Strategi Pengembangan Bisnis pada Jasa Pencucian Mobil (Studi pada Doorsmeer Pianggu di Jalan HM. Joni No. 56A Medan)

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Bisnis
Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba.
Istilah bisnis berasal dari bahasa inggris yaitu business, yang berasal dari kata
dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. (Suryatama 2008: 1)
Menurut Huat dalam Suryatama (2008: 3) kata bisnis didalam artian yang
luas istilah yang bersifat umum yang menunjukkan semua institusi dan kegiatan
yang memproduksi jasa dan barang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Bisnis menjadi sebuah sistem yang memproduksi jasa dan barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
2.2 Strategi
2.2.1

Pengertian Strategi
Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa

yunani, yaitu ‘strategos’. Kata ‘strategos’ ini berasal dari kata ‘stratos’ yang
berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin (Purnomo dan Zulkieflimansyah,

1999: 8). Berdasarkan pemaknaan ini, maka strategi pada awalnya bukan kosa
kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.
Strategi (Solihin 2012:24) didefenisikan sebagai berbagai cara untuk
mencapai tujuan. Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategik,

Universitas Sumatera Utara

strategi tidak hanya didefenisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena
strategi dalam konsep manajemen strategik mencakup juga penetapan berbagai
tujuan itu sendiri yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan
kompetitif perusahaanya. Tujuan utama pembuatan strategi oleh perusahaan
adalah agar perusahaan mampu menghadapi perubahan lingkungan dalam jangka
panjang. (Solihin 2012:25)
2.2.2

Tipe Strategi
Strategis pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis

yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atau
pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. Terdapat dua belas tipe strategi yag

dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan dalam empat bagian
(David 2002: 46) yaitu:
1. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Secara
kolektif dirujuk sebagai strategi integrasi vertikal. Strategi integrasi
vertikal membuat perusahaan dapat mengendalikan distributor, pemasok,
dan atau pesaing.
a. Integrasi ke Depan
Integrasi

ke

depan

termasuk

memperoleh

kepemilikan


atau

meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini
dipilih jika distributor organisasi sangat mahal, mutu distributor
terbatas, organisasi bersaing dalam industri sedang bertumbuh,
organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang

Universitas Sumatera Utara

diperlukan untuk mengelola bisnis baru, keunggulan produk stabil
sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar.
b. Integrasi ke Belakang
Strategi yang mencari kepemilikan atau kendali lebih besar pada
perusahaan pemasok. Strategi ini tepat jika perusahaan pemasok tidak
dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi keperluan
perusahaan.
c. Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari
atau lebih besar atas perusahaan pesaing. Salah satu kecenderungan
paling signifikan dalam manajemen strategis adalah bertambahnya

pengunaan integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Merjer,
akusisi, dan pengambilalihan diantara pesaing dapat mendongkrak
skala ekonomis dan meningkatkan pengalihan sumber daya serta
kompetensi. Strategi ini memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan
kepemilikan atau untuk meningkatkan pengendalian para pesaing.
2. Strategi Intensif
Kelompok

strategi

ini

disebut

sebagai

strategi

intensif


karena

mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi
yang kompetitif perusahaan dengan produk yang sudah ada. Kelompok
strategi ini meliputi tiga strategi yaitu :

Universitas Sumatera Utara

a. Strategi Penetrasi Pasar
Berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang
sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi
ini banyak dilakukan sendiri atau kombinasi dengan strategi lain.
b. Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar termasuk memperkenalkan produk atau jasa yang
sudah ada ke wilayah geografi baru. Tujuan dari strategi ini adalah
memperbesar pangsa pasar.
c. Pengembangan Produk
Pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa
yang sudah ada. Hal ini dapat dilakukan jika produk atau jasayang

dihasilkan berada pada tahapan jenuh.
3. Strategi Diversifikasi
Terdapat tipe – tipe strategi diversifikasi yaitu konsentrik, horisontal, dan
konglomerat.
a. Diversifikasi Konsentrik
Menambah produk atau jasa baru, tetapi berkaitan secara luas disebut
diversifikasi konsentrik. Jika penambahan produk baru berkaitan
secara signifikan akan memperkuat penjualan yang sudah ada.

Universitas Sumatera Utara

b. Diversifikasi Horisontal
Menambah produk atau jasa yang tidak berkaitan untuk pelanggan
yang sudah ada. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan
pendapatan.
c. Diversifikasi Konglomerat
Menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan. Strategi ini
baik dilakukan jika laba sedang menurun.
4. Strategi Defensif
Strategi defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun

jenis dari strategi defensif adalah sebagai berikut :
a. Penciutan
Penciutan usaha terjadi ketika suatu organisasi mengubah kelompok
lewat penghematan biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan
laba yang menurun. Strategi ini dapat disebut juga sebagai strategi
berbalik atau reorganisasional, penciutan dlakukan untuk memperkuat
kompetensi yang mendasar dari suatu organisasi.
b. Divestasi
Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Strategi ini dilakukan
apabila organisasi telah melakukan penciutan dan gagal menghasilkan
yang dibutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

c. Likuidasi
Menjual semua aset perusahaan bagian demi bagian untuk nilai dari
aset berwujud. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah
melakukan strategi penciutan dan divestasi namun tidak berhasil.
2.2.3


Strategi Bisnis
Strategi bisnis merupakan strategi yang pada level unit bisnis dan

starteginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi pesaing produk atau jasa
perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu (Solihin,
2012:196).
Strategi bisnis juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi
ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi, dan strategi strategi yang berhubungan dengan keuangan. (Rangkuti,
2009:7)
2.2.4

Manajemen Strategi
Manajemen strategi dapat didefenisikan sebagai seni dan pengetahuan

untuk

merumuskan,


mengimplementasikan,

dan

mengevaluasi

keputusan

fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.(David
2002:5).
Fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen,
pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan,
serta sistem informasi komputer untum mencapai keberhasilan organisasi. Proses

Universitas Sumatera Utara

manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan strategi, implementasi
strategi,

dan


evaluasi

strategi.

Pertama,

perumusan

strategi

termasuk

pengembangan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan,
menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka
panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan. Kedua, implementasi strategi menuntut perusahaan untuk
menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi
karyawan, dan mengalaokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan
dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya

mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah
usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan
sistem informasi, dan menghubungkan konpensasi karyawan dengan prestasi
organisasi. Ketiga, evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen
strategis. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah : (1)
Meninjau faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi (2)
Mengukur prestasi (3) Mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi diperlukan
karena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa
depan. Keberhasilan selalu menciptakan masalah baru dan berbeda. (David,
2002:5)
2.3 Formulasi Strategi Melalui Informasi SWOT
Formulasi strategi merupakan rencana jangka panjang perusahaan.
Formulasi strategi dimulai dengan kegiatan analisis situasi. Alat analisis situsional
yang banyak dilakukan dalam melakukan formulasi strategi adalah analisa
SWOT.

Universitas Sumatera Utara

Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman perusahaan (Kotler, 2009:51). Menurut Syafrizal Helmi
(2008: 253) SWOT adalah singkatan dari Strength (Kekuatan), Weakness
(Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Threat (Tantangan). Analisis SWOT
berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahannya dan
faktor eksternal berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai
dengan kapasitas internal perusahaan dengan situasi eksternalnya. Hasil analisis
SWOT akan diperoleh strategis memutuskan ke arah mana perusahaan dapat
tumbuh dan berkembang. (Rangkuti, 2009: 19)
Jatmiko (2003: 179) SWOT adalah suatu alat yang penting yang dapat
membantu para manajer mengembangkan tipe strateginya yang terdiri dari empat
kemungkinan, yaitu : perpaduan antara kekuatan – peluang (SO), perpaduan
antara kelemahan – peluang (WO), perpaduan antara kekuatan – ancaman (WT).
Menentukan faktor kunci lingkungan internal dan eksternal merupakan bagian
yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT. Oleh karena itu setiap
perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar mampu memenangkan
persaingan bisnis. Tanpa memiliki strategi yang baik, maka usaha tersebut akan
mengalami kemerosotan.
Menurut Rangkuti (2009: 24) Proses penyusunan perencanaan strategi
dalam analisis SWOT melalui dua tahapan yaitu :
1. Tahap pengumpulan data
Tahap

ini

pada

dasarnya

tidak

hanya

sekedar

kegiatan

pengumpulan data, tetapi merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan

Universitas Sumatera Utara

pra-analisis. Pada tahap ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data
eksternal dan internal. Model yang dapat dipakai pada tahap pengumpulan
data terdiri atas dua yaitu:
a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
b. Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS)
2. Tahap Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh
terhadap

keberlangsungan

perusahaan,

tahap

selanjutnya

adalah

menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk mengetahui hasil sub
total IFAS dan sub total IFAS. Secara lebih rinci, sub total dari masing
masing akan dimasukkan kedala Diagram SWOT untuk mengetahui posisi
dan strategi apa yang akan diterapkan pada perusaahaan.
2.4 Analisis Lingkungan
2.4.1

Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan – kekuatan yang ada

dalam perusahaan itu sendiri dan sifatnya di kontrol oleh perusahaan karena
mencakup

kekuatan

(Strength)

dan

kelemahan

(Weakness)

perusahaan.

Lingkungan internal berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi atau
kinerja dari sebuah perusahaan (Amirullah dan Imam Hardjanto 2005: 30).
Menurut (David, 2002 : 148) bidang fungsional yang menjadi variabel
dalam analisis internal adalah :

Universitas Sumatera Utara

1. Manajemen
Manajemen merupakan pengaturan organisasi secara keseluruhan,
mencakup

lima

aktivitas

dasar

yaitu

Perencanaan,

Pengorganisasian,

pemotivasian, penunjukan staff dan pengendalian.
2. Pemasaran
Pemasaran merupakan proses penetapan, mengantisipasi, menciptakan,
dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa.
Pemasaran merupakan penghubung utama perusahaan kepada konsumen. Oleh
karena itu, pemasar harus memperhatikan bauran pemasarannya. Adapun bauran
pemasaran yang sering disebut dengan 4P (Hunger & Wheelen, 2003) yaitu :
a. Produk (Product)
Produk merupakan alat bauran pemasaran yang utama. Produk
merupakan segala sesuatu yang ditawarkan oleh produsen ke konsumen.
Produk mencakup ragam produk, desain, fitur, nama merek, kemasan dan
ukuran.
b. Tempat (Place)
Tempat merupakan bauran pemasaran yang menentukan lokasi dan
saluran distribusi perusahaan untuk menyampaikan produk kepada
pembeli.
c. Promosi (Promotion)

Universitas Sumatera Utara

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan pembelinya. Promosi
penjualan mencakup periklanan, promosi penjualan, penggunaan tenaga
penjualan, hubungan masyarakat, dan pemsaran secara langsung.
d. Harga (Price)
Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli
kosumen dan jumlah yang cukup untuk menutupi kegiatan produksi serta
keuntungan yang diperoleh.
3. Keuangan (Akunting)
Keuangan perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi
secara efektif. Aspek keuangan mencakup uang dari berbagai sumber yang
digunakan oleh perusahaan untuk menjalakan strategi. Bidang keuangan harus
dianalisis sebaik dana ditangani.
4. Produksi/Operasional
Produksi/operasional dalam suatu perusahaan merupakan seluruh aktivitas
yang merubah input menjadi output. Manajemen produksi terdiri dari lima fungsi
atau bidang keputusan yaitu : Proses, Kapasitas, Sediaan, Tenaga Kerja dan Mutu.
a. Proses
Keputusan proses menyangkut desain dari sistem produksi fisik.
Keputusan spesifik termasuk pilihan teknologi, tata letak fasilitas, analisis

Universitas Sumatera Utara

lokasi fasilitas, keseimbangan lini, kendali proses, dan analisis
transportasi.
a. Kapasitas
Keputusan kapasitas menyangkut penetapan tingkat keluaran
maksimal untuk organisasi.
b. Sediaan
Keputusan sediaan mencakup mengelola banyaknya bahan baku,
barang setngah jadi, dan barang jadi. Keputusan spesifik termasuk apa
yang di pesan, kapan memesannya, berapa banyak yang dipesan dan
penanganan material.
c. Tenaga kerja
Keputusan tenaga kerja berkenaan dengan mengelola tenaga kerja
terampil, tidak terampil.
d. Mutu
Keputusan mutu bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan
jasa yang bermutu tinggi yang dihasilkan.
5. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan biasanya diarahkan pada produk – produk
baru sebelum pesaing melakukannya.

Universitas Sumatera Utara

2.4.2

Analisis Lingkugan Eksternal
Syafrizal Helmi (2008: 256) berpendapat bahwa lingkngan ini mencakup

sejumlah variable yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang
berasal dari luar organisasi.
(David 2004: 82) Lingkungan eksternal menjadi dua bagian, yaitu :
1. Lingkungan umum
Lingkungan umum merupakan lingkungan luar atau lingkungan
jauh dari perusahaan. Lingkungan umum terdiri dari faktor politik,
ekonomi, sosial, dan teknologi.
2. Lingkungan industri
Lingkungan industri merupakan eksternal yang memiliki implikasi
relatif lebih langsung terhadap operasional perusahaan. Lingkungan
industri terdiri dari persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman produk
pengganti (substitusi), kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen,
kekuatan tawar menawar penjual/pemasok, dan ancaman baru yang sering
disebut lima kekuatan persaingan.

Universitas Sumatera Utara

Lima Kekuatan Persaingan
(Menurut Michael E. Porter)

Sumber : David (2004)
Adapun kekuatan persaingan adalah sebagai berikut :
a. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding
strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.
b. Ancaman Produk Substitusi
Persaingan tidak hanya datang dari produk sejenis melainkan dapat pula
berasal dari produk yang tidak sejenis tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang
sama. Produk seperti ini disebut produk substitusi.

Universitas Sumatera Utara

c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli/Konsumen
Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli
dalam jumlah besar, kekuatan tawar menawar mereka menjadi kekuatan yang
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawar
menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standart
atau tidak terdiferensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen sering kali
dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesoris.
d. Ancaman Pesaing Baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri
tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Perusahaan baru
kadang – kadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih tinggi,
harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Dengan demikian,
tugas penyusun strategi adalah untuk mengindentifikasi perusahaan yang
berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk
membuat serangan balasan apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan
kekuatan dan peluang yang ada saat ini.
e. Kekuatan Tawar Menawar Penjual/Pemasok
Dalam hal ini pemasok dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang
selama ini memperoleh input dari pemasok bila ketergantungan perusahaan
kepada salah satu pemasok menjadi semakin besar dari waktu ke waktu. Dengan
demikian pemasok dapat menetapkan berbagai syarat perdaganagn yang
menguntungkan pemasok.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Pengembangan Usaha
Pengembangan Bisnis merupakan penyatuan kekuatan – kekuatan suatu
bisnis dengan melakukan berbagai tahapan yang kemudian dikombinasikan
bersama untuk menciptakan peluang pertumbuhan bisnis (Subagyo 2008:23).
Didalam
development)

melakukan
seorang

kegiatan

wirausahawan

pengembangan
pada

umumnya

usaha
akan

(business
melakukan

pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap tahap pengembangan usaha
sebagai berikut (Solihin 2006:123) :
1. Memiliki Ide Usaha
Usaha apa pun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada
umumnya berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang dimiliki seorang
wirausahawan dapat berasal dari beberapa sumber. Ide usaha juga dapat muncul
setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain. Selain melalui pengamatan
terhadap keberhasilan usaha orang lain, ide usaha juga dapat timbul karena adanya
sense of business yang kuat dari seorang wirausahawan.
2. Penyaringan Ide/Konsep Usaha
Ide usaha merupakan gambaran yang kasar mengenai bisnis yang akan
dikembangkan

oleh

seorang

wirausahawan.

Pada

tahap

selanjutnya,

wirausahawan akan menerjemahkan ide usaha tersebut ke dalam konsep bisnis
yang lebih spesifik. Dengan memperjelas ide usaha menjadi konsep usaha, maka
hal tersebut akan semakin memudahkan wirausahawan dalam melakukan seleksi

Universitas Sumatera Utara

ide – ide usaha, karena ide – ide usaha tersebut menjadi semakin jelas wujud
bisnisnya.
3. Pengembangan Rencana Usaha (Business Plan)
Wirausahawan adalah seorang yang melakukan penggunaan sumber daya
ekonomi (uang, tenaga kerja, material, dan lain sebagainya) untuk memperoleh
keuntungan. Dengan demikian, komponen utama dari perencanaan usaha akan
dikembangkan oleh seorang wirausahawan adalah perhitungan proyeksi rugi –
laba dari bisnis tersebut. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah
kecenderungan pasar saat ini maupun yang akan datang. Rencana usaha tersebut
akan menjadi bagi pelaksana usaha.
4. Implementasi Rencana Usaha dan Pengendalian Usaha
Rencana usaha yang telah dibuat, baik secara rinci maupun secara global,
tertulis maupun tidak tertulis, selanjutnya akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha
yang dilakukan seorang wirausahawan. Dalam kegiatan implementasi rencana
usaha, seorang wirausahawan akan mengarahkan berbagai sumber daya yang
dibutuhkan seperti modal, material, dan tenaga kerja untuk menjalankan kegiatan
usaha. Setelah itu dilakukan proses evaluasi dengan membandingkan hasil
pelaksanaan usaha dengan target usaha yang telah dibuat dalam perencanaan
usaha. Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan
memperoleh umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan pebaikan dalam
pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan tujuan dan strategi baru atau melakukan
tindakan korelasi.

Universitas Sumatera Utara

2.5.1

Jenis Pengembangan Usaha
Jenis pengembangan usaha sepeti yang dikutip dari Subagyo (2008:29)

disebutkan bahwa ada jenis pengembangan usaha yaitu :
1. Pengembangan Vertikal
Pengembangan vertikal adalah perluasan usaha dengan cara
membangun unit bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung
dengan bisnis utamanya.
2. Pengembangan Horizontal
Pengembangan horizontal adalah pengembangan usaha yang
bertujuan memperkuat bisnis untuk pembangunan usaha baru yang
bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan
komparatif, yang secara line produk tidak memiliki hubungan dengan core
bisnisnya.

2.6 Penelitian Terdahulu
Alfi Amalia (2012) dengan penelitian “Analisis Strategi Pengembangan
Usaha Pada UKM Batik Semarangan di Kota Semarang”. Penelitian
menggunakan alat analisis Matriks SWOT. Penelitiani ini menghasilkan 13
alternatif strategi yaitu : (1) Menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan
produksi (2) Mempertahankan kualitas produk (3) Mengembangkan usaha dengan
memanfaatkan bantuan modal dari pemerintah (4) Mengadakan pelatihan terhadap

Universitas Sumatera Utara

pegawai (5) Merektuk tenaga ahli (6) Pembukuan terhadap administrasi dan
keuanagn (7) Bekerja sama dengan pedagang batik besar (8) Meningkatkan
promosi melalui internet terutama pada saat diadakan SEMAGRES (9)
Menawarkan produk keorganisasian atau kelompok (10) Meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap pelanggan (11) Meningkatkan desain motif yang kreatif dan
menarik (12) menambah modal dengan melakukanpinjaman kepemrintah melalui
BUMN (13) Menambah saluran Distribusi.
Pretty Elisabeth Siahaan (2008) dengan judul “Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi kasus pada Restoran Rice Bowl
Botani Square, Bogor). Hasil dari penelitian ini adalah Rice Bowl berada dalam
posisi Hold and Maintance (jaga dan pertahankan) dimana strategi yang sesuai
dengan penelitian ini adalah startegi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Alternatif startegi yang dijalankan Restoran Rice Bowl, yakni : (1) Menjaga
kualitas produk makanan da layanan konsumen (2) Melakukan evaluasi dan kajian
kemampuan Retoran dalam menghadapi persaingan (3) Mengoptimalkan kegiatan
promosi melalui iklan media, dan website (4) mensponsori event dan exhibition di
Botani Square (5) Menyediakan layanan pesan antar (6) Membuka outlet baru (7)
Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku.
Indriyani (2009) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha
Yoghurt (Studi pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm) Desa Benteng
CiamPea, Bogor – Jawa Barat). Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1)
Berdasarkan analisis lingkungan uaha, lingkungan Dafarm terdiri dari kekuatan
dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki dafram yaitu produk yang bersertifikat
halal dan memilik mutu yang relative baik. Kelemahan utama dafarm adalah

Universitas Sumatera Utara

produk belum memiliki sertifikat izin dari BPOM dan labelisasi kemasan yang
belum lengkap. Sedangkan lingkungan eksternal faktor yang menjadi peluang
utama untuk dafarm adalah permintaan produk yang belum sepenuhnya terpenuhi.
Dan faktor yang menjai ancaman utama adalah potensi persaingan industri yang
cukup tinggi (2) Berdaarkan hasil analisis IFE, EFE, dan SWOT maka diperoleh
tujuh alternative strategi pengembangan usaha bagi dafarm adalah A. Melengkapi
label produk dan mengurus perizinan ke BPOM B. Merekrut manajer profesional
C. Meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan kerjasama dengan
peternak mitra untuk memenuhi kebutuhan permintaan D. Mempertahankan harga
jual produk dan terus berupaya meningkatkan mutu produk E. Meningkatkan
pelayanan terhadap pelanggan F. Menciptakan diferensiasi produk G. Melakukan
promosi dan sosialisasi manfaat yoghurt secara intensif, (4) rancangan arsitektur
strategik menhasilkan strategi yang dikelompokkan menjadi dua bagian yakni :
program kegiatan yang dilakukan secara terus – menerus dan program kegitan
yang dilakukan secara bertahap menurut periode waktu hingga tahun 2012.
Serangkaian program tersebut merupakan penjabaran dari strategi yang telah
diinformasikan yang kemudian dipetakan kedalam rancangan arsitektur startegic
pengembangan usaha dafarm.
Yulie A.C Hutagalung (2013) dengan judul “Strategi Pengembangan
Bisnis (Studi pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326
Medan). Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Startegi pengembangan bisnis
yang sesuai bagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326 Medan
adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, (2)

Universitas Sumatera Utara

Kendala terbesar pihak Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326
Medan dalam mengembangkan usahanya adalah keterbatasan dari segi keuangan.
Agus Santoso (2008) dengan penelitian “Strategi Pengembangan Bisnis
Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang
Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)”. Berdasarkan hasil
analisis SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi antara lain : (1) Menambah
jumlah pelanggan tetap (2) Meningkatkan kapasitas penjualan (3) Menambah
kapasitas produksi (4) Melakukan promosi (5) Melakukan sistem pencatatan
kuangan dan administrasi (6) Melakukan penelitian dan pengembangan pasar (7)
Menyediakan kambing yang berkualitas (8) Meningkatkan sinergisme dan
kemitraan (9) Memberikan makanan tambahan dan obat – obatan pencegah
penyakit dan (10) Melakukan studi banding.

Universitas Sumatera Utara