MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGA

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

“PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HK
ASASI MANUSIA”
Dosen Pengampu : Ade Adriani, SE, M. Si

Kelompok 8
Disusun Oleh :
Fitria Jamiatul Ukrowiyah ( 1700311320017 )
Melati ( 1700311020035 )
Tutie Syaifa Azmie ( 1700311320069 )
Vina Noviani ( 1700311320071 )

D3 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lambung Mangkurat
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan Rahmat dan
Ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perlindungan dan Penegakkan

Hak Asasi Manusia” ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
1

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah mendorong kami untuk menyelesaikan makalah ini baik secara langsung ataupun
tidak langsung.
Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin
terdapat kesalahan atau kekurangan yang datangnya dari kami sendiri sebagai manusia, untuk
itu kritik dan juga saran senantiasa akan kami terima demi tercapainya makalah yang lebih
baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca ataupun bagi kami sendiri selaku
penulis.

Banjarmasin, 27 November 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dari hak asasi manusia................................................... 5
B. Prinsip hak asasi manusia.................................................................... 7

C. Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945................................9
D. Penegakan HAM di Indonesia.................................................................12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................... 14

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
3

dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan
hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk
membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Perlindungan

dan penegakkan Hak Asasi Manusia”.
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hak asasi manusia?
2. Apa saja konsep dan prinsip hak asasi manusia?
3. Apa landasan hukum penegakkan hak asasi manusia dalam UUD’45?
C.Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari hak asasi manusia
2. Mengetahui konsep dan prinsip hak asasi manusia
3. Mengetahui UUD 1945 tentang hak asasi manusia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat
diganggu gugat keberadaannya. Hak-hak tersebut telah dibawa sejak
lahir dan melekat pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan. Setiap
4


manusia memiliki derajat dan martabat yang sama. Pada masa yang
lalu, manusia belum mengakui akan adanya derajat manusia yang
lain sehingga mengakibatkan terjadinya penindasan antara manusia
yang satu dengan yang lainnya. Contoh yang paling kongkret dapat
dilihat pada penjajahan dari satu bangsa ke bangsa yang lain.
Indonesia yang dijajah dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh
kaum kolonialisme dengan menindas, dan menyengsarakan bangsa
ini. Sehingga, dilakukan perjuangan terus menerus untuk tetap
mempertahankan hak asasi manusia yang dimilikinya.
Istilah hak asasi manusia itu sendiri bermula dari Barat yang
dikenal dengan right of man untuk menggantikan natural right.
Karena istilah right of man tidak mencakup right of women maka oleh
Eleanor Roosevelt diganti dengan istilah human right yang lebih
universal dan netral. Istilah natural right berasal dari konsep John
Locke

mengenai

mengambarkan
manusia


hak-hak

bahwa

bernegara

alamiah

kehidupan

(state

of

manusia.

manusia

nature)


John

yang

memiliki

asli

Locke
sebelum

hak-hak

dasar

perorangan yang alami. Hak-hak alami tersebut meliputi hak untuk
hidup, hak kemerdekaan dan hak milik.
Jika berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia, dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh

negara

hukum,

pemerintahan,

dan

setiap

orang

demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak

asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999, adalah (Winarno: 2008):

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak

untuk hidup,
untuk berkeluarga,
mengembangkan diri,

keadilan,
kemerdekaan,
berkomunikasi,
5

7.
8.
9.

Hak keamanan,
Hak kesejahteraan,
Hak perlindungan.

Berdasarkan pengertian hak asasi manusia, ciri pokok dari hakikat
hak asasi manusia adalah:
1. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi.
Hak asasi manusia adalah bagian dari manusia secara otomatis
2. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang jenis kelamin, asal usul, ras, agama, etnik, dan
pandangan politik.

3. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun
mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang
lain. Orang tetap memiliki hak asasi manusia meskipun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi bahkan
melanggar hak asasi manusia.
Hak asasi manusia merupakan sebuah hal yang menjadi
keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam
konstitusinya. Melalui Deklarasi Universal HAM 10 Desember 1948
merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak
mengenai manusia sebagai manusia. Naskah tersebut merupakan
pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia, sehingga
tanggal 10 Desember sering diperingati sebagai hari hak asasi
manusia. Isi pokok deklarasi tersebut tertuang pada Pasal 1 yang
menyatakan bahwa “Sekalian orang dilahirkan merdeka dan
mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai
akal dan budi, hendaknya bergaul satu sama lain dalam
persaudaraan”. Hak- hak yang diatur menurut Piagam PBB tentang
deklarasi Universal of Human Rights 1948 itu adalah ( Sunarso:
2008):
1. Hak
2. Hak
3. Hak
4. Hak
5. Hak
6. Hak
7. Hak
8. Hak
9. Hak

berpikir dan mengeluarkan pendapat,
memiliki sesuatu,
mendapat pendidikan dan pengajaran,
mendapatkan aliran kepercayaan atau agama,
untuk hidup,
untuk kemerdekaan hidup,uk
untuk memperoleh nama baik,
untuk memperoleh pekerjaan,
untuk mendapatkan perlindungan hukum.

6

Sedangkan hak asasi manusia meliputi berbagai bidang, sebagai
berikut:
1. Hak asasi pribadi (Personal Rights), missal, hak kemerdekaan,
hak menyetakan pendapat dan hak memeluk agama.
2. Hak asasi politik (Political Rights), yaitu hak untuk diakui sebagai
warga negara. Misalnya, memilih, dipilih, hak berserikat dan hak
berkumpul.
3. Hak asasi ekonomi (Property Rights), missal, hak memiliki
sesuatu, hak mengadakan perjanjian, hak bekerja dan hak
mendapat hidup layak.
4. Hak asasi social dan kebudayaan (Social and Cultural Rights),
misal, mendapat pendidikan, hak mendapat santunan, hak
mengembangkan kebudayaan, hak berekspresi.
5. Hak untuk mendapatkan pengakuan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan (Rights of Legal Equality).
6. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tata cara
peradilan dan perlindungan (Procedural Rights).
Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan, sebagai
berikut.
1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia.
Kodrat manusia adalah sama derajat dan martabatnya. Semua
manusia adalah sederajat tanpa membedakan ras, agama, suku,
bangsa dan sebagainya.
2. Landasan yang kedua dan lebih mendalam: Tuhan menciptakan
manusia. Semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang
sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa sehingga di hadapan Tuhan
manusia adalah sama.
Dengan demikian, kesadaran manusia akan hak asasi manusia
itu ada, karena pengakuan atas harkat dan martabat yang sama.
Selama manusia belum mengkui adanya persamaan harkat dan
martabat manusia maka hak asasi manusia belum bisa ditegakkan.
Bila hak asasi belum bisa ditegakkan maka akan terus terjadi
pelanggaran dan penindasan akan HAM, baik oleh masyarakat
bangsa maupun pemerintah suatu negara.
B. Prinsip Hak Asasi Manusia
Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia, sebagai berikut:
1. Bersifat Universal (universality)
7

Beberapa moral dan nilai-nilai etik tersebar di seluruh dunia.
Negara dan masyarakat di seluruh dunia seharusnya
memahami dan menjunjung tinggi hal ini. Universalitas hak
berarti bahwa hak tidak dapat berubah atau hak tidak dialami
dengan cara yang sama oleh semua orang.
2. Martabat Manusia (human dignity)
Hak asasi merupakan hak yang melekat, dan dimiliki setiap
manusia di dunia. Prinsip HAM ditemukan pada pikiran setiap
individu, tanpa memperhatikan umur, budaya, keyakinan, etnis,
ras, jender, orienasi seksual, bahasa, kemampuan atau kelas
sosial. setiap manusia, oleh karenanya, harus dihormati dan
dihargai hak asasinya. Konsekuensinya, semua orang memiliki
status hak yang sama dan sederajat dan tidak bisa digolonggolongkan berdasarkan tingkatan hirarkis.
3. Kesetaraan (equality)
Konsep kesetaraan mengekspresikan gagasan menghormati
martabat yang melekat pada setiap manusia. Secara spesifik
pasal 1 DUHAM menyatakan bahwa : setiap umat manusia
dilahirkan merdeka dan sederajat dalam harkat dan
martabatnya.
4. Non diskriminasi (non-discrimination)
Non diskriminasi terintegrasi dalam kesetaraan. Prinsip ini
memastikan bahwa tidak seorangpun dapat meniadakan hak
asasi orang lain karena faktor-faktor luar, seperti misalnya ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pandangan lainnya, kebangsaan, kepemilikan, status kelahiran
atau lainnya
5. Tidak dapat dicabut (inalienability)
Hak-hak individu tidak dapat direnggut, dilepaskan dan
dipindahkan.
6. Tak bisa dibagi (indivisibility)
HAM-baik hak sipil, politik, sosial, budaya, ekonomisemuanya bersifat inheren, yaitu menyatu dalam harkat
martabat manusia. Pengabaian pada satu hak akan
menyebabkan pengabaian terhadap hak-hak lainnya. Hak
setiap orang untuk bisa memperoleh penghidupan yang layak
adalah hak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi: hak tersebut
merupakan modal dasar bagi setiap orang agar mereka bisa
menikmati hak-hak lainnya seperti hak atas kesehatan atau hak
atas pendidikan.
7. Saling
berkaitan
dan
bergantung
(interrelated
and
interdependence)
8

Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada
pemenuhan hak lainnya, baik secara keseluruhan maupun
sebagian. Contohnya, dalam situasi tertentu, hak atas
pendidikan atau hak atas informasi adalah saling bergantung
satu sama lain. Oleh karena itu pelanggaran HAM saling
bertalian; hilangnya satu hak mengurangi hak lainnya.
8. Tanggung jawab negara (state responsibility)
Negara dan para pemangku kewajiban lainnya bertanggung
jawab untuk menaati hak asasi. Dalam hal ini, mereka harus
tunduk pada norma-norma hukum dan standar yang tercantum
di dalam instrumen-instrumen HAM. Seandainya mereka gagal
dalam melaksanakan tanggung jawabnya, pihak-pihak yang
dirugikan berhak untuk mengajukan tuntutan secara layak,
sebelum tuntutan itu diserahkan pada sebuah pengadilan yang
kompeten atau adjudikator (penuntu) lain yang sesuai dengan
aturan dan prosedur hukum yang berlaku.

C. Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Hak Asasi Manusia dijabarkan dalam Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal
UUD 1945. Berikut HAM dalam Pembukaan UUD 1945:
1.

Alinea I : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pada hakekatnya, ini berarti
pengakuan akan adanya kebebasan untuk merdeka, dan pengakuan akan
perikemanusiaan adalah inti sari dari hak-hak asasi manusia.

2.

Alinea III : "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya." Ini mengandung pengertian
bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia untuk
memeluk agama sesuai kepercayaannya masing-masing.

3.

Alinea IV : “...pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,...” mengandung arti
bahwa negara Indonesia berkewajiban untuk melindungi seluruh warganya
dengansuatu Undang-Undang terutama melindungi hak-hak asasinya demi
kesejahteraan hidup yang sama.

Naskah UUD 1945 berisi 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat
aturan tambahan. Ini merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu.
UUD 1945 merupakan cerminan hak asasi manusia. Berikut hak asasi manusia dalam
pasal-pasal UUD 1945 dan penjelasannya.

9

BAB XA 2)
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.2)
Pasal 28B
(1). Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah. 2)
(2). Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 2)
Pasal 28C
(1). Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia. 2)
(2). Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. 2)
Pasal 28D
(1). Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. 2)
(2). Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja. 2)
(3). Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan. 2)
(4). Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. 2)
Pasal 28E
(1). Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. 2)
(2). Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya. 2)
(3). Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat. 2)
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.2)
Pasal 28G
orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan

(1). Setiap

10

perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi. 2)
(2). Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. 2)
Pasal 28H
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.2)
(2). Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. 2)
(3). Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. 2)
(4). Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun. 2)
(1). Setiap

Pasal 28I
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. 2)
(2). Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa
pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.2)
(3). Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban. 2)
(4). Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah. 2)
(5). Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. 2)
(1). Hak

Pasal 28J
(1). Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2)
(2). Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. 2)
Hak Asasi Manusia juga dijelaskan dalam UU no. 39 Tahun 1999, yang terdiri atas XI
bab dan 106 pasal. Disebutkan tentang beberapa macam hak sebagai berikut. :
1. Hak Untuk Hidup
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan taraf
11

kehidupannya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin
serta memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah atas kehendak yang bebas.
3.

Hak Mengembangkan Diri
Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik
secara pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.

4.

Hak Memperoleh Keadilan
Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan
mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana,
perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas
dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan
secara objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan adil dan
benar.

5.

Hak Atas Kebebasan Pribadi
Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan politik,
mengeluarkan pendapat di muka umum, memeluk agama masing-masing, tidak
boleh diperbudak, memilih kewarganegaraan tanpa diskriminasi, bebas bergerak,
berpindah dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia.

6. Hak Atas Rasa Aman
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, hak milik, rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
7.

Hak Atas Kesejahteraan
Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan
orang lain demi pengembangan dirinya, bangsa dan masyarakat dengan cara tidak
melanggar hukum serta mendapatkan jaminan sosial yang dibutuhkan. Setiap
orang juga berhak atas pekerjaan, kehidupan yang layak dan berhak mendirikan
serikat pekerja demi melindungi dan memperjuangkan kehidupannya.

8.

Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan
Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dengan langsung atau
perantaraan wakil yang dipilih secara bebas dan dapat diangkat kembali dalam
setiap jabatan pemerintahan.

9.

Hak Wanita
Seorang wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam jabatan, profesi
dan pendidikan sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan.
Selain itu, berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan
pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan
dan atau kesehatannya.

12

10. Hak Anak
Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan
negara serta memperoleh pendidikan, pengajaran dalam rangka pengembangan
diri dan tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum.
D. Penegakan HAM di Indonesia
Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia, di
samping dibentuk aturan-aturan hukum juga dibentuk kelembagaan yang menangani
masalah penegakan hak asasi manusia. Berikut ini adalah lembaga-lembaga
penegakan HAM di Indonesia:
a. Komisi nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Komnas HAM dibentuk melalui keppres No.5 Tahun 1993 pada
tanggal 7 juni 1993, yang kemudian di kukuhkan lagi melalui UU No. 39
Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia(UU HAM).
UU HAM dibentuk sebagai penguat Keppres No.5 Tahun 1993 agar
Komnas HAM bersifat independen dan tidak terkesan sebagai alat pemerintah.
Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat
lembaga negara lainnya dan berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan, dam mediasi hak asasi manusia.
Tujuan Komnas HAM adalah sebaga berikut:
 Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia sesuai dengan pancasila, UUD 1945 dan piagam perserikatan
bangsa-bangsa, serta deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
 Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
perkembangan pribadi manusia indonesia seutuhnya dan
kemampuannya berpartisipasi dlam berbagai bidang kehidupan.
b. Pengadilan HAM
Berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam UU No.26 Tahun 2000,
dinyatakan bahwa pengadilan hak asasi manusia merupakan pengadilan
khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum dan kedudukan di daerah
kabupaten atau kota.
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus
perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat di luar batas teritorial
wilayah negara Republik Indonesia selama di lakukan oleh warga negara
Indonesia.
c. Pengadilan HAM Ad Hoc
Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc di bentuk atas usul dari DPR
berdasarkan peristiwa tertentu dengan keputusan presiden, pengadilan HAM
Ad Hoc dibentuk untuk memerisa dan memutuskan perkara pelanggaran hak
asasi manusia berat yang terjadi sebelum di undangkannya UU No. 26 Tahun
2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia. Misalnya, Untuk kasus Trisakti
tahun 1998 dibentuk pengadilan HAM Ad Hoc Trisakti.
13

d. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
UU No. 26 Tahun 2000 memberikan alternatif bahwa penyelesaian
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat dilakukan di luar pengadilan
hak asasi manusia, yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang
dibentuk berdasarkan undang-undang.
UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia di
samping memuat hukum formil/ hukum acara juga memuat hukum materiil
berupa ketentuan mengenai pidana yang berkaitan dengan pelanggaran hak
asasi manusia yang berat. Selanjutnya juga dinyatakan dalam UU No.26 Tahun
2000 bahwa bagi pelanggaran hak asasi manusia yang berat tidak berlaku
ketentuan mengenai kadaluarsa.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya.
Hak Asasi Manusia dijabarkan dalam Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD
1945, juga dalam UU No. 39 Tahun 1999. Lembaga-lembaga penegakan HAM di
Indonesia yaitu Komnas HAM, Pengadilan HAM, Pengadilan Adhoc, dan Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi.

14