PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGRUSAKAN ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (STUDI KASUS DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT PALU) | NAWIR | Legal Opinion 8937 29347 1 PB

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGRUSAKAN
ANJUNGAN TUNAI MANDIRI
(STUDI KASUS DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT PALU)
NAWIR /D 101 10 408
Pembimbing:
1. Dr. Johnny Salam, SH., MH
2. Vivi Nur Qalbi., SH.,MH
ABSTRAK
Karya ilmiah ini membahas mengenai terjadinya pengrusakan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) di beberapa tempat di Kota Palu, Permasalahan dalam
penelitian ini bagaimanakah penegakan hukum terhadap perusakan Anjungan Tunai
Mandiri di Wilayah Hukum Kepolisian Resort Palu dan upaya lembaga perbankan
dan Kepolisian dalam penanggulangan perusakan mesin Anjungan Tunai Mandiri di
Kota Palu. Meode penelitian yaitu empiris.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa, Penegakan hukum pengrusakan
Anjungan Tunai Mandiri tidak optimal karena sebagian besar lembaga perbankan
tidak melaporkan ke penegak hukum apabila terjadi pengrusakan karena Anjungan
Tunai Mandiri diberikan police line sehingga dapat mengakibatkan kerugian waktu
yang cukup lama selama dalam proses penyelidikan dan penyidikan garis polisi tidak
dapat dibuka dan upaya penanggulangan perusakan Anjungan Tunai Mandiri di
Kota Palu yaitu melalui upaya penal yaitu penegakan hukum pidana untuk membuat

efek jera pada pelaku dan upaya non penal, seperti penempatan Anjungan Tunai
Mandiri ditempat yang aman, dan peran serta masyarakat. Disaranakan perlunya
pihak perbankan melaporkan setiap tindakan pengrusakan Anjungan Tunai Mandiri
tampa melihat berat ringannya kerusakan dan perlunya keadaran hukum masyarakat
bahwa apapun bentuk pengrusakan baik barang milik pribadi, kelompok dan umum
wajib untuk menjaga dan mencegah dari tindakan pengrusakan.
Kata Kunci: Anjungan Tunai Mandiri, Pengrusakan, Penegakan Hukum
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Anjungan

Tunai

Mandiri

melayani transaksi perbankan yang

(ATM) merupakan salah satu fasilitas

sangat membantu masyarakat dalam


perbankan yang berbentuk seperangkat

hal pelayanan. Perangkat elektronik

alat elektronik yang disediakan untuk

tersebut

dapat

melayani

berbagai
1

transaksi perbankan dari nasabah bank
seperti,

pengambilan


pengecekan

saldo

tabungan/giro,
pembayaran
dilayani

uang

1. Bagaimanakah penegakan hukum

rekening

transfer
tagihan

oleh


tunai,

B. Rumusan Masalah

dana
tanpa

petugas

terhadap perusakan Anjungan Tunai

dan

Mandiri

perlu
bank.

terpelihara


Hukum

2. Upaya lembaga perbankan dan
Kepolisian dalam penanggulangan

Mandiri dalam melayani transaksi
harus

Wilayah

Kepolisian Resort Palu?

Kelangsungan operasi Anjungan Tunai

nasabah

di

perusakan mesin Anjungan Tunai


dengan

Mandiri di Kota Palu?

sebaik-baiknya.
Di

Kota

Palu,

kasus

II. PEMBAHASAN
A. Penegakan Hukum Terhadap
Perusakan Anjungan Tunai
Mandiri Di Wilayah Hukum
Kepolisian Resort Palu

pengrusakan terhadap Anjungan Tunai

Mandiri kerap terjadi dengan nilai
kerugian hingga puluhan juta rupiah
untuk satu kali kasus. Kejahatan
terhadap

mesin

Anjungan

Tunai

Mandiri dengan modus, merusak layar,
memasukkan barang berupa kertas,
korek

api,

lem

pada


tempat

Istilah penegakan hukum dapat
dipergunakan

terjemahan

dari

"rechtshandhaving," yang dimaksud
disini adalah hukum yang "berkuasa"
dan "ditaati" melalui sistem peradilan

memasukkan kartu Anjungan Tunai

pidana1.

Mandiri, memukul-mukul Anjungan


mengemukakan bahwa, “penegakan

Tunai

Mandiri,

berfungsi,

sehingga

tidak

bahkan beberapa kasus

mencungkil dan mengangkat mesin
Anjungan Tunai Mandiri.

Anjungan
digolongkan
Anjungan


Tunai

Mandiri

menjadi
Tunai

dua

Mandiri

masyarakat dan untuk itu pemahaman
tentang hak dan kewajiban menjadi
mutlak.

penonton

Masyarakat


bagaimana

bukan
hukum

dapat
yakni
sebagai

sasaran dan Anjungan Tunai Mandiri
sebagai media kejahatan.

Hardjasoemantri

hukum adalah kewajiban dari seluruh

syarat

Modus operandinya, kejahatan

Koesnadi

1

Mardjono Reksodiputro, Hak Asasi
Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana,
Kumpulan Karangan Buku Ketiga, Pusat
Pelayanan Keadilan dan Pengabdian
Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta,
1990, Hlm. 78-79.

2

ditegakkan akan tetapi masyarakat

Pengrusakan

berperan dalam penegakan hukum”2.

Undang-undang

Penegakan hukum menurut Soerjono

termasuk

Soekanto

adalah,

menyerasikan

hubungan

dalam
Hukum

kejahatan.

Kitab
Pidana

Pengrusakan

“kegiatan

terdapat dalam Buku II Kitab Undang-

nilai-nilai

undang

Hukum

Pidana

termasuk

yang terjabar di dalam kaidah-kaidah

kejahatan, dapat dilihat dalam BAB V

atau pandangan nilai yang mantap dan

Tentang

mengejewantah sikap tindak sebagai

Ketertiban Umum yaitu pada Pasal

rangkaian penjabaran nilai tahap akhir

170

untuk menciptakan, memelihara dan

Menghancurkan

mempertahankan

Barang yang dimulai dari Pasal 406

kedamaian

dalam

3

hidup” .

dan

Bab

terhadap

XXVII
atau

Tentang

Merusakkan

sampai Pasal 412 dan Pengrusakan

Pengrusakan Anjungan Tunai
Mandiri merupakan salah satu bentuk

dalam Pasal 170 Kitab Undang-undang
Hukum Pidana termasuk kejahatan5.

tindak pidana, karena suatu tindakan
melanggar

Kejahatan

hukum

yang

telah

Kejahatan merupakan entitas
yang selalu lekat dengan dinamika

dilakukan dengan sengaja ataupun

perkembangan

tidak dengan sengaja oleh seseorang

manusia. Kejahatan dengan beragam

yang dapat di pertanggungjawabkan

modus operandi serta akibatnya, oleh

atas

oleh

masyarakat dirasakan sebagai sesuatu

dinyatakan

yang harus dilawan dan dihindari

tindakannya

undang-undang

dan
telah

yang

sebagai suatu tindakan yang dapat

karena

dihukum4.

kejahatan

peradaban

pada

2

3

4

Koesnadi
Hardjasoemantri,
Hukum
Perlindungan Lingkungan, Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, Cet. II Edisi I, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, 1999, Hlm.
375-376.
Sarjoeno Soekanto, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2011, Hlm. 2
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktek
Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta,
2005, Hlm. 8

prinsipnya

setiap

timbul

dapat

masyarakat

sebagai

yang

mempengaruhi

umat

suatu ancaman ketertiban walaupun
secara
bahwa

tidak

mereka

kejahatan,

5

langsung

menyadari

menjadi

seperti

korban

pengrusakan

R. Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana Dengan Penjelasannya. Politea.
Bogor. 1995. Hlm. 278.

3

bukan tujuan utama tetapi
untuk
mempermudah
melakukan pencurian6.

Anjungan Tunai Mandiri. Masyarakat,
baru

menyadari

menggunakan

apabila

Anjungan

ingin
Tunai

Selain

Mandiri tetapi tidak berfungsi karena

Salah satu penyebab terjadinya
kerusakan Anjungan Tunai Mandiri,
ditempatkan

dalam

atau

tersebar

tertentu

tanpa

penerangan

dan

daerah

pengawasan,

penjagaan yang maksimal, menjadi
salah satu titik kelemahan Anjungan
Tunai Mandiri yang menjadi target

Di Kota Palu beberapa kasus
pengrusakan Anjungan Tunai Mandiri,
seperti Anjungan Tunai Mandiri Bank
BRI, Anjungan Tunai Mandiri di
Gubernur,

korban

bukan

yang

menjadi

hanya

lembaga

perbankan tetapi juga masyarakat yang
ingin

mendapatkan

pelayanan

perbankan. Sebagaimana wawancara
penulis

Tunai Mandiri tidak tersedia, ada
beberapa

kasus

Anjungan

Tunai

Mandiri yang rusak karena perbuatan
iseng atau pelampiasan sikap jengkel
atau

kekecewaan

dari

pengguna

Anjungan Tunai Mandiri karena mesin
Anjungan

Tunai

Mandiri

tidak

berfungsi akibat gangguan jaringan
atau ketika akan mencabut uang tetapi

kejahatan.

Kantor

melakukan

pencurian uang yang ada di Anjungan

terjadi pengrusakan.

karena

untuk

dengan

penyidik

Polresta

Bapak
Palu

Arfandi
yang

menyatakan:
Kasus perusakan Anjungan
Tunai Mandiri yang terjadi di
Kota Palu, merupakan modus
atau cara untuk melakukan
pencurian uang yang tersedia di
Anjungan
Tunai
Mandiri,
sehingga pengrusakan tersebut

dananya tidak tersedia atau habis,
nasabah

memukul-mukul

monitor

sampai retak, menyiram papan ketik
dengan air, perbuatan tersebut bukan
tujuan

untuk

mencuri

tetapi

pelampiasan rasa jengkel, dan marah.
Perbuatan
mengakibatkan

tersebut
Anjungan

dapat
Tunai

Mandiri tidak berfungsi normal atau
bahkan rusak. Hal ini sejalan dengan
pendapat seorang teknisi Anjungan
Tunai Mandiri Bank Negara Indonesia
(BNI) bapak Andri, dalam wawancara
dengan penulis menyatakan7:
6

7

Arfandi, Penyidik pada Krimum IV Polres
Palu, wawancara 12 April 2016
Andri, Teknisi ATM Bank BNI, Wawancara
Tanggal 12 April 2016

4

Seorang
nasabah
kalau
kebetulan mau menarik uang di
Anjungan Tunai Mandiri dan
ditemukan Anjungan Tunai
Mandiri dalam kondisi rusak
atau terjadi gangguan jaringan,
disitu
nasabah
spontan
melakukan perbuatan yang
tidak terpuji seperti memukulmukul layar monitor, dan
menyiram air kemasan botol
dan
langsung
tinggalkan
Anjungan Tunai Mandiri.

yang terjadi di depan Pasar Inpres
Manonda menurut Riswan diakibatkan
oleh9:
Terjadinya perkeleahian remaja
atau antar kelompok disekitar
pasar pada malam hari. Dimana
saling serang dengan melempar
batu
dan
kayu
yang
mengakibatkan kaca samping
dan pintu depan pecah bahkan
sampai mengenai Anjungan
Tunai
Mandiri
yang
mengakibatkan tidak berfungsi,
dan hampir satu bulan diberi
garis polisi sehingga Anjungan
Tunai Mandiri tidak dapat
diperbaiki.

Disisi lain, masyarakat yang
mengetahui

terjadinya

pengrusakan

tidak berupaya untuk mencegah dan
melaporkan pada pihak yang berwajib,

Selain

seperti yang dikemukakan oleh Arman

Hampir setiap malam minggu
sekitar jam 2 malam di
Anjungan Tunai Mandiri depan
Rumah Sakit Undata Baru,
banyak remaja yang duduk dan
adakalanya masuk ke dalam
Anjungan Tunai Mandiri untuk
beristirahat karena mabuk.
Dalam ruangan Anjungan
Tunai Mandiri biasanya pelaku
mencoret-coret dan memukulmukul dinding Anjungan Tunai
Mandiri, tetapi saya tidak
berani menegur dan melapor
karena menghindari resiko
(pembalasan) atas laporan saya.
rusaknya

Anjungan

Tunai Mandiri Bank Negara Indonesia
8

warga

yang

berdomisili disekitar Anjungan Tunai

bahwa8:

Kasus

itu,

Arman, Kios Begadang, di Jalan Trans
Sulawesi Depan Rumah Sakit Undata Palu,
12 April 2016

Mandiri tidak peduli terhadap adanya
pengrusakan Anjungan Tunai Mandiri
seperti

pelemparan,

mencoret-coret

dinding Anjungan Tunai Mandiri yang
dilakukan oleh remaja karena bukan
untuk melakukan pencurian hanya
merusak.
Berdasarkan

beberapa

hasil

wawancara tersebut di atas dapat
diketahui bahwa masyarakat apabila
melihat

terjadinya

kejahatan

khususnya

pengrusakan

Anjungan

Tunai Mandiri bersikap apatis dan
masyarakat dan pelaku pengrusakan
9

Satpam pada Pasar Inpres Manonda Palu, 15
April 2016

5

Anjungan

Tunai

Mandiri

pada

umumnya kurangnya keadaran hukum.
Di

Indonesia

norma

atau

peraturan-peraturan

menjadi efektif11.
Ditinjau

kesadaran

dari

segi

yuridis,

masyarakat terhadap hukum sangat

kejahatan merupakan perbuatan yang

jarang sekali ditemui, pelaksanaan

dilarang

hukum

pada

pelanggarannya

serta

sanksi. Di sisi lain, kejahatan sebagai

menganggap bahwa penegakan hukum

masalah psikologis berarti perbuatan

merupakan urusan aparat penegak

manusia yang abnormal yang bersifat

hukum semata dan tidak berangkat

melanggar

dari kesadaran masyarakat10.

disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan

masih

menonjolnya

terpaku

sikap

apatis

Terjadinya

pengrusakan

oleh

undang-undang
diancam

norma

hukum,

dan

dengan

yang

dari si pelaku perbuatan tersebut12.

apabila

Masalah kejahatan merupakan

dikaitkan dengan teori kontrol sosial,

suatu kenyataan sosial yang tidak

khususnya

laku

berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan

pengrusakan Anjungan Tunai Mandiri.

masalah sosial, ekonomi, politik, dan

Teori kontrol dapat dibedakan menjadi

budaya, sebagai fenomena yang ada

dua macam kontrol, yaitu personal

dalam

control dan social control. Personal

mempengaruhi

control adalah kemampuan seseorang

Berdasarkan data yang diperoleh dari

untuk

Polres

Anjungan

Tunai

bagi

menahan

Mandiri

tingkah

diri

agar

tidak

masyarakat

Palu,

satu

kasus

sama

saling
lain.

pengrusakan

mencapai kebutuhannya dengan cara

Anjungan

melanggar norma-norma yang berlaku

modus dalam melakukan pencurian

di

masyarakat.

Sedangkan

social

atau

masyarakat

lembaga-lembaga
melaksanakan

di

norma-

2015

telah

terjadi

pengrusakan

Anjungan Tunai Mandiri disejumlah

12

Penyidik pada Krimum V Polres Palu,
wawancara 13 April 2016

sebagai

Pada tahun 2012 hingga tahun

11

10

Mandiri

uang yang terjadi di Kota Palu.

control adalah kemampuan kelompok
sosial

Tunai

dan

Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita
Selekta Kriminologi, PT. Refika Ditama,
Bandung, 2007, Hlm. 41
Prakoso, Hak Asasi Tersangka dan Peranan
Psikologi Dalam Konteks KUHP, Bina
Aksara, Jakarta, 1987, Hlm. 7

6

titik di Kota Palu. Dari sejumlah kasus

pencurian. Tetapi kerusakan Anjungan

tersebut sebanyak 3 (tiga) kasus yang

Tunai Mandiri pada siang hari pada

dilaporkan pada Polres Palu, dimana

umumnya dilakukan oleh remaja yang

pada tahun 2012 terdapat 1 (satu)

iseng seperti melempar menyiram air

kasus, Tahun 2013 terdapat 2 (dua)

di

kasus, dan Tahun 2015 terdapat 1

memecahkan kaca yang dilakukan

(satu) kasus.

bukan untuk mencuri14.

monitor

dan

Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian di

papan

dan

ketik,

pihak

Tunai

perbankan sangat berperan penting

Mandiri perbankan yang paling banyak

dalam penanggulangan pengrusakan

dirusak

Anjungan Tunai Mandiri, sehingga

ketahui

bahwa

adalah

Anjungan

Anjungan

Tunai

Mandiri Bank Mandiri. Muhammad

antara

masyarakat

dengan

pihak

Yusuf menegaskan bahwa13:

Kepolisian memiliki hubungan yang

Kerusakan pada Anjungan
Tunai Mandiri Mandiri pada
umumnya
terjadi
karena
kejahatan konvensional atau
percobaan pencurian dengan
merusak
Anjungan
Tunai
Mandiri untuk mengambil dana
yang tersedia.

saling berkaitan. Pihak Kepolisian

Berdasarkan hasil penelitian

bukan

dapat melakukan penyelidikan dan
penyidikan karena adanya laporan dari
masyarakat dan Perbankan, sehingga
keamanan, ketertiban dan pencegahan
pengrusakan Anjungan Tunai Mandiri
hanya

tanggujawab

pihak

pada Polres Palu diketahui bahwa

Kepolisian, masyarakat dan perbankan

pengrusakan Anjungan Tunai Mandiri

saja,

pada umumnya dilakukan pada malam

tanggungjawab setiap warga negara.

melainkan

sudah

menjadi

hari terutama Anjungan Tunai Mandiri

Selain faktor tersebut di atas,

yang tidak ada penjaganya seperti

juga disebabkan oleh faktor sebagai

Anjungan Tunai Mandiri di Stasiun

berikut15,

Pengisian Bahan Bakar Umum dan

Tunai Mandiri apabila dilaporkan pada

Anjungan Tunai Mandiri di pinggir

penegak hukum akan mengakibatkan

jalan yang tujuannya untuk melakukan
13

Bagian IT Bank Mandiri Palu, Wawancara
15 April 2016

14

15

pengrusakan

Anjungan

Moh Asdar, Penyidik pada Krimum IV
Polres Palu, 15 April 2016
Bagian IT Bank Mandiri Palu, Wawancara
12 April 2016

7

tempat kejadian perkara dan Anjungan

laporan dan pengaduan tindak pidana,

Tunai Mandiri diberikan police line

secara

(garis

dapat

penegak hukum terdapat aturan-aturan

mengakibatkan kerugian waktu dan

bahwa pelaporan ini harus diberikan

mengganggu

secara fisik di depan penyelidik/

polisi)

sehingga

pelayanan

nasabah.

internal

dalam

organisasi

Dengan adanya garis polisi maka

penyidik,

dalam waktu yang cukup lama sampai

pelapor

1 bulan bahkan selama dalam proses

kepastian hukum dari isi pelaporan

penyelidikan dan penyidikan garis

tersebut.

menyebutkan
guna

identitas

kepentingan

asas

polisi tidak dapat dibuka, padahal

Hukum merupakan salah satu

kerusakan Anjungan Tunai Mandiri

jenis kontrol sosial yang dilakukan

tersebut dapat diperbaiki secepatnya

oleh

atau minimal 1 jam sudah baik,

sosial merupakan kehidupan normatif

sehingga pengrusakan Anjungan Tunai

dari

Mandiri

warganegaranya. Salah satu contoh

tersebut

tidak

dilaporkan

untuk menghindari kerugian

yang

lebih besar.

pemerintah.

negara

kontrol

beserta

perwujudan hukum sebagai kontrol
sosial

Peran lembaga perbankan atau

suatu

Artinya,

adalah

perundang-undangan.

Jadi, berdasarkan teori kontrol sosial,

korban dalam terjadinya pengrusakan

terjadinya

Anjungan Tunai Mandiri juga patut

Tunai Mandiri, salah satunya adalah

diperhatikan dan menjadi salah satu

akibat dari tidak berfungsinya hukum

faktor yang penting dalam terjadinya

sebagai salah satu alat pengontrol

kejahatan.

masyarakat dalam bertingkah laku.

Bahwa

khususnya

peran

lembaga

korban

perbankan

Seperti

pengrusakan

pihak

Anjungan

perbankan

belum

diartikan sebagai keadaan korban yang

menyadari

memberikan peluang atau kesempatan

melaporkan

agar

Anjungan Tunai Mandiri tanpa melihat

pelaku

dapat

melaksanakan

niatnya untuk melakukan kejahatan.
Pelaporan

perbankan

dan

bahwa
setiap

perlunya
pengrusakan

besar atau kecilnya kerugian dan juga
disebabkan tidaknya adanya kontrol

masyarakat kepada penegak hukum

personal

merupakan kewajiban, dalam tata cara

Anjungan Tunai Mandiri dan tidak

pelaku

pengrusakan

8

menitikberatkan
pada
upaya–upaya yang sifatnya
repressive
(penindasan/pemberantasan/
penumpasan)
dengan
menggunakan sarana penal
(hukum penal);
2. Upaya Non Penal, adalah
salah satu bentuk upaya
penanggulangan kejahatan
yang lebih menitikberatkan
pada upaya yang sifatnya
preventif
(pencegahan/
penangkalan/ pengendalian)
sebelum kejahatan tersebut
terjadi. Sasaran utama dari
kejahatan
ini
adalah
menangani
faktor-faktor
kondusif
penyebab
terjadinya kejahatan.

adanya kontrol sosial dari setiap
masyarakat untuk tidak melakukan
perbuatan anti sosial.
B. Upaya
Kepolisian
Dalam
Penanggulangan
Perusakan
Mesin Anjungan Tunai Mandiri
Di Kota Palu
Penanggulangan

kejahatan

pada hakikatnya merupakan upaya dan
langkah

integral

perlindungan

masyarakat. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa tujuan akhir atau
tujuan utama dari politik kriminal
adalah perlindungan masyarakat untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat16.
Menurut Marc Ancel kebijakan

Berkaitan dengan pendapat di
atas,

kebutuhan

dan

semakin

kriminal (criminal policy) adalah suatu

tergantungnya

usaha yang rasional dari masyarakat

penggunaan Anjungan Tunai Mandiri,

kejahatan17.

telah melahirkan kejahatan-kejahatan

dalam

menanggulangi

masyarakat

Secara garis besar penanggulangan

dengan berbagai

kejahatan ini dapat ditempuh melalui

salah satunya adalah pengrusakan

dua cara yaitu18 :

Anjungan Tunai Mandiri. Kejahatan

1. Upaya Penal, merupakan
upaya
penanggulangan
kejahatan
yang
lebih

modus

terhadap

operandi,

ini sangat meresahkan masyarakat
khususnya

perbankan

dan

telah

menimbulkan kerugian yang besar
16

17

18

Barda Nawawi, Arief, Masalah Penegakan
Hukum Dan Kebijakan Penanggulangan
Kejahatan. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2001, Hlm. 2
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif
Dalam
Penanggulangan
Kejahatan
Dengan Pidana, Citra Aditya Bakti,
Bandung. 2001,Hlm. 2
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai
Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2010, Hlm.1

bagi perbankan yang menjadi korban
pengrusakan Anjungan Tunai Mandiri.
Menyikapi

hal

tersebut,

Bank

Indonesia (BI) sebagai bank pengawas
memerintahkan bank untuk melakukan
upaya preventif dan upaya represif.
9

Berkaitan

dengan

upaya

Walaupun penggunaan sarana

penanggulangan terhadap perusakan

hukum pidana “penal” dalam suatu

Anjungan Tunai Mandiri yang terjadi

kebijakan kriminal bukan merupakan

di Kota Palu dapat dilakukan dengan

posisi strategis dalam penanggulangan

beberapa cara sebagai berikut:

tindak pidana, namun bukan pula suatu

1. Upaya Penal

langkah

Salah

satu

penanggulangan

kebijakan

yang

bisa

di

usaha

sederhanakan dengan mengambil sikap

ialah

ekstrim untuk menghapuskan sarana

kejahatan

menggunakan hukum pidana dengan

hukum

sanksinya

pidana.

permasalahannya tidak terletak pada

Penggunaan upaya hukum, termasuk

eksistensinya akan tetapi pada masalah

hukum pidana, sebagai salah satu

kebijakan penggunaannya.

yang

berupa

upaya untuk mengatasi masalah sosial
termasuk

dalam

bidang kebijakan

pidana

Secara

“penal”.

sederhana

dibedakan,

Karena

dapatlah

bahwa

upaya

penegakan hukum. Di samping itu,

penanggulangan kejahatan lewat jalur

karena

“penal” lebih menitik beratkan pada

tujuannya

kesejahteraan

untuk

mencapai

masyarakat

pada

sifat

“repressive”

(penindasan/

umumnya, maka kebijakan penegakan

pemberantasan/ penumpasan) sesudah

hukum ini pun termasuk dalam bidang

kejahatan terjadi, sedangkan jalur “non

kebijakan sosial, yaitu segala usaha

penal” lebih menitik beratkan pada

yang

sifat

rasional

untuk

mencapai

kesejahteraan masyarakat.
Penanggulangan
dengan

hukum

“preventif”

(pencegahan/

penangkalan/ pengendalian) sebelum
kejahatan

kejahatan terjadi19.

pidana (sarana

Pengrusakan Anjungan Tunai

penal) lebih menitik beratkan pada

Mandiri yang terjadi di Kota Palu

sifat

harus

“represive”. Dimana

hukuman

dilakukan

dengan

proses

atau sanksi pidana yang dijatuhkan

penegakkan

kepada

merupakan bagian hukum pidana perlu

pelaku

diharapkan

dapat

memberikan efek jerah kepada pelaku

ditanggulangi

hukum

dengan

pidana

yang

penegakan

sesuai dengan tujuan pemidanaan.
19

Ibid

10

hukum

pidana

berupa

pelaporan,

lain

adanya

ketentraman.

Tujuan

penyelidikan dan penyidikan tanpa

kaidah hukum berkaitan erat dengan

melihat berat ringannya kerusakan

tugas

Anjungan

keputusan

Tunai

Mandiri,

yang

hukum

yaitu

hukum

pemberian

dan

pemberian

hukum.

Pemberian

bertujuan memberikan efek jera pada

kesebandingan

pelaku dan menakut-nakuti orang yang

kepastian

akan melakukan perbuatan yang sama

ketentraman. Yang menjadi masalah

atau diikuti oleh orang lain20.

bahwa didalam pelaksanaan hukum itu

hukum

tertuju

pada

Penegakan hukum pidana di

dari pihak aparat cenderung untuk

Indonesia masih belum tercapai apa

lebih menekankan pada segi ketertiban

yang diharapkan. Hal ini tidak terlepas

saja, sedangkan dari pihak masyarakat

dari kekurangan- kekurangan yang

lebih menghendaki ketentraman.

terdapat

pada

komponen

setiap

penegak

komponen-

hukum,

baik

2. Upaya Non Penal
Usaha yang rasional untuk

peraturan maupun aparat hukumnya.
Kejahatan berupa pengrusakan
Anjungan

Tunai

Mandiri

dapat

dijadikan sebagai contoh. Penegakan
hukum pada pengrusakan Anjungan
Tunai

Mandiri

ternyata

belum

difungsikan sebagaimana mestinya.
Padahal dalam peraturan perundangundangan secara jelas mengatur dan
melarang perbuatan kejahatan tersebut.
Tujuan dari penegakan hukum
tersebut yaitu menciptakan kedamaian
dalam

pergaulan

hidup

manusia.

Kedamaian tersebut berarti di satu
pihak adanya ketertiban dan di pihak

mengendalikan atau menanggulangi
pengrusakan Anjungan Tunai Mandiri
adalah

tidak

Iwan Thalib, Penyidik pada Krimum IV
Polres Palu, wawancara 13 April 2016

dengan

menggunakan sarana penal (hukum
pidana), tetapi dapat juga dengan
menggunakan
penal.

sarana-sarana

non-

Sarana non-penal mempunyai

pengaruh

preventif

terhadap

kejahatan. Upaya preventif yang di
maksud adalah upaya yang dilakukan
sebelum

terjadinya

pengrusakan

Anjungan Tunai Mandiri dengan cara
menangani faktor-faktor

pendorong

terjadinya pengrusakan, yang dapat di
laksanakan

20

hanya

dalam

beberapa

cara

sebagai berikut:
11

a. Penempatan

Anjungan

Tunai

langkah memaksa yang biasanya

Mandiri, untuk mengurangi risiko

berhubungan dengan pendekatan

terhadap

penegakkan hukum tradisional.

pengrusakan

Anjungan

Tunai Mandiri, perlu menempatkan
Anjungan

Tunai

daerah-daerah

Mandiri

yang

pada

mempunyai

Pencegahan kejahatan, dengan
begitu,

lebih

bersifat

emtif daripada

pre-

reaksioner atau

penjagaan atau pada kantor atau

setelah sesuatu dilakukan; dan itu

instansi yang mempunyai petugas

menyertakan gaya dari intervensi

keamanan dan pencahayaan yang

yang tidak percaya pada tradisi

terang.

paksaan

b. Pemasangan alat perekam pada
setiap Anjungan Tunai Mandiri dan

langsung

oleh

figur

otoritas.
Peran serta masyarakat dalam

pintu masuk dan sekitar Anjungan

upaya

Tunai Mandiri, karena selama ini

tentunya sangat bergantung pada

alat perekam

ada pada

kondisi partisipasi masyarakat yang

Anjungan Tunai Mandiri. Selain itu,

bersangkutan. Partisipasi tidaklah

perlunya pemasangan alarm pada

tumbuh dengan sendirinya. Seperti

setiap Anjungan Tunai Mandiri

apabila ada orang yang berniat

apabila ada tekanan dan getaran

melakukan

kejahatan

atau

yang keras pada Anjungan Tunai

pengrusakan

Anjungan

Tunai

Mandiri alarm berbunyi sebagai

Mandiri dia wajib mencegah dan

peringatan

dapat

melaporkan pada penegak hukum

Anjungan

sebagai wujud partisipasi sebelum

mencegah

hanya

sehingga
kerusakan

Tunai Mandiri dari perbuatan jahat.
c. Peran Serta Masyarakat

pencegahan

kejahatan

terjadinya kejahatan.
Karena berdasarkan penelitian

Untuk tujuan saat ini, gagasan
dari

pencegahan

kejahatan

diketahui

bahwa

sebagian

masyarakat bersifat apatis terhadap

menunjuk hanya sampai langkah-

tindakan

langkah yang diterapkan sebelum

Tunai Mandiri. Sesuai dengan teori

suatu kejahatan atau peristiwa telah

kontrol atau sering juga disebut

terjadi, dan tidak meliputi langkah-

dengan

pengrusakan

teori

Anjungan

kontrol

sosial
12

berangkat dari suatu asumsi atau

Anjungan Tunai Mandiri diberikan

anggapan

police

bahwa

individu

masyarakat

di

mempunyai

mengakibatkan

sehingga

dapat

kerugian

waktu,

sama

adanya garis polisi maka dalam

kemungkinannya, menjadi “baik”

waktu yang cukup lama sampai 1

atau “jahat”.

bulan bahkan selama dalam proses

kecenderungan

Baik

yang

jahatnya

sepenuhnya

seseorang

tergantung

pada

penyelidikan dan penyidikan garis
polisi

tidak

dapat

dibuka.

masyarakatnya. Ia menjadi baik

Terjadinya pengrusakan Anjungan

kalau masyarakatnya membuatnya

Tunai Mandiri juga disebabkan

demikian, pun ia menjadi jahat

pelampiasan

apabila masyarakat membuatnya

pelaku karena dana tidak ada,

begitu.

gangguan

Pertanyaan

dasar

yang

ketidak

jaringan,

senangan

uang

tidak

dilontarkan paham ini berkaitan

keluar, sehingga pelaku memukul-

dengan unsur-unsur pencegah yang

mukul monitor dan menyiram air

mampu

menangkal

timbulnya

papan ketik.

perilaku

delinkuen

dikalangan

2. Upaya penanggulangan terhadap

anggota masyarakat, utamanya para

perusakan Mesin Anjungan Tunai

remaja21.

Mandiri di Kota Palu yaitu melalui
upaya

III PENUTUP

1. Penegakan
Anjungan
optimal
lembaga

penal

yaitu

penegakan

hukum pidana untuk membuat efek
jera pada pelaku dan Upaya non

A. Kesimpulan
hukum
Tunai
karena

pengrusakan
Mandiri

tidak

sebagian

besar

perbankan

tidak

melaporkan ke penegak hukum
apabila terjadi pengrusakan karena
21

line

Paulus Hadisuprapto, Juvenile Delinquency,
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997,
Hlm. 20

penal,

seperti

penempatan

Anjungan Tunai Mandiri ditempat
yang

aman,

perekam,

pemasangan

dan

peran

alat
serta

masyarakat.
B. Saran
1. Perlunya
melaporkan

pihak
setiap

perbankan
tindakan
13

pengrusakan
Mandiri

Anjungan

tampa

2. Perlunya

keadaran

hukum

berat

masyarakat bahwa apapun bentuk

ringannya kerusakan karena adanya

pengrusakan baik barang milik

penegakan hukum dapat mencegah

pribadi, kelompok dan umum wajib

orang

mengikuti

untuk menjaga dan mencegah dari

perbuatan yang anti sosial berupa

tindakan pengrusakan dengan cara

pengrusakan dapat menimbulkan

sosialisasi dan penyuluhan hukum

efek jera bagi pelakunya.

secara intensif.

lain

melihat

Tunai

untuk

14

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku:
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan
Dengan Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung. 2001
----------, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2010
---------, Masalah Penegakan Hukum Dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Perlindungan Lingkungan, Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Cet. II Edisi I, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta, 1999
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktek Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2005
Mardjono Reksodiputro, Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana,
Kumpulan Karangan Buku Ketiga, Pusat Pelayanan Keadilan dan
Pengabdian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 1990
Paulus Hadisuprapto, Juvenile Delinquency, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997
Prakoso, Hak Asasi Tersangka dan Peranan Psikologi Dalam Konteks KUHP, Bina
Aksara, Jakarta, 1987
Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, PT. Refika Ditama,
Bandung, 2007
R. Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dengan Penjelasannya. Politea.
Bogor. 1995
Sarjoeno Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2011

B. Peraturan Perundang-undangan:
Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Lembaran Negara Nomor 127 Tahun 1958

15

BIODATA

NAMA

:

NAWIR

TEMPAT TANGGAL LAHIR

:

PALASA, 02 NOVEMBER 1989

ALAMAT

:

TONDO JLN TOLAMUNTE 02

NOMOR HP

:

0821 88268842

16