PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENERIMAAN PENGHARGAAN ACF (Appeal of Conscience Foundation) MELALUI PEMBERITAAN DI MEDIA CETAK ( Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Penerimaan Penghargaan ACF (Appeal of Consci

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENERIMAAN PENGHARGAAN
ACF (Appeal of Conscience Foundation) MELALUI PEMBERITAAN DI MEDIA CETAK
( Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Persepsi Masyar akat Sur abaya Ter hadap Pener imaan
Penghargaan ACF (Appeal of Conscience Foundation) Melalui Pember itaan di Media Cetak)

SK RIPSI

Diajukan untuk memnuhi sebagian persyar atan untuk memperoleh gelar
Sar jana pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

Rizky Setiawan
NPM : 0843010235

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENERIMAAN PENGHARGAAN
ACF (Appeal of Conscience Foundation) MELALUI PEMBERITAAN DI MEDIA CETAK
( Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Penerimaan
Penghargaan ACF (Appeal of Conscience Foundation) Melalui Pemberitaan di Media Cetak)
Oleh:

RIZKY SETIAWAN
0843010235
Telah Diper tahankan Dihadapan dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi J urusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veter an” J awa Timur Pada Tanggal 24 Desember 2013

PEMBIMBING

TIM PENGUJ I
1. Ketua


J uwito, S.sos, M.Si.
NPT. 3 6704 95 0036 1

Dra. Dyva Claretta, M.Si
NIP. 3 6601 94 00251

2. Seker taris

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si.
NIP. 19641225 199309 2001
3. Anggota

Dra. Dyva Claretta, M.Si
NIP. 3 6601 94 00251
Mengetahui,
DE K AN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si.
NIP : 19550718 198302 2001

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puja dan puji syukur selalu penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
segala

berkah,

menyelesaikan

rahmat, nikmat dan

karunia-Nya

penyusunan


skripsi

laporan

sehingga

dengan

penulis

judul

dapat

“PERSEPSI

MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENERIMAAN PENGHARGAAN
ACF (Appeal of Conscience Foundation) MELALUI PEMBERITAAN DI
MEDIA CETAK” ( Studi Deskr iptif Kualitatif mengenai Persepsi Masyarakat

Surabaya Terhadap Penerimaan Penghargaan ACF (Appeal of Conscience
Foundation) Melalui Pemberitaan di Media Cetak)

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. Teguh Sudarto, M.Si. selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. Dyva Claretta, M.Si. selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dalam pengerjaan laporan ini.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dosen - dosen Progdi Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberi ilmu
dan pengetahuan dalam proses perkuliahan selama ini.

6. Ayah ku, Ibu ku, Kakak ku, terima kasih atas do’a dan dukungan yang tak
pernah putus serta dorongan baik moril maupun materi. “ I Love you all”.
7. Keponakan ku tersayang yang selalu memberi keceriaan dan semangat
yang baru Fairuuz Al Fahrizzi.
8. Dinda Puspitasari, “my dear thank’s for all”.
9. Teman - teman seperjuangan Karsa, Eza, Herly, Fajar, Agung, Rosyadi,
Lucky, Tino, Dian P., Hikman, Safa dan Teman - Teman Ikom ’08 lainya.
10. Dan para informan yang bersedia meluangkan waktunya.
Semoga Allah SWT. memberikan limpahan berkah, rahmat serta karunia-Nya.
Penulis sadar bahwa Laporan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki dan
menyempurnakan segala bentuk kekurangan yang ada. Besar harapan penulis semoga
Laporan Skripsi ini kiranya dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, November 2013

Penulis

iii


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................

i

KATA PENGANTAR .................................................................................

ii

ABSTRAKS

.............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ..............................................................................................


v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah ........................................................

1

1.2


Perumusan Masalah ..............................................................

8

1.3

Tujuan Penelitian ..................................................................

8

1.4

Manfaat Penelitian ................................................................

8

KAJ IAN PUSTAKA ....................................................................

9


2.1

Landasan Teori .....................................................................

9

2.1.1 Penelitian Terdahulu ...................................................

9

2.1.2 Komunikasi Interpersonal .......................................... 11
2.1.3 Persepsi ..................................................................... 11
2.1.3.1

Pengertian Persepsi ..................................... 11

2.1.3.2

Jenis - Jenis Persepsi ................................... 13


2.1.3.3

Karakteristik Persepsi .................................. 14

2.1.3.4

Hal - Hal Yang Mempengaruhi Persepsi ...... 16

2.1.3.5

Proses Persepsi ............................................ 18
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.3.6 Proses Terjadinya Persepsi ........................... 19
2.1.4 Pengertian Masyarakat ............................................... 20
2.1.4.1 Unsur - Unsur Masyarakat ............................ 21
2.1.4.2 Kriteria Masyarakat ...................................... 24
2.2

ACF (Appeal of Conscience Foundation) .............................. 24
2.1.5 Pengertian Media Massa ............................................ 25
2.1.5.1 Karakteristik Media Massa ........................... 27
2.1.5.2 Fungsi Media Massa ..................................... 28
2.1.5.3 Surat Kabar Sebagai Media Massa ................ 29
2.1.5.4 Ciri - Ciri dan Sifat Surat Kabar ................... 31
2.1.5.5 Fungsi Surat Kabar ....................................... 32
2.1.6 Definisi Berita ........................................................... 34
2.1.6.1 Jenis - Jenis Berita ........................................ 35
2.1.6.2 Nilai Berita ................................................... 37

2.3

Kerangka Berfikir ................................................................. 40

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 42
3.1

Metode Penelitian ................................................................. 42

3.2

Operasional Konsep ............................................................... 44

3.2

3.2.1

Persepsi .................................................................... 44

3.2.2

Masyarakat ............................................................... 44

3.2.3

Berita ....................................................................... 45

3.2.4

ACF (Appeal of Conscience Foundation) ................. 45

Informan Penelitian ............................................................... 46
vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3

Unit Analisis ......................................................................... 46

3.4

Teknik Pengumpulan Data .................................................... 47

3.7

Teknik Analisis Data ............................................................. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 50
4.1

Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 50
4.1.1

Gambaran Umum Surabaya ..................................... 50

4.1.2

Sejarah Jawa Pos ..................................................... 51

4.1.3

Sejarah Kompas ...................................................... 59

4.2

Identitas Informan ................................................................. 63

4.3

Analisis Data ........................................................................ 65
4.3.1 Persepsi Masyarakat Tentang Penerimaan Penghargaan
ACF Melalui Pemberitaan Di Media Cetak .................... 65
4.3.1.1 Persepsi Tentang Kerukunan dan Perdamaian
Yang Tercipta di Indonesia .......................... 65
4.3.1.2 Persepsi Tentang Proses Demokrasi di
Indonesia ..................................................... 67
4.3.1.3 Persepsi

Tentang

Kinerja

Pemerintahan

Susilo Bambang Yudhoyono ........................ 70
4.3.1.4 Persepsi Tentang Peran Pemerintah Terhadap
Kaum Minoritas di Indonesia ....................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 89
5.1

Kesipulan .............................................................................. 89

5.2

Saran

.................................................................................. 90

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 91

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Interview Guide ...................................................................................... 93

2.

Harian Jawa Pos tanggal 28 Mei 2013 ...................................................... 94

3.

Harian Jawa Pos tanggal 31 Mei 2013 ..................................................... 95

4.

Harian Jawa Pos tanggal 1 Juni2013......................................................... 96

5.

Harian Kompas tanggal 28 Mei 2013 ....................................................... 97

6.

Harian Kompas tanggal 1 Juni 2013 ....................................................... 98

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

Rizky Setiawan. Persepsi Masyarakat Sur abaya Terhadap Pener imaan Penghar gaan
ACF (Appeal of Conscience Foundation) Melalui Pemberitaan Di Media Cetak (Studi
Deskr iptif Kualitatif mengenai Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Pener imaan
Penghargaan ACF (Appeal of Conscience Foundation) Melalui Pemberitaan Di Media
Cetak).
Penelitian ini, berdasarkan pemberitaan yang terdapat pada Surat Kabar Jawa Pos dan
Kompas mengenai Penerimaan Penghargaan ACF yang diterima Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, yang menujukkan adanya pro kontra yang terjadi di masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Surabaya
Terhadap Peneriamaan Penghargaan ACF (Appeal of Conscience Foundation) Melalui
Pemberitaan di Media Cetak. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi secara langsung atau
face to face pada waktu dan tempat yang sama. Unsur dari komunikasi interpersonal yakni
sensasi, persepsi, memori dan berpikir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang
bertujuan untuk menjelaskan permasalahan dengan sedalam - dalamnya.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah tiga informan dari empat informan
mempersepsikan setuju, serta satu informan mempersepsikan setuju terhadap pemberitaan
penerimaan penghargaan ACF di media cetak.
Kata kunci : Persepsi, Berita, Penghargaan ACF.

ABSTRAC
Rizky Setiawan . Public Per ception Surabaya ACF Awar d Against Acceptance ( Appeal
of Conscience Foundation ) Through Media Coverage In Pr int ( Qualitative Descriptive
Study on Public Perception Sur abaya ACF Awar d Against Acceptance ( Appeal of
Conscience Foundation ) Thr ough Media Cover age In Pr int ) .
This study , based on the news contained in the Newspaper Jawa Pos and Kompas on
Award Acceptance received ACF President Susilo Bambang Yudhoyono , who showed the
presence of pros and cons that happen in the community .
The purpose of this study was to determine the Peneriamaan Against Public Perception
Surabaya Award ACF ( Appeal of Conscience Foundation ) Through Coverage in Print Media .
The theory used in this study is the theory of interpersonal communication .
Interpersonal communication is direct communication or face to face at the same time and
place . Elements of interpersonal communication that sensation , perception , memory and
thought.
The method used in this study is a qualitative research method that aims to explain the
problems with deep - inside .
Conclusion The results of this study are three of the four informants perceive
informants agreed , and the informant perceives agree to the preaching of the ACF awards
reception in print .
Keywords : Perception , News , Awards ACF .
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, inforrmasi menjadi

sangat penting. Setiap orang, badan dan organisasi berhak untuk memperoleh
informasi untuk dapat berkembang dan berinteraksi dengan lingkunganya. Informasi
sangatlah berharga bagi manusia karena informasi adalah salah satu kebutuhan bagi
manusia untuk bisa mengetahui, memahami dan mengerti hal - hal yang ada dan
terjadi disekitarnya. Dan masyarakat akan memasuki suatu peradaban informasi,
maka peranan dan posisi informasi menjadi sangat penting.
Setiap orang, badan, lembaga atau organisasi kemasyarakatan berhak
mempunyai komunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi
dan lingkungan sosialnya. Informasi dan komunikasi tersebut menjadi tanggung
jawab bersama antara pemerintah, pers, lembaga - lembaga informasi dan
masyarakat. Untuk itu perlu dibangun dan dikembangkan jaringan informasi agar
terbangun jalur kebebasan dalam rangka memperoleh informasi.
Komunikasi itu sendiri pada dasarnya ialah pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan sehingga menimbulkan efek. Pesan yang
disampaikan melalui beberapa perantara salah satunya yaitu melalui peran media
massa. Media massa sebagai media modern mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

1. Memberikan rekaman yang permanen dan teliti. Surat kabar, buku dan
majalah, film dapat diperoleh untuk bahan referensi dan verifikasi
tahun - tahun berikutnya yang dimaksud dalam hal ini meliputi media
cetak dan elektronik.
2. Memiliki kecepatan yang luar biasa, peristiwa - peristiwa dari seluruh
dunia dapat dilaporkan dalam waktu hitungan menit setelah
peristiwanya sendiri terjadi.
3. Dapat memperluas lingkup pengertian manusia mengenai cara hidup
yang tidak pernah dialaminya sendiri, surat kabar dan radio dapat
membuat orang memahami cara hidup orang lain.
4. Mengkoordinasikan

kelompok

-

kelompok

antara

personal

(interpersonal group) yang merupakan jaringan kontak pribadi dalam
masyarakat.
Dalam hal ini salah satu media massa yang digunakan yaitu media cetak.
Media cetak yang menyajikan informasi secara aktual adalah surat kabar atau koran.
Isi surat kabar senantiasa apa yang benar terjadi dalam masyarakat sebagai peristiwa
fisik yang menempati ruang dan waktu maupun sebagai kejadian abstrak yang
mengambil tempat didalam otak dan hati masyarakat (Liliweri, 1991 : 27). Media
massa cetak seperti surat kabar, pesan - pesanya dapat dibaca kapan dan dimana saja
serta dapat diulang - ulang. Dengan demikian media massa cetak memiliki sifat
menguasai waktu (Panuju, 2002 : 52).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Seorang individu memiliki hak untuk memilih bagian, rubrik atau berita mana yang
akan dibaca oleh pembaca dalam membaca sebuah media cetak seperti surat kabar.
Hal ini disebabkan individu memiliki perbedaan dalam kebutuhan, seperti kebutuhan
koqnitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif sosial maupun integratif personal.
Dan setelah membacanya akan menimbulkan persepsi.
Levine dan Shefner mengemukakan, persepsi adalah cara dimana individu
menginterpreasikan informasi yang diperoleh berdasarkan pada pemahaman individu
itu sendiri hingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
Persepsi (perception) sendiri dibagi menjadi dua pengertian, yang pertama
persepsi dalam arti sempit adalah cara dimana individu menginterpretasikan
informasi yang diperoleh berdasarkan pada pemahaman individu itu sendiri sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan. Sementara persepsi dalam arti luas adalah pandangan
atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu
(Leavitt, 1978).
Persepsi merupakan suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan
menginterpretasikan kesan sensorik mereka untuk memberi arti pada lingkungan
mereka. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang
berbeda dapat melihat hal yang sama tetapi memahaminya berbeda (Robbins, 2002 :
46).
Melihat uraian diatas tentunya pembaca dalam memahami dan mempersepsi
isi berita pada pemberitaan di media cetak yang membahas tentang penerimaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

penghargaan oleh ACF (Appeal of Conscience Foundation) kepada Presiden
Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam beberapa pemberitaan di
media cetak seperti Kompas dan Jawa Pos diberitakan bahwa Presiden Republik
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menerima Penghargaan Negarawan Dunia
atau World Statesman Award dari yayasan lintas agama Appeal of Conscience
Foundation (ACF) yang berada di Amerika Serikat, penghargaan tersebut diberikan
langsung oleh pemimpin Appeal of Conscience Foundation (ACF) yaitu Rabi Arthur
Schneiner kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pidatonya Rabi
Arthur Schneiner menyampaikan alasannya memberikan penghargaan tersebut
kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seperti yang dikutip peneliti dari surat
kabar Jawa Pos edisi 1 Juni 2013 : “ Kami menganugerahkan World Statesman
Award 2013 kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia yang dipilh secara langsung yang diakui oleh
atas upayanya mengejar perdamaian dan membantu Indonesia berkembang menjadi
masyarakat demokratis dan melawan ekstrimisme”.
Disampaikan juga oleh Rabbi Arthur Schneiner alasan lain yaitu diberikanya
penghargaan tersebut karena pengakuan atas prestasi Persiden SBY dalam upaya
internasional untuk memelihara perdamaian bersama. Jika melihat isi pemberitaan
tersebut sepertinya perbedaan itu jelas terlihat dengan realita yang terjadi di dalam
bangsa Indonesia, banyak pro - kontra yang mengiringi penerimaan penghargaan
tersebut, salah satu pihak yang kontra disampaikan oleh Wakil Direktur Human Right
Working Group (HRWG) M. Choirul Anam pada surat kabar Jawa Pos di Edisi yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

sama (1 Juni 2013), dia yang menyatakan bahwa : “SBY justru menghindari
permasalahn intoleransi di Indonesia dengan mengungkapkan sejumlah fakta
intoleransi serta kekerasan yang terjadi di negara - negara lain, SBY menjadikan
intoleransi sebagai masalah bersama di Indonesia, padahal SBY tidak mampu dan
tidak mau berbuat banyak untuk menghentikan praktik intoleransi dan kekerasan ”.
Namun adapula yang menanggapi positif (pro) dengan diberikanya
penghargaan tersebut kepada Presiden SBY salah satunya ialah Ketua Umum PBNU
K.H. Said Aqil Siradj, seperti penyataanya yang dikutip di situs media online
detik.com (23/5), “Bagi kami, Nahdlatul Ulama bersyukur kepada Allah SWT dan
sebagai Presiden kita dapat penghargaan yang berhasil mempertahankan toleransi,
persatuan dan kesatuan antara agama dan antar suku”.
“ Saat ini masih terjadi konflik sesama umat beragama maupun antar umat
beragama di Indonesia. Itu hal yang wajar di era demokrasi dan globasisasi. "Tapi
di era Pak SBY jauh lebih baik daripada masa lalu yang banyak diskriminatif dan
otoriter berlebihan “.
“ Bandingkan dengan negara lain, seperti negara-negara Islam di Timur
Tengah banyak yang konflik berdarah-darah dan lebih parah, seperti di Afghanistan,
Somalia, Sudan, Mesir bahkan sekarang di Suriah “, lanjutnya.
Peneliti memilih pembahasan ini karena pada realitasnya masih terjadi konflik
baik itu sesama agama maupun antar agama beberapa contohnya ialah seperti kita
ketahui bersama peristiwa penyerangan dan tindakan brutal yang dialami oleh
jama’ah Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, pembakaran rumah dan pesantren milik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

kaum Syiah di Sampang, Madura dan kasus penyegelan Gereja HKPB (Huria Kristen
Batak Protestan) di Bekasi, Jawa Barat.
Persepsi itu bersifat kompleks, yakni apa saja yang dialami oleh manusia,
berawal dari alat sensor plus cara orang memperoleh informasi yang diterimanya.
Meskipun banyak stimulus berbeda - beda yang sampai kepada kita tentang masalah
yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah terbatas pada saat - saat tertentu. Apa
yang kita hayati tidak hanya bergantung pada stimulus, tetapi juga pada proses
kognitif yang merefleksikan minat, tujuan dan harapan seseorang pada saat itu.
Pemusatan persepsi ini disebut perhatian (Sobur, 2003 : 448-449).
Perhatian mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan rangsangan rangsangan yang sampai pada kita, sehingga kita bisa menerima dengan baik.
Perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibagi dalam dua golongan
besar, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor - faktor yang
tedapat pada objek atau informasi yang diamati itu sendiri, yaitu intensitas atau
ukuran, kontras, pengulangan dan gerakan. Sementara faktor dalam itu sendiri adalah
faktor - faktor yang berasal dari dalam diri individu si pengamat, yaitu motif,
kesediahn dan harapan (Diragunarsa, 1996 : 107).
Persepsi individu terhadap suatu hal dapat berbeda dengan persepsi individu
yang lain. Hal ini dikarenakan tiap individu memiliki proses pemahaman dan proses
sosialisasi yang berbeda termasuk dalm memberikan perhatian terhadap rangsangan
tertentu dan mengabaikan yang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
persepsi masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan penerimaan penghargaan kepada
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di media cetak. Karena
pada kenyataanya realitas yang terjadi di lapangan bertolak belakang dengan
pemberian penghargaan yang diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
yang dikatakan telah mampu menciptakan perdamaian antar agama di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan di fokuskan
hanya untuk mengatahui bagaiamana persepsi masyarakat Surabaya terhadap
pemberitaan penerimaan penghargaan ACF kepada Presiden Republik Indonesia
Susilo Bambang Yudhoyono di media cetak. Sehingga studi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi deskriptif kualitatif untuk menggambarkan persepsi
masyarakat Surabaya sesuai dengan proses penerimaan atau pemahaman terhadap
proses sosialisasi yang berbeda pada masing - masing individu tersebut.
Penelitian ini dilakukan di daerah Surabaya peneliti memiliki alasan di kota
tersebut termasuk salah satu kota besar di Indonesia dan masyarakatnya dating dari
beragam latar belakang termasuk agama.
Saat ini berita dengan mudah dan bebas dapat diakses dimanapun dan
kapanpun oleh pembacanya. Sehingga siapapun yang telah membaca berita tersebut
dapat dijadikan informan dalam penelitian ini. Sasaran informan dalam penelitian ini
adalah masyarakat yang berdomisili di kota Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.2

Per umusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah :

Bagaimana Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Penerimaan Penghargaan ACF
(Appeal of Conscience Foundation) Melalui Pemberitaan di Media Cetak ?

1.3

Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana Persepsi

Masyarakat Surabaya Terhadap Penerimaan Penghargaan ACF (Appeal of
Conscience Foundation) Melalui Pemberitaan di Media Cetak.

1.4

Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang kondisi
bangsa saat ini. Bagi mahasiswa, bisa bermanfaat memberikan wawasan
tentang penelitian mengenai persepsi (interpretasi, proses penerimaan,
pemahaman serta proses sosialisasi) yang berbeda pada individu.

b. Manfaat Praktis
Dapat memberikan tambahan wawasan bagi peneliti tentang bagaimana
Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Penerimaan Penghargaan ACF
(Appeal of Conscience Foundation) Melalui Pemberitaan di Media Cetak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teor i

2.1.1 Penelitian Ter dahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian tentang persepsi yang telah dilakukan
sebelumnya :
1. Penelitian dilakukan oleh Elva Ronaning. Mahasiswa Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesrsitas Andalas.
Penelitian ini berjudul Persepsi Masyarakat tentang Peranan Media Cetak
Lokal dalam Mitigasi Bencana Alam. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mendeskripsikan persepsi masyarakat dalam menafsirkan peran media
cetak lokal Padang Express dan Singgalang tentang mitigas bencana alam.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data focus group
discussion,

wawancara

dan

observasi.

Hasil

penelitian

ini

mendeskripsikan Peran media lokal yaitu Harian Padang Express dan
Singgalang dipersepsi secara berbeda oleh kelompok buruh, pegawai
negeri, mahasiswa dan dosen. Menurut mahasiswa dan dosen, media lokal
dapat mengurangi kepanikan masyarakat akibat isu - isu dan rumor yang
tidak bertanggung jawab dan mendidik masyarakat agar lebih melek
bencana. Menurut buruh dan pegawai, media lokal terlalu mengekspos
bencana seacara berlebihan danmenyebabkan masyarakat kalut, bahkan

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

eksodus keluar daerah. Penelitian ini merekomendasikan agar media dan
pemerintah serta lembaga yang terkait dengan bencana alam mengontrol
pemberitaan tentang bencana alam sehingga tidak merugikan masyarakat.

2. Penelitian dilakukan oleh Didik Hariyanto. Dosen Ilmu Komunikasi FISIP
Unsida. Penelitian ini berjudul Persepsi Penonton Televisi Terhadap
Tayangan Reka Ulang Peristiwa Kriminal. Tujuan penilitian ini dilakukan
adalah untuk menjelaskan perkembangan ilmu komunikasi dalam kajian
analisis reception berkaitan dengan persepsi Masyarakat Sidoarjo tentang
tayang televisi “Reka Ulang Peristiwa Kriminal”. Penelitian ini
menggunakan pendekatan fenomelogi dengan metode Reception Analysis,
analisis resepsi ini menghasilkan data deskriptif kualitatif. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah proses persepsi sangat dipengaruhi oleh kognisi
individu, sedangkan kognisi individu terorganisasi secara selektif,
stimulus yang diterima individu akan di interpretasikan berbeda - beda
tergantung sudut pandang individu. Dengan demikian, persepsi juga
adalah proses mengorganisasi informasi yang tersedia, menempatkan
rincian yang diketahui alam skema organisasional tertentu yang
memungkinkan invidu memperoleh makna lebih umum. Persepsi lebih
bersifat dugaan pada tataran pendapat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.1.2

Komunikasi Interper sonal
Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi

Komunikasi, secara psikologis kita dapat mengatakan bahwa setiap orang
mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu
komunikasi kita berkata, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda.
Words don’t mean people mean. Kata - kata tidak mempunyai makna, oranglah yang
memberi makna (2004 : 49).
Informasi akan diolah, disimpan dan dihasilkan kembali. Proses pengolahan
informasi ini disebut komunikasi interpersonal, yang meliputi sensai, persepsi,
memori dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah
proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan
baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah
proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah
dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respon
(Rakhmat, 2004 : 49)

2.1.3

Persepsi

2.1.3.1 Penger tian Per sepsi
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari
bahasa latin perception yang artinya menerima atau mengambil. Kata persepsi
biasanya dikaitkan dengan kata lain menjadi persepsi diri, persepsi sosial atau
perpsepsi interpersonal (Sobur, 2003 : 445)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara
seseorang melihat sesuatu. Sementara dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian
yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan (Leavitt, 1978).
Rakhmat (1994 : 51) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa atau hubungan - hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan menurut Pareek (1996 : 13) mengatakan
bahwa persepsi sebagai proses

menerima, menyeleksi, mengorganisasikan,

mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau
data (Sobur, 2003 : 446).
Persepsi menurut Deddy Mulyana (2001 : 167) adalah proses internal individu
yang memungkinkan individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan
rangsangan dari sekitarnya. Persepsi merupakan inti komunikasi karena jika
persepsinya tidak akurat maka tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif.
Persepsi juga yang menentukan individu untuk memilih suatu pesan dan
mengabaikan pesan yang lain.
Persepsi individu terhadap suatu hal berbeda dengan persepsi individu yang
lain. Hal ini dikarenakan tiap manusia mengalami proses penerimaan (pembaharuan
dan proses sosialisasi yang berbeda termasuk dalam memberikan perhatian terhadap
rangsangan tertentu dan mengabaikan yang lain).
Menurut Wolberg (1967), manusia adalah makhluk sosial yang sekaligus
makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu satu dengan yang
lainya. Adanya perbedaan inilah menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

objek, sedangakan orang lain tidak senang bahkan membenci objek tersebut dengan
persepsinya. Pada kenyataanya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian
ditentukan oleh persepsinya.
Dalam perspektif ilmu komunikasi, perspsi bisa diartikan sebagai inti dari
komunikasi sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti dari perspsi yang identik
dengan penyandian (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak jelas pada
definisi John R. Wenburg dan William W. Wilmot, dikatakan persepsi sebagai cara
organisme memberi makna atau menurut Rudolf F. Verderber persepsi adalah proses
menafsirkan informasi inderawi (Mulyana, 2007 : 180).
Persepsi ialah pemberian makna kepada stimuli inderawi (sensori stimuli).
Hubungan sensasi dan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.
Walaupun begitu menafsirkan makna inderawi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi
juiga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori (Rakhmat, 2003 : 51).

2.1.3.2 J enis - J enis Persepsi
Dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar” (2007 : 184), menurut
Deddy Mulyana membagi persepsi manusia menjadi dua, yaitu :
1. Persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik
Persepsi tiap orang dalam menilai suau objek atau lingkungan fisik tidak
selalu sama. Terkadang dalam mempersepsi lingkungan seseorang dapat
melakukan kesalahan dikarenakan terkadang indera seseorang menipu diri
orang tersebut, hal tersebut disebabkan karena :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang
Seperti keadaan cuaca yang membuat orang lain melihat
fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam peristiwa ketika
seseorang melihat bahwa tongkat yan dimasukkan ke dalam air,
terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus. Hal
inilah yang disebut ilusi.
b. Latar belakang yang berbeda antara individu satu dengan individu
lain.
c. Budaya yang berbeda.
d. Suasana psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan
persepsi seseorang dengan orang lain dalam mempersepsi suatu
objek.
2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial
Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek - objek sosial dan
kejadian - kejadian yang dialami seseorang dalam lingkungan orang
tersebut.

2.1.3.3 Karakteristik Persepsi
Menurut Buschdan Houston (1985) yang dikutip oleh Ujang Sumarwan (2004
: 114), karakteristik perepsi dapat didefinisikan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

1. Bersifat Selektif
Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau kemampuan
mereka dalam memproses semua informasi dari lingkungan. Seseorang
pasti berhadapan dengan sub kumpulan yang terbatas dari objek - objek
atau peristiwa - peristiwa yang banyak sekali dalam lingkungan mereka.
Masyarakat

cenderung

memperhatikan

aspek

lingkungan

yang

berhubungan dengan urusan pribadi mereka. Mereka mengesampingkan
urusan - urusan lain yang tidak berkaitan dengan urusan pribadi mereka.
2. Terorganisir atau Teratur
Suatu rangsangan atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari
perangsang lain. Rangsangan - rangsangan lain dikelompokkan kedalam
suatu pola atau informasi yang membentuk keseluruhan. Jadi ketika
seseorang memperhatikan sesuatu, perangsang haurs berusaha mengatur.
3. Stimulus
Stimulus adalah apa yang dirasakan dalam arti yang didapatkan di
dalamnaya adalah fungsi dari perangsang atau pendorong itu sendiri.
4. Subjektif
Persepsi merupakan fungsi faktor pribadi hal - hal yang berasal dari sifat
penikmat atau perasa, nialai - nilai, motif, pengalaman masa lalu, pola
pikir dan kepribadian seseorang dalam individu memainkan suatu peran
dalam persepsi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.1.3.4 Hal - Hal Yang Mempengaruhi Per sepsi
Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas yang terjadi
di sekitarnya. Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
(2007) menjelaskan beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yang menjadi
pembenaran atas perbedaan persepsi sosial :
1. Persepsi berdasarka pengalaman
Pola - pola perilaku manusia berdasarkan mereka mengenai realitas
(sosial) yang telah dipelajari sebelumnya. Reaksi individu terhadap
seseorang,

objek

atau

kejadian

didasarkan

pada

pengalaman

(pembelajaran) individu tersebut dimasa lalu yang serupa. Ketiadaan
pengalaman masa lalu dalam menafsirkan objek tersebut berdasarkan
dugaan semata atau pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat
seseorang terbiasa merespons suatu objek dengan cara tertentu sehingga
seseorang sering gagal mempersepsi perbedaan yang sama dalam suatu
objek yang lain. Manusia cenderung memperlakukan objek tersebut
seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.
2. Pesepsi berdasarkan selektif
Jika setiap seseorang diserbu dengan jutaan rangsangan indrawi dengan
diharuskan menafsirkan rangsangan tersebut semuanya, pastilah orang
tersebut tidak akan mampu melakukanya, sebab adanya keterbatasan
kemampuan indrawi setiap orang dalam menangkap rangsangan di
sekitarnya. Atensi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

A. Faktor Internal
a. Faktor biologis antara lain rasa lapar dan haus
b. Faktor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tampak
c. Faktor sosial gender, agama, tingkat pendidikan, pekerja,
penghasilan, pengalaman masa lalu dan kebiasaan faktor
psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi dan
harapan.
B. Faktor Eksternal
Yaitu objek - objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras, kebaruan
dan pengulangan.
3. Pesepsi bersifat dugaan
Hal ini dianggap perlu karena seseorang tidak meungkin memperoleh rincian
yang jelas melalui indera kelimanya. Proses ini memungkinkan seseorang
menfsirkan sesuatu (objek) dengan makna yang lebih lengkap dari sudut
pandang manapun. Hal tersebut disebabkna karena keterbatasan informasi
yang diperoleh melalui alat - alat indera yang dimiliki manusia menyebabkan
ruang kososng, sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat dugaan
agar dapat menyediakan informasi yang lengkap untuk ruang kososng
tersebut.
4. Persepsi bersifat evaluatif
Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang perlu
melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentinganya ketika

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

melalukan persepsi. Sebelum melakukan interpretasi pesan, seseorang harus
melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengalaman terdahulu untuk
mencocokkan apakah kejadianya sama. Dengan demikian persepsi bersifat
pribadi dan subjektif.
5. Persepsi bersifat kontekstual
Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua penauh yang
ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh paling
kuat.

Dalam

mengorganisasikan

suatu

objek,

seseorang

biasanya

meletakkanya dalam suatu konteks tertentu dengan prinsip - prinsip :
a. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau
kedekatan dan kelengkapan.
b. Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suatu rangsangan
atau kejadian berdasarkan latar belakangnya.
(Mulyana, 2007 : 191 - 210)

2.1.3.5 Proses Persepsi
Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen, diantaranya :
1. Seleksi
Adalah proses penyaringan alat indera terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2. Interpersonal
Yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi
seseorang.

Interpretasi dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti

pengalaman masa lalu, motivasi dan lain - lain. Interpretasi juga
bergantung

pada

kemampuan

seseorang

untuk

mengadakan

pengkategorian informasi yang diterimanya.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah
laku sebagai reaksi
Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan
terhadap informasi yang sampai (Sobur, 2003 : 447).

2.1.3.6 Proses Ter jadinya Per sepsi
Dalam bukunya Psikologi Umum (2003 : 449) Alex Sobur menjelaskan
proses terjadinya persepsi sebagai berikut :
a. Terjadinya stimulasi alat indera (Sensory Stimulation)
Pada tahap pertama alat - alat indera kita dirangsang. Setiap individu pasti
memliki

kemampuan

penginderaan

untuk

merasakan

stimulus

(rangsangan), walaupun kadangkala tidak sering digunakan.
b. Stimulus terhadap alat indera
Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur menurut
berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip
proksimitas (proximity) atau kemiripan, sedangkan prinsip lain adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

kelengkapan (clousure) atau kita mempersepsikan gambar atau pesan yang
dalam keyataanya tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap.
Apa yang kita persepsikan, juga kita tata kedalam suatu pola yang
bermakna bagi kita. Pola ini belum tentu benar dari segi objektif tertentu.
c. Stimulus alat indera ditafsirkan - dievalusi
Langkah ketiga adalah penafsiran dan evaluasi yang tidak semata
didasarkan pada rangsangan luar melainkan juga sangat dipengaruhi oleh
pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan,
keadaan fisik dan emosi pada saat itu dan sebagainya yang ada pada diri
kita. Karena walaupun kita sama - sama menerima sebuah pesan, cara
masing - masing orang menafsirkan lalu mengevaluasinya tidak sama.

2.1.4

Penger tian Masyar akat
Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta

(berpartisipsi). Dalam bahasa Inggris menggunakan istilah society yang berasal dari
kata Latin “socius” yang berarti kawan. Ada beberapa ahli yang memberikan definisi
tentang masyarakat, antara lain sebagai berikut :
1. Menururt Koentjoroningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
2. Menurut Selo Soemarjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

3. Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin masyarakat adalah kelompok manusia
yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan
persatuan yang sama.
4. W.F. Connell (1972 : 68 - 69) menyimpulkan bahwa masyarakat adalah :
a. Suatu kelompok orang yang berfikir tentang diri mereka sendiri
sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi sebagai kelompok yang
diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam rentang
kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografis
tertentu.
b. Kelompok orang yang mencari penghidupan secara kelompok, sampai
turun temurun dan mensosialisasikan anggota - anggotanya melalui
pendidikan.
c. Seseorang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi
yang mengikat angota - anggotanya secara bersama dalam keseluruhan
yang terorganisasi.

2.1.4.1 Unsur - Unsur Masyarakat
Menurut Seoerjono Soekamto, alam masyarakat setidaknya memuat unsur
sebagai berikut ini :
1.

Beranggotakan minimal dua orang

2.

Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

3.

Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan - aturan hubungan
antar anggota masyarakat

4.

Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat
Adanya bermacam - macam wujud kesatuan kolektif manusia

menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membedakan
berbagai macam kesatuan manusia. Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu
masyarakat, ada istilah - istilah khusus untuk menyebut kesatuan - kaesatuan
khusus

yang merupakan

unsur - unsur dari masyarakat

menurut

Koentjoroningrat (2002 : 143), yaitu :
a. Kategori Sosial (sosial category)
Kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau
suatu kompleks ciri - ciri objektif yang dapat dikenakan kepada
manusia - manusia itu. Contohnya, kategori warga di atas umur
18 tahun atau di bawah 18 tahun pada suatu Negara, dimana
kategori tersebut untuk membedakan antara warga Negara yang
mempunyai hak pilih dan warga Negara yag tidak mempunyai
hak pilih dalam pemilihan umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

b. Golongan Sosial
Sama halnya dengan kategori sosial, tetapi golongan sosial
mempunyai ikatan identitas sosial yang disebabkan oleh
kesadaran identitas itu tumbuh sebagai respons atau reaksi
terhadap caranya pihak memandang golongan sosial tadi, atau
karena golongan itu memang terikat oleh suatu sistem nilai,
norma dan adat istiadat tertentu. Contohnya, konsep Golongan
Pemuda yang dimiliki masyarakat Indonesia, dimana orang orang muda memegang peranan penting dalam melawan
pemerintah jajahan Belanda tahun 1945 hingga 1949.
c. Kelompok dan Perkumpulan
Suatu kesatuan manusia yang mepunyai sistem organisasi dan
kepemimpinan, selalu tampak sebagai kesatuan individu individu pada masa - masa yang secara berulang berkumpul dan
yang kemudian bubar lagi. Contohnya, marga Tarigan, Persatuan
Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM) dan lain - lain.
d. Komunitas
Kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah yang
nyata dan yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat,
serta yang terikat oleh suatu rasa identits komunitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.1.4.2 Kr iter ia Masyarakat
Anderson dan Parker (Astrid Susanto, 1977) menyebutkan secara rinci bahwa
masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Adanya sejumlah orang.
2. Tinggal dalam suatu daerah tertentu.
3. Mengadakan hubungan satu sama lain.
4. Saling terkait satu sama lain karena kepentingan bersama.
5. Merupakan suatu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaan
solidaritas.
6. Adanya saling ketergantungan.
7. Masyarakat merupakan suatu sistem yang diatur oleh norma - norma dan
aturan - aturan tertentu.
8. Menghasilkan kebudayaan.

2.2

ACF (Appeal of Conscience Foundation)
ACF (Appeal of Conscience Foundation) ialah sebuah lembaga yang concern

dan terus menerus memperjuangkan atau mempromosikan kebebasan beragama dan
HAM didirikan oleh Rabbi Arthur Scheiner pada tahun 1965 yang berbasis di New
York, Amerika Serikat. Lembaga ini juga aktif mempromosikan perdamaian,
demokrasi, toleransi dan dialog antarkepercayaan serta menjalin kemitraan antar para
pemimpin perusahaan dan spiritual dari semua agama yang datang bersama - sama
untuk mempromosikan “ perdamaian, toleransi dan resolusi konflik etnis ”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Yayasan ini juga setiap tahun memberikan penghargaan kepada para tokoh
dan beberapa pemimpin dunia yang dinilai berjasa di bidang kebebasan beragama,
hak asasi manusia (HAM), meningkatkan perdamaian, toleransi, dan menyelesaikan
konflik antar etnik dengan gelar “ World Statesman of The Year ”.
Tecatat dimulai tahun 2009 diterima Oleh Perdana Menteri Inggris Gordon
Brown, untuk kepemimpinan intelektual dan cinta kasihnya selama krisis keuangan
global. Lalu tahun berikutnya 2010 Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan tahun 2011
diterima oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan mantan Presiden Korea Selatan
Lee Myung Bak. Tahun 2012 penerima penghargaan adalah Perdana Menteri Kanada,
Stephen Harper. Dan yang terbaru dan mengundang kontroversi pada tahun ini 2013
penerima penghargaan adala Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang
dikarenakan upayanya mengejar perdamaian dan membantu Indonesia berkembang
menjadi masyarakat demokratis dan melawan ekstrimisme.

2.1.5

Penger tian Media Massa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada

tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus di desain untuk
mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari - hari, istilah ini
sering disingkat menjadi media. Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti
tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa inggris yaitu mass yang berarti
kelompok atau kumpulan. Berarti, pengertian media massa adalah perantara atau alat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

- alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978 :
38).
Media massa merupakan sumber kekuatan atau alat kontrol, manajemen dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat di dayagunakan sebagai pengganti kekuatan
atau sumber daya lainnya (McQuail, 1996 : 5).
Media massa yang termasuk ke dalam kategori medi