Teknik Penerjemahan Dan Tingkat Keakuratan Terjemahan Pada Subtitle Film “Sang Penari” Chapter III V

BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada produk penerjemahan
yang mengkaji teknik penerjemahan dan tingkat keakuratan penerjemahan yang terdapat pada
subtitle film “Sang Penari”.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu
data berupa kata-kata, bukan angka-angka yang digunakan untuk menggambarkan objek yang
diteliti secara alamiah. Angka-angka yang digunakan dimaksudkan untuk mempertajam
temuan penelitian dalam menghitung jumlah terjadinya teknik penerjemahan yang dominan
digunakan dan tingkat keakuratan penerjemahannya.

3.2 Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa ujaran dalam bentuk kata, frasa, klausa dan kalimat yang
diambil dari film Sang Penari sebagai sumber data. Film ini diproduksi oleh KG Productions
dan Salto Films dan Shanty Harmayn sebagai produser serta disutradarai oleh Ifa Isfansyah.
Pada penelitian, peneliti dibantu oleh Mayasari S.Pd., M.Si., sebagai penerjemah ujaran
bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Kemudian hasil penerjemahan tersebut dinilai oleh Dr.
Umar Mono M.Hum sebagai penutur asli bahasa Jawa. Penerjemahan ini dibutuhkan untuk
melengkapi dan memahami makna dalam data dan sumber data. Padanan ujaran dan subtitle
menjadi data-data dalam penelitian ini. Data yang diperoleh memiliki durasi 1:42:11. Data

yang diperoleh dari film ini terdiri dari 665 ujaran, akan tetapi data yang dianalisis berjumlah
133 data yang dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa data dapat dianalisis dan dipahami

lebih mudah. Film ini memiliki nilai budaya Jawa yang sangat kental, khususnya Jawa
Tengah.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Mendengarkandan mengamati seluruh ujaran dan subtitle film “Sang Penari”.
2. Mencatat seluruh ujaran dan subtitle film tersebut dengan rapi.
3. Memberi tanda dan menomori setiap data penelitian.
4. Menyandingkan kalimat-kalimat antara BSu dan BSa, lalu menganalisis teknik
penerjemahan yang digunakan.
5. Mengukur tingkat keakuratan hasil penerjemahnnya.
Berdasarkan teknik-teknik pengumpulan data di atas diperoleh 665 data, kemudian dari
data tersebut diambil 20% sebagai sampling dengan mengambil rentang 5 (lima) sesuai
dengan nomor urut data. Dari hasil sampling tersebut diperoleh data sebanyak 133 data.

3.4 Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menerapkan metode analisis Miles dan Huberman

(1994:23) yaitu data yang telah diketik ulang dipilih dan diklasifikasikan menurut
bentuknya.Bentuk-bentuk ini kemudian dipisahkan sesuai dengan bentuk bahasa yaitu
berdasarkan kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem, setelah itu diidentifikasi teknik
penerjemahan yang digunakan pada ujaran dan subtitle tersebut. Setelah memperoleh temuan
mengenai teknik penerjemahan yang digunakan, kemudian peneliti mendeskripsikan tingkat
keakuratan penerjemahan pada ujaran menjadi subtitle pada film “Sang Penari”.

Dalam bentuk diagram, analisis data dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Pengumpulan
Data

Penyajian Data

Reduksi Data

KesimpulanKesimpulan
Penarikan-Verifikasi

Bagan 3.1: Model Proses Analisis Interaktif (Miles dan Huberman, 1994: 23)


Berdasarkan analisis interaktif Miles dan Huberman, 1994: 23, dalam penelitian ini,
peneliti mengumpulkan data berupa kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem yang terdapat
pada subtitle film “Sang Penari”. Pada subtitle tersebut data yang dianalisis direduksi terlebih
dahulu untuk mengidentifikasi model dan teknik penerjemahan yang digunakan oleh
penerjemah, setelah itu data disajikan dalam bentuk bahasa dan peneliti menyimpulkan hasil
dari penelitian tersebut.
Berikut ini adalah contoh data yang dikutip dari beberapa kalimat yang terdapat pada
cuplikan singkat film “Sang Penari”.

BSu (Bahasa Jawa)

BSa (Bahasa Inggris)

Angger kowe seng ngaku ‘dadi’ dukun And if you still consider yourself ‘to
“ronggeng”, silahkan datang.
(Kalau kamu masih merasa sebagai

be’ a “ronggeng” teacher, then
please come.


dukun ronggeng, silahkan datang)

Pada contoh di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah yang
dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak mengganti
makna dari BSu, teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat dilihat dari
penggunaan kata‘yourself’ dan‘then’ pada BSa yang tidak ditemukan di BSu; dan teknik
transposisi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari penerjemahan kata ‘dadi’ pada BSu
menjadi frasa‘to be’ pada BSa; dan teknik penerjemahan peminjaman murni ditemukan yang
dapat dilihat dari penggunaan kata ‘ronggeng’ pada BSu dan BSa.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengantar
Bab IV pada penelitian ini berisikan tentang pendeskripsian hasil penelitian yang
diawali dengan analisis data dalam penerjemahan yang didasari oleh penerjemahan data
bahasa sumber (BSu) menjadi bahasa sasaran (BSa) berupa subtitle film. Selanjutnya,
pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada temuan yang terkait dengan dampak teknik
penerjemahan yang digunakan terhadap kualitas penerjemahan yang dihasilkan.

Data keseluruhan berjumlah 665 peneliti memilih 133 data secara acak sebagai data
sampling yaitu berupa ujaran dan subtitle yang dibandingkan. Sebagian data yang dianalisis
akan ditampilkan pada bab IV dan selebihnya akan dilampirkan pada bagian lampiran.
Peneliti menjelaskan analisis data berdasarkan keterwakilan dari teknik-teknik terjemahan
yang digunakan. Dalam penelitian ini perlu dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud
dengan teknik penerjemahan, setelah itu barulah dapat diidentifikasi temuan dari pembahasan
tersebut.

4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Teknik Penerjemahan
Di dalam penelitian ini diidentifikasi data yang diterjemahkan dengan menerapkan satu
teknik penerjemahan (penerjemahan tunggal). Di samping itu ditemukan pula data yang

diterjemahkan dengan menerapkan dua (kuplet), tiga (triplet), empat (kuartet), dan lima
(kuintet) teknik penerjemahan sekaligus. Dari data sumber yang dianalisis, teridentifikasi
sebanyak 56 (42,10%) data yang diterjemahkan dengan menerapkan teknik penerjemahan
tunggal, 47 (35,34%) data yang diterjemahkan dengan menerapkan teknik penerjemahan
kuplet, 23 (17,30%) data yang diterjemahkan dengan menerapkan teknik penerjemahan
triplet, 5 (3,76%) data yang diterjemahkan dengan menerapkan teknik penerjemahan kuartet,
dan 2 (1,50%) data yang diterjemahkan dengan menerapkan teknik penerjemahan kuintet.


4.2.1.1 Teknik Penerjemahan Tunggal
Teknik penerjemahan tunggal merujuk pada penerapan satu teknik semata dalam
menerjemahkan data penelitian ini baik yang berwujud kata, frasa, klausa, dan kalimat dari
BSu ke dalam BSa. Dalam penelitian ini terdapat 5 teknik penerjemahan tunggal yang
digunakan, yaitu teknik harfiah, generalisasi, modulasi, amplifikasi dan peminjaman murni.
Tabel 4.1 : Teknik Penerjemahan Tunggal
Teknik
Tunggal

Varian Teknik Tunggal
1.
2.
3.
4.
5.

Harfiah
Generalisasi
Modulasi

Amplifikasi
Peminjaman Murni

Jumlah
39
10
5
1
1

Jumlah

56

4.2.1.1.1 Teknik Harfiah
Teknik literal merupakan teknik penerjemahan dimana penerjemah menerjemahkan
suatu ungkapan secara harfiah. Teknik ini mempersyaratkan pemadanan leksikal yang masih
terikat dengan BSu tetapi susunan leksikal yang membentuk suatu ungkapan sudah
disesuaikan dengan kaidah BSa.
Di dalam teknik penerjemahan tunggal terdapat 39 data BSu yang diterjemahkan ke

dalam BSa dengan menerapkan taknik harfiah.
Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan
harfiah :
Data 16
BSu : Halo Prepti, Srintil nandi?
(Halo Prepti, Srintil dimana?)
BSa : Hello Prepti, where’s Srintil?
Pada analisis data di atas dapat diketahui bahwa penerjemahan BSu ke BSa
menggunakan teknik penerjemahan harfiah karena hasil penerjemahan tidak mengalami
perubahan baik secara struktural maupun dari segi maknanya.

4.2.1.1.2 Teknik Generalisasi
Teknik penerjemahan generalisasi menggunakan istilah yang lebih umum pada BSa
untuk BSu yang lebih spesifik. Hal tersebut dilakukan karena BSa tidak memiliki padanan
yang spesifik. Teknik ini serupa dengan teknik penerimaan (acceptation). Di dalam teknik
penerjemahan tunggal terdapat 10 data yang diterjemahkan dengan teknik generalisasi.

Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan
generalisasi :
Data 6

BSu:

Sedulur sedulur.
(Saudara saudara)

BSa:

Ladies and Gentleman.

Pada analisis data di atas dapat diketahui bahwa teknik penerjemahan yang digunakan
adalah teknik generalisasi, hal tersebut dapat dilihat dari perubahan kata ‘sedulur-sedulur’
pada BSu menjadi ‘ladies and gentleman’ menjelaskan lebih detail pada BSa karena dalam
hal ini penerjemahn bentuk bahasa tersebut mengambil istilah umum ke dalam tatanan BSa
nya.

4.2.1.1.3 Teknik Modulasi
Modulasi atau modulation merupakan teknik penerjemahan dimana penerjemah
mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan teks sumber.
Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural. Di dalam teknik
penerjemahan tunggal terdapat 5 data yang diterjemahkan dengan teknik modulasi. Berikut

ini adalah salah satu analis data yang menggunakan teknik penerjemahan modulasi :
Data 301
BSu:

Berapa keluarga kau?

BSa:

Do you have family?

Pada analisis data di atas dapat dikategorikan bahwa data tersebut termasuk ke dalam
data yang diterjemahkan dengan menggunakan teknik penerjemahan modulasi, hal tersebut
dapat dilihat dari penerjemahan yang berubah struktur bentuk atau sudut pandang kalimat
antara BSu dan BSa.

4.2.1.1.4 Teknik Amplifikasi
Amplifikasi (amplification) adalah teknik penerjemahan dimana mengeksplisitkan atau
memparafrase suatu informasi yang implisit dalam BSu. Teknik ini sama dengan eksplisitasi,
penambahan, parafrase ekslifatif. Catatan kaki merupakan bagian dari amplifikasi.
Amplifikasi merujuk pada pelebaran atau pemaparan informasi yang implisit pada BSu

yang dipaprkan pada BSa. Di dalam teknik penerjemahan tunggal teridentifikasi 1 data yang
diterjemahkan dengan menerapkan teknik amplifikasi.
Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik amplifikasi:
Data 211
BSu : Arep...
(Mau...)
BSa : I’m here to...
Pada analisis data di atas dapat diketahui bahwa kata ‘arep’ pada BSu diterjemahkan
menjadi ‘I’m here to’ pada BSa. Hal tersebut dilakukan karena dalam bahasa asing kata
‘mau’ dapat diterjemahkan ke dalam banyak kata. Namun dalam konteks ‘mau’ pada data di
atas, pelakon mengekspresikan tujuan dari keberadaannya atau dalam bahasa indonesia yang
baik diterjemahkan menjadi ‘saya kemari untuk...’.

4.2.1.1.5 Teknik Peminjaman Murni
Peminjaman (borrowing) adalah teknik penerjemahan dimana penerjemah meminjam
kata atau ungkapan dari Bsu. Peminjaman itu bisa bersifat murni (pure), alamiah
(naturalized). Peminjaman murni merujuk pada peminjaman kata atau ungkapan BSu secara
utuh tanpa disertai dengan penyesuaian pelafalan. Misalnya kata hardisk dalam teks BSu
tetap dipertahankan dalam teks BSa.
Peminjaman murni merujuk pada peminjaman kata atau ungkapan BSu secara utuh
tanpa disertai dengan penyesuaian pelafalan. Di dalam teknik penerjemahan tunggal terdapat
1 data yang diterjemahkan dengan menerapkan teknik penerjemahan murni.
Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik peminjaman
murni:
Data 326
BSu : Nyai...
BSa : Nyai...
Pada analisis data di atas dapat diketahui bahwa kata ‘nyai’ pada BSu tetap
diterjemahkan ‘nyai’ pada BSa. Hal tersebut dilakukan karena dalam bahasa asing tidak ada
istilah umum yang dapat digunakan untuk menggantikan kata ‘nyai’ tersebut, sehingga kata
tersebut tetap digunakan pada BSa.

4.2.1.2 Teknik Penerjemahan Kuplet
Selain teknik penerjemahan tunggal ditemukan pula teknik kuplet, yaitu perpaduan dua
teknik penerjemahan yang diterapkan dalam menentukan padanan dalam BSa. Perpaduan dua

teknik penerjemahan yang dimaksudkan adalah perpaduan antara harfiah dan penambahan,
harfiah dan pengurangan, harfiah dan generalisasi, harfiah dan transposisi, harfiah dan
peminjaman murni, harfiah dan amplifikasi, harfiah dan modulasi, modulasi dan
penambahan, modulasi dan pengurangan, transposisi dan penambahan, dan transposisi dan
pengurangan.

Tabel 4.2 : Teknik Penerjemahan Kuplet
Teknik

Varian Teknik Kuplet

Jumlah

Kuplet

1. Harfiah + Penambahan
2. Harfiah + Penghilangan
3. Harfiah + Generalisasi
4. Harfiah + Transposisi
5. Harfiah + Peminjaman Murni
6. Harfiah + Amplifikasi
7. Harfiah + Modulasi
8. Modulasi +Penambahan
9. Modulasi +Penghilangan
10. Transposisi + Penambahan
11. Transposisi + Penghilangan

18
6
5
5
4
3
2
1
1
1
1

Jumlah

47

4.2.1.2.1 Teknik Harfiah + Penambahan
Di dalam penelitian ini terdapat 18 data yang diterjemahkan dengan teknik
penerjemahan kuplet dengan varian teknik harfiah dan penambahan. Data yang termasuk
kategori ini pada dasarnya didominasi oleh penerapan teknik harfiah yang ditunjukkan oleh

penyesuaian susunan kata berdasarkan kaidah yang berlaku pada BSa. Hal itu tampak pada
salah satu analisis data berikut ini:
Data 71
BSu : Aku ini sudah lama tidak nabuh gendang.
BSa :But the thing is, I haven’t played the drum for a long time.
Pada salah satu analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik
harfiah yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penambahan klausa‘but the thing is’ pada BSa.

4.2.1.2.2 Teknik Harfiah + Penghilangan
Di dalam penelitian ini terdapat 6 data yang diterjemahkan dengan teknik penerjemahan
kuplet dengan varian teknik harfiah dan penghilangan. Teknik penghilangan merupakan
teknik penerjemahan yang diterapkan dengan tujuan untuk menyederhanakan kalimat namun
tetap mempertahankan makna. Berikut ini adalah salah satu analis data yang menggunakan
teknik penerjemahan harfiah dan penghilangan :
Data 256
BSu : Ora apa-apa, tenang baelah.
(Tidak apa-apa, tenang saja)
BSa : It’s alright.

Pada salah satu analisis data di atas dapat dilihat bahwa klausa ‘tenang baelah’ pada
BSu tidak ditemukan pada BSa. Namun hal tersebut tidak merubah makna dan masih
berterima untuk mewakili ujaran pada BSu.

4.2.1.2.3 Teknik Harfiah + Generalisasi
Di dalam penelitian ini teridentifikasi 5 data sasaran yang dihasilkan melalui penerapan
perpaduan dari teknik harfiah dan teknik generalisasi. Data yang termasuk kategori ini pada
dasarnya didominasi oleh penerapan teknik harfiah yang ditunjukkan oleh penyesuaian
susunan kata berdasarkan kaidah yang berlakudi dalam BSa. Hal itu tampak pada salah satu
analisis data berikut ini:
Data 161
BSu : Kabeh wong wes podo ngompol arep ndelok wong njoget.
(Semua orang sudah pada ngumpul mau lihat orang menari)
BSa: The whole village went outto watch Srintil perform.
Pada salah satu analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik
harfiah yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penerjemahan generalisasi juga digunakan pada data di
atas yang dapat dilihat dari penerjemahan ‘wong njoget’ pada BSu menjadi ‘Srintil
perform’pada BSa.

4.2.1.2.4 Teknik Harfiah + Transposisi
Perpaduan dua teknik penerjemahan, yaitu teknik harfiah dan teknik transposisi terjadi
pada 5 data. Data yang termasuk kategori ini pada dasarnya didominasi oleh penerapan teknik
harfiah yang ditunjukkan oleh penyesuaian susunan kata berdasarkan kaidah yang berlaku
pada BSa. Hal itu tampak pada salah satu analisis data berikut ini:
Data 236
BSu : Semuanya terkendali.
BSa : Everything is under control.
Pada salah satu analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik
harfiah yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penerjemahan transposisi juga digunakan pada data di atas
yang dapat dilihat dari kata ‘terkendali’ pada BSu berubah menjadi frasa ‘under control’ pada
BSa.

4.2.1.2.5 Teknik Harfiah + Peminjaman Murni
Teknik harfiah merupakan teknik yang paling umum diterapkan jika struktur BSu dan
BSa berbeda. Di dalam penelitian ini terdapat 4 data yang diterjemahkan dengan varian
teknik harfiah dan peminjaman murni. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang
menggunakan teknik penerjemahan harfiah dan teknik peminjaman murni:
Data 21
BSu : Nyong arep kai bongkrek juga.

(Saya mau kasih bongkrek juga)
BSa : I’ll give him some bongkrek too.
Pada salah satu analisis data di atas perpaduan teknik penerjemahan harfiah dan
peminjaman murni digunakan karena susunan gramatikal pada BSu dan BSa sasaran tidak
berubah dan begitu juga dengan maknanya. Teknik peminjaman murni juga dgunakan pada
data di atas yang dapat dilihat dari penggunaan kata ‘bongkrek’ pada BSu dan BSa.

4.2.1.2.6 Teknik Harfiah + Amplifikasi
Teknik harfiah merupakan teknik yang paling umum diterapkan jika struktur BSu dan
BSa berbeda. Dalam banyak kasus, teknik harfiah ini disertai dengan penghilangan sebagai
upaya untuk menghasilkan kalimat terjemahan yang efektif atau jika informasi yang
dihilangkan itu dipandang tidak penting. Akan tetapi, dalam penelitian ini teridentifikasi data
yang diterjemahkan secara harfiah dan di dalamnya terdapat penghilangan informasi penting.
Di dalam penelitian ini terdapat 3 data yang diterjemahkan dengan teknik penerjemahan
kuplet dengan varian teknik harfiah dan amplifikasi. Berikut ini adalah salah satu analisis
data yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah dan teknik amplifikasi:
Data 111
BSu : Ya eyang Secamenggala, iya.
BSa : Yeah ‘grandfather’ Secamenggala, I know that.
Pada contoh analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik
harfiah yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik amplifikasi juga digunakan pada data di atas yang dapat

dilihat dari penerjemahan kata ‘iya’ pada BSu menjadi ‘I know that’ pada BSa yang bertujuan
untuk memberikan informasi implisit yang terdapat pada BSu.

4.2.1.2.7 Teknik Harfiah + Modulasi
Di dalam penelitian ini terdapat 1data yang diterjemahkan dengan teknik penerjemhan
kuplet dengan varian teknik harfiah dan modulasi. Berikut ini adalah salah satu analisis data
yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah dan teknik modulasi:
Data 406
BSu : Kang Bakar, Kang Karya, soal papan nama dan gambar tidak usah dipikirin
bener.
BSa : Bakar, Karya, about the signboard and pictures, I don’t think they’ll be the
problem.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik modulasi juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari perubahan struktur kalimat atau sudut pandang kalimat pada penerjemahan klausa
‘gak usah dipikirin bener’ pada BSu menjadi ‘I don’t think they’ll be the problem’ pada BSa.

4.2.1.2.8 Teknik Modulasi + Penambahan
Di dalam penelitian ini terdapat 1 data yang diterjemahkan dengan teknik
penerjemahan kuplet dengan varian teknik modulasi dan penambahan. Berikut ini adalah

salah satu analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan modulasi dan teknik
penambahan:
Data : 151
BSu : Kopine iki?
(Kopinya ini?)
BSa : Is this coffee mine?
Pada data di atas, teknik penerjemahan yang digunakan pada data di atas teknik
modulasi yang dapat dilihat dari perubahan struktur kalimat atau sudut pandang kalimat
anatar BSu dan BSa; teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat dilihat
dari penambahan kata ‘mine’ pada BSa yang tidak terdapat pada BSu.

4.2.1.2.9 Teknik Modulasi + Penghilangan
Di dalam penelitian ini terdapat 1 data yang diterjemahkan dengan teknik penerjemahan
kuplet dengan varian teknik modulasi dan penghilangan. Berikut ini adalah salah satu analisis
data yang menggunakan teknik penerjemahan modulasi dan penghilangan :
Data 506
BSu : Ya jangan Srintil tok yang disalahkan.
BSa :You can’t blame it all on Srintil.
Pada data di atas, teknik penerjemahan yang digunakan pada data di atas teknik
modulasi yang dapat dilihat dari perubahan struktur kalimat atau sudut pandang kalimat

anatar BSu dan BSa; teknik penghilangan juga digunakan pada data di atas yang dapat dilihat
dari kata ‘ya’ pada BSu yang tidak ditemukan pada BSa.

4.2.1.2.10 Teknik Transposisi + Penambahan
Di dalam penelitian ini terdapat 1 data yang diterjemahkan dengan teknik penerjemahan
kuplet dengan varian teknik transposisi dan penambahan. Berikut ini adalah salah satu
analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan transposisi dan penambahan:
Data 656
BSu : Lihat.
BSa :Look at that.
Pada data di atas, teknik penerjemahan yang digunakan pada data di atas teknik
transposisi yang dapat dilihat dari penerjemahan kata ‘lihat’ pada BSu berubah menjadi frasa
‘look at’ pada BSa; teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat dilihat
dari kata ‘that’ pada BSa yang tidak ditemukan pada BSu.

4.2.1.2.11 Transposisi + Penghilangan
Di dalam penelitian ini terdapat 1 data yang diterjemahkan dengan teknik penerjemahan
kuplet dengan varian teknik transposisi dan penghilangan. Berikut ini adalah salah satu
analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan transposisi dan penghilangan:
Data 156
BSu : Iya Sus.

BSa : That’s right.
Pada data di atas, teknik penerjemahan yang digunakan pada data di atas teknik
transposisi yang dapat dilihat dari penerjemahan kata ‘iya’ pada BSu berubah menjadi frasa
‘that’s right’ pada BSa; teknik penghilangan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari kata ‘Sus’ pada BSu yang tidak ditemukan pada BSa.

4.2.1.3 Teknik Penerjemahan Triplet
Teknik penerjemahan triplet merujuk pada perpaduan tiga teknik penerjemahan yang
diterapkan dalam menerjemahkan suatu

frasa, atau kalimat. Di dalam penelitian ini

teridentifikasi 23 varian dari teknik penerjemahan triplet tersebut.
Tabel 4.3 : Teknik Penerjemahan Triplet
Teknik
Triplet

Varian Teknik Triplet
1. Harfiah + Peminjaman Murni + Penambahan
2. Harfiah + Generalisasi + Penambahan
3. Harfiah + Penambahan + Amplifikasi
4. Harfiah + Transposisi + Penambahan
5. Harfiah + Penambahan + Penghilangan
6. Harfiah + Amplifikasi + Peminjaman Murni
7. Harfiah + Penambahan + Reduksi
8. Harfiah + Generalisasi + Penghilangan
9. Harfiah + Deskripsi + Penghilangan
10. Harfiah + Penambahan + Modulasi
11. Harfiah + Penghilangan + Reduksi
12. Harfiah + Penghilangan + Amplifikasi
13. Harfiah + Peminjaman Murni + Transposisi
14. Harfiah + Amplifikasi + Reduksi
15. Harfiah + Generalisasi + Transposisi
Jumlah

Jumlah
4
3
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
23

4.2.1.3.1 Teknik Harfiah + Peminjaman Murni + Penambahan
Perbedaan struktur antara bahasa Jawa sebagai BSu dan bahasa Inggris sebagai BSa
mengharuskan penerjemah menerapkan teknik harfiah dalam menerjemahkan semua data
dalam penelitian ini. Tujuannya adalah agar terjemahan yang dihasilkan dapat berterima bagi
pembaca sasaran. Di samping itu juga menerapkan teknik peminjaman murni dan
penambahan. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik
penerjemahan harfiah, teknik peminjaman murni, dan teknik penambahan:
Data 91
BSu : Kalau Kang Karteraja datang datang ya berarti bener Srintil bakal dadi
ronggeng.
BSa : If Karteraja comes to her performance, that means Srintil will become a ‘ronggeng’.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik peminjaman murni juga digunakan pada data di atas yang
dapat dilihat dari penggunaan kata ‘ronggeng’ pada BSu dan BSa; dan teknik penambahan
dapat dilihat dari klausa ‘to her performance’ pada BSa yang tidak ditemukan pada BSu.

4.2.1.3.2 Teknik Harfiah + Generalisasi + Penambahan
Pada bagian ini kasus yang terjadi adalah ditemukannya penggunaan tiga teknik
penerjemahan dalam satu data kalimat. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang
menggunakan teknik penerjemahan harfiah, teknik generalisasi, dan teknik penambahan:
Data 396
BSu:

Itu pelanggaran adat yang nggak main-main.

BSa:

Now that’s ‘completely’ against tradition.

Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penggunaan kata ‘now’ pada BSa yang tidak ditemukan di BSu; dan teknik
generalisasi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘completely’ pada BSa yang
tidak mewakili frasa ‘nggak main-main’ pada BSu.

4.2.1.3.3 Teknik Harfiah + Penambahan + Amplifikasi
Perbedaan antara struktur bahasa Jawa dengan bahasa Inggris mengharuskan
penerjemah melakukan penyesuaian struktur. Disamping itu juga dilakukan pergeseranpergeseran kategori. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik
penerjemahan harfiah, teknik penambahan, dan teknik amplifikasi :
Data 106
BSu : Tidak main-main.
BSa : This isn’t a child’s game, ‘you know’.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penggunaan kata ‘you know’ pada BSa yang tidak ditemukan di BSu; dan teknik
amplifikasi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘tidak main-main’ pada BSu
yang diterjemahkan menjadi ‘this isn’t a child’s game’ pada BSa yang menunjukkan
pelebaran makna atau pemaparan informasi implisit yang terdapat pada BSu.

4.2.1.3.4 Teknik Harfiah + Transposisi + Penambahan
Teknik harfiah merupakan teknik penerjemahan yang paling dominan digunakan oleh
penerjemah, yang juga dipadukan dengan teknik transposisi dan teknik penambahan. Berikut
ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah, teknik
transposisi, dan teknik penambahan :
Data 179
BSu :Mandi, pakai seragam ini.
BSa : Wash up, ‘then’put on this uniform.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik transposisi juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penerjemahan kata ‘mandi’ pada BSu menjadi frasa ‘wash up’ pada BSa dan kata
‘pakai’ pada BSu menjadi ‘put on’ pada BSa; dan teknik penambahan juga ditemukan pada
data dapat dilihat dari kata ‘then’ pada BSa yang tidak ditemukan pada BSu.

4.2.1.3.5 Teknik Harfiah + Penambahan + Penghilangan
Teknik harfiah merupakan teknik penerjemahan yang paling dominan digunakan oleh
penerjemah, yang juga dipadukan dengan teknik penambahan dan teknik penghilangan.
Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah,
teknik penambahan, dan teknik penghilangan :
Data 536
BSu : Sudah waktunya Srintil harus dikirim ke istana ‘sekarang’.

BSa : I for one think it’s time for Srintil to perform at the palace.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penambahan klausa ‘I for one think’ pada BSa yang tidak ditemukan di BSu; dan
teknik penghilangan juga ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘sekarang’ pada BSu
yang tidak ditemukan pada BSa.

4.2.1.3.6 Teknik Harfiah + Amplifikasi + Peminjaman Murni
Teknik harfiah merupakan teknik penerjemahan yang paling dominan digunakan oleh
penerjemah, yang juga dipadukan dengan teknik amplifikasi dan teknik peminjaman murni.
Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah,
teknik amplifikasi, dan teknik peminjaman murni :
Data 141
BSu :Iki ronggenge si Dukuh Paruk.
(Ini ronggeng Dukuh Paruk)
BSa : I sing of the ‘ronggeng’ of Dukuh Paruk.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik amplifikasi juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penggunaan kata ‘iki’ pada BSu diterjemahkan menjadi ‘I sing’ pada BSa yang
bertujuan untuk memberikan informasi implisit yang terdapat pada BSu; dan teknik

peminjaman murni juga ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘ronggeng’ yang
digunakan pada BSu dan BSa.

4.2.1.3.7 Teknik Harfiah + Penambahan + Reduksi
Teknik harfiah merupakan teknik penerjemahan yang paling dominan digunakan oleh
penerjemah, yang juga dipadukan dengan teknik penambahan dan teknik reduksi. Berikut ini
adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah, teknik
penambahan, dan teknik reduksi:
Data 176
BSu : Orang ora bakal lupa karo kematian biyungku gara-gara panganan tempe
bongkrek.
(Orang-orang tidak akan lupa dengan kematian ibuku karena makan tempe
bongkrek)
BSa : People here aren’t going to forget the deaths my parents ‘caused’.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penggunaan kata ‘here’ pada BSa yang tidak ditemukan di BSu; dan teknik
reduksi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘caused’ pada BSa yang mewakili
klausa ‘gara-gara panganan tempe bongkrek’ pada BSu yang sebenarnya berisi informasi
yang penting. Namun perwakilan kata ‘caused’ mampu mewakili informasi penting yang ada
pada BSu itu.

4.2.1.3.8 Teknik Harfiah + Generalisasi + Penghilangan
Perpaduan antara teknik harfiah, teknik generalisasi, dan teknik penghilangan juga
ditemukan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan
teknik penerjemahan harfiah, teknik generalisasi, dan teknik penghilangan:
Data 186
BSu : ‘Terus’ kapan kita mau bukak kelambu ‘kang’?
BSa : When are we going to hold the ‘deflowering ceremony’?
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik generalisasi juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penerjemahan kata ‘bukak kelambu’ pada BSu menjadi ‘deflowering ceremony’
pada BSa yang dianggap sebagai penyesuaian bahasa pada BSa; dan teknik penghilangan
juga ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘terus’ dan ‘kang’ pada BSu yang tidak
ditemukan pada BSa.

4.2.1.3.9 Teknik Harfiah + Deskripsi + Penambahan
Perpaduan antara teknik harfiah, teknik deskripsi, dan teknik penambahan juga
ditemukan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan
teknik penerjemahan harfiah, teknik deskripsi, dan teknik penambahan :
Data 191
BSu : Terus sampean masih tetap minta pinjem emas?
BSa : Are you still asking one gold ringgit coin‘for her’?

Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik deskripsi juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penerjemahan kata ‘pinjem emas’ pada BSu menjadi ‘one gold ringgit coin’ pada
BSa; dan teknik penambahan juga ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘for her’ pada
BSa yang tidak ditemukan pada BSu.

4.2.1.3.10 Teknik Harfiah + Penambahan + Modulasi
Perpaduan antara teknik harfiah, teknik penambahan, dan teknik modulasi juga
ditemukan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan
teknik penerjemahan harfiah, teknik penambahan, dan teknik modulasi :
Data 221
BSu : Pak tentara njaluk duite, ‘ora oleh tembakane’.
(Pak tentara beri kami uang, tidak boleh menembak)
BSa : Give some money Mr. Soldier, and‘we won’t shoot you in the butt’.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penggunaan kata ‘and’ pada BSa yang tidak ditemukan di BSu; dan teknik
modulasi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari perubahan struktur klausa ‘ora oleh
tembakane’ pada BSu menjadi ‘we won’t shoot you in the butt’ pada BSa.

4.2.1.3.11 Teknik Harfiah + Penghilangan + Reduksi
Varian teknik triplet yang berwujud perpaduan antara teknik harfiah, teknik
penghilangan, dan teknik reduksi juga ditemukan pada data penelitian. Dengan kata lain, data
sumber yang diteliti diterjemahkan secara harfiah ke dalam BSa. Disebut demikian karena
susunan kata dalam kalimat sasaran sudah disesuaikan dengan susunan kata dalam kalimat
bahasa Indonesia. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik
penerjemahan harfiah, teknik penghilangan, dan teknik reduksi:
Data 226
BSu : Wes tak siapne kabeh, ana berase, ana kedelene, ‘wes tak gawake kabeh’.
(Sudah saya siapkan semua, ada berasnya, ada kedelainya, sudah saya bawakan
semua)
BSa : Here the rice, soybeans, ‘everything’.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penghilangan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari klausa ‘wes tak siapne kabeh’ dan kata ‘ana’ pada BSu yang tidak ditemukan
pada BSa; dan teknik reduksi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari klausa ‘wes tak
gawake kabeh’ pada BSu yang memaparkan informasi lebih panjang dan diterjemahkan
menjadi ‘everything’ pada BSa. Namun kata ‘everything’ tetap dapat mewakili klausa yang
ada pada BSu.

4.2.1.3.12 Teknik Harfiah + Penghilangan + Amplifikasi
Varian teknik triplet yang berwujud perpaduan antara teknik harfiah, teknik
penghilanga, dan teknik amplifikasi juga diterapkan dalam menerjemahkan beberapa data
sumber ke dalam BSa. Dengan kata lain, data sumber yang diteliti diterjemahkan secara
harfiah ke dalam BSa. Disebut demikian karena susunan kata dalam kalimat sasaran sudah
disesuaikan dengan susunan kata dalam kalimat bahasa Indonesia. Berikut ini adalah salah
satu analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah, teknik penghilangan, dan
teknik amplifikasi:
Data 291
BSu : Balek ndesek‘mengko’ meneh nang ngomah.
(Bangun dulu, nanti lagi di rumah)
BSa : ‘Now you can do it’ again at home.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penghilangan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari kata ‘balek ndesek’ pada BSu yang tidak ditemukan pada BSa; dan teknik
amplifikasi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari klausa ‘now you can do it’ pada BSa
yang mewakili frasa ‘balek ndesek’ pada BSu.

4.2.1.3.13 Teknik Harfiah + Peminjaman Murni + Transposisi
Varian teknik triplet yang berwujud perpaduan antara teknik harfiah, teknik
peminjaman murni dan teknik transposisi juga ditemukan pada penelitian. Dengan kata lain,

data sumber yang diteliti diterjemahkan secara harfiah ke dalam BSa. Disebut demikian
karena susunan kata dalam kalimat sasaran sudah disesuaikan dengan susunan kata dalam
kalimat bahasa Indonesia. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan
teknik penerjemahan harfiah, teknik peminjaman murni dan teknik transposisi:
Data 316
BSu : Kamu kudune ngerti, kamu akan berhenti jadi ronggeng kalau kamu
‘hamil’.
BSa : You have to know that you will stop being a ronggeng if you ‘ever get
pregnant’.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik peminjaman murni juga digunakan pada data di atas yang
dapat dilihat dari penggunaan kata ‘ronggeng’ pada BSu dan; dan teknik transposisi juga
ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘hamil’ pada BSu yang diterjemahkan menjadi
frasa ‘ever get pregnant’ pada BSa.

4.2.1.3.14 Teknik Harfiah + Amplifikasi + Reduksi
Perpaduan antara teknik harfiah, teknik amplifikasi, dan teknik reduksi juga ditemukan
dalam penelitian ini. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan teknik
harfiah, teknik amplifikasi, dan teknik reduksi:

Data 451
BSu : Karena si bengal anak tentara yang ‘si penjual tempe bongkrek’ yang sudah
bunuh anak sekampung.
BSa : What are you except the daughter of ‘the man’ who killed his fellow villagers.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik amplifikasi juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penerjemahan klausa ‘karena si bengal anak tentara’ pada BSu menjadi ‘what are
you except the daughter’ pada BSa; dan teknik reduksi juga ditemukan pada data dapat dilihat
dari klausa ‘se penjual tempe bongkrek’ pada BSu diterjemahkan menjadi ‘the man’ pada
BSa.

4.2.1.3.15 Teknik Harfiah + Generalisasi + Transposisi
Perpaduan antara teknik harfiah, teknik generalisasi, dan teknik transposisi juga
ditemukan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah salah satu analisis data yang menggunakan
teknik penerjemahan harfiah, teknik generalisasi, dan teknik transposisi:
Data 461
BSu : Aku akan coba ‘putuskan’tali asmara mereka.
BSa : Well I’ll doing to ‘break up’ her love affair.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik generalisasi juga digunakan pada data di atas yang dapat

dilihat dari penerjemahan kata ‘tali asmara’ pada BSu menjadi ‘love affair’ pada BSa; dan
teknik transposisi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘putuskan’ pada BSu
menjadi ‘break up’ pada BSa.

4.2.1.4 Teknik Penerjemahan Kuartet
Teknik penerjemahan kuartet merujuk pada perpaduan empat teknik penerjemahan
yang diterapkan dalam menerjemahkan kalimat. Di dalam penelitian ini teridentifikasi 4
varian dari teknik penerjemahan kuartet tersebut.
Tabel 4.4 : Teknik Penerjemahan Kuartet
Teknik
Kuartet

Varian Teknik Kuartet
1. Harfiah + Generalisasi + Transposisi
Penambahan
2. Harfiah + Penambahan + Transposisi
Peminjaman Murni
3. Modulasi + Amplifikasi + Penghilangan
Peminjaman Murni
4. Harfiah + Amplifikasi + Peminjaman Murni
Reduksi
Jumlah

Jumlah
+ 1
+ 1
+ 1
+ 1
4

4.2.1.4.1 Teknik Harfiah + Generalisasi + Transposisi + Penambahan
Perbedaan struktur antara bahasa Jawa sebagai BSu dan bahasa Inggris sebagai BSa
mengharuskan penerjemah menerapkan teknik harfiah dalam menerjemahkan semua data
dalam penelitian ini. Tujuannya adalah agar terjemahan yang dihasilkan dapat berterima bagi
pembaca sasaran. Di samping itu juga menerapkan teknik peminjaman murni dan
penambahan. Berikut ini adalah analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan
harfiah, teknik generalisasi, teknik transposisi dan teknik penambahan:

Data 76
BSu : Kalau nanti “endangnya” itu ‘pergi’, saya juga tahu.
BSa : And if the “dancing spirit” ‘should ever leave you’, I will know that too.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik generalisasi juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penerjemahan kata ‘endang’ pada BSu menjadi ‘dancing spirit’ pada BSa; teknik
transposisi juga ditemukan pada data di atas dapat dilihat dari penerjemahan kata ‘pergi’ pada
BSa menjadi frasa ‘should ever leave’ pada BSa; dan teknik penambahan dapat dilihat dari
kata ‘and’ dan ‘too’pada BSa yang tidak ditemukan pada BSu.

4.2.1.4.2 Teknik Harfiah + Penambahan + Transposisi + Peminjaman Murni
Perbedaan antara struktur bahasa Jawa dengan bahasa Inggris mengharuskan
penerjemah melakukan penyesuaian struktur. Disamping itu juga dilakukan pergeseranpergeseran kategori. Berikut ini adalah analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan
harfiah, teknik penambahan, teknik transposisi dan teknik peminjaman murni:
Data 116
BSu : Anger kowe seng ngaku ‘dadi’ dukun “ronggeng”, silahkan datang.
(Kalau kamu masih merasa sebagai dukun ronggeng, silahkan datang)
BSa : And if you still consider yourself ‘to be’ a “ronggeng” teacher, then please
come.

Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penggunaan kata‘yourself’ dan‘then’ pada BSa yang tidak ditemukan di BSu; dan
teknik transposisi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari penerjemahan kata ‘dadi’ pada
BSu menjadi frasa‘to be’ pada BSa; dan teknik penerjemahan peminjaman murni ditemukan
yang dapat dilihat dari penggunaan kata ‘ronggeng’ pada BSu dan BSa.

4.2.1.4.3 Teknik Harfiah + Amplifikasi + Peminjaman Murni + Reduksi
Teknik harfiah merupakan teknik penerjemahan yang paling dominan digunakan oleh
penerjemah, yang juga dipadukan dengan teknik amplifikasi, teknik peminjaman murni dan
teknik reduksi. Berikut ini adalah analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan
harfiah, teknik amplikasi, peminjaman murni dan teknik reduksi:
Data 251
BSu : Kowe wes ngerti, wong ‘karep “ngronggeng” ya harus bukak kelambu’.
(Harusnya kamu tahu, kalau mau jadi ronggeng harus buka kelambu)
BSa : You know what it means ‘becaome a “ronggeng” dancer’.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik amplifikasi juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penerjemahan kata ‘ngerti’ pada BSu menjadi ‘know what it means’ pada BSa;
teknik peminjaman murni juga ditemukan pada data dapat dilihat dari kata ‘ronggeng’ yang

ditemukan pada BSu dan BSa; dan teknik reduksi juga ditemukan pada data yang dapat
dilihat pada penerjemahan ‘karep ngronggeng ya harus bukak kelambu’ pada BSu menjadi
‘become a ronggeng dancer’ pada BSa.

4.2.1.4.4 Teknik Modulasi + Amplifikasi + Penghilangan + Peminjaman Murni
Teknik modulasi merupakan teknik penerjemahan yang merubah struktur penyusun
kalimat atau sudut pandang kalimat antara BSu dan BSa. Dalam hal ini ditemukan
penggunaan empat teknik penerjemahan yang terdiri dari teknik modulasi, teknik amplifikasi,
penghilangan dan teknik peminjaman murni. Berikut ini adalah analisis data yang
menggunakan teknik penerjemahan modulasi, teknik amplifikasi, teknik penghilangan, dan
peminjaman murni:
Data 126
BSu : Aku moh males kebecikan, kebecikan “eyang” Secamenggala yang sudah
jaga ‘Dukuh Paruk’ seisine.
(Aku tidak mau kena murka, kena murka eyang Secamenggala yang telah
menjaga seluruh kampung Dukuh Paruk)
BSa : I want to pay back the kindness that’s been shown to me that “Eyan”g
Secamenggala who watches over us here.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik
modulasi yang dapat dilihat dari perubahan struktur kalimat atau sudut pandang antara BSu
‘aku moh males’menjadi ‘I want to pay back’ BSa, teknik amplifikasi juga digunakan pada
data di atas yang dapat dilihat dari penerjemahan kata ‘kebecikan’ pada BSu menjadi ‘the

kindness that’s been shown to me’ pada BSa; teknik penghilangan juga ditemukan pada data
dapat dilihat dari kata ‘Dukuh Paruk; pada BSu yang tidak ditemukan pada BSa; dan teknik
peminjaman murni yang dapat dilihat dari penggunaan kata ‘eyang’ pada BSu dan BSa.

4.2.1.5 Teknik Penerjemahan Kuintet
Teknik penerjemahan kuintet merujuk pada perpaduan lima teknik penerjemahan yang
diterapkan dalam menerjemahkan kalimat. Di dalam penelitian ini teridentifikasi 3 varian dari
teknik penerjemahan kuintet tersebut.
Tabel 4.5 : Teknik Penerjemahan Kuintet
Teknik
Kwintet

Varian Teknik Kuintet
1. Harfiah + Peminjaman Murni + Penambahan +
Penghilangan + Amplifikasi
2. Harfiah + Penambahan + Generalisasi +
Deskripsi + Peminjaman Murni
3. Harfiah + Amplifikasi + Modulasi +
Penghilangan + Peminjaman Murni
Jumlah

Jumlah
1
1
1
3

4.2.1.5.1 Teknik Harfiah + Peminjaman Murni + Penambahan + Penghilangan +
Amplifikasi
Perbedaan struktur antara bahasa Jawa sebagai BSu dan bahasa Inggris sebagai BSa
mengharuskan penerjemah menerapkan teknik harfiah dalam menerjemahkan semua data
dalam penelitian ini. Tujuannya adalah agar terjemahan yang dihasilkan dapat berterima bagi
pembaca sasaran. Berikut ini adalah analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan
harfiah, teknik peminjaman murni, teknik penambahan teknik penghilangan, dan teknik
amplifikasi:

Data 81
BSu : (Tapi) kalau Srintil beneran jadi ‘ronggeng’, pasti bojoku yang akan “dapat
perawannya”.
BSa : If Srintil really does become a ‘ronggeng’, I’m sure my husband will be “the one to
deflower her”.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik peminjaman murni juga digunakan pada data di atas yang
dapat dilihat dari kata ‘ronggeng’ yang digunakan pada BSu dan BSa; teknik penghilangan
juga ditemukan pada data di atas dapat dilihat dari kata ‘tapi’ pada BSu yang tidak ditemukan
pada BSa; teknik penambahan dapat dilihat dari kata ‘I am’ pada BSa yang tidak ditemukan
pada BSu; dan teknik amplifikasi yang dapat dilihat dari klausa ‘dapat perawannya’ pada
BSu menjadi ‘the one to deflower her’ pada BSa.

4.2.1.5.2 Teknik Harfiah + Penambahan + Generalisasi + Deskripsi + Peminjaman
Murni
Perbedaan antara struktur bahasa Jawa dengan bahasa Inggris mengharuskan
penerjemah melakukan penyesuaian struktur. Disamping itu juga dilakukan pergeseranpergeseran kategori. Berikut ini adalah analisis data yang menggunakan teknik penerjemahan
harfiah, teknik penambahan, teknik generalisasi, teknik deskripsi dan teknik peminjaman
murni:

Data 181
BSu : Kami sedulur-sedulur, gowo ‘sesajen’ ngge tondo tresno ngge kanjeng putri
Srintil men dadi (ronggeng) neng Dukuh Paruk.
(Kami saudara-saudara membawa sesajen sebagai tanda kecintaan kami kepada
Srintil supaya menjadi ronggeng Dukuh Paruk)
BSa : We your family bring you ‘steamed rice’ as a sign of our love and “respect” for
you in the hopes that you will allow your granddaughter Srintil become the
(ronggeng) dancer of Dukuh Paruk.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik penambahan juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penggunaan kata ‘respect’ pada BSa yang tidak ditemukan di BSu; dan teknik
generalisasi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari penerjemahan kata ‘sedulur-sedulur’
pada BSu menjadi frasa ‘your falily’ pada BSa; teknik penerjemahan deskripsi ditemukan
yang dapat dilihat dari penerjemahan kata ‘sesajen’ pada BSu menjadi ‘steamed rice’ BSa
dan teknik penerjemahan peminjaman murni yang dapat dilihat dari penggunaan kata
‘ronggeng’ pada BSu dan BSa.

4.2.1.5.3 Teknik Harfiah + Amplifikasi + Modulasi + Penghilangan + Peminjaman
Murni
Teknik harfiah merupakan teknik penerjemahan yang paling dominan digunakan oleh
penerjemah, yang juga dipadukan dengan teknik amplifikasi, teknik modulasi, teknik
penghilangan dan teknik peminjaman murni. Berikut ini adalah analisis data yang

menggunakan teknik penerjemahan harfiah, teknik amplifikasi, teknik modulasi, teknik
penghilangan dan teknik peminjaman murni:
Data 96
BSu : “Ya” kalau begitu saya sudah tidak diperlukan lagi.
BSa : If she is the (ronggeng) already, ‘then you don’t need me’.
Pada analisis data di atas teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik harfiah
yang dapat dilihat dari penerjemahan yang dilakukan sesuai dengan urutan dan tidak
mengganti makna dari BSu, teknik amplifikasi juga digunakan pada data di atas yang dapat
dilihat dari penerjemahan kata ‘begitu’ pada BSu menjadi ‘she is the ronggeng already’ pada
BSa; teknik modulasi juga ditemukan pada data dapat dilihat dari penerjemahan klausa ‘saya
sudah tidak diperlukan lagi’ pada BSu menjadi ‘then you don’t need me’ pada BSa; dan
teknik penghilangan juga ditemukan pada data yang dapat dilihat pada kata ‘ya’ yang tidak
ditemukan pada BSa dan teknik peminjaman murni yang dapat dilihat dari kata ronggeng
yang digunakan pada BSu dan BSa.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan terdapat 11 teknik
penerjemahan yang digunakan baik yang termasuk dalam teknik tunggal, teknik kuplet,
terknik triplet, teknik kuartet, dan teknik kuintet. Ke sebelas te