IMPLEMENTASI AKAD QARDH PADA PERBANKAN S

IMPLEMENTASI AKAD QARDH PADA PERBANKAN
SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Kontemporer
Dosen Pengampu: Imam Mustofa, S.H.I., M.SI.

Disusun Oleh:
Mitra Adi Prayoga (141268310)
Kelas B

PROGRAM STRATA SATU (S-1) PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
JURAI SIWO METRO
2017

LATAR BELAKANG

Bank syariah memiliki berbagai macam jenis produk akad, seperti
murabahah, mudharabah, syirkah dan masih banyak lagi. Selain akad-akad itu,

ada juga akad qard. Akad ini merupakan akad pinjaman yang digunakan untuk

nasabah atau orang yang memerlukan pinjaman dana untuk mengembangkan
usahanya.
Akad qard ini berlandaskan pada prinsip kemanusiaan. Akad qard
merupakan akad pinjaman yang tidak memberikan keuntungan kepada si pemberi
pinjaman. Akad ini juga diberikan tempo pembayaran dan si peminjam tidak
dikenakan biaya tambahan atas apa yang di pinjam.
Akad ini bisa sangat membantu khususnya untuk masyarakat yang
perekonomiannya di bawah rata-rata, namun ingin membangun usaha atau
mengembangkan usaha yang sudah ada. Akad ini akan sangat membantu, karena
uang yang dipinjam akan di kembalikan sesuai dengan nominal yang dipinjam,
dan akan membantu meningkatkan perekonomian rakyat kecil.

B. Implementasi Akad Qardh Pada Bank Syari’ah
1. Landasan Hukum Al-Qrdh
a. Dasar dari Al-Qur’an adalah firman Allah swt:
“ siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik
(menafkahkan harta di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.”
b. Dasar As-Sunnah:
“ Dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah SAW, bersabda, “tidak ada

seorang muslim yang menukarkan kepada seorang muslim qarad dua kali,
maka seperti sedekah sekali.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
c. Ijma’
Kaum muslimin sepakat bahwa qarad dibolehkan dalam Islam. Hukum
qarad adalah dianjurkan (mandhub) bagi muqrid dan mubah bagi muqtarid,
berdasarkan hadits di atas.1

2. Rukun Akad Qard
a. Pemberi utang
b. Yang berhutang
c. Barang yang dihutangkan
d. Barang yang harus dikembalikan
e. Ijab kabul. 2

3. Implementasi Al-Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah
Al-qardh merupakan salah satu jenis produk pembiayaan pada
Lembaga

1


Keuangan

Syariah

(LKS)

atau

perbankan

syariah.

Gladieblog.blogspot.co.id/2014/06/al-qardh-hutang-piutang.html, diunduh tanggal 28
Februari 2017, pukul 17:53.
2
Andi Ali Akbar, Prinsip-Prinsip Dasar Transaksi Syariah, (Banyuwangi: Yayasan PP.
Darussalam Blokagung, 2014), h. 54.

Pembiayaan


al-qardh

merupakan

pembiayaan

khusus

yang

membutuhkan sumber dana tersendiri.
Sumber dana qardul hasan berasal dari eksternal dan internal.
Sumber dana eksternalmeliputi dana qard yang diterima bank syaeiah
dari pihak lain (misalnya dari sumbangan, infak, shadaqah, dan
sebagainya), dana yang disediakan oleh para pemilik bank syariah dan
hasil pendapatan non- halal. Sumber dana internal meliputi hasil
tagihan pinjaman qardul hasan. Dana qard & qardul hasan harus
disalurkan kepada yang berhak sesuai syariah.3
Sourch of fund (sumber pendanaan) di Bank Syariah tercermin dari


sisi neraca Bank Syariah yang terdapat dalam passiva atau liabilities
bank syariah. Sisi passiva dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian
utama; yaitu dana pihak pertama yang berasal dari pemilik dan laba
bank, dana pihak kedua yang diperoleh dari pasar uang, dana pihak
ketiga yang dapat diperoleh dari masyarakat berupa giro, tabungan,

deposito berjangka, sertifikat deposito, setoran jaminan serta kewajiban
lainnya yang segera dibayar.4
Oleh karena itu, pembiayaan ini biasanya diarahkan untuk pihakpihak yang sangat membutuhkan seperti fakir miskin yang ingin
berusaha, dan lain-lain. Dari produk pembiayaan ini lebih berkarakter
sosial daripada ekonomis.
Mengingat bahwa peruntukannya adalah bagi pengusaha kecil
yang memiliki kelemahan profesionalisme, maka biasanya sistem
pelunasan yang ditetapkan adalah harian, bukannya bulanan. Hal ini
untuk menghindari resiko pemanfaatan dana untuk selain usaha (side
streaming). Namun demikian bank harus memiliki program pembiayaan
3

He dri Her awa A. N, “u er Da Pe ggu aa Da a Qard da Qardul Hasa pada
Ba k BRI “yariah Ca a g Yogyakarta , La_Ri a Jur al Eko o i Isla , Vol. II, No. 2, Dese er

2008, (266-268), h. 266-267.
4

Bi ti Nur Asiyah, “our e Of Fu d Pe iayaa Qardh: Upaya Mewujudka
Kesei a ga A tara Kesejahteraa da Keadila “osial di Per a ka “yariah , Ahka , Volu e
1, Nomor 2, Nopember 2013, (195-208), h. 199-200.

yang jelas dan efektif agar nasabah yang bersangkutan tidak selamanya
berusaha dalam skala kecil.5
Berikut adalah berbagai contoh pengaplikasian al-qardh dalam
lembaga keuangan syariah terutama dalam perbankan syariahi:6
a. Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji
diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat
penyetoran

biaya

perjalanan

haji.


Nasabah

akan

melunasinya sebelum keberangkatannya ke haji.
b. Sebagai pinjaman tunai (cash advance) dari produk kartu
kredit syariah, dimana nasabah diberi keleluasaan untuk
menarik uang tunai milik bank melalui ATM. Nasabah
akan mengembalikannya sesuai waktu yang ditentukan.
c. Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dimana menurut
perhitungan bank akan memberatkan si pengusaha bila
diberikan pembiayaan dengan skema jual beli, ijarah, atau
bagi hasil. Dalam hal ini telah dikenalkan produk khusus
dalam perbankan syariah yang disebut Qardhul Hasan.7 Jika
produk tersebut dikonversikan pada sistem peminjaman
pada perbankan syariah dapat digambarkan dalam tahapan
berikut. Pertama, perbankan memberikan dana qard hasan
pada pihak pengaju pinjaman dengan identifikasi: dana
sesuai yang dibutuhkan dan dana untuk usaha produktif

(apabila yang diajukan diawal untuk usaha konsumtif).
Kedua, perbankan memberikan panduan pengelolaan dana
untuk usaha konsumtif. Langkah ketiga adalah dengan
memberikan pembinaan khusus untuk pengelolaan dana
5

Sunarto Zulkifili, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2003), hal. 85-86.
6
Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007), hal. 215.
7
Mohammad
Agus
Khoirul
Wafa,
http://ibbloggercompetition.kompasiana.com/2010/08/14/remodelling-pola-realisasi-qordhul-hasanpada-bank-syariah/, diunduh tanggal 5 February 2017, pukul 18:53.

produktif


dari

produk

qard

hasan.

Selanjutnya

mengevaluasi hasil usaha dan tata kelola dari usaha
tersebut. Dan langkah terakhir adalah bank syariah
memberikan fasilitas trading house bagi pihak pengelola
dana produktif.
d.

Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank
menyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya
kebutuhan


pengurus

bank.

Pengurus

bank

akan

mengembalikan dana pinjaman itu secara cicilan melalui
pemotongan gajinya.
Dalam prakteknya pada poin pertama jasa yang diberikan oleh
Lembaga Keuangan Syari'ah (LKS) untuk menalangi pelunasan Biaya
Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) kurang tepat bila digunakan istilah alQardh (meminjamkan), karena dalam Islam, pinjam meminjam adalah
akad sosial, bukan akad komersial. Artinya bila seseorang meminjam
sesuatu, ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas
jasa pokok pinjamannya. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi saw yang
mengatakan bahwa setiap pinjaman yang menghasilkan manfaat adalah
riba, sedangkan para ulama sepakat bahwa riba itu haram. Karena itu,

dalam Lembaga Keuangan Syari'ah pinjaman tidak disebut kredit, tapi
pembiayaan (financing).
Dalam kasus ini, bila nasabah datang ke Lembaga Keuangan
Syari'ah (LKS) dan ingin meminjam uang untuk keperluan naik haji
karena biaya yang tersedia tidak cukup, maka ia harus melakukan akad
ijarah (sewa) dan bukan akad qardh (meminjam). Karena jika LKS
memberikan pinjaman kepada nasabah atas nama akad qardh untuk
membantu menalangi pembiayaan haji, maka LKS tidak boleh
mengambil keuntungan dari pinjaman itu.
Sebagai lembaga komersial yang mengharapkan keuntungan, LKS
tentu tidak mungkin melakukannya. Karena itu, akad yang harus
dilakukan di awal adalah akad ijarah (sewa), di mana LKS dapat

mengambil keuntungan dari harga sewa atau harga produk yang
disewakan tersebut. Akad seperti inilah yang diperbolehkan dalam
Islam.8

4. Manfaat dari Al-Qardh
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pengaplikasian alqardh dalam lembaga keuangan syariah atau perbankan syariah antara lain:9
a. Pertama pencitraan masyarakat dan nasabah terhadap performa
Bank Syariah sebagai sebuah bank yang bisa memberikan bantuan
dalam peningkatan perekonomian untuk kaum dhuafa.
b.

Kedua, bank akan dari awal bisa membina calon-calon nasabah
potensial yang bisa dibantu melalui produk pembiayaan komersil
yang dimiliki, karena telah teruji di saat nasabah tersebut
menikmati produk Qardhul Hasan. Umumnya nasabah yang loyal
akan memperlihatkan kolektibiliti yang baik sehingga Bank bisa
membantu dari jumlah awal yang kecil (Qardhul Hasan) sampai ke
jumlah yang besar (pembiayaan komersil).

c.

Ketiga, jika pengelolaan dana Qardh tersebut dilakukan dengan
baik, hal ini akan mendorong keinginan dari muzakki lainnya untuk
mempercayakan zakatnya untuk dikelola oleh Bank Syariah.

d.

Keempat, kepercayaan dari stakeholder akan lebih meningkat
karena Bank Syariah bisa melakukan bisnis akhirat secara baik dan
bisa memberikan manfaat bagi daerah. Kelima, secara tidak
langsung, promosi terhadap produk-produk bank akan terbantu
melalui nasabah qardhul hasan.

8

Imron Al-Husein, http://alhushein.blogspot.com/2011/12/qardh.html, diunduh tanggal
5 February 2017, pukul 19:27.
9
Mohammad
Agus
Khoirul
Wafa,
http://ibbloggercompetition.kompasiana.com/2010/08/14/remodelling-pola-realisasi-qordhul-hasanpada-bank-syariah/, diunduh tanggal 5 February 2017, pukul 19:27.

e.

Kelima secara makro qardh akan memberikan manfaat tidak
langsung bagi

perekonomian

secara

keseluruhan.

Hal

ini

disebabkan karena pemberian Qard membuat velocity of money
(percepatan perputaran uang) akan bertambah cepat, yang berarti
bertambahnya darah baru bagi perekonomian, sehingga pendapatan
nasional (National Income) meningkat. Dengan peningkatan
pendapatan nasional, maka si pemberi pinjaman akan meningkat
pula pendapatannya.10
f. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak
untuk mendapat talangan jangka pendek,
g. Al-qardh Al-hasan merupaka salah satu ciri pembeda antara bank
syariah dan konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial
disamping misi komersial,11

5. Pelaksanaan Qardh di Bank BRI Syariah Cabang Semarang
Secara internal, pelaksanaan qardh berada dibawah pembinaan oleh
Count Officer masing-masing bank pelaksana termasuk Bank BRI
Syariah Cabang Semarang. Tidak setiap orang dapat memperoleh qardh
pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang, namun penerima qardh
terbatas pada nasabah Bank BRI Syariah Cabang Semarang yang
memiliki usaha kecil yang kurang mampu secara ekonomi, kurang
memiliki pengetahuan tentang bisnis namun ingin mengembangkan
usahanya. Misalnya : tukang pecel keliling, pedagang kelontong
keliling.
Setelah menjadi nasabah pada Bank BRI Syariah Cabang
Semarang, nasabah dapat mengajukan permohonan mendapatkan qardh
pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang dengan mengisi permohonan
10

Imron Al-Husein, http://alhushein.blogspot.com/2011/12/qardh.html, diunduh
tanggal 5 February 2017, pukul 19:55.
11
http://wiedjaskywae.blogspot.co.id/, diunduh tanggal 5 February 2017, pukul 20:00.

dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank BRI Syariah
Cabang Semarang antara lain bukti identitas diri dan bukti pembayaran
rekening listrik 3 ( tiga ) bulan terakhir.
Perlunya penyertaan rekening listrik 3 ( tiga ) bulan terakhir turut
disertakan sebagai syarat untuk mendapatkan qardh adalah agar pihak
bank dapat mengetahui karakter nasabah. Apabila nasabah membayar
rekening listrik tepat waktu tiap bulannya, maka nasabah dapat
dikategorikan sebagai nasabah yang baik dan dapat dipercaya akan
membayar qardh tepat waktu, namun apabila nasabah selalu terlambat
membayar rekening listrik setiap bulannya, maka nasabah dapat
dikategorikan sebagai nasabah yang tidak disiplin dan kemungkinan
akan membayar qardh tidak tepat waktu bahkan kemungkinan tidak
akan membayar qardh.
Sedangkan syarat penyertaan identitas diri pemohon qardh adalah
untuk menyesuaikan identitas pemohon qardh dengan nasabah Bank
BRI Syariah Cabang Semarang karena permohonan untuk mendapatkan
qardh hanya dapat diajukan oleh nasabah pada Bank BRI Syariah
Cabang Semarang untuk dirinya sendiri dan tidak dapat diajukan untuk
kepentingan orang lain.
Selain diajukan sendiri, permohonan qardh dapat diajukan
bersama-sama dengan nasabah lainnya dengan syarat seluruh pemohon
merupakan nasabah Bank BRI Syariah Cabang Semarang dan jumlah
qardh tetap Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupiah ).
Qardh diajukan untuk jangka waktu 12 ( dua belas ) bulan dan
dapat diperpanjang setelah nasabah mengembalikan seluruh qardh yang
diperolehnya dari Bank BRI Syariah Cabang Semarang, selain dari pada
itu, jangka waktu qardh dapat kurang dari 12 ( dua belas ) bulan yaitu 3
( tiga ) bulan, 6 ( enam ) bulan atau tergantung kemampuan nasabah
untuk mengembalikan qardh.
Dana qardh diperoleh dari dana pendapatan non halal yang
diperoleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang. Dana pendapatan non

halal merupakan bunga yang diperoleh Bank BRI Syariah Cabang
Seamarang dari nasabah berupa denda atau penalty sehingga tidak dapat
dimasukkan dalam dana halal. Perolehan dana non halal tidak perlu
dilaporkan oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang pada Bank
Indonesia. Sehingga penggunaan pendapatan non halal merupakan
kebijaksanaan

Bank

BRI

Syariah

Cabang

Semarang

untuk

mengalokasikan dana tersebut. Karena hasilnyapun tidak perlu
dilaporkan pada Bank Indonesia.
Nasabah wajib menyebutkan kebutuhan penggunaan qardh yang
dimohonkan pada saat mengajukan permohonan qardh dan tidak boleh
menyebutkan penggunaan qardh kemudian, karena AO akan melakukan
penilaian mengenai penggunaan qardh oleh nasabah sebelum qardh
diserahkan pada nasabah. Sehingga apabila nasabah menyebutkan
penggunaan qardh setelah permohonan diajukan, maka kemungkinan
permohonan qardh akan ditolak oleh bank.
Untuk mendapatkan qardh, jaminan nasabah adalah usaha nasabah
itu sendiri. Misalnya apabila tukang pecel keliling mengajukan qardh,
maka yang menjadi jaminannya adalah bakul pecelnya yang selama
qardh berlangsung tetap dapat digunakan untuk berusaha.
Nasabah yang tidak mempunyai usaha sama sekali, tidak dapat
mengajukan permohonan untuk mendapatkan qardh, demikian pula
nasabah yang mempunyai usaha besar atau mempunyai jaminan barang
konsumtif ( seperti rumah atau mobil ), namun nasabah demikian dapat
mengajukan pembiayaan jenis lainnya pada Bank BRI Syariah Cabang
Semarang.
Dalam praktek oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang selama
ini, akta qardh cukup dibuat dibawah tangan, namun Bank tetap
menyarankan

kepada

nasabah

agar

aqad

diwaarmerking

atau

dilegalisasi oleh notaris dengan biaya ditanggung oleh nasabah namun
nasabah umumnya menolak, karena berpendapat biaya notaris mahal.

Selain menanda tangani aqad, nasabah juga wajib menanda tangani
kwitansi tanda terima uang dari Bank BRI Syariah Cabang Semarang
sebanyak 2 ( dua ) rangkap, 1 untuk bank ( yang dibubuhi materai ) dan
1 untuk nasabah yang menerima qardh.
Turut ditanda tangani oleh nasabah adalah wakalah yaitu surat
kuasa untuk membelanjakan uang dari Bank BRI Syariah Cabang
Semarang. Dengan ditanda tanganinya wakalah maka menjadi tanggung
jawab nasabah untuk menggunakan qardh yang diserahkan kepada
nasabah oleh Bank BRI Syariah.12

6. Definisi Dana Talangan Haji dan Jasa Pengurusan Ibadah Haji:
a. Pinjaman Dana Talangan Haji Pinjaman dana talangan dari BRI
Syariah yang digunakan untuk biaya booking seat pelaksanaan
ibadah haji nasabah dengan menggunakan akad qard} , dan harus
dilunasi

oleh

nasabah

sebelum

nasabah

pergi

haji

tanpa

mengangsur.
b. Jasa Pengurusan Ibadah Haji Jasa pengurusan pelaksanaan ibadah
haji yang diberikan BRI Syariah kepada nasabah dengan
menggunakan akad ijarah dari persiapan/konsultasi financial
planning, pendaftaran dan input SISKOHAT, sampai dengan
keberangkatan termasuk mendapatkan booking seat / porsi ibadah
haji di Departemen Agama.
7. Persyaratan Bagi Nasabah yang Mengajukan Permohonan Dana
Talangan Haji
a. Ketentuan

Persyaratan

Nasabah

Persyaratan

nasabah

yang

memperoleh pinjaman talangan haji dan Jasa Pengurusan booking
seat ibadah haji adalah:
1) Perorangan

12

Andita
Yuni
Santoso,
S.H.
http://eprints.undip.ac.id/15354/1/Andita_Yuni_Santosa.pdf, diunduh tanggal 5 February 2017,
pukul 20:45.

2) Usia minimal pada saat pinjaman diberikan adalah 21 tahun,
atau sudah menikah sesuai ketentuan yang berlaku dan pada
saat jatuh tempo pinjaman usia maksimal 65 tahun.
3) Membuka rekening Tabungan Haji di BRI Syariah.
4) Menandatangani Surat permohonan pembatalan porsi haji
yang ditujukan kepada Departemen Agama.
5) Menandatangani

Surat

Kuasa

kepada

Bank

untuk

membatalkan porsi haji jika wanprestasi.
6) Menandatangani Surat Kuasa Debet Rekening untuk
pembayaran pokok pinjaman, biaya-biaya.
b. Dokumentasi yang diperlukan
1) KTP/SIM/PASPORT yang masih berlaku.
2) NPWP yang masih berlaku untuk pinjaman Rp. 100 juta ke
atas.
3) Kartu Keluarga
4) Surat Nikah bagi yang sudah menikah.
5) Rekening Tabungan Haji, baik di Rekening BRI Syariah.
6) Surat Kuasa Debet untuk pembayaran ujrah, biaya
administrasi, pinjaman, dll.

8. Contoh Pinjaman Talangan Haji
1. Nasabah membuka Rekening Tabungan Haji.
2. Saat saldonya mencukupi, nasabah mengajukan
permohonan Dana Talangan Haji dengan menggunakan
formulir aplikasi permohonan, permohonan ini sekaligus
permohonan pengurusan booking seat ke Departemen
Agama.
3. BRI Syariah melakukan analisa singkat pinjaman
berdasarkan data dan dokumen nasabah dengan cara
verifikasi data aplikasi dan dokumen. Jika memenuhi
persyaratan, maka Bank memberikan offering Letter (SP3)

kepada nasabah untuk ditandatangani. Kemudian nasabah
bersama Bank menandatangani akad pinjaman talangan
haji (qard} ) dan akad untuk pengurusan booking seat
(ijarah).
4. Nasabah menyetorkan ujrah untuk Bank ke rekening
Tabungan Haji. Atas dasar akad pinjaman talangan haji,
Bank merealisasikan pinjaman talangan haji ke rekening
Tabungan Haji nasabah kemudian Bank melakukan
pendebetan sebesar ujrah dan biaya administrasi.
5. Bank melakukan pengurusan booking seat untuk nasabah
melalui SISKOHAT.
6. Bank mentransfer dana senilai booking seat ke rekening
Departemen Agama.
7. Pada saat jatuh tempo pinjaman, nasabah membayar
pinjaman yang disetorkan ke rekening Tabungan Haji
nasabah.

KESIMPULAN
Akad qard ini memiliki rukun yang hampir sama seperti akad-akad yang
lain, seperti orang yang berakad, barang yang dipinjam dan ijab kabul. Adapun
syarat juga sama seperti akad-akad yang lain, yaitu kedua belah pihak harus
baligh, berakal sehat dan cakap hukum. Akad qard ini merupakan akad pinjaman
yang tidak memberikan keuntungan pada si pemberi pinjaman. Ada perbedaan
antara qard dengan qardul hasan. Qard merupakan akad yang diberikan kepada
nasabah bank syariah, namun dia memiliki perekonomian yang sudah mapan, akan
tetapi membutuhkan dana pinjaman secepatnya demi kelangsungan usaha ataupun
yang lainnya. Sedangkan qardul hasan merupakan pinjaman yang diberikan
kepada masyarakat dengan perekonomian di bawah rata-rata, karena memiliki
keinginan untuk membuka usaha atau mengembangkan usahanya agar
memperbaiki perekonomiannya. Akad qard atau qardul hasan sama-sama
dikembalikan sesuai dengan tempo yang disepakati dan dikembalikan sesuai
dengan jumlah nominal uang yang dipinjam sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Andi Ali, Prinsip-Prinsip Dasar Transaksi Syariah, Banyuwangi: Yayasan
PP. Darussalam Blokagung, 2014.
Hermawan, Hendri, “Sumber Dan Penggunaan Dana Qard dan Qardul Hasan pada
Bank BRI Syariah Cabang Yogyakarta”, La_Riba Jurnal Ekonomi Islam,
Vol. II, No. 2, Desember 2008.
Asiyah, Binti Nur, “Source Of Fund Pembiayaan Qardh: Upaya Mewujudkan
Keseimbangan Antara Kesejahteraan dan Keadilan Sosial di Perbankan
Syariah”, Ahkam, Volume 1, Nomor 2, Nopember 2013.
Sunarto Zulkifili, “Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003.
Adiwarman A Karim, “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2007
Gladieblog.blogspot.co.id/2014/06/al-qardh-hutang-piutang.html, diunduh pada
senin, 28 Februari 2017.
Imron Al-Husein, http://alhushein.blogspot.com/2011/12/qardh.html, diunduh
tanggal 5 February 2017
http://wiedjaskywae.blogspot.co.id/, diunduh tanggal 5 February 2017
Andita

Yuni

Santoso,

http://eprints.undip.ac.id/15354/1/Andita_Yuni_Santosa.pdf,

S.H.
diunduh

tanggal 5 February 2017
Mohammad

Agus

Khoirul

Wafa,

http://ib-

bloggercompetition.kompasiana.com/2010/08/14/remodelling-polarealisasi-qordhul-hasan-pada-bank-syariah/, diunduh tanggal 5 February
2017

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124