PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DENGAN BERLAKUNYA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/M-DAG/PER/2/2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEMITRAAN DALAM WARALABA UNTUK JENIS USAHA.
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DENGAN
BERLAKUNYA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 07/M-DAG/PER/2/2013 TENTANG
PENGEMBANGAN KEMITRAAN DALAM WARALABA UNTUK JENIS
USAHA JASA MAKANAN DAN MINUMAN
YOANDA ADANA
110111090157
ABSTRAK
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah atas pemberlakuan
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 07/MDAG/PER/2/2013 Tentang Pengembangan Kemitraan Dalam Waralaba
Untuk Jenis Usaha Jasa Makanan dan Minuman, terdapat kesenjangan
antara peraturan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, mengenai
pembatasan kepemilikan outlet/gerai dan mengenai penggunaan bahan
produksi hasil dalam negeri, yang dalam peraturannya bahwa outlet/gerai
dibatasi dengan jumlah maksimal untuk kepemilikan sendiri (company owned
outlet) yaitu 250 outlet/gerai. Akibat dari kepemilikan tersebut peran pelaku
usaha kecil dan menengah kurang diberdayakan baik sebagai pemasok atau
sebagai mitra usaha.
Metode penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peraturan
menteri perdagangan Republik Indonesia Nomor 07/M-DAG/PER/2/2013
telah diterapkan dengan optimal. Yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
yaitu dengan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan metode
deskriptif analitis dengan menggunakan data sekunder berupa bahan hukum
primer yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Metode dekriptif analitis digunakan untuk mendapatkan gambar
yang lebih jelas mengenai permasalahan hukum dalam kasus yang dibahas
pada skripsi ini. Disusun secara sistematis dan analisis secara yuridis
kwalitatif.
Berdasarkan dari hasil penelitian terdapat pelaku usaha waralaba
yang telah memiliki outlet/gerai melebihi batas jumlah kepemilikan, dan
pelaku usaha waralaba tersebut telah melakukan penggunaan bahan
produksi bukan hasil dari dalam negeri dan melebihi batas peratuan. Akibat
pelaku usaha waralaba yang melanggar ketentuan dalam peraturan menteri
perdagangan dikenakan sanksi adminiastratif sesuai pasal 11 peraturan
menteri perdagangan tersebut.
iv
BERLAKUNYA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 07/M-DAG/PER/2/2013 TENTANG
PENGEMBANGAN KEMITRAAN DALAM WARALABA UNTUK JENIS
USAHA JASA MAKANAN DAN MINUMAN
YOANDA ADANA
110111090157
ABSTRAK
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah atas pemberlakuan
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 07/MDAG/PER/2/2013 Tentang Pengembangan Kemitraan Dalam Waralaba
Untuk Jenis Usaha Jasa Makanan dan Minuman, terdapat kesenjangan
antara peraturan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, mengenai
pembatasan kepemilikan outlet/gerai dan mengenai penggunaan bahan
produksi hasil dalam negeri, yang dalam peraturannya bahwa outlet/gerai
dibatasi dengan jumlah maksimal untuk kepemilikan sendiri (company owned
outlet) yaitu 250 outlet/gerai. Akibat dari kepemilikan tersebut peran pelaku
usaha kecil dan menengah kurang diberdayakan baik sebagai pemasok atau
sebagai mitra usaha.
Metode penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peraturan
menteri perdagangan Republik Indonesia Nomor 07/M-DAG/PER/2/2013
telah diterapkan dengan optimal. Yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
yaitu dengan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan metode
deskriptif analitis dengan menggunakan data sekunder berupa bahan hukum
primer yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Metode dekriptif analitis digunakan untuk mendapatkan gambar
yang lebih jelas mengenai permasalahan hukum dalam kasus yang dibahas
pada skripsi ini. Disusun secara sistematis dan analisis secara yuridis
kwalitatif.
Berdasarkan dari hasil penelitian terdapat pelaku usaha waralaba
yang telah memiliki outlet/gerai melebihi batas jumlah kepemilikan, dan
pelaku usaha waralaba tersebut telah melakukan penggunaan bahan
produksi bukan hasil dari dalam negeri dan melebihi batas peratuan. Akibat
pelaku usaha waralaba yang melanggar ketentuan dalam peraturan menteri
perdagangan dikenakan sanksi adminiastratif sesuai pasal 11 peraturan
menteri perdagangan tersebut.
iv