SISTEM INFORMASI BISNIS DAN MANAJEMEN PE (1)

SISTEM INFORMASI BISNIS DAN
MANAJEMEN PENGETAHUAN
“Isu-isu dan Etika Sosial dalam
Sistem Informasi”

Disusun Oleh :
Dedy Purwanto (1526000025)

PERBANAS INSTITUTE
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
2015

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................

1


1.1 Latar Belakang....................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................

3

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................

3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................

4

2.1 Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi......................................

4


2.2 Memahami isu-isu etika dan social yang terkait dengan system..........

8

2.3 Model untuk mempelajari isu-isu etika, social dan politik..................

9

2.4 Dimensi moral era informasi...............................................................

9

2.5 Tren-tren teknologi yang mengangkat isu-isu etika.............................

10

2.6 Etika pada masyarakat informasi.........................................................

12


2.7 Analisis Etika......................................................................................

13

2.8 Prinsip-prinsip Etika Perilaku Lingkungan Teknologi Informasi.........

13

2.9 Tantangan Internet Terhadap Privasi...................................................

16

2.10 Aturan-aturan perilaku professional....................................................

16

2.11 Beberapa dilema etika.........................................................................

17


2.12 Kebebasan pribadi dan kebebasan dalam era internet..........................

18

2.13 Tantangan-tantangan internet bagi kebebasan pribadi.........................

22

2.14 Berbagai kejahatan computer yang sudah dikenal oleh masyarakat....

25

2.15 Melindungi privacy dan keamanan dalam berinteraksi di dunia cyber

27

BAB III KESIMPULAN.........................................................................................

30


DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

32

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Meningkatnya penggunaan komputer menjadi perhatian yang semakin besar,
terutama pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna. Di satu sisi,
perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak
keuntungan. Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh
dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan
berkualitas.
Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer
menimbulkan masalah baru. Secara umum, perkembangan teknologi informasi ini
mengganggu hak privasi individu. Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah
di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan
mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Belum
lagi ada sebagian orang yang memanfaatkan komputer dan internet untuk mengganggu

orang lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan serta hobinya. Adapula yang
memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal. Bukan suatu
hal yang baru bila kita mendengar bahwa dengan kemajuan teknologi ini, maka semakin
meningkat kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi ini.
Pada perkembangannnya, beberapa faktor negatif terjadi berkaitan dengan
penggunaan sistem informasi oleh manusia, mengingat dalam menggunakan komputer,
pengguna berhubungan dengan sesuatu yang tidak tampak. Dibalik kecepatan, kecermatan

dan keotomatisan dalam memproses pekerjaan, ternyata teknologi informasi memuat
dilema-dilema etis sebagai akibat sampingan dari adanya unsur manusia sebagai pembuat,
operator dan sekaligus penggunanya.
Terdapat fakta-fakta yang mengindikasikan bahwa mayoritas penjahat komputer
adalah mereka yang masih muda, cerdas dan kebanyakan laki-laki. Kemampuan mereka
dalam menerobos bahkan merusak sistem semakin maju seolah kejar-mengejar dengan
perkembangan proteksi yang dibuat untuk melindungi sistem tersebut. Berbagai macam
bentuk fraud mengiringi pemakaian sistem informasi semisal pembelian barang melalui
internet dengan menggunakan kartu kredit bajakan.
Manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus pengguna sistem tersebutlah
yang akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanan sistem.
Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat

penting kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat
salah satu penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayah-wilayah
yang belum tercakup dalam wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi
dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam penggunaan sistem informasi
berbasis komputer. Identifikasi terhadap unethical behavior melibatkan unsur-unsur
didalam dan diluar diri manusia sebagai atribut-atribut yang mempengaruhi perilaku
manusia. Atribut-atribut karakteristik demografi manusia seperti umur, gender, tingkat
kecerdasan, disamping nilai-nilai agama dan keluarga adalah unsur internal yang
dimaksud. Sedangkan lingkungan sekitar seperti struktur organisasi, budaya dan situasi
sekitar adalah faktor eksternal yang ikut menentukan perilaku manusia.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja isu-isu etika, sosial, dan politis apa yang dapat timbul dengan adanya
sistem informasi?
2. Prinsip-prinsip apa yang dapat digunakan sebagai pedoman etika perilaku dalam
lingkungan teknologi informasi?
3. Terangkan mengapa teknologi informasi dan Internet sangat rentan terhadap
perlindungan privacy, keamanan, dan HAKI seseorang maupun perusahaan?
4. Apa yang dapat anda lakukan untuk melindungi privacy dan keamanan dalam
berintekasi di dunia cyber?


1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui isu-isu etika, sosial, dan politis apa yang dapat timbul dengan
adanya sistem informasi
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip apa yang dapat digunakan sebagai pedoman
etika perilaku dalam lingkungan teknologi informasi.
3. Untuk mengetahui terangkan mengapa teknologi informasi dan Internet sangat
rentan terhadap perlindungan privacy, keamanan, dan HAKI seseorang maupun
perusahaan.
4. Untuk mengetahui apa yang dapat anda lakukan untuk melindungi privacy dan
keamanan dalam berintekasi di dunia cyber.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi
Teknologi juga dapat membawa perubahan yang cukup besar yang menciptakan


isu-isu sosial yang harus diselesaikan masyarakat. meningkatkan kemampuan jaringan
teknolog informasi internet, yang memiliki kapasitas penyimpanan dan dapat memperluas
jangkauan seperti individu dan organisasi dalam bertindak. Sistem informasi secara online
menimbulkan tantangan-tantangan baru yang menciptakan dilema etika, dimana bisa
menciptakan akuntabalitas ( pertanggung jawaban) atas konsekuensi sistem informasi,
menetapkan standar untuk kualitas sistem pengaman yang melindungi keamana individu
dan masyarakat serta melindungi nilai sosial dan etika yang sangat penting bagi kualitas
hidup dalam masyarakat informasi.
Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama lain, dimana isu etika
mempengaruhi individu untuk harus memilih tindakan atau diantara dua prinsip etika yang
kandang menimbulkan konflik. Isu sosial berasal dari isu etika sejalan masyarakat
berharap pada diri seseorang untuk dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu
politik berasal dari konflik sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan
undang-undang yang memberikan arahan dan panduan bagi individu atau organisasi dalam
beperilaku agar sesuai dengan tindakan yang benar.
Isu etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5(lima)
dimensi moral diantaranya :

1. Hak dan Kewajiban Informasi
Berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak mencampuri

atau membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data
melalui teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan.
2. Kepemilikan Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan perlindungan kekayaan dan intelektual pribadi. kekayaan
interlektual sebagai kekayaan yang tidak berwujud yang diciptakan oleh seorang individu
atau organisasi. Dengan adanya teknologi informasi membuat perlindungan terhadap
kekayaan interlektual sulit untuk dilakukan, karena informasi yang terkomputerisasi dapat
dengan

mudah

menggandakan

atau mendistribusikan

pada

jaringan

yang


luas

jangkauannya. Kekayaan interlektual yang dilindungi meliputi rahasia dagang, hak cipta
dan hak paten.
3. Akuntabilitas dan Pengendalian
Berkaitan dengan undang-undang privasi individu , di mana teknologi informasi
baru yang membawa tantangan bagi undang-undang liabilitas dan dalam praktik sosial
untuk menuntut tanggung jawab perorangan dan organisasi, atas bahaya-bahaya yang
terjadi dari informasi individu serta hak-hak pribadi.
4. Kualitas Sistem
Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi untuk
menghindari kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data dalam suatu
perusahaan agar tidak menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam bisnis.

5. Kualitas Hidup
Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak elemen yang berharga
dari kebudayaan yang ada di dalam masyarakat, meskipun di sisi lain juga dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan, seperti kasus internet yang bisa menjadi teman atau
musuh bagi anak-anak. Dari segi positif, internet menawarkan begitu banyak hal kepada
mereka, seperti mereka menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail
untuk temannya yang jauh.
Tetapi dari segi negatif, penggunaan internet bisa menjadi musuh bagi mereka,
kelalaian dan menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk online sehingga mereka tidak
akan fokus mengerjakan pekerjaan rumah , karena aktivitas online telah menguras banyak
tenaga mereka, tidak mengikuti aktivitas lain dan kurangnya sosialisasi dengan temanteman bahkan dengan anggota keluarga. Komputer juga dapat menimbulkan masalah
kesehatan, seperti cedera stress berulang yang ditimbulkan oleh pengulangan yang konstan
pada aktivitas menekan tombol-tombol pada keyboard, sindrom penglihatan komputer,
yaitu kondisi mata yang tegang, karena melihat layar monitor komputer untuk waktu lama
dan dapat menimbulkan tehcnostress, yaitu stress yang timbul dari penggunaan komputer.
Dalam

lingkungan

pekerjaan,

penggunaan

teknologi

seperti

komputer

dapat

menghilangkan pekerjaan orang-orang, yang sekarang telah diambil alih oleh teknologi.
dari berbagai pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa adanya sistem informasi
dalam kaitan dengan teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa berakibat
buruk atau malah sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya isu sosial dan
penyalahgunaan yang menyangkut penggunaan teknologi oleh pihak-pihak tertentu.

Etika adalah sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang
bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk
mengarahkan perilakunya. Sistem informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan
social yang besar dan membahayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada.
Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan perubahan yang sangat
signifikan seperti hebohnya penggunaan internet dan perdagangan elektronik.
Teknologi bisa menjadi pedang bermata dua. Teknologi bisa menjadi sumber
keuntungan. Satu keuntungan besar dari system computer kontemporer adalah kemudahan
menganalisis, kemudahan mengirimkan, dan berbagi pakai informasi digital diantara
banyak orang. Namun pada saat yang sama, kemampuan yang tangguh ini juga
menciptakan peluang-peluang baru untuk berlawanan dengan hukum yang berlaku atau
merugikan orang lain. Keseimbangan antara kenyamanan dan implikasin kebebasan
pribadi dalam penggunaan teknologi m-commerce untuk melacak pelanggan dan
mengirimkan e-mail iklan yang tidak diinginkan, merupakan salah satu isu etika yang
menonjol yang ditimbulkan oleh system informasi kontemporer.
Internet dan e-commerce memunculkan minat baru dalam hal dampak etika dan
social dari system informasi. Internet dan teknologi perusahaan digital yang
mempermudah segala pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi, integrasi, dan
penyebaran informasi mengedepankan perhatian-perhatian baru mengenai penggunaan
secara tepat informasi pelanggan, perlindungan kerahasiaan data pribadi, dan perlindungan
hak milik intelektual.
Walaupun perlindungan atas kerahasiaan pribadi dan hak milik intelektual pada
internet sekarang ini sedang mendapat sorotan, namun ada tekanan isu-isu etika lainnya

yang muncul akibat penggunaan system informasi secara luas. Termasuk didalamnya
adalah penetapan tanggung jawab untuk konsekuensi-konsekuensi dari system informasi,
penetapanr standar untuk mengamankan kualitas system yang melindungi keamanan
individu dan masyarakat.

2.2

Memahami isu-isu etika dan social yang terkait dengan system
Etika adalah prinsip-prinsip mengenai kebenaran dan kekeliruan yang bisa

digunakan individu, bertindak sebagai agen-agen moral bebas, utnuk membuat pilihanpilihan untuk menuntun perilakunya. Teknologi informasi dan system informasi
mengangkat masalah-masalah etika baik untuk individu maupun masyarakat karena
menciptakan peluang-peluang untuk perubahan social yang intens, sehingga mengancam
kekuatan distribusi yang ada, uang, hak-hak, dan kewajiban. Seperti layaknya teknologi
yang lain, seperti mesin uap, listrik, telepon, dan radio,teknologi informasi bisa digunakan
juga untuk mencapai perkembangan social, namun bisa juga digunakan untuk melakukan
tindakan kejahatan dan mengancam nilai-nilai sosial. Perkembangan teknologi informasi
akan menghasilkan banyak keuntungan sekaligus kerugian

2.3

Model untuk mempelajari isu-isu etika, social dan politik
Isu-isu etika, social dan politik saling terkait erat. Dilema etika yang mungkin anda

hadapi sebagai seorang manajer biasanya tercermin dalam debat social dan politik. Salah
satu cara untuk mempelajari relasi ini ditunjukan pada gambar diatas.
Kita bisa menggunakan model tersebut untuk menggambarkan dinamika yang
menghubungkan isu-isu etika, social, dan politik. Model ini juga berguna untuk
mengidentifikasi dimensi moral utama dari “masyarakat informasi”, yang bisa memotong
beragam level tindakan individu, social, dan politik.

2.4

Dimensi moral era informasi
Isu-isu etika, social, dan politik yang penting yang diangkat oleh system informasi

mencakup dimensi-dimensi moral sebagai berikut:


Hak-hak informasi dan kewajiban : Hak-hak informasi apa yang dimiliki individu
dan organisasi yang berkaitan dengan informasi mengenai dirinya sendiri? Apa saja
yang dilindunginya? Kewajiban-kewajiban apa yang dimiliki oleh individu dan
organisasi mengenai informasi tersebut?



Hak kepemilikan : Bagaimana hak milik intelektual tradisional bisa terlindungi
dalam masyarakat digital dimana pelacakan dan pelaporan mengenai kepemilikan
sangat susah dilakukan, dan mengabaikan hak milik seperti itu sangat mudah untuk
dilakukan?



Pertanggung jawaban dan control : Siapa yang bertanggung jawab atas segala
kejadian yang merugikan informasi individu dan kolektif serta hak-hak kepemilikan?



Kualitas system : Standar baku apa untuk data dan kualitas system yang harus
diminta untuk member perlindungan atas hak-hak individu dan keamanan masyarakat?



Kualitas hidup : Nilai-nilai apa yang harus dipelihara dalam masyarakat informasi
dan pengetahuan? Institusi apa yang harus kami lindungi dari penyalah gunaan
terhadap informasi? Nilai-nilai cultural dan praktik-praktik apa yang didukung oleh
teknologi informasi baru?

2.5

Tren-tren teknologi yang mengangkat isu-isu etika
Isu-isu etika telah lama ada sebelum kehadiran teknologi informasi, isu-isu itu

merupakan perhatian yang terusa-menerus ada pada masyarakat bebas dimanapun. Namun
demikian, teknologi informasi semakin mempertinggi perhatian atas etika, memberi
tekanan pada pengaturan-pengaturan social yang ada, dan membuat hukum yang telah ada
menjadi kuno/ tidak berlaku secara luas atau sedikit pincang. Ada empat tren teknologi
yang bertanggung jawab atas tekanan-tekanan etika dan keempatnya terangkum pada table
dibawah ini.

Tren
Kekuatan komputasi berlipat ganda tiap 18
bulan
Kemajuan-kemajuan analisis data
Biaya atau ongkos penyimpanan data
menurun secara drastis
Kemajuan-kemajuan pada internet dan
teknologi jaringan

Dampak
Semakin banyak organisasi bergantung
pada sistem komputer untuk menjalankan
operasi-operasi yang penting.
Perusahaan bisa menganalisis sejumlah
besar data secara cepat dan membuat profil
individu terinci.
Organisasi bisa dengan mudah membangun
dan memelihara database individu secara
lebih rinci.
Semakin mudah menyalin dan mengakses
data personil dari satu lokasi ke lokasi
lainnya.

Berlipatgandanya kekuatan komputasi tiap 18 bulan semakin memungkinkan bagi
sebagian besar organisasi untuk memanfaatkan system informasi dalam proses
produksinya. Hasilnya adalah, ketergantungan kita kepada system dan kesalahankesalahan yang terjadi pada system serta kualitas data yang buruk juga semakin
meningkat. Aturan-aturan social dan hukum belum mengatur ketergantungan seperti ini.
Standar baku untuk menyakinkan akurasi dan kemantapan system informasi belum secara
universal diterima atau diupayakan.
Kemajuan-kemajuan dalam bidang teknologi penyimpanan data dan penurunan
drastis biaya penyimpanan data memungkinkan pembuatan beragam database mengenai
individu-karyawan, pelanggan, konsumen dan pemeliharaannya oleh organisasi pulik dan
pribadi. Kemajuan-kemajuan dalam bidang penyimpanan data ini juga memungkinkan
semakin mudahnya penyalahgunaan data pribadi dan kerahasiaan pribadi. Sistem
penyimpanan data yang besar sudah cukup mudah bagi wilayah tertentu dan bahkan bagi
perusahaan retail local untuk digunakan sebagai media identifikasi pelanggan.
Kemajuan-kemajuan dalam teknik analisis data dalam jumlah besar merupakan
tren teknologi ketiga yang menggarisbawahi perhatian terhadap bidang etika,karena
memungkinkan perusahaan untuk menemukan informasi lebih rinci mengenai individu.
Dengan teknologi system informasi kontemporer, perusahaan bisa merangkaikan dan
mengkombinasikan bernmacam ragam informasi yang tersimpan pada computer secara
lebih mudah daripada pada masa lalu.
Suatu teknologi analisis data yang disebut non-obvious relationship awareness
(NORA) memungkinkan bagi sector pemerintahan maupun pribadi untuk melaksanakan
proses profiling secara lebih baik. NORA bisa mengambil informasi mengenai orang-

orang dari beragam sumber terpisah. Teknologi NORA ini bisa memindai data dan
mengekstrak informasi sewaktu data sedang dibuat sehingga bisa, . Teknologi ini
bermanfaat sebagai alat bantu canggih untuk keamanan wilayah negeri, namun memiliki
implikasi kerahasiaan pribadi.

2.6

Etika pada masyarakat informasi
Etika berkaitan dengan manusia yang memiliki kebebasan memilih. Etika

berkaitan dengan pilihan individu: sewaktu berhadapan dengan beragam alternative
tindakan, apa yang menjadi pilihan moral yang benar? Apa saja fitur-fitur utama dari
“pilihan

etis”?

Konsep-konsep

dasar

:

Tanggung

jawab,

Akuntabilitas,

dan

Pertanggungjawaban secara hukum
Pilihan etis adalah keputusan yang diambil oleh individu yang bertanggung jawab
atas konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Tanggung jawab (responsibilty) adalah
sebuah elemen penting dari tindakan etika. Tanggung jawab berarti bahwa anda menerima
semua biaya, kewajiban, dan keharusan yang akan muncul sebagai konsekuensi dari
keputusan yang anda buat.Akuntabilitas (accountabiilty) adalah ciri-ciri dari sistem dan
institusi sosial. Ini berarti bahwa ada mekanisme yang menentukan siapa yang melakukan
tindakan yang bertanggung jawab, siapa yang bertanggung jawab. Pertanggung jawaban
secara hukum adalah fitur system politik dimana badan hukum berada pada tempatnya
yang mengizinkan oindividu untuk dipulihkan dari kerusakan dan kerugian yang dibuat
oleh pelaku lain, system, atau organisasi. Proses hak adalah fitur terkait masyarakat yang
diatur secara hukum dan merupakan proses yang diketahui dan dipahaminya hukum serta

ada kesanggupan mengarah keotoritas yang lebih tinggin untuk memastikan bahwa hukum
tersebut diterapkan secara benar.

2.7

Analisis Etika

1. Identifikasi dan jelaskan faktanya dengan jelas
2. Definisikan konflik atau dilemanya dan identifikasi nilai-nilai luhur yang terlibat.
3. Identifikasi pihak-pihak yang berkepentingannya.
4. Identifikasi pilihan yang dapat anda ambil dengan beralasan
5. Identifikasi potensi konsekuensi dari pilihan anda

2.8

Prinsip-prinsip sebagai Pedoman Etika Perilaku

dalam Lingkungan

Teknologi Informasi
Hubungan etika dengan pemanfaatan teknologi informasi sangat berkaitan dan
susah untuk diberikan arti dalam sikap sosial. Etika TI merupakan satu kepercayaan,
standar, atau pemikiran yang diterima seseorang atau kelompok. James H. Moor,
mendefinisikan secara spesifik etika komputer sebagai analisis mengenai sifat dan dampak
sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan
teknologi tersebut secara etis.
Menurut Gunarto (1998), dasar filosofi etika yang akan dituangkan dalam hukum
TI ini sering dinyatakan dalam empat macam nilai kemanusiaan universal yang meliputi
hak solitude (hak untuk tidak diganggu), anonymity (hak untuk tidak dikenal), intimity
(hak untuk tidak dimonitor), dan reserve (hak untuk mempertahankan informasi individu
sehingga terjaga kerahasiaannya).

Isu-isu etika yang penting dewasa ini antara lain pelanggaran hak kekayaan
intelektual, seperti penggunaan software bajakan, e-mail palsu, pelanggaran privacy,
kebebasan melakukan akses pornografi. Meskipun permasalahan etika dan hukum TI dan
internet sangat pelik, namun beberapa tindakan yang dianggap tidak etis menurut
perjanjian internasional telah berhasil dirumuskan, seperti:


Akses ke tempat yang tidak menjadi haknya



Merusak fasilitas komputer dan jaringan, menghabiskan secara sia-sia sumber daya
yang berkaitan dengan orang lain, komputer, ruang harddisk, bandwith,
komunikasi, dll.



Menghilangkan atau merusak integritas & kerjasama antarsistem komputer.



Menggangu kerahasian individu atau organisasi.

Dengan gambaran diatas ada beberapa prinsip-prinsip yang dapat digunakan
sebagai pedoman etika perilaku dalam lingkungan teknologi informasi, beberapa
diantaranya:
 Melakukan hal untuk orang lain sesuai dengan apa yang di inginkan orang
lain tersebut (The Golden Rule).
Hal ini jelas sekali mengatakan bahwa kita di dalam etika dituntut untuk
bekerja atau berperilaku sesuai dengan keinginan orang lain dan tentu kita tidak boleh
melanggar untuk tetap melakukan sesuatu tersebut apabila tidak sesuai dengan
keinginan orang lain itu.

 Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang, maka
tindakan tersebut tidak baik dilakukan oleh siapa saja (Immanuel Kant’s
Categorical Imperative).
Artinya bahwa sesuatu hal yang dianggap buruk atau memang sudah difonis
sebagai perilaku yang buruk oleh seseorang maka hal tersebut juga pastinya berlaku
untuk setiap orang dalam arti kata hal tersebut juga seharusnya menjadi tidak layak
untuk dilakukan oleh orang lain.

 Tidak melakukan pengulangan untuk tindakan yang tidak seharusnya di
ulang (Descartes rule of change).
Tidak mengulang hal yang tidak seharusnya diulang, ini mengisyaratkan bahwa
hal yang sebelumnya dianggap tidak pas atau tidak sesuai dengan etika untuk
seterusnya tidak harus dan tidak patut lagi untuk di ulang.

 Ambil tindakan yang akan menimbulkan kerugian paling kecil atau biaya
paling sedikit. (Risk Aversion Principle).
Dengan mengambil kerugian atau biaya paling kecil tentunya kita dapat
meminimalisir biaya yang kita gunakan dan apabila timbul sebuah resiko maka hal
tersebut tidak menimbulkan sesuatu yang sangat berarti, tentunya hal ini juga tidak
hanya berkaitan dengan masalah biaya atau sejenisnya, karena hal ini juga bisa
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita, dalam kita bertindak sesuatu tentunya
kita harus berfikir terlebih dahulu, apa yang akan menjadi resiko nantinya apabila kita

melakukan hal tersebut, dan apabila kemungkinan memang pasti ada resiko carilah
pemecahan yang dapat membuat resiko yang terjadi sangatlah mengecil.

2.9

Tantangan Internet Terhadap Privasi
Teknologi internet menimbulkan tantangan baru atas perlindungan privasi pribadi.

Karena informasi yang dikirim melalui jaringan yang sangat luas mungkin saja melewati
banyak sistem komputer yang berbeda sebelum informasi mencapai tujuan akhirnya.
Setiap sistem ini mempunyai kemampuan untuk melakukan pengawasan, pengambilan,
dan penyimpanan komunikasi yang melewati sistem tersebut, sehinggat sangat
memungkinkan untuk merekam semua aktivitas online dari puluhan juta orang, termasuk
kelompok berita (news group) atau file online mana yang telah diakses, situs web dan
halaman web mana yang telah dikunjungi, dan barang apa saja yang telah dilihat oleh
orang-orang.

2.10

Aturan-aturan perilaku professional
Jika sekelompok orang mengklaim bahwa mereka professional, maka mereka

memegang hak-hak dan kewajiban-kewajiban khusus karena klaim khusus mereka atas
pengetahuan, kebijaksanaan, dan rasa hormat. Aturan-aturan professional pelaksanaan
dipromulgasikan oleh perkumpulan para professional seperti American Medical
Association (AMA), American Bar Association (ABA),Association of Information
Technology Proffesionals (AITP), dan Association of Computing Machinery (ACM). Para
kelompok professional ini bertanggung jawab atas peraturan parsial dari profesi mereka

dengan menetapkan jalan masuk kualifikasi dan kompetensi. Kode etik adalah janji-janji
oleh kamu profesi untuk mengatur dirinya sendiri dalam minat umum kemasyarakatan.

2.11

Beberapa dilema etika
Sistem informasi telah menciptakan dilemma-dilema etika baru dimasa

sekumpulan minat saling berbenturan satu sama lain. Misalnya, sebagian besar perusahaan
telepon terkemuka diAmerika Serikat memanfaatkan teknologi informasi untuk
merampingkan satuan kerjanya. Perangkat lunak pengenal suara bisa mengurangi
kebutuhan atas operator manusia, yaitu dengan memasangnya pada computer agar
mengenali respons pelanggan atas serangkaian pertanyaan yang sudah terkomputerisasi.
Sebagian besar perusahaan memonitor apa yang sedang dilakukan para
karyawannya di internet dengan maksud mencegah mereka membuang-buang sumbersumber daya perusahaan untuk aktivitas non-bisnis. Perkumpulan Komputer Internasional
memecat sedikitnya 10 karyawan dikantornya di Herndon pada bulan Desember 2000
karena mengirimkan e-mail yang berbau seks secara eksplisit. Perusahaan Xerox memecat
40 pekerjanya di tahun 1999 karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berselancar
di Web. Perusahaan yakin mereka mempunyai hak untuk memonitor e-mail karyawan dan
penggunaan web karena fasilitas itu milik mereka dan penggunaannnya dimaksudkan
untuk tujuan bisnis saja, dan menciptakan fasilitas untuk maksud-maksud bisnis.
Dalam tiap kesempatan, Anda bisa menemukan persaingan nilai, dengan
kelompok-kelompok yang berada dalam suatu debat. Perusahaan mungkin beralasan,
misalnya, bahwa mereka punya hak untuk menggunakan system informasi untuk
meningkatkan produktivitas dan memperkecil satuan kerjanya sehingga bisa mengurangi

biaya dan tetap berada pada bisnis. Karyawan-karyawan yang digantikan oleh system
informasi mungkin beralasan bahwa pemilik perusahaan memiliki semacam kewajiban
bagi kesejahteraannya. Pemilik bisnis mungkin merasa bertanggung jawab untuk
memonitor e-mail karyawan dan penggunaan internet untuk meminimalkan kebocoran
produktivitas.
Para karyawan mungkin percaya bahwa mereka harus mampu menggunakan
internet untuk mengerjakan tugas-tugas pribadi yang ringan sebagai ganti penggunaan
telepon. Suatu analisis yang lebih dekat mengenai fakta-fakta kadang kala bisa
menghasilkan solusi kompromi yang member “sebagian keuntungan” untuk setiap sisi.

2.12

Hak-hak informasi: kebebasan pribadi dan kebebasan dalam era internet
Kebebasan pribadi adalah klaim individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari

pengawasan atau intervensi dari individu atau organisasi lain, termasuk negara.Keinginan
untuk tidak diganggu juga terjadi pada tempat kerja; berjuta-juta karyawan menjadi subjek
pengawasan elektronik dan bentuk-bentuk pengawasan berteknologi tinggi. Teknologi
informasi dan system mengancam keinginan individu atas kebebasan pribadi dengan
memungkinkannya invasi kebebasan pribadi secara mudah, murah, dan efektif.
Kebebasan pribadi dilindungi melalui konstitusi di AS, Canada, dan Jerman dalam
beragam cara, juga di Negara-negaara lainnya melalui beragam undang-undang. Di
Amerika Serikat, klaim kebebasan pribadi dilindungi terutama oleh Amandemen Pertama
yang member jaminan kebebasan berbicara dan berkumpul, perlindungan Amandemen
keempat melawan pencarian tak beralasan dan perampasan dokumen-dokumen pribadi
atas rumah, dan jaminan atas proses penggunaan hak. Undang-Undang Kebebasan Pribadi

tahun 1974 merupakan yang paling penting diantara perundang-undangan tersebut, karena
mengatur pengumpulan, penggunaan, dan pengungkapan informasi di wilayah Negara
bagian. Masa kini, sebagian besar hukum kebebasan pribadi Negara bagian AS hanya
berlaku pada pemerintah federal dan mengatur hanya beberapa wilayah sector kebebasan
pribadi.
Sebagian besar hukum kebebasan pribadi Amerika dan Eropa didasarkan pada
aturan yang disebut Fair Information Practices (FIP) atau Praktik Informasi yang Adil
yang pertama-tama ditetapkan dalam laporan yang dibuat pada tahun 1973 oleh komite
penasehat pemerintah federal (Kementrian Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan AS,
1973). Praktik Informasi yang Adil (FIP) adalah serangkaian prinsip yang mengatur
pengumpulan dan pemanfaatan informasi mengenai individu. Prinsip-prinsip FIP
didasarkan pada gagasan mengenai “kesaling-ketergantungan minat” antar pemegang
dokumen dan individu. Individu memiliki keikutsertaan dalam transaksi, sedsangkan
pemegang dokumen biasanya perwakilan bisnis atau pemerintahan membutuhkan
informasi mengenai individu untuk mendukung transaksi. Setelah terkumpul, individu
mempertahankan minat itu pada dokumen, dan dokumen mungkin digunakan untuk
mendukung aktivitas lain tanpa persetujuan individu. Ditahun 1998, Komite Perdagangan
Federal (Federal Trade Commission) FTC menyatakan kembali dan memperluas peraturan
FIP untuk member tuntunan bagi perlindunga kebebasan pribadi secara online.

Tabel Prinsip Praktik Informasi yang adil dari FTC
Perhatian/kesadaran (prinsip inti)

Akses/partisipasi

Pelaksanaan

Pilihan/Persetujuan (prinsip inti)
Keamanan

Web site harus menyingkapkan praktikpraktik informasinya sebelum
mengumpulkan data. Mencakup identifikasi
pengumpulan, penggunaan data, penerima
data lainnya. Dan kualitas data
Konsumen harus dimungkinkan melihat
kembali dan menguji keakuratan dan
kelengkapan data terkumpul mengenai
dirinya dalam proses yang singkat dan
murah.
Harus ada mekanisme untuk melaksanakan
prinsip-prinsip PIA. Hal ini dapat
menyangkut peraturan diri, peraturan yang
memungkinkan konsumen dipulihkan dari
pelanggaran atas informasi dirinya, atau
perundangan dan hukum federal lain.
Harus ada otoritas sah pemilihan yang
memungkinkan
Pengumpulanm konsumen
data harus memilih
bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa informasi

FIP dan FTC digunakan sebagai penuntun untuk mengarahkan perubahanperubahan dalam perundang-undangan mengenai kebebasan pribadi. Pada bulan juli 1998,
Kongres AS menyetujui Undang-Undang Pelindungan Kebebasan Pribadi Online AnakAnak (COPPA), mengharuskan website membuat izin orang tua sebelum melakukan
pengumpulan informasi pada anak-anak dibawah usia 13 tahun. (Hukum ini mengandung
bahaya penyalahgunaan). FTC merekomendasikan perundangan tambahan untuk
melindungi kebebasan pribadi konsumen online dalam jaringan periklanan seperti
DoubleClick, yang mengumpulkan catatan aktivitas web konsumen untuk membuat profil
detail yang kemudian digunakan oleh perusahaan lainnya untuk menargetkan iklan online.
Perundangan kebebasan pribadi e-commerce lainnya berpusat pada perlindungan
penggunaan kode identifikasi pribadi (PIN=Personal Identification Number) online seperti

kode jaminan social, pembatasan e-mail, dan pelanggaran penggunaan program “spyware”
yang bisa mencetak aktivitas online pengguna tanpa sepengetahuan pengguna.
Perlindungan kebebasan pribadi juga ditambahkan pada hukum-hukum yang
dikeluarkan akhir-akhir ini yang mengatur layanan keuangan dan perlindungan
pemeliharaan dan pengiriman informasi kesehatan mengenai individu. Undang-Undang
Gramm-Leach-Bliley 1999, yang mencabut batasan-batasan terdahulu mengenai afiliasi
antar bank, perusahaan sekuritas, dan perusahaan asuransi, mencakup beberapa
perlindungan kebebasan pribadi bagi konsumen layanan keuangan. Semua institusi
keuangan harus lebih transparan mengenai kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang
dilakukannya untuk melindungi kebebasan pribadi dalam hal informasi pribadi nonpublik, dan untuk memungkinkan konsumen mengelola sendiri pengaturan bagi-pakai
informasi pribadi dengan pihak ketiga. Undang-Undang Kewajiban Asuransi Kecelakaan
(HIPAA) 1996 mencantumkan aturan-aturan perlindungan kebebasan pribadi unuk
catatan-catatan medis yang telah diselesaikan penyusunannya pada 14 April 2002. Hukum
tersebut member wewenang kepada pasien untuk mengakses catatan medis merek yang
disimpan oleh penyedia jasa medis, rumah sakit, dan pemberi asuransi kesehatan, selain
itu juga member hak penuh untuk mengatur penggunaan atau pengungkapan catatan
tersebut.

2.13

Tantangan-tantangan internet bagi kebebasan pribadi
Teknologi Internet membawa tantangan-tantangan baru terhadap perlindungan

kebebasan individu. Informasi yang dikirimkan melalui jaringan memiliki peluang

melewati beragam system computer sebelum pada akhirnya sampai ke tujuan akhir.
Masing-masing system itu mampu melakukan pemantauan, penangkapan, dan
penyimpanan komunikasi yang melewatinya.
Sangat dimungkinkan untuk merekam banyak aktivitas online, termasuk
newsgroups atau file-file apa yang diakses oleh seseorang, Website dan halaman Web
mana yang telah dikunjungi oleh seseorang, dan item-item apa yang telah diakses atau
dibali melalui Web. Semua tindakan pemantauan dan pelacakan ini terlaksana di latar
belakang tanpa sepengetahuan pengunjung. Alat-alat untuk memantau kunjungan World
Wide Web menjadi terkenal karena membantu organisasi untuk menentukan siapa yang
mengunjungi Website mereka dan bagaimana menyusun sasaran promosi secara lebih
baik. (Sebagian perusahaanjuga melakukan pemantauan penggunaan Internet pada
karyawannya; seberapa jauh mereka memanfaatkan sumber-sumber milik perusahaan.)
Website retail sekarang memiliki akses ke perangkat lunak yang memungkin mereka
untuk memperhatikan perilaku belanja online dari individu atau kelompok, sementara
mereka mengunjungi Web site dan melakukan pembelian. Tuntutan komersil untuk
informasi pribadi ini tampaknya tidak pernah akan terpuaskan.
Website bisa mempelajari identitas pengunjungnya jika si pengunjung secara
sukarela melakukan registrasi pada Web site tersebut untuk melakukan pembelian produk
atau jasa atau mendapat layanan gratis, misal informasi. Web site juga bisa mengambil
informasi mengenai pengunjung tanpa sepengetahuan mereka melalui teknologi “cookie”.
Cookies adalah file-file berukulan kecil yang disimpan pada hard disk computer sewaktu
pengunjung mengunjungi website tertentu.

Sebagai tambahan atas pengesahan secara hukum, dikembangkan beragam
teknologi baru untuk member perlindungan kebebasan pribadi pengguna selama
melakukan interaksi pada Website. Sebagian besar alat ini digunakan untuk mengenkripsi
e-mali, untuk membuat aktivitas e-mail atau berselancar di Web tampak anonym, atau
untuk mencegah agar computer pengguna tidak menerima “cookies”
Minat sekarang berkembang dalam alat-alat yang bisa membantu pengguna
menentukan jenis data pribadi apa yang bisa diekstrak oleh Website. Platform Acuan
Kebebasan Pribadi (Platform for Prifacy Preference) dikenal dengan sebutan P3P,
memungkinkan komunikasi otomatis mengenai kebijakan-kebijakan kebebasan pribadi
antara situs-situs e-commerce dan para pengunjungnya. P3P memberikan standar untuk
mengkomunikasikan kebijakan kebebasan pribadi Web site kepada para pengguna internet
dan untuk membandingkan kebijakan tersebut dengan acuan-acuan pengguna atau dengan
standar lainnya, misalnya penuntun dari FIP FTC atau Instruksi Perlindungan Data dari
Komisi Eropa. Pengguna bisa menggunakan P3P untuk memilih tingkat privasi yang
diinginkan sewaktu berinteraksi dengan Website.
Standar P3P memungkinkan Website untuk memplubikasi kebijakan menmgenai
kebebasan pribadi dalam format yang bisa dipahami oleh computer. Jika sudah sesuai
dengan aturanm-aturan P3P, kebijakan kebebasan pribadi menjadi bagian dari perangkat
lunak untuk masing-masing bagian dari perangkat lunak untuk masing-masing halaman
Web. Para pengguna yang menggunakan versi Microsoft Internet Explorer versi terakhir
bisa mengakses dan membaca kebijakan kebebasan pribadi P3P dan daftar semua cookie
yang berasal dari Website tersebut. Internet Explorer memungkinkan penggunanya untuk
melakukan pengaturan computer agar menampilkan semua cookie atau sebagian saja

sesuai tingkat privasi. Misalnya, level “medium” m,enerima cookies dari situs “pihakpertapa” yang memiliki kebijakan opt-in atau op-out, namun menolak cookies pihak
ketiga yang menggunakan pengidentifikasi informasi pribadi tanpa kebijakan opt-in.

Fungsi Perlindungan
Kebebasan Pribadi
Pengelolaan Cookies
Memblokir Iklan

Mengekripsi e-mail atau
data
Menganonimkan

Keterangan

Contoh

Memblokir atau membatasi
cookies dari penempatannya
pada komputer pengguna
Mengendalikan iklan yang
muncul (pop-up)
berdasarkan profil pengguna
dan mencegah iklan tersebut
melakukan pengumpulan
atau pengiriman informasi.
Mengacak e-mail atau data
sehingga tidak bisa dibaca
Memungkinkan pengguna
berselancar pada Web tanpa
teridentifikasi atau
mengirimkan e-mail anonim

Microsoft Internet Explorer
5 dan 6 CookieCrusher
AdSubstract

Pretty Good Privacy
Anonimyzer.com

Namun demikian, P3P hanya bekerja dengan Web site yang menjadi anggota
konsorsium World Wide Web yang telah menerjemahkan kebijakan kebebasan pribadi
pada Web sitenya ke dalam format P3P. Teknologi ini akan menampilkan cookies dari Web
site yang bukan bagian dari konsorsium, namun pengguna tidak bisa mendapatkan
informasi pengirim atau pernyataan kebebasan pribadi. Para pengguna juga perlu
mendapat pengarahan mengenai interpretasi pernyataan privasi perusahaan dan level
privasi P3P.

2.14

Berbagai kejahatan computer yang sudah dikenal oleh masyarakat yaitu:

1. Computer crime (cyber crime), merupakan kegiatan melawan hukum yang
dilakukan dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai
objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak
lain.
2. Unauthorized Access to Computer System and Service, merupakan Kejahatan yang
dilakukan dengan memasuki/ menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer
secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan
komputer yang dimasukinya.
3. Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke
internet tentang sesuatu hal yang tidak benar dan dapat dianggap melanggar hukum
atau mengganggu ketertiban umum.
4. Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumendokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet.
5. Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet
untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki
sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran.
6. Cyber Sabotage and Extortion, merupakan kejahatan dengan membuat gangguan,
perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem
jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
7. Offense Against Intellectual Property, merupakan kejahatan yang ditujukan
terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
8. Infringements of Privacy, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap informasi
seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini

biasanya ditujukan terhadap keterangan seseorang pada formulir data pribadi yang
tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain akan dapat
merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit,
nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

Kasus pertama kejahatan komputer terjadi pada tahun 1966, ketika programmer
untuk suatu bank membuat tambahan diprogram sehingga program tersebut tidak dapat
menunjukkan bahwa pengambilan dari rekeningnya telah melampaui batas. sehingga pada
tahun 1984 dalam Kongres AS menyetujui UU federal yang khusus diterapkan untuk
kejahatan computer, yaitu:
1. memberikan saran kepada Kongres mengenai masalah-masalah yang berkaitan
dengan kejahatan komputer terhadap usaha kecil.
2. menetapkan bahwa seseorang yang mendapat akses ke informasi yang berkaitan
dengan pertahanan nasional dan hubungan luar negeri tanpa otorisasi merupakan
pelanggaran.

Dengan demikian hukum bagi penggunakan computer berangsur-angsur mulai
dikenal dan semakin bertambah. Beberapa sebab kejahatan computer yaitu:


Aplikasi bisnis yang berbasis komputer atau internet meningkat



Electronic commerce (e-commerce)



Electronic data interchange (EDI)



Desentralisasi server



Transisi dari single vendor ke multi vendor



Teknologi yang semakin canggih

Pada saat ini penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral
dan etika seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang berlaku.
Hukum paling mudah diinterpretasikan karena bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika
tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat.
Bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.

2.15

Melindungi privacy dan keamanan dalam berinteraksi di dunia cyber
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melindungi privacy dan keamanan

dalam berinteraksi di dunia cyber menurut adalah sebagai berikut:
1. Mengatur akses (Access Control)
2. Memilih password yang kuat
3. Menutup servis yang tidak digunakan
4. Memasang Proteksi

Untuk

lebih

meningkatkan

keamanan

sistem

informasi,

proteksi

dapat

ditambahkan. Proteksi ini dapat berupa filter (secara umum) dan yang lebih spesifik
adalah firewall. Filter dapat digunakan untuk memfilter e-mail, informasi, akses, atau
bahkan dalam level packet.

Firewall

Firewall merupakan sebuah perangkat yang diletakkan antara Internet dengan
jaringan internal. Pastikan informasi yang keluar atau masuk harus melalui firewall.

Pemantau adanya serangan
Sistem pemantau (monitoring system) digunakan untuk mengetahui adanya tamu
tak diundang (intruder) atau adanya serangan (attack). Nama lain dari sistem ini adalah
“intruder detection system” (IDS). Sistem ini dapat memberitahu administrator melalui email maupun melalui mekanisme lain seperti melalui pager.

Pemantau integritas sistem
Pemantau integritas sistem dijalankan secara berkala untuk menguji integratitas
sistem. Salah satu contoh program yang umum digunakan di sistem UNIX adalah program
Tripwire. Program paket Tripwire dapat digunakan untuk memantau adanya perubahan
pada berkas.

Audit: Mengamati Berkas Log
Sebagian besar kegiatan penggunaan sistem dapat dicatat dalam berkas yang
biasanya disebut “logfile” atau “log” saja. Berkas log ini sangat berguna untuk mengamati
penyimpangan yang terjadi. Kegagalan untuk masuk ke sistem (login), misalnya,
tersimpan di dalam berkas log. Untuk itu perlu dilakukan analisa berkas log yang
dimilikinya.

Backup secara rutin

Seringkali tamu tak diundang (intruder) masuk ke dalam sistem dan merusak
sistem dengan menghapus berkas-berkas yang dapat ditemui. Jika intruder ini berhasil
menjebol sistem dan masuk sebagai super user (administrator), maka ada kemungkinan
dia dapat menghapus seluruh berkas. Untuk itu, adanya backup yang dilakukan secara
rutin merupakan sebuah hal yang esensial.

Penggunaan Enkripsi untuk meningkatkan keamanan
Salah

satau

mekanisme

untuk

meningkatkan

keamanan

adalah

dengan

menggunakan teknologi enkripsi. Data-data yang anda kirimkan diubah sedemikian rupa
sehingga tidak mudah disadap.

BAB III

KESIMPULAN

Permasalahan etika yang disebabkan sistem informasi adalah menciptakan
akuntabilitas atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar dan kualitas sistem
pengamanan yang melindungi keamanan individu dan masyarakat yang melindungi nilai
dari institusi penting bagi kualitas kehidupan masyarakat. Meskipun sistem komputer telah
menjadi sumber efisiensi dan kekayaan, sistem komputer memiliki beberapa dampak yang
akan mempengaruhi nilai dari etika para pengguna sistem informasi.
Dampak tersebut dapat terjadi secara terus menerus apabila umat manusia tetap
menggunakan jasa dari komputerisasi modern. Kesalahan yang tidak terlalu serius
biasanya disebabkan oleh kualitas data yang buruk, yang dapat menyebabkan kekacauan
dan kerugian dalam bisnis. Sehingga kesalahan sekecil apapun dala komputerisasi dapat
menyebabkan masalah yang serius bagi individu, perusahaan, organisasi maupun praktik
sosial lainnya.Perubahan pesat yang disebabkan oleh teknologi informasi menciptakan
situasi-situasi baru dimana aturan-aturan dan hukum terkait tidak relevan lagi. Muncul
berbagai macam “gray area” dimana standar etika belum ditetapkan dan disosialisasikan.
Diperlukan system etika yang baru untuk era informasi sebagai penuntun individu dan
organisasi dalam mengambil tindakan.
Teknologi informasi menghadirkan perubahan-perubahan yang menciptakan isuisu etika baru bagi masyarakat untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya. Meningkatkan
kekuatan komputasi, penyimpanan data, dan kemampuan jaringan trmasuk internet bisa
memperluas jangkauan tindakan individu dan organisasi dan memperbesar dampaknya.
Kasus dan aninimitas dimana informasi dikomunikasikan, digandakan, dan diatur dalam

lingkungan online, mengedepankan tantangan-tantangan atas aturan-aturan tradisional
mengenai perilaku benar salah.

DAFTAR PUSTAKA

Laudon, Kenneth C; Jane P. Laudon.2005.Sistem Informasi Manajemen : Mengelola
Perusahaan Digital.Penerbit Andi : Yogyakarta
(http://safrizalhappy.wordpress.com/2009/07/12/lima-dimensi-moral-dalam-erainformasi/)
http://fadlisim.blogspot.com/2009/10/isu-sosial-dan-etika-dalam-sistem.html(Diposkan
oleh Muhammad Nurul Fadlidi Minggu, Oktober 25, 2009)
http://mawaries.wordpress.com/2008/12/02/bab-4-isu-sosial-dan-etika-dalam-sisteminformasi/
http://nufaisha.wordpress.com/2008/11/30/isu-sosial-dan-etika-dalam-sistem-informasi/
http://agustinakhalid.wordpress.com/2008/12/02/isu-sosial-dan-etika-dalam-sisteminformasi/
http://feby.blog.perbanas.ac.id/2009/06/17/isu-sosial-dan-etika-dalam-sistem-informasi/