Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada materi ekosistem.

(1)

ABSTRAK

Marselina Hoa Tena (2015). Penggunaan Media Audiovisual Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta Pada Materi Ekosistem. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Berdasarkan hasil observasi didapatkan berbagai masalah pada siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta seperti nilai rata-rata kelas hanya 62,42 sehingga belum mencapai standar KKM, selain itu sikap dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong rendah. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem dengan menggunakan media audiovisual pada kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta dengan materi Ekosistem. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan dan setiap siklus memiliki empat tahap yaitu planning, observing, acting, reflecting. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, kuisioner dan wawancara, hasil penilaian post-test. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa ranah kognitif meningkat dari rata-rata 82,92 pada siklus I menjadi 87,41 pada siklus II sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM meningkat dari 75% menjadi 96,43%. Hasil belajar siswa ranah afektif adalah 100% tinggi pada siklus I maupun siklus II. Untuk motivasi siswa pada siklus I maupun siklus II adalah 100% baik. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, dapat disimpulkan media audiovisual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(2)

ABTRACT

Marselina Hoa Tena (2015). The Use of Audio Visual Media in Ecosystem

Materials to Increase Motivation and Achievements of Seventh Grade Love Class Students of SMP Joannes Bosco, Yogyakarta. Yogyakarta. Sanata Dharma University.

Based on the observation on seventh grade Love class students of SMP Joannes Bosco, the researcher found some problems. The average score was 62,42. This meant the score did not achieve the passing grade. Moreover, the students’ behaviour and motivation in learning still far from the expectation. Therefore, this

research aims to increase students’ motivation and achievements in ecosystem

materials using audio visual media in 2014/2015 academic year.

The research was This research was the Classroom Action Research (CAR), the subjects of the research were the seventh grade Love class students of SMP Joannes Bosco.This research was conducted in 2 phases. Each phase consists of 2 meetings and conducted in 4 steps: planning, observing, acting, reflecting. The data collection was conducted using observation sheets, questionnaires, interviews, the result of post-test assessment. The data was analyzed descriptively.

The result of the research showed that students’ cognitive achievement aspect increased from 82,92 average at the first phase to 87,41 average at the second phase. Meanwhile, the percentage of students who reached the passing grade score increased from 75% to 96,43%. The students’ affective achievement aspect got 100% higher from both phases. In addition, the students’ motivation in both phases was 100% satisfactory. Based on the research, the conclusion is the audio visual media can increase students motivation and achievements.


(3)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII LOVE SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA PADA

MATERI EKOSISTEM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MARSELINA HOA TENA

NIM : 121434012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII LOVE SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA PADA

MATERI EKOSISTEM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MARSELINA HOA TENA

NIM : 121434012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di

Indonnesia

Karya Pendidikan Kongregasi Suster-Suster Santo

Dominikus di Indonnesia

Keluarga dan sanak saudara tersayang

Program Studi Pendidikan Biologi 


(8)

v

MOTTO

“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan jadilah

padaku menurut perkataan-Mu

.”


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 September 2015

Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Marselina Hoa Tena

Nomor Mahasiswa : 121434012

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII LOVE SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 8 September 2015

Yang menyatakan,


(11)

viii

ABSTRAK

Marselina Hoa Tena (2015). Penggunaan Media Audiovisual Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta Pada Materi Ekosistem. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Berdasarkan hasil observasi didapatkan berbagai masalah pada siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta seperti nilai rata-rata kelas hanya 62,42 sehingga belum mencapai standar KKM, selain itu sikap dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong rendah. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem dengan menggunakan media audiovisual pada kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta dengan materi Ekosistem. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan dan setiap siklus memiliki empat tahap yaitu planning, observing, acting, reflecting. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, kuisioner dan wawancara, hasil penilaian post-test. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa ranah kognitif meningkat dari rata-rata 82,92 pada siklus I menjadi 87,41 pada siklus II sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM meningkat dari 75%

menjadi 96,43%. Hasil belajar siswa ranah afektif adalah 100% tinggi pada siklus I maupun siklus II. Untuk motivasi siswa pada siklus I maupun siklus II adalah 100% baik. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, dapat disimpulkan media audiovisual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(12)

ix ABTRACT

Marselina Hoa Tena (2015). The Use of Audio Visual Media in Ecosystem

Materials to Increase Motivation and Achievements of Seventh Grade Love Class Students of SMP Joannes Bosco, Yogyakarta. Yogyakarta. Sanata Dharma University.

Based on the observation on seventh grade Love class students of SMP Joannes Bosco, the researcher found some problems. The average score was 62,42. This meant the score did not achieve the passing grade. Moreover, the students’ behaviour and motivation in learning still far from the expectation. Therefore, this research aims to increase students’ motivation and achievements in ecosystem materials using audio visual media in 2014/2015 academic year.

The research was This research was the Classroom Action Research (CAR), the subjects of the research were the seventh grade Love class students of SMP Joannes Bosco.This research was conducted in 2 phases. Each phase consists of 2 meetings and conducted in 4 steps: planning, observing, acting, reflecting. The data collection was conducted using observation sheets, questionnaires, interviews, the result of post-test assessment. The data was analyzed descriptively.

The result of the research showed that students’ cognitive achievement aspect increased from 82,92 average at the first phase to 87,41 average at the second phase. Meanwhile, the percentage of students who reached the passing grade score increased from 75% to 96,43%. The students’ affective achievement aspect got 100% higher from both phases. In addition, the students’ motivation in both phases was 100% satisfactory. Based on the research, the conclusion is the audio visual media can increase students motivation and achievements.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Kasih atas semua rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penggunaan Media Audiovisual Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada materi

Ekosistem”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan, bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan penelitian.

2. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah berkenan memberikan waktu untuk memberikan pengarahan dan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Tuhan senantiasa memberkati usaha dan karya ibu

3. Segenap dosen Pendidikan Biologi dan staff Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung penulis secara tidak langsung.

4. Sr. Anna Marie. OP, selaku pemimpin umum Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus (OP) di Indonesia beserta Dewannya, yang telah memperkenankan penulis untuk melanjutkan studi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Sr. M. Contantia. OP, selaku Ketua Yayasan Pusat Santo Dominikus, serta Staff yang telah mendukung penulis selama kuliah sampai dengan penyusunan skripsi ini.

6. Sr. M. Lusia Kusrini OP, selaku pemimpin komunitas Biara santo Dominikus Maguwo dan para suster OP komunitas Maguwo yang dengan caranya masing-masing telah memberi dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.


(14)

xi

7. Ibu Ag. Nuranisah S. S.Ag, selaku Kepala Sekolah SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Ibu M. Lolita Oktavia S.Pd, selaku guru Biologi kelas VII yang telah membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

9. Siswa-siswi kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian. 10.Pak C. Sutanto Prabowo, yang dengan murah hati telah membantu dalam

pembuatan media audiovisual.

11.Teman-teman angkatan 2011 dan angkatan 2012 tercinta yang memberikan pengalaman yang luar biasa bagi penulis selama kuliah bersama.

12.Mbak Yuli, lily, Selvy yang telah membantu penulis menjadi observer maupun memberikan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat menjadi inspirasi dan sarana bagi pendidik yang membacanya dan mengimplementasikannya.

Yogyakarta, 8 September 2015

Penulis


(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN MOTO...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vii

ABSTRAK...viii

ABTRACT...ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR BAGAN...xv

DAFTAR GAMBAR...xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Batasan Masalah...5

D. Tujuan Penelitian...6

E. Manfaat Penelitian...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA...8

A. Media dalam Sistem Pembelajaran...8

1. Pengertian Media...8

2. Jenis-jenis Media...9

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran...13

4. Media Audio Visual dalam Pembelajaran...17


(16)

xiii

1. Pengertian Motivasi...21

2. Macam-macam Motivasi...22

3. Fungsi Motivasi...24

4. Indikator Motivasi Belajar...25

C. Hasil Belajar Siswa...31

1. Ranah Kognitif...32

2. Ranah Afektif...36

3. Ranah Psikomotorik...38

D. Materi Ekosistem...41

E. Penelitian yang Relevan...42

F. Kerangka Berpikir...43

G. Hipotesa...46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian...43

B. Setting Penelitian...43

1. Obyek Penelitian...43

2. Subyek Penelitian...44

3. Tempat Penelitian...44

4. Waktu Penelitian...44

C. Rancangan Penelitian... 44

D. Variabel Penelitian...47

E. Instrumen Penelitian...48

F. Analisis Data...51

G. Indikator Keberhasilan...55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...56

A. Pelaksanaan Penelitian...56

B. Hasil Penelitian...56

1. Siklus I...56

2. Siklus II...65

C. Analisis Data...70

1. Motivasi Belajar Siswa...70

2. Hasil Belajar...72

D. Pembahasan...77

1. Motivasi Belajar Siswa pada Materi Ekosistem dengan Media Audio Visual... 77

2. Hasil belajar pada Materi Ekosistem...80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...87

A. Kesimpulan...87

B. Kendala Penelitian...87


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penetapan Skor Kuisioner Motivasi...55

Tabel 3.2 Penggolongan Motivasi Belajar...56

Tabel 3.3 Kriteria Skor Ketuntasan Individu...57

Tabel 3.4 Kategori Prosentase Hasil Observasi Ranah Afektif...58

Tabel 3.5 Indikator Ketercapaian Target...59

Tabel 4.1 Data Kuisioner Motivasi Awal Siswa...63

Tabel 4.2 Hasil Pre-test Siswa ...64

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kelompok Siswa Siklus I...67

Tabel 4.4 Pengkategorian Hasil Observasi Setiap Kelompok...67

Tabel 4.5 Hasil Post-test Siklus I...67

Tabel 4.6 Data Kuisioner Motivasi Akhir Siswa...72

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kelompok Siswa Siklus II...73

Tabel 4.8 Pengkategorian Hasil Observasi Setiap Kelompok Siklus II...73

Tabel 4.9 Hasil Post-test Siklus II...74

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Post-test Siklus I dan Siklus II...77


(18)

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman 2.1 Kerangka Berpikir...45


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Observasi guru mengajar dan kondisi kelas...62

Gambar 4.2 Siswa Mengamati Video...65

Gambar 4.3 Siswa Berdisk...65

Gambar 4.4 Kelompok Presentasi...66

Gambar 4.5 Siswa Membuat Kesimpulan...66

Gambar 4.6 Siswa mengamati animasi...70

Gambar 4.7 Siswa berdiskusi...71

Gambar 4.8 Siswa Presentasi...71

Gambar 4.9 Siswa mengerjakan Post-test Siklus II...71

Gambar 4.10 Grafik persentase Motivasi Awal Siswa...75

Gambar 4.11 Grafik persentase Motivasi Akhir Siswa...76

Gambar 4.12 Grafik Perbandingan persentase Motivasi Awal dan Akhir Siswa..80

Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Nilai Kognitif Siklus I dan Siklus II...83


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus...93

2. RPP Siklus 1...96

3. RPP Siklus II...104

4. LKS Siklus I...112

5. LKS Siklus II dan kunci jawaban LKS...115

6. Materi...125

7. Kisi-kisi Soal...140

8. Kunci Jawaban Soal...146

9. Pedoman Skoring...151

10. Soal Pre Test...158

11. Soal Post test I...162

12. Soal Posttest II...165

13. Observasi Kelas...169

14. Kisi-kisi kuisioner...171

15. Kuisioner Motivasi...172

16. Kisi-kisi dan Panduan wawancara...178

17. Data Nilai Pre test...180

18. Data Nilai Post test I...181

19. Data Nilai Post test II...182

20. Data Hasil Observasi...183

21. Data Hasil Kuisioner Motivasi...185

22. Data Pre-test dan Post-test...187

23. Data LKS...211

24. Hasil Kuisioner Motivasi Awal...217

25. Hasil Kuisioner Akhir...223

26. Hasil observasi...228

27. PengelompokanPeserta Remidial...235

28. Hasil Wawancara...241

29. Surat ijin universitas...244


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar untuk

menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan

cara mendorong dan memfasilitas kegiatan belajar. Di dalam

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional diuraikan

bahwa pedidikan merupakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Syah,

2002: 1). Dalam hal ini seorang guru harus menyadari betapa pentingnya

menciptakan kondisi belajar yang menghantar peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran.

Oleh karena itu diperlukan adanya perubahan dalam proses

pembelajaran sesuai dengan perkembangannya. Perubahan yang dilakukan

oleh guru antara lain: memperbaiki metode mengajar, kondisi lingkungan

belajar, pemberian tugas mandiri secara rutin serta menggunakan media

dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses pembelajaran


(22)

berpikir dan kondisi lingkungan siswa. Dengan menggunakan media,

hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan dan yang kompleks dapat

disederhanakan. Dengan demikian pengaruh media dalam proses

pembelajaran kepada siswa sangat besar sehingga dapat menghasilkan

perubahan tingkah laku (transformasi) sebagai hasil belajar. Perubahan

tersebut mencakup perubahan secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,

ketrampilan, pengetahuan (Djamarah, 2002: 10).

Berdasarkan hasil wawancara guru dan observasi yang dilakukan

selama proses pembelajaran khususnya kelas VII Love nampak beberapa

siswa cenderung pasif misalnya ada yang asyik mengobrol dengan teman,

bermain dan mengganggu temannya, mondar-mandir dalam kelas, ada yang

mengantuk dan jika guru mengajukan pertanyaan siswa menjawab secara

serentak bersama-sama. Kondisi ini disebabkan karena dalam pembelajaran

guru cenderung menggunakan metode ceramah, mencatat, tanya jawab,

sehingga siswa cepat merasa bosan. Proses pembelajaran tersebut di atas

tentunya berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Rendahnya

motivasi siswa tersebut dapat diatasi dengan melaksanakan proses

pembelajaran melalui salah satu strategi yaitu menggunakan media audio

visual.

Peran aktif siswa yang berhubungan dengan kemauan atau motivasi

siswa dapat terlihat dari cara siswa mempersiapkan diri sebelum belajar.

Siswa yang termotivasi dan ingin berprestasi akan mempersiapkan diri


(23)

belajar seperti buku, alat tulis, dan sebagainya, yang tampak dalam kegiatan

observasi pada siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta

adalah sebanyak 50% siswa menyiapkan peralatan belajar. Siswa

mendengarkan saat guru menerangkan adalah sebanyak 50%. Siswa yang

mencatat hal-hal penting saat pelajaran adalah sebanyak 25%. Siswa yang

bertanya mengenai materi yang disampaikan guru adalah sebanyak 10%.

Siswa yang mengerjakan tugas adalah sebanyak 75%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari guru Biologi SMP Joannes

Bosco, pada hasil ulangan harian materi ekosistem Tahun Ajaran

2013-2014, dengan rata-rata 62,42 dari 28 orang siswa. Dari hasil belajar tersebut,

yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 10 siswa

atau sekitar 35,71% dan 18 siswa atau 64,29% belum mencapai standar

KKM. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, guru mengaku masih

kesulitan mengajar dalam materi ekosistem karena siswa masih sulit

membayangkan bagaimana proses ketergantungan antar komponen dalam

ekosistem terjadi . Ini berdampak pada hasil belajar siswa kelas VII tahun

ajaran 2013-2014 dimana setelah dibandingkan dengan materi biologi lain,

nilai rata-rata kelas terendah terdapat pada materi ekosistem.

Salah satu cara untuk mengembangkan ranah kogntif, afektif,

psikomotorik dan motivasi siswa yaitu dengan menerapkan strategi

pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Media yang

mendukung, merangsang gairah belajar siswa. Media yang dapat didengar,


(24)

siswa akan termotivasi dalam pembelajaran dan akhirnya memperoleh hasil

belajar yang optimal.

Media audio visual merupakan salah satu media pembelajaran yang

dapat membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa,

misalnya media yang bersifat audio (pendengaran) contohnya tape recorder

dan radio maupun media yang bersifat visual (penglihatan) contohnya

gambar, grafik. Media audio visual dipilih sebagai media yang tepat karena

dapat mewakili media lain yang hanya bersifat audio atau mendengarkan

dan visual atau melihat sehingga media audio visual diterima atau dianggap

dapat secara lengkap membantu siswa dalam pembelajaran.

Media audio visual memiliki kemampuan animasi melukiskan

gambar dengan efek tertentu (diperlambat atau dipercepat) dan suara

memberi daya tarik tersendiri. Media tersebut menyajikan informasi,

menjelaskan konsep-konsep yang rumit dan mempermudah konsep yang

abstrak, memaparkan proses. Dengan kata lain keabstrakan bahan atau

materi dapat dikonkretkan dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar

melalui media.

Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan sebagai sarana

bantu dan juga sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan siswa untuk mewujudkan situasi pembelajaran

yang lebih efektif (Susilana dan Cepi, 2007: 8). Pembelajaran dengan

media audio visual dapat lebih menarik, karena media tersebut diartikan


(25)

terjaga dan memperhatikan kejelasan dan keruntutan pesan (materi), daya

tarik gambar yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat

mendorong keingintahuan menyebabkan siswa terbawa atau ikut berpikir,

yang semuanya menunjukan bahwa media memiliki aspek motivasi dan

meningkatkan minat. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan suatu

penelitian tindakan kelas dengan judul: PENGGUNAAN MEDIA AUDIO

VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII LOVE SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian Tindakan Kelas

ini dapat dirumuskan masalah; apakah penggunaan media Audio Visual

dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas VII Love SMP

Joannes Bosco Yogyakarta pada Materi Ekosistem?

C. Batasan Masalah

Beberapa hal yang dibatasi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Media Audio Visual

Media pembelajaran audio visual berupa animasi gerak yang dapat dilihat

dan didengar oleh siswa tentang materi ekosistem, yang dirancang


(26)

2. Motivasi

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemauan dan

keinginan siswa yang secara positif dalam melakukan tindakan belajar.

Tindakan belajar yang diharapkan antara lain kemauan siswa terlibat

dalam pembelajaran dengan mendengarkan, mengamati, menanya,

mencatat, berdiskusi dan mengerjakan tugas, mendalami kembali,

mencari tahu berbagai materi dan lain-lain yang mendukung siswa

terlibat dalam pembelajaran secara positif.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

kognitif siswa dari hasil post-test dan afektif yang diketahui dari hasil

observasi dan wawancara.

4. Materi Pokok

Materi yang diajarkan adalah tentang ekosistem, yaitu pada Standar

Kompetensi 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

Kompetensi Dasar 7.1

7.1. Menentukan ekosistem dan saling hubungan komponen antar

ekosistem

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan


(27)

motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco

Yogyakarta pada materi ekosistem melalui penggunaan media audio visual.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a) Penelitian ini bermanfaat untuk menyelesaikan tugas akhir untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan.

b) Menambah wawasan dalam memperbaiki proses pembelajaran dan

meningkatkan hasil belajar siswa dengan memilih media

pembelajaran yang tepat.

2. Bagi Siswa

Dengan media yang menarik siswa dapat terlibat dalam pembelajaran

biologi yang menyenangkan.

3. Bagi Guru

Dapat menambah pengetahuan guru dalam pembelajaran biologi dengan penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(28)

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Media dalam sistem Pembelajaran 1. Pengertian Media

Secara harafiah kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak

dari kata “medium”. Medium berarti perantara atau pengantar yaitu perantara

sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Menurut Gagne

dalam Susilana dan Cepi (2007: 5-6) media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media juga dapat

diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan ( massege )

yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong proses belajar (Sumiati dan Asra, 2007: 160).

Briggs dalam Sumiati dan Asra (2007: 5) mengatakan bahwa media

merupakan segala alat fisik untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi

proses belajar untuk mencapai tujuan intruksional. Dari berbagai definisi di atas

dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala benda yang dapat menyalurkan

pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar.

Media dalam sistem pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam

pembelajaran yang harus digunakan untuk mendukung komponen lain (tujuan,

materi, metode, dan evaluasi) dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan. Usaha

untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh media atau alat bantu


(29)

penggunaannya. Media pembelajaran merupakan semua sarana (bantu) atau benda

yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk

menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber

lain) kepada penerima atau siswa.

Media pembelajaran selalu terdiri dari dua unsur yaitu perangkat keras atau

hardware dan perangkat lunak atau software (Susilana dan Cepi, 2007: 6). Yang

dimaksudkan dengan hardware ialah media yang secara fisik memang keras;

misalnya: tape recorder, televisi, video player, radio, globe, OHP (Over Head

Proyektor), proyektor, dan lainnya. Sedangkan yang dimaksudkan perangkat lunak

(software) ialah media yang secara fisik memang lunak (berupa informasi atau bahan

ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa); misalnya: soft copy modul,

transparansi, pita kaset, Mind Map, dan lain lain.

Dalam pembelajaran media sangatlah penting, untuk mengetahui hal

tersebut perlu diketahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,

karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian

pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi atau ajaran yang dituangkan ke

dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata & tulisan) maupun

non-verbal.

2. Jenis – jenis Media

Media pembelajaran sangat beranekaragam. Berdasarkan hasil penelitian

para ahli, seperti Allen, Universitas California; Carpenter dan Tyford. Departemen


(30)

160), berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada

siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Sumiati dan Asra (2007: 160 - 162) mengklasifikasikan media

pembelajaran berdasarkan ciri-ciri tertentu, antara lain:

a. Berdasarkan kemampuan indera, media pembelajaran terdiri atas:

1) Media audio, adalah jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan

indera telinga atau pendengaran (audio). Media audio berfungsi menyalurkan

pesan audio dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang disampaikan berupa

lambang-lambang auditif verbal, nonverbal dan kombinasinyaJenis media

pembelajaran ini menghasilkan pesan bunyi atau suara, contoh: tape recorder,

telepon, radio, piringan audio, pita audio, phonograph.

2) Media visual, adalah jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan

indera mata atau penglihatan (visual). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan

pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat, contoh: gambar, poster,

grafik,diagram, sketsa, papan flanel, bulletin board, buku teks, modul, foto.

3) Media audio visual, adalah media pembelajaran yang menggunakan kemampuan

indera telinga atau pendengaran dan indera mata atau penglihatan (audio-visual).

Media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangan dari

media audio atau visual semata. Misalnya film bingkai dan film gelang atau film

rangkai yang dilengkapi dengan suara dan sedikit memiliki unsur gerak. Media ini

tidak saja menyampaikan pesan-pesan yang lebih rumit tetapi juga realistis. Media

audio visual memiliki kelebihan membantu menimbulkan pengertian dan ingatan


(31)

media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa,

contoh: televisi, film bisu, video, slide suara, film strip bersuara, halaman

bersuara, film gelang.

b. Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, media pembelajaran terdiri atas:

1) Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya luas, yaitu dapat

menjangkau tempat yang luas dengan jumlah siswa yang banyak. Contoh: televisi,

radio.

2) Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya terbatas, yaitu

hanya dapat menjangkau tempat atau ruangan tertentu dan terbatas dengan jumlah

siswa yang tidak banyak. Contoh: papan tulis, slide, overhead projector ( OHP ).

c. Berdasarkan dimensinya, jenis media pembelajaran terdiri atas:

1) Media dua dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang hanya mempunyai dua

ukuran, yaitu panjang dan lebar. Contoh: poster, gambar dan bagan.

2) Media tiga dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang mempunyai minimal

tiga ukuran yaitu panjang, lebar dan isi/tinggi. Contoh: model (benda yang

menyerupai aslinya), realia (benda asli).

Dengan bantuan media, kegiatan pembelajaran menjadi konkrit dan para

siswa akan memperoleh pengalaman-pengalaman konkrit yang bersifat mendidik.

Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih media audio visual. Media audio visual

atau dalam klasifikasinya termasuk ke dalam alat yang dapat dilihat dan didengar

yaitu berupa video dan animasi. Media ini dipilih karena memiliki kelengkapan


(32)

(pengelihatan), dibandingkan dengan media lain media ini dapat mendukung dalam

kegiatan pembelajaran.

Menurut Rudi Brets dalam Sumiati dan Asra (2007: 162- 163) media

pembelajaran diklsifikasikan berdasarkan tiga ciri: suara (audio), bentuk (visual),

dan gerak (motion). Atas dasar tersebut media pembelajaran diklsifikasikan dalam

delapan kelompok, yaitu:

1) Media pembelajaran audio-motin-visual, yaitu media pembelajaran yang

mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat. Jenis media

pembelajaran ini paling lengkap. Jenis media pembelajaran tergolong dalam

kelompok ini adalah video tape, televisi, film bergerak.

2) Media pembelajaran audio-still-visual, yaitu media pembelajaran yang

mempunyai suara, obyeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan. Seperti film

strip bersuara, slide bersuara atau rekaman televisi dengan gambar tidak bergerak

(television still recording).

3) Media pembelajaran audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan, namun

tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh. Seperti telewriting atau

teleboard.

4) Media pembelajaran motion-visual, yaitu media pembelajaran yang mempunyai

gambar obyek yang bergerak. Seperti film bergerak.

5) Media pembelajaran still-visual, yaitu ada obyek namun tidak gerakan. Seperti

film strip, gambar, microform, atau halaman cetak.

6) Media pembelajaran semi-motion (semi bergerak) yaitu yang menggunakan garis


(33)

7) Media pembelajaran audio, yaitu hanya menggunakan suara, seperti radio,

telephon, audio tape.

8) Media pembelajaran cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu

huruf (simbol bunyi).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, jenis yang menjadi fokus dalam

penelitian ini adalah media pembelajaran audio-motin-visual, media pembelajaran

audio-still-visual, media pembelajaran motion-visual, media pembelajaran

semi-motion, dan media pembelajaran cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol

tertentu yaitu huruf (simbol bunyi).

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Sumiati dan Asra (2007: 163 - 165) menyebutkan fungsi media

pembelajaran sebagai berikut:

a. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak menjadi konkrit

(nyata)

b. Memberikan pengalaman nyata dan langsung.

c. Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.

d. Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap

suatu materi pembelajaran atau obyek.

e. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi dan aktivitas

dan kreativitas belajar siswa.


(34)

g. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali

dengan cepat tepat.

h. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran dalam

proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa untuk mengerti dan

memahaminya.

Fungsi-fungsi media tersebut di atas yang langsung terkait dengan media

audio visual yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mempelajari materi

pembelajaran secara berulang-ulang karena siswa dapat memutar ulang video atau

animasi yang telah dilihat, memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi

yang benar terhadap suatu materi pembelajaran atau obyek, menarik perhatian siswa,

sehingga membangkitkan minat, motivasi dan aktivitas serta kreativitas belajar

siswa, membantu siswa belajar secara individual, kelompok dan klasikal, materi

pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan

cepat tepat, serta mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi

pembelajaran dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa untuk

mengerti dan memahaminya. Karena materi yang akan dipelajari sudah tersampaikan

pada media audio visual.

Selain itu kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton

(Susilana dan Cepi, 2007: 9):

a. Penyampai pesan pembelajaran dapat lebih terstandar

b. Pembelajaran dapat lebih menarik

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menrapkan teori belajar.


(35)

e. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat

ditingkatkan.

f. Peran guru berubah ke arah positif.

Media pembelajaran juga memiliki nilai dan manfaat (Susilana, dkk, 2007: 10) yaitu:

a. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak.

Konsep-konsep yang dirasakan bersifat abstrak atau sulit dijelaskan secara

langsung kepada siswa dapat dikonkritkan atau disederhanakan melalui

pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya menjelaskan tentang sistem ekskresi

pada manusia, sistem peredaran darah manusia, dapat menggunakan media

gambar atau bagan sederhana.

b. Menghadirkan obyek-obyek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam

lingkungan belajar.

Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau program televisi

binatang-binatang buas seperti: harimau, singa, dll atau hewan lainnya seperti:

gajah, burung, ular, dan lain-lain.

c. Menampilkan obyek yang terlalu besar atau kecil

Misalnya guru akan menyampaikan gambaran tentang ekosistem laut atau

menampilkan obyek-obyek yang terlalu kecil seperti bakteri, cacing, dan lain-lain.

d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Dengan menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film.

Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhn


(36)

Nilai dan manfaat dari media pembelajaran yang dikemukakan oleh

Susilana, yang langsung terkait dengan media audio visual dalam penelitian ini

adalah menghadirkan obyek-obyek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke

dalam lingkungan belajar misalnya menggunakan video/gambar binatang-binatang

buas misalnya singa, ular, dan binatang lain misalnya kuda, ikan hiu, burung. Selain

itu juga menampilkan obyek yang terlalu besar atau kecil misalnya menampilkan

gambaran tentang ekosistem laut, ekosistem hutan hujan tropis atau menjelaskan

obyek-obyek yang terlalu kecil misalnya jamur saprofit, bakteri, cacing dan

memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Susilana dan Cepi, (2007: 10) juga berpendapat bahwa dalam kaitannya

dengan fungsi media pembelajaran, dapat diperhatikan beberapa hal berikut:

a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi

memilki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi

pembelajaran yang lebih efektif.

b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses

pembelajaran. Maksud bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen

yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaiatan dengan komponen lainnya

dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

c. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan degan kompetensi yang

ingin dicapai dan isi pembelajaran. Maksudnya bahwa penggunaan media dalam


(37)

d. Media pembelajaran dapat berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi

ini mengandung makna bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat

menangkap tujuan dan materi lebih mudah dan lebih cepat.

e. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses

belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media

pembelajaran akan lebih tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran

memiliki nilai yang lebih tinggi.

Dari kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa media sangat

bermanfaat untuk membangkitkan motivasi dan keaktivan siswa serta membuat

pelajaran untuk mudah dipahami. Dengan menggunakan media pembelajaran secara

tepat dan bervariasi kita dapat membangkitkan minat, motivasi, kreativitas siswa.

Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk memberikan perangsang, pengaruh

dan daya tarik bagi siswa.

4. Media Audio visual dalam Pembelajaran

a. Pengertian Media audio visual.

Media audio visual adalah suatu media yang terdiri atas media visual yang

dipadukan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi

dua arah antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Yang termasuk

dalam media ini antara lain : sound slide, TV, film, video, dan lain sebagainya

(Rinanto, 1982: 21). Sedangkan Munadi (2008:56), mengemukakan bahwa media


(38)

sekaligus dalam suatu proses dan sifat pesan yang disalurkan berupa pesan verbal

dan non verbal. Rohani (1997: 97-98) mengungkapkan media audio visual adalah

media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.

Selanjutnya Djamarah (2002:21) mengungkapkan bahwa media audio visual yaitu

media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Berdasarkan beberapa pengertian media audio visual tersebut, dapat

disimpulkan bahwa media audio visual, terdiri dari media visual yang disinkronkan

dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah

antara guru dengan siswa di dalam proses pembelajaran. Maksudnya media audio

visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang

mampu menggugah perasaan dan pemikiran siswa.

b. Fungsi media audio visual

Adapun fungsi alat-alat audio visual dalam pembelajaran menurut Hamzah

(1988: 17) yaitu 1) Alat-alat audio visual mempermudah menyampaikan dan

menerima pelajaran atau informasi serta dapat menghindarkan salah pengertian,

artinya dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih

konkret daripada yang disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan, dicetak atau

ditulis. Sebab itu alat-alat audio visual dapat membuat suatu pengertian atau

informasi menjadi lebih berarti. Siswa lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan

melihat alat-alat sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Dengan

melihat dan sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran dapat lebih mudah


(39)

mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak. Dorongan itu adalah dari

pemindahan suatu ide dari pikiran seseorang kepada orang lain. Alat-alat audio

visual memberi dorongan dan motivasi serta membangkitkan keinginan untuk

mengetahui dan menyelidiki, yang akhirnya mengarah kepada pengertian yang lebih

baik. 3) Alat-alat audio visual mengekalkan pengertian yang didapat, salah satu

penyebab utama dari tidak efisiennya cara belajar dan berkomunikasi adalah bahwa

manusia pelupa. Alat-alat audio visual tidak saja menghasilkan cara belajar yang

efektif dalam waktu yang lebih singkat, tetapi apa yang diterima melalui alat-alat

audio visual lebih lama diingat dan tahan lama sehingga untuk mengungkapkan

kembalinya akan lebih cepat dan tepat (Sumiati dan Asra, 2007: 164).

c. Jenis-jenis Media Audio Visual

1. Media Audio Visual Gerak

Media audio visual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai dengan

perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena

meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar

yang bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi,

video, dan film bergerak ( Munadi, 2010: 113).

2. Media Audio Visual Diam

Media audio visual diam yaitu media yang penyampaian pesannya dapat diterima

oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi gambar yang

dihasilkan adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media ini

antara lain: media sound slide (slide suara), film strip bersuara, film rangkaian


(40)

d. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

Menurut Munadi (2010:116-142), kelebihan media audio visual antara lain:

1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

2. Mengembangkan imajinasi siswa.

3. Memperjelaskan hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih

realistis.

4. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.

5. Sangat baik untuk menjelaskan suatu proses dan suatu ketrampilan.

6. Dapat diulangi untuk menambah kejelasan dan dapat digunakan secara

berulang.

7. Menumbuhkan minat dan motivasi siswa.

8. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.

9. Dapat memperlambat dan mempercepat.

10. Dapat digunakan secara klsikal dan individual.

Selain kelebihan-kelebihan di atas, media audio visual juga memiliki kekurangan,

yaitu:

1. Memerlukan biaya yang cukup besar.

2. Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama jika program yang dibuat

cukup panjang.

3. Memerlukan keahlian khusus.

4. Memerlukan arus listrik.

Kelebihan media audio visual menurut Angkowo dan Kosasih (2007: 14) yaitu:


(41)

2. Bisa diperlambat dan diulang.

3. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

4. Membantu siswa dalam mengingat nama-nama benda, kata-kata yang

diucapkan atau nama tempat yang mereka lihat.

5. Membantu siswa memahami konsep-konsep dari materi pendidikan dengan

lebih konkrit.

6. Merupakan alternatif bagi yang tidak senang membaca.

Selain memiliki kelebihan, media audio visual juga tentu mempunyai

kekurangan, antara lain:

1. Ukurannya sangat terbatas, tidak memadai untuk kelompok besar.

2. Memerlukan biaya relatif mahal.

B. Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian motivasi.

Secara etimologis, motivasi berasal dari kata motif. Kata motif diartikan

sebagai daya upaya yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Motif dapat juga

dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2007: 73).

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2007:73), motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi tumbuh karena ada keinginan

untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong seseorang untuk lebih


(42)

Menurut Winkel (2004: 186), motivasi belajar merupakan motor penggerak

yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Motivasi belajar juga merupakan

sebagai keadaan mental melalui pengalaman belajar memperkaya diri sebagai sifat

kepribadian yang stabil. Siswa secara berangsur-angsur mengembangkan sifat

kepribadian yang mencirikan sebagai orang yang selalu memperdalam pengetahuan

dan memperluas cakrawala mental. Siswa seperti ini dalam belajar selalu mengejar

sasaran belajar dan bukan sekedar sasaran prestise.

Menurut Purwanto ( 2007:71 ), motivasi atau dorongan merupakan suatu

usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar seseorang

tersebut dapat tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil dan tujuan (goal) tertentu. Motivasi tidak lepas dari rangsangan

(stimulus). Rangsangan dapat dalam bentuk hadiah atau hukuman yang diberikan

oleh guru. Motivasi juga menyangkut kebiasaan yang telah dimiliki oleh siswa.

Kebiasaan tekun dalam mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai

masalah dan hambatan secara mandiri (Rohmah, 2012:250).

Berdasarkan definisi -definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah sejumlah proses psikologi yang menyebabkan timbulnya atau terjadinya

persistensi (keseriusan dalam berusaha) kegiatan-kegiatan dengan sukarela yang

diarahkan ke tujuan tertentu baik yang bersifat internal maupun eksternal bagi

seorang siswa yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.

2. Macam-macam motivasi


(43)

Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor

pendorong dari dalam diri (internal) seseorang. Tingkah laku seseorang terjadi tanpa

dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Seseorang dapat bertingkah laku

karena mendapat energi dan pengarah tingkah laku yang tidak dapat dilihat

sumbernya dari luar. Misalnya: seorang siswa, tanpa disuruh oleh siapa pun, setiap

malam membaca buku pelajaran yang esok harinya akan dijelaskan oleh gurunya

(Asrori:2007:183).

Terbentuknya motivasi intrinsik, biasanya orang lain juga memegang

peranan, misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan kaitan antara belajar

dan menjadi orang yang berpengetahuan. Maka kesadaran itu, pada suatu ketika

mulai timbul dalam diri sendiri, karena pengaruh dari pendidik yang telah ikut

menanamkan kesadaran itu. Motivasi intrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri

dengan tujuan secara esensial (kebutuhan akan dipenuhi dan kegiatan belajar)

(Winkel, 2004: 195), sehingga motivasi ini cenderung bertahan lebih lama,

menimbulkan minat dan disertai perasaan senang.

b) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas

dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Winkel, 2004: 194). Asrori (2007:183)

mengemukan bahwa, motivasi ekstrinsik merupakan dorongan dari luar yang berupa

usaha pembentukan dari orang lain. Seseorang dapat bertingkah laku karena

mendapat energi dan ada usaha yang dilakukan dari luar. Misalnya: seorang siswa


(44)

yang memperoleh nilai terbaik pada mata pelajaran yang diajarnya akan diberi tiga

buku seri cerita Hari Porter.

Antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, keduanya saling mengisi

dan memperkuat karena keduanya bersama-sama menggerakkan siswa dalam belajar.

3. Fungsi Motivasi.

Sardiman (2007: 84 – 85), berpendapat bahwa motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Begitu juga untuk belajar sangat

diperlukan motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Terkait

dengan hal tersebut motivasi berfungsi:

a) Mendorong siswa untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor

penggerak dari setiap kegiatan pembelajaran.

b) Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan bagi siswa yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c) Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa yang

harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan dengan menyeleksi

kegiatan-kegiatan yang tidak mendukung bagi tujuan tersebut.

d) Menentukan ketekunan dalam pembelajaran. Seorang siswa yang telah

termotivasi untuk belajar, tentu akan berusaha seoptimal mungkin untuk belajar

dengan tekun, dengan harapan mendapat hasil yang baik dan lulus.

e) Melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam pembelajaran siswa dalam


(45)

4. Indikator motivasi belajar

Menurut Uno (2008:23) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

d) Adanya penghargaan dalam belajar.

e) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang

siswa dapat belajar dengan baik.

Dalam proses pembelajaran di kelas, bisa berkembang dalam dua situasi

yang berbeda berkaitan dengan motivasi siswa. Seorang guru merasa bersemangat

ketika siswa yang didampingi memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.

Sebaliknya, guru bisa merasa kecewa ketika melihat siswa yang didampingi tidak

termotivasi terhadap pelajaran yang diajarkan atau terhadap cara guru mengajar.

Oleh sebab itu, guru dituntut mampu mengkreasi berbagai cara agar motivasi siswa

dapat muncul dan berkembang dengan baik (Asrori, 2007: 184).

Dalam sebuah pembelajaran, ada juga siswa bermotivasi rendah. Indikator

siswa yang memiliki motivasi rendah, yaitu:

a) Perhatian terhadap pelajaran kurang.

b) Semangat juangnya rendah.

c) Mengerjakan sesuatu merasa seperti diminta membawa beban berat.

d) Memiliki ketergantungan kepada orang lain.


(46)

f) Cenderung menjadi pembuat kegaduhan.

g) Mudah berkeluh kesah dan pesimis ketika mengahdapi kesulitan.

Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses

pembelajaran ada siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi itu yang dapat

mendorongnya dalam proses belajar. Sebaliknya tidak sedikit siswa yang motivasi

belajarnya rendah sehingga harus ada upaya serius dari guru untuk

mengembangkannya.

5. Cara menumbuhkan dan mengembangkan motivasi siswa.

Rohman (2012: 256 – 259), berpendapat bahwa ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar siswa di sekolah, antara lain:

a) Memberi Angka

Angka dalam hal ini adalah sebagai simbol dari nilai dari hasil kegiatan

pembelajaran siswa. Angka yang baik memberi motivasi belajar yang kuat pada

siswa.

b) Hadiah

Cara ini dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu, misalnya

pemberian hadiah pada akhir tahun pada siswa yang mendapat atau menunjukan

hasil belajar baik.

c) Saingan atau Kompetisi

Kompetisi memberikan motif-motif sosial kepada siswa. Saingan atau kompetisi

merupakan alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Hanya saja persaingan

individu akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik seperti rusaknya hubungan


(47)

d) Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan

menerimanya sebagai tantangan sehingga berusaha keras. Seorang siswa akan

berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi tinggi dengan menjaga

harga dirinya.

e) Memberi Ulangan

Memberi ulangan bisa dijadikan sarana motivasi. Siswa akan menjadi giat belajar

kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu guru juga terbuka,

memberitahu kepada siswa kalau akan ada ulangan.

f) Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar juga merupakan sarana meningkatkan motivasi. Dengan

mengetahui hasil belajar, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan menyemangati

siswa untuk lebih giat belajar. Jika hasil belajarnya mengalami kemajuan siswa

akan berusaha untuk mempertahankanya atau meningkatkan kualitas belajarnya

untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

g) Pujian

Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan

motivasi yang baik. Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan

tugas dengan baik, perlu diberi pujian. Agar pujian itu merupakan pendorong atau

motivasi, pemberian pujian harus tepat. Maksudnya pujian yang berikan itu sesuai

dengan hasil yang dikerjakan siswa, bukan dibuat-buat. Pujian yang sesuai akan

memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta


(48)

h) Hukuman

Hukuman sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara

tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi yang efektif. Hukuman akan merupakan

alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena

pelampiasan emosional.

i) Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.

Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa itu memang ada motivasi untuk

belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik daripada siswa yang

tidak berhasrat untuk belajar.

j) Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat merupakan alat

motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan

minat. Minat dapat dibangkitkan dengan cara: membangkitkan adanya suatu

kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau,

memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, serta menggunakan

berbagai macam bentuk mengajar.

k) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat

motivasi yang sangat penting, sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai,

karena dirasakan sangat berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah


(49)

Adapun formulasi lain menurut Asrori ( 2007:185 ) yang diupayakan oleh

guru dalam proses pembelajaran sehingga memberikan kontribusi terhadap

berkembangnya motivasi belajar siswa. Formulasi atau cara tersebut digolongkan

atas dua, yaitu:

1. Tataran di luar kelas

Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk membangun dan mengembangkan

motivasi belajar dalam tataran di luar kelas, antara lain:

a) Menekankan kepada siswa tentang arti pentingnya persiapan dalam menghadapi

masa depan yang kemungkinan lebih banyak tantangan dan persaingan.

b) Memberi contoh kepada siswa tentang orang-orang sukses dan rahasia kesuksesan

mereka yang dapat ditiru.

c) Menunjukkan kepada siswa kegunaan materi pelajaran yang dipelajari dengan

kehidupan nyata sehari-hari. Misalnya: pelajaran Biologi akan sangat berguna

untuk menjadi seorang dokter, apoteker, dan lain sebagainya.

d) Menekankan kepada siswa tentang arti pentingnya berpikir dan bekerja

semaksimal mungkin.

2. Tataran di dalam kelas

Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa ada sejumlah cara

yang dapat dilakukan guru di dalam kelas, yaitu:

a) Memberikan ganjaran kepada siswa untuk pekerjaan-pekerjaan yang diselesaikan.

Ganjaran diberikan hanya kalau siswa memang patut mendapatkannya.

b) Target pencapaian belajar harus jelas. Siswa harus mengetahui kompetensi yang


(50)

c) Kembangkan suasana yang memungkinkan siswa merasa diterima dan didukung.

Siswa pada umumnya memerlukan perasaan bahwa guru terlibat dalam kehidupan

mereka, memahami dan berbicara secara dekat dengan mereka.

d) Usahakan merespon pertanyaan siswa secara positif dan segera memberikan

pujian kepada siswa yang mampu mengajukan dengan baik.

e) Mengenalkan kepada siswa tentang “ketuntasan belajar”. Maksudnya jelaskan kepada siswa tentang Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa pada akhir

proses pembelajaran.

f) Hindarkan menciptakan kompetisi yang terlalu intens di antara siswa. Sebab

kompetisi yang terlalu ketat justru dapat mengakibatkan kecemasan siswa dalam

mengikuti proses pemebelajaran.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam menumbuhkan

motivasi belajar Biologi, guru melakukan tindakan berupa: mengarahkan,

mengaktifkan/meningkatkan kegiatan serta memberikan bantuan dan dukungan.

Mengarahkan meliputi menjelaskan manfaat dan tujuan dari mata pelajaran atau

pokok bahasan yang diberikan dalam hal ini dalam pokok bahasan ekosistem. Tujuan

dan manfaat dari pokok bahasan ini agar siswa menelaan, memahami dan berusaha

menjaga kestabilan ekosistem agar tetap stabil. Memberi kesempatan kepada siswa

untuk memperoleh sukses dalam hal ini mengarahkan siswa untuk menyelesaikan

dan mengumpulkan tugas pada waktunya, berusaha untuk menerima kritikan dari

teman. Mengaktifkan/meningkatkan kegiatan meliputi menggunakan cara penyajian

yang bervariasi dalam hal ini pada setiap pertemuan siswa diberi kesempatan untuk


(51)

komoponen penyusun ekosistem, pertemuan kedua video tentang satuan dalam

ekosistem, pertemuan ketiga animasi tentang rantai makanan dan jaring-jaring

makanan dan pertemun keempat video tentang pola-pola interaksi. Dengan penyajian

video/animasi yang berbeda pada setiap pertemuan memberikan kontribusi untuk

mendukung dan membangun motivasi belajar siswa. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mencoba dan memberikan sasaran dan kegiatan-kegiatan antara

lain: berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS , presentasi hasil diskusi, tanya

jawab, dan mengerjakan post test dan remidi bagi siswa yang belum tuntas.

Memberi bantuan dan dukungan meliputi memberi pujian, penguatan, penghargaan,

menciptakan atau mengembangkan suasana yang memungkinkan siswa merasa

diterima dan didukung, teguran dan sanksi. Dalam pembelajaran ada siswa yang aktif

dan cepat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau temannya maka siswa

tersebut mendapat hadia berupa pujian (dengan ucapan proficiat kamu sangat

cerdas).

C. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar menurut Sudjana (2010: 22) kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom

yang dikutip oleh Sudjana dibagi dalam tiga ranah yakni Ranah kognitif, ranah

afektif dan ranah psiko-motorik. Menurut Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan

dan Palupi, (2013: 26 - 30) yang merevisi taksonomi Bloom bahwa khusus pada


(52)

memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze),

mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).

1. Ranah Kognitif

a) Mengingat ( Remember )

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari

memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun

yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting

dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan

masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan

berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali

(recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan

mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret,

misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali

(recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau

secara cepat dan tepat.

b) Memahami atau mengerti ( Understand )

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari

berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti

berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan

(comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha

mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.

Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian


(53)

persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan,

atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu

persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan.

c) Menerapkan ( Apply )

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau

mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan

permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural

(procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur

(executing) dan mengimplementasikan (implementing).

Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari siswa

menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur baku/standar yang sudah

diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar-benar mampu

melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian berlanjut pada munculnya

permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga siswa dituntut

untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan memilih prosedur yang tepat

untuk menyelesaikan permasalahan.

d) Menganalisis ( Analyze )

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan

memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-

tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat

menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis

kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah.


(54)

baik. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali

cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti

mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan

siswa untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari

suatu informasi pendukung. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi

atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).

e) Mengevaluasi ( Evaluate )

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian

berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan

adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat

pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun

kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa.

Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing).

Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau

kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir

merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada

penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah

pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar

eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Misalnya siswa

melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian


(55)

f) Menciptakan ( Create )

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara

bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa

untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur

menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan sangat

berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya.

Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara

total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini

mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat

dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir

kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan

menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya,

sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.

Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi

(producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan merepresentasikan

permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan.

Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti

dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan

permasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi

pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,


(56)

Dari penjelasan tersebut cakupan ranah kognitif yang dilakukan atau

diimplementasikan dalam penelitian ini antara lain 1) Mengingat, karena mengingat

merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang

bermakna dan merupakan proses untuk mengingat kembali pengetahuan sebelumnya

baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. 2) Memahami

atau mengerti karena berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification)

dan membandingkan. Dalam penelitian ini siswa belajar tentang ekosistem antara

lain macam-macam ekosistem, rantai makanan dan jaring makanan serta pola-pola

interaksi. Berkaitan dengan memahami ini siswa perlu memahami perbedaan rantai

makanan dan jaring makanan. 3) Menerapkan, berkaitan dengan dimensi

pengetahuan prosedural. Dalam pembelajaran ini siswa belajar tentang rantai

makanan dan jaring makanan. Dalam hal ini siswa mengurutkan peristiwa makan dan

dimakan pada jaring-jaring makanan. 4) Menganalisis, pada bagian tersebut siswa

menganalisis tentang jaring-jaring makanan yang terbentuk dari beberapa rantai

mkananan yang secara berurutan dan kompleks. 5) Mengevaluasi, berkaitan dengan

mengecek dan mengkritisi. Dalam penelitian ini siswa melakukan penilaian tentang

perbedaan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan, perbedaan antara

produsen, konsumen, pengurai serta siswa melakukan post test untuk keseluruhan

materi ekosistem.

2. Ranah Afektif

Menurut taksonomi Kratwohl, Bloom,dkk dalam Winkel (2009: 276-277), ranah

afektif mencakup:


(57)

Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan

untuk memperhatikan rangsangan itu. Kesediaan itu dinyatakan dalam

memperhatikan sesuatu. Misalnya memperhatikan proses penayangan animasi,

mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru.

b) Partisipasi ( responding )

Partisipasi mancakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisisi

dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam memberi suatu reaksi

terhadap rangsangan yang disajikan, seperti menunjukan minat dengan membawa

pulang buku bacaan yang ditawarkan, mau berpartisipasi dalam

mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

c) Penilaian/penentuan sikap ( valuing )

Penilaian/penentuan sikap mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian

terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk

suatu sikap: menerima, menolak atau mengabaikan. Sikap tersebut dinyatakan

dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin.

d) Organisasi ( organization )

Organisasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman atau pegangan dalam kehidupan. Kemampuan dinyatakan dalam

mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menyusun rencana masa depan atas

dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup.

e) Pembentukan pola hidup ( characterization by a value or value complex )

Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai


(58)

menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

Kemampauan itu dinyatakan dalam mengatur hidup misalnya mencurahkan waktu

secukupnya untuk belajar atau mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Dari uraian tersebut cakupan ranah afektif yang diimplementasikan dalam

penelitian ini adalah mencakup semua ranah afektif karena dalam pembelajaran

ini, siswa sangat peka dan memiliki kesediaan untuk memperhatikan video atau

animasi yang ditayangkan dengan antusias ( penerimaan). Siswa juga menunjukan

minat dan kerja sama dalam diskusi dan percaya diri untuk presentasi hasil diskusi

di depan kelas (partisipasi). Dalam pembelajaran tersebut siswa juga telah

menunjukkan sikap mau menerima kritikan dari teman/dari kelompok lain ketika

temannya bertanya saat kelompok yang bersangkutan presentasi (penentuan

sikap). Siswa juga telah membentuk kelompok diskusi dengan memilih sendiri

teman kelompoknya dalam siklus I dan mau bergabung dengan teman dalam

kelompok diskusi yang dibagi oleh peneliti pada siklus II ( organisasi). selain itu

juga siswa telah menunjukan sikap mau mengerjakan soal-soal maupun mengisi

kuisioner sesuai dengan waktu yang ditentukan, dalam hal ini siswa merelakan

waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan meskipun masih dalam

hal-hal sederhana ( pembentukan pola-pola hidup).

3. Ranah Psikomotorik.

Menurut taksonomi Kratwohl, Bloom,dkk dalam Winkel (2009: 278-279), ranah

psikomotorik mencakup:


(59)

Persepsi meliputi kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara

dua perangsang atau lebih berdasarkan pembedaan ciri-ciri fisik yang khas pada

masing –masing rangsangan b) Kesiapan ( set )

Kesiapan meliputi kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan

memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam

kesiapan jasmani dan mental.

c) Gerakan terbimbing ( guided respons )

Gerakan terbimbing meliputi kemampauan untuk melakukan suatu rangkaian

gerak sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam

menggerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau

diperdengarkan seperti, dapat meniru bunyi suara.

d) Gerakan yang terbiasa ( mechanical response )

Gerakan yang terbiasa meliputi kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian

gerak-gerik dengan lancar, karena telah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan

lagi rintih yang diberikan.

e) Gerakan kompleks ( complex response )

Gerakan kompleks meliputi kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan,

yang terdiri atas beberapa komponen, degan lancar, tepat dan efisien. Kemampuan

ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan

menggabungkan beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik

yang teratur, seperti kegiatan praktikum menguji kadar vitamin C yang


(1)

c. Predasi

B.2 Jelaskan hubungan timbal balik antara kupu-kupu dan tumbuhan berbunga! 14 B.3 Gambarlah sebuah rantai makanan dari makluk hidup berikut:

a.Tikus, elang, buah pisang, ular

b.Ikan besar, ikan kecil, phytoplanton, ikan sedang.

14

B.5 Perhatikan rantai makanan berikut!

Daun Ulat Burung kecil Burung elang Berdasarkan diagram di atas:

Apabila burung kecil banyak yang terserang wabah penyakit sehingga banyak yang mati, organisme apa yang bertambah banyak populasinya? Bagaimana kelangsungan rantai makanan tersebut? Jelaskan!


(2)

Hasil Wawancara

No Pertanyaan Jawaban Siswa

1 Apakah dengan menggunakan media audio visual dapat membuat motivasi belajarmu terhadap pembelajaran biologi bertambah?

Siswa 1: Ya bertambah karena lebih semangat dan lebih enak mengikutinya.

Siswa 2: ya bertambah

Siswa 3: Ya, karena tidak membosankan dan karena pembelajaran sebelumnya biasa saja. Siswa 4: Ya bertambah

Siswa 5: Ya lumayan karena lebih semangat dari pada sebelumnya.

Siswa 6: Ya lebih paham, soalnya ada gambar. 2 Apa yang membuatmu

senang belajar biologi dengan menggunakan media audio visual?

Siswa 1: Karena belajar dengan melihat video, karena itu lebih paham dan gak ribet, memahaminya lebih gampang

Siswa 2: karena seru dan ada gambar yang bergerak

Siswa 3: Karena tidak membosankan dan seperti melihat gambar sesungguhnya.

Siswa 4: Karena animasinya ada gambar hewan yang bergerak yang dapat memakan makanannya secara langsung.

Siswa 5: karena tidak membosankan, seru, dan tidak mengantuk di kelas

Siswa 6: karena video/gambar-gambar dan tulisannya jelas

3 Menurutmu apa yang menarik dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?

Siswa 1: karena ada video, karena itu tidak perlu buka buku

Siswa 2 karena lebih jelas, cepat memahami, ada musik, suaranya jelas.

Siswa 3: Animasinya lucu terlebih pada rantai makanan

Siswa 4: kerena ada gambarnya

Siswa 5: karena gambarnya lucu terlebih pada rantai makanan.

Siswa 6: karena video dengan gambar-gambarnya menarik, ada animasi terlebih pada rantai makanan

4 Menurutmu, apa yang kurang menarik dalam

Siswa 1: Ga ada


(3)

penggunaan media audio visual ini?

terlebih pada rantai makanan dan contohnya perlu ditambah lagi.

Siswa 3: kadang gambarnya kurang lucu (sawah,hutan, laut), durasi antara slide satu dengan lain terlalu cepat.

Siswa 4: Ga ada

Siswa 5: Kayaknya ga ada.

Siswa 6: Terlalu cepat antara pergantian slide dan tulisan.

5 Menurutmu apa kelebihan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran biologi

Siswa 1: Suara suster jelas, gambarnya jelas dan menarik

Siswa 2: Menarik

Siswa 3: karena lebih jelas, suara sangat jelas, tulisan sangat jelas.

Siswa 4: Gambar serta keterangannya

membantu saya lebih paham pada bagaimana sih prosesnya makan dan dimakan.

Siswa 5: Membantu saya dalam belajar, membantu saya lebih serius dalam belajar. Siswa 6: Lebih mudah dimengerti karena ada gambar-gambar dan tulisan/keterangannya. 6 Menurutmu apa

kekurangan media audio visual dalam pembelajaran biologi?

Siswa 1: penjelasan dan tulisan perlu ditambah Siswa 2: Tulisannya kadang kurang jelas, perlu ditambah gambarnya, terlalu cepat tayangan antar gambar dan tulisan

Siswa 3: Durasi antara slide terlalu cepat

Siswa 4: Jika ada musik mengganggu,

pergantian antara slide yang satu dengan lainnya terlalu cepat sehingga sehingga ketinggalan dalam menulis poin penting

Siswa 5: Penjelasan suster agak cepat,

pergantian antara slide yang satu dengan lainnya terlalu cepat

Siswa 6: Ga ada 7 Apakah media audio

visual dapat

membantumu untuk memahami materi ekosistem?

Siswa 1:Ya membantu

Siswa 2: Ya membantu dalam memahami materi rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

Siswa 3: Ya lumayan membantu

Siswa 4: Ya dapat mengerti, ada yang membantu, kadang kurang membantu. kalau


(4)

yang kurang membantu itu pada jaring-jaring makanan karena terlalu banyak anak panahnya. Siswa 5: Lumayan membantu suster.

Siswa 6: Ya membantu terlebih dalam rantai makanan dan jaring-jaring makanan

8 Apakah kamu ingin menggunakan media audio visual untuk materi lainnya?

Siswa 1: ya ingin dan mau. Siswa 2: ya pengen

Siswa 3: Ya pengen

Siswa 4: Ya pengen karena membantu saya dalam memahami materi

Siswa 5: Ya biar tidak ngantuk


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar PKN pada siswa kelas III di MI Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur Tahun pelajaran 2013/2014

0 8 103

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada kompetensi dasar perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur

0 17 122

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI.

1 3 47

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 28

Penggunaan median audio visual dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Mlati Sleman pada materi ekosistem.

0 0 103

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

0 0 208

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2012/201

0 2 225

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta

0 5 206

Penggunaan media pembelajaran audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi pertumbuhan dan perkembangan - USD Repository

1 1 158