Pengaruh Metilprednisolon Oral terhadap ekspresi Interleukin-5 pada Polip Hidung Chapter III VI

21

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan desain kuasi eksperimental
(uji sebelum dan sesudah perlakuan). Pada penelitian ini akan diperiksa
ekspresi IL–5 pada polip hidung sebelum dan sesudah pemberian
metilprednisolon oral.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen T.H.T.K.L. dan Departemen
Patologi Anatomi

RSUP H. Adam Malik Medan periode April 2015-

November 2015
3.3 Populasi, Sampel Penelitian dan Tehnik Pengambilan Sampel
Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah penderita polip hidung berdasarkan

hasil biopsi histopatologi dari Departeman Patologi Anatomi yang datang
berobat ke Divisi Rinologi Departemen T.H.T.K.L. RSUP H. Adam Malik
Medan dan mendapatkan terapi metilprednisolon oral selama 20 hari.
3.3.2 Sampel penelitian
Sampel penelitian pada penelitian ini adalah penderita dengan
diagnosis polip hidung dan mendapatkan terapi metilprednisolon oral
selama 20 hari dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel yaitu
sebanyak 17 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria Inklusi:
1. Penderita yang didiagnosis polip hidung
2. Penderita yang

bebas kortikosteroid minimal 10 hari dan bebas

antihistamin minimal 1 minggu.

Universitas Sumatera Utara

22


3. Bersedia meminum obat metilprednisolon oral selama 20 hari.
4. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian dengan menandatangani
lembar persetujuan setelah penjelasan.
Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dan menyusui
2. Penderita yang tidak kembali setelah terapi
3. Jaringan rusak
3.3.3 Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling.
3.3.4 Besar sampel
Penentuan

jumlah

minimal

sampel

berdasarkan


pengamatan

pendahuluan dengan menggunakan rumus:
n ≥ Z2α. P (1 - P)
d2
Keterangan:
n

: jumlah sampel

Z

: nilai standar distribusi statistik pada kesalahan tertentu
α Error 0,05 = 1,96.

P

: Proporsi IL-5 pada penderita polip hidung = 90,9% = 0,909 (Rui, et
al., 2002)


d

: tingkat akurasi nilai estimasi dengan nIlai sebenarnya = 15 % =
0,15
n ≥ (1, 96)2. 0,909 ( 1 - 0,909 )
( 0,15)2
n ≥ 14,12 =15
Besar sampel yang didapat 15 orang

Universitas Sumatera Utara

23

3.4 Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti yaitu : Skor total stadium polip, Ekspresi IL-5.
3.5 Definisi Operasional
Polip hidung ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di
dalam rongga hidung, berwarna putih keabua-abuan dimana diagnosa
ditegakkan secara histopatologi oleh dokter spesialis patologi anatomi.
Jenis kelamin sesuai dengan yang tercatat pada rekam medis

yaitu:
a. Laki-laki
b. Perempuan
Umur adalah usia yang dihitung dalam tahun dan perhitungannya
berdasarkan kalender masehi.
Stadium polip adalah ukuran polip yang dinilai dengan nasoendoskopi
menurut ketentuan Mackay and Lund, 1995.
Kondisi Polip

Stadium

Skor

Tidak ada polip

0

0

Polip terbatas pada meatus media


1

1

Polip sudah keluar dari meatus media tetapi
belum memenuhi rongga hidung

2

2

Polip yang massif (memenuhi rongga hidung)

3

3

Penentuan stadium sebelum terapi dilakukan setelah polip di biopsi.
Sementara stadium setelah terapi ditentukan sebelum biopsi kedua

dilakukan.
Skor total stadium polip hidung merupakan hasil penjumlahan skor
polip hidung kanan dan kiri.
Metilprednisolon adalah anti inflamasi yang luas yang digunakan
secara oral atau injeksi. Metilprednisolon yang digunakan adalah
metilprednisolon oral selama 20 hari dengan dosis dimulai dari 64 mg
diturunkan setengahnya setiap 5 hari.

Universitas Sumatera Utara

24

Hari 1-5

: metilprednisolon 2 x 32 mg.

Hari 6-10

: metilprednisolon 2 x 16 mg.


Hari 11-15

: metilprednisolon 2 x 8 mg.

Hari 16-20

: metilprednisolon 2 x 4 mg.

Penggunaan metilprednisolon menurut literatur, maksimal selama 3
minggu (21 hari) (Fergusson & Orlandi, 2006). Peneliti menggunakan
metilprednisolon selama 20 hari untuk memudahkan pembagian obat
tersebut. Peneliti sebelumnya di RSUP. H. Adam Malik Medan
(Sembiring, 2014) juga menggunakan metilprednisolon selama 20 hari
dan

tidak

dijumpai

adanya


efek

samping.

Penurunan

dosis

setengahnya setiap 5 hari sekali mengacu pada penelitian yang
pernah dilakukan oleh Bachert et al (2005) di Belgia.
Interleukin-5 adalah salah satu sitokin yang berperan dalam proses
inflamasi. IL-5 berperan dalam diferensiasi, maturasi dan mencegah
apoptosis eosinofil yang sangat banyak terdapat pada polip hidung.
Ekspresi IL-5 adalah pewarnaan immunohistokimia dengan hasil
pulasan warna coklat pada inti dan sitoplasma sel-sel epitel polip
hidung. Penilaian imunoreaktifitas IL-5 dinilai dengan mengalikan hasil
skor luas dengan skor intensitas,

sehingga


didapatkan skor

imunoreaktif IL-5.
Skor Intensitas (Intensitas pewarnaan) IL-5 dinilai:
0 : berarti negatif

Universitas Sumatera Utara

25

1 : lemah

2 : sedang

3 : kuat.

Skor luas (Tingkat pewarnaan) IL-5 dinilai:
0 : berarti negatif
1 : pewarnaan positif < 10% jumlah sel

2 : pewarnaan positif 10-50% jumlah sel
3 : pewarnaan positif > 50% jumlah sel

Universitas Sumatera Utara

26

Menurut persentase area pewarnaan positif dibandingkan dengan
keseluruhan area polip hidung pada 1-3 lapang pandang (LP) yang
dinilai.
Skor intensitas dan skor luas dikalikan untuk memperoleh skor akhir
(skor imunoreaktif)(Tan & Putti, 2005).
: 0–9

- Hasil ukur
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Alat penelitian

Penelitian ini membutuhkan beberapa peralatan sebagai berikut:
1. Status penelitian
2. Sistem

visualisasi

immunohistokimia

(Envision

kit),

mesin

pemotong jaringan (microtome), sIlanized slide, mikroskop cahaya
(Olympus CX-21).
3.6.2 Bahan penelitian
1. Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jaringan polip hidung dalam bentuk blok parafin yang dibuat
sebelum dan sesudah mendapat terapi metilprednisolon oral.
Bahan jaringan diperiksa secara imunohistokimia dengan menilai
imunoreaktifitas IL-5.
2. Untuk pemeriksaan hispatologi
Formalin 10%, blok parafin, aqua destIlata, hematoxyllin-eosin.
3. Untuk pemeriksaan immunohistokimia Xylol, alkohol absolut,
alkohol 95%, alkohol 80%, alkohol 70%, H202 0,5% dalam
methanol, Phosphat Buffer Saline (PBS), antibodi

IL-5 (The

Envision+Dual link system dariDako®), antibodisekunder, Envision,
Choromogen Diamino Benzidine (DAB). Lathium Carbonat jenuh,
Tris EBTA, Hematoxylin, aqua destIllata.

Universitas Sumatera Utara

27

3.6.3 Prosedur kerja pewarnaan imunohistokimia IL-5
1. Deparafinisasi slide (Xylol 1, Xylol 2, Xylol 3)

@ 5 menit

2. Rehidrasi (Alkohol absolute, Alkohol 96%, Alkohol 80%, @ 4 menit
Alkohol 70%)
3. Cuci dengan air mengalir

5 menit

4. Masukkan slide ke dalam PT Santa cruz Retrieval : set

± 1 jam

up Preheat 65°C, Running time 98°C selama 15 menit.
5. Pap Pen. Segera masukkan dalam Tris Buffered Saline

5 menit

(TBS) pH 7,4
6. Blocking dengan peroxidase block

5-10 menit

7. Cuci dalam Tris Buffered Saline (TBS) pH 7,4

5 menit

8. Blocking dengan Normal Horse Serum (NHS)

15 menit

3%
9. Cuci dalam Tris Buffered Saline (TBS) pH 7,4

5 menit

10. Inkubasi dengan Antibodi IL-5 dengan pengenceran

1 jam

1:40
11. Cuci dalam Tris Buffered Saline (TBS) pH 7,4 /Tween

5 menit

20
12. Santacruz Real Envision Rabbit/Mouse

30 menit

13. Cuci dalam Tris Buffered Saline (TBS)

5-10 menit

pH 7,4 / Tween 20
14. DAB+Substrat Chromogen solution dengan

5 menit

pengenceran 20 µL DAB : 1000 µL substrat (tahan 5
hari di suhu 2-8°C setelah dicampur)
15. Cuci dengan air mengalir

10 menit

16. Counterstain dengan Hematoxylin

3 menit

17. Cuci dengan air mengalir

5 menit

18. Lithium carbonat (5% dlm aqua)

2 menit

19. Cuci dengan air mengalir

5 menit

20. Dehidrasi (Alkohol 80%, Alkohol 96%, Alkohol Absolute) @5 menit
21. Clearing (Xylol 1, Xylol 2, Xylol 3)

@5 menit

22. Mounting + cover glass

Universitas Sumatera Utara

28

3.7 Kerangka Kerja

Massa di rongga hidung

Non Polip hidung

Biopsi

Eksklusi

Polip hidung

Pemeriksaan imunohistokimia
untuk melihat ekspresi IL-5

Tentukan stadium

Terapi metilprednisolon oral
selama 20 hari

Tentukan stadium

Biopsi

Pemeriksaan imunohistokimia
untuk melihat ekspresi IL-5

Data diproses dengan SPSS

3.8 Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari
pemeriksaan langsung ekspresi IL-5 polip hidung, sebelum dan sesudah
mendapat

terapi

metIlprednisolon

oral

dengan

pemeriksaan

imunohistokimia.

Universitas Sumatera Utara

29

3.9 Cara Analisis Data
Data penelitian yang diperoleh akan diolah dan dianalisis dengan
menggunakan SPSS Statistics.

Analisis univariat dilakukan untuk

memperoleh nilai rata-rata hitung dan standar deviasi untuk tiap kelompok
penelitian sehingga dapat diketahui deskripsi masing-masing variabel
dalam penelitian. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen, menganalisis
kesetaraan antara masing-masing kelompok dan mengetahui perbedaan
(penurunan) yang terjadi pada masing-masing kelompok setelah diadakan
intervensi. Untuk menganalisis perbedaan atau penurunan pada masingmasing kelompok penelitian ini digunakan uji t-independent bila data
terdistribusi normal, atau uji Wilcoxon Signed Rank bila data tidak
terdistribusi normal. Normalitas data dinilai dengan uji Shapiro-Wilk.

Universitas Sumatera Utara

30

BAB 4
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di poliklinik THT-KL RSUP H. Adam Malik
Medan. Biopsi dilakukan sebelum dan sesudah penderita mendapat terapi
dengan metilprednisolon oral. Ekspresi IL-5 pada polip hidung diperiksa di
laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara

Medan

dengan

tehnik

pewarnaan

imunohistokimia

dengan

menggunakan antibodi poliklonal IL-5 untuk menilai pulasan sitoplasma
yang berwarna coklat. Penilaian dilakukan oleh seorang dokter spesialis
Patologi Anatomi dibawah mikroskop dengan pembesaran 400x. Dari 20
subjek yang mendapat terapi metilprednisolon oral tersebut semua
memenuhi kriteria untuk subjek penelitian, akan tetapi ada 3 orang tidak
datang kembali untuk biopsi kedua sehingga dinyatakan drop out.

4.1 Hasil Penelitian
Dari

tabel

4.1

dapat

dilihat

penderita

laki-laki

lebih

banyak

dibandingkan perempuan, yaitu 11 (64.7%) penderita. Kelompok umur
terbanyak adalah ≥ 40 yaitu 9 (52,9%) penderita. Ukuran polip hidung
sesuai dengan pembagian menurut Lund Mackay sebelum terapi
metilprednisolon oral lebih banyak pada derajat 2 kanan (58,8%), kiri
(70,6%), dan setelah terapi metilprednisolon oral ukuran polip hidung lebih
banyak pada derajat 1 kanan (41,2%), kiri (47,1%)

Universitas Sumatera Utara

31

Tabel 4.1 Karakteristik Penderita Polip Hidung
Jenis Kelamin

n

%

Laki-laki

11

64,7

Perempuan

6

35,3

< 40

8

47,1

≥ 40

9

52,9

Kanan

Kiri

Umur

Stadium Polip Sebelum
terapi Metilprednisolon oral

n

%

n

%

0

2

11,8

2

11,8

1

1

5,9

1

5,9

2

10

58,8

12

70,6

3

4

23,5

2

11,8

Stadium polip setelah terapi
metilprednisolon

n

%

n

%

0

3

17,6

3

17,6

1

7

41.2

8

47,1

2

6

35,3

6

35,3

3

1

5,9

0

0

Kanan

Kiri

Skor total polip hidung

6
5
4
3

Skor Total Polip Hidung
Pre

2

Skor Total Polip Hidung
Post

1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Sampel

Gambar 4.1 Skor Total Polip Hidung Sebelum dan Setelah Terapi
Metilprednisolon Oral.

Universitas Sumatera Utara

32

Tabel 4.2 Nilai Rerata Skor Total Stadium Polip Hidung Sebelum dan
Setelah Terapi Metilprednisolon Oral.
Variabel

Sebelum
Rerata

Skor total stadium

3,88

SD
1,054

Setelah
Rerata
2,47

SD
1,375

p
0,001*

polip hidung
* Uji Wilcoxon Signed Rank

Berdasarkan tabel di atas dijumpai perbedaan yang bermakna
(p