Pengaruh Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

PENDAHULUAN
BAB I
H. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang mencapai 85,6% ,
sehingga pajak memiliki peranan yang sangat besar dalam pemenuhan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu pemerintah
terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN
melalui Kementerian Keuangan yang menaungi DJP untuk terus berusaha agar
rencana yang telah ditetapkan dapat terus tercapai tiap tahunnya. Peraturan
perundang-undangan perpajakan juga terus mengalami penyempurnaan agar
pajak lebih diterima oleh masyarakat.
Dalam pemungutan pajak terdapat 3 (tiga) sistem pemungutan pajak yaitu
official assesment system, self assesment system dan with holding system.
Di Indonesia pemungutan pajak dilakukan dengan self assesment system,
dimana sistem ini wajib pajak memiliki hak untuk menghitung, membayar,
dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang. Sistem tersebut
diterapkan agar dapat menumbuhkan rasa sadar, jujur, disiplin pada wajib
pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. Akan tetapi dalam kenyataannya kesadaran
masyarakat sangat rendah dalam melakukan kewajiban perpajakannya.


1
Universitas Sumatera Utara

2

Adapun kewajiban perpajakan wajib pajak yang sebelumnya telah
disinggung yaitu menghitung, membayar, dan melaporkan pajak terutang
dalam bentuk SPT (Surat Pemberitahuan). Apabila kewajiban perpajakan
tersebut tidak dilaksanakan maka akan ada sanksi yang diberikan kepada wajib
pajak terkait. Adapun pengertian SPT adalah surat yang oleh wajib pajak
digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek
pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dalam hal meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk melakukan
kewajiban perpajakannya, DJP terus meningkatkan pelayanan dengan
mengeluarkan layanan berbentuk e-filling, dimana layanan ini dibuat untuk
memudahkan wajib pajak dalam melaporkan pajak terutangnya, menarik
perhatian masyarakat Indonesia untuk sadar akan melakukan kewajiban
perpajakannya dan mengurangi penggunaan kertas dalam bentuk dokumen agar
Indonesia lebih ramah lingkungan. E-filling diterapkan oleh DJP sejak tahun

2005 dengan adanya KEP-05/PJ/2005, namun pada saat itu e-filling harus
dilakukan melalui ASP (Aplication Service Provider) atau perusahaan penyedia
jasa aplikasi. Pada bulan februari 2012, DJP baru menyediakan layanan
e-filling gratis khusus SPT PPh orang pribadi 1770 S dan 1770 SS. Adapun
pengertian e-filling adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan PPh (Pajak
Penghasilan) secara elektronik yang dilakukan yang dilakukan secara online
dan real time melalui internet pada website DJP (Direktorat Jenderal Pajak)
online (http://djponlline.pajak.go.id) atau website penyalur SPT elektronik
yang ditunjuk oleh DJP sebagai pihak yang dapat menyalurkan penyampaian

Universitas Sumatera Utara

3

SPT. E-filling juga merupakan produk yang diluncurkan sehubungan dengan
sistem pungutan pajak di Indonesia, dimana e-filling ini diluncurkan dengan
maksud agar masyarakat atau wajib pajak lebih mudah menyampaikan SPT
Tahunannya dengan tidak perlu datang dan mengantri ke kantor pajak untuk
menyampaikan SPT, hanya perlu menyampaikannya melalui e-filling di kantor
tempat bekerja atau dimanapun wajib pajak berada. Dengan adanya layanan efilling diharapkan dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam

melaporkan atau menyampaikan SPT Tahunan dengan rutin, meskipun akan
ada kendala yang akan menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib
pajak, tetapi DJP akan berupaya maksimal mungkin untuk meminimalkan
kendala seperti melakukan sosialisasi mengenai e-filling. Dengan demikian
penerapan sistem e-filling akan memberikan pengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan
“PENGARUH

uraian

tersebut

PENERAPAN

KEPATUHAN WAJIB PAJAK

penulis
SISTEM


tertarik

memutuskan

E-FILLING

judul:

TERHADAP

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

PRATAMA MEDAN POLONIA”.

Universitas Sumatera Utara

4

I. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan

Adapun tujuan penulisan laporan proposal tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1) Mengetahui berapa persentase wajib pajak yang melapor pajaknya
melalui SPT Tahunan yang manual dan sistem yaitu e-filling.
2) Mengetahui pengaruh penerapan sistem e-filling terhadap kepatuhan
wajib pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Polonia.
3) Mengetahui berapa besar atau kecilnya persentase atas adanya
penerapan e-filling terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
4) Mengetahui faktor dan upaya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Polonia dalam hal meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan adanya
sistem e-filling.

Universitas Sumatera Utara

5

2. Manfaat
Adapun tujuan penulisan laporan proposal tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
a) Memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program
DIII Perpajakan FISIP USU.
b) Menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan perpajakan
terutama mengenai pengaruh penerapan sistem e-filling terhadap
kepatuhan wajib pajak.
c) Membina hubungan yang baik antara pegawai kantor pajak dengan
mahasiswa yang bersangkutan.
b. Bagi Program Study Diploma III Adinistrasi Perpajakan FISIP USU
a) Membina kerjasama yang baik antara Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Polonia dengan perguruan tinggi.
c. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
a) Sarana untuk menerima saran yang bersifat membangun dalam
peningkatan kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Polonia pada masa yang akan datang.
b) Memberikan ilmu kepada mahasiswa
c) Membina kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dengan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.


Universitas Sumatera Utara

6

J. Kajian Teoritis
1. Perpajakan
Menurut Undang-Undang

No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan “pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakuran rakyat” (Abdul Halim, 2014:2). Berdasarkan definisi tersebut
dapat disimpulkan karakteristik pajak sebagai berikut:
1. Arus uang dari rakyat kekas negara.
2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan).
3. Tidak ada timbal balik khusus atau kontraprestasi secara langsung yang
dapat ditunjukkan.

4. Pajak yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran secara
umum demi kemakmuran rakyat.
Pajak memiliki beberapa fungsi, adapun fungsi tersebut adalah:
a. Fungsi Budgeter (Finansial) yaitu memasukkan uang sebanyakbanyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran negara. Contoh: penerimaan pajak sebagai salah satu sumber
penerimaan APBN.

Universitas Sumatera Utara

7

b. Fungsi Regulere (Mengatur) yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk
mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik
dengan tujuan tertentu. Contoh: pengenaan pajak tertinggi terhadap
minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.
2. Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Undang-Undang

No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan “ wajib pajak adalah orang pribadi atau

badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak,
yang mempunyai kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan”.
Menurut UU No. 28 Tahun 2007 wajib pajak memiliki kewajiban
yang harus dilakukan yang diatur didalam undang-undang perpajakan yaitu
a. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan
kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak, apabila telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif.
b. Melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan
menjadi pengusaha Kena Pajak.

Universitas Sumatera Utara

8

c. Mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam
bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan
mata uang Rupiah, serta menandatangani dan menyampaikan ke kantor

Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan
atau tempa lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
d. Menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan satuan mata uang selain rupiah yang diizinkan, yang
pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
e. Membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yang
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
f. Membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada
adanya surat ketetapan pajak.
g. Menyelenggarakan pembukuan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak baan,
dan melakukan pencatatan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
h. Memperlihatkan dan/ atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen
yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib
Pajak, atau objek yang terutang pajak;


Universitas Sumatera Utara

9

i. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;
dan/atau
j. Memberikan keterangan lain yang diperlukan apabila diperiksa
Kepatuhan

wajib

pajak

merupakan

pemenuhan

kewajiban

perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka memberikan
kontribusi

bagi

pembangunan

bagi

dewasa

ini

yang

diharapkan

pemenuhannya diberikan secara sukarela.
Terdapat dua macam kepatuhan yaitu:
1. Kepatuhan Formal, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi
kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan perundangundangan perpajakan.
2. Kepatuhan Materian, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara
hakikat memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Kepatuhan material
juga memenuhi kepatuhan formal.
Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor192/PMK.03/2007 tentang Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu
dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak,
Wajib Pajak dengan kriteria tertentu disebut sebagai Wajib Pajak Patuh
apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan; tepat waktu
dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan dalam tiga tahun
terakhir yaitu akhir bulan ketiga setelah tahun pajak.

Universitas Sumatera Utara

10

2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin menganggur atau
menunda pembayaran pajak. Tunggakan 21 pajak adalah angsuran
pajak yang belum dilunasi pada saat atau setelah tanggal pengenaan
denda.
3. Laporan keuangan harus diaudit oleh Akuntan Publik atau Lembaga
Pengawas Keuangan Pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian selama tiga tahun berturut-turut. Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian diberikan oleh auditor apabila tidak ditemukan
kesalahan material secara menyeluruh dalam laporan keuangan yang
disajikan, dengan kata lain laporan keuangan tersebut sudah sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan keputusan pengauditan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangkawaktu lima tahun terakhir.

3. Penerapan Sistem E-filling
E-filling adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan PPh secara
elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada

Universitas Sumatera Utara

11

wesite DJP online (http://djponline.pajak.go.id) atau website penyalur SPT
elektronik yang ditunjuk oleh DJP sebagai pihak yang dapat menyalurkan
penyampaian spt adalah:
- www.pajakku.com
- www.laporpajak.com
- www.spt.co.id
- www.online-pajak.com
Berdasarkan Kep DJP No. Kep-88/PJ/2004 tentang Penyampaian
Surat Pemberitahuan secara Elektronik dalam pasal 1, Direktur Jenderal
Pajak memutuskan bahwa “Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat
Pemberitahuan secara elektronik melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi
(Apllication Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.”
Dalam pasal 2 dijelaskan persyaratan sebagai perusahaan penyedia jasa
aplikasi (ASP) yaitu:
1. Berbentuk badan.
Perusahaan penyedia jasa harus berbentuk badan, yaitu sekumpulan
orang ataupun modal yang melakukan usaha ataupun tidak melakukan
usaha yang berorientasi pada laba atau non laba.

2. Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi (ASP).

Universitas Sumatera Utara

12

Penyedia jasa aplikasi merupakan perusahaan yang sudah memiliki ijin
dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat
menyalurkan penyampaian SPT secara online yang real time.
3. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak Perusahaan penyedia jasa aplikasi harus
mengukuhkan Nomor Pokok Wajib Pajaknya sebagai Pengusaha Kena
Pajak.
4. Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak. Perusahaan
yang

ingin

menjadi

perusahaan

penyedia

jasa

aplikasi

harus

menandatangani perjanjuan dengan Direktorat Jenderal Pajak.
Berikut ini proses untuk melakukan e-filling dan tata cara penyampaian
SPT Tahunan secara e-filling:
1. Mengajukan permohonan Eletronik Filling IdentificationNumber (e-FIN)
secara tertulis. E-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak bagi
pengguna e-filling. Pengajuan permohonan e-FIN dapat dilakukan
melalui situs DJP atau Kantor Pelayanan Pajak terdekat.
2. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-filling paling lambat 30 hari
setelah diterbitkannya e-FIN. Setelah mendaftarkan diri, Wajib Pajak
akan memperoleh username dan password, tautan aktivitas akun e-filling
melalui e-mail yang telah didaftarkan oleh Wajib Pajak, dan digital
certificate yang berfungsi sebagai pengaman data Wajib Pajak dalam
setiap proses e-filling.
3. Menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi melalui
situs DJP dengan cara:

Universitas Sumatera Utara

13

a. Mengisi e-SPT pada aplikasi e-filling di situs DJP. E-SPT adalah Surat
Pemberitahuan Tahunan dalam bentuk formulir elektronik (Compact
Disk) yang merupakan pengganti lembar manual SPT.
b. Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan
dikirimkan melalui email atau SMS.
c. Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi.
d. Notifikasi status e-SPT akan diberikan kepada Wajib Pajak melalui
email. Bukti Penerimaan ESPT terdiri dari NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak), tanggal transaksi, jam transaksi, Nomor Transaksi
Penyampaian SPT (NTPS), Nomor Transaksi Pengiriman ASP
(NTPA), nama Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Sistem e-filling melalui
website Direktorat Jenderal pajak dapat digunakan untuk:
1) Melayani penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang
Pribadi formulir 1770S. SPT ini digunakan bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih
pemberi kerja dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari
kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas.
2) Melayani penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang
Pribadi Formulir 1770SS. SPT ini digunakan bagi orang pribadi
yang sumber penghasilannya dari satu pemberi kerja (sebagai
Karyawan) dan jumlah penghasilan brutonya tidak melebihi
Rp.60.000.000 (enam puluh juta rupiah) setahun serta tidak terdapat
penghasilan lainnya kecuali penghasilan dari bunga bank dan bunga
koperasi.(www.pajak.go.id)
K. Ruang Lingkup

Universitas Sumatera Utara

14

Dalam proposal tugas akhir ini, yang menjadi ruang lingkup penulisan
adalah dalam hal pembahasan untuk lebih mengatahui tentang:
1. Data jumlah wajib pajak yang melapor pajaknya menggunakan SPT dan
layanan e-filling.
2. Pengaruh penerapan layanan e-filling terhadap kepatuhan wajib pajak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
3. Persentase pengaruh penerapan layanan e-filling terhadap kepatuhan wajib
pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
4. Faktor-faktor dan upaya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan adanya penerapan efilling.
L. Metode Proposal Tugas Akhir
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan yang dimulai dari
pengajuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan, mencari bahan
untuk pembuatan proposal, serta melakukan konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi literatur
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber
pustaka, seperti Undang-Undang Perpajakan, buku-buku pajak, dan
peraturan yang membahas tentang “Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”.
3. Observasi Lapangan

Universitas Sumatera Utara

15

Pada tahap ini penulis melakukan observasi langsung di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
4. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis menggunakan dua metode pengumpulan data
yaitu metode pengumpulan data primer dan data sekunder.
a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang
berkompeten memahami permasalahan yaitu fiskus.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku yang
berhubungan dengan kepatuhan wajib pajak, SPT dan e-filling.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, penulis
melakukan analisa dan evaluasi sehingga mencapai suatu tujuan.
M. Metode Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data di atas adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara
langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan
tinjauan untuk mengamati, mendengar dan bila

perlu membantu

mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan petunjuk atau
arahan terdahulu yang diberikan dengan berpedoman kepada ketentuan yang
berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi
rahasia dan memiliki resiko yang tinggi.

2. Wawancara

Universitas Sumatera Utara

16

Melalui ini penulis melakukan wawancara langsunng kepada pihakpihak yang berkompeten di bidangnya, serta pihak-pihak yang dianggap
memiliki pengetahuan tentanng permasalahan yang diajukan penulis.
3. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan daftar-daftar dokumentasi yang diperlukan dalam
instansi yang bersangkutan untuk menambah objektifitas yang dibutuhkan
untuk melengkapi proposal laporan tugas akhir. Dokumen tersebut berupa
sejarah instansi, visi dan misi instansi, logo instansi, struktur organisasi,
serta tujuan pokok dan fungsi instansi.
N. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara garis besar dan memudahkan
pembaca memahami isi mengenai proposal tugas akhir ini, maka akan
diuraikan secara singkat sistematika penulisan proposal tugas akhir ini. Dimana
sistematika pembahasan ini memuat urutan-urutan penjelasan mengenai babbab yang ada dalam penulisan proposal tugas akhir ini, yang mencakup:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Latar Belakang, Tujuan
Dan Manfaat,Kajian Teoritis, Ruang Lingkup, Metode Proposal Tugas
Akhir, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Sejarah Kantor , Visi
Dan Misi, Logo, Struktur Organisasi, Dan Tujuan Pokok Dan Fungsi
Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
BAB III GAMBARAN DATA

Universitas Sumatera Utara

17

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang cara pelaporan pajak
secara manual dengan menggunakan SPT dan secara online dengan
menggunakan layanan e-filling.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang jumlah data wajib
pajak yang melaporkan pajaknya secara manual dengan menggunakan
SPT dan secara online dengan menggunakan layanan e-filling,
pengaruh penerapan e-filling terhadap kepatuhan wajib pajak pada
Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan Polonia, jumlah besar kecilnya
persentase kepatuhan wajib pajak atas adanya e-filling, dan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dalam hal meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dengan adanya sistem e-filling.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang simpulan yang
diperoleh berdasarkan hasil penulisan pada bab-bab sebelumnya dan
saran yang diberikan kepada instansi terkait atas masalah yang
dihadapi dalam penerapan layanan e-filling.

Universitas Sumatera Utara