Jilid-02-Depernas 24-Bab-12

BAB 12. RUMUSAN
POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI SOSIALISME
INDONESIA
Sistimatik dan inti-tjiptanja :
1.

Bahan² dalam keseluruhannja dibagi atas tiga bagian,
jaitu :
a. Pengertian dan Dasar Sosialisme Indonesia.
b . Tu d j u a n S o s i a l i s m e I n d o n e s i a .
c. Alat untuk mentjapai Sosialisme Indonesia.
2.
Inti-tjipta jang tersimpul dalam pokok² pikiran tersebut adalah :
a.
MYTHOS -nja = Amanat Penderitaan Rakjat.
b. LOGOS
-nja = Pengertian2 dan Sistimatik.
c. ETHOS
-nja = Keadilan, Kerakjatan dan Kesedjahteraan
dalam Pantja-Sila.
3. Pokok² pikiran tersebut terdiri atas 70 paragrap, jang dirum u s k a n sebagai berikut :

A. PENGERTIAN DAN DASAR SOSIALISME INDONESIA
Dasa-tjipta Sosialisme Indonesia.
Amanat Penderitaan Rakjat dasar Sosialisme Indonesia.
B. T U D J U A N SOSIALISME INDONESIA
Nikmat, tudjuan dan tjiri² Sosialisme Indonesia.
Unsur² pokok Sosialisme Indonesia.
Sendi-pokok Soslalisme Indonesia,
Azas² Gotong-rojong dan Kekeiuargaan dalam Sosialisme
Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan dan Sosialisme Indonesia.
C . A L A T U N T U K M E N T J A PA I S O S I A L I S M E I N D O N E S I A
Usaha pembangunau dan modalnja.
Tu g a s D e w a n P e r a n t j a n g N a s i o n a l .
Rantjangan Pola Nasional.
Aturan pelaksana.
SOSIALISME INDONESIA
A. PENGERTIAN DAN DASAR SOSIALISME INDONESIA.
D A S A - T J I P TA S O S I A L I S M E I N D O N E S I A .
§ 101. Sosialisme Indonesia adalah suatu adjaran dan gerakan
t e n t a n g tata-masjarakat-adil-dan-makmur berdasarkan Pantja Sila.

§ 1 0 2 . Ta t a - m a s j a r a k a t - a d i l - d a n - m a k m u r b e r d a s a r k a n
adalah tuntutan Amanat penderitaan rakjat Indonesia.

Pantja

Sila

263

§ 103. Masjarakat-adil-dan-makmur berdasarkan Pantja Sila sebag a i p e r w u d j u d a n S o s i a l i sm e I n d o n e s i a b e r s e n d i p o k o k p a d a K e a d i l a n ,
Kerakjatan dan Kesedjahteraan.
§ 104. Unsur2 keadilan, kerakjatan dan kesedjahteraan terkandung
dalam azas² Kekeluargaan dan Gotong-rojong, jang merupakan
tjiri² pokok dari Keperibadian Inidonesia seperti dirumuskan dalam
adjaran Pantja-Sila.
§ 105. Niat dan tekad rakjat Indonesia untuk melaksanakan Amanat penderitaan rakjat dinjalakan pada saat Proklamasi Kemer dekaan Indonesia, jang mengobarkan Revolusi Indonesia.
§ 106. Amanat penderitaan rakjat Indonesia adalah djiwa dan
daja-penggerak Revolusi Indonesia, oleh sebab itu sifat dan ha kekat Revolusi Indonesia tidak lepas daripada Keperibadian Indo nesia sendiri.
§ 107. Dasar dan tudjuan Revolusi Indonesia untuk mewudjudkan
S osi ali sm e Indonesi a adal ah Keadi l an S osi al , Kem erdek aan I n d i v i d u ,

Kemerdekaan Bangsa dan lain² perwudjudan dari Budi dan Hati Nurani, jang menundjukkan deradjat dan mutu Kemanusiaan.
§ 108. Jakin akan kebenaran, bahwa Keadilan Sosial dan Kemer d e k a a n a d a l a h t u n t u t a n b u di - m u r n i j a n g u n i v e r s i l , m a k a s e l u r u h
rakjat Indonesia tanpa perketjualian bergerak melaksanakan Revo lusi Indonesia dengan berlandaskan Undang² Dasar Republik In donesia 1945.
§ 109. Atas landasan U.U.D.-1945 jang berisikan unsur idiil, jaitu :
Pantja-Sila, dan unsur strukturil jaitu : Pemerintahan jang stabil,
Revolusi Indonesia berkewadjiban membebaskan Indonesia dari
semua imperialisme dan menegakkan wudjud tri-tunggal daripada
tjita² dan usaha Bangsa Indonesia, jaitu :
Kesatu : Pembentukan satu Negara Republik Indonesia jang ber bentuk Negara-Kesatuan dan. Negara Kebangaaan jang demokratis, dengan wilajah kekuasaan dari Sabang sampai Merauke .
Kedua : Pembentukan satu masjarakat jang adil dan makmur ma teriil dan spirituil dalam wadah Negara-Kesatuan Republik
Indonesia.
Ketiga : Pembentukan satu persahabatan jang baik antara Republik
Indonesia dan aemua negara didunia, terutama sekali dengan
negara² Asia-Afrika atas dasar hormat-menghormati satu sama
lain, dan atas dasar bekerdjasama membentuk satu Dunia
B aru j ang bersi h dari i m peri al i sm e dan kol oni al i sm e, m e n u d j u
kepada Perdamaian-Dunia jang sempurna.
§ 11 0 . T j i t a ² d a n u s a h a B a n g s a I n d o n e s i a u n t u k „ m e m b e n t u k s a t u
Republik Kesatuan jang demokratis, dimana Kedaulatan ada dita264


ngan Rakjat dan dilakukan sepenuhnja oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat, dan dimana hak² azasi dan hak² wargaeiegara didjun d j u n g t i n g g i , s e r t a m e m b e n t u k m a s j a r a k a t a d i l d a n m a k m u r, t j i n t a
damai dan bersahabat dengan, semua negara didunia guna memben tuk
satu Dunia Baru”, adalah isi-murni dan inti-sari dari Amanat
penderitaan rakjat Indonesia.
AMANAT PENDERITAAN RAKJAT ADALAH DASAR
SOSIALISME INDONESIA
§ 111 . A m a n a t p e n d e r i t a a n r a k j a t I n d o n e s i a a d a l a h s u a t u A m a n a t
tentang penderitaan dari s e g e n a p Rakjat Indonesia seperti di akibatkan oleh keganasan dan kezalimam imperialisme, kolonialisme
dan feodalisme be-ratus² tahun lamanja dalam bentuk penhisapan,
pendjadjahan, perbudakan, penindasan dan pengekangan, jang me nimbulkan kebodohan dan ketjurangan, kemiskinan dan kenistaan,
kelaparan dan kesengsaraan serta aneka duka dan derita lahir-batin
lainnja, jang hampir² melenjapkan Keperibadian Indonesia.
§ 11 2 . D e n g a n m e n g h a d a p k a n h a t i d a n d j i w a n j a k e p a d a Tu h a n - J a n g Maha-Kuasa untuk memohon kedjernihan tjipta serta kekuatan lahir
bathin, Rakjat Indonesia berusaha untuk membebaskan diri-nja dari
penderitaan itu.
§ 11 3 . H i k m a h Tu h a n m e m b e r i k a n d j a l a n - t e r a n g k e a r a h g a m b a r a n
suatu tata-keadilan dan kesedjahteraan jang meliputi seluruh Hidup
dan Hati-Nurani Kemanusiaan, hingga akan tertjapailah keperibadian bangsa² dalam keselarasan tata-pergaulan umat-manusia.
§ 11 4 . H a t i - N u r a n i R a k j a t I n d o n e s i a t e r g e r a k u n t u k m e m o h o n ,
mengharap dan menanti-nantikan tertjiptanja tata-kehidupan dan

penghidupan jang diliputi oleh Keadilan dan Kesedjahteraan.
§ 11 5 . A m a n a t u n t u k m e n t j i p t a k a n d a n m e w u d j u d k a n t a t a - k e h i d u p a n
dan penghidupan jang diliputi oleh Keadilan dan Kesedjah teraan
atau „Masjarakat- adil-dan-makmur lahir-bathin, jang ber dasarkan
sifat² Keperibadian Indonesia sendiri seperti terlukis da lam
rumusan Pantja-Sila” itulah jang disebut Amanat penderitaan rakjat
Indonesia, jang dikorbani sedjak be-ratus² tahun lamanja !
§ 11 6 . T j i p t a , r a s a , k a r s a d a n u s a h a B a n g s a I n d o n e s i a u n t u k m e wudjudkan suatu tata-masjarakat-Indonesia jang adil dan makmur
berdasarkan Pantja-Sila seperti diamanatkan oleh penderitaan rak jat
Indonesia, atau „Tjita² Sosialisme Indonesia” itu sudah terkan dung
dalam hati-djiwa Rakjat Indonesia sendiri sedjak dahulu-kala
seperti ternjata dari berbagai uraian dan utjapan, jang bertaburan
memenuhi bahasa, adat-istiadat dan kepustakaan Indonesia sepan djang masa.
265

B. TUDJUAN SOSIALISME INDONESIA.
NIKMAT, TUDJUAN DAN TJIRI POKOK SOSIALISME
INDONESIA.
§ 11 7 . S o s i a l i s m e I n d o n e s i a b e r t u d j u a n u n t u k m e n g a c h i r i d a n m e lenjapkan segala penderitaan rakjat lahir-bathin, dan memberikan
nikmat rochanijah dan badanijah kepadanja dengan mentjiptakan

tata-masjarakat Indonesia dalam wadah Negara Indonesia, jang
bertjiri delapan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

jang merdeka, bersatu dan berdaulat;
jang adil dan makmur;
jang rakjatnja berkehidupan kebangsaan jang bebas.
jang membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia jang
meliputi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
jang memadjukan kesedjahteraan umum dan mentjerdaskan
kehidupan bangsa;
jang ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;

jang kemerdekaan Kebangsaannja disusun dalam suatu
Undang² Dasar Negara Indonesia;
jang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik In donesia jang berkedaulatan rakjat dengan berdasar : Kehanan Jang Maha Esa, Kemanusiaan jang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakjatan jang dipimpin oleh
hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawaratan/perwakilan,
serta dengan mewudjudkan. suatu keadilan sosial bagi se luruh rakjat Indonesia.

§ 11 8 . T j i r i p o k o k S o s i a l i s m e I n d o n e s i a a d a l a h p e r p a d u a n
antara unsur Sosialisme, jaitu : Keadilan Sosial dan Kesedjahteraan,
dan unsur Keperi badi an Indonesi a, j ai t u : K ek el u argaan dan G o t o n g rojong.
UNSUR-UNSUR POKOK SOSIALISME INDONESIA.
§ 11 9 . U n s u r ² P o k o k S o s i a l i s m e I n d o n e s i a m e l i p u t i t j i t a ² t e n t a n g
kemanusiaan, politik, perekonomian dan kemasjarakatan Indonesia.
§ 120. Gambaran manusia-sosialis-Indonesia :
Tjita² tentang Manusia-Sosialis-Indonesia berisi gambaran ten tang seorang manusia, jang mendasarkan tjipta, rasa, karsa dan
karya-nja atas landasan² sebagai berikut :
a. Keperibadian dan Kebudajaan Indonesia;
b. Semangat patriot komplit;
c. Azas Pantja-Sila;
266


d.
e.
f.
g.
h.
i.

Semangat Gotong-rojong;
Djiwa pelopor (swadaja dan daja-tjipta) ;
Susila dan budi-luhur;
Kesadaran bersahadja dan mengutamakan kedjudjuran;
Kesadaran mendahulukan kewadjiban daripada hak;
Kesadaran mendahulukan kepentingan umum dari p a d a
kepentingan pribadi;
j. Kerelaan berkorban dan hidup hemat;
k . A z a s D e m o k r a s i Te r p i m p i n ;
l . A z a s E k o n o m i Te r p i m p i n ;
m. D i s i p l i n ;
n. Kepandaian untuk menghargai waktu;

o. Tjara berpikir rasionil dan ekonomis;
p. Kesadaran bekerdja untuk membangun dengan kerdja keras;
§ 121. Gambaran Politik-Sosialis-Indonesia :
Tjita2 tentang Politik-Sosialis-Indonesia berisi gambaran tent ang Negara jang bersatu-padu dan seia-sekata Rakjat dan Peme rintahnja, karena Pemerintahnja adalah Pemerintah nasional, dan
jang pandjang-luas kemashurannja dan tinggi-unggul martabat
sert a kewibawaannja.
§ 122. Tjita² tentang Pemerintah. nasional sebagai alat-pelaksanaan
politik-Sosialis-Indonesia menggambarkan suatu Pemerintah, jang
stabil, kuat dan berwibawa sebagai pemimpin segala karya dan dajatjipta seluruh Rakjat Indonesia, dan jang mendjalankan ke bidjaksanaan politik dengan berpokok pada pikiran² sebagai berikut :
a. Berpedoman pada pengabdian kepada kepentingan rakjat
banjak.
b. Mengandjurkan dan memberi tempat jang luas pada inisia tip rakjat jang sanggup dan mau menjumbang pada perba ikan masjarakat dan negara.
c. Bertindak tjepat, karena insjaf akan ketinggalan zaman
j a n g h a r u s d i k e d j a r.
d. Menanam sebanjak mungkin uang dalam kegiatan² pem bangunan dan tidak dalam administrasi.
e. Berani bertindak terhadap kekuasaan imperialisme dan fe odalisme.
f. Berdjalan djudjur dan hemat, karena didorong oleh pera saan tanggung-djawab guna dapat segera memperbaiki
tingkatan rakjat banjak.
g. Memelihara hubungan baik dengan semua bangsa didunia
ini.

h. Ikut berusaha setjara positip mengachiri penindasan dan
penghisapan diseluruh dunia
i. Ikut menjumbang kearah kebahagiaan seluruh manusia.
267

§ 123. Gambaran Ekonomi-Sosialis-Indonesia
Tjita2 tentang Ekonomi-Sosialis-Indonesia menggambarkan
suatu tata-perekonomian, jang disusun sebagai usaha bersama b e r d a s a r a z a s k e k e l u a rg a a n , d i m a n a t j a b a n g ² p r o d u k s i j a n g p e n t i n g
bagi negara dan j ang m enguasai hadj at hi dup orang banj ak d i k u a s a i
o l e h n e g a r a , s e r t a b u m i d a n a i r d a n k e k a j a a n a l a m j a n g t e r k a n - dung
di dal am nj a di kuasai ol eh Negara dan di pergunakan unt uk s e - b e s a r ²
kemakmuran rakjat.
§ 124. Ekonom i -S osi al i s- Indonesi a berpedom an pada pokok 2 p i k i r a n
sebagai berikut
a. Segala kegiatan produksi, baik jang diusahakan oleh Negara
maupun Swasta, harus ditudjukan pada pengabdian pada
kepentingan rakjat, terutama pada kebutuhan hidup pokok,
a g a r s e t i a p w a rg a - n e g a r a d a p a t h i d u p l aj a k s e b a g a i m a n u s i a
j a n g m e r d e k a . U s a h a u n t u k m em e n u h i k e p e r l u a n s e n d i r i
d i l a p a n g a n b a h a n ² p e n t i n g u n t u k hi d u p s e - h a r i ² , h a r u s

mendjadi tudjuan dari kebidjaksanaan dan seluruh kegiatan
produksi.
b. Seluruh kegiatan distribusi diatur sedemikian rupa, sehing ga barang² keperluan hidup se-hari² dapat sampai dengan
tjepat, merata dan murah ditangan rakjat. Hal ini dapat
d i t j a p a i d e n g a n t j a m p u r t a n g a n P em e r i n t a h d a n u s a h a
Kooperasi rakjat .
c. S e g a l a k e g i a t a n p e r t a n i a n d a n p e r i n d u s t r i a n d i b a w a p a d a
tingkatan, dimana ekspor Indonesia meningkat mendjadi
ekspor barang 2 djadi, jang berarti menambah kesempatan
bekerdja bagi rakjat Indonesia dan menambah keuntungan
bagi negara.
d. Segala kegiatan impor ditudjukan pada barang² jang dapat
menambah produksi dalam negeri, sehingga kesempatan
kerdja dapat bertambah dan impor mendjadi berkurang serta
tertjapai
penghematan
a 1 a t ² - p e m b a j a r a n - l u a r- n e g e r i
(devisen).
e. Kegiatan2 ekonomi seperti tersebut.pada (c) dan (d), djika
d i p e r s a t u k a n d a n di s e l a r a s k a n ( s i n c h r o n i s a s i ) d e n g a n b a i k
d a n b i d j a k s a n a , a k a n p a s t i m e m p e r s i n g k a t w a k t u j a n g di perlukan untuk menaikkan tingkatan hidup rakjat.
f. Negar a harua segera m em ul ai dengan pem bangunan i ndust ri ,
chusus indust ri dasar, karena dengan t i dak adanj a i ndust ri
dasar, sem boj an unt uk m ent j ukupi keperl uan sendi ri m e rupakan
sem boj an j ang ti dak mungki n di l aksanakan, karena achi rnj a
persoal an pokok m engenai produksi dan pengang -kut an akan
t ergant ung pada sum ber² di l uar negeri .
g. Dengan t at a- produksi sepert i t erurai di at as akan t erdapat
kekajaan umum jang me-limpah², dan dengan tata-distribusi

268

seperti tergambar diatas akan terdapat pembagian jang
merata dan adil, hingga tertjapailah tjita² tata-masjarakat
sama-rasa sama rata.
§ 1 2 5 . Te m p a t u s a h a , N e g a r a d a n s w a s t a :
Dalam tata-perekonomian-Sosialis-Indonesia diakui, bahwa seluruh usaha dan karya ekonomi tidak mungkin dipikul dan dilak sanakan oleh Negara sendiri, oleh sebab itu kepada Swasta dibe rikan kedudukan jang lajak sesuai dengan undang² jang bersangkutan.
Dalam pelaksanaannja, berlaku pokok² pikiran sebagai berikut :
a. Negar a m enguasai l apangan² perekonom i an j ang m enguasai
hi dup rakj at banj ak.
b. P roduksi , pengangkut an dan di st ri busi bahan pent i ng di se l enggarak an ol eh Negar a, at au se-kurang 2 nj a di kuasai ol eh
Negar a.
c . P e m e r i n t a h D a e r a h d i a n d j u r k a n b e rg e r a k d a l a m k e t i g a
l a p a n g a n produksi , pengangkut an dan di st ri busi .
d. Kooperasi diandjurkan bergerak disegala lapangan, terutam a di sekt or di st ri busi .
e. Pihak Swasta diberi tempat jang 1ajak dalam sektor pro d u k s i dan pengangkut an.
§ 126. Gambaran masjarakat-sosialis-Indonesia
Tjita² tentang masjarakat-Sosialis-Indonesia menggambarkan
suatu masjarakat, jang tertib, aman-tenteram dan sedjahtera, di mana orang² nja ramah- tamah, berdjiwa Kekeluargaan dan berse mangat Gotong-rojong serta berkesadaran bekerdja.
§ 1 2 7 . Ta t a - M a s j a r a k a t - S o s i a l i s - I n d o n e s i a m e n g a n d u n g u n s u r ² p o kok sebagai berikut :
a.

Mendjamin tjukup makanan, pakaian dan perumahan jang
l a j a k b a g i w a rg a - n e g a r a n j a , s e h i n g g a t i d a k s e n a n t i a s a h i d u p
dalam ketjemasan menghadapi hari besok.

b. Mendjamin pemeliharaan kesehatam dan pendidikan setiap
w a rg a - n e g a r a n j a , s u p a j a t i d a k p e r l u m e n d e r i t a ; d a n d a p a t
m e n d j a d i w a rg a j a n g t j e r d a s u nt u k d a p a t m e n u n a i k a n t u g a s
dan haknja terhadap negara dengan se-baik²nja.
c.

M e n d j a m i n h a r i t u a s e t i a p w a rg a n j a , s e h i n g g a t i d a k h i d u p
dalam ketakutan dan kemelaratan, djika tidak berdaja lagi
untuk mentjari nafkahnja.

d. Mendjamim agar setiap warga- negaranja dapat menikmati
dan memperkembangkan kebudajaan dan menjempurnakan
hidup kerochaniannja, sehingga tidak sadja kehidupan lahir
t e r p e l i h a r a , t e t a p i d j u g a k e h i d u p a n b a t h i n nj a .
269

SENDI POKOK SOSIALISME INDONESIA.
§ 128. Pengertian tentang keadilan :
Jang dimaksud dengan Keadilan ialah : Kebadjikan, jang meng gerakan dan meringankan tjipta, rasa dan karya manusia untuk
senantiasa memberikan kepada fihak lain segala sesuatu jang men djadi hak pihak lain, atau jang semestinja harus diterima oleh pihak
lain itu, hingga masing 2 pihak mendapat kesempatan untuk melak sanakan hak dan kewadjibannja tanpa rintangan.
§ 129. Didalam kenjataan tata-kehidupan dan penghidupan manusia, Keadilan itu menampakkan diri se-kurang²nja dalam tiga matjam perwudjudan, jaitu :
a.

Di dal am hubungan an tar- man u si a sebagai orang- seseorang
terhadap sesamanja, dimana Keadilan menampakkan diri
sebagai tjipta, rasa, karsa dan karya manusia untuk senan t i a s a m em beri kan kepada sesam anj a segal a sesuat u j ang
m endj adi hak pi hak l ai n at au j ang sem est i nj a harus di t eri m a
oleh pihak lain itu, hingga lahirlah karya saling-memberi
d a n sal i ng-m eneri m a, j ang di sebut :
K ead i l an tu k ar- men uk ar.

b. Di dal am hubungan ant ara man u si a d en gan masjarak atn ja,
dimana Keadilan menampakkan diri sebagai tjipta, rasa, kars a dan karya m anusi a unt uk senant i asa m em beri kan dan
melaksanakan segala sesuatu, jang memadjukan kemakmur-an
sert a kesedj aht eraan bersam a sebagai tudj uan- m ut l ak dari
masjarakat, hingga lahirlah keadilan jang disebut : Keadila n Sosi al .
c.

Di dal am hubungan ant ara masjarak at d en gan p ara wargan ja,
di m ana Keadi l an m enam pakkan di ri sebagai t ji pt a, rasa, dan
karya masjarakat serta alat-penguasaannja untuk membagi kan segala kenikmatan dan beban-bersama dengan setjara
rata dan merata, menurut keselarasan sifat dan tingkat per bedaan rochaniah serta ibadaniah para warganja, baik seba gai perseorangan maupun golongan, hingga terlaksanalah
azas sama-rasa sama-rata, dimana keadilan disebut K ea di l a n
dalam membagi.

§ 180. Didalam melaksanakan Keadilan dalam membagi, tidak dja rang Keadilan menghendaki diadakannja tindakan² chusus untuk
menguntungkan pihak jang lemah, karena Keadilan menghendaki
dibantu- dan dilindunginja pihak jang lemah itu, mengingat adanja
perbedaan sifat dan tingkat rochaniah serta badaniah pada kodrati
manusia, sekalipun hakekatnja adalah sama.
§ 131. Keadilan dengan ketiga bentuk perwudjudannja itu dapat
dilaksanakan baik dengan daja-usaha dari luar manusia sendiri

270

dalam bentuk peraturan² masjarakat dan undang² Negara berikut
paksaannja, maupun atas daja-karya Budi dan Hati-Nurani manusia sendiri dalam wudjud keinsjafan dan kesadaran akan keadilan .
§ 1 3 2 . T j a t u r- u p a y a :
Karena keinsjafan dan kesadaran akan keadilan jang mengisi
dan memenuhi tjipta, rasa dan karsa manusia terhadap sesama
atau pihak lain, lahirlah daja serta karya Budi dan Hati-Nurani
manusia, jang disebut : Tjinta kasih, jang menurut hakekat serta
sifat-kodratnja sudah dengan sendirinja senantiasa melaksanakan
keadilan, bahkan Tjinta-kasih senantiasa menggerakkan dan meringankan kehendak manusia untuk memadjukan kesedjahteraan
pihak lain.
§ 133. Keadilan dan Tjinta-kasih merupakan suatu dwi-tunggal
jang saling isi-mengisi, karena tanpa Tjinta-kasih, pelaksanaan
Keadilan melulu atas dasar hak dan hukum sahadja, mendjadi keras
dan kedjam !
§ 134. Diantara Keadilan dan Tjinta-kasih terdapat sendi-pokok
kelakuan manusia, jang didalam perwudjudannja menampakkan
diri sebagai daja serta karya Budi dan Hati-Nurani manusia untuk
mempertimbangkan, dan dimana perlu memberanikan diri guna
mengurangi hak2nja sendiri, untuk melaksanakan Keadilan dan
Tjinta-kasih, jaitu jang disebut sendi : Kepantasan.
§ 135. Sebagai kelengkapan dari sendi Kepantasan nampak daja
serta karya Budi dan Hati-Nurani manusia untuk mengurangi dan
mengorbankan hak²nja sendiri demi kepentingan umum, dan sendipokok ini dinamakan : Keberanian berkorban.
§ 136. Keadilan, Tjinta-kasih, Kepantasan dan Keberanian-berkor b a n i t u m e r u p a k a n T j a t u r- u p a y a ( e m p a t l a k u ) M a n u s i a - S o s i a l i s Indonesia, jang mendjadi wudjud dari Empat-sifat sendi-pokok Keadilan dalam Pantja-Sila.
§ 137. Kerakjatan
Jang dimaksud dengan sendi-pokok Kerakjatan ialah :
a. d a j a s e r t a k a r y a B u d i d a n H a t i - N u r a n i M a n u s i a u n t u k
saling menerima dan saling menghormati sesamanja sebagai
P r i b a d i a t a u K e p r i b a d i an d e n g an - d a n - d a l a m - m a s j a r a k a t ;
b. m a s j a r a k a t atau „persatuan manusia dibawah sesuatu
pimpinan untuk mengedjar suatu tudjuan tertentu” diang-gap
dan diterima djuga sebagai k e p r i ba d i a n.
§ 1 3 8 . Ta t a - k e r a k j a t a n d a l a m S o s i a l i s m e I n d o n e s i a a d a l a h : K e rakjatan jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan/perwakilan,
271

seperti jang hidup subur dalam tata-kehidupan bangsa Indonesia
sedjak dahulu kala, dan jang kini dinamakan : Demokrasi Te r p i m p i n .
§ 1 3 9 . D e m o k r a s i Te r p i m p i n m e l i p u t i s e l u r u h l a p a n g a n h i d u p m a nusia dalam bidang kenegaraan kemasjarakatan dan kerochanian,
baik jang meliputi bidang² politik, ekonomi, sosial maupun bidang
h u k u m s e r t a k e b u d a j a a n . D a l a m p e l a k s a n a a n n j a , D e m o k r a s i Te r pimpin bersandar pada pengakuan akan kepribadiannja manusia se bagai perudjudan akan persamaan antara semua manusia menurut
hakekatnja.
§ 140. Dalam sendi peraamaan antara semua manusia menurut
hakekatnja, tersimpul sendi kemerdekaan, jang dimiliki baik oleh
orang-seorang maupun oleh golongan 2. Namun demikian, ke merdekaan tersebut senantiasa harus diselaraskan dengan tata kehi dupan bersam a, bai k di dal am l i ngkungan kel uarga bangsa m a u pun dalam lingkungan tata-kehidupan umat manusia seperti dia djarkan oleh Pantja-Sila.
§ 141. Kesedjahteraan
Jang dimaksud dengan sendi-pokok kesedjahteraan adalah :
Keselamatan, ketenteraman dan kemakmuran lahir dan bathin
dalam tata-kehidupan dan penghidupan manusia, baik dalam kehi dupan orang-seseorang maupun dalam kehidupan bersama.
§ 142. Didalam mengusahakan Kesedjahteraan, Sosialisme Indone si a m engedj ar t ert j apai nj a k esed jah teraan u mu m m aupun k e s e d j a h teraan in di vi du dal am kesel aras an t at a-kehi dupan m anusi a b e r d a s a r kan Pantja-Sila.
§ 143. Kebangsaan :
Apabi l a persat uan m anusi a di dal am hi dup- bersam anj a i t u m e m bangun dan membentuk suatu kesatuan tertentu dengan kesadaran,
pandangan, t at a- t j ara hi dup dan kebudaj aan j ang di mi l ik i b e r s a m a ,
hingga dalam kesatuan itu persatuan manusia tersebut merasa da lam satu rumah sebagai tempat-tinggalnja, maka lahirlah unsur
kebangsaan dalam daja serta karya Budi dan Hati-Nurani manusia.
§ 144. Kemanusiaan :
Daja serta karya Budi dan Hati-Nurani manusia untuk mem bangun dan membentuk kesatuan diantara manusia-sesamanja itu
tidak terbatas pada manusia-sesamanja jang terdekat sahadja, me l i puti dj uga sel u ru h -u mat-man u si a, dan di si ni l ah nam pak unsur k e manusiaan dalam daja serta karya Budi dan Hati-Nurani manusia.
§ 145. Ketuhanan :
Didalam tjahaja Kerakjatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan
serta Keadilan untuk mewudjudkan Kesedjahteraan, manusia me272

ngamat-amati dirinja sendiri dan mengalami dirinja sendiri dalam
keadaan jang serba terbatas dan tenus-menerus mendjadi.
Dengan sinar dan karena adjaran wahju, manusia mengetahui dan
m e n g e r t i t e n t a n g A d a j a n g m u t l a k , j a n g d i s e b u t Tu h a n , d a n
demikianlah lahir unsur Ketuhanan dalam daja serta karya Budi dan
Hati-Nurani manusia.
§ 146. Pantja-Sila.
Keadilan, Kerakjatan, Kebangsaan, Kemanusiaan dan Ketu hanan adalah lima dasar tata hidup dan penghidupan Bangsa Indo nesia sepandjang masa, jang setelah digali kembali se-dalam 2nja
dari djiwa dan kehidupan Bangsa Indonesia dan dirumuskan se-bagai
suatu kesatuan jang bulat jang disebut Pantja-Sila, terdiri atas
Ketuhanan Jang Maha Esa, Kebangsaan, Kemanusiaan Kerak jatan
dan Keadilan Sosial.
§ 147. Atas dasar Pantja-Sila dilaksanakan persatuan bangsa Indonesia dan didirikan Negara Republik Indonesia, seperti diamanat kan oleh Penderitaan Rakjat Indonesia.
Pantja-Sila bukanlah suatu agama, tetapi adalah kepertjajaan
rakjat Indonesia didalam perdjuangan dan usaha bersama sebagai
bangsa.
AZAS2 GOTONG-ROJONG DAN KEKELUARGAAN DALAM
PEMBANGUNAN SOSIALISME INDONESIA.
§ 148. Jang dimaksud dengan azas gotong-rojong adalah : Keinsjafan, kesadaran dan semangat untuk mengerdjakan serta menang gung akibat dari sesuatu karya, terutama jang besar 2, setjara bersama², serentak dan be-ramai², tampa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi dirinja sendiri, melainkan selalu untuk k e b a h a giaan bersama, seperti terkandung dalam istilah : Gotong.
Didalam membagi hasil karyanja, masing² anggota mendapat
dan menerima bahagian2nja sendiri² sesuai dengan tempat dan sifat sumbangan karyanja masing2, seperti tersimpul dalam istilah :
Rojong.
Dengan Gotong-rojong dilaksanakan azas sama-rasa sama-rata.
§ 149. Gotong-rojong adalah suatu faham jang dinamis, jang
menggambarkan suatu usaha, suatu amal, suatu pekerdjaan atau
s u a t u karya bersama, suatu perdjuangan bantu-membantu.
Gotong-rojong adalah amal dari semua untuk kepentingan
semua atau djerih-pajah dari semua untuk kebahagian bersama !
§ 150. Dalam azas Gotong-rojong sudah tersimpul kesedaran
bekerdja baik bekerdja rochaniah maupun kerdja djasmaniah
dalam usaha atau karya bersama, jang mengandung didalamnja
keinsjafan, kesedaran dan sikap-djiwa untuk menempatkan serta
273

menghormati kerdja sebagai kelengkapan dan perhiasan kehidupan
manusia.
§ 151. Dengan berkembaggnja bata-kehidupan dan penghidupan In donesia menurut zaman. Gotong-rojong jang pada dasarnja adalah
suatu azas dari tata-kehidupan dan penghidupan Indonesia asli di dalam lingkungan masjarakat jang serba sederhana mekar men djadi
Pantja-Sila.
§ 152. Kekeluargaan
Jang dimaksud dengan azas kekeluargaan ialah : keinsjafan serta
kesadaran Budi dan Hati-Nurani manusia untuk me ngerdjakan
segala sesuatu oleh semua dan untuk semua, dibawah pimpinan
seorang ketua atau sesepuh dan dibawah penilikan para anggota
dari
masjarakat
atas
dasar
Pahtja-Sila
dan
Tjatur-upaya
Sosialisme Indonesia.
§ 153. Azas Kekeluargaan mengadjarkan bahwa :
a. Kepentingan dan kesedjahteraan bersamalah jang harus diutamakan, dan bukan kepentingan atau kesedjahteraan orangseorang.
b. Antara Ketua atau sesepuh sebagai pemimpinnja dan para
anggota masjarakat sebagai jang dipimpin, tetapi djuga jang
menilik, ada persatuan dan kesatuan didalam tjipta, rasa, kars a dan karya untuk melakukan segala sesuatu oleh semua dan
untuk semua.
c. Didalam segala usaha dan karya, Tjinta kasih dan kewadjiban lah
jang mendjadi pendorong dan penggeraknja, dan bukan hak serta
nafsu tuntutan jang berkuasa.
§ 154. Hak-Milik Perseorangan
Didalam tata masjarakat dan perekonomian jang berazaskan
Kekeluargaan, hak-milik perseorangan tetap diakui, namun dalam
penggunaannja dibatasi oleh kepentingan bersama.
Demikianlah dinjatakan, bahwa Hak-milik perseorangan ber-fungsi
sosial.
PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN SOSIALISME INDONESIA .
§ 155. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agus tus 1945, adalah saat permulaan pembangunan Sosialisme Indonesia dan merupakan tjetusan berkobarnja Revolusi Indonesia sebagai perwudjudan dari niat dan tekad Rakjat Indonesia untuk mengachiri penderitaannja.
§ 156. Sifat Revolusi Indonesia adalah „multi-kompleks” atau
Pan tja- Mu k a, j ai t u suat u.revol usi pol it i k, ekonom i , sosi al , k e b u d a j a an, - bahkan djuga revolusi mengenai tjipta dan tjipta² manusia .
274

Revolusi Indonesia adalah Revolusi Nasional menentang im perialisme-kolonialisme, oleh sebab itu walaupun bersifat multi kompleks, tetapi sifat nasionalnja adalah sangat menondjol.
Revolusi Indonesia adalah Revolusi Demokratis, seperti dinja takan oleh tugasnja untuk menentang keterbelakangan feodal dan
menentang otokrasi atau kediktatoran, baik militer maupun per seorangan.
Djadi djelaslah, bahwa Revolusi Indonesia bukanlah Revolusi
bordjuis model tahun 1789 di Perantjis, dan bukan pula Revolusi
proletar model tahun 1917 di Rusia. Kewadjiban Revolusi Indone-sia
bukan mendirikan kekuasaan kaum kapitalis untuk menindas Rakjat
p e k e r d j a , d a n b u k a n p u l a m e n d i r i k a n k e d i k t a t o r a n k a u m p r o l e t a r.
§ 157. Untuk memenangkan Revolusi Indonesia, harus dapat di bangkitkan kekuatan² revolusioner dalam masjarakat Indonesia,
karena modal pokok tiap² revolusi nasional untuk menentang
imperialisme-kolonialisme ialah : Konsentrasi kekuatan nasional.
Bahwasanja Revolusi Indonesia adalah suatu Revolusi nasional,
maka djelaslah bahwa kekuatan sosial jang mendukung Revolusi
adalah kekuatan seluruh Rakjat Indonesia.
§ 158. Undang² Dasar – 1945 :
Didalam U.U.D. - 1945 terkandung :
a. Sosialisme Indonesia, jang hendak kita tjiptakan sebagai isi murni dari Amanat penderitaan rakjat Indonesia.
b . D e m o k r a s i - Te r p i m p i n , j a i t u s u a t u t a t a - k e r a k j a t a n j a n g s e s u a i
dengan Keperibadian Indonesia seperti terlukis dalam seluruh
U.U.D. - 1945.
c . E k o n o m i - Te r p i m p i n , j a i t u t a t a - p e r e k o n o m i a n j a n g a z a s - a z a s n j a
terletak dalam Pasal 33 - U.U.D. - 1945.
d. Keperibadian-Indonesia, jang harus selalu mendjadi ukuran dalam segala tindak dan karya kita.
§ 159. Keperibadian Indonesia
Jang dimaksud dengan Keperibadian Indonesia ialah : keselu ruhan tjiri² chas bangsa Indonesia, jang membedakan bangsa Indonesia dengan lain² bangsa.
Keseluruhan tjiri chas bangsa Indonesia, jang membedakan
bangsa Indonesia dengan lain 2 bangsa itu adalah pentjerminan dari pada garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia se pandjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia se pandjang masa itu ditentukan oleh kehidupan-budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh keadaan tempat-lingkungan Indonesia
serta suasana-waktu sepandjang perdjalanan masa.
Tjiri2 chas budi dan kehidupan Indonesia adalah antara lain
s e m a n g a t G o t o n g - r o j o n g , K e k e l u a r g a a n , K e - Tu h a n a n . K e r a k j a t a n ,
K e m a n u s i a a n , K e a d i l a n , R a m a h - t a m a h d a n s i f a t B h i n n e k a Tu n g g a l
Ika.
275

§ 1 6 0 . Tu d j u a n d a n k e w a d j i b a n R e v o l u s i I n d o n e s i a
Tu d j u a n d a n k e w a d j i b a n R e v o l u si I n d o n e s i a a d a l a h m e l a k s a nakan Amanat penderitaan rakjat Indonesia, oleh sebab itu maka
tudjuan dan kewadjiban Revolusi Indonesia bukanlah untuk men dirikan Negara-Federal, kekuasaan diktator atau Republik Kapi talis, melainkan mewudjudkan tjita² bangsa Indonesia seperti ter muat dalam inti-sari dari Amanat penderitaan rakjat Indonesia.
C . A L A T U N T U K M E N T J A PA I S O S I A L I S M E I N D O N E S I A .
USAHA PEMBANGUNAN DAN MODALNJA
§ 161. Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana
A l a t u n t u k m e n t j a p a i S o s i a l i sm e I n d o n e s i a a d a l a h P e m b a n g u n a n - N a s i o n al - S e m e s t a - B e re n t j a n a , j a i t u s u a t u p e m b a n g u n a n ,
a. jang Nasional, jaitu : diseluruh tanah-air Indonesia untuk
mengembangkan bangsa Indonesia;
b. jang Semesta, jaitu : disegala lapangan kehidupan dan
penghidupan masjarakat Indonesia;
c. jang Berentjana, jaitu : menurut suatu rentjana tertentu.
§ 162. Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana tidak mungkin
dikerdjakan dalam waktu singkat karena terbentur pada soal ke kurangan tenaga dan modal, serta kekurangan pengalaman dan
l a t i h a n ; ol e h s e b a b i t u h a r u s di k e r d j a k a n b e r- a n g s u r 2 s e t a h a p - d e m i setahap, tetapi dengan tjepat dan ,menurut rentjana2 tertentu, jang
disebut suatu Rantjangan Pola (Blueprint) untuk waktu jang lama nja lebih dari dua tahun dan meliputi seluruh bidang dan lapangan
kehidupan dan penghidupan.
Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana adalah P em banguna n r e v o l u s i o n e r, k a r e n a m e w u d j u d k a n p e r o b a h a n 2 t j e p a t d a l a m
masjarakat menudju masjarakat adil dan makmur berdasarkan
Pantja-Sila dengan melalui tingkat² kemadjuan dengan tjepat dan
tegas.
§ 163. Modal Pembangumam-Nasional-Semesta- Berentjana :
Sebagai modal untuk melantjarkan Pembangunan-Nasional S e m e s t a - B e r e n t j a n a i t u d i t u n d j u k k a n b e b e r a p a s u m b e r, j a i t u :
a. Undang2 Dasar 1945 dan djiwa Revolusi;
b. Kepertjajaan, kemampuan, keuletan bangsa Indonesia;
c . Te n a g a k a d e r b a r u ;
d. Angkatan Perang;
e. Perusahaan² nasional, jaitu negara, daerah dan swasta;
f. Kekajaan alam.
§ 164. Modal jang terbesar didalam setiap pembangunan ialah te naga dan pikiran manusia dan bangsa Indonesia didalam djaman
276

pertjobaan jang se-berat²nja telah membuktikan kesanggupannja
m engat asi segal a kesuli t an, sehi ngga t j ukup besar kepert j aj aan k i t a
bahwa bangsa Indonesi a akan sanggup m enghadapi persoal an P e m bangunan- Nasi onal - S em est a- B erent j ana, t er-l ebi h 2 karena I n d o n e s i a
memiliki faktor² alam jang sangat menguntungkan.
Kelemahan Indonesia terletak dalam soal kekurangan t enagaahli, sehingga faktor ini harus mendapat perhatian sepenuhnja
dengan sungguh², ter-lebih² dalam tahap² pertama dari pemba ngunan.
TUGAS DEWAN PERANTJANG NASIONAL
§ 165. Untuk merantjang pola masjarakat jang adil dan makmur
berdasarkan Pantja-Sila atau pola masjarakat Sosialis Indonesia,
di bent ukl ah Dewan P erant j ang Nasi onal , di si ngkat Depernas, j a n g
anggotanja berasal dari tanah-air Indonesia antara Sabang dan
Merauke, dan bertugas :
a. mempersiapkan rantjangan Dasar Undang 2 pembangunan
nasional semesta berentjana;
b. menilai penjelenggaraan pembangunan;
c. m enj usun rent j ana pem bangunan nasi onal dengan m e m p e r hitungkan pembangunan segala kekajaan alam dan pengerahan t enaga rakj at sert a m el i put i segal a segi p e n g h i d u p a n
B angsa Indonesi a dal am bent uk rant j angan Dasar U n d a n g 2
pembangunan.
RANTJANGAN POLA NASIONAL
§ 166. Pokok daripada segala pokok daripada Dewan Perantjang
Nasional ialah, bahwa Depernas harus membuat Rantjangan Pola
(blueprint) daripada suatu masjarakat Indonesia jang berkeadilan
sosi al , suat u m asj arakat Indonesi a sebagai j ang di m aksudkan o l e h
mukaddimah Undang² Dasar dan Pasal 33 Undang² Dasar 1945,
s u a t u m a s j a r a k a t I n d o n e s i a j a n g b e t u l 2 a d i l d a n m a k m u r, b e t u l ²
makmur dan adil pula.
Depernas tidak ditugaskan untuk membuat pola masjarakat
Indonesia jang makmur tetapi tidak adil, atau jang adil tetapi tidak
m akm ur ! „Tat a- t ent rem - kert a- rahardj a, gem ah- ri pah l oh- d j i n a w i ,
subur- kang- serwa- t i nandur, m urah- kang-sarwa - t i nuku”, it ul ah j a n g
harus djelas tampak dalam pola Dewan Perantjang Nasional.
§ 167. Karya Dewan Perantjang Nasional berupa usul Rantjangan
Dasar Undang² Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana jang
dimadjukan kepada Dewan Menteri untuk dipertimbangkan.
S esudah di pert i m bangkan ol eh Dewan Ment eri dan di ol ah m e n dj adi R ant j angan Dasar Undang 2 P em bangunan- Nasi onal - S e m e s t a B e r e n t j a n a , m a k a r a n t j a n g a n t e r s e b u t di m a d j u k a n k e p a d a M a d j e l i s
P e r m u s j a w a r a t a n R a kj a t ( M . P. R . ) u n t u k di s a h k a n di m a n a M . P. R .
d j u g a m e m u t u s k a n t j a r a m e l a k s a n a k a n D a s a r U n d a n g ² P em b a ngunan-Nasional-Semesta-Berentjana.
277

§ 1 6 8 . S e s u d a h d i t e r i m a o l e h M . P. R . m e n d j a d i P u t u s a n M . P. R . ,
maka Dasar Undang 2 -Pembangunan-Nasional-Semesta- B e r e n t j a n a
i t u m endj adi „Pol a Nasi on al , j ang ti dak bol eh sat u orangpun m e r o b a h n j a , k a r e n a t e l a h d i t e r i m a o l e h M a d j e l i s Te r t i n g g i d a r i p a d a s e luruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke !”.
ATURAN PELAKSANAAN
§ 169. Pengeraban tenaga dan benda :
B e r l a n d a s a n a z a s ² G o t o n g - r o j o n g d a n K e k e l u a rg a a n d i l a k u k a n
pembangunan masjarakat-Sosialis-Indonesia dengan djalan melak sanakan Pola Nasional atau Pembangunan-Nasional-Semesta-Beren tjana, jang harus dilaksanakan dengan meng-„ho-lopis- k u n t ul - b a r i s ” kan seluruh tenaga rakjat, seluruh alat-kelengkapan bangsa dan s e luruh semangat serta daja-kerdja jang berada diantara Sabang dan
Merauke.
§ 170. Untuk mentjapai pengerahan tenaga, benda dan alat²
tjara efektip dan produktip, diperlukan pimpinan jang tepat
kuat serta organisasi dan koordinasi jang tepat-guna.
Oleh sebab itu perlu diketahui dengan pasti tenaga, benda
alat2 jang teiah tersedia diseluruh tanah air Indonesia, selagi
mikirkan kekurangan²nja jang perlu diusahakan.

se dan
dan
me-

§ 171. Daftar kepustakaan Sosialisme Indonesia
A. Kepustakaan pokok :
SOEKARNO, Presiden
Dr Ir
-,,-

:

-,,-,,-,,-

:
:
:

-,,-„-,,-

:
:
:

-,,-,,-,,-,,-

:
:
:
:

-,,-,,-,,-

:
:
:

-,,-

:

-,,-

:

-,,-,,-

:
:

-,,-,,-,,-,,-

:
:
:
:

-,,-,,-,,-,,-,,-,,-

:
:
:
:
:
:

-,,-,,-,,-,,-,,-

:
:
:
:
:

Pe ndje lasan P rdside n pada Sidang D e wan Nasionad, ke IV
( Tahun 1957) .
P i d a t o P re s i d e n p a d a M s j a w a r a h N a s i o n a l P e m b a n g u n a n
( Ta h u n 1 9 5 7 ) .
S h a p i n g a n d R e s h a p i n g ( Ta h u n 1 9 5 7 ) .
Uraian Presiden didepan para Mahasiswa d i I s t a n a N e g a r a .
Mahasiswa I ndone sia me ndjawab tantangan zam annja ( Ta hun 1958).
Se tialah k epada Am anat P e nde ritaan R ak jat (Tahun 1 9 5 8 ) .
K a p i t a l i s m e m e n i m b u l k a n k e s e n g s a r a a n ( Ta h u n 1 9 5 8 ) .
Tu g a s d a n p e r a n a n M a h a s i s w a d a l a m R e v o l u s i N a s i o n a l
( Ta h u n 1 9 5 8) .
P a n t j a s i l a se b a g a i D a s a r N e g a r a ( Ta h u n 1 9 5 8) .
Ta h u n Ta n t a n g a n ( Ta h u n 1 9 5 8 ) .
M e n t j a p a i I n d o n e s i a M e rde k a .
A m a n a t p re s i d e n p a d a M u s j a w a r a h D i n a s M e n t e r i D a l a m
Negeri dan Otonomi Daerah dengan para Gubernur. (Tahun
1 9 6 0) .
Sarinah.
Indone sia M e nggugat 1932.
Kuliah Pres. Soekarno pada pembukaan “Studium Generdli”
bagi Mahasiswa2 Bandung (1959).
P i d a t o P rd s i d e n d i To k i o , d i d e p a n M a h a s i s w a d a n m a s j a rakat Indonesia.
Amanat Prdsiden Soekarno pada upatjara Dies Natalis ke-II
U niv e rsitas P adjadjaran di Bandung.
Revolusi kita berdasarkan Pantja-sila, 1959.
K o m a n d o P re s i d e n p a d a M u s j a w a r a h B e s a r A n gk a t a n 4 5
(Tahun 1960)
Penemuan kembali Revolusi kita.
Amanat Prdsiden kepada para Gubernur.
Lahirnja Pantja-Sila 1949.
Res Publica ! Sekali lagi Res Publica ! 1959.
Tentang Tjita² bangsa kita (Tahun 1955).
Pantja-Sila adalah Arkanun Indonesia (Tahun, 1954).
Tentang Negara Nasional dan tjita² Islam. (Tahun 1953).
Selesaikan jang ketjil, hadapi jang besar. (Tahun 1952).
Tafsir Pantja.Sila. (Tahun 1951).
Te n t a n g Ne g a r a N a s i o n a l d a n Ne g a r a Ke s a t u a n . ( Ta h u n
1950).
M e n t j a p a i I n d o n e s i a M e rde k a , 1 9 3 2 , 1 9 5 9 .
T j a p a i l a h Ta t a - te n t e r a m K e r t a - r a h a rd j a , 1 9 5 1 .
Res Publica 1957.
L e t u s re t u r n t o t he 1 9 4 5 C o n s t i t u t i o n , 1 9 5 9 .
P a n t j a s i l a se b a g a i d a s a r N e g a r a I - I V, 1 9 5 8 .
Manifesto Politik Republik Indonesia, 1959.

B. Kepustakaan pelengkap :
Abdulgani, Roeslan H.
Achmad Husin, S.H.
Achmad Sanusi
-,,Adam Malik

: Pantja-Sila sebagai landasan demokrasi terpimpin. (1959).
: Pantja sila dan komunisme.
: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata-Hukum Indonesia, 1958.
: Perkembangan Sistim Pemerintahan Negara Republik Indonesia, 1945-1958; (1958).
: Riwajat Proklamasi 17 Agustus 1945.
279

Adisumarta, Kaptin Drs
R.J.
Adler, Georg
- ‫״‬-

:
:
:

Adler, Max
- ‫״‬-

:
:

Alcobaca, Visconde De
Andler, C.P.T.

:
:

Angelinus, O.F.M. CAP.
P. Dr Mr
- ‫״‬-

:
:

- ‫״‬-

:

Angelopoulos, Angelos
Asmara Hadi
Assaat, Mr D. M.
Augustin Cochin

:
:
:
:

Aulard
Banning
Bardosono, R.
Bauer, Otto

:
:
:
:

Beekenkamp, Dr C.
Beer, Max.
Beer, Max

:
:
:

Bender
Berth, Edourd

:
:

Bliss, W.D.P.
Bloch, Ernst

:
:

Bobrowski, Czeslaw
Bochenki Joseph M.
und GERHART
NIEMEYER

:

:

Handbuch
1958);

:

Geschichte and Kritik der Kapitalistich Theorien, (Innsbrueck, 1914);
„Zum Abschluss des marxischen Systems” in Staatswissenschaftliche Arbeiten, Festgabe fur Karl Knies, Berlin, 1896);
Le phenomene revolution, (Paris, 1940);
Socialisme francais (Paris, 1932);
Histoire de la Commune (Paris, 1907);
Les systemes socialistes et (evolution economique (Paris,
1921);
The Cooperative Road to Abundance;
Het streven van de economisch onontwikkelde landen naar
een hogere levensstandaard, (1954);
The Anatomy of Revolution, (New York, 1957);
The I.W.W, a Study of American Syndicalism, (Columbia
University, Studies in History, Economics and Public Law,
no, 193 (2nd ed. New York, 1920);

Bohm-ba-werk, Eugen
von
- ‫״‬Boissoudy, Jean de
Bougle, Celestin
Bourgin, Georges
Bounguin, M.
Bowen, E.R.
Brand, Dr W.
Brinton, Crane
Brissenden, P.F.

280

Sosialisme a la Indonesia;
Die Zukunft der soziale Frage, (Jena, 1900);
Geschichte des Sozialismus and Kommunismus von Plato
bis zur Gegenwart, Hand- and Lehrbuch der Staatswissenchaften,(Leipsic, 1899);
Politike oder soziale Demokratie;
Wegweiser fur Studien zur Geistesgeschialte des Sozialismus
(Wien, 1931);
What Portugal Owes To Dr Salazar;
Le manifests communists de Karl Marx et F. Engels
(Paris, 1901);
Maatschappelijke verhoudingen. Het Katholieke standpunt
(Tilburg, 1939);
Wijsgerige gemeenschapsleer, 2 delen, 2e druk, (Utrecht
Nijmegen, 1939);
Richtlijnen voor het maatschappelijk herstel (Utrech,
1944);
Planisme et progres social (1953);
Pantjasila, doctrine Revolusi Nasional Rakjat, 1950.
Hukum Tatanegara, 1948.
Les Societe's de Pensee et, La Democratie modern,-Etudes
d'Histoir Revolutionnaire, (Paris, 1955);
Histoire de la revolution francaise, (Paris, 1901);
Socialistische cultuurpolitiek;
Ichtisar Ilmu Negara, 1957.
Die Nationalitatsfrage and die Sozialdemokratie, (MarxStudien, Bd. II, Wien, 1924);
Ordening;
A History of British Socialism, (2 vol London, 1929);
Allgemeine Geschichte des Sozialismus and der sozialen
Kampfe, (5 Bd. Berlin, 1929);
Het Reclit en zijn eigenschappen; (Hilversum, 1936);
Les derniers aspects du socialisme(Etudes sur is divenir
social, vol. xvii, Paris, 1923);
A Handbook of Socialism (London, 1895);
Thomas Munzer als Theologe der Revolution (Munich,
1922);
Formation du systeme sovietique de planif;cation, (1956);

:
:
:
:
:
:
:
:
:

des

Welt-Kommunismus,

(Freiburg/Muchen,

Brongersma, Mr Dr E.

:

Brutzkus, Boris

:

Bubnoff, Nicolai von

:

Bukharin, N.I.

:

- ‫״‬-

:

Buret, Eugene

:

Burnham, James
Burns, Arthur Robert.:
Burns, C.D.
Carr
Cassel, Gustav

:
:
:
:
:

Cathrein, Viktor
Chamberlin, W.H.
Chang, Cherman H.M.:
Charpentier, M.
Chong-Ming Li,
Clark, J.B.
Clark, John Maurice
Cleef, Ed, van
Cole, G.D.H.

:
:
:
:
:
:
:
:
:

- ‫״‬- ‫״‬- ‫״‬Compere-Morel, A.C.A.
- ‫״‬-

:
:
:
:
:

Cora Du Bois
Cornijo, M.H.

:
:

Costa, Freppel
Croce, B.
Czobel E. and
P. Hajdu

:
:
:
:

Dan Griffiths
- ‫״‬- ‫״‬-

:
:
:

- ‫״‬Danusaputro,
Munadjat, Mr

:
:

- ‫״‬-

:

- ‫״‬-

:

De opbouw van een Corporatieven Staat, Het Nieuwe
Portugal;
Die Lehren des Marxismus fm Lickte der russischen Revolution (Berlin, 1928) ;
"Der Geist des volkstilmlichen russichen Sozialismus'' (in
Archiv fur Sozialwissenschaft and Sozialpolitik, Bd. IV,
IV, 1926) ;
Karl Kautsky and Sovjetrussland, tr. from the Russian
(Wien, 1925);
Teorlya irtorihceskogo materializma (Moscow, 1922), tr. as
„Historical Materialism” (New York, 1925);
De la misere des classes laborieuses en Angleterre et en
France, (2 vols, Paris, 1840);
The Managerial Revolution, (1941);
The Decline of Competition, (1936);
The Principles of Revolution, (London, 1920);
The Soviet impact on the Western world;
Socialism eller fra-Sozialismus oder Fortschrift (Berlin,
1929);
Der Sozialismus (Freiburg y Br., 1923);
Soviet Russia (rev. ed. Boston, 1931);
The Marxian Theory of the State (Philadelphia, 1931);
Les Societes des pensee et la Democratie, (Paris, 1921);
Economic Development of Communist China, (1959);
Social Justice without Socialism, (Boston, 1914);
Alternative to Serfdom, (1948);
Sociaal-Economische Ordening, (2e dr. 1947);
A Short History of. the British Working Class Movement,
1789-1927, (3 vols. London, 1932);
Self-Government in Industry (5th. ed London, 1920);
Practical Economics, (1938);
The Intelligent Man's Guide through World Chaos (London,
1932) ;
Encyelopedie socialiste, syndicate et cooperative de 'I Internationale ouvrere, (8 vols, Paris, 1912.13);
Grande dictionaire socialiste du mouvement politique economique, national et international, (Paris, 1924);
Social forces in Southeast Asia;
Sociologie generate, (Chapitre: Theorie philosohique),
(1932);
Economic Planning in Corporatieve Portugal;
Materialismo storico ed economia marxistica (Bari, 1927);
„Die Literatur fiber Marx, Engles and fiber Marxismus
seit Beginn des Weltkrieges”, (in Marx-Engels Archiv, Bd.
i (1925);
What is Socialism? (London, 1924);
Dokumente des Sozialismus, 5 Bd. (Berlin, 1901-05);
Archiv far die Geschichte des Sozialismus and der Arbeiterbewegung, (15 Bd. Leipsic, 1911-30);
Neue Zeit, 41 vols. (Stutgart, 1883-1923);
La Musique indondsienne; ou La Musique en Indonesia,
(Paris-Louvain 1953);
Die moralische Kraft der Ideen and Grundsatze im Leben
eines Staatees and Volkes, (Bern 1957);
Kurzer Grundriss der Geschichte Indonesiens zur Geburk
der Republik, (Braunschweig, 1959);

281

David, Eduard
Delbruch, H.

: Sozialismus und Landwirtschaft (Leipsic, 1922);
: „D i e m a r x i s c h e C e s c h i c h t s p h i l o s o p h i e " ( i n P re u s s i s c h e J a h r bacher, Bd. clxxxii (1920),
Denis, Hector
: H istoire de s sy ste m e s, ec onom fque s e t soc ialiste s, 2 vols,
(Paris 1904-07);
Departemen
Pedoman kita, berisi: Undang² Dasar dan pendjelasannja .
Penerangan R.I.
: Mak lum at politik Pe me rintah 1 Nope m be r 1945.
- ,,: Nask ah L inggar D jati dan pe ndje lasannja; 1946, 1947 .
-,,: Kepartaian di Indonesia, 1951.
-,,: Pepara 8,
-,,: Kembali ke Undang² Dasar 1945; 1959.
Diehl,Karl
: U be r S o z i a l i s m u s , K o m m u n i s m u s u n d A n a rc h i s m u s ( J e n a ,
1911);
Dietzel,Heinrich : B e i t r a g e z u r G e s c h i c h t e , d e s S o z i a l i s m u s u n d K o m m u n i s m u s ,
( S t a a t s w i s s e n s c h a f t l i c h e M u s t e r b i i c h e r, n o . 2 E s s e n , 1 9 2 0 ) ;
Dirman
: Per-undang²an Agraria diseluruh Indonesia, 1958.
Djojodigoeno, Prof.
Mr M.M.
: Adatlaw in. Indonesia, 1952.
Djuana, Moh dan
Sulwan
: Tata-negara Indonesia, 1953.
Dobb, Maurice H. : R u s s i a n E c o n o m i c D e v e l o p m e n t s i n c e t h e R e v o l u t i o n ( 2 n d
ed. London, 1929);
-,,: On Marxism To-day (London, 1932);
Drahn, Ernast
: Marx-Bibliographie (Berlin, 1923); Bibliographie des wissenchaftlichen Sozialismus 1914-1922 ,
(Berlin, 1923);
Drijarkoro, Dr N. : P a n t j a S i l a d a n R e l i g i ( E x i s t e n s i m a n u s i a ) p r a s a r a n d a l a m
seminar Pantja Sila, Jogjakarta 17 Pebruari 1959;
Drucker, Peter F. : The New Society, (1951);
Duhring, Eugen
: Kritische Geschichte der Nationalokonomie und des Sozia lismus, (Leipsic, 1900);
Durbin, E.F.M.
: Problems of.Economic.Planning, (1949);;
-,,: The Politics of Democratic Socialism, (1954);
Durkheim, E
: La Socialisme; la doctrine saint-simonienne, (Paris, 1928),
Eotvos, J. Von
: Der Einfluss deer herrschenden Ideen des 19. Jahrunderts
a u f d e n S t a a t . ( 2 B d . Wi e n u n d L e i p s i c , 1 8 5 1 - 5 4 ) ;
Eucken, Walter
: Grundsatze der Wirtschftpolitik, (1952);
-,,: This Unsuccessful Age, (1951);
Ferbman, Michael : An Impression of Russia, (1931);
-,,: De Opbouw van de Sovjet-Unie; Het vijfjaarsplan als
economisch offensief, (1931);
Feiler, Arthur
: Das Experiment des Bolschewismus (Frankfort, 1929);
Ferro, Antonio
: Salazar;
Fleck, Dr Rudolf : Weltwirtschaflicher Solidarismus, (1952);
Flint, Robert
: Socialism. (London, 1908);
Fortes, Dr
: Culture contact as a dynamic process.
Frankel, Herbert : T h e E c o n o m i c I m p a c t o n U n d e r d e v e l o p e d S o c i e t i e s , ( 1 9 5 3 ) ;
Frederick, J. Georg : Readings in Economic Planning, (1932);
Geiger, Theodor
: Die Masse und ihre Aktion; Ein Beitrag zur Soziologie
der Revolution, (Stuttgart, 1926);
Gide, Charles
: Les colonies communistes et cooperatives (Paris, 1928);
Goldscheid, Rudolf : S t a a t s s o z i a l i s m u s o d e r S t a a t s k a p i t a l i s m u s ( W i e n 1 9 1 7 ) ;
Gouw Giok Siong,
Prof. Mr Dr
: Masalah Agraria, 1958.
-,,: Himpunan keputusan4 Hukum Antar Golongan, 1959.
-,,: Pengartian tentang Negara Hukum.
Grabowsky
: D i e P o l i t i k , I h re E l e m e n t e u n d P ro b l e m e ;
Grinko, G
: Le Plan Quinquennal, (1930);

282

Groethuysen, Bernhard

:

Gurian, Waldemar
Halder, Carmen

:
:

Hallowell„ Irving A.
Hatta, Dr Moh.
- ‫״‬- ‫״‬- ‫״‬- ‫״‬- ‫״‬Hattich, Manfred
Hayek, F.A.
Hearnchaw, F.J.C.
Heimann, Eduard
Hendzen O.F.H., Dr C.
Herkner, Heinrich
Higgins, Benjamin

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Hinricks, A. Ford and
Brown Jr, William
Adam

:

Hitler Adolf
HommeJ.L.
Hook,Sidney

:
:
:

Hottinger, Mary
Huber, Hans
Imam S. Hadiwidjaja
Imam Supomo, Mr
Iwa Kusumasumantri,
Prof.