Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.
ABSTRAK
Penelitian ini, bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tentang ekosistem. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII A SMP Taman Dewasa tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 20 orang siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Model Gabungan Sanford dan Kemmis. Model ini diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan. Data yang diperoleh berupa data hasil tes akhir (postest) setiap siklus dan hasil pengisian kuisioner motivasi oleh siswa.
Pada masa sebelum tindakan skor rata-rata motivasi awal siswa adalah 79,75%, dengan persentase jumlah siswa sebesar 45% termasuk dalam kategori “sangat tinggi”, sedangkan motivasi akhir sebesar 83,37%, dengan persentase jumlah siswa sebesar 75% termasuk dalam kategori “sangat tinggi”. Pada aspek kognitif berdasarkan hasil tes akhir siklus I persentase pencapaian KKM sebesar 65%, dengan skor rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 69,6, kemudian pada akhir siklus II meningkat menjadi 80%, dengan skor rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 76,3.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual pada materi ekosistem dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.
(2)
ABSTRACT
.
This research aimed to improve students' learning motivation and results about the ecosystems. The subject of this research was the 20 students of class VII A in the second semester in the year at 2012/2013. This research is a classroom action research by using was a combined Model of Sanford and Kemmis. This Model consisted at action planning, implementation of actions, observing and evaluating the results of actions, and reflections. This research was done in 2 cycles which there were 2 meetings in every cycle. The data in this research was from a posttest in every cycle, and the result of the questioner about the students’ motivation.
At the beginning before the action, the average motivation score is 79,75%, with the students percentage of 45% included in category “very high”, motivation final is 83,37%, with the students percentage of 75% included in category “very high”. In the cognitive aspects based on the final test result cycle 1, the achievement presentation KKM 65%, with an average score of cognitive learning results obtained by 69,6, then at the final cycle 2 increased to 80%, with an average score of cognitive learning results obtained by 76,3.
Thus, it can be concluded that the use of audiovisual media on the studying ecosystems increased motivation and learning outcomes students grade in the class VII A Junior High School Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.
(3)
i
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Antonius Aditya Kurniawan NIM : 091434015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
(5)
(6)
iv
HALAMAN PERSEMAHAN
Karyaku ini ku persembahkan kepada Bapak, Ibu dan
saudara-saudaraku tercinta.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
motto:
Jadilah orang yang berdampak positif bagi
orang-orang di sekitarmu
(7)
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Januari 2014
Penulis,
(8)
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Antonius Aditya Kurniawan
Nomor Mahasiswa : 091434015
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SMP TAMAN DEWASA IBU
PAWIYATAN YOGYAKARTA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 17 Januari 2014
Yang menyatakan,
(9)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran Audiovisual pada Materi Ekosistem Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta”.
Penyusunan skipsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di program studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama masa studi dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak R. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.
4. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan.
5. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
6. Ki Drs. Budi Angkoso Selaku Kepala SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.
7. Nyi Ir. Sri Yudi Astuti (guru mata pelajaran biologi), staf guru, karyawan, siswa-siswi kelas VII A, serta seluruh siswa SMP Taman
(10)
viii
Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.
8. Bapak dan ibu serta keluarga yang memberi dukungan doa serta pengorbanan selama penulis menempuh pendidikan.
9. Sahabat-sahabatku; Widi, Yulius, Leo, Wisnu, Fajar, Eran, Riris, Rio ,Wiwik, Edo, Gentili, Yeri, Alm. Pimcan Nalsa dan teman-teman prodi Pendidikan Biologi 2009 lainnya atas kebersamaannya selama masa studi banyak suka duka yang kita alami bersama.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.
(11)
ix
ABSTRAK
Penelitian ini, bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tentang ekosistem. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII A SMP Taman Dewasa tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 20 orang siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Model Gabungan Sanford dan Kemmis. Model ini diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan,dan refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan. Data yang diperoleh berupa data hasil tes akhir (postest) setiap siklus dan hasil pengisian kuisioner motivasi oleh siswa.
Pada masa sebelum tindakan skor rata-rata motivasi awal siswa adalah 79,75%, dengan persentase jumlah siswa sebesar 45% termasuk dalam kategori
“sangat tinggi”, sedangkan motivasi akhir sebesar 83,37%, dengan persentase jumlah siswa sebesar 75% termasuk dalam kategori “sangat tinggi”. Pada aspek kognitif berdasarkan hasil tes akhir siklus I persentase pencapaian KKM sebesar 65%, dengan skor rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 69,6, kemudian pada akhir siklus II meningkat menjadi 80%, dengan skor rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 76,3.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual pada materi ekosistem dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.
(12)
x
ABSTRACT
.
This research aimed to improve students' learning motivation and results about the ecosystems. The subject of this research was the 20 students of class VII A in the second semester in the year at 2012/2013. This research is a classroom action research by using was a combined Model of Sanford and Kemmis. This Model consisted at action planning, implementation of actions, observing and evaluating the results of actions, and reflections. This research was done in 2 cycles which there were 2 meetings in every cycle. The data in this research was
from a posttest in every cycle, and the result of the questioner about the students’
motivation.
At the beginning before the action, the average motivation score is 79,75%, with the students percentage of 45% included in category “very high”,
motivation final is 83,37%, with the students percentage of 75% included in
category “very high”. In the cognitive aspects based on the final test result cycle
1, the achievement presentation KKM 65%, with an average score of cognitive learning results obtained by 69,6, then at the final cycle 2 increased to 80%, with an average score of cognitive learning results obtained by 76,3.
Thus, it can be concluded that the use of audiovisual media on the studying ecosystems increased motivation and learning outcomes students grade in the class VII A Junior High School Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.
(13)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6
A. Belajar ... 6
1. Pengertian belajar ... 6
B. Hasil belajar ... 7
1. Aspek kognitif ... 7
2. Aspek afektif ... 8
3. Aspek psikomotor ... 9
C. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 10
1. Faktor Internal ... 10
(14)
xii
D. Motivasi belajar ... 13
1. Pengertian motivasi ... 13
2. Fungsi motivasi ... 14
E. Media Pembelajaran ... 14
1. Jenis media pembelajaran... 15
2. Manfaat media pembelajaran ... 16
F. Media Pendidikan Audiovisual ... 18
G. Kelebihan dan kekurangan media audiovisual ... 20
1. Kelebihan ... 21
2. Kekurangan ... 21
H. Materi pembelajaran ekosistem... 21
I. Hasil penelitian yang relevan ... 22
J. Kerangka berpikir... 22
K. Hipotesa ... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 24
A. Jenis Penelitian ... 24
B. Desain penelitian ... 24
C. Setting Penelitian... 25
1. Lokasi Penelitian ... 25
2. Obyek Penelitian ... 25
3. Subyek Penelitian ... 26
4. Waktu Penelitian ... 26
D. Variabel ... 26
E. Indikator keberhasilan ... 27
F. Rancangan Tindakan ... 28
1. Pra Tindakan... 28
2. Siklus I... 28
3. Siklus II ... 30
G. Instrumen Penelitian... 31
1. Instrumen Pembelajaran ... 32
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 32
(15)
xiii
1. Analisis kuantitatif ... 33
2. Analisis kualitatif ... 33
I. Personalia ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 38
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 38
1. Siklus I... 40
2. Siklus II ... 44
3. Motivasi Akhir ... 49
B. Hasil penelitian... 50
1. Motivasi Belajar Siswa... 50
2. Hasil Belajar Siswa ... 51
C. Pembahasan ... 54
1. Motivasi Belajar ... 54
2. Hasil belajar... 58
3. Faktor pendukung dalam penggunaan media audiovisual ... 63
4. Faktor penghambat dalam penggunaan media audiovisual.... 64
5. Keterbatasan penelitian ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 66
A. Kesimpulan... 66
B. Saran ... 67
(16)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator variabel terikat dalam penelitian ... 26
Tabel 3.2 Indikator keberhasilan ... 27
Tabel 3.3 Penetapan skor kuisioner ... 36
Tabel 3.4 Skor motivasi belajar awal/motivasi belajar akhir... 36
Tabel 3.5 Penggolongan kelas interval motivasi belajar ... 37
Tabel 4.1 Nilai Motivasi Awal Siswa ... 39
Tabel 4.2 Data Tes Akhir ( posttest ) Siklus I ... 43
Tabel 4.3 Data Tes Akhir ( posttest ) Siklus II ... 48
Tabel 4.4 Nilai Motivasi Akhir Siswa ... 49
Tabel 4.5 Hasil Motivasi Belajar Siswa... 50
Tabel 4.6 Persentase Indikator Motivasi... 50
Tabel 4.7. Data Tes Awal ( pretest ) ... 51
Tabel 4.8 Hasil tes kognitif siswa ... 52
Tabel 4.9 Hasil analisis indikator posttest siklus I... 53
Tabel 4.10 Hasil analisis indikator posttest siklus II ... 53
Tabel 4.11 Hasil analisis motivasi belajar siswa ... 56
Tabel 4.12 Hasil Analisis Data Tes Akhir ( Posttest ) Siklus I... 59
Tabel 4.13 Hasil Analisis Data Tes Akhir ( Posttest ) Siklus II ... 60
Tabel 4.14. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa pada tes akhir (postest) Siklus I dan Siklus II... 61
(17)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford Dan Kemmis ... 25
Gambar 4.1 Pemutaran video dan penjelasan konsep oleh guru ... 41
Gambar 4.2 Siswa mengerjakan LKS ... 41
Gambar 4.3 Guru memberi penjelasan kepada siswa ... 42
Gambar 4.4 Guru menambahkan konsep ... 42
Gambar 4.5 Guru dan siswa memperhatikan video ... 45
Gambar 4.6 Siswa mengerjakan LKS ... 46
Gambar 4.7 Guru merangkum materi pembelajaran ... 47
Gambar 4.8 Grafik hasil analisis dari indikator motivasi ... 55
Gambar 4.9 Grafik rata-rata skor motivasi siswa ... 57
(18)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Siklus I ... 70
Lampiran 2 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 71
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 76
Lampiran 4 Hasil Pengerjaan LKS Siklus I ... 78
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I... 80
Lampiran 6 Soal dan kunci jawaban Pretest... 82
Lampiran 7 Soal Posttest Siklus I... 86
Lampiran 8 Kunci Jawaban & Panduan Skoring Soal Posttest Siklus I.. 92
Lampiran 9 Hasil Pengerjaan Pretest ... 95
Lampiran 10 Hasil Pengerjaan Posttest Siklus I... 101
Lampiran 11 Silabus Siklus II ... 109
Lampiran 12 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus II... 110
Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 114
Lampiran 14 Hasil Pengerjaan LKS Siklus II ... 126
Lampiran 15 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 129
Lampiran 16 Soal Posttest Siklus II ... 130
Lampiran 17 Kunci Jawaban & Panduan Skoring Soal Posttest Siklus II 133 Lampiran 18 Hasil Pengerjaan Posttest Siklus II ... 136
Lampiran 19 Lembar Observasi Siswa Siklus I & II ... 142
Lampiran 20 Hasil Pengisisan Observasi Siklus I & II ... 146
Lampiran 21 Kuisioner Motivasi I ... 150
Lampiran 22 Hasil Pengisian Kuisiner Motivasi I ... 153
Lampiran 23 Kuisioner Motivasi II ... 159
(19)
xvii
Lampiran 25 Hasil Analisis Motivasi ... 170
Lampiran 26 Hasil Analisis Pretest ... 174
Lampiran 27 Hasil Analisis Posttest Siklus I ... 176
Lampiran 28 Hasil Analisis Posttest Siklus II ... 180
Lampiran 29 Scan Materi Ekosistem ... 184
Lampiran 30 Surat Ijin Penelitian ... 188
(20)
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Media pembelajaran telah kita ketahui merupakan sarana penting yang
harus ada pada saat proses pembelajaran berlangsung. Namun belakangan ini
dapat kita lihat bahwa banyak siswa yang sering kali bermain dan bercanda saat
berada di dalam kelas, terutama pada saat guru sedang menjelaskan materi
pembelajaran. Tidak sedikit di antara mereka yang melakukan hal serupa lantaran
metode dan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi,
sehingga materi yang telah disampaikan guru tidak dapat dipahami dengan baik.
Di beberapa tempat banyak media pembelajaran yang masih belum digunakan
secara optimal, sehingga tidak sedikit siswa yang bosan dengan media yang
dipakai oleh guru mereka, contohnya dengan menggunakan papan tulis dan
dengan metode ceramah. Siswa menjadi bosan dan kurang memperhatikan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga materi yang disampaikan
tidak dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Jika hal ini terus berlangsung maka banyak
siswa merasa bosan dan tidak fokus terhadap pelajaran yang disampaikan serta
akan berakibat pada menurunnya hasil belajar siswa dan pemahaman siswa dalam
memahami materi pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa adalah pelajaran
biologi, dan dari hasil survey di kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
Yogyakarta didapatkan hasil prestasi yang diraih siswa pada materi Ekosistem
menunjukan angka rata-rata 55. Dari rata-rata nilai tersebut hanya 60% siswa
yang berhasil mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). Sementara itu
(21)
65. Berarti masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar KKM
yang telah ditetapkan sekolah. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru
mata pelajaran biologi di sekolah, banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam
mempelajari materi ekosistem ini disebabkan karena kurangnya minat dan
motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Jika siswa tidak memiliki minat dan
motivasi dalam belajar, maka hal ini akan berdampak pada menurunnya prestasi
belajar siswa.
Dari data yang diperoleh di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
Yogyakarta diperlukan adanya media pembelajaran yang berbeda untuk pelajaran
biologi, khususnya dalam materi Ekosistem. Dengan melihat hal tersebut maka
guru / pengajar harus dapat menyampaikan materi dengan media yang menarik
bagi siswa, sehingga dengan media yang menarik, siswa dapat termotivasi dalam
belajarnya. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media
pembelajaran audiovisual, dimana dengan semakin banyaknya panca indra yang
dilibatkan dalam proses komunikasi pembelajaran, maka semakin banyak materi
pembelajaran yang diserap siswa (Gintings, 2010). Dengan media pembelajaran
ini siswa tidak hanya dapat melihat atau mendengar saja, tetapi dapat melihat
sekaligus mendengarkan sesuatu yang divisualisasikan. Dengan mengunakan
media audiovisual diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa,
karena dengan peningkatan motivasi belajar tersebut akan berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
Yogyakarta.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis membuat penelitian untuk
mengetahui pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan media Audiovisual
(22)
Ekosistem untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII A
SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut : Apakah penggunaan media pembelajaran audiovisual dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa
Ibu Pawiyatan Yogyakarta?
C. Batasan masalah
Dalam sebuah penelitian, agar masalah yang diteliti tidak meluas
diperlukan adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Motivasi belajar
Motivasi yang dimaksud adalah dorongan bagi siswa dalam belajar yang
dijaring melalui kuisioner motivasi, kuisioner diberikan sebelum tindakan dan
sesudah tindakan. Kuisioner motivasi yang digunakan telah dimodifikasi dalam
(Praptamasari, 2006).
2. Hasil belajar
Dalam hal ini hasil belajar siswa didapatkan melalui posttest dalam bentuk
pilihan ganda dan uraian untuk mengukur kemampuan kognitif siswa.
3. Media pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan adalah media audiovisual berupa film dan
(23)
4. Materi pembelajaran
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi Ekosistem pada
kompetensi dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara
kompoen ekosistem dan 7.2 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman
makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media
audiovisual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII SMP
Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta dalam pembelajaran biologi khususnya
pada materi ekosistem.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi
penulis, siswa dan pendidik serta peneliti lain dalam pengunaan media
pembelajaran audiovisual.
1. Guru
Dengan diadakannya penelitian ini, guru dapat mengoptimalkan sarana dan
prasarana untuk dapat menggunakan media audiovisual sebagai alternatif
dalam pembelajaran, menggunakan media audiovisual pada materi yang sesuai,
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
2. Siswa
Penggunaan media audiovisual ini mampu meningkatkan daya serap siswa
(24)
3. Peneliti
Untuk menambah pengetahhuan peneliti dalam menggunakan media
(25)
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian belajar
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Sedangkan Gagne (1972) mengemukakan bahwa: “Learning is change in human disposition or capacity, which persists over a period time, and which is not simply
ascribable to process a growth”. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya
disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling
berinteraksi (Warsita, 2008). Gagne juga membuat semacam sistematika jenis
belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar
yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu katagori, yaitu:
1. Keterampilan intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan simbol, huruf, angka, kata atau gambar.
2. Informasi verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu
fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara
menggambar.
3. Strategi kognitif : kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya
(26)
4. Keterampilan motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur
dalam urutan tertentu. Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan
berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.
5. Sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan
pilihan-pilihan dalam bertindak.
B. Hasil belajar
Menurut kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa ”hasil belajar
merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat
juga berarti pendapat atau perolehan. Menurut Sudjana (2009), hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Sudjana, 2009) membagi tiga macam
hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian,
sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum. Berdasarkan teori pengertian yang ada, hasil
belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain aspek
kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Aspek Kognitif
a. pengetahuan (C1): mencangkup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari
dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah, dan
prinsip, serta metode yang diketahui;
b. pemahaman (C2): mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari;
c. penerapan (C3): mencangkup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah
(27)
d. analisis (C4): mencangkup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya
dapat dipahami dengan baik, kemampuan ini dinyatakan dengan
menganalisis bagian-bagian dasar, bersama dengan hubungan/relasi antar
semua bagian;
e. evaluasi (C5): mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban
pendapat tersebut.
f. mencipta (C6): menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan
unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren
dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda
dari sebelumnya.
2. Aspek Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Menurut Kratwohl, dkk.
(dalam Winkel 2009) aspek afektif mencakup:
a. penerimaan: mencangkup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan untuk memperhatikan ransangan tersebut, seperti buku pelajaran
atau penjelasan yang diberikan oleh guru atau mendengarkan dan
memperhatikan jawaban teman sekelas;
b. partisipasi: mencangkup keleraan untuk memperhatikan secara aktif dan
(28)
c. penilai/penentu sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu;
d. organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan dalam hidup;
pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati
nilai-nilai kehidupan dari materi yang telah dipelajari.
3. Aspek Psikomotor
Aspek psikomotorik adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Menurut klasifikasi Simpson (dalam Winkel 2009) aspek psikomotorik
meliputi:
a. persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang
tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antar
ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan;
b. kesiapan: terkait dengan konsentrasi dalam menyiapkan diri;
c. gerak terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian
gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan;
d. gerak yang terbiasa: mencangkup kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya,
tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan;
e. gerak kompleks: mencangkup kemampuan untuk melaksanakan suatu
ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan
efisien;
f. penyesuaian pola gerak: mencakup kemampuan untuk mengadakan
(29)
atau dengan menunjukkan suatu ketrampilan yang telah mencapai
kemahiran;
kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola yang baru,
seluruhnya atas dasar prakasa dan inisiatif sendiri.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam pembelajaran banyak hal yang dapat menjadi faktor bagi seorang
siswa untuk bisa mendapatkan hasil belajar yang baik. Menurut Slameto (2003)
faktor yang mempengaruhi belajar ada 2 yaitu faktor intern terdiri (1) Faktor
biologis, yang meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. (2) Faktor
Psikologis, meliputi: intelegensi, minat, bakat dan motivasi. (3) Faktor kelelahan,
yang meliputi: kelelahan jasmani dan rohani, sedangkan faktor ekstern terdiri
dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah kondisi dan kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran, yang terdiri dari:
1) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan, yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
(30)
2) Minat
Minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan sendiri tanpa adanya
paksaan dari orang lain. Menurut Hilgard adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai
dengan rasa senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto, 2003).
3) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampun itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Orang yang berbakat mengetik misalnya, akan lebih cepat dapat mengetik
dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang atau tidak
berbakat dibidang itu. Jadi bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh
siswa sejak lahir diperoleh melalui proses genetik yang akan terealisasi
menjadi kecakapan sesudah belajar.
4) Motivasi
Motivasi yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri
manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan
tingkah l ak un ya . S es eor ang ya ng bel aj a r deng an m ot i vasi yang
kuat ak an melaksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh, penuh
semangat. Dan sebaliknya motivasi yang lemah akan malas bahkan tidak
mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.
5) Kelelahan jasmani dan rohani
Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta
(31)
kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu akan hilang.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah aspek lingkungan luar siswa yang menentukan hasil
belajar, faktor ekstern tersebut terdiri dari:
1) Faktor Lingkungan Keluarga
Faktor lingkungan keluarga ini merupakan salah satu faktor yang
mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan siswa. Hal ini
diungkapkan oleh Sutjipto Wirowidjoyo dalam Slameto (2003) dengan
pernyataanya bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Keluarga merupakan pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
2) Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi
pengaruh pada prestasi belajar siswa. Faktor sekolah yang mempengaruhi
belajar ini mencakup guru, alat/media, kondisi gedung dan kurikulum.
3) Faktor Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar
siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
Lingkungan masyarakat yang dapat menghambat kemajuan belajar anak
(32)
a) Media Massa
b) Teman Bergaul
c) Lingkungan Tetangga
d) Aktivitas Siswa di Masyarakat
Dari ke dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang telah
disebutkan, motivasi siswa yang diukur dalam penelitian ini termasuk dalam
faktor psikologis siswa. Faktor psikologis tersebut merupakan faktor internal yang
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
D. Motivasi belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Sardiman (2007) motivasi dalam belajar dapat diartikan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arahan pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada
umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa
untuk belajar.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar. Siswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
(33)
2. Fungsi Motivasi
Menurut (Angkowo dan Kosasih, 2007) motivasi akan menentukan
intensitas usaha siswa untuk melakukan sesuatu termasuk melakukan belajar.
Dalam kehidupan ini motivasi yang ada pada manusia mempunyai tiga fungsi
dasar yaitu;
a. mendorong manusia untuk berbuat sehingga motivasi berfungsi sebagai
penggerak atau motivasi sebagai pendorong dari setiap kegiatan belajar,
b. menentukan arah perbuatan, kegiatan pembelajaran yakni kearah tujuan
belajar yang hendak dicapai,
c. menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan
apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan
pembelajaran dengan menyeleksi kegiatankegiatan yang tidak menunjang
bagi pencapaian tujuan tersebut.
E. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara
atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan
batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani
(1997) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran
informasi”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001) yaitu :
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
(34)
1. Jenis–jenis Media pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian
dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat media
tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam
mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat
klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan
menilai media tersebut
(http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran).
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh
Rohani (1997) yaitu :
a. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film
strip, atau overhead proyektor.
b. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang
tidak bersuara.
c. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
d. Televisi.
e. Benda–benda hidup, simulasi maupun model. f. Instruksional berprogram.
Penggolongan media yang lain dalam (http://media-grafika.com), jika dilihat dari
berbagai sudut pandang menurut Kusumah adalah sebagai berikut :
a. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media audio, media
(35)
b. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan
daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan
ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
c. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media
sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
d. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua
dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.
Dari berbagai jenis media yang ada, penggunaan media pembelajaran pada
penelitian ini menggunakan jenis media audiovisual, di mana media ini digunakan
untuk menyampaikan informasi dan pesan pembelajaran bagi siswa khususnya
untuk mempelajari materi ekosistem.
2. Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan
pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan
tugasnya dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran kepada
siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran
sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang
rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi.
Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media
pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media
(36)
tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi
pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997) adalah;
a. memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata-katanya,
tetapi tidak tahu maksudnya),
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,
c. dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif siswa,
d. dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya, manfaat media pembelajaran menurut Purnamawati dan Eldarni
(2001) adalah;
a. membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran
darah,
b. membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan
belajar,
c. dapat manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi,
d. dapat menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang,
e. dapat memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat,
f. memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya,
g. membangkitkan motivasi belajar,
h. memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar,
i. menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
(37)
j. menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang),
k. mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
Dari berbagai manfaat yang telah dikemukakan di atas, media audiovisual
memiliki fungsi dan manfaat yang sama dengan yang telah dikemukakan oleh
Purnamawati dan Eldarni, di mana media pembelajaran memiliki manfaat yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Hal ini tersirat dalam butir-butir
manfaat media pembelajaran menurut Purnamawati dan Eldarni, seperti manfaat
media dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Dalam hal ini media
audiovisual yang digunakan juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa dilihat dari berbagai manfaat yang dimiliki media pembelajaran
tersebut.
F. Media Pendidikan Audiovisual
Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad (2007) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa/siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Haryoko (2009) mengemukakan media audiovisual adalah media
penyampai informasi yang memiliki karakteristik audio (suara) dan visual
(gambar). Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua karakteristik tersebut. Selanjutnya media audiovisual dibagi tiga
yaitu: a) audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara, dan cetak suara; b) audiovisual gerak, yaitu media yang
(38)
kaset video; c) audiovisual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambar
berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari alat perekam.
Efektivitas pembelajaran secara konseptual dapat diartikan sebagai
perlakuan dalam proses pembelajaran yang memiliki ciri-ciri : a) suasana yang
dapat berpengaruh, atau hal yang berkesan terhadap penampilan; b) keberhasilan
usaha atau tindakan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Efektivitas
pembelajaran melalui media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa/siswa ketika belajar (membaca) teks yang bergambar atau bergerak.
Gambar, simbol atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2007) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
membawa pengaruh psikolog terhadap siswa.
Menurut Andre Rinanto (1982) media audio dan media visual jika
digabungkan menjadi satu, maka kekuatan yang dimilikinya tentu lebih mantap.
Kekuatan yang ada tentu lebih mampu untuk membuat anak berpikir secara
kreatif dan penuh penghayatan. Media audiovisual ini masih memiliki kepraktisan
jika dibandingkan dengan sarana pendidikan yang lain, yaitu:
a. Media audiovisual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki anak didik.
b. Media audiovisual dapat melampaui batasan ruang dan waktu.
c. Media audiovisual sangat memungkinkan terjadinya interaksi antara anak didik dengan lingkungannya melalui media tersebut.
(39)
d. Media audiovisual memberikan keseragaman pengamatan.
e. Media audiovisual dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret dan realistis.
f. Media audiovisual membangkitkan keinginan dan minat baru.
g. Media audiovisual memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak.
Seperti yang telah ditulis oleh Haryoko (2009), bahwa media audiovisual
gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan kaset video, sedangkan audiovisual tidak murni,
yaitu yang unsur suara dan unsur gambar berasal dari sumber yang berbeda,
misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya dari slide proyektor dan unsur
suaranya bersumber dari alat perekam. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
mengunakan video dan animasi yang termasuk dalam jenis media audiovisual
gerak dan media audiovisual tidak murni.
G. Kelebihan dan kekurangan media audiovisual
Dalam sebuah pembelajaran penggunaan media pembelajaran sebagai
sarana penunjang belajar sangatlah penting untuk memudahkan siswa menangkap
materi yang disampaikan guru. Media pembelajaran yang digunakan guru dalam
proses belajar mengajar di dalam kelas tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, begitu juga dengan media pembelajaran
audiovisual yang digunakan pada penelitian ini. Berikut merupakan kekurangan
dan kelebihan media audiovisual menurut Heni dalam
(40)
1) Kelebihan
a. Lebih efektif dalam pembelajaran karena dapat melayani gaya bahasa
siswa auditif maupun visual.
b. Dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan media
audio maupun visual.
c. Siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat
langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.
d. Lebih menarik dan menyenangkan menggunakan media audiovisual.
2) Kekurangan
a. Pembuatan media audiovisual memerlukan waktu yang lama, karena
memadukan 2 elemen yakni audio dan visual.
b. Membutuhkan ketrampilan dan ketelitian dalam pembuatannya
c. Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audiovisual cukup mahal.
d. Jika tidak terdapat piranti pembuatannya akan sulit untuk membuatnya
(terbentur alat pembuatannya).
e. Alat yang digunakan untuk membuat maupun menampilkan media
audiovisual memerlukan daya (membutuhkan adanya aliran listrik)
H. Materi Pembelajaran Ekosistem
Salah satu materi pembelajaran yang diajarkan pada siswa kelas VII adalah
materi ekosistem. Standar kompetensi pada materi ini yaitu: Memahami saling
ketergantungan dalam ekosistem. Materi ini terbagi dalam kompetensi dasar 7.1
(41)
kompetensi dasar 7.2 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk
hidup dalam pelestarian ekosistem.
1. Komponen Ekosistem 2. Satuan–Satuan Ekosistem
3. Hubungan Antar Komponen Ekosistem
4. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya
I. Hasil Penelitian yang Relevan
Maria (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual dengan Menggunakan Diskusi Kelompok
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukorambi
Jember” dengan hasil dari penelitian yaitu penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa; sebelum implementasi
tindakan rata-rata nilai kognitif siswa 65,85 meningkat menjadi 78,74 sesudah
implementasi tindakan. Sedangkan untuk hasil motivasi diperoleh persentase
motivasi intrinsik mengalami peningkatan sebesar 14,37% dan persentase
motivasi ekstrinsik mengalami peningkatan sebesar 15,58%.
J. Kerangka Berpikir
Berdasarkan penelitian yang relevan, yaitu penggunaan media audiovisual
dalam pembelajaran dengan menggunakan diskusi kelompok dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukorambi, Jember,
peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui apakah penggunaan media
audiovisual pada materi ekosistem dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
(42)
K. Hipotesa
Penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta pada
(43)
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), yakni merupakan kajian yang dilakukan secara sistematis dan reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Penelitian ini dilakukan mencakup 2 siklus dengan tujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu
memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.
B. Desain Penelitian
Pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini
dengan model gabungan Sanford dan Kemmis, yang merupakan
dikembangkan oleh Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas. Sehingga
diperoleh batasan penelitian tindakan adalah sebuah proses investigasi
terkendali yang siklis dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan
untuk melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi atau situasi Depdiknas dalam (Taniredja 2010)
Proses siklus dalam penelitian tindakan ini dapat digambarkan sebagai
(44)
Adaptasi Depdiknas, 1999
Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford dan Kemmis.
Bagan di atas menggambarkan aktivitas dalam PTK yang diawali
dengan (1) perencanaan tindakan (Planning), (2) pelaksanaan tindakan
(Acting), (3) mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan
(Observation and evaluation), (4) Refleksi (Reflection), dan seterusnya
sampai dicapainya kualitas pembelajaran yang diinginkan.
C. Setting penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
Yogyakarta yang beralamat di Jl. Taman Siswa No.25F, Kelurahan
Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta.
2. Obyek penelitian
(45)
3. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII A SMP Taman Dewasa
Ibu Pawiyatan Yogyakarta.
4. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2013.
D. Variabel
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media audiovisual
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar yang
diperoleh siswa.
Berikut merupakan tabel dari indikator motivasi dan hasil belajar siswa:
Tabel 3.1. Indikator Variabel Terikat dalam Penelitian
Variabel Data Indikator
Motivasi Hasil pengisian kuesioner oleh siswa
- Keinginan belajar - Kesiapan
- Ketertarikan - Keseriusan - Partisipasi
(46)
Hasil Belajar
Hasil tes akhir (postest) siklus I dan II
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem
2. Menyebutkan satuan–satuan ekosistem
3. Menjelaskan hubungan antara komponen biotik dan abiotik.
4. Menjelaskan hubungan antara komponen biotik dan biotik 5. Mengidentifikasi
keanekaragaman makhluk hidup.
6. Mendiagnosis tindakan yang
dapat merusak
keanekaragaman hayati
7. Menyebutkan contoh makluk hidup yang tergolong makluk hidup langka disuatu lokasi 8. Mampu menjelaskan upaya
pelestarian makhluk hidup
E. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah dengan melihat motivasi dan
hasil tes siswa kelas VII pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan
Indikator Awal Target
Skor rata-rata kelas 55 ≥70 % Capaian KKM
(≥65) 60%
≥70%
Motivasi Belum terukur
70% siswa memiliki motivasi dengan
ketegori sangat tinggi
(47)
F. Rancangan tindakan
Penelitian ini menggunakan rencana kegiatan dengan menggunakan dua
siklus yang mana pada siklus 1 terdiri atas 2 kali pertemuan dan pada siklus 2
terdiri dari 2 kali pertemuan dengan beberapa tahap yaitu: tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, dan tahap refleksi.
1. Pra Tindakan
a. Identifikasi masalah, hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
yang ada berdasarkan hasil belajar siswa mengenai materi ekosistem.
b. Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi
sekolah serta untuk mendapatkan informasi mengenai proses
pembelajaran biologi di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.
c. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen dan
mendapatkan izin penelitian dari dosen yang bersangkutan
d. Permintaan izin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma
(USD) Yogyakarta.
e. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian, yaitu SMP Taman
Dewasa untuk menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas Sanata
Dharma (USD) Yogyakarta
2. Siklus 1
a. Perencanaan(Planning)
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
(48)
1) Peneliti mempersiapkan media yang digunakan untuk proses
pembelajaran berupa film dan animasi mengenai materi Ekosistem
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang
materi Ekosistem.
3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrumen
pembelajaran.
4) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar
evaluasi hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan(Acting)
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan media audiovisual yang
dilakukan sebagai berikut :
1) Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan materi biologi yang
sudah dipelajari sebelumnya.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok diskusi.
4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang
untuk materi Ekosistem dengan menggunakan media pembelajaran
audiovisual.
c. Observasi dan evaluasi(Observation and evaluation)
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan proses
pembelajaran biologi yang dilaksanakan oleh peneliti menggunakan
kamera foto dan direkam dengan menggunakan video camcorder. Dari
hasil dokumentasi dan proses pembelajaran yang telah dilakukan,
peneliti dapat mengamati hal –hal yang menjadi masalah selama proses tindakan kelas berlangsung.
(49)
d. Refleksi(Reflection)
Dalam tahap refleksi ini hasil yang telah diperoleh dari observasi
selama proses belajar mengajar, kuisioner, hasil tes, dan hasil lembar
observasi dibahas. Dari pembahasan tersebut dapat diketahui kelemahan
dan kelebihan selama proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus
1. Hasil dari refleksi ini dijadikan acuan untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran berikutnya yaitu pada siklus II.
3. Siklus 2
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah baru yang muncul pada siklus 1
berdasarkan hasil telah diperoleh.
2) Dari hasil refeksi pada siklus 1, guru dan peneliti melakukan
perbaikan untuk mengurangi kelemahan yang terdapat pada siklus 1
agar tidak terulang pada siklus selanjutnya..
3) Menyiapkan bahan pembelajaran audiovisual berupa film dan
animasi serta instrumen pembelajaran maupun instrumen
pengumpulan data.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan media Audiovisual yang
dilakukan sebagai berikut :
1) Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan materi biologi yang
sudah dipelajari sebelumnya.
(50)
3) Guru membagi kelompok diskusi ke dalam 5 kelompok.
4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang
untuk materi Ekosistem dengan menggunakan media pembelajaran
audiovisual.
c. Observasi dan evaluasi
Tahap ini masih dilaksanakan seperti pada siklus 1, yang mana
pengamatan dilakukan agar dapat mengetahui pelaksanaan proses
pembelajaran biologi yang dilaksanakan oleh peneliti menggunakan
kamera foto dan direkam dengan menggunakan video camcorder. Dari
hasil dokumentasi dan proses pembelajaran yang telah dilakukan,
peneliti dapat mengamati hal-hal yang menjadi masalah selama proses
tindakan kelas berlangsung.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti membahas hal-hal yang telah dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung. Dari data yang telah
terkumpul, peneliti menarik kesimpulan untuk mengetahui hasil belajar
siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan berhasil
ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran audiovisual.
G. Instrument Penelitian
Suparno (2007:55) menyatakan bahwa instrumentasi adalah seluruh
proses untuk mengumpulkan data. Sedangkan, instrumen adalah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat
(51)
bentuk instrumen yang dikemukakan oleh Suparno (2007, peneliti
menggunakan instrumen berupa tes tertulis, angket/kuisioner, dokumentasi.
Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan, yaitu instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
a. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan berupa silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (terlampir) yang disusun oleh peneliti dengan
dilengkapi lembar kerja siswa (LKS)(terlampir).
Peneliti menggunakan tes evaluasi berupa pretest dan posttest kepada
siswa yang dimaksudkan untuk mengukur pemahaman dan kemampuan
siswa dalam proses pembelajaran. Soal yang diberikan oleh peneliti untuk
posttest atau tes evaluasi berupa soal pilihan ganda dan soal essai. Soal yang
dibuat diambil dari materi yang diajarkan oleh pengajar, yaitu materi
ekosistem (Kisi-kisi soal dapat dilihat pada lampiran).
b. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar kuisioner
motivasi belajar siswa. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa, dibuat
lembar kuisioner motivasi belajar yang dibagikan kepada siswa sebelum dan
sesudah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran audiovisual. Motivasi awal dilakukan untuk mengetahui tingkat
motivasi siswa sebelum diadakannya tindakan dan motivasi akhir dilakukan
untuk mengetahui perubahan motivasi siswa sebelum dan sesudah diadakan
tindakan. Dari data yang didapatkan melalui kuisioner motivasi dapat
(52)
Sedangkan untuk observasi siswa diambil pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun indikator motivasi belajar untuk kuisioner motivasi
belajar siswa antara lain:
(1) keinginan belajar,
(2) kesiapan,
(3) ketertarikan,
(4) keseriusan,
(5) partisipasi,
H. Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Dalam penelitian ini analisis data
dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
1. Analisis kuantitatif:
Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan,
baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara
mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
Contoh data kuantitatif: skor tes awal Tina untuk mata pelajaran
matematika= 65, berat badan Tini 47 kg, panjang meja tulis 150 cm.
2. Analisis kualitatif:
Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau
data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya:
baik, buruk, pandai, dan sebagainya. Dalam penelitian ini analisis data
(53)
motivasi untuk menghitung skor yang diperoleh siswa dengan
menggunakan rumus, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran audiovisual.
Berikut merupakan cara pengolahan data berdasarkan analisis data secara
kuantitatif.
1) Tes
Ketuntasan individu
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas
apabila memperoleh nilai ≥ 65. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dipilih karena merupakan target KKM mata pelajaran Biologi
pada SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Untuk menganalisis
skor individu maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
= ∑
∑ x 100
Keterangan :
Si = Skor Individu
∑x = Jumlah skor
∑xi = Jumlah nilai maksimum
Setelah memperoleh skor individu, untuk melihat ketuntasan
individu maka skor individu yang telah diperoleh dibandingkan dengan
standar KKM yang telah ditetapkan yaitu sebesar ≥65. Jika siswa memperoleh skor di atas nilai KKM atau setara dengan nilai KKM
(54)
Ketuntasan klasikal
Ketuntasan klasikal dikatakan telah dicapai apabila target pencapaian ideal 70 % dari jumlah siswa dalam kelas.
%
100
1x
n
n
KK
Keterangan :
KK = Ketuntasan Klasikal
n1 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai≥ 65
n = Jumlah siswa yang ikut tes (banyaknya siswa)
2) Motivasi Belajar
Penelitian ini menggunakan 2 macam kuisioner, yang pertama
adalah kuisioner yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar awal
siswa sebelum diberikan tindakan dan kuisioner yang kedua adalah
kuisioner yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar akhir siswa
setelah diberi tindakan. Masing-masing kuisioner terdiri dari 20 item.
Kuisioner motivasi dilakukan untuk mengukur keinginan, kesiapan,
ketertarikan, keseriusan, dan partisipasi. Tiap-tiap pernyataan disediakan
empat alternatif jawaban dimana siswa harus memilih salah satu jawaban.
Empat alternatif jawaban tersebut antara lain sangat tidak setuju (STS),
tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS).
Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari item positif dan item negatif. Adapun
penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti
pada tabel berikut:
(55)
Tabel 3.3. Penetapan skor kuisioner
Pilihan Jawaban Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Skor yang diperoleh siswa dalam kuisioner dijumlahkan dan skor ini
digunakan sebagai skor motivasi belajar siswa. Langkah pertama yang
dilakukan adalah menghitung skor motivasi belajar awal (sebelum diberi
tindakan) dan skor motivasi belajar akhir (setelah diberi tindakan) untuk
masing-masing siswa seperti tabel berikut:
Tabel 3.4. Skor motivasi belajar awal (sebelum diberi tindakan)/skor
motivasi belajar akhir (sesudah diberi tindakan)
Kode Siswa
nomor pernyataan Total
Skor
1 2 3 4 ...
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3
dst.
Kemudian untuk mengetahui skor motivasi belajar siswa terhadap pelajaran
biologi materi ekosistem dengan menggunakan media audiovisual maka dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
= ∑
∑ 100%
Adapun skor masing-masing siswa yang dikategorikan menggunakan tabel
(56)
Tabel 3.5. Penggolongan Kelas Interval Motivasi Belajar Siswa
Kelas Interval % Golongan Motivasi Belajar
81–100 Sangat Tinggi
66–80 Tinggi
56–65 Cukup
46–55 Rendah
0–45 Sangat Rendah
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran biologi pada materi ekosistem dengan menggunakan media
audiovisual diukur melalui kuisioner motivasi belajar secara kuantitatif.
Kemudian skor dari kuisioner awal dibandingkan dengan kuisioner akhir
untuk mendapatkan hasil motivasi siswa.
I. Personalia
Nyi Ir. Sri Yudi Astuti : Sebagai Pengajar /Guru Biologi SMP Taman
Dewasa Ibu Pawiyatan
Antonius Aditya K. : Observer I / Peneliti (Mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta)
Yulius Tri Kurniawan : Observer II / (Mahasiswa Universitas Sanata
(57)
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Pengguanaan Media Pembelajaran Audiovisual pada Materi Ekosistem Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Taman
Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakatrta ” dilakukan dengan menggunakan II
siklus. Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013 dan 7 Mei
2013, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 14, 16 Mei 2013. Subyek
dari penelitian ini adalah siswa kelas VII A dengan jumlah 20 orang siswa
yang terdiri dari 11 siswa putra dan 9 siswa putri.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak berperan sebagai guru. Dalam hal
ini guru bidang studi langsung mengaplikasikan pembelajaran dengan
menggunakan media audiovisual untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa kelas VII A dengan menggunakan instrumen pembelajaran yang
telah dipersiapkan oleh peneliti.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan langkah awal
berupa observasi terhadap proses pembelajaran di kelas yang akan menjadi
subyek penelitian. Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal 11, 15, 19
Maret 2013. Selain melakukan observasi kelas, peneliti juga melakukan
wawancara kepada guru bidang studi yang bersangkutan untuk mendapatkan
informasi mangenai hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VII A.
(58)
menyebarkan kuisioner motivasi awal untuk diisi oleh siswa. Hasil dari
kuisioner motivasi awal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Nilai Motivasi Awal Siswa
Interval % Kategori Jumlah
siswa %
81–100 Sangat Tinggi 9 45
66–80 Tinggi 11 55
56–65 Cukup 0 0
46–55 Rendah 0 0
0–45 Sangat Rendah 0 0
Total 20 100
Rata–rata skor motivasi awal 79,75%
Tabel diatas menunjukkan tingkat motivasi awal siswa sebelum
dilaksanakannya penelitian. Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa
persentase belajar siswa dengan kategori sangat tinggi adalah 45%, dan untuk
presentase dengan kategori tinggi adalah 55%, sedangkan untuk kategori
motivasi “ cukup, rendah, sangat rendah “ memiliki presentase 0%.Skor rata– rata motivasi awal siswa adalah 79,75%. Hasil motivasi awal tersebut
diperoleh dari pengisian kuisioner motivasi yang diisi oleh 20 orang siswa
kelas VII A.
Pada awal pelaksanaan penelitian, guru memberikan tes awal (pretest)
kepada siswa. Soal tes tersebut dibuat berdasarkan indikator yang ada dari
standar kompetensi dan kompetensi dasar dari materi ekosistem dengan
jumlah soal 14 butir, yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 4 soal essai.
Pelaksanaan pretest dilakukan pada hari selasa tanggal 30 April 2013. Tes
awal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
(59)
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Sebelum memulai penelitian, peneliti mempersiapkan berbagai hal
yang digunakan untuk kelancaran proses penelitian. Hal yang dipersiapkan
oleh peneliti seperti; media pembelajaran berupa video dan animasi
ekosistem, lembar observasi siswa, instrument pembelajaran ( Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, Silabus, Lembar Kerja Siswa, Soal Postest ),
kamera digital. Kemudian guru bersama peneliti berdiskusi untuk
membuat skenario pembelajaran agar proses pembelajaran dapat bejalan
sesuai dengan yang diharapkan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian pada siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua
kali pertemuan, yaitu pada hari selasa tanggal 30 April 2013 dan tanggal 7
Mei 2013 dengan alokasi waktu 6 x 40 menit. Pada pertemuan pertama
jumlah siswa yang hadir sebanyak 19 orang. Kegiatan dilaksanakan yaitu
pada pukul 08.30 – 10.30 WIB. Pelaksanaan penelitian ini juga disertai dengan kegiatan observasi siswa, yang mana kegiatan observasi ini
dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh seorang rekan mahasiswa.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Penerapan media pembelajaran audiovisual
Guru membuka pelajaran dengan penyampaikan secara lisan
garis-garis besar tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan
pertama, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan
(60)
Setelah kegiatan pembuka, guru menyampaikan materi inti ekosistem
dengan menggunakan media audiovisual yang telah disiapkan oleh
peneliti berupa video dan animasi. Kemudian guru menjelaskan konsep
dengan menggunakan animasi sesuai dengan indikator dari Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari materi ekosistem.
.
Gambar 4.1 Pemutaran Video Dan Dilanjutkan Dengan Penjelasan Konsep Oleh Guru
2) Pembagian kelompok diskusi
Pada pertemuan kedua guru membagi siswa kedalam 4
kelompok yang mana dalam satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa
yang diambil dari nomor urut yang berbeda. Kemudian setiap kelompok
siswa diberi LKS untuk dikerjakan.
Gambar 4.2 Siswa Mengerjakan LKS
Dalam mengerjakan LKS terlihat masih ada kelompok yang
(61)
disebabkan karena siswa kurang memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh guru. Siswa yang masih belum paham meminta bantuan
guru untuk menjelaskan bagian yang masih belum dipahami oleh siswa.
Gambar 4.3 Guru Memberi Penjelasan Kepada Siswa
Setelah mengerjakan LKS, guru membahas LKS yang telah
dikerjakan dengan menunjuk salah satu kelompok untuk menjawab soal
LKS yang telah dikerjakan. Kemudian guru menambahkan konsep dan
diakhiri dengan merangkum materi agar siswa lebih dapat memahami
materi yang disampaikan pada pertemuan saat itu.
(62)
c. Obervasi
Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer untuk
melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dengan menggunakan
lembar observasi. Peneliti melakukan observasi dibantu oleh satu orang
teman peneliti yang ikut membantu peneliti dalam menjalankan penelitian.
Hasil dari obsevasi aktivitas belajar siswa ini digunakan untuk melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1.
d. Tes
Proses pembelajaran pada siklus 1 diakhiri dengan mengadakan tes
berupa posttest yang dilakukan pada akhir siklus 1 untuk Standar
Kompetensi 7 Memahami Saling Ketergantungan dalam ekosistem dan
Kompetensi Dasar 7.1 Menentukan Ekosistem Dan Saling Hubungan Antara
Kompoen Ekosistem. Berikut merupakan data hasil belajar siswa dalam
siklus 1:
Tabel 4.2. Data Tes Akhir ( Posttest ) Siklus I
Aspek Pencapaian Hasil Belajar
Rata-rata 69,6
% pencapaian KKM 65
Tabel diatas menunjukkan rata – rata hasil belajar siswa adalah 69,6, sedangkan presentase pencapaian KKM yang ada sebesar 65%. Dari
hasil tersebut terdapat 13 orang siswa telah tuntas dan 7 orang siswa tidak
(63)
e. Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah dilaksanakan pada
siklus I, masih ada beberapa siswa yang masih bermain pada saat proses
pembelajaran, seperti pada saat pengerjaan LKS, beberapa orang bermain
dan becanda dengan teman kelompoknya dan kurang partisipasi dalam
kelompoknya pada saat pengerjaan LKS. Dari hasil observasi siswa untuk
kelompok 4 didapatkan persentase skor sebesar 55% ditinjau dari aktivitas
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok. Hal ini menandakan
bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum berjalan dengan baik. Dari
analisis nilai tes akhir ( posttest ) diperoleh nilai minimal siswa dari hasil
tes siklus I dengan persentase ketuntasan klasikal siswa sebesar 65%.
Persentase tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan, yaitu sebesar 70%. Dari data nilai posttest, masih terdapat 7
orang siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 65. Sementara itu skor rata– rata kelas yang diperoleh dari hasil posttest sebesar 69,6. Hal tersebut
belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk skor
rata–rata kelas, yaitu sebesar 70, sehingga diadakan siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan dengan meninjau
kembali permasalahan yang ada pada siklus sebelumnya. Pada siklus I
masih ada beberapa kelompok yang kurang aktif. Hal tersebut bisa dilihat
(64)
ada terdapat 1 kelompok yang mendapatkan skor sebesar 55, sehingga
perlu diadakan perubahan struktur dari masing –masing kelompok. Pada siklus II peneliti dan guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang
masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang siswa.
b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 14 dan
16 Mei 2013. Pada pertemuan pertama guru membentuk kelompok diskusi
dan kemudian guru dibantu oleh peneliti dalam memutarkan video
pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Pada saat pemutaran
video, siswa terlihat serius dalam memperhatikan pelajaran yang
disampaikan dengan menggunakan media audiovisual.
Gambar 4.5 Guru dan siswa memperhatikan video
Setelah siswa melihat video dan mencatat hal penting yang ada
dalam video, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok seperti yang telah
direncanakan sebelumnya. Guru dan peneliti membagi siswa menjadi 5
kelompok dikarenakan diskusi kelompok pada siklus I belum berjalan
dengan baik. Masih ada beberapa orang siswa yang tidak aktif dan masih
(65)
kelompok yang tidak aktif dalam diskusi. Untuk mengatasi hal tersebut
guru bersama peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing– masing kelompok beranggotakan 4 orang siswa dengan komposisi siswa
yang berbeda dari siklus I. Hal ini dilakukan agar siswa lebih aktif
berdiskusi dalam kelompoknya.
Pada pertemuan berikutnya, guru mengajak siswa untuk duduk
berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibuat pada pertemuan
sebelumnya. Sebelum membagikan LKS, Guru menanyakan kembali
materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya untuk
mengingatkan siswa pada materi yang telah dipelajari. Setelah melakukan
penjelasan awal, guru membagikan lembar LKS untuk didiskusikan dan
dikerjakan oleh siswa.
Gambar 4.6 Siswa mengerjakan LKS
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru membahas hasil
kerja siswa. Pada saat pembahasan LKS guru tidak menunjuk kelompok
untuk membahas hasil diskusinya dikarenakan waktu belajar yang sudah
hampir selesai, sehingga guru membahas LKS bersama siswa tanpa
adanya presentasi dari siswa. Kemudian dari hasil pembahasan guru dan
siswa, ada beberapa konsep yang masih kurang dan belum dibahas,
(66)
menjelaskan beberapa hal yang belum dimengerti oleh siswa. Guru
mengajak siswa merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan
tersebut dan guru mengumumkan adanya tes yang diadakan pada
pertemuan berikutnya.
Gambar 4.7 Guru merangkum materi pembelajaran
c. Observasi
Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer untuk
melakukan observasi dibantu oleh seorang rekan peneliti. Observasi
dilakuakan dengan mengisi lembar observasi siswa yang telah disiapkan
oleh peneliti. Hasil dari obsevasi aktivitas belajar siswa ini digunakan
untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pada
siklus 2.
d. Tes
Proses pembelajaran pada siklus II diakhiri dengan mengadakan tes
berupa posttest yang dilakukan pada akhir siklus II dengan waktu posttest
selama 30 menit. Posttest dilakukan diakhir pembelajaran pada pertemuan
ke dua untuk Standar Kompetensi 7 Memahami Saling Ketergantungan
(67)
Keanekaragaman Makhluk Hidup Dalam Pelestarian Ekosistem. Berikut
merupakan data hasil belajar siswa dalam siklus II:
Tabel 4.3.
Data Tes Akhir ( Posttest ) Siklus II
Aspek Pencapaian Hasil Belajar
Rata-rata 76,3
% pencapaian KKM 80
Tabel diatas menunjukkan rata – rata hasil belajar siswa adalah 76,3, sedangkan presentase pencapaian KKM yang ada sebesar 80%. Dari
data tersebut diketahui 16 orang siswa dinyatakan tuntas dan 4 orang siswa
tidak tuntas.
e. Refleksi
Setelah pelaksanaan penelitian pada siklus II, peneliti bersama
rekan yang ikut dalam pelaksanaan melakukan refleksi untuk tahap siklus
II tersebut. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pelaksanaan tindakan
kelas yang telah dilakukan pada siklus II telah mengalami perubahan.
Dilihat dari skor observasi aktivitas belajar siswa, rata-rata skor aktivitas
belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 64,6 %
meningkat pada siklus 2 menjadi 72,32%. Hal ini terlihat dari persiapan
yang dilakukan siswa pada siklus 2 lebih baik dibandingkan dengan siklus
1. Pada siklus 1 masih banyak siswa yang kurang memperhatikan
pembelajaran dan bermain dengan teman sebangkunya, sehingga sebagian
besar siswa tidak melakukan kegiatan seperti mencatat, berdiskusi,
mempersiapkan alat tulis, bertanya kepada guru. Sedangkan pada siklus 2
(68)
memperhatikan penjelasan guru, mencatat, melakukan diskusi dengan
serius dan tidak bermain saat pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II lebih berjalan
dengan baik jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya, demikian pula
dengan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II ini telah
mengalami peningkatan. Dari data yang ada, dapat dilihat hasil belajar
siswa pada siklus I ketuntasan klasikal sebesar 65% meningkat pada
siklus II menjadi 80%. Sementara skor rata – rata kelas yang diperoleh pada siklus I sebesar 69,6 meningkat pada siklus II menjadi 76,3.
3. Motivasi akhir
Setelah pelaksanaan posttest, peneliti dibantu oleh guru dalam
menyebarkan angket motivasi akhir untuk diisi oleh siswa. Hasil dari anget
motivasi akhir tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.4. Nilai Motivasi Akhir Siswa
Interval % Kategori Jumlah
siswa %
81–100 Sangat Tinggi 15 75
66–80 Tinggi 5 25
56–65 Cukup 0 0
46–55 Rendah 0 0
0–45 Sangat Rendah 0 0 Rata–rata skor motivasi akhir 83,37 %
Tabel diatas menunjukkan tingkat motivasi ahhir siswa setelah
dilaksanakannya penelitian pada siklus II. Dari data pada table di atas dapat
dilihat bahwa persentase belajar siswa dengan kategori sangat tinggi adalah
(69)
untuk kategori motivasi “ cukup, rendah, sangat rendah “ memiliki presentase
0%.
B. Hasil Penelitian
1. Motivasi Belajar Siswa
Peningkatan motivasi belajar siswa dilihat dari hasil pengukuran
motivasi melalui angket motivasi pada awal siklus I dan akhir siklus II.
Dari data yang diperoleh, motivasi belajar siswa meningkat dari awal
siklus hingga akhir siklus. Dengan demikian motivasi belajar siswa
meningkat setelah dilakukannya pembelajaran dengan media audiovisual.
Berikut merupakan tabel analisis data motivasi awal dan motivasi akhir.
Tabel 4.5.
Hasil Motivasi Belajar Siswa
Kategori Motivasi Awal Motivasi Akhir
Sangat Tinggi 45% 75%
Tinggi 55% 25%
Cukup 0% 0%
Rendah 0% 0%
Sangat Rendah 0% 0% Rata-rata 79,75% 83,37%
Adapun hasil analisis motivasi belajar siswa bedasarkan
indikatornya. Berikut merupakan tabel persentase masing-masing
indikator motivasi belajar siswa:
Tabel 4.6. Persentase Indikator Motivasi
No Indikator Persentase (%) Kategori
1 Keinginan belajar 84.58 Sangat tinggi 2 Kesiapan 81.25 Sangat tinggi 3 Ketertarikan 84.8 Sangat tinggi 4 Keseriusan 79.37 Tinggi 5 Partisipasi 83.75 Sangat tinggi
(70)
Dari tabel indikator motivasi di atas, diketahui bahwa persentase
motivasi untuk ke empat indikator, yaitu: keinginan belajar, kesiapan,
ketertarikan, dan partisipasi, masing-masing indikator tersebut termasuk
dalam kategori “sangat tinggi”. Sedangkan untuk indikator Keseriusan tergolong dalam kategori “tinggi”. Dari ke lima indikator di atas yang memiliki persentase tertinggi adalah indikator “Ketertarikan” dengan persentase indikator sebesar 84,8%, sedangkan indikator terendah adalah
indikator“Keseriusan” dengan persentaseindikator sebesar 79,39%.
2. Hasil belajar siswa
Sebelum dilaksanakannya tindakan siklus I, peneliti memberikan
tes awal (pretest) kepada siswa untuk melihat pengetahuan awal siswa
sebelum dilaksanakan tindakan kelas. Soal tes awal (pretest) dibuat
berdasarkan indikator yang ada dari Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada materi Ekosistem. Berikut merupakan hasil
yang diperoleh dari tes awal (pretest).
Tabel 4.7. Data Tes Awal (pretest)
Aspek kognitif Pencapaian Hasil Belajar
Nilai Tertinggi 73 Nilai Terendah 13
∑ Siswa Tuntas ≥ 65 3
∑ Siswa Tidak Tuntas <
65 17
Rata-rata 51
% KKM 15
Dari tabel data tes awal siswa, dapat diketahui rata-rata skor pretest
yang diperoleh siswa sebesar 51 dengan ketuntasan kelas sebesar 15%.
(71)
memenuhi indikator target yang ingin dicapai peneliti pada materi
Ekosistem. Pretest ini dilakukan sebagai data awal untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi ekosistem sebelum
dimulainya tindakan.
Setelah mendapatkan hasil tes awal siswa, peneliti mulai
mengadakan tindakan untuk siklus I. Dari pembelajaran yang berlangsung
pada siklus I, peneliti mengadakan tes akhir (posttest) untuk mengetahui
pemahaman terhadap materi ekosistem yang telah dipelajari siswa. Peneliti
membuat soal posttest berdasarkan indikator dari Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar pada materi ekosistem. Dari data hasil posttest tersebut
diperoleh persentase hasil belajar siswa dan juga skor rata – rata kelas yang menjadi indikator keberhasilan pada penelitian ini. Berikut
merupakan tabel hasil analisis posttest pada siklus I dan siklus II.
Tabel 4.8. Hasil Tes Kognitif Siswa
Komponen Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi 85 93 Nilai Terendah 47 57 Rata-rata 69,6 76,3
% KKM 65 80
Peneliti juga melakukan analisis berdasarkan indikator dari
masing-masing kompetensi dasar materi ekosistem pada penelitian ini.
Adapun analisis hasil belajar siswa berdasarkan indikatornya. Berikut
merupakan hasil analisis indikator posttest untuk siklus I dapat dilihat pada
(1)
MATERI EKOSISTEM SIKLUS I
Scan video pertemuan 1
(2)
Scan 3. Interaksi dalam ekosistem
Scan animasi pertemuan 1
Scan1. Ekosistem dan kelestariannya
(3)
Scan animasi Pertemuan ke 2
(4)
MATERI EKOSISTEM SIKLUS II
Scan video keanekaragaman makhluk hidup
Scan1. Keanekaragaman makhluk hidup dan upaya pelestariannya
(5)
(6)