah untuk mengetahui sejauh mana tindakan yang perlu diambil dalam melakukan investasi perangkat teknologi dan pengembangan teknologi informasi dalam mendukung kegiatan belajar mengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat guru SMA Negeri 1 Tengaran cukup tinggi dalam menerapkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Dampak positif dari evaluasi ini adalah seluruh perangkat teknologi dapat digunakan secara maksimal dan siswa dapat menggunakan teknologi dengan baik dalam proses belajar mengajar.

  Kata Kunci: Evaluasi Minat, TPACK

  1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer,

2) Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

  Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

1. Pendahuluan

  Rencana kebijakan implementasi teknologi informasi di lingkungan pendidikan sekolah masih perlu di kembangkan dengan mengacu pada reformasi di bidang pendidikan dimana setiap visi dan kebijakan dibidang pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak. Titik awal pengembangan sebuah rencana (teknologi) baru adalah visi sekolah tentang pengajaran dan pembelajaran. Selanjutnya sekolah tersebut dapat membangun rencana kebijakan TIK sesuai dengan filosofi pendidikan yang berlaku di lingkungan sekolah masing-masing [1]. Implementasi teknologi dan informasi dilingkungan sekolah masih menghadapi beberapa kendala yang perlu dievaluasi lebih lanjut sehingga implementasi teknologi informasi dapat berjalan secara maksimal. Selain masalah perangkat teknologi informasi yang belum memadai terdapat pula beberapa kendala lain seperti kurangnya minat pihak sekolah dalam memanfaatkan teknologi informasi.

  SMA Negeri 1 Tengaran merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang menjadi sekolah percontohan dalam kegiatan implementasi kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014 dimana didalamnya terdapat penerapan teknologi informasi dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Implementasi teknologi informasi di sekolah hendaknya didukung oleh sumber daya manusia yang memadai dalam hal ini guru harus mampu menggunakan semua teknologi informasi dan komputer yang tersedia di sekolah. Apabila sumber daya manusia mempunyai kapasitas yang tinggi dalam berteknologi maka teknologi yang digunakan di lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan teknologi secara maksimal dapat menjadi suatu tujuan dari sekolah dalam hal melakukan investasi atas perkembangan teknologi informasi dan komputer. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yang terjadi di SMA Negeri 1 Tengaran yang menyebabkan kurangnya minat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komputer di lingkungan sekolah. Permasalahan yang ada dilingkungan sekolah adalah kurangnya sarana dan prasarana pendukung pembelajaran berbasis TIK yang dapat meningkatkan minat guru dalam menggunakan teknologi informasi. Selain itu perlu adanya evaluasi minat guru dalam berteknologi sehingga investasi sekolah dalam pengadaan perangkat teknologi informasi dapat digunakan secara maksimal sesuai dengan fungsi masing-masing perangkat.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul "Implementasi Technology Pendagogical Content Knowledge (TPACK) Dalam Evaluasi MinatTerhadap Penggunaan Teknologi Informasi Dan Komputer (Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran)". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui seberapa besar dampak dari pemakaian teknologi informasi dan komputer serta mencari kekurangan dan kelebihan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komputer di SMA Negeri 1 Tengaran. Batasan masalah pada penelitian ini adalah evaluasi minat guru dilakukan dengan menggunakan metode TPACK serta pengambilan contoh data penelitian hanya dilakukan untuk beberapa guru mata pelajaran yang dinilai dapat mewakili guru mata pelajaran lainnya.

2. Tinjauan Pustaka

  Terdapat beberapa penelitian tentang model TPACK yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu seperti penelitian yang berjudul "Analisis Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Menggunakan Kerangka TPACK (Study Kasus SMA Negeri 1 Tengaran)". Penelitian ini membahas tentang evaluasi kemampuan guru dalam menerapkan teknologi informasi dan komputer dalam proses pembelajaran menggunakan TPACK di SMA Negeri 1 Tengaran. Dalam pemanfaatan TIK dibutuhkan kemampuan guru untuk dapat memanfaatkan TIK dengan baik dan benar. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 53% guru dapat menerapkan Pembelajaran Berbasis TIK dengan baik sedangkan 47% guru memiliki kemampuan penerapan yang sangat baik. Melihat presentase dengan kriteria baik menggambarkan bahwa kemampuan guru pada pengetahuan guru tentang berbagai pelaksanaan, strategi dan metode sudah dapat dikatakan baik [3].

  Media pembelajaran berbasis teknologi informasi memberikan beberapa manfaat dalam proses pembelajaran, seperti proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat berkurang, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan [4].

  Berdasarkan penelitian dan jurnal yang berkaitan, penelitian ini akan menganalisa Penerapan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Oleh Guru Dalam Dalam penelitian ini TIK memiliki fungsi sebagai alat bantu atau Pembelajaran. dapat dikatakan sebagai media dalam pembelajaran di kelas.

  Information and Communication Technology (ICT) atau lebih dikenal

  dengan istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu alat untuk mengelola data yang mempermudah dan mempercepat dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi. Dalam kegiatan pembelajaran, TIK merupakan suatu media yang digunakan untuk mendukung penyampaian materi. Pembelajaran Berbasis TIK merupakan pembelajaran yang berbasis pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media untuk menciptakan interaksi dan membangun motivasi siswa dalam belajar. Ada beberapa perangkat TIK yang dapat dimanfaatkan dalam kepentingan pendidikan seperti internet, LCD Proyektor, Printer, Radio, Telepon, Televisi,dan PC [5].

  Dalam pemanfaatan TIK terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Menurut Istiningsih faktor-faktor tersebut meliputi (1) Faktor infrastruktur yang berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran dengan pemanfaatan TIK (2) Faktor sumber daya manusia yang menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi (3) Faktor kebijakan sekolah atau peraturan sekolah dalam pemanfaatan TIK [6]. Dibutuhkan guru yang memilik kemampuan yang baik dalam penerapannya sehingga dapat memanfaatkan TIK secara maksimal dalam proses pembelajaran.

  Technology Pendagogical Content Knowledge (TPACK) adalah sebuah

  kerangka konseptual yang memperlihatkan hubungan antara tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru, yaitu pengetahuan teknologi, pendagogi, dan konten. Diperkenalkan pertama kali oleh Mishra dan Koehler pada tahun 2006. Mereka mendiskusikan TPACK sebagai kerangka kerja guru atau pendesain dalam pengintegrasian TIK dalam pembelajaran. Menurut Mishra dan Koehler terdapat tiga komponen penting yang harus dimiliki sebagai pendidik yakni penguasaan materi bidang studi sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya yang tercantum dalam kurikulum, pedagogi dan teknologi. Mereka menggambarkan satu kesatuan yang saling berkaitan. Hal ini sejalan dengan pembelajaran abad 21 dimana penguasaan TIK menjadi sebuah tuntutan terutama bagi guru [7].

  Konsep dasar TPACK Harris, lebih menekankan hubungan antara materi pelajaran, teknologi dan pendagogi. Interaksi antara tiga komponen tersebut memiliki kekuatan dan daya tarik untuk menumbuhkan pembelajaran aktif yang terfokus pada peserta didik. Hal ini dapat juga dimaknai sebagai bentuk pergeseran pembelajaran yang semula terpusat pada guru bergeser kepada peserta didik. Kerangka kerja yang dibutuhkan oleh guru adalah pemahaman efektifitas integrasi pembelajaran. TPACK menekankan hubungan antara teknologi, isi kurikulum dan pendekatan pendagogi yang berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan pembelajaran berbasis TIK.

  Gambar 1.Teknologi Pendagogical Content Knowledge (TPACK)

  Dalam skema TPACK terdapat hubungan antar komponen penyusun, saling beririsan antara materi belajar (C), pedagogi (P), dan teknologi (T) yang berpengaruh dalam konteks pembelajaran. Gambar 1 memberi ilustrasi terhadap hubungan ketiga komponen tersebut. Komponen-komponen yakni C, P dan K yang selanjutnya C menjadi (CK), P menjadi (PK) dan T menjadi (TK) serta hubungan antar komponen.

  Secara keseluruhan penilaian pada aspek TPACK pada penelitian sebelumnnya presentase terbanyak masuk dalam kriteria baik dengan presentase 78,9%. Sedangkan kriteria sangat baik dan kurang menjadi kategori paling rendah dengan prtesentase sebesar 5,3%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria cukup dengan presentase 10,5%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria baik menggambarkan bahwa kemampuan guru memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran hal ini menunjukkan bahwa guru telah mampu mengaplikasikan teknologi yang dimiliki dengan baik [3].

  Technology Pedagogy Content Knowledge (TPACK) merangkum suatu

  rangkaian dalam pembelajaran dimana kemampuan penguasaan teknologi secara terintegrasi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dari komponen-komponen penyusunnya (C), (P) dan (K). TPACK mensyaratkan terjadinya multi interaksi dan kombinasi antar komponen yakni materi pelajaran, pedagogi dan teknologi yang unik dan sinergis berbasis TIK.TPACK memiliki keunggulan dibandingkan konsep sebelumnya yakni PCK. Diantaranya dalam menyusun desain instruksional, menyusun instruksi pembelajaran, model dan strategi pembelajaran, sistem penilaian serta dalam mendesain kurikulum. Faktor penentunya TPACK semua komponen tersebut terintegrasi dengan TIK. Dengan demikian TPACK memberi sumbangan yang amat besar terhadap perubahan dan paradigma pembelajaran.Menurut Mishra dan Koehler, konsep integrasi adalah merupakan keterlibatan berbagai domain atau komponen materi dan pedagogi yang dapat mendukung guru dalam pembelajaran berbasis teknologi. Anggapan bahwa struktur pengetahuan sangat terkait dengan deklararif siswa tahu apa yang dipelajari, prosedur bagaimana mengetahuinya skematik siswa mengaitkan antara deklaratif dan prosedur yakni apa yang dipelajari dan bagaimana mempelajarinya dan strategi pengetahuan tentang kapan, dimana dan bagaimana domain secara khusus terkait dengan tujuan pembelajaran [8].

  Ada tiga indikator dalam penelitian yang digunakan untuk membantu tujuan penelitian dan akan digunakan dalam kuesioner yang disebarkan kepada responden dalam bentuk pertanyaan antara lain adalah (1) Prinsip Preparatif, menggunakan ICT untuk membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk fungsi sosial dan kejuruan masa depan mereka. (2) Prinsip Pedagogi, menggunakan ICT untuk meningkatkan belajar siswa, pemahaman dan daya ingat. (3) Prinsip Motivasi, menggunakan ICT untuk memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran [9]. Dalam jurnal yang ditulis oleh Smits, P sebenarnya ada enam indikator namun dalam penelitian ini hanya tiga yang dipilih kerana indikator di atas yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini.

3. Metode Penelitian

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

  

survey yakni dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dalam bentuk

  daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis. Indikator kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah[9]: (1) Prinsip Preparatif, menggunakan ICT untuk membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk fungsi sosial dan kejuruan masa depan mereka. (2) Prinsip Pedagogi, menggunakan ICT untuk meningkatkan belajar siswa, pemahaman dan daya ingat. (3) Prinsip Motivasi, menggunakan ICT untuk memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran.Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner terbuka yang akan diisi oleh para guru.

  Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis di lapangan Model Miles and Huberman antara lain [10] : (1) Reduksi data. (2) Penyajian data. (3) Penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam menilai kemampuan guru dalam menerapkan TI pada proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Tengaran memiliki nilai yang bervariasi. Variasi nilai ini meliputi interval kriteria yang sudah ditetapkan beradasarkan perilaku objek penelitian yang dipisahkan dalam tiga kategori yakni perilaku positif, negatif, dan netral. Instrumen pengumpulan data adalah dengan metode survey seperti yang terlihat pada Tabel 1.

  

Tabel 1 Kriteria Interval [9]

Nilai Kuisioner Kriteria Interval

  

4 Sangat Baik Positif 4,0 > M > 3,1

  

3 Baik Positif 3,0 > M > 2,1

  

2 Cukup Netral 2,0 > M > 1,1

  

1 Kurang Negatif 1,0> M >0,0

  Tabel 1 merupakan kriteria interval yang digunakan penelitian. Hal ini terjadi pada semua indikator penilaian kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi pada pembelajaran antara lain Prinsip Preparatif, Prinsip Pedagogi, dan Prinsip Motivasi.

  Tahapan penelitian yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini,terbagi ke dalam 5 (lima) tahapan, yaitu: (1) tahap identifikasi masalah, (2) tahap identifikasi sarana dan prasarana, (3) tahap pengumpulan data, (4) tahap analisa data, dan (5) tahap penyelesaian seperti ditunjukkan dalam bentuk diagram pada Gambar 2.

  

Gambar 2 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian dapat Gambar 2 dijelaskan sebagai berikut, Langkah pertama dalam tahapan penelitian adalah identifikasi masalah. Pada Tahapidentifikasi masalah dilakukan observasi mengenai penggunaan aplikasi berbasis teknologi informasi serta kendala umum pemanfaatan di SMA Negeri 1 Tengaran. Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan pihak sekolah (guru) terkait pengetahuan umum mengenai perkembangan teknologi informasi dan komputer yang pernah bahkan belum pernah digunakan baik secara pribadi maupun secara organisasi di sekolah.Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Tengaran, ini dikarenakan SMA Negeri 1 Tengaran merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang menjadi sekolah percontohan dalam kegiatan implementasi kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014.

  Langkah kedua pada tahap penelitian adalah tahap identifikasi sarana dan prasarana. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian meliputi jaringan komputer, software, maupun hardware yang ada pada SMA Negeri 1 Tengaran.

  Langkah ketiga pada tahap penelitian adalah tahap pengumpulan data dengan menggunakan metode survey. Tahap ini terdiri dari: Eksperimen, yang merupakan Objek penelitian yaitu guru. Wawancara, peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada guru terkait pemanfaatan teknologi informasi dan komputer dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kuesioner,Peneliti memberikan kuesioner kepada guru guna mengevaluasi minat guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komputer di sekolah. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 20 guru dan jumlah sampel yang digunakan adalah 10 guru untuk 6 mata pelajaran. Pada tahap ini peneliti juga membuat kuisioner yang seluruh pertanyaan telah mengacu pada TPACK.

  Langkah keempat pada tahapan penelitian adalah tahap analisa data. Pada tahap ini seluruh kuisioner yang telah diisi akan dihitung dan diolah untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh SMA Negeri 1 Tengaran. Langkah yang terakhir adalah tahap penyelesaian. Tahap penyelesaian merupakan hal yang dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian ini dapat tercapai dengan baik atau tidak.Mengetahui seberapa besar minat guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komputer yang mendukung kegiatan proses pembelajaran di lingkungan SMA Negeri 1 Tengaran.

4. Hasil dan pembahasan

  Penelitian diawali dengan pembentukan kuisioner yang digunakan untuk proses pengambilan data di SMA Negeri 1 Tengaran. Hasil pengumpulan data kuisoner dapat dilihat pada Tabel 2.

  Tabel 2.Hasil kuisioner guru dalam penerapan PBTIK

  Mata pelajaran Preparatif Pedagogikal Motivasi Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria

  Penjaskor 1

  2 Netral

  2 Netral

  2 Netral

  Penjaskores 2

  1 Negatif

  1 Negatif

  2 Netral

  Penjaskores 3

  1 Negatif

  3 Positif

  2 Netral Bahasa Indonesia 1

  3 Positif

  3 Positif

  3 Positif

  Bahasa Indonesia 2

  3 Positif

  2 Netral

  3 Positif

  Biologi 1

  3 Positif

  3 Positif

  1 Negatif

  Biologi 2

  3 Positif

  3 Positif

  3 Positif

  Agama Islam

  2 Netral

  2 Netral

  2 Netral

  Agama Katolik

  3 Positif

  3 Positif

  3 Positif

  Agama Kristen

  3 Positif

  2 Netral

  1 Negatif

  Rata – Rata 2,4 Positif 2,4 Positif 2,0 Netral

  Tabel 2 merupakan hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 1 Tengaran. Jumlah responden yang digunakan adalah 10 orang yang mewakili 6 mata pelajaran di SMA Negeri 1 Tengaran. Pada tabel 2 terlihat kemampuan rata-rata pemakaian teknologi informasi pada masing-masing variabel penelitian yang digunakan yakni variabel prinsip preparatif dengan tingkat pemanfaatan teknologi baik, variabel pedagogikal dengan tingkat pemanfaatan teknologi baik, dan variabel motivasi dengan tingkat pemanfaatan teknologi baik.

  Hasil penilaian kuisioner pada Tabel 2 merupakan proses perhitungan nilai rata-rata untuk setiap pertanyaan pada masing-masing variabel. Setiap jawaban dari pertanyaan akan dikonversi ke angka. Setiap variabel terdiri dari beberapa pertanyaan. Nilai dari setiap pertanyaan akan dijumlahkan dan kemudian dicari rata-rata untuk variabel yang bersangkutan. Nilai rata-rata tersebut kemudian akan dicocokan dengan Tabel 1 untuk menentukan nilai akhir pada masing-masing responden per variabel.

  

Tabel 3 Tanggapan Guru Terhadap Prinsip Preparatif

  Mata pelajaran Total Rata-Rata Kategori Penjaskor

  4

  1.3 Netral

  Bahasa Indonesia

  6

  3 Positif

  Biologi

  6

  3 Positif

  Agama Islam

  2

  2 Netral

  Agama Katolik

  3

  3 Positif

  Agama Kristen

  3

  2 Positif Tabel 3 merupakan tanggapan guru terhadap prinsip preparatif. Hasil penilaian menunjukkan bahwa guru bahasa indonesia, biologi, agama katolik dan agama kristen mempunya tanggapan yang positif dalam implementasi teknologi informasi di lingkungan sekolah sedangkan guru penjaskor dan agama islam menunjukkan cukup berminat dalam mengimplementasikan teknologi informasi di lingkungan sekolah.

  

Tabel 4 Tanggapan Guru Terhadap Prinsip Pedagogikal

  Mata pelajaran Total Rata-Rata Kategori Penjaskor

  6

  2 Positif

  Bahasa Indonesia

  5

  2.5 Positif Biologi

  6

  3 Positif

  Agama Islam

  2

  2 Netral

  Agama Katolik

  3

  3 Positif

  Agama Kristen

  2

  2 Netral Tabel 4 merupakan tanggapan guru terhadap prinsip pedagogikal. Hasil penilaian menunjukkan bahwa guru penjaskor, bahasa indonesia, biologi, dan agama katolik mempunya tanggapan yang positif dalam implementasi teknologi informasi di lingkungan sekolah sedangkan guru agama islam dan agama kristen menunjukkan cukup berminat dalam mengimplementasikan teknologi informasi di lingkungan sekolah.

  

Tabel 5 Tanggapan Guru Terhadap Prinsip Motivasi

  Mata pelajaran Total Rata-Rata Kategori Penjaskor

  6

  2 Netral

  Bahasa Indonesia

  6

  3 Positif

  Biologi

  4

  2 Netral

  Agama Islam

  2

  2 Netral

  Agama Katolik

  3

  3 Positif

  Agama Kristen

  1

  2 Netral Tabel 5 merupakan tanggapan guru terhadap prinsip motivasi. Hasil penilaian menunjukkan bahwa guru bahasa indonesia, dan agama katolik mempunya minat yang baik dalam implementasi teknologi informasi di lingkungan sekolah sedangkan guru penjaskor, biologi, agama islam dan agama kristen menunjukkan sifat cukup berminat dalam mengimplementasikan teknologi informasi di lingkungan sekolah.

  Grafik rata-rata minat guru SMA Negeri 1 Tengaran dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah dapat dilihat pada Gambar 3.

  

Gambar 3 Grafik Rata-Rata Minat Guru

  Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMA Negeri 1 Tengaran untuk variabel preparatif maka didapatkan hasil sebanyak 20% guru mengaku kurang dalam menggunakan teknologi informasi dalam proses pembelajaran di sekolah yang disebabkan karena 20% guru yang menjawab kurang adalah guru dengan usia lanjut yang menurut mereka pengetahuannya akan perkembangan teknologi informasi serta penggunaannya yang tidak memadai sehingga mengakibatkan mereka tidak dapat menggunakan teknologi informasi dan komputer dalam proses pembelajaran di sekolah.

  Sebanyak 20% guru yang menjawab cukup menggunakan teknologi informasi dan komputer dikarenakan menurut mereka jumlah perangkat yang tidak memadai di sekolah menyebabkan mereka jarang menggunakan teknologi informasi dan komputer. Perangkat aplikasi yang dipakai oleh mereka adalah aplikasi WhatsApp (WA) yang ada pada setiap handphone para guru. Mahalnya biaya operasional menggunakan aplikasi WA mengakibatkan para guru jarang menggunakan aplikasi WA dalam proses pembelajaran. Aplikasi ini hanya di gunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi atau pengumuman kepada para siswa di sekolah terkait mata pelajaran yang diampu. Selain itu para guru juga hanya memakai media internet dan komputer untuk mencari materi pelajaran yang akan disampaikan ke siswa. Proses pencarian materi melalui internet juga mengalami kendala karena para keterbatasan jumlah komputer dan jaringan internet di SMA Negeri 1 Tengaran. Selain itu, jumlah LCD Proyektor yang terbatas juga mengakibatkan para guru menjadi jarang menggunakan teknologi informasi dan komputer dalam mendukung proses pembelajaran di sekolah. Menurut para guru bahwa pemakaian LCD Proyektor yang bergantian tidak efisien dan efektif.

  Sebanyak 60% guru menjawab sering (baik) menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komputer dalam mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Mereka menggunakan berbagai macam teknologi seperti Handphone, LCD Proyektor, Jaringan Internet, Laptop, Aplikasi WA, serta aplikasi youtube sebagai media untuk proses pembelajaran di sekolah. 60% guru yang memanfaatkan teknologi informasi dan komputer ini mempunyai alasan bahwa media materi yang selama ini mereka gunakan berupa buku acuan pelajaran tidak memenuhi kebutuhan mereka secara keseluruhan sehingga perlu adanya materi tambahan yang harus mereka lengkapi melalui media internet maupun teknologi lainnya. Para guru mengetahui resiko dari penggunaan teknologi informasi dan komputer yang harus ditanggungnya sebagai contoh ketersediaan jaringan internet yang memadai di sekolah mengharuskan mereka untuk mengeluarkan biaya tambahan berupa pembelian paket data internet yang mana dapat digunakan oleh mereka untuk mencari informasi tekait materi yang akan diberikan kepada siswa. Selain itu para guru yang sering menggunakan teknologi informasi dan komputer harus mempunyai handphone yang mendukung tugas mereka dalam mencari informasi terkait materi yang akan diberikan sehingga mereka harus menyediakan biaya yang akan digunakan untuk pembelian

  

handphone baru. Selain resiko yang mereka hadapi terdapat beberapa keuntungan

  dari proses pemanfaatan teknologi informasi dan komputer dengan baik dan benar. Menurut hasil wawancara dengan kelompok 60% guru didapatkan kesimpulan bahwa proses komunikasi dan penyampaian materi serta informasi dari guru dapat tersampaikan dengan baik dan tepat waktu sehingga mereka tidak perlu bertatap muka secara langsung dengan siswa dalam hal penyampaian informasi dan materi.

  Hasil penelitian ini juga didukung oleh wawancara singkat dengan hasil bahwa para guru SMA N 1 Tengaran sering mencari materi lain untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas karena seringkali bahan ajar yang didapatkan dari buku dirasa masih kurang dan ada pula yang menggunakan media sosial untuk menggumpulkan tugas kelas, namun ada beberapa guru yang masih kesulitan bagaimana cara untuk menerapkan TIK dalam mata pelajaran yang diampunya seperti contoh mata pelajaran penjaskores.

  Hasil wawancaravariabel motivasi guru SMA Negeri 1 Tengaran menunjukkan presentase terbanyak masuk dalam kriteria cukup dengan presentase sebanyak 50%. Sedangkan kategori baik berada diperingkat kedua dengan jumlah presentase sebanyak 40%. Dan kategori kurang berada di posisi terakhir dengan presentase 10%. Dilihat dari presentase kriteria yang ada dan juga wawancara lebih mendalam menunjukkan bahwa penerapan prinsip motivasi menggunakan TIK yang dilakukan oleh guru terbilang cukup baik walaupun sebagian besar hanya sebatas menggunakan video untuk memberikan motivasi kepada peserta didik.

  Berdasarkan tanggapan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa guru di SMA Negeri 1 Tengaran mengetahui seberapa penting pemnafaatan teknologi informasi dan komputer yang baik dan benar. Faktor usia merupakan kendala utama dari kurangnya minat atas kesadaran memanfaatkan teknologi informasi dan komputer dengan baik dan benar. Menurut guru yang lanjut usia dijelaskan bahwa bagi mereka pemakaian teknologi informasi dan komputer tidaklah menjadi suatu hal yang wajib mereka lakukan dalam proses pembelajaran sehingga mereka hanya menggunakan buku pelajaran (paper based) dalam proses pembelajaran serta materi yang hanya tersedia pada buku pelajaran tersebut yang hanya disampaikan kepada siswa. Kendala yang kedua adalah kurangnya sarana dan prasarana yangmenyebabkan kurangnya minat guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komputer dalam mendukung proses pembelajaran di sekolah. Masalah sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan teknologi informasi dan komputer di SMA Negeri 1 Tengaran harus menjadi fokus perhatian bagi pihak sekolah. Berdasarkan hasil kuisioner sebagian besar guru menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang tidak memadai menyebabkan kurangnya minat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komputer yang baik dan benar. Kemampuan guru dalam berteknologi harus didukung dengan perangkat teknologi yang memadai sehingga dapat meningkatkan motivasi guru dalam berteknologi.

  Selain kekurangan yang telah dijelaskan maka terdapat pula beberapa dampak positif yang telah dilakukan oleh guru SMA Negeri 1 Tengaran dalam hal pemanfaatan teknologi yang baik dan benar. Sebagian besar guru menggunakan internet dan komputer sebagai saran untuk pembuatan materi pelajaran serta perubahan materi yang selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi. Bukan hanya internet yang dipakai guru dalam membantu proses pembelajaran, aplikasi mobile seperti WA juga sudah banyak digunakan oleh guru dalam membantu proses pembelajaran di sekolah. Aplikasi ini sudah banyak digunakan oleh guru dan siswa di sekolah namun kendala jaringan internet yang tersedia menyebabkan fungsi dari pemanfaatan aplikasi ini belum dilakukan oleh semua guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang sering menggunakan teknologi informasi dan komputer di SMA Negeri 1 Tengaran menjelaskan bahwa mereka sangat terbantu dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komputer baik berdampak bagi siswa maupun bagi diri mereka sendiri dalam hal

  update informasi mengenai mata pelajaran yang mereka ampu.

  5. Diskusi

  Kesadaran guru SMA Negeri 1 Tengaran dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komputer dengan baik dan benar sudah menunjukan minat yang tinggi berdasarkan data yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pemakaian media teknologi yang tersedia di sekolah maupun tidak dalam membantu proses pembelajaran. Minat dan kesadaran berteknologi yang tinggi hendaknya didukung dengan sarana dan prasarana teknologi yang memadai sehingga para guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komputer secara maksimal.

  Berdasarkan komponen TPACK yakni TK (Technological Knowledge), CK (Content Knowledge), dan PK (Pendagogical Knowledge) maka dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi minat guru terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komputer sudah cukup tinggi. Komponen TK dalam hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengetahuan guru akan perkembangan teknologi informasi dan komputer sudah begitu memadai. Selain itu sebagian besar guru juga telah menjadi pengguna teknologi dan informasi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Komponen CK dalam hasil evaluasi minat guru menunjukkan sebagian besar materi pembelajaran yang ada pada kurikulum telah memuat informasi tentang perkembangan teknologi informasi yang terjadi. Sebagai contoh materi pembelajaran TIK di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Tengaran telah mencakup pembelajaran tentang perangkat lunak dan perangkat keras. Komponen PK pada evaluasi minat guru dalam memanfaatkan teknologi informasi menunjukkan bahwa adanya penggunaan komputer dan internet dalam penyusunan materi pembelajaran, pembuatan tugas diluar jam sekolah, serta adanya penggunaan teknologi informasi dalam penilaian siswa dan penyusunan rencana pembelajaran di sekolah.

  Perlu adanya evaluasi pihak sekolah dalam meningkatkan kesadaran berteknologi dari para guru yang dinilai kurang berminat dalam pemanfaatan teknologi. Peningkatan kesadaran berteknologi dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat membantu meningkatkan kesadaran dalam pemanfaatan perkembangan teknologi dan informasi di SMA Negeri 1 Tengaran.

  6. Daftar Pustaka

  [1] Fullan, M. 2007. The New Meaning of Educational Change (4th ed.). New York, NY: Teachers College Press. [2] Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan.

  Jakarta: Depdiknas.

  [3] Puji, W. (2016). Analisis Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Menggunakan Kerangka Tpack (Study Kasus SMA Negeri 1 Tengaran).

  Universitas Kristen Satya Wacana. Diambil pada 05 september 2016 pada Repository.uksw.edu

  [4] Kwartolo, Y. (2010). Teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur, 9(14), 15-43. [5] Rusman, D. K., & Riyana, C. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi

  Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada [6] Istiningsih. (2012). Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran. Yogyakarta : Skripta Media Creative.

  [7] Mishra, P. & Koehler, M.J. (2006). Technological Pedagogical Content

  Knowledge: Aframework for Teacher Knowledge . Teachers College Record, 108,(6),1017-1054

  [8] Muslim. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif Berbasis

  Kerangka Kerja TPCK Bagi Guru Kejuruan di SMK . Diambil tanggal 22

  Oktober 2015, dari [9] Smits, P., 2013. Rationales for Modern ICT Implementation into Schools: a case of tablet PCs . Bachelor's Thesis. [10] Milles., Huberman., 1984. Qualitative Data Analysis, London : Sage

  Publication

Dokumen yang terkait

3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga Berdasar Teori Dienes pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD

0 0 14

4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga Berdasar Teori Dienes pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga Berdasar Teori Dienes pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD

0 0 119

1 PEMANFAATAN INTERNET OLEH SISWA DI SMP NEGERI 1 BULU TEMANGGUNG Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Internet oleh Siswa di SMP Negeri 1 Bulu Temanggung

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Buku Nirmana dalam Fotografi Flatlay Menggunakan Teori Nirmana

3 5 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan Keterampilan Bekerjasama Siswa dalam Pelajaran TIK

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer: Studi Kasus di SMK N 3 Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu Hamil di Kota Salatiga

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Film Dokumenter Sejarah Terpisahnya Pulau Nusalaut dan Pulau Ambalau di Maluku Menggunakan Teknik Rekonstruksi

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Goa Kreo Ungaran Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah

0 2 19