METODE METODE PEMBELAJARAN DALAM ASPEK K

METODE-METODE PEMBELAJARAN
DALAM ASPEK KOGNITIF, PSIKOMOTOR DAN AFEKTIF
Makalah

Dibuat Sebagai Tugas individu

DisusunOleh:
YunieAnila Sari / NIM 072113152

KELAS G.6 CIANGSANA
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik
metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor
utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.

Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor
guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode
mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan
metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di
tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan
metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak
terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah
untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar
mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan
menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode
belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan
kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang
dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran ketrampilan psikomotor, pembelajaran
ketrampilan, dan pembelajaran afektif/nilai.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?

2. Bagaimana kedudukan metode dalam belajar mengajar?
3. Apa saja macam-macam metode mengajar, meliputi :
a. metode mengajar ketrampilan psikomotor
b. metode mengajar intelektual

c. metode mengajar afektif/nilai.
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud metode pembelajaran;
2. Untuk mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar;
3. Untuk mengetahui macam-macam metode mengajar, meliputi metode mengajar ketrampilan
psikomotor, metode mengajar intelektual, metode mengajar afektif/nilai.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang
akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau
secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang

guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat
berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling
sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada
tujuan pembelajaran.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode
pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar
siswa.
2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.
3.

Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.

4.

Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.


5.

Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6.

Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan
sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.[1]

B. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah
sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak
pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami, kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dan analisis
yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi
extrinsic, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
C. Macam-Macam Metode Pembelajaran
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan,

isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat
digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah

kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah ini akan
diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar berdasarkan aspek yang menjadi tujuan.

1. Metode Mengajar Psikomotor
Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan pengendalian jasmaniah melalui
kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yangberkoordinasi. Teknik pengajaran untuk
membentuk kemampuan psikomotorik peserta didik dapat dipertimbangan melalui beberapa
teknik pemberian latihan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Latihan akan efisien apabila disediakan lingkungan yang sesuai dimana mereka kelak
akan bekerja.
2) Latihan yang efektifhanya dapat diberikan jika tugas-tugas yang diberikan memiliki
kesamaan operasional, dengan peralatan yang sama dan dengan mesin-mesin yang
sama dengan yang akan dipergunakan di dalam kerjanya kelak
4) Latihan sudah dibiasakan dengan perilaku yang akan ditunjukkan dalam pekerjaannya
kelak.
5) Latihan hanya dapat diberikan kepada kelompok peserta yang memang memerlukan,
menginginkan dan sanggup memanfaatkannya.

6) Latihan akan efektif apabila pemberian latihan berupa pengalaman khusus terwujud
dalam kebiasaan-kebiasaan yang benar.
7) Latihan diarahkan pada pencapaian kompetensi (persyaratan minimal) yang harus dimiliki
individu dapat melakukan/melaksanakan suatu jabatan/pekerjaan.
Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran dalam aspek psikomotor :
1.1 Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu pengajaran di lakukan dengan jalan mengajak anakanak keluar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya
dengan bahan pelajaran. Metode karya wisata dapat di pergunakan.
1. Apabila pelajaran yang di maksudkan untuk memberi pengertian lebih jelas dengan alat
peraga langsung.
2. Apabila akan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan dan tanah air,
dan menghargai ciptaan Tuhan.
3. Apabila akan mendorong anak mengenal lingkungan dengan baik.
Saran-saran pelaksanaannya :



Hendaknya tujuan pelajaran di rumuskan dengan jelas, sehingga kelihatan wajar
tidaknya metode ini di pergunakan.




Hendaknya di selidiki terlebih dahulu objek yang akan di tuju dengan memperhatikan
hal-hal yang sekiranya akan menjadi kesulitan.



Hendaknya di jelaskan terlebih dahulu tujuan metode karya wisaya dan di siapkan
pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab.

1.2 Metode Demontrasi

Metode demontrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada semua siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang di pelajari baik sebenarnya atau tiruan, yang di sertakan dengan penjelasan lisqan.
(Sudirman, 1988, hal. 133).Metode ini baik di gunakan untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses
menggunakan atau mengerjakan, komponen-komponen yang membentuk sesuatu dan
membandingkan satu cara dengan yang lain, dan untuk mengetahui atqau melihat kebenaran

sesuatu.
Metode ini efektif apabila mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Setaip langkah dari demontrasi harus bisa di lihat jelas oleh siswa.
2. Semua penjelasan secara lisan, hendaknya dapat di dengar oleh semua siswa.
3. Anak-anak harus tahu apa yang sedang mereka amati.
4. Demontrasi harus di rencanakan dengan teliti.
5. Guru sebagai demonstrator harus mengerjakan tugasnya dengan lancar dan efektif.
6. Demontrasi di laksanakan pada waktu yang tepat.
7. Berikan kesempatan pada anak-anak untuk melatih mengenai apa yang pernah mereka
amati.
8. Sebelum demontrasi di mulai hendaklah semua alat tersedia.
9. Sebaiknya demontrasi di mulai / di sertai ringkasannya di papan tulis.
10. Jangan melupakan tujuan pokok.
11. Jika di perkirakan demontrasi itu sulit, sebelumnya supaya di coba terlebih dahulu.
12. Perlu adanya laporan tentang hasil demontrasi ini.
Dengan menggunakan metode ini siswa-siswi dapat mengamati secara teliti dan
seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi terhadap apa yang telah di berikan oleh
guru sehingga mereka dapat mengaktualisasikannya dalam kehidupannya.

1.3 Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya
langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan
manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan
membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
1.Kelebihan metode pelatihan
- Ketegasan dan ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari Seorang siswa benar-benar memehami apa yang disampaikan
2.Kelemahan metode pelatihan
- Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak berubah sehingga
menghambat bakat dan inisiatif siswa
- Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan penguasaan
ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan dicapai

1.4 Metode Kerja Lapangan
Metode kerja lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa kedalam
suatu tempat diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan
saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat menghayati sendiri
serta bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat.
1.Kelebihan metode kerja lapangan

-Siswa mendapat kesemmpatan untuk langsung aktif bekerja dilapangan sehingga
memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja
-Siswa menemukan pengertian pemahaman dari pekerjaan itu mengenai kebaikan maupun
kekurangannya
2.Kelemahaan metode kerja lapangan
-Waktu terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang mendalam dan
penguasaan pengetahuan yang terbatas
-Untuk kerja lapangan perlu biaya yang banyak. Tempat praktek yang jauh dari sekolah
shingga guru perlu meninjau dan mepersiapkan terlebih dahulu
-Tidak tersedianya trainer guru/pelatih yang ahli

2. Metode Mengajar Intelektual
Dalam menerapkan suatu metode pembelajaran haruslah ada cara-cara yang tepat
yang bisa digunakan agar dalam proses belajar dapat tercapai sesuai dengan keinginan, begitu
juga dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif ada cara-cara dalam menerapkannya
kepada peserta didik. Berikut adalah cara dan strategi yang bisa digunakan dalam
menerapkan metode pembelajaran kognitif ini.
1. Dalam tahap Remembering.
Saat pertama kali baiknya memberikan motivasi-motivasi terlebih dahulu kepada
peserta didik agar bisa menjadi inspirasi yang mendorong peserta didik untuk belajar. Saat

menyampaikan hendaknya pengajar mampu melakukan penekanan-penekanan, pengodean,
serta perhatian kepada materi yang disampaikannya, serta di akhir jam pelajaran lakukan
pengulangan terhadap materi yang telah diberikan. Untuk lebih meningkatkan daya ingat
peserta didik akan materi lakukan juga sebuah diskusi untuk memberikan kesempatan kepada
masing-masing peserta didik untuk mengeksplorasi informasi dari banyak hal.

2. Tahap Understanding
Seperti halnya tahap Remembering, dalam tahap Understanding juga dalam
memberikan pendahuluan hendaknya yang menarik. Dalam tahap ini peserta didik haruslah
bereksplorasi dari sumber-sumber yang ada seperti observasi, diskusi atau eksperimen namun
sebelum melakukan kegiatan eksplorasi pendidik haruslah memberikan sebuah pertanyaan
kepada peserta didik sebagai bahan dasar eksplorasi. Inti dari tahap Understanding adalah
sebelum pendidik menyampaikan materi, jangan beri tahu peserta didik terlebih dahulu,
biarkan mereka mencari tahu dengan bereksplorasi sendiri seperti tadi, hendaknya juga materi
yang akan disampaikan bersifat baru bagi peserta didik sehingga membuat peserta didik
merasa penasaran. Hal tersebut mengacu pada sekolah-dasar.blogspot.com (2012).
3. Tahap Aplication
Dalam tahap ini pendidik menyampaikan kasus-kasus (problem) atau bisa juga dari
kasus yang berasal dari peserta didik saat bereksplorasi yang biasa disebut Study kasus.
Setelah itu pendidik harus memberikan sebuah panduan dalam menyelesaikan kasus-kasus
yang ada dengan panduan yang bersifat global. Setelah memberikan panduan kepada peserta
didik, biarkan mereka memecahkan kasus-kasus yang telah diungkapkan sebelumnya

menggunakan panduan yang telah diberikan pendidik tadi. Akhir tahap ini pendidik harus
memberikan masukan-masukan atau koreksi terhadap pemecahan kasus yang kurang tepat
atau yang lainnya. Jangan lupa berikan sebuah penutup yang baik.
4. Tahap Analysis
Dalam tahap ini process skill harus digunakan untuk menganalisis masalah. Namun
sebelum melakukan analisis pertama-tama yang harus dilakukan adalah menyampaikan
masalah-masalah yang dihadapi kemudian mengumpulkan data-data dari masalah yang
bersifat deduktif setelah itu barulah menganalisis data dari masalah yang dihadapi, analisis
dalam hal ini harus bersifat deskriptif. Setelah menganalisis semua data-data yang telah
ditemukan maka pembuatan kesimpulan harus dilakukan, semakin detail hasil dari analisis
tadi maka semakin bagus pula kesimpulannya. Jangan lupa memberikan pendahuluan di awal
dan penutup di akhir jam.
5. Tahap Evaluation
Tahap Evaluation atau evaluasi adalah tahap mengevaluasi dari data atau kesimpulan
yang di dapat dalam tahap Analysis untuk dilihat kebenarannya atau kebetulannya bila peserta
didik memiliki kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat menganalisis atau mungkin
kesalahan data saat menganalisis maka yang berhak membenarkan atau meluruskan kembali
adalah pendidik. Tahap-tahap rangkaian dalam Evaluation ini hampir sama dalam tahap pada
Analysis.
6. Tahap Creation
Dalam tahap ini peserta didik haruslah berperan aktif dan berperan penuh, sementara
pendidik hanya sebagai pemantau saja. Pertama kali yang harus dilakukan peserta didik
dalam tahap ini adalah menyampaikan proyek atau kasus, selanjutnya adalah evaluasi dari
proyek atau kasus yang telah disampaikan tadi. Yang menjadi dasar dalam tahap Creation ini
adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Selanjutnya adalah inovasi proyek atau
kasus dalam hal ini peserta didik haruslah membuat sebuah inovasi yang baru dari hal yang
ada. Inovasi dalam hal ini bukan berarti membuat sebuah hal yang baru namun inovasi adalah
membuat suatu kelebihan dari sebuah kekurangan yang dimiliki oleh hal tersebut. Setelah
melakukan inovasi hal yang harus dilakukan peserta didik adalah melaporkan hasil dari
proyek atau kasus yang telah dikerjakan kepada peserta didik lain atau kepada pendidik.
Jangan lupa juga berikan sebuah penutup dan pembuka saat di tahap ini.

3. Metode Mengajar Afektif/Nilai

Pembelajaran

afektif

berbeda

dengan

pembelajaran

intelektual

dan

keterampilan, karena segi afektif sangat bersifat subjektif, lebih mudah berubah, dan tidak
ada materi khusus yang harus dipelajari. Hal-hal diatas menuntut penggunaan metode
mengajar dan evaluasi hasil belajar yang berbeda dari mengajar segi kognitif dan
keterampilan. Ada beberapa model pemebelajaran afektif. Merujuk pada pemikiran Nana
Syaodih Sukmadinata (2005) akan dikemukakan beberapa model pembelajaran afektif yang
populer dan banyak digunakan.
3.1. Model Konsiderasi
Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih memperhatikan, mementingkan, dan sibuk
dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Melalui penggunaan model konsiderasi (consideration
model) siswa didorong untuk lebih peduli, lebih memperhatikan orang lain, sehingga mereka
dapat bergaul, bekerja sama, dan hidup secara harmonis dengan orang lain.
Langkah-langkah pembelajaran konsiderasi: (1) menghadapkan siswa pada situasi
yang mengandung konsiderasi, (2) meminta siswa menganalisis situasi untuk menemukan
isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan
orang lain, (3) siswa menuliskan responsnya masing-masing, (4) siswa menganalisis respons
siswa lain, (5) mengajak siswa melihat konsekuesi dari tiap tindakannya, (6) meminta siswa
untuk menentukan pilihannya sendiri.
3.2. Model pembentukan rasional
Dalam kehidupannya, orang berpegang pada nilai-nilai sebagai standar bagi segala
aktivitasnya. Nilai-nilai ini ada yang tersembunyi, dan ada pula yang dapat dinyatakan secara
eksplisit. Nilai juga bersifat multidimensional, ada yang relatif dan ada yang absolut. Model
pembentukan rasional (rational building model) bertujuan mengembangkan kematangan
pemikiran tentang nilai-nilai.
Langkah-langkah pembelajaran rasional: (1) menigidentifikasi situasi dimana ada
ketidakserasian atu penyimpangan tindakan, (2) menghimpun informasi tambahan, (3)
menganalisis situasi dengan berpegang pada norma, prinsip atu ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam masyarakat, (4) mencari alternatif tindakan dengan memikirkan akibatakibatnya, (5) mengambil keputusan dengan berpegang pada prinsip atau ketentuen-ketentuan
legal dalam masyarakat.
3.3. Klarifikasi nilai

Setiap orang memiliki sejumlah nilai, baik yang jelas atau terselubung, disadari atau
tidak. Klarifikasi nilai (value clarification model) merupakan pendekatan mengajar dengan
menggunakan pertanyaan atau proses menilai (valuing process) dan membantu siswa
menguasai keterampilan menilai dalam bidang kehidupan yang kaya nilai. Penggunaan model
ini bertujuan, agar para siwa menyadari nilai-nilai yang mereka miliki, memunculkan dan
merefleksikannya, sehingga para siswa memiliki keterampilan proses menilai.
Langkah-langkah pembelajaran klasifikasi nilai: (1) pemilihan: para siswa
mengadakan pemilihan tindakan secara bebas, dari sejumlah alternatif tindakan
mempertimbangkan kebaikan dan akibat-akibatnya, (2) mengharagai pemilihan: siswa
menghargai pilihannya serta memperkuat-mempertegas pilihannya, (3) berbuat: siswa
melakukan perbuatan yang berkaitan dengan pilihannya, mengulanginya pada hal lainnya.

3.4. Pengembangan moral kognitif
Perkembangan moral manusia berlangsung melalui restrukturalisasi atau reorganisasi
kognitif, yang yang berlangsung secara berangsur melalui tahap pra-konvensi, konvensi dan
pasca konvensi. Model ini bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampauan
mempertimbangkan nilai moral secara kognitif.
Langkah-langkah pembelajaran moral kognitif: (1) menghadapkan siswa pada suatu
situasi yang mengandung dilema moral atau pertentangan nilai, (2) siswa diminta memilih
salah satu tindakan yang mengandung nilai moral tertentu, (3) siswa diminta mendiskusikan/
menganalisis kebaikan dan kejelekannya, (4) siswa didorong untuk mencari tindakantindakan yang lebih baik, (5) siswa menerapkan tindakan dalam segi lain.
3.5. Model nondirektif
Para siswa memiliki potensi dan kemampuan untuk berkembang sendiri.
Perkembangan pribadi yang utuh berlangsung dalam suasana permisif dan kondusif. Guru
hendaknya

menghargai

potensi

dan

kemampuan

siswa

dan

berperan

sebagai

fasilitator/konselor dalam pengembangan kepribadian siswa. Penggunaan model ini bertujuan
membantu siswa mengaktualisasikan dirinya.

Langkah-langkah pembelajaran nondirekif: (1) menciptakan sesuatu yang permisif
melalui ekspresi bebas, (2) pengungkapan siswa mengemukakan perasaan, pemikiran dan
masalah-masalah yang dihadapinya,guru menerima dan memberikan klarifikasi, (3)
pengembangan pemahaman (insight), siswa mendiskusikan masalah, guru memberrikan
dorongan, (4) perencanaan dan penentuan keputusan, siswa merencanakan dan menentukan
keputusan, guru memberikan klarifikasi, (5) integrasi, siswa memperoleh pemahaman lebih
luas dan mengembangkan kegiatan-kegiatan positif.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan
digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau
secara kelompok.
2. Metode

pembelajaran

psikomotor

adalah

Perkembangan

psikomotorik

adalah

perkembangan pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot
yangberkoordinasi
3. Metode pembelajaran intelektual adalah suatu metode pembelajaran yang menitih beratkan
pada kognitif atau ingatan peserta didik. Dalam melaksanakan metode pembelajaran
kognitif yang menjadi dasar adalah domain kognitif yang diungkapkan oleh Krathwol
yaitu Remembering, Understanding, Aplication, Analysis, Evaluation dan Creation

4. Metode pembelajaran afektif/nilai adalah metode pembelajaran yang bersifat subjektif,
lebih mudah berubah, dan tidak ada materi khusus yang harus dipelajari karena diyakini
bahwa aspek afektif memegang peranan yang sangat penting terhadap tingkat kesuksesan
seseorang dalam bekerja maupun kehidupan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching, 2005
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum
Teaching, 2005
http://metodecampuranelecticmethods.blogspot.com/2011/01/metode-campuran-electicmethods.html
Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Biggs, J.B & Collis, K.F. (1982). Evaluating the Quality of Learning: the SOLO Taxonomy.
New York: Academic Press
Sekolah Dasar, Teori Belajar Behavioristik, Kognitif dan Kontruktivisme, (Online),
(http://sekolah-dasar.blogspot.com/teori-belajar-behavioristik-kognitif/), diakses pada 22
April 2013