Tinjauan Strategi Promosi Dalam Meningka

Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Airlangga 2015

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Wr. Wb.

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik. Shalawat dan Salam senantiasa tercurah bagi Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan pengikutnya hingga hari akhir nanti.

  Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tinjauan Startegi Promosi Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Pada Perbankan Syariah Di Negara Minoritas Muslim”, ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik untuk dapat lulus mata kuliah Manajemen Pemasaran Syariah Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

  Karya Tulis Ilmiah ini terwujud berkat bantuan moral dan material dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan semangat dan doa dalam setiap langkah penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada :

  1. Allah SWT, hanya dengan izin dan rahmat-Nyalah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

  2. DR.Ririn Tri Ratnasari, SE., M.Si., selaku dosen mata kuliah Menejemen Pemasaran Syariah yang telah berkenan memberikan pengajaran dan bimbingan yang bermanfaat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Surabaya, 05 Januari 2015 Penulis

  ii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Masalah

  Islamic finance dan Islamic economics adalah fenomena ekonomi yang baru-baru ini hangat diperbincangkan kembali dalam dinamika perekonomian global. Sebelumnya hal ini hanya melekat erat dengan dunia Islam, termasuk kawasan timur tengah yang mayoritas adalah negara-negara Islam. Dewasa ini, ekonomi dan keuangan islam mulai dipelajari dan bahkan diterapkan oleh negara-negara yang mayoritas penduduknya non-mulsim atau bukan negara Islam.

  Penerepan ekonomi dan keuangan Islam ditandai dengan terbukanya pasar konvensional dengan menawarkan produk keuangan maupun perbankan yang berabasis syariah atau Islam. Contoh yang paling konkrit ketika pada tahun 2004, Inggris menjadi negara non-muslom pertama yang menerapkan sistem ini dengan mendirikan bank berbasis Islam pertama di Eropa dan di kalangan negara-negara barat, yaitu Islamic Bank of Britain (IBB).

  Menurut Siddiqi, faktor-faktor yang menentukan berkembangan pesatnya ekonomi Islam di sebuah negara adalah semakin banyaknya bank berbasis syariah, banyaknya interaksi investasi atau bentuk kerja sama ekonomi dengan negara-negara Timur Tengah (seperti Foreign Direct Investment atau Soverign Wealth Fund), kebijakan pemerintah yang akomodatif dalam kaitannnya dengan menetapkan regulasi perbankan dan produk finansial seperti pengembangan pasar sukuk, dan juga sikap masyarakat terhadap bank

  Islam dan produk-produknya beserta kenaikan tingkat awereness 1 -nya dengan eksistensi

  bank syariah 1 . Berkembangan sisitem ekonomi Islam di Inggris pun tidak lepas dari faktor-faktor tersebut. Inggris yang memegang teguh konsevartisme pasr bebas pada akhirnya membuka diri untuk menjadi salah satu pusat keuangan syariah internasional. Maka rasionalitas ekonomi melihat kondisi ini sebagai alternatif sistem finansial inetrnasional yang menguntungkan.

  1 Diakses dari http:www.zawya.comcid21432why-islamic-economis

  Ketertarikan negara Eropa terhadap ekonomi syariah sebetulnya sudah terungkap sejak beberapa tahun lalu. Inggris misalnya. Keuntungan dalam perbankan Syariah membuat Inggris mulai melirik aplikasi Islam itu dalam sistem perbankannya.

  Berdasarkan laporan international Financial Services London (IFSL), perkembangan industri keuangan syariah di Inggris dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat. Saat ini ada 22 lembaga keuangan yang aktif di Inggris, termasuk lima sepenuhnya

  berstatus bank syariah 2 .

  Gerakan perbankan modern Islam telah tumbuh secara signifikan selama 40 tahun terakhir dan sangat mapan di Inggris, terutama di London, karena beberapa alasan. Sejak awal 1880-an London Metal Exchange telah digunakan oleh lembaga-lembaga Islam Timur Tengah keuangan untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas mereka, ada sekitar dua juta Muslim di Inggris dengan keinginan tulus di antara mereka untuk menggunakan fasilitas perbankan yang sesuai dengan iman mereka; Inggris hukum dan akuntansi perusahaan memainkan peran kunci dalam transaksi keuangan Islam global, dan, akhirnya, pemerintah Inggris telah berkomitmen untuk memerangi pengecualian keuangan dan memperkuat posisi London sebagai pusat keuangan terkemuka di bidang keuangan Islam. Hal ini akan menyebabkan arus masuk modal dan bantuan dalam mengembangkan hubungan dagang dengan negara-negara Islam.

  Saat ini ada dua sepenuhnya syariah-compliant bank-bank Islam di UK: IBB dan Bank Investasi Eropa Islam, yang mencakup ritel dan pasar grosir masing-masing. Ada beberapa pemain lain juga – HSBC Amanah, Lloyds TSB, Alburaq (anak perusahaan Arab Banking Corporation), Ahli United Bank, dan United National Bank.

  Bank yang merupakan bank syariah pertama di Eropa adalah IBB (The Islamic Bank of Britain) atau Bank Islam Britania, didirikan pada tahun 2004 di Inggris, yang menandakan dimulainya atmosfir sistem ekonomi syariah di Eropa. Bank ini menunjukan meski berada di pasar masyarakat menengah, bank syariah masih bisa bersaing dengan bisnis bank konvensional. Bank tersebut nyata-nyata berani menerapkan margin kompetitif untuk produk deposito berjangka, bahkan mengalahkan sejumlah bank konvensional besar di negara itu.

  2 Diakses dari http:www.neraca.co.idkeuangan37578Inggris-Terapkan-Ekonomi-Syariah- Dalam-Sistem-Perbankannya2

  Sebagai contoh, kita lihat di negara Inggris, yang merupakan negara di Eropa yang pertama sekali menerapkan sistem ekonomi syariah. Pada dasarnya, Inggris bukanlah negara Muslim. Namun, negeri Ratu Elizabeth itu tercatat sebagai negara yang paling maju dalam hal ekonomi syariah. Sebuah studi mencatat, Inggris sebagai negara yang memiliki bank terbanyak bagi umat muslim di antara negara Barat lainnya. Aset perbankan syariah yang mencapai 18 miliar dolar AS (12 miliar pounds) melebihi aset bank syariah seperti di Pakistan, Bangladesh, Turki, dan Mesir. Hal tersebut pun didukung oleh 55 universitas dan lembaga pendidikan lainnya di Inggris yang memiliki pendidikan keuangan

  syariah 3 . Jumlah tersebut lebih banyak dibanding negara-negara lainnya. Dan para ahli ekonomi syariah dari beberapa universitas di negara tersebut pun didatangkan untuk menjadi pembicara dalam seminar maupun pelatihan di berbagai belahan dunia.

  Meski ekonomi syariah tak berasal dari Negara-negara Eropa, tapi keuangan syariah telah menemukan tempatnya di Negara-negara Eropa. Tercatat, banyak negara-negara besar dunia di Eropa (selain Inggris) telah memakai sistem ini, seperti Perancis, Jerman, Italia.

  Dengan perkembangan keuangan Islam yang ditunjukan dengan adanya lembaga- lembaga keuangan Islam seperti perbankan syariah yang berdiri di kawasan Eropa khususnya di Inggris yang hadir sebagai alternatif sistem keuangan yang menguntungkan, maka tidak salah bahwa perbankan syariah di negara Inggris sangat memliki daya tarik bagi masyarakat Inggris yang notabene masyarakatnya adalah non-muslim. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan syariah akan selalu menjadi primadona bagi masyarakat khususnya masyarakat di negara Inggris dalam hal keuangan.

  Selain itu masi banyak yang harus dilakukan perbankkan-perbankkan syariah selain dari segi aspek syriahnya, dari manajemen pemasarannya yang diguanakan sebagai strategi pemasaran perbankkan tersebut sebagaii daya tarik bank tersebut untuk meningkatkan jumlah nasabah dan aset-aset dari bank tersebut serta harus mampu mengkomunikasikan nilai-nilai khususnya kepercayaan kepada masyarakat di kawasan Eropa khususnya di negara Inggris bahwa perbankkan syariah akan menjadi alternatif sistem keuangan pada dewasa ini.

  3 Diakses dari http:tbahran.blogspot.com201206perkembangan-sistem-ekonomi-syariah- di.htmlmore

  1.2. Rumusan masalah Dari penjalsan latar belakang diatas maka kita akan membahas beberapa masalah yang akan mendukung latar belakang tersebut, yaitu:

  1. Bagaimana sejarah perbankan syariah di Inggris?

  2. Bagaimana kondisi lingkungan perbankan dan layanan keuangan di Ingrris?

  3. Bagaimana karakter pasar di Inggris?

  4. Bagaimana strategi dan tinjauan strategi promosi yang di lakukan perbankan syariah di Inggris?

  1.3. Tujuan Penulisan karya tulis ilmiah ini memliki tujuan, yaitu: 1.sebagai syarat kelulusan mata kuliah Manajemen Pemasaran Syariah. 2.sebagai bahan ajar untuk menerangkan strategi promosi yang dilakukan oleh perbankan syariah.

  1.4. Manfaat

  1. Bagi akamdemsi: Dapat menjadi rujukan guna menyusun karya tulis ilmiah yang membahas tentang strategi promosi perbankan syariah khusunya di Inggris.

  2. Bagi praktisi: Dapat menjadikan suatu acuan untuk mengembangkan strategi promosi perbankan guna menanmbah jumlah nasabah.

  3. Bagi masyarakat: Dapat memberikan gambaran tentang perbankan syariah yang sedan berkembang di negara minoritas non muslim sehingga menjadikan dorongan untuk mengembangkan perbankan syariah di negara Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI DAN ANALSIS

2.1. LANDASAN TEORI

2.1.1. MANAJEMEN

2.1.1.1 DEFINISI MANAJEMEN

  Definisi Manajemen menurut Richard L. Draft (2002;8)

  “Pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi.”

  Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu aktivitas yang berujung pada pencapaian tujuan yang dilakukan secara efektif dan efisien melalui pengorganisasian, kepemimpina dan pengengedalian sumber daya. Definisi manajemen menurut Abdul Halim, Achamd Tjahjono,Muh. Fakhri Husein (2006;6)

  “ Salah satu definisi manajemen adalah seni mencapai tujuan melaui tangan orang lain, definsi yang lain adlah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi serta pengendlaian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.”

  Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adlah suatu seni mengkoordinasikan pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.1.2 Fungsi Manajemen

  1. Menurut GEORGE R.TERRY : Planning

  (penggerakan), Contolling (pengawasan).

  2. Menurut JOHN F. MEE : Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Motivating (motivasi), Controlling (pengawasan).

  3. Menurut LOUIS A. ALLEN : Leading (menyusun), Planning (perencanaan), Organizing (menyusun), Controlling

  (mengawasi).

  4. Menurut MC NAMARA : Programming, Planning, Budgeting, System.

  5. Menurut HENRY FAYOL : Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Commanding (memerintah), Coordinating (pengkoordinasian), Controling (pengawasan). Jadi secara singkatnya fungsi manajemen adalah suatu usaha merencanakan,

  mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercpai tujuan organisasi.

  Sedangkan ruang lingkup manajemen pada garis besarnya dapat dibagi kedalam

  4 bidnag khusus, yaitu:

  1. Manajemen Produksi

  2. Manajemen Pemasaran

  3. Manajemen Personalia

  4. Manajemen Keuangan Dan disisni penulis hanya akan membahas atau memfokuskan kepada Manajemen Pemasaran saja.

2.1.2. Pemasaran Dalam Perspektif Islam

2.1.2.1. Definisi Pemasaran

  Pada kenyataannya peranan manajemen pemasaran didalam perusahaan sangat penting karena tinggi rendahnya volume penjualan sangat tergantung dan ditentukan oleh fungsi pemasaran yang efektif di dalam suatu perusahaan. Manajemen pemasaran akan berlangsung secara efektif bila sekurang-kurangnya satu pihak mempertimbangkan sasaran dan sarana untuk memperoleh tanggapan yang diharapkan dari pihak lain pada suatu pertukaran yang potensial. Bila fungsi pemasaran di dalam suatu perusahaan dapat dilakuakan secara efektif maka sudah dapat dipastikan perusahaan akan berkembang dalam waktu yang relatif singkat.

  Untuk menjelaskan mengenai pemasaran, maka penulis akan mengemukakan definisi

  pemasaran.

  Definisi pemasaran menurut Philip Kotler (2002;9) mengartikan pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya antara indivdu dan kelompok mendapatkan Definisi pemasaran menurut Philip Kotler (2002;9) mengartikan pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya antara indivdu dan kelompok mendapatkan

  bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. 4

  American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009:5) mendefinisikan pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.

  Kartajaya dan Sula (2006:26) menjelaskan definisi pemasaran menurut World Marketing Association (WMA) yang diajukan oleh Hermawan Kartajaya adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan

  nilai dari suatu inisiator kepada stakeholder. 5

  Definisi sosial pemasaran dalam Kotler dan Keller (2009:5) menunjukkan peran yang dimainkan pemasaran di dalam masyarakat. Definisi sosial dari pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

  Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai-nilai dari barang dan jasa kepada pelanggan yang telah menjadi sasaran.

2.1.2.2. Definisi Pemasaran Syari’ah

  Pemasaran Islam atau sering disebut dengan syari’ah marketing merupakan sebuah frasa yang berasal dari dua kata asing yakni al-syari’ah dan marketing. Secara etimologis kata al-syari’ah memiliki makna yakni sumber air mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum.

  Kartajaya dan Sula (2006:58) mengatakan bahwa al-syari’ah sebenarnya telah ada dalam kosakata bahasa Arab yang sebelum turunnya kitab suci umat Islam. Kata tersebut disebutkan dalam bahasa Ibrani pada perjanjian lama sebanyak 200 kali, yang

  4 Kotler,P. and Keller, K.L. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. (Jakarta: Erlangga, 2009). Hlm.5.

  5 Kartajaya Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing. (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006). Hlm 26.

  selalu menginsyaratkan pada makna “kehendak Tuhan yang diwahyukan sebagai wujud

  kekuasaan-Nya atas segala perbuatan manusia.” 6

  Pemasaran syariah menurut Kartajaya dan Sula (2006:27) adalah sebuah disiplin bisnis yang strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari suatu inisiator kepada stakeholder, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai

  dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. 7

  Ratnasari (2012:33) mendefinisikan pemasaran syariah sebagai serangkaian proses untuk memberikan nilai yang dibawa oleh sebuah organisasi kepada para pihak yang memiliki kepentingan terhadapnya serta dalam setiap prosesnya berkaitan dengan

  aturan atau hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah. 8

  Pemasaran Islam juga diartikan sebagai wakalah (pelimpahan wewenang), karena untuk menacapai optimalisasi kinerja perusahaan produk, organisasi perlu membentuk

  struktur khsus yang menjalankan tugas pemasaran. 9

  Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran syariah merupakan suatu proses bisnis yang keseluruhan prosesnya menerapkan nilai-nilai Islam. Suatu cara dalam memasarkan suatu proses bisnis yang mengedepankan nilai-nilai yang mengagungkan keadilan dan kejujuran. Dengan pemasaran syariah, seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang Islami. Dan selama proses bisnis ini dapat di jamin, atau tidak terjadi penyimpangan terhadap prinsip syariah, maka setiap transaksi apa pun dalam pemasaran dapat diperbolehkan.

  Nabi Muhammad yang telah menunjukkan kita bagaimana cara berbisnis yang berpegang teguh pada kebenaran, kejujuran, dan sikap amanah sekaligus bisa tetap memperoleh keuntungan yang optimal. Dalam berbisnis Nabi Muhammad berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al Hadist yang menjadi suatu pedoman atau landasan untuk berbisnis pada jalan yang benar.

  Ada beberapa sifat Nabi Muhammad berhasil dalam melakukan bisnis (Kartajaya

  dan Sula, 2006:121) 10

  6 Kartajaya Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006). Hlm 58.

  7 Kartajaya Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. (Bandung: PT. Mizan

  Pustaka, 2006). Hlm 27.

  8 Ratnasari, Ririn Tri. Manajemen Pemasaran Islam. (Surabaya : Departemen Ekonomi Syariah

  Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, 2012). Hlm 33.

  9 Ratnasari, Ririn Tri. Manajemen Pemasaran Islam. (Surabaya : Departemen Ekonomi Syariah Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, 2012). Hlm 34

  1. Shiddiq Shiddiq merupakan komponen rohani yang terletak pada nilai kejujuran. Perilaku

  jujur selalu diikuti dengan sikap tanggung jawab atas perbuatannya. seorang pemasar yang bersifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh perilakunya dalam melakukan pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya. Sebagaimana firman Allah QS. At- Taubah:119)

  -١١٩-

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”

  2. Istiqomah Istiqomah yaitu bentuk kualitas batin yang melahirkan sikap konsisten dan teguh

  pendirian untuk menegakkan dan membentuk sesuatu menuju pada kesempurnaan atau kondisi yang lebih baik. Sikap istiqomah pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian secara berulang-ulang.

  3. Amanah Amanah yaitu dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Seorang pebisnis haruslah

  memiliki sifat amanah untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan sehingga pelanggan akan merasa puas dan akan membeli kembali produk atau jasa tersebut.

  4. Fathanah Fathanah (cerdas) dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau

  kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah adalah pemimpin yang memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajibannya.

  5. Tabligh Thabligh (komunikatif) artinya komunikatif dan argumentatif. Orang yang memiliki

  sifat ini akan menyampaikannya denga benar dan dengan tutur kata yang tepat. Berbicara dengan orang lain dengan sesuatu yang mudah dipahaminya, berdiskusi dan melakukan

  10 Kartajaya Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing. (Bandung: PT.

  Mizan Pustaka, 2006). Hlm 121.

  presentasi bisnis dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga orang tersebut mudah memahami pesan bisnis yang ingin disampaikan. Allah berfirman QS. Al Jin : 28

  -٢٨- “Agar Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu sungguh, telah menyampaikan risalah

Tuhannya, sedang (ilmunya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.”

2.1.2.3. Prinsip Etis Dalam Pemasaran Islam

  Hasan et al (2002), etika dlam islam melahirkan konsep ihsani, yaitu cara pandang dan perilaku manusia dlam hubungan sosial hanya dan untuk mengabdi kepada Tuhan, bukan ada pamrih di dalamnya. Etika dlam Islam berperdoman saling menghargai satu sama lain.

  Kartajaya dan sula (2006) merincikan prinsip-prinsip bagi seorang pemasar Islam dalam menjalakan fungsi pemasarannya yaitu:

  1. Mempunyai Kepribadian Spritual Seorang muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah bahkan dlam suasana yang sedang sibuk dalam menjalakan sebuah aktivitas.

  2. Berperilaku Baik Dan Simpatik Al Quran selalu mengajarkan untuk berperilaku baik dan simpatik serta juga mengajarkan untuk selalu rendah hati dan bertutur kata yang baik.

  3. Berlaku Adil Dalam Bisnis Berbisnis dengan adil hukumya adlah wajib karena sikap adil termasuk diantara nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Islam dalam semua aspek ekonomi Islam.

  4. Bersikap Melayani Dan Rendah Hati Sikap utama dari seorang pamasar adalah sikap melayani, tanpa hal tersebut mereka bukanlah seorang jiwa pemasar.

  5. Menepati Janji Dan Tidak Curang Seorang pemasar syariah harus selalu menjaga amanah yang dipercayakan kepadanya sebagai wakil dari perusahaan dlam memasarkan serta mempromosikan produk kepada pelanggan.

  6. Jujur dan Amanah Akhlak yang sangat penting dlam melakukan bisnis syariah adalah kejujuran, disinlah Islam menjelaskan bahwa kejujurna yang hakiki itu terletak pada muamalah mereka.

  7. Tidak Suka Berburuk Sangka Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi Muhammad yang harus diimplemantiskan dlam perilaku bisnis modern.

  8. Tidak Suka Menjelek-Jelekan Seorang pemasar biasnaya senang apabila mengetahui kelemahan, kejelekan serta kekurangan lawan bisnisnya yang kemudian menjadi senjata untuk memenangkan pertarungan di pasar dengan cara menjelek-jelekan atau menfitnah. Bagi pemasar syariah menjelek-jelekan merupakan perbuatan sia-sia serta membuang waktu.

  9. Tidak Melakukan Suap Dalam syariah, suap hukumnya haram karena termasuk memakan harta orang lain dengan cara batil oleh karena itu Rasul mengajarkan cara-cara yang halal dalam memperoleh rezeki.

2.1.2.4. Karakteristik Pemasaran Syariah

  Kartajaya dan Sula (2006:32) memaparkan ada empat karakeristik pemasaran

  syariah yang menjadi panduan bagi pemasar yaitu : 11

  1. Theistis (Rabbaniyah)

  Merupakan sifat ketuhanan yang berangkat dari kesadaran akan nilai-nilai religius yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Seorang pemasar syariah meyakini bahwa Allah selalu dekat dan mengawasinya ketika sedang melakukan macam bentuk bisnis dan yakin pula bahwa di akhirat nanti Allah akan meminta pertanggungjawaban dan memberi balasan atas apa yang sudah dilakukannya selama di dunia.

  2.Etis (Akhlaqiyah)

  Karakteristik ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teistis yang sangat mengedepankan masalah akhlak (moral dan etika) dalam seluruh aspek

  11 Kartajaya Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006. Hlm 32.

  kegiatannya. Nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal dan diajarkan oleh semua agama.

  3.Realistis (Al-Waqi’iyah)

  Pemasar syariah bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap merupakan symbol masyarakat barat tetapi pemasar syariah adalah pemasar professional yang berpenampilan bersih, rapi, dan bersahaja serta mengedepankan nilai-nilai religius, kesholehan, aspek moral dan kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya. Memiliki sifat yang tidak kaku, tidak eksklusif, tetapi sangat fleksibel dan luwes serta mudah bergaul. Serta semua transaksi harus berdasarkan realita. 4.Humanistis (Al-Insaniyyah) Karakteristik ini merupakan prinsip ukhuwah insaniyyah (persaudaraan antarmanusia). Islam tidak membeda-bedakan manusia dari asal daerahnya, warna kulit, maupun status sosialnya, justru Islam mengarahkan seruannya kepada seluruh umat manusia. Dalam hal menjalankan bisnis, seorang pemasar syariah juga harus memiliki sikap perduli terhadap sesama, berperi- kemanusiaan dan menjaga ukhuwah Islamiyah. Peran marketer menjadi fasilitator untuk memperbaiki tatanan hidup masyarakat.

  Kartajaya dan Sula (2006:67) menyatakan ada Sembilan etika pemasar yang akan menjadi prinsip-prinsip bagi pemasar syariah dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran

  yaitu : 12

  1. Memiliki kepribadian spiritual (Takwa)

  2. Berperilaku adil dan simpatik (Shidiq)

  3. Berlaku adil dalam bisnis (Al-‘Adl)

  4. Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah)

  5. Menepati janji dan tidak curang

  6. Jujur dan terpercaya (Al-Amanah)

  7. Tidak suka berburuk sangka

  12 Kartajaya Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. Bandung: PT. Mizan

  Pustaka, 2006. Hlm 67.

  8. Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah)

  9. Tidak suka melakukan sogok (Risywah).

2.1.2.5. Marketing Mix

  Philip Kotler mendefenisikan marketing mix atau bauran pemasaran sebagai : serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang menjadi sasaran. Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut atau yang disebut four p's, adalah sebagai berikut:

  1. Strategi Produk Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan menyediakan produk yang lebih tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan konsumen dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan marker sharenya. Dalam marketing mix, strategi produk merupakan unsur penting karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan di hasilkan dan di pasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan serta penentuan harga serta cara penyalurannya. Tujuan utama strategi produk adalah untuk mencapai sasaran pasar yang dituju guna meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Oleh karena itu strategi produk merupakan strategi pemasaran, sehingga gagasan atau ide untuk melakukan harus datang dati bidang pemasaran.

  2. Strategi Harga Harga merupakan satu-satunya unsur marketig mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur biasa saja. Meskipun penetapan harga merupakan persoalan yang penting, namun masih banyak perusahaan yang kurang mampu menangani permasalahan penetapan harga yang dapat mempengaruhi penerimaan perusahaan, sebab harga dapat mempengaruhi tingkat penjualan yang mana berdampak pada keuntungan serta market share yang dicapai oleh perusahaan.

  3. Strategi Penyaluran Distribusi Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu distribusi merupakan salah 3. Strategi Penyaluran Distribusi Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu distribusi merupakan salah

  4. Strategi Promosi Suatu produk bagaimanapun bermanfaatnya jika tidak dikenal konsumen maka produk tersebut tidak akan diketahui dan bermanfaat bagi konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan cara agar konsumen dapat mengetahui produk perusahaan tersebut. Serta berusaha mempengaruhi konsumen untuk dapat menciptakan permintaan atas produk tersebut, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan melakukan rangkaian kegiatan promosi sebagai salah satu acuan pemasaran. Kegiatan promosi dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan serta direncanakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan akan dapat berperan secara baik dalam meningkatkan penjualan dan market share. Untuk memahami lebih jauh tentang promosi beberapa ahli pemasaran mendefinisikan promosi sebagai salah satu bagian terpenting dalam dan sangat menentukan arah tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diketahui bentuk-bentuk promosi yang efektif serta terkait dengan komunikasi yang baik di antara bentuk-bentuk promosi yang ada yang kebih dikenal promotion mix.

  Menurut Philip Kotler (2005:264) promotion mix terdiri dari atas 5 perangkat utama

  yakni:

  1. Advertising

  Merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produ atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.

  2. Sales Promotion

  Berupa insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

  3.Personal

  Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan.

  4. Publicity

  Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

  5.Direct Marketing

  Penggunaan surat, telepon, faksimil, email dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

2.1.2.6. Bauran Promosi

  Perusahaan dalam hal mengungkapkan kebijaksanaan promosi perlu memperhatikan kegiatan-kegiatan promosi yang perlu dipertimbangkan agar diperoleh suatu kebijaksanaan yang objektif. Menurut William J. Stanton yang dikutip Basu Swastha dan Irawan (2008:349) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern mengemukakan bahwa, Promotional Mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.

  Kita dapat melihat bahwa definisi tersebut tidak menyebutkan secara jelas beberapa variabel promotional mix selain periklanan dan penjualan pribadi, pada pokoknya bauran promosi (promotional mix) terdiri dari empat variabel, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), publisitas dan pemasaran langsung (direct marketing).

  1.Periklanan

  Menurut Philip Kotler (2005:277), bahwa iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang tertentu yang harus dibayar.

  Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyampaian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Iklan memiliki empat fungsi utama yaitu, menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk (informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding), serta Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyampaian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Iklan memiliki empat fungsi utama yaitu, menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk (informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding), serta

  2.Promosi Penjulan

  Promosi penjualan merupakan kegiatan komunikasi yang bukan iklan, publisitas, atau penjualan pribadi. Tujuannya adalah menarik konsumen untuk membeli, yaitu dengan membuat pajangan di toko-toko, pameran, dan demonstrasi dengan menggunakan alat-alat penjualan seperti poster, selebaran, dan gambar tempel. Biasanya kegiatan ini juga dilakukan bersama-sama dengan kegiatan promosi lainnya, biayanya relatif lebih murah dibandingkan periklanan dan penjualan pribadi. Selain itu promosi penjualan juga lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya tersedia dan dimana saja, sedangkan penjualan yang terjadi sifatnya tidak kontiniu dan berjangka pendek.

  3..Penjualan Pribadi

  Basu Swastha dan Irawan (2008:350) mengemukakan definisi penjualan pribadi dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern sebagai berikut penjualan pribadi adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Sifat-sifat penjualan pribadi antara lain:

   Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup langsung dan

  interaktif antara dua orang atau lebih.  Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam

  hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.

   Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk

  mendengar, memperhatikan, dan menanggapi. 4.Publisitas

  Publisitas merupakan suatu periklanan tidak langsung dan tidak membayar untuk berkomunikasi yang dilakukan. Sifat dari publisitas ini tidak kontiniu dan berjangka pendek.

  Basu Swastha dan Irawan (2008:350), bahwa publisitas adalah pendorongan permintaan secara non pibadi untuk suatu produk, jasa atau ide Basu Swastha dan Irawan (2008:350), bahwa publisitas adalah pendorongan permintaan secara non pibadi untuk suatu produk, jasa atau ide

  Philip Kotler (2007:288) mengemukakan bahwa pemasaran langsung (direct marketing) adalah penggunaan saluran-saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran.

  Pemasaran langsung adalah salah satu cara yang tumbuh paling pesat untuk melayani pelanggan. Pemasar langsung mencari tanggapan yang dapat diukur, khususnya pesanan pelanggan. Hal ini kadang-kadang disebut pemasaran pesanan langsung. Dewasa ini, banyak pemasar langsung menggunakan pemasaran langsung untuk membina jangka panjang dengan pelanggan.

  2.1.2.7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi

  Efektifitas cara promosi berbeda antara pasar barang konsumen dan pasar barang industri. Perusahaan yang memproduksi barang konsumen biasanya menggunakan dana mereka untuk iklan diikuti oleh promosi penjualan, perorangan, dan publisitas. Perusahaan yang memproduksi barang industri menggunakan dana mereka untuk penjualan perorangan diikuti promosi penjualan, iklan, dan publisitas. Umumnya penjualan tatap muka lebih sering digunakan untuk barang-barang yang mahal dan penuh resiko.

  Menurut Basu Swastha dan Irawan (2008:355) faktor yang mempengaruhi bauran promosi adalah:

  1. Jumlah Dana Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana lebih besar, 1. Jumlah Dana Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana lebih besar,

  2. Sifat Pasar Beberapa macam sifat pasar yang mempengaruhi bauran promosi ini

  meliputi:

  a. . Luas pasar secara geografis Perusahaan yang hanya memiliki pasar lokal sering mengadakan

  kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki pasar nasional atau internasional.

  b. Konsentrasi pasar Konsentrasi pasar ini dapat mempengaruhi strategi promosi yang

  dilakukan oleh perusahaan terhadap: jumlah calon pembeli, jumlah pembeli potensial yang macam-macamnya berbeda-beda, dan konsentrasi secara nasional. Perusahaan yang hanya memusatkan penjualannya pada satu kelompok pembeli saja, maka penggunaan alat promosinya akan berbeda dengan perusahaan yang menjual pada semua kelompok pembeli.

  c. Macam pembeli Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga dipengaruhi

  oleh obyek atau sasaran dalam kampanye penjualannya.

  3. Jenis Produk Faktor lain yang turut mempengaruhi strategi promosi perusahaan

  adalah jenis produknya, apakah barang konsumsi atau barang industri. Produk konsumsi juga bermacam-macam misalnya konvenien, shopping atau barang spesial. Biasanya untuk barang konvenien mengandalkan periklanan. Sedangkan strategi untuk barang industri menggunakan penjualan pribadi.

  4. Tahap Daur Hidup Produk

  Ada empat tahap daur hidup suatu produk yaitu:

  1. Tahap perkenalan

  Tahap ini perusahaan memasuki daerah perusahaan yang baru, sehingga kegiatan promosi lebih ditonjolkan.

  2. Tahap pertumbuhan

  Tahap ini kegiatan promosi yang dilakukan untuk menstimulasi permintaan selektif terhadap merek tertentu dan menekankan pentingnya periklanan.

  3. Tahap kedewasaan

  Pada tahap ini perusahaan menghadapi persaingan sangat tajam yang mengharuskan perusahaan menyediakan dana yang besar untuk promosi.

  4. Tahap penurunan

  Situasi pasar tahap ini ditandai dengan menurunnya tingkat laba dan penjualan, maka promosi harus dikurangi.

  Sehubungan dengan penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi bauran promosi, Buchari Alma (2009:179), mengemukakan bahwa:

   Faktor Anggaran

  Bisnis yang memiliki dana banyak tentu memiliki kemampuan besar dalam mengkombinasikan elemen- elemen promosi. Sebaliknya bisnis yang lemah keuangannya sedikit sekali menggunakan advertising dan promosinya kurang efektif.

   faktor Pasar

  Keadaan pasar, ini menyangkut daerah geografis pasaran produk dan juga calon konsumen yang dituju.

   Faktor Produk

  Keadaan produk, ini menyangkut apakah produk ditujukan untuk konsumen akhir atau sebagai bahan industri, atau produk pertanian. Lain produk, lain pula teknik yang digunakan.

   Faktor Tahap Siklus Hidup Produk

  Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan mempengaruhi promosi yang digunakan.

2.1.3. Bank syariah

2.1.3.1. Pengertian Bank Syariah

  Perbankan syariah dewasa ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Di indonesia sendiri dari tahun 2008 sampai dengan Juni 2014 ditunujkan dengan statistik sebagai berikut:

  Sedangkan pertumbuhan perbankan syariah di dunia khususnya di Negara Qismut (Qatar, Indonesia, Saudi Arabia, Malaysia, Uni Emirat Arab dan Turkey) kecepatan

  pertumbuhannya adalah rata-rata diatas 15. 13

  pesatnya pertumbuhan perbankan syariah diimbangi dengan tetap dipertahankannya prinsip kehati-hatian di dalam mengelola usahanya, Peranan bank syariah menjadi sangat penting karena bank syariah mempunyai landasan etika agar kaum muslimin mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

  Adapun yang dimaksud Bank Syariah menurut Sri Susilo (2000:110) “Bank syariah adalah Bank yang dalam aktifitasnya baik penghimpunan dana

  maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan menekankan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil”

  Adapun Bank Syariah menurut veithzal (2007:733) “Bank Syariah adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain

  13 Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja,Bank Syariah Indonesia,Bambang Utoyo, Dmb Ix Ipb 13 Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja,Bank Syariah Indonesia,Bambang Utoyo, Dmb Ix Ipb

  Sedangkan menurut Heri Sudarsono (2003:18) Mendefinisikan Bank Syariah sebagai berikut:

  “Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah”

  Dari beberapa pengertian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pengeetian perbakan syariah adalah lembaga keuanga yang usga pokoknya meberikan kredit dan jasa-jasa keuangan serta sebagai lalu lintas pembayaran yang sesuai dengan prinsip- prinsip syariah.

2.1.3.2. Tujuan Bank Syariah

  Tujuan Bank syariah menurut Heri Sudarsono (2003:40) diantaranya sebagai berikut:

  1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara islami khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan.

  2. Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi.

  3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang besar.

  4. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang ada pada umumnya merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang berkembang.

  5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter.

  6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank non syariah.

2.1.3.3. Fungsi Dan Peranan Bank Syariah

  Fungsi Bank syariah menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2001:200) bahwa dalam paradigma islam, bank syariah memiliki fungsi sebagai berikut;

  1. Manajemen investasi, menurut kontrak mudharabah bank (Mudharib) yang melaksanakan investasi dana dari pihak lain menerima persentase keuntungan hanya dalam kasus untung dalam terjadi kerugian sepenuhnya menjadi resiko penyedia dana (shahibul maal) sedangkan bank tidak ikut menanggungnya.

  2. Investasi, bank islam menginvestasikan dana yang ditempatkan pada dunia usaha dengan menggunakan alat-alat investasi yang konsisten dengan syariah.

  3. Jasa-jasa keuangan, bank islam dapat juga menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya berdasarkan upah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan.

  4. Jasa sosial, konsep perbankan islam mengharuskan bank islam melaksanakan jasa sosial yang sesuai dengan ajaran islam.

  Adapun Peranan Bank Islam menurut Muhammad (2005:15) adalah

  1. Memurnikan operasional perbankan syariah sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat.

  2. Meningkatkan kesadaran syariah umat islam sehingga memperluas segmen dan pasar perbankan syariah.

  3. Menjalin kerjasama dengan para ulama karena bagaimanapun peran ulama khususnya di Indonesia sangat dominan bagi kehidupan islam.

2.2. PEMBAHASAN

2.2.1. SEJARAH PERBANKAN DI INGGRIS

  Praktik Perbankan Syariah di Eropa Dalam perkembangan berikutnya, kegiatan yang dilakukan oleh perorangan kemudian dilakukan oleh institusi yang saat ini dikenal sebagai bank. Ketika bangsa Eropa melakukan praktik perbankan, mulai timbul masalah karena transaksi yang menggunakan konsep bunga yang dalam ilmu fiqh disebut dengan riba, dan haram hukumnya. Transaksi bunga ini merebak ketika Raja Hensy VIII pada tahun 1545memperbolehkan instrument ini meskipun tetap mengharapkan asalkan tidak boleh berlipat ganda. Ketika wafat dan digantikan oleh Edward VI yang membatalkan konsep ini, dan tidak berlangsung lama. Ketika dia wafat dan digantikan Elizabeth I, konsep bunga kembali diperbolehkan untuk dipergunakan . Pada masa kebangkitannya dan mengalami Renaissance, bangsa eropa melakukan penjajahan dan perluasan ke seluruh dunia sehingga sebagian besar aktivitas didominasi oleh bangsa eropa. Pada saat yang sama, peradaban muslim mengalami kemerosotan dan jatuh satu – persatu ke dalam cengkeraman eropa. Akibatnya, institusi perekonomian islam mulai runtuh dan digantikan Praktik Perbankan Syariah di Eropa Dalam perkembangan berikutnya, kegiatan yang dilakukan oleh perorangan kemudian dilakukan oleh institusi yang saat ini dikenal sebagai bank. Ketika bangsa Eropa melakukan praktik perbankan, mulai timbul masalah karena transaksi yang menggunakan konsep bunga yang dalam ilmu fiqh disebut dengan riba, dan haram hukumnya. Transaksi bunga ini merebak ketika Raja Hensy VIII pada tahun 1545memperbolehkan instrument ini meskipun tetap mengharapkan asalkan tidak boleh berlipat ganda. Ketika wafat dan digantikan oleh Edward VI yang membatalkan konsep ini, dan tidak berlangsung lama. Ketika dia wafat dan digantikan Elizabeth I, konsep bunga kembali diperbolehkan untuk dipergunakan . Pada masa kebangkitannya dan mengalami Renaissance, bangsa eropa melakukan penjajahan dan perluasan ke seluruh dunia sehingga sebagian besar aktivitas didominasi oleh bangsa eropa. Pada saat yang sama, peradaban muslim mengalami kemerosotan dan jatuh satu – persatu ke dalam cengkeraman eropa. Akibatnya, institusi perekonomian islam mulai runtuh dan digantikan

  Di Eropa tercatat sebagai bank syariah yang pertama kali beroperasi adalah The Islamic Bank International of Denmark di kota Copenhagen. , pada tahun 1983. Sepanjang perjalanan waktu, kajian akademis maupun praktek operasional mengenai ekonomi Islam dan perbankan syariah terus dikembangkan. Untuk kajian akademis terdapat di University of Durham (Inggris), University of Portsmouth (Inggris), University of Harvard (Amerika) dan University of Wulongong (Australia). Kemudian Inggris telah menerbitkan sukuk (obligasi syariah), dan menjadi negara Barat pertama yang mengizinkan sukuk. Sampai januari 2007, diperkirakan ada 300 bank dan institusi finansial bebasis syariah di seluruh dunia yang asetnya diproyeksikan akan tumbuh sebesar 1 triliun dollar pada 2013. Ketimbang negara-negara Eropa lainnya, Inggris paling dulu merealisasikan sistem keuangan syariah. Awalnya adalah kelimpahan dana dari negara-negara Timur Tengah saat harga minyak bumi meroket pada sekitar 2000-an. Jadilah, Inggris bersiap diri untuk mengolah dana ini.Dalam catatan, jumlah penduduk London pada 2005 berada di angka 7,4 juta jiwa. Total penduduk Inggris sebanyak 60 juta orang. Dari jumlah itu, 1,8 juta jiwa beragama Islam. Pemerintah berikut industri perbankan Inggris melihat kenyataan ini sebagai pasar yang potensial. Kekompakan pemerintah dan industri perbankan memang berbuah. Paling tidak, bank ritel macam Lloyds TSB sudah menyediakan produk-produk berbasis syariah seperti tabungan serta pinjaman untuk pembelian rumah. Lloyds TSB adalah bank kelima terbesar di Inggris. Maka, diharapkan Inggris sebagai pintu gerbang majunya perbankan syariah di Eropa.

  Menjelang akhir 2004 lalu, Inggris memroklamasikan sebuah bank berbasis Islam di negara itu. Ini merupakan bank Islam pertama di Inggris yang lahir untuk menjawab permintaan dari lebih kurang 1,8 juta penduduk Muslim Inggris sekaligus merupakan bank Islam pertama di Eropa.

  Masyarakat keuangan di Inggris pun menyambut baik kehadiran bank Islam di negaranya. Bank yang pertama memperoleh izin untuk menyelenggarakan prinsip perbankan yang murni syariah ini diberi nama Islamic Bank of Britain (IBB). Bank ini Masyarakat keuangan di Inggris pun menyambut baik kehadiran bank Islam di negaranya. Bank yang pertama memperoleh izin untuk menyelenggarakan prinsip perbankan yang murni syariah ini diberi nama Islamic Bank of Britain (IBB). Bank ini

  Terbentuknya bank ini merupakan hasil kerja sama Islamic Joint Venture Partnership (IJVP) dengan kepemilikan saham yang didominasi oleh saham perseorangan, yaitu dari Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Izinnya (lisensinya) diperoleh langsung dari The Financial Services Authoritys (FSA) atau semacam lembaga keuangan di Inggris.

  Selama beberapa dekade, komunitas Islam di Inggris memang dikenal banyak yang tidak berinteraksi dengan bank. Alasannya adanya pendapat mengenai bunga bank yang hukumnya haram. Karenanya, tanggapan posistif pun turut berdatangan pascapeluncuran bank Islam ini.

  Sebenarnya, sebelum kelahiran bank Islam di Inggris, masyarakat Inggris sudah bisa mengakses layanan perbankan Islam dari beberapa bank konvensional yang membuka unit syariah atau divisi syariah. Tapi, ketersediaan divisi syaraih di bank-bank tersebut ternyata belum mampu mengakomodasi banyak keinginan nasabah Muslim di Inggris. Bukan karena kualitas dan jumlah pelayanan cabang atau divisi syariah yang mereka miliki, tapi lebih kepada pesatnya perkembangan dan permintaan masyarakat akan layanan unit syariah ini.

  Bank yang membuka layanan syariah melalui cabang maupun divisi syariahnya, yaitu Citibank, Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC), dan ANZ Bank. Bank-bank ini ternyata telah lama melihat peluang dan cepat tanggap merespons keinginan banyak nasabah Muslim di Inggris.

2.2.2. Kondisi Lingkungan Perbankan Dan Layanan Keuangan Di Inggris