T1 852010008 BAB III
7 BAB III
ANALISIS KOMPOSISI
Komposisi “Fantasia in C Major” untuk format trio ini merupakan sebuah fantasia yang terdiri dari empat bagian, yaitu Allegretto, Adagio, Andante, dan Allegro con spirito. Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah piano, flute, dan cello.
A. Bagian I
Bagian Birama Keterangan
A 0-12/6 Antiseden
13/1-18/6 Konsekuen
19/1-22/6 Bridge
B 23/1-30/6 Antiseden
31/1-39/6 Konsekuen
39/1-45/6 Transisi
C 47/1-54/6 Antiseden
55/1-62/6 Konsekuen
D 63/1-66/6 Antiseden
67/1-71/6 Konsekuen
72/1-75/5 Transisi
A’ 75/6-83/6 Antiseden
84/1-89/5 Konsekuen
89/6-102/6 Konklusi
103/1-108/3 Bridge
Tabel 3.1 Struktur Bagian I
1. Bagian A
Bagian pertama dari komposisi ini menggunakan tempo Allegretto, dengan tonalitas C mayor. Pada bagian A terdiri dari frase antiseden (gambar3.1), frase konsekuen (gambar3.2), dan bridge (gambar3.3) yang
(2)
8
berfungsi sebagai persiapan untuk masuk ke bagian selanjutnya. Melodi pada awal frase antiseden dimainkan oleh cello, kemudian direpetisi (imitasi) oleh flute (gambar3.2) dengan diiringi piano pada birama 6-12.
(3)
9
Gambar 3.2 Repetisi Antiseden birama 6-12
Frase Konsekuen dengan tonalitas C mayor, flute memainkan melodi utamanya, sementara cello dan piano sebagai pengiringnya.
Gambar 3.3 Melodi Konsekuen birama 13-18
Bagian bridge dimainkan oleh piano sebagai jembatan untuk masuk menuju ke bagian B.
(4)
10 2. Bagian B
Dimulai dari birama 23-45 dengan tonalitas C, bagian antiseden pada birama 23-30 (gambar3.5) dengan cello sebagai melodinya dan piano sebagai pengiringnya. Bagian konsekuen terdapat pada birama 31-38 dengan tonalitas G mayor (gambar3.6) dan kemudian masuk ke bagian transisi (gambar3.7) sebagai pengantar untuk masuk ke bagian C.
Melodi antiseden dimainkan oleh cello dan piano sebagai pengiring dengan tonalitas C mayor. Dalam frase antiseden ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian a dan a’. Bagian a’ merupakan imitasi dari bagian a, perbedaannya terdapat pada tiga ketukan akhirnya saja.
(5)
11
Frase konsekuen pada bagian B menggunakan tonalitas G mayor dengan flute yang memainkan melodinya, kemudian disahut oleh cello pada birama 35-39.
Gambar 3.6 Melodi Konsekuen birama 31-39
Transisi bagian B dimainkan oleh instrumen piano, sebagai pengantar untuk masuk ke bagian C.
(6)
12
Gambar 3.7 Transisi birama 39-46
3. Bagian C
Dimulai dengan cello yang memainkan melodi utama dan piano sebagai pengiringnya, bagian C ini muncul pada birama 47-62. Bagian ini terdiri dari frase antiseden birama 47-54 (gambar3.8) dengan tonalitas G mayor dan frase konsekuen birama 55-62 (gambar3.9) menggunakan dinamika forte dengan tonalitas G mayor.
Bagian frase antiseden, cello memainkan melodi utama dan piano sebagai pengiringnya. Progesi akord pada frase antiseden ini GM7-FM7-EbM7-DM7.
(7)
13
Gambar 3.8 Melodi antiseden birama 47-54
Frase konsekuen dimainkan dalam tonalitas G mayor dengan dinamika forte. Dengan progesi akord GM7-FM7-EbM7-DM7.
(8)
14
Gambar 3.9 Melodi konsekuen birama 55-62
4. Bagian D
Bagian ini dimainkan oleh solo piano dengan tonalitas C mayor. Terdiri dari frase antiseden birama 63-66 (gambar3.10), frase konsekuen birama 67-71 (gambar3.11), dan bagian transisi birama 72-75 (gambar3.12). Frase antiseden bagian D dimainkan pada tonalitas C mayor dengan progesi akord Dm, Em, F Mayor, dan G7.
Gambar 3.10 Melodi Antiseden birama 63-66
Frase konsekuen merepetisi melodi dari frase antiseden hanya perbedaanya terletak pada bagian akhir biramanya. Bagian ini menggunakan tonalitas C mayor.
(9)
15
Gambar 3.11 Melodi Konsekuen birama 67-71
Transisi bagian D dimainkan dengan teknik broken chord dalam tonalitas C mayor.
Gambar 3.12 Transisi birama72-75
5. Bagian A’
Merupakan akhir dari bagian I, bagian A’ menggunakan tonalitas C mayor terdiri dari frase antiseden birama 75-83 (gambar3.13), frase konsekuen birama 84-89 (gambar3.14), konklusi birama 90-102 (gambar3.15), dan bridge (gambar3.16) birama 103-108.
Bagian frase antiseden menggunakan tonatilitas C mayor mengunakan dinaminka forte dengan flute sebagai melodi utama, cello dan piano sebagai pengiring. Cello dimainkan dengan teknik pizzicato.
(10)
16
Gambar 3.13 Melodi Antiseden bagian A’ 75-83
Frase konsekuen menggunakan tonalitas C mayor dengan dinamika mezzoforte, melodi utama dimainkan oleh instrument flute.
(11)
17
Konklusi pada bagian A’ dimainkan secara bersahut-sahutan dengan dinamika fortesisimo, dimulai dengan piano kemudian cello dan terakhir disusul oleh flute. Pada bagian akhir birama 99-102 flute menggunakan teknik trail.
(12)
18
Bridge pada bagian A’ merupakan persiapan untuk masuk pada bagian II dari komposisi fantasia ini. Bagian bridge dimainkan oleh instrumen cello dengan memainkan nada panjang menggunakan dinamika piano pada nada C.
Gambar 3.16 bridge birama 103-108
B. Bagian II
Bagian Birama Keterangan
Intrroduksi 109-116 Tonalitas G mayor
A 117-123 Antiseden
124-125 bridge
B 126-130 Antiseden
131-133 Konsekuen
C 134-140 Antiseden
140-143 Transisi
D 144-148 Antiseden
149-154 Konsekuen
155-156 Entry point
(13)
19
Bagian II dimulai dengan introduksi yang dimainkan oleh instrumen piano dengan dinamika piano. Tempo yang digunakan adalah adagio, bagian II ini terdiri dari empat bagian, dimulai dari introduksi kemudian bagian A-B-C-D. Tonalitas yang digunakan adalah G mayor kemudian mengalami modulasi pada birama 119-139 dan kembali ke tonaliatas G mayor pada birama 140-146.
1. Introduksi
Merupakan pembuka dari bagian II komposisi ini. Dimainkan oleh instrumen piano dengan dinamika piano pada birama 109-116 (gambar3.17). bagian ini menggunakan tonalitas G mayor.
(14)
20 2. Bagian A
Terdiri dari frase tunggal, yaitu frase anntiseden dari birama 117-123 (gambar3.18) menggunakan tonalitas C minor. Bagian ini dimainkan oleh cello dan piano, melodi utama dimainkan oleh instrument cello.
Gambar 3.18 Melodi Antiseden birama 117-123
Bridge pada birama 124-125 (gambar3.19) merupakan pengantar untuk masuk ke bagian B. Menggunakan tangga nada G mayor pada birama-124 dan menggunakan tangga nada C mayor pada birama-125.
(15)
21
Gambar 3.19 Bridge birama 124-125
3. Bagian B
Bagian B menggunakan tonalitas C mayor terdiri dari frase antiseden birama 126-130 (gambar3.20) dan frase konsekuen birama 131-133 (gambar3.21).
Melodi antiseden dimainkan oleh instrumen flute. Menggunakan tonalitas C mayor dengan progresi akord CM7-EbM7-DbM7.
Gambar 3.20 Melodi Antiseden birama 126-130
Melodi konsekuen mengunakan akord Cdim, melodi konsekuen dimainkan oleh flute dan cello hanya mengiringinya dengan nada panjang dengan nada C yang terus ditahan hingga beberapa birama.
(16)
22
Gambar 3.21 Melodi Konsekuen birama 131-133
4. Bagian C
Bagian ini terdiri dari frase tunggal birama 134-140 (gambar 3.22), melodi antiseden pada bagian C menggunakan tonalitas C minor. Pada bagian transisi (gambar 3.23) terjadi modulasi untk masuk ke bagian selanjutnya.
Melodi antiseden bagian C dimainkan oleh instrumen piano dengan diiringi flute dan cello. Cello menggunakan teknik pizzicato. Progesi akord yang digunakan adalah CM7-EbM7-DbM7.
(17)
23
Gambar 3.22 Melodi Antiseden birama 134-140
Bagian transisi birama 140-143 dimainkan oleh instrumen piano dengan tonalitas G mayor dan menggunakan dinamika piano.
(18)
24 5. Bagian D
Bagian ini merupakan akhir dari bagian II, menggunakan tonalitas G mayor, terdiri dari frase antiseden birama 144-149 (gambar3.24). Frase konsekuen birama 149-154 (gambar3.25) dan Entrypoint birama 155-156 (gambar3.26).
Frase Antiseden dimainkan dengan dinamika piano menggunakan tonalitas G mayor.
Gambar 3.24 Melodi Antiseden birama 144-148
Melodi konsekuen dimainkan oleh flute diiringi cello dan piano dengan menggunakan tonalitas G mayor.
(19)
25
Entrypoint merupakan akhir dari bagian D dan sekaligus menjadi penutup bagian II
Gambar 3.26 Entrypoint birama 155-156 C. Bagian III
Bagian Birama Keterangan
Introduksi 157-160 Tonalitas C minor
A 160-164 Antiseden
164-168 Konsekuen
A’ 168-175 Antiseden
176-180 Konsekuen
180-185 Konsekuen variasi
B 187-191 Antiseden
191-195 Konsekuen
B’ 195-199 Antiseden
199-203 Konsekuen
B’ 203-209 Antiseden
209-211 Konsekuen
Echo 212-213 Tonalitas C mayor
Konklusi 214-217 Tonalitas C mayor
Bridge 218-219 Tonalitas C mayor
(20)
26
Bagian III dari komposisi fantasia menggunakan tempo Andante dengan tonalitas C minor. Dimulai dengan introduksi kemudian masuk ke bagian A-A’-B-B’-B’-Konklusi.
1. Introduksi
Merupakan pembuka bagian III, dimulai oleh instrumen cello birama 157-160 (gambar3.27) dengan teknik pizzicato.
Gambar 3.27 Introduksi birama 157-160
2. Bagian A
Bagian ini terdiri dari frase antiseden birama 158-163 (gambar3.28) dan frase konsekuen birama 164-168 (gambar3.29). menggunakan tonalitas C minor, melodi utama dimainkan flute.
(21)
27
Gambar 3.28 Melodi Antiseden birama 158-163
Gambar 3.29 Melodi Konsekuen birama 164-167
3. Bagian A’
Merupakan variasi dari bagian sebelumnya, terdiri dari frase antiseden birama 168-175 (Gambar3.30), frase konsekuen birama 176-180 (Gambar3.31), dan frase konsekuen dengan va riasi birama 180-185 (Gambar3.32) mengunakan tonalitas C minor.
Melodi antiseden dimainkan oleh instrumen cello, flute berfungsi sebagai counter melody dan piano sebagai pengiring.
(22)
28
Gambar 3.30 Melodi Antiseden birama 168-175
Pada bagian konsekuen melodi utama pindah dimaikan oleh instrumen flute, piano dan cello sebagai pengiringnya. Cello menggunakan teknik pizzicato.
(23)
29
Frase konsekuen dengan variasi merupakan bentuk variasi dari frase konsekuen birama 176-180.
Gambar 3.32 Melodi Konsekuen dengan variasi birama 180-185
4. Bagian B
Dimulai oleh solo piano dengan iringan cello pada frase antiseden birama 187-190 (gambar3.33) kemudian masuk frase konsekuen pada birama 191-195 (gambar3.34). Menggunakn tonalitas C minor.
(24)
30
Gambar 3.33 Melodi Antiseden birama187-190
Frease konsekuen menggunakan tonalitas C minor dengan piano yang memainkan melodi utamanya.
Gambar 3.34 Melodi Konsekuen birama 191-195
5. Bagian B’
Terdiri dari frase antiseden birama 195-199 (gambar3.36) dan frase konsekuen birama 199-203 (gambar3.37). Menggunakan tonalitas C mayor.
(25)
31
Melodi antiseden dimainkan oleh instrumen flute dengan progesi akord I-IV-I-IV.
Gambar 3.35 Melodi Antiseden birama 195-199
Pada frase konsekuen melodi utama tetap dimainkan oleh flute dengan progesi akord yang berbeda,yaitu I-vii- vi- V-II6-iv.
(26)
32
Gambar 3.36 Melodi Konsekuen birama 199-203
6. Bagian B’
Bagian yang hanya dimainkan oleh solo piano, terdiri dari frase antiseden birama 203-209 (gambar3.37) dan frase konsekuen birama 209-213 (gambar3.38) dan pada akhir bagian terdapat echo (gambar3.39). Bagian ini merupakan variasi dari bagian B’.
(27)
33
Gambar 3.38 Melodi Konsekuen birama 209-213
Gambar 3.39 Echo birama 212-213
7. Konklusi
Merupakan penutup dari bagian III birama 214-217 (gambar 3.40), menggunakan tonalitas C mayor dan dimainkan oleh instrumen piano. Dalam bagian konklusi ini juga terdapat bridge pada birama 218-219 (3.41) yang berfungsi sebagai penghantar untuk masuk ke ba gian selanjutnya.
(28)
34
Gambar 3.40 Konklusi birama 214-217
Gambar 3.41 Bridge birama 218-219
D. Bagian IV
Bagian Birama Keterangan
A 220-226 Toanlitas C mayor
B 227-235 Tonalitas G mayor
C 287-251 Tonaliats Ab mayor
A’ 255-264 Tonalitas C mayor
D 265-270 Tonalitas C minor
(29)
35
Coda 277-291 Tonalitas C mayor
Tabel 3.4 Struktur Bagian IV
Merupakan bagian terakhir dari komposisi fantasia ini. Bagian IV ini menggunakan tempo Alllegro con spirito. Bagian IV ini menggunakan format mirip dengan rondo (quasi rondo), yaitu A-B-C-A’-D-A’.
1. Bagian A
Merupakan pembuka dalam bagian IV (gambar3.42 ), menggunakan tonalitas C mayor melodi utama terdapat pada instrumen flute, cello menggunakan teknik pizzicato.
(30)
36
Gambar 3.42 Bagian A birama 220-226
2. Bagian B
Pada bagian ini melodi utama pertama dimainkan oleh cello birama 227-230, kemudian pada birama 231-235 melodi utama pindah dimainkan oleh flute dengan menggunakan tonalitas G mayor.
(31)
37 3. Bagian C
Menggunakan tonalitas Ab mayor dengan progesi akord I-V-I-V, melodi utama dimainkan oleh flute dan cello (gambar3.45).
(32)
38
4. Bagian A’
Merupakan pengembangan dari bagian A dengan menggunaka n tonalitas C mayor (gambar 3.45).
Gambar 3.45 Bagian A’ birama 255-264 5. Bagian D
Menggunakan tonalitas C minor melodi utama dimainkan oleh instrumen flute. Cello pada bagian ini menggunakan teknik doublestop (gambar 3.46).
(33)
39
Gambar 3.46 Bagian D birama 265-270
6. Bagian A’
Merupakan pengembangan dari bagian A menggunakan tonalitas C mayor (gambar3.47). Melodi utama dimainkan oleh instrumen flute, cello dan piano sebagai pengiringnya.
(34)
40
Gambar 3.47 Bagian A’ birama 270-277 7. Coda
Bagian terakhir dan menjadi penutup dari komposisi fantasia ini. Melodi awal adalah motif awal komposisi dimainkan oleh flute disusul cello dan dimainkan secara bersama-sama dengan piano (gambar3.48 ). Pada bagian paling akhir ditutup oleh solo cello.
(35)
41
(1)
36
Gambar 3.42 Bagian A birama 220-226
2. Bagian B
Pada bagian ini melodi utama pertama dimainkan oleh cello birama 227-230, kemudian pada birama 231-235 melodi utama pindah dimainkan oleh flute dengan menggunakan tonalitas G mayor.
(2)
37 3. Bagian C
Menggunakan tonalitas Ab mayor dengan progesi akord I-V-I-V, melodi utama dimainkan oleh flute dan cello (gambar3.45).
(3)
38 4. Bagian A’
Merupakan pengembangan dari bagian A dengan menggunaka n tonalitas C mayor (gambar 3.45).
Gambar 3.45 Bagian A’ birama 255-264 5. Bagian D
Menggunakan tonalitas C minor melodi utama dimainkan oleh instrumen flute. Cello pada bagian ini menggunakan teknik doublestop (gambar 3.46).
(4)
39
Gambar 3.46 Bagian D birama 265-270
6. Bagian A’
Merupakan pengembangan dari bagian A menggunakan tonalitas C mayor (gambar3.47). Melodi utama dimainkan oleh instrumen flute, cello dan piano sebagai pengiringnya.
(5)
40
Gambar 3.47 Bagian A’ birama 270-277 7. Coda
Bagian terakhir dan menjadi penutup dari komposisi fantasia ini. Melodi awal adalah motif awal komposisi dimainkan oleh flute disusul cello dan dimainkan secara bersama-sama dengan piano (gambar3.48 ). Pada bagian paling akhir ditutup oleh solo cello.
(6)
41