TRADISI JAMASAN TOMBAK KYAI UPAS PADA MA (1)

TRADISI JAMASAN TOMBAK KYAI UPAS PADA
MASYARAKAT TULUNGAGUNG

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengantar Sosiologi
Yang dibina oleh Bapak Nur Hadi

Oleh
Vivi Vinika Elita Putri
140751605818

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEPTEMBER 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Budaya,adalah sebuah istilah yang tidak lagi asing bagi kita masyarakat

Indonesia.Dimana

Indonesia

sendiri

merupakan

negara

yang

dikenal

multikultural,maka mustahil bila Indonesia dipisahkan dengan budaya.
Menurut Koentjaraningrat (2000) kebudayaan dari kata dasar budaya yang
berasal dari bahasa Sansekerta “buddhayah”,yaitu bentuk jamak dari buddhi yang
berarti “budi” atau “akal”.Maka Koentjaraningrat mendefinisikan budaya sebagai
“daya budi” yang berupa cipta,karsa,dan rasa.Sedangkan kebudayaan sendiri
merupakan hasil dari cipta,karya dan karsa.

Sebagai generasi penerus bangsa,kita wajib menghargai,melestarikan,serta
menghormati kebudayaan yang merupakan salah satu identitas atau jati diri dari
bangsa Indonesia yang terkenal sebagai negara multikultural.
Masyarakat memiliki budaya yang berbeda-beda,sehingga akan tampak ciri
khas yang berbeda pula dalam masyarakat.Seperti halnya di Tulugagung yang
memiliki beragam budaya,seperti Reog Kendang,Kemanten Kucing,Jamasan Kyai
Upas dan masih banyak lainnya.
Dalam makalah ini saya akan mengulas lebih jauh tentang budaya Jamasan
Tombak Kyai Upas

yang merupakan tradisi dan budaya khas kota

Tulungagung,Jawa Timur yang sampai saat ini masih dilaksanakan dan
dilestarikan oleh masyarakat setempat.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah yang
akan dibahas adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan Kyai Upas?
2. Bagaimanakah asal muasal dari Tombak Kyai Upas?


3. Apakah peranan dari tombak Kyai Upas?
4. Apa sajakah pelengkapan yang dibutuhan untuk prosesi jamasan
tombak Kyai Upas ?
5. Bagaimankah prosesi dari jamasan tombak Kyai Upas ?
6. Apakah dampak yang ditimbulkan dari prosesi jamasan Tombak
Kyai Upas ?
1.3.Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah dibahas diatas maka tujuan daripada
dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang apakah yang dimaksud kyai upas.
2. Mengetahui bagaimana asal muasal dari Tombak Kyai Upas
3. Mengetahui peranan dari Tombak Kyai Upas.
4. Mengetahui tentang peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk prosesi
jamasan tombak Kyai Upas
5. Mengetahui tentang prosesi dari jamasan tombak Kyai Upas
6. Mengetahui tentang dampak yang ditimbulkan dari prosesi jamasan
Tombak Kyai Upas

BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Pengertian Kyai Upas
Kyai Upas adalah nama sebuah pusaka berbentuk tombak yang mempunyai
landean sepanjang 5 meter.Pusaka bersejarah ini berasal dar Mataram dibawa oleh
Raden Mas Tumenggung Pinggodiningrat putra dari pangeran Notokoesomo di
daerah Pekalongan yang merupakan menantu Sultan Jogjakarta yang ke II
(Hamengku Buwono II yang menjabat pada tahun 1792-1828),ialah Raden
Tumenggung Pringgodiningrat diangkat menjadi Bupati Ngrowo(sekarang
Tulungagung).Disamping Kyai Upas ada kelengkapannya yang dalam bahasa
Jawa “panggiring” berupa 1 set gamelan pelok slendro yang bernama “Kyai
Jinggo Pengasih” beserta kelengkapan 1 kotak wayang purwo lengkap dengan
kelirnya.Pusaka dan pengiring ini tidak dapat dipindah dan sampai sekarang
masih tersimpan dibekas pensunan Bupati

Pringgokusumo yaitu didaerah

Kanjengan di desa Kepatihan Tulungagung.
Sejak dari R.M Tumenggung Pringgodiningrat pusaka tesebut dirawat baikbaik,turun temurun kepada Bupati Ngrowo V,lalu Bupati Ngrowo VI sampai
dengan R.M Tumenggung Pringgokoesomo (Bupati Ngrowo ke X).Setelah R.M.T
Pringggokoesomo pesiun dan wafat pada tahun 1899,pemeliharaan pusaka

diteruskan oleh Raden Ayu Jandanya,sedan hak temurun pada putra nya yang
bernama R.M Moenoto Notokoesoemo yang meruak Komisaris Polisi di
Surabaya.Dan sejak jaman Jepang diteruskan oleh R.A Hadikoesomo.Setelah R.A
Hadikoesoemo wafat tugas ini diambil alih ole R.M Notokoesoemo
2.2.Asal Muasal Kyai Upas
Pada akhir Pemerintahan Mojopahit banyak keluarga raja yang melarikan
diri ke Bali,Jawa Tengah,Jawa Barat dan membuang gelar mereka sebagai
bangsawan.
Wonobojo yang merupkan keluarga dari salah satu keluarga raja melarikan
diri ke daerah Jawa Tengah dan membabad hutan diskitar wilayah Mataram sekat

rawa pening Ambarawa.Wonobojo mempunyai anak bernama Mangir.Dan saat itu
Wonobojo bergelar Ki Wonoobo setelah membabad hutan dan dukuh tersebut
dinamai dukuh Mangir.
Suatu hari Ki Wonobojo mengadakan bersih desa.Banyak pemudi yang
membantu didapur.Diantara para pemudi tersebut ada seorang pemudi yang lupa
tidak membawa pisau dan meminjm kepada Ki Wonobojo.Ki Wonobojo bersedia
meminjami,tetapi karena pisau tersebut pisau pusaka,maka ada pantangannya
yaitu jangan sekali sekali diletakkan dipangkuaan.
Tetapi sang pemudi tersebut lupa.Pada saat ia beristirahat,pisau iitu

dipangkunya,dan seketika pisau itu musnah.Dan dengan musnahnya pusaka
tersebut si pemudi tersebut hamil.Ia menangis dan menceritakan hal tersebut pada
Ki Wonobojo.Ki Wonobojo sangat prihatin,dan pergi bertapa di puncak gunung
Merapi.
Saat tiba waktu melahiran,maka sang ibu yang hamil tersebut melahirkan
bayi,namun berupa Ular Naga dan diberi nama Baru Klinting.Baru Klinting
dibesarkan di daerah Rawa Pening.Saat ia telah dewasa ia meanyakan tentang
ayahnya dan oleh sang ibu dijawab baha ayahnya adalah Ki Wonobojo yang saat
itu tengah bertapa di puncak gunung Merapi.
Baru Klinting menyusul sang ayah dan menyusul ke gunung Merapi.Ki
Wonobojo pun mau mengakuinya sebagai anaknya asalkan si Baru Klinting dapat
melingkari puncak Merapi.
Baru Klinting pun menccoba melingkarinya,tetapi ketika kurang sedikit ia
menjulurkan lidahnya untuk menyambung kpala dan ekornya.Seketika Ki
Wonobojo memotong lidah Baru Klinting yang mana putus dan berubh menjadi
sebilah tombak.Baru Klinting melarikan diri ke selatan dan saat ia tahu bahwa ia
tengah dikejar Ki Wonobojo Baru Klinting menceburkan dii kelaut yang berubah
menjadi sebatang kayu.Kayu tersebut diambil oleh ki Wonobojo dan djadikan
sebagai landean dari tombaknya.Tombak tersebut dinamakn Kyai Upas.Dan saat
Ki Wonobojo meninggal dunia tombak tersebut dimiliki oleh putrsnys Mangir.

Setelah menggantikan kedudukan ayahnya dan bergelar Ki Adjar Mangir.Ia
menjadi seseorang yang kebal karena pusakanya.Desanya pun menjadi ramai dna
banyak pendatang yang bermukim disana.Ki adjar mangir pun akhirnya tak mau

tunduk ada Mataram dan igin berdiri sendiri.Dia melepaskan diri dari Ikatan
kekusaan raja.
Setelah megetahu tindakan Ki Adjar Mangir,lalu diadakan musyawarah
dengan keluarga kerton.Apabila dilakukan dengan kekrasan jelas tidak ungkin
karena ia memiliki senjata ampuh sebagai pusaka.
Dikirimkanlah rombongan telik sandi yang berpura-pura mbarang jantur
untuk mengetahui kelemahan Ki Adjar Mangir.Raja terpaaksa mengorbankan
putra putrinya sebagai waranggono dan masuk kedesa mangir.Jebakan tersebut
berhasil mengenai sasarannya.Ketika Ki Mangir mengetahui ada yang mbarang
jantur dan waranggono nya canik,maka ia terpikat.Dan akhirnya terjadilah
perkawinan antara Ki Mangir dan putri Raja.
Setelah lama bersuami istri,maka sang Putri menceritakan bahwa
sebenarnya ia berasal dari Maaram.Ia mengatakan meskipun raja Mataram adalah
musuhnya dan mengingat bahwaa Ki Mangir adalah menantunta,sebaiknya Ki
Mangir mau mrnghaturan sembah baktinya.Apabila Ki Mangir dianggap berdosa
dan bersalah,maka ang putri mau memhonkan maaf pada Sang Raja sebagai

ayahnya.
Dari desakan sang istir akhirnya Ki mangir mau menhadap sang
Raja.Pusaka Tombaknya juga dibawa.Tetapi karena tujuannya unuk mnghaturkan
sembah bakti,maka pusakanya tidak dibawa masuk kekeraton.Saat Ki Mangir
menghaturkan sungkem kepada Rada,maka kepalanya dipegng dan dibenurkan
pada temoat duduknya yag teruat dari batu pualam,sehingga Ki Adjar Mangir
meninggal saat itu juga.Batu yang digunakan untuk mmbenturkan tersebut saat ini
masih ada,ialah di Kota Gedhe dan disebut Watu Ganteng,yang sekarang
dijadikan objek touris.
Ki Adjar Mangir dimakamkan di Kota Gede dekat maka raja.Adapun
makamnya Mangir setengah badan ada didalam tembok seangkan sebagian ada
diluar dimana maksudnya adalah meskipun ia musuh tetapi ia juga anak menantu
Raja.
Sepeninggal Ki Adjar Mangir Mataram terserang pagebluk,menuut
kepercayaan yang menjadi penyebabnya adalah pusaka Kyai Upas.Adapu yang
kuat ketempatan ialah putra Raja yang menjadi Bupati Ngrowo (Tulungagung

sekarang).Hal ini sesuai dengan asal usulnya pusaka bahwa Baru Klining pernah
dibesarkan di daerah rawa-rawa.
2.3. Peranan Tombak Kyai Upas

Baik keluarga bupati maupun masyarakat percaya bahwa pusaka Kyai Upas
bermanfaat

menolak

banjir

dan

penjaga

ketentraman

bagi

daerah

Tulungagung.Pada tahun 1942 Kabupaten Tulungagung terimpa banjir yang luar
biasa sampai tercipta lgu Oh Nasib Tulungagung.Pada saat itu pusaka Kyai Upas
tidak berada di Tulungagung melainkan dibawa ke Surabaya untuk pengayoman

dengan tujuan bilamana tentaa Jepang sampai masuk ke Surabaya jangan sampai
timbu pertumpahan darah dan leka menjadi aman.
Maka timbulah pemikiran bahwa timbulnya banjir karena tidak adanya
pusaka tesebut di Tulungagung maka P.A Sosrodiningrat pergi ke Suabaya untuk
mengambinya.Pusaka tersebut ditaruh didalam mobil meningat penjangnya
landean maka terpaksa sampai memecahkan kaca mobil bagian muka sampai
belakang.Setelah pusaka kembali ke Tulungagung maka banjir berangsur-angsur
surut.
Semenjak itu pusaka Kyai Upas menjadi pusaka keluarga turun temurun
bagi para Bupati yang menjabat di Tulungagung.Setiap tahun Kyai Upas
dipermandikan Upas oleh para ahli waris pendiri kota Ngrowo yang disebut
dengan tradisi Jamasan Kyai.Upacara pencucian ini dilkukan tepat tanggal 10
muharam.Dan dilanjutkan pagelaran wayang kulit.
2.4. Perlengkapan yang dibutuhkan dalam Jamasan Kyai Upas
Selain siraman pada tiap tahun maka bertepatan dengan hari Jum’at untuk
acar siraman dibutuhkan sajen berupa
1. Panggang ayam tulak,ayam walik,ayam putih mulus,ayam hitam
mulus,ayam lurik sekul dan sebaganya sebanyak 7 macam
2. Bermacam macam polokependem(tanaman dipendam) antara lain
kaacang brul,ubi-ubian,kentang hitam ,kentang putih,ketela

rambat,ketela pohon dan lainsebagainya
3. Jenang sengkolo,bubur suran lengkap dengan lauk pauknya seperti
untuk selamatan suran

4. Pisang Raja Ayu
5. Air dari 7 sumber dan air laut untuk siraman pertama
6. Tebu dan janur(daun kelapa)
7. Segala macam ikan sungai (ikan tawar)
8. Segala macam jajanan pasar
9. Daging lembu 27 macam (27 potong)
2.5.Prosesi Jamasan Kyai Upas
Pada hari kamis sore menjelang Jamasan banyak ibu-ibu yang datang
membantu masak-masak dan menyiapkan sajn untuk dikendurian.Yang memasak
jenang dan bubur suran menurut tradisi harus dipilihkan seorang ibu yang sudah
lanjut usianya
Pada Jum’at pagi biasanya telah banyak yang datang pada acara
tersebut.Sekitar setengah sepuluh pagi,setelah pusaka tesebut dikeluarkan dari
kamar pusaka.Prosesi tersebut diiringi dengan Gending Monggang dan sering
kali dan bahkan hampir selalu dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati
Tulungagung,Ketua DPRD,Muspida,SKPD lingkup Pemkab Tulungagung,Camat
serta Masyarakat Tulungagung,dan Tokoh Masyarakat.

Gambae 1. Tombak Kyai Upas

Gambar 2. Ritual Jamasan Kyai Upas

Siraman pertama menggunakan air laut,dan yang mendapatkan tugas untuk
menyirami pusaka tersebut ialah Kyai Emban yang turun temurun itu.Ritual ini
diiringi dengan Gamelan Monggang sampai pusaka tersebut dikembalikan ke
kamar pusaka.Disamping itu diadakan pembacaan tahlil oleh para santri
sedikitnya 20 orang.
Sebagai penutup dalam upacara ini malam harinya didakan pagelaran
wayang kulit semalam suntuk.
2.6.Dampak Prosesi Jamasan Kyai Upas
Tradisi Jamasan Kyai Upas menimbulkan pro dan kontra pada kalangan
masyaakat Tulungagung sendiri.Disatu sisi prosesi ini merupakan pelestarian
tradisi dan budaya Tulungagung.Dimana sebagian warga memang benar-benar
ingin tahu tentang prosesi jamasan kyai upas,namun sebagian warga beranggapan
bahwa siraman pusaka atau jamasan kyai upas dimana siraman pusaka
menganung tuah tersendiri yaitu khasiat awet muda,mudah rejeki,penyembuh
penyakit dan berkah lainnya mitos ini lah yang berkembang dimasyarakat dan
berebut sisa air siraman yang dianggap berkah.
Dan hal ini lah yang menjadikan kontra dalam masyarakat dimana posesi
adat budaya ini dianggap sebagi suatu kesyirikan yang menyesatkan sejauh
jauhnya.Dan merupakan kemusrikan yang patut dihindari dan dicegah.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Kyai Upas adalah nama sebuah pusaka berbentuk tombak yang
mempunyai landean sepanjang 5 meter.
2. Kyai Upas berasal dari pisau pusaka Ki Wonobojo yang hilang
dipangkuan pemudi kemudian menjadikannya hamil dan lahir berupa naga
yang kemudian lidahnya dipotong dan menjadi sebuah tombak bernama
Kyai Upas.
3. Dipecaya sebagai penolak banjir dan penolak penyakit masyarakat di
Tulungagung
4. Panggang ayam tulak,ayam walik,ayam putih mulus,ayam hitam
mulus,ayam lurik sekul dan sebaganya sebanyak 7 macam,Bermacam
macam polokependem(tanaman dipendam) antara lain kaacang brul,ubiubian,kentang hitam ,kentang putih,ketela rambat,ketela pohon dan
lainsebagainya,Jenang sengkolo,bubur suran lengkap dengan lauk pauknya
seperti untuk selamatan suran dan lain sebagainya.
5. Siraman pertama menggunakan air laut,dan yang mendapatkan tugas
untuk menyirami pusaka tersebut ialah Kyai Emban yang turun temurun
itu.Ritual ini diiringi dengan Gamelan Monggang sampai pusaka tersebut
dikembalikan ke kamar pusaka
6. Tradisi Jamasan Kyai Upas menimbulkan pro dan kontra pada kalangan
masyaakat Tulungagung sendiri

3.2.Saran
Setelah dibuatnya makalah ini penulis berharap,di Indonesia tetap menjaga
dan melestarikan kebudayaan yang ada sehingga tetap nampak sebagai jadi diri
banga yang kaya akan beragam budaya.Dan agama tidak dapat dijajarkan dengan
budaya.

Daftar Rujukan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 2007. Tulungagung dalam Rangkaian Sejarah
Inonesia dan Babad. Tulungagung: Disbudpora
Koentjaraningrat 2000. Kebudayaan dan Antropologi (Online),
(http://www.anthropology.fisip.ui.ac.id/httpdocs/1997/54/bachtiar
%20alam), diakses 1 Oktober 2014

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124