Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Internet pada Siswa MAN Suruh terhadap Perilaku Belajar Ditinjau Menggunakan Learning and Communication Theory T1 362011073 BAB II

(1)

8 BAB II KAJIAN TEORI

2.1Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Judul : Perilaku Remaja Dalam Menggunakan Media Baru: Pemetaan Habit Media Baru Remaja Sub Urban Kota Bandung (Kabupaten Bandung).

Oleh : Reni Nureni, Alila Pramiyanti & Idola Perdini Putri. Tujuan : Untuk mengetahui cara remaja daerah sub urban Kota Bandung (Kabupaten Bandung) mengakses media baru, mengetahui penggunaan media baru yang dilakukan oleh remaha sub urban Kota Bandung (Kabupaten Bandung), dan praktik media baru dalam kehidupan remaja sehari- hari di daerah sub urban Kota Bandung (Kabupaten Bandung).

Teori : Determinisme Teknologi. Metode : Kuantitatif.

Hasil : Dalam penelitian ini melibatkan 300 responden yang terdiri dari 173 pria (58%) dan 127 perempuan (42%). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa :

1. Sebanyak 276 responden (92%) mengatakan bahwa hp merupakan perangkat yang dimiliki secara pribadi, sedangkan 24 responden (8%) menyebutkan bahwa laptop, mp3 player, blackberry/ hp android dan tablet/ pc sebgai perangkat teknologi yang dimiliki pribadi. 2. Sebanyak 195 responden (65%) menggunakan internet

sebagai pilihan pertama dakam mencari informasi, sementara 105 responden (35%) memilih televisi, radio, koran, majalah sebagai pilihan pertama dalam mencari informasi.

3. Sebanyak 117 responden (39%) yang selalu menggunakan internet untuk browsing untuk


(2)

9

mendapatkan informasi dalam rangka mengerjakan tugas dari sekolah (dilihat pada fungsi searching), sedangkan fungsi lain hanya digunakan kadang- kadang atau bahkan jarang oleh sebagian besar responden. 4. Sebanyak 106 responden (35%) yang menyatakan

selalu mengakses facebook, untuk twitter hanya 49 responden (16%), sedangkan 148 responden (49%) menyatakan tidak pernah mengakses twitter.

5. Sebanyak 206 responden (69%) menyatakan bahwa internet berperan banyak dalam mencari dan mengirimkan informasi.

6. Sebanyak 41 responden (14%) setuju dengan peran internet dalam membantu mencari hiburan.

2. Judul : Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan.

Oleh : Astutik Nur Qomariyah.

Tujuan : Untuk mengetahui penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan, mengetahui intensitas penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan dan mengetahui untuk kepentingan apa remaja di perkotaan menggunakan internet.

Teori : Uses and Gratification. Metode : Kuantitatif.

Hasil :

1. Sebanyak 68 responden (70,8%) menggunakan internet sebanyak 1-2 kali/ minggu.

2. Sebanyak 54,2 % responden menggunakan internet ≥ 1 jam - < 2

jm.

3. Sebanyak 81, 8% responden mengakses internet di rumah yang cenderung mengakses dengan intensitas paling sering, dengan durasi >= 4 jam.


(3)

10

4. Responden yang sering mengakses internet dengan memanfaatkan layanan internet di sekolah menggunakan internet sebanyak 1-2 kali/minggu dengan lama penggunaan paling sedikit < 1 jam. 3. Judul : Dampak Penggunaan Internet Terhadap Kecerdasan

Pelajar Sekolah Menengah Atas Di Daerah Pedesaan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Daerah Pedesaan.

Oleh : Edy Susesa & Dewi Amelia Lestari.

Tujuan : Untuk mendorong semua pihak-pihak terkait untuk mengembangkan teknologi interenet di daerah pedesaan, untuk memajukan penduduk di daerah pedesaan sehingga hak pelajar untuk mendapatkan ilmu sebanding dengan pelajar di daerah perkotaan. Teori : -

Metode : Kuantitatif. Hasil :

1. Nilai yang diperoleh responden setelah responden disarankan untuk mencari materi pelajaran di internet nilainya lebih baik, dari pada sebelum disarankan mencari materi pelajaran di internet.

2. Hasil penelitian membuktikan bahwa teknologi internet mempengaruhi terhadap kecerdasan pelajar yang ada di pedesaan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di daerah pedesaan.

4. Judul : Pemanfaatan Internet Dan Dampaknya Pada Pelajar SMA Di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Pemanfaatan Internet dan Dampaknya Pada Pelajar SMAN 9 Surabaya).

Oleh : Elfan Rahardian K.

Tujuan : Sebagai persiapan belajar untuk menemukan bagaimana tentang intersitas penggunaan internet di kalangan pelajar di Surabaya. Hasil :

1. Sebanyak 65, 98 % siswa adalah pengguna berat internet.


(4)

11

2. Sebanyak 34, 7% siswa mendapat manfaat tinggi dari internet sebagai media informasi, sedangkan 45, 05 % mendapat manfaat sedang dari internet sebagai media informasi.

3. Internet sebagai media komunikasi sebanyak 50, 55 % mendapat manfaat rendah dan sebanyak 49, 45 % mendapat manfaat sedang.

4. Internet sebagai media belajar sebanyak 43, 96 % siswa mendapat manfaat tinggi dan sebanyak 35, 16 % siswa mendapat manfaat sedang.

5. Internet sebagai media hiburan sebanyak 53,85 % siswa mendapat manfaat sedang dan sebanyak 40, 66 % siswa mendapat manfaat tinggi.

6. Internet sebagai media bisnis dan hiburan sebanyak 39, 56 % siswa mendapat manfaat tinggi dan 25, 27 % siswa mendapat manfaat sedang.

5. Judul : Dampak Penggunaan Internet Pada Siswa MAN Suruh Terhadap Perilaku Belajar Ditinjau Menggunakan Learning and Communication Theory.

Oleh : Widya Ayu Pramudita

Tujuan : Mendeskripsikan dampak dari penggunaan internet pada siswa MAN Suruh terhadap perilaku belajar siswa ditinjau dengan Learning and Communication Theory .

Hasil :

1. Dampak terhadap perilaku belajar bagi siswa MAN suruh yang tinggal di rumah yakni perilaku belajar yang diselingi sengan membuka situs-situs hiburan seperti media sosial (facebook), youtube, jual beli online dan game online.

2. Dampak terhadap perilaku belajar tersebut menimbulkan adanya perilaku lanjutan seperti malas


(5)

12

belajar, lupa ibadah, lupa waktu, lupa kegiatan, kecanduan media sosial, dan nilai pelajaran menurun. 3. Dampak penggunaan internet pada siswa MAN Suruh

yang tinggal di Pondok Pesantren cenderung tidak berdampak karena mereka terikat peraturan Pondok Pesantren.

4. Media sosial facebook cenderung menjadi media sosial utama yang mereka akses.

2.2Learning and Communication Theory

Dalam Encyclopedia of Communication (Littlejohn & Karen, 2009 : 596-599) dijelaskan inti dari Learning and Communication Theory. Learning and Communication Theory merupakan teori turunan dari Social Learning Theory milik Albert Bandura. Teori ini yang digunakan peneliti untuk menganalisis dampak penggunaan internet dikalangan remaja Kecamatan Suruh terhadap perilaku belajar.

2.2.1 Bentuk Klasik

Bentuk awal pendekatan belajar berfokus pada pendekatan dialektikal pada komunikasi ( interaksi yang dilakukan). Di mana guru bertanya, guru mengarahkan siswa untuk mengerti proposisi tertentu yang hendak disampaikan.

Dalam proses dialog, mereka dipaksa untuk setuju dengan berbagai proposisi yang menunjukkan bahwa mereka pada kenyataannya tidak dapat melakukan atau membuktikan apa yang mereka klaim.

Terdapat interaksi dua arah yang terjadi antara guru dan murid. Namun dalam konteks ini guru yang mengontrol pertanyaan (menunjuk) dalam dialog.


(6)

13

Dalam bentuk modern teori ini berangkat dari latar belakang psikologi sosial yang istilahnya yakni “behaviourism.” Terdapat tiga teori dalam bentuk modern ini yang pertama adalah teori perilaku (behaviourism) menegaskan bahwa orang-orang belajar merespon terhadap stimulus. Dalam teori ini juga menyatakan bahwa perilaku-perilaku manusia dapat dianggap sebagai respon terhadap stimulus-stimulus dari luar (eksternal).

Saat seseorang dihadapkan dengan suatu keadaan (stimulus) yang dapat berupa penghargaan (reward) atau hukuman (punishment), orang tersebut telah dikondisikan untuk berperilaku entah untuk mengurangi hukuman, atau menambah penghargaan. Tujuan utamanya bukan untuk mengukur atau memprediksi perilaku tetapi teori ini berfokus tentang bagaimana stimulus disampaikan atau disalurkan.

Teori behaviourism serupa dengan teori transmisi komunikasi. Kesamaannya adalah keberhasilan penyampaian pesan. Model teori ini dapat dilakukan proses penyampaian pesan atau informasi dengan mengandalkan kognisi individu sebagai faktor penting yang menengahi bagaimana sesorang merespon informasi (stimaulus), memaknainya, serta penggunaannya dikemudian hari.

Teori lain yang serupa adalah konstruktivis. Dalam teori ini sikap orang dilihat sebagai aktor yang aktif membangun pengetahuan, contohnya dalam interaksi aktif antara guru dan murid. Murid yang lebih aktif daripada guru. Pendekatan konstruktivis ini proses komunikasi sangat melekat dalam pembelajran menjadi suatu keunggulan. Artinya pembelajaran tidak hanya datang dari guru ke murid tetapi keduanya akan saling belajar.

2.2.3 Teori-teori Tentang Persuasi, Perubahan Sikap dan Belajar Teori ini merupakan gabungan antara persuasi, perubahan sikap dan belajar. Jika digambarkan maka menjadi seperti di bawah ini :


(7)

14 Belajar

Persuasi Perubahan Sikap

Pendekatan ini melihat bagaimana dua faktor komunikasi, persuasi dan perubahan sikap saling mempengaruhi untuk mencapai proses belajar. Pembelajaran (stimulus) memberikan informasi baru, yang dapat mempersuasi murid untuk melakukan perubahan sikap yang secara bersamaan mengindikasi bahwa ia telah „belajar‟.

2.3Lembaga Pendidikan Formal

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/ MTS atau bentuk lain yang sederajat ( Pasal 1 poin 11 RPP DIKDASMEN) sebagai sebuah instansi pendidikan menengah. SMA memiliki fungsi dan tujuan khusus seperti yang tercantum pada pasal 47 & 48 RPP DIKDASMEN.

Fungsi dari pendidikan menengah adalah mengembangkan nilai-nilai dan sikap rasa keindahan dan harmoni, pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dan/ untuk hidup di masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan tujuan dari pendidikan menengah adalah dalam rangka meningkatkan keimana dan ketaqwaan, hidup sehat, memperluas pengetahuan dan seni, memiliki keahlian dan ketrampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.


(8)

15

Penjelasan lain tentang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar. Dalam UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 diatur tentang pendidikan menengah yaitu1 :

1. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. 2. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan.

3. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas ( SMA), Madrasah Aliyah ( MA), Sekol,ah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.

4. Ketentuan mengenai pendidikan menengahh sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan diatur lebih lnjut dengan peraturan pemerintah.

2.4Konsep Internet

Internet telah menciptakan realitas kehidupan baru bagi manusia. Ia mampu mengubah jarak dan waktu menjadi tidak terbatas. Melalui internet, manusia dapat melakukan berbagai kegiatan yang sulit dilakukan di dunia nyata (real) karena dipisahkan oleh jarak, sehingga menjadi lebih mudah. Kita dapat melakukan transaksi bisnis, berbelanja, belajar, ngobrol dan melakukan aktivitas lain seperti di dunia nyata (Achmad Sodiki, 2005 :31).

Internet merupakan singkatan dari interconnected network yakni sebuah sistem komunikasi yang mampu menghubungkan jaringan- jaringan komputer di seluruh dunia. Jaringan komputer tersebut mampu menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersil, organisasi, maupun perorangan. Menurut Livingstone internet adalah perpaduan antara interaktivitas dengan ciri inovatif bagi komunikasi massa, jenis konten tidak terbatas, jangkauan khalayak, sifat global dari komunikasi.

1

http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengah-atas (Diunduh pada 27 Agustus 2015 pukul 12.38 WIB)


(9)

16

Sementara itu, menurut Elssworth internet adalah kumpulan jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia melalui saluran telepon, satelit, dan sistem telekomunikasi lainnya. Agus Raharjo dalam Achmad Sodiki (2005: 31) mendefinisikan internet sebagai sebuah jaringan komputer antar negara atau benua dengan basis transmission control protocol/ internet protocol (TCP/IP). Ketika kita mengakses internet, maka kita sedang mengakses jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia sehingga kita bisa mengakses informasi dalam waktu singkat.

Melalui internet, manusia sebagai pengguna mampu menjelajah dunia maya, berkomunikasi, masuk dalam perbedaan agama, etnis, budaya, politik dan sebagainya. Kita sebagai pengguna diajak untuk berdialog, diskusi dan mengasah kemampuan nalar serta psikologis manusia dengan dunia yang hanya sebatas layar, namun sebenarnya mendeskripsikan realitas kehidupan manusia (Achmad Sodiki, 2005: 33).

Dengan adanya internet, baik jarak, ruang dan waktu bukan lagi menjadi hambatan melakukan komunikasi. Beragam informasi dapat diterima dengan mudah melalui internet. Semua orang dapat saling terhubung, berkomunikasi dan bertukar informasi dengan seluruh pengguna internet di belahan negara manapun.

2.5Konsep Remaja

Masa remaja (adolescence) adalah masa transisi antara masa kanak- kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan- perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa. Para ahli membedakan masa remaja menjadi masa remaja awal (early adolescence), kurang lebih berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dengan perubahan pubertal terjadi di masa ini. Kedua, adalah masa remaja akhir (late adolescene), kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua


(10)

17

dari kehidupan. Minat karir, pacaran dan eksplorasi identitas seringkali lebih menonjol di masa remaja awal (Santrock, 2007:20).

Perkembangan pada masa remaja ditunjukkan dengan adanya kelompok- kelompok remaja, bermain, bertukar pikiran, merencanakan kegiatan bersama. Dalam perkembangan sosialnya dapat dilihat dari dua macam gerakan yakni memisahkan diri dari orangtua dan menuju ke arah teman- temannya (Monks, 1982:276). Mereka menjadi objek komodifikasi yang potensial bagi produser media yang memiliki tujuan pemasaran trans generasi. Remaja sebagai objek komodifikasi memimpin jalan menuju pada penggunaan media baru. Mereka berusaha membangun identitas, membentuk kelompok sosial dan di saat itulah media berperan dengan menjadi bagian pusatnya (Osgerby, 2004:4).

Sebagai generasi muda yang dinamis, mereka pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu, mudah terpengarh, cenderung menerima begitu saja isi media, ketika mereka diperhadapkan pada media (The Habibie Center, 2010:7). Mereka cepat menerima teknologi dan akrab dengan teknologi. Tidak heran apabila generasi muda masa kini disebut dengan net geners karena mereka merupakan bagian terbesar pengguna internet dan gadget telekomunikasi yang memiliki keunikan sendiri.

2.6Konsep Perilaku Belajar

Perilaku sendiri menurut Notoatmodjo (2003:53) adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Perilaku dikelompokkan menjadi dua, yang pertama yaitu perilaku tertutup adalah perilaku terhadap stimulus tertutup. Respon terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus belum dapat diamati. Kedua yaitu perilaku terbuka yakni perilaku terhadap stimulus dapat diamati. Respon terlihat jelas dalam bentuk tindakan dan praktek.

Belajar adalah proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman sehingga terjadi perkembangan, pengetahuan, sikap dan keterampilan (Suyatna, 200:7).


(11)

18

Definisi lain mengenai belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, sedangkan perilaku belajar adalah seluruh kegiatan atau aktivitas dalam rangka memperoleh hal, pemahaman, tingkah laku individu (Januar,2013). Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan berulang-ulang oleh individu sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.2

2.7Kerangka Pikir

Media massa (McQuail, 1987) adalah sarana yang digunakan untuk memberi dorongan juga mengendalikan arah dalam perubahan sosial di masyarakat. Karena kebutuhn akan informasi mendorong manusia untuk menggunakan media sebagai sarana komunikasi, menyampaikan dan juga menyebarkan informasi.

Salah satu bentuk media massa yang digunakan oleh informan peneliti adalah internet. Mereka memanfaatkan internet untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, belajar juga sebagai sarana hiburan. Internet tidak hanya menyajikan konten informasi berkaitan dengan tugas-tugas sekolah tetapi juga konten-konten hiburan seperti media sosial (facebook), musik, film, situs jual beli online, dan konten-konten hiburan lainnya.

2

Septian Hariyoga dan Edy Suprianto, Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan

budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi, http://www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id (Diunduh pada 22 Januari 2016, 21.50 WIB)

Media

Internet

Learning and Communication

Theory Dampak penggunaan

internet terhadap perilaku belajar siswa MAN Suruh


(12)

19

Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan berulang-ulang oleh individu sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.3 Aspek-aspek yang diturunkan dari konsep mengenai perilaku belajar diantaranya tidak disiplin dalam menggunakan waktu serta tidak efektif dan efisien dalam menggunakan internet. Perilaku yang diperhatikan peneliti adalah bagaimana siswa menggunakan internet dengan lebih efektif untuk menunjang proses belajar. Apakah mereka cenderung menggunakan internet untuk keperluan tugas sekolah, atau sebaliknya. Mereka, cenderung menggunakan internet lebih banyak untuk keperluan hiburan, seperti mengakses media sosial, situs belanja online, situs hiburan (youtube) dan game online.

Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah Learning and Communication Theory ( Littlejohhn & Karen, 2012: 596-599). Bentuk awal atau klasik dari teori ini adalah pendekatan belajar berfokus pada pendekatan dialektikal pada komunikasi ( interaksi yang dilakukan). Di mana guru bertanya, guru mengarahkan siswa untuk mengerti proposisi tertentu yang hendak disampaikan. Bentuk modern teori ini berangkat dari latar belakang psikologi sosial yang istilahnya yakni “behaviourism.” Teori ini juga menyatakan bahwa perilaku-perilaku manusia dapat dianggap sebagai respon terhadap stimulus-stimulus dari luar (eksternal). Ketiga adalah teori gabungan antara persuasi, perubahan sikap dan belajar. Pendekatan ini melihat bagaimana dua faktor komunikasi, persuasi dan perubahan sikap saling mempengaruhi untuk mencapai proses belajar. Pembelajaran (stimulus) memberikan informasi baru, yang dapat mempersuasi murid untuk melakukan perubahan sikap yang secara bersamaan mengindikasi bahwa ia telah „belajar‟.

3

Septian Hariyoga dan Edy Suprianto, Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan

budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi, http://www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id (Diunduh pada 22 Januari 2016, 21.50 WIB)


(1)

14

Belajar

Persuasi Perubahan Sikap

Pendekatan ini melihat bagaimana dua faktor komunikasi, persuasi dan perubahan sikap saling mempengaruhi untuk mencapai proses belajar. Pembelajaran (stimulus) memberikan informasi baru, yang dapat mempersuasi murid untuk melakukan perubahan sikap yang secara

bersamaan mengindikasi bahwa ia telah „belajar‟.

2.3Lembaga Pendidikan Formal

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/ MTS atau bentuk lain yang sederajat ( Pasal 1 poin 11 RPP DIKDASMEN) sebagai sebuah instansi pendidikan menengah. SMA memiliki fungsi dan tujuan khusus seperti yang tercantum pada pasal 47 & 48 RPP DIKDASMEN.

Fungsi dari pendidikan menengah adalah mengembangkan nilai-nilai dan sikap rasa keindahan dan harmoni, pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dan/ untuk hidup di masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan tujuan dari pendidikan menengah adalah dalam rangka meningkatkan keimana dan ketaqwaan, hidup sehat, memperluas pengetahuan dan seni, memiliki keahlian dan ketrampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.


(2)

15

Penjelasan lain tentang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar. Dalam UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 18 diatur tentang pendidikan menengah yaitu1 :

1. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

2. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan.

3. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas ( SMA),

Madrasah Aliyah ( MA), Sekol,ah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.

4. Ketentuan mengenai pendidikan menengahh sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan diatur lebih lnjut dengan peraturan pemerintah.

2.4Konsep Internet

Internet telah menciptakan realitas kehidupan baru bagi manusia. Ia mampu mengubah jarak dan waktu menjadi tidak terbatas. Melalui internet, manusia dapat melakukan berbagai kegiatan yang sulit dilakukan di dunia nyata (real) karena dipisahkan oleh jarak, sehingga menjadi lebih mudah. Kita dapat melakukan transaksi bisnis, berbelanja, belajar, ngobrol dan melakukan aktivitas lain seperti di dunia nyata (Achmad Sodiki, 2005 :31).

Internet merupakan singkatan dari interconnected network yakni sebuah

sistem komunikasi yang mampu menghubungkan jaringan- jaringan komputer di seluruh dunia. Jaringan komputer tersebut mampu menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersil, organisasi, maupun perorangan. Menurut Livingstone internet adalah perpaduan antara interaktivitas dengan ciri inovatif bagi komunikasi massa, jenis konten tidak terbatas, jangkauan khalayak, sifat global dari komunikasi.

1

http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengah-atas (Diunduh pada 27 Agustus 2015 pukul 12.38 WIB)


(3)

16

Sementara itu, menurut Elssworth internet adalah kumpulan jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia melalui saluran telepon, satelit, dan sistem telekomunikasi lainnya. Agus Raharjo dalam Achmad Sodiki (2005: 31) mendefinisikan internet sebagai

sebuah jaringan komputer antar negara atau benua dengan basis transmission

control protocol/ internet protocol (TCP/IP). Ketika kita mengakses internet,

maka kita sedang mengakses jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia sehingga kita bisa mengakses informasi dalam waktu singkat.

Melalui internet, manusia sebagai pengguna mampu menjelajah dunia maya, berkomunikasi, masuk dalam perbedaan agama, etnis, budaya, politik dan sebagainya. Kita sebagai pengguna diajak untuk berdialog, diskusi dan mengasah kemampuan nalar serta psikologis manusia dengan dunia yang hanya sebatas layar, namun sebenarnya mendeskripsikan realitas kehidupan manusia (Achmad Sodiki, 2005: 33).

Dengan adanya internet, baik jarak, ruang dan waktu bukan lagi menjadi hambatan melakukan komunikasi. Beragam informasi dapat diterima dengan mudah melalui internet. Semua orang dapat saling terhubung, berkomunikasi dan bertukar informasi dengan seluruh pengguna internet di belahan negara manapun.

2.5Konsep Remaja

Masa remaja (adolescence) adalah masa transisi antara masa kanak-

kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan- perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa. Para ahli membedakan masa remaja menjadi

masa remaja awal (early adolescence), kurang lebih berlangsung di masa

sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dengan perubahan

pubertal terjadi di masa ini. Kedua, adalah masa remaja akhir (late


(4)

17

dari kehidupan. Minat karir, pacaran dan eksplorasi identitas seringkali lebih menonjol di masa remaja awal (Santrock, 2007:20).

Perkembangan pada masa remaja ditunjukkan dengan adanya kelompok- kelompok remaja, bermain, bertukar pikiran, merencanakan kegiatan bersama. Dalam perkembangan sosialnya dapat dilihat dari dua macam gerakan yakni memisahkan diri dari orangtua dan menuju ke arah teman- temannya (Monks, 1982:276). Mereka menjadi objek komodifikasi yang potensial bagi produser media yang memiliki tujuan pemasaran trans generasi. Remaja sebagai objek komodifikasi memimpin jalan menuju pada penggunaan media baru. Mereka berusaha membangun identitas, membentuk kelompok sosial dan di saat itulah media berperan dengan menjadi bagian pusatnya (Osgerby, 2004:4).

Sebagai generasi muda yang dinamis, mereka pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu, mudah terpengarh, cenderung menerima begitu saja isi media, ketika mereka diperhadapkan pada media (The Habibie Center, 2010:7). Mereka cepat menerima teknologi dan akrab dengan teknologi. Tidak heran

apabila generasi muda masa kini disebut dengan net geners karena mereka

merupakan bagian terbesar pengguna internet dan gadget telekomunikasi

yang memiliki keunikan sendiri. 2.6Konsep Perilaku Belajar

Perilaku sendiri menurut Notoatmodjo (2003:53) adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Perilaku dikelompokkan menjadi dua, yang pertama yaitu perilaku tertutup adalah perilaku terhadap stimulus tertutup. Respon terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus belum dapat diamati. Kedua yaitu perilaku terbuka yakni perilaku terhadap stimulus dapat diamati. Respon terlihat jelas dalam bentuk tindakan dan praktek.

Belajar adalah proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman sehingga terjadi perkembangan, pengetahuan, sikap dan keterampilan (Suyatna, 200:7).


(5)

18

Definisi lain mengenai belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, sedangkan perilaku belajar adalah seluruh kegiatan atau aktivitas dalam rangka memperoleh hal, pemahaman, tingkah laku individu (Januar,2013). Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan berulang-ulang oleh individu sehingga

menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.2

2.7Kerangka Pikir

Media massa (McQuail, 1987) adalah sarana yang digunakan untuk memberi dorongan juga mengendalikan arah dalam perubahan sosial di masyarakat. Karena kebutuhn akan informasi mendorong manusia untuk menggunakan media sebagai sarana komunikasi, menyampaikan dan juga menyebarkan informasi.

Salah satu bentuk media massa yang digunakan oleh informan peneliti adalah internet. Mereka memanfaatkan internet untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, belajar juga sebagai sarana hiburan. Internet tidak hanya menyajikan konten informasi berkaitan dengan tugas-tugas sekolah tetapi juga

konten-konten hiburan seperti media sosial (facebook), musik, film, situs jual beli online,

dan konten-konten hiburan lainnya. 2

Septian Hariyoga dan Edy Suprianto, Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan

budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi, http://www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id (Diunduh pada 22 Januari 2016, 21.50 WIB)

Media

Internet

Learning and Communication

Theory Dampak penggunaan

internet terhadap perilaku belajar siswa MAN Suruh


(6)

19

Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan

berulang-ulang oleh individu sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.3

Aspek-aspek yang diturunkan dari konsep mengenai perilaku belajar diantaranya tidak disiplin dalam menggunakan waktu serta tidak efektif dan efisien dalam menggunakan internet. Perilaku yang diperhatikan peneliti adalah bagaimana siswa menggunakan internet dengan lebih efektif untuk menunjang proses belajar. Apakah mereka cenderung menggunakan internet untuk keperluan tugas sekolah, atau sebaliknya. Mereka, cenderung menggunakan internet lebih banyak untuk

keperluan hiburan, seperti mengakses media sosial, situs belanja online, situs

hiburan (youtube) dan game online.

Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah Learning

and Communication Theory ( Littlejohhn & Karen, 2012: 596-599). Bentuk awal

atau klasik dari teori ini adalah pendekatan belajar berfokus pada pendekatan dialektikal pada komunikasi ( interaksi yang dilakukan). Di mana guru bertanya, guru mengarahkan siswa untuk mengerti proposisi tertentu yang hendak disampaikan. Bentuk modern teori ini berangkat dari latar belakang psikologi

sosial yang istilahnya yakni “behaviourism.” Teori ini juga menyatakan bahwa

perilaku-perilaku manusia dapat dianggap sebagai respon terhadap stimulus-stimulus dari luar (eksternal). Ketiga adalah teori gabungan antara persuasi, perubahan sikap dan belajar. Pendekatan ini melihat bagaimana dua faktor komunikasi, persuasi dan perubahan sikap saling mempengaruhi untuk mencapai proses belajar. Pembelajaran (stimulus) memberikan informasi baru, yang dapat mempersuasi murid untuk melakukan perubahan sikap yang secara bersamaan

mengindikasi bahwa ia telah „belajar‟.

3

Septian Hariyoga dan Edy Suprianto, Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan

budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi, http://www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id (Diunduh pada 22 Januari 2016, 21.50 WIB)


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Internet pada Siswa MAN Suruh terhadap Perilaku Belajar Ditinjau Menggunakan Learning and Communication Theory T1 362011073 BAB I

0 0 7

T1 362011073 BAB III

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Internet pada Siswa MAN Suruh terhadap Perilaku Belajar Ditinjau Menggunakan Learning and Communication Theory T1 362011073 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Internet pada Siswa MAN Suruh terhadap Perilaku Belajar Ditinjau Menggunakan Learning and Communication Theory T1 362011073 BAB V

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Internet pada Siswa MAN Suruh terhadap Perilaku Belajar Ditinjau Menggunakan Learning and Communication Theory T1 362011073 BAB VI

0 0 2

T1 362011073 Daftar Pustaka

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Internet pada Siswa MAN Suruh terhadap Perilaku Belajar Ditinjau Menggunakan Learning and Communication Theory

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Internet pada Siswa MAN Suruh terhadap Perilaku Belajar Ditinjau Menggunakan Learning and Communication Theory

0 0 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tingkat Penggunaan ICT ( Information Communication and Technology ) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Bahasa Di SMA Kristen 1 Salatiga T1 BAB II

0 0 6

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Destilasi Menggunakan Tenaga Surya T1 BAB II

0 0 12