Strategi Bisnis Usaha Jasa Doorsmeer Dalam Menarik Konsumen (Studi Pada Sabena Doorsmeer di Medan)

(1)

SKRIPSI

STRATEGI BISNIS USAHA JASA DOORSMEER DALAM

MENARIK KONSUMEN

(STUDI PADA SABENA DOORSMEER DI MEDAN)

Disusun oleh:

Riza Andika

100907105

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Strategi Bisnis Usaha Jasa Doorsmeer Dalam Menarik Konsumen (Studi Pada Sabena Doorsmeer diMedan)

Nama : Riza Andika NIM : 100907105

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Departemen : Bisnis Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Dra. Betty Nasution, M.Si

Skripsi ini berjudul “Strategi Bisnis Usaha Jasa Doorsmeer Dalam

Menarik Konsumen”. Latar belakang dari penelitian ini adalah meningkatnya

jumlah kendaraan di kota Medan tiap tahunnya, sehingga merupakan peluang yang sangat besar bagi bisnis doorsmeer. Ditambah lagi dengan semakin berkembangnya usaha jasa doorsmeer saat ini sehingga menimbulkan persaingan dalam menarik konsumen. Dengan semakin banyaknya pesaing, maka untuk menarik banyak konsumen dibutuhkan strategi bisnis yang tepat sehingga perusahaan memiliki keunggulan Kompetitif sehingga akan menarik konsumen.

Dalam penelitian ini bertujuan menganalisis strategi yang digunakan oleh Sabena doorsmeer untuk menarik minat konsumen dalam menggunakan jasanya juga untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan strategi yang digunakan oleh Sabena doorsmeer dalam menarik konsumen.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diketahui melalui pengamatan dan wawancara dengan informan utama dan informan kunci. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari buku serta skripsi yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal usaha, setelah itu faktor-faktor tersebut disusun dengan menggunakan matriks SWOT. Hasil dari matriks dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi yaitu SO, WO, ST dan WT.

Berdasarkan dari hasil penelitian dengan menggunakan matriks SWOT dan diagram SWOT, dapat diketahui usaha jasa Sabena doorsmeer menempati kuadran SO, dimana usaha ini telah mampu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat konsumen yaitu meningkatkan kenyamanan konsumen, Memanfaatkan kemajuan terknologi untuk terus meningkatkan kualitas produk, Meningkatkan promosi, Meningkatkan fasilitas ruang tunggu dan Menambah Kapasitas Produksi.

Kata Kunci : Strategi Bisnis Jasa Doorsmeer, Minat Konsumen


(3)

ABSTRACT

Car Wash Busisness Strategy In Consumer Interest (Studies in Sabena Doorsmeer in Medan)

Name : Riza Andika

NIM : 100907105

Faculty : Faculty of Social Studies and Political Science USU Department : Business Administration Commerce / Business Supervisor : Dra. Betty Nasution, M.Si

This research entitled "Car Wash Business Strategy In Consumer Interest". The background of this research is the increasing number of vehicles in the city of Medan, so it is a tremendous opportunity for ”Car Wash” business. Coupled business with the growing carwash services business is currently giving rise to competition in attracting consumers. With the increasing number of competitors, it is necessary to attract more consumers the right business strategy so that the company has Competitive advantages that will attract consumers.

In this study aimed to analyze the strategies used by Sabena doorsmeer to attract consumer interest in using his services also to analyze the strengths and weaknesses of the strategies used by Sabena doorsmeer in attracting consumers.

Forms of the research used is the descriptive research method with qualitative approach. The data used are primary data and secondary data. Primary data is known through observation and interviews with the main informants and key informants. While secondary data obtained through literature by studying books and thesis related to this research. Data analysis techniques used in this research is SWOT analysis to identify internal and external factors of business, after which these factors have been prepared using the SWOT matrix. Results of the matrix can produce four sets of possible alternative strategies, namely SO, WO, ST and WT.

Based on the results of studies using SWOT matrix and SWOT diagrams, it can be known the business Sabena doorsmeer placed in SO quadrant, where the business has been able to harness the full power to take advantage of opportunities as possible. Strategies that can be done to increase consumer interest that improve consumer convenience, Utilizing advances in electronic technology to continuously improve product quality, increase promotion, Increase lounge facilities and Increase Production Capacity.

Keywords: Car Wash Business Strategy in Consumer Interest


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta segala sesuatunya dalam hidup, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis, Program Studi S1 Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam saya persembahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Selama pengerjaan skripsi ini, penulis telah banyak dibantu oleh berbagai pihak yang secara sukarela memberikan bantuan serta bimbingannya shingga skripsi ini terselesaikan. Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan dan motivasi, ayahanda Asad Yunus dan ibunda Nadira Hasan yang selalu sabar dalam mendidik saya. Untuk adik saya Rozi muqarobin dan kakak saya Nisa Andina dan Sheila Andini yang selalu memberikan dorongan kepada saya selama menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si., Selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA., Selaku Ketua Program Studi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos. M.Si., Selaku Sekertaris Program Studi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara


(5)

4. Ibu Siswati Saragih, S.Sos. M.Sp., Selaku Admisnistrator Program Studi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dra. Betty Nasution, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, dan memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ide masukan serta saran dalam penulisan skripsi ini.

7. Semua pihak, rekan dan sahabat-sahabat Administrasi Bisnis atas kebersamaan dan dorongannya, khususnya kepada: Dedy Syahputra Rambe, Fransiska Citra Ayu, Jesaya Ginting, M Taufan, Zul Afandy, Sonia Silalahi, Giovani Sinurat, Novida Sari, Auliana Nur Islami, Frandy Naibaho, serta seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. 8. Semua pihak, rekan dan sahabat-sahabat berkelana, berdiskusi, bermain,

berdoa, bertegur sapa, bercanda, berkeluarga, serta bernostalgia bersama, khususnya kepada : Kai, Miyako, Panel Robin, Posseidon, AdaRokokGakAdaMancis, Nintendo, Dendy, Artezy, Puppey, Percy Jackson, yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Sehingga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Medan, Juni 2015 Penulis

Riza Andika


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR... .. iii

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL……….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang………. 1

1.2. Rumusan Masalah……… 6

1.3. Tujuan Penelitian………. 6

1.4. Manfaat Penelitian………... 6

1.5.Batasan Penelitian……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Strategi……….. 8

2.1.1. Konsep Strategi………. 8

2.1.2.Strategi Bisnis……… 10

2.1.3. Tingkatan Strategi………. 10

2.1.4. Jenis-Jenis Strategi………... 11

2.2.5. Strategi Pemasaran….……….. 19

2.2.Jasa………... 23

2.2.1. Ciri-Ciri Jasa………. 23

2.2.2. Karakteristik Jasa………... 24

2.3. Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa………. 25

2.4. DoorsmeerMobil………. 26


(7)

2.5. Konsumen………. 27

2.6. Lingkungan Usaha……… 30

2.6.1. Lingkungan Eksternal Usaha……… 31

2.6.2. Lingkungan Internal Usaha……….. 33

2.7. Analisis SWOT………. 34

2.8. Penelitian Terdahulu………. 35

2.9. Kerangka Pemikiran………. 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian……… 41

3.2. Lokasi Penelitian……… 41

3.3. Informan Penelitian……… 41

3.4. Sumber Data……….. 42

3.5. Teknik Pengumpulan Data………. 43

3.6. Teknik Analisis Data………. 45

3.6.1. IFAS & EFAS………... 45

3.6.2. Matriks SWOT………... 49

3.7. Uji Keabsahan Data………... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan………... 54

4.1.1. Sejarah Perusahaan……… 54

4.1.2. Visi dan Misi………... 56

4.1.3. Struktur Organisasi……… 56

4.1.4. Deskripsi Kerja……….. 57

4.1.5. Produk……… 59

4.1.6. Fasilitas Sabena Doorsmeer……….. 60


(8)

4.1.7. Segmentasi dan Target Pasar Sabena Doorsmeer………. 61

4.2. Penyajian Data……….. 63

4.2.1. Data Informan Penelitian……….. 63

4.2.2. Strategi Sabena Doorsmeer Dalam Menarik Minat Konsumen... 65

4.3. Analisis dan Pembahasan………... 71

4.3.1. Analisis Strategi Sabena Doorsmeer dalam Menarik Konsumen.. 71

4.3.2. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Strategi Sabena Doorsmeer… 73 4.3.3. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal……….. 76

4.3.4. Internal Strategic Factor Analisys Summary………. 82

4.3.5. Eksternal Strategic Factor Analisys Summary………. 84

4.3.6. Analisis Diagram SWOT……… 87

4.3.7. Matriks SWOT Sabena Doorsmeer……… 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………. 92

5.2. Saran………... 92

DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR GAMBAR

Diagram 1.1. Jumlah Penjualan Sabena Doorsmeer

(2014)... 5 Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Konseptual……….. 40

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Sabena Doorsmeer

(2015)……… 57

Gambar 4.2. Diagram SWOT Sabena Doorsmeer

(2015)... 88


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Perkembangan Usaha Doorsmeer Mobildi Medan (2014)………3

Tabel 1.2. Jumlah kendaraan Pribadi Di Medan, Sumatera Utara (2014)………...3

Tabel 2.2. Theoretycal Mapping Penelitian Terdahulu………..36

Tabel 3.1. Kriteria Pembobotan (Rangkuti, 2004)……….46

Tabel 3.2. Tabel Internal Strategic Factor Analisys Summary (Rangkuti, 2004).46 Tabel 3.3. Tabel External Strategic Factor Analysis Summary (Rangkuti, 2004)48 Tabel 3.4. Matriks SWOT (Rangkuti, 2004)………49

Tabel 4.1. Daftar Jenis Produk Jasa Sabena Doorsmeer dan Auto Service (2015).. 59 Table 4.2. Data Pengunjung Sabena Doorsmeer (2014)………61

Tabel 4.3. Data Pelanggan Sabena Doorsmeer (2014)………62

Tabel 4.4. Identitas Informan Penelitian (2015)………63

Tabel 4.5. Kekuatan dan Kelemahan Sabena Doorsmeer………76

Tabel 4.6. Internal Strategic Factor Analisys Summary Sabena doorsmeer… 83 Tabel 4.7. External Strategic Factor Analisys Summary Sabena doorsmeer…....86

Tabel 4.8. Matriks IFAS + EFAS (2015)...87

Tabel 4.9. Matriks SO Usaha Sabena Doorsmeer...89


(11)

ABSTRAK

Strategi Bisnis Usaha Jasa Doorsmeer Dalam Menarik Konsumen (Studi Pada Sabena Doorsmeer diMedan)

Nama : Riza Andika NIM : 100907105

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Departemen : Bisnis Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Dra. Betty Nasution, M.Si

Skripsi ini berjudul “Strategi Bisnis Usaha Jasa Doorsmeer Dalam

Menarik Konsumen”. Latar belakang dari penelitian ini adalah meningkatnya

jumlah kendaraan di kota Medan tiap tahunnya, sehingga merupakan peluang yang sangat besar bagi bisnis doorsmeer. Ditambah lagi dengan semakin berkembangnya usaha jasa doorsmeer saat ini sehingga menimbulkan persaingan dalam menarik konsumen. Dengan semakin banyaknya pesaing, maka untuk menarik banyak konsumen dibutuhkan strategi bisnis yang tepat sehingga perusahaan memiliki keunggulan Kompetitif sehingga akan menarik konsumen.

Dalam penelitian ini bertujuan menganalisis strategi yang digunakan oleh Sabena doorsmeer untuk menarik minat konsumen dalam menggunakan jasanya juga untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan strategi yang digunakan oleh Sabena doorsmeer dalam menarik konsumen.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diketahui melalui pengamatan dan wawancara dengan informan utama dan informan kunci. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari buku serta skripsi yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal usaha, setelah itu faktor-faktor tersebut disusun dengan menggunakan matriks SWOT. Hasil dari matriks dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi yaitu SO, WO, ST dan WT.

Berdasarkan dari hasil penelitian dengan menggunakan matriks SWOT dan diagram SWOT, dapat diketahui usaha jasa Sabena doorsmeer menempati kuadran SO, dimana usaha ini telah mampu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat konsumen yaitu meningkatkan kenyamanan konsumen, Memanfaatkan kemajuan terknologi untuk terus meningkatkan kualitas produk, Meningkatkan promosi, Meningkatkan fasilitas ruang tunggu dan Menambah Kapasitas Produksi.

Kata Kunci : Strategi Bisnis Jasa Doorsmeer, Minat Konsumen


(12)

ABSTRACT

Car Wash Busisness Strategy In Consumer Interest (Studies in Sabena Doorsmeer in Medan)

Name : Riza Andika

NIM : 100907105

Faculty : Faculty of Social Studies and Political Science USU Department : Business Administration Commerce / Business Supervisor : Dra. Betty Nasution, M.Si

This research entitled "Car Wash Business Strategy In Consumer Interest". The background of this research is the increasing number of vehicles in the city of Medan, so it is a tremendous opportunity for ”Car Wash” business. Coupled business with the growing carwash services business is currently giving rise to competition in attracting consumers. With the increasing number of competitors, it is necessary to attract more consumers the right business strategy so that the company has Competitive advantages that will attract consumers.

In this study aimed to analyze the strategies used by Sabena doorsmeer to attract consumer interest in using his services also to analyze the strengths and weaknesses of the strategies used by Sabena doorsmeer in attracting consumers.

Forms of the research used is the descriptive research method with qualitative approach. The data used are primary data and secondary data. Primary data is known through observation and interviews with the main informants and key informants. While secondary data obtained through literature by studying books and thesis related to this research. Data analysis techniques used in this research is SWOT analysis to identify internal and external factors of business, after which these factors have been prepared using the SWOT matrix. Results of the matrix can produce four sets of possible alternative strategies, namely SO, WO, ST and WT.

Based on the results of studies using SWOT matrix and SWOT diagrams, it can be known the business Sabena doorsmeer placed in SO quadrant, where the business has been able to harness the full power to take advantage of opportunities as possible. Strategies that can be done to increase consumer interest that improve consumer convenience, Utilizing advances in electronic technology to continuously improve product quality, increase promotion, Increase lounge facilities and Increase Production Capacity.

Keywords: Car Wash Business Strategy in Consumer Interest


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi dan kebijakan dalam bisnis sangatlah diperlukan dalam persaingan usaha. Hal ini diperlukan perusahaan yang dituntut harus memiliki keunggulan kompetitif sehingga perusahaan memiliki nilai lebih dibanding dengan pesaingnya. Kemampuan dan keunggulan perusahaan harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah keunggulan dalam memajukan bisnis perusahaan. Khususnya pada perusahaan jasa. Perusahaan jasa harus memiliki strategi khusus yang baik karena produk yang diberikan berbentuk layanan jasa, sehingga perusahaan dapat menjadi unggul dengan memberikan pelayanan yang lebih agar konsumen merasa nyaman dan percaya akan layanan jasa yang diberikan.

Usaha jasa merupakan jenis usaha yang memiliki aspek dan lingkup bisnis yang paling luas dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Selain memiliki keanekaragaman produk dan pelayanan, jenis usaha jasa termasuk memiliki persaingan yang paling ketat. Strategi pengelolaan usaha dituntut untuk senantiasa mampu menyerap perubahan pasar dan selera konsumen yang selalu berubah setiap saat. Menurut Kotler (2000: 428), jasa merupakan setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intanable (tidak bersifat fisik) dan tidak menghasilkan


(14)

kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap jasa telah membuka peluang-peluang bisnis yang semakin lama semakin meningkat. Salah satu bisnis jasa yang sedang berkembang saat ini yaitu usaha jasa cuci kendaraan. Jasa cuci kendaraan merupakan usaha yang memberikan layanan pencucian kendaraan. Jasa cuci kendaraan telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat pengguna kendaraan. Hal ini disebabkan oleh arti pentingnya kebersihan kendaraan secara berkala dan teratur dengan tujuan untuk mendapatkan rasa nyaman oleh para penggunanya. Para pengguna kendaraan ini dapat meminta kepada penyedia jasauntuk mencuci kendaraan mereka, yaitu doorsmeer.

Doorsmeer adalah salah satu kegiatan usaha jasa yang sedang berkembang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu penyebab berkembangnya jasa doorsmeer ini adalah meningkatnya kebutuhan pengguna kendaraan untuk menjaga kebersihan dan keawetan kendaraannya. Untuk menjaga kebersihan dan keawetan kendaraan dibutuhkan perawatan secara berkala yang tentunya memakan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Untuk pengguna kendaraan yang disibukan dengan kegiatan sehari-hari yang padat, banyak pengguna yang menggunakan jasa doorsmeer untuk menghemat tenaga dan waktu. Kesibukan dan jadwal yang padat umumnya terjadi pada pengguna kendaraan yang hidup di kota besar, salah satunya adalah di kota Medan. Di kota Medan sendiri dapat dilihat terjadinya peningkatan jumlah usaha doorsmeer dari tahun ke tahun (Tabel 1.1). dengan peningkatan rata-rata per tahunnya yaitu sebesar 6,2%


(15)

Terjadi peningkatan jumlah usaha doorsmeer dari tahun-ketahun. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah usaha doorsmeer mobil di kota Medandari tahun 2011 hingga 2014.

Tabel 1.1

Perkembangan Usaha Doorsmeer Mobildi Medan, Sumatera Utara Tahun Usaha Doorsmeer

2011 427

2012 462

2013 493

2014 512

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan (2014)

Perkembangan bisnis doorsmeer tersebut juga tidak lepas dari meningkatnya jumlah kendaraan di kota Medan. Fenomena tersebut disebabkan masyarakat sekarang ini lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dari pada harus menggunakan kendaraan umum. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah kendaraan di Kota Medan dari tahun 20013 sebanyak 3.454.681 unit menjadi 4.140.364 unit ditahun 2014 (Tabel 1.2).

Tabel 1.2

Jumlah kendaraan Pribadi Di Medan, Sumatera Utara

Tahun Mobil Pribadi Sepeda Motor Jumlah 2011 112.537 1.829.643 1.942.180 2012 185.378 2.345.432 2.530.810 2013 260.598 3.194.083 3.454.681 2014 336.818 3.803.546 4.140.364 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan (2014)


(16)

Pada penelitian ini akan lebih ditekankan pada bidang jasa doorsmeer

mobil. Jasa doorsmeer mobil dipilih karena peningkatan jumlah mobil yang signifikan, terlebih lagi dengan dikeluarkannya mobil murah. Selain itu, ukuran mobil yang cukup besar membuat pengguna memilih untuk tidak mencuci mobil sendirikarena membutuhkan tenaga yang besar juga waktu yang lama.

Salah satu usaha doorsmeer mobil yaitu Sabena doorsmeer yang berlokasi di jalan Kasuari No.27, Medan. Dalam perkembangan usahanya, Sabena

doorsmeer pernah mengalami penurunan penjualan sebesar 426 jumlah pelanggan Pada tahun 2010 dan di tahun sebelumnya penjualan mencapai 4209 jumlah pelanggan. Namun manajemen Sabena doorsmeer berhasil menaikan kembali jumlah penjualannya pada tahun 2011 menjadi 4621 pelanggan dan tahun 2012 menjadi 5084 pelanggan (Diagram 1.1). Kenaikan penjualan yang cukup signifikan ini menjadi acuan dari keberhasilan Sabena doorsmeer menjalankan strategi bisnisnya.

Diagram 1.1

Jumlah Penjualan Sabena Doorsmeer

Sumber : Sabena Doorsmeer, Medan 0

1000 2000 3000 4000 5000 6000

2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Sabena Doorsmeer


(17)

Menurunnya jumlah penjualan Sabena doorsmeer pada tahun 2010 dilatar belakangi oleh bertambahnya number of selling dan juga tidak siapnya manajemen Sabena doorsmeer dalam menghadapi persaingan bisnis doorsmeer

yang semakin meningkat. Untuk menarik kembali minat konsumen, Sabena

doorsmeer mulai melakukan beberapa perubahan dan perbaikan terhadap strateginya, terutama dalam masalah pelayanan seperti memberikan promosi

berupa “kopi gratis” kepada pelanggan yang akan mencuci kendaraannya di

doorsmeer tersebut sehingga dapat meningkatkan keunggulan perusahaan terhadap pesaingnya. Keunggulan yang dimiliki Sabena doorsmeer diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung juga memberikan kenyamanan bagi para konsumennya.

Selain pemberian “kopi gratis” dalam promosinya, masih banyak strategi yang dapat dilakukan oleh Sabena doorsmeer untuk meningkatkan kualitas layanan jasanya. Untuk itu diperlukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dengan menilai lingkungan internal usaha {strengths

(kekuatan) dan weakness (kelemahan)}, serta lingkunagan eksternal {opportunities (peluang) dan Threats (ancaman)}. Hasil penilaian akan mendapatkan informasi seputar doorsmeer-doorsmeer pesaing yang memiliki konsep produk yang sama, dan dengan informasi tersebut Sabena doorsmeer dapat membuat strategi bisnis yang tepat guna untuk menarik minat konsumen menggunakan jasa Sabena doorsmeer.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi yang diterapkan Sabena doorsmeer dalam menarik minat beli konsumen dengan mengangkat judul penelitian yaitu “Strategi Bisnis


(18)

Usaha Jasa Doorsmeer Dalam Menarik Konsumen (Studi Pada Sabena Doorsmeer Di Medan).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi bisnis yang dilakukan pada Sabena doorsmeer untuk menarik minat konsumen dalam menggunakan jasanya?

2. Apa kelemahan dan kekuatan strategi yang digunakan oleh Sabena

doorsmeer dalam menarik konsumen?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis strategi yang digunakan oleh Sabena doorsmeer untuk menarik minat konsumen dalam menggunakan jasanya.

2. Untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan strategi yang digunakan oleh Sabena doorsmeer dalam menarik konsumen.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian bisnis ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih mengerti terhadap rangkaian strategi bisnis yang baik.


(19)

2. Bagi pemilik usaha, dapat memberikan kontribusi berupa masukan yang berguna bagi perkembangan usaha doorsmeer mereka.

3. Bagi fakultas ilmu social dan ilmu politik dan program studi administrasi bisnis, penelitian ini sebagai bahan masukan bagi fakultas dan jurusan untuk menjadi bahan referensi tambahan bagi mahasiswa dan mahasiswi di masa mendatang. Serta dapat memberikan sumbangan kepustakaan yang berupa informasi tambahan yang berguna dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.5 Batasan Penelitian

Karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana serta untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat menimbulkan kesimpangsiuran penelitian, maka dilakukan pembatasan dalam penelitian ini, yaitu penelitian hanya dibatasi pada analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk menentukan alternatif strategi pada Sabena doorsmeer.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu untuk menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan kerangka konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Teori menurut Sugiyono (2012: 83) merupakan alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis

Berdasarkan rumusan diatas, berikut beberapa teori yang dikemukakan penulis sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian.

2.1 Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Prahalad dan Hamel

(1997: 3) “strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkatkan) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang

tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan”. Dengan

demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetisi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetisi inti didalam bisnis yang dilakukan.

2.1.2 Konsep Strategi

Definisi strategi pertama yang dikemukakan oleh Chandler (1962: 13) menyebutkan bahwa “strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu


(21)

perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut”. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut:

1 . Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingan dengan pesaingnya. Menurut Day dan Wensley (1998), identifikasi distinctive competence dalam suatu organisasi meliputi:

a. Keahlian tenaga kerja, dan b. Kemampuan sumber daya

Dua faktor tersebut menyebabkan perusahaan ini dapat unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

2. Competitive Advantage. Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Menurut Porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga tinggi atau produk dengan biaya rendah, bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip ini, Porter (1998: 31) menyatakan terdapat tiga strategi generik, yaitu:

a) Strategi diferensiasi, cirinya adalah bahwa perusahaan mengambil keputusan untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap suatu produk jasa yang unggul agar tampak berbeda dengan produk yang lain. Dengan demikian, diharapkan calon konsumen mau membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan itu. b) Strategi kepemimpinan biaya menyeluruh (overall cost leadership), cirinya adalah perusabaan lebih memperhitungkan pesaing dari pada pelanggan dengan cara memfokuskan harga jual produk yang murah, sehingga biaya produksi, promosi, maupun riset dapat ditekan, bila perlu


(22)

produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari perusahaan lain. c) Strategi fokus (focus), c irinya adalah perusahaan meng- konsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh atau Diferensiasi.

2.1.3 Strategi Bisnis

Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industry atau segmen pasar tertentu (Solihin, 2012 : 196).

Sebuah strategi bisnis biasanya adalah sebuah dokumen yang jelas mengartikulasikan arah bisnis akan mengejar dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Dalam rencana bisnis standar, hasil strategi bisnis dari tujuan yang dibentuk untuk mendukung misi lain dari bisnis.

2.1.4 Tingkatan Strategi

Dalam perusahaan bisnis, manajer strategis umumnya berfikir dengan 3 tingkatan strategi, yaitu:

a) Strategi di tingkat perusahaan, strategi ini berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan dan kombinasi antar unit bisnis dan rangkaian produk yang membentuk kesatuan organisasi. Tindakan strategis ditingkat ini biasanya terkait dengan akusisi usaha baru, penambahan atau divestasi unit bisnis, pabrik, atau rangkaian produk dan usaha bersama dengan perusahaan baru diarea baru. b) Strategi di tingkat bisnis, strategi ini berpengaruh disetiap unit bisnis dan rangkaian produk. Strategi ini berfokus pada bagaimana unit bisnis berkompetisi di industrinya bagi konsumen. Keputusan strategis di tingkat bisnis berhubungan dengan jumlah iklan, arah dan besaran penelitian dan pengembangan produk, peralatan dan fasilitas, dan ekspansi atau pengurangan produk. c) Strategi di tingkat fungsional, startegi ini berkaitan dengan seluruh fungsi utama termasuk keuangan, penelitian dan pengembangan, penjualan dan produksi (Daft, 2007: 365).


(23)

Menurut Fred R. David (2011: 168) terdapat 4 jenis strategi yaitu: strategi integrasi, strategi intensif, startegi diversifikasi, dan startegi defensive.

1. Strategi-strategi Integrasi

Strategi integrasi terdiri atas 3 yaitu: integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal.

a) Integrasi ke depan

Menurut Udaya, et al. (2013: 125) integrasi ke depan adalah:

Integrasi ke depan (forward integration) terjadi ketika perusahaan memasuki industri yang menggunakan, mendistribusikan, atau menjual produk-produknya. Saat ini semakin banyak pemasok yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan cara membangun situs web untuk secara langsung menjual produk mereka kepada konsumen.

b) Integrasi ke belakang

Menurut Udaya, et al. (2013: 125) integrasi ke belakang adalah:

Integrasi ke belakang (backward integration) adalah sebuah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat tepat digunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

c) Integrasi horizontal

Menurut Udaya et al. (2013: 125) “Integrasi horizontal (horizontal integration) mengacu pada strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan dengan melakukan merger atau dengan melakukan

akusisi”.

2. Strategi-strategi intensif

Strategi intensif terdiri atas 3 yaitu: penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.


(24)

Penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini secara luas digunakan dalam bentuk murni maupun dalam bentuk kombinasi (gabungan) dengan strategi-strategi lainnya. Lima pedoman tentang kapan penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif

a) Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu. b) Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikkan

secara signifikan.

c) Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total penjualan industri meningkat.

d) Ketika kolerasi antara pengeluaran penjualan dan pemasaran secara historis tinggi.

e) Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif yang besar.

2) Pengembangan pasar

Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif, yaitu :

a) Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal, dan berkualitas baik.


(25)

c) Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul.

d) Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi.

e) Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih. f) Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi

global dalam cakupannya. 3) Pengembangan produk

Pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan. Lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif yaitu :

a) Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk, artinya menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk yang baru sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini.

b) Ketika organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang cepat.

c) Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik

dengan harga “bagus”.

d) Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi.


(26)

e) Ketika organisasi memiliki kapasitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.

3. Strategi diversifikasi

Terdapat dua jenis umum strategi diversifikasi (diversification strategies) yaitu diversifikasi terkait dan diversifikasi tak terkait.

1) Diversifikasi terkait

Diversifikasi terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan yang lama. Enam pedoman tentang kapan diversifikasi terkait dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif, yaitu :

a) Ketika organisasi berkompetisi di sebuah industri yang tidak mengalami pertumbuhan atau yang pertumbuhannya lambat. b) Ketika menambahkan produk yang baru namun terkait akan secara

signifikan mendongkrak penjualan produk saat ini.

c) Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan dengan harga yang sangat bersaing.

d) Ketika produk yang baru namun terkait memiliki tingkat penjualan musiman yang dapat mengimbangi puncak dan jurang penjualan yang ada saat ini di perusahaan.

e) Ketika produk organisasi yang ada saat ini sedang dalam tahap penurunan dari siklus hidup produk.

f) Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat. 2) Diversifikasi tak terkait


(27)

menambah produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan sama sekali dengan garis bisnis perusahaan sebelumnya. Strategi diversifikasi tak terkait lebih memilih portofolio bisnis yang sanggup memberikan kinerja keuangan yang sangat baik di industrinya sendiri, alih-alih berupaya memanfaatkan kesesuaian strategis rantai nilai di antara bisnis. Perusahaan yang menjalankan diversifikasi tak terkait terus menerus mencari di berbagai industri yang berbeda perusahaan-perusahaan yang dapat diakuisisi dalam suatu kesepakatan dan memiliki potensi untuk menghasilkan pengembalian atas investasi yang tinggi. Diversifikasi tak terkait melibatkan usaha untuk mencari dan mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang asetnya bernilai rendah, atau yang secara finansial sedang tertekan, atau yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi namun kekurangan modal investasi. Sepuluh pedoman tentang kapan diversifikasi tak terkait dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif yaitu :

a) Ketika pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki organisasi akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang tidak terkait.

b) Ketika organisasi bersaing di sebuah industri yang sangat kompetitif dan atau tidak mengalami pertumbuhan sebagaimana diindikasikan oleh margin laba dan pengembalian industri yang rendah.

c) Ketika saluran distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk memasarkan produk-produk baru kepada konsumen yang ada. d) Ketika produk baru memiliki pola penjualan kontrasiklis bila


(28)

e) Ketika industri dasar suatu organisasi mengalami penurunan dalan penjualan dan laba tahunan.

f) Ketika organisasi memiliki modal dan talenta manajerial yang dibutuhkan untuk bersaing dengan baik di industri baru.

g) Ketika organisasi memiliki peluang untuk membeli bisnis tak terkait yang menarik secara investasi.

h) Ketika ada sinergi finansial antara perusahaan yang diakuisisi dan mengakuisisi.

i) Ketika pasar yang ada sudah jenuh dengan produk organisasi saat ini.

j) Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi yang secara histroris telah berkonsentrasi pada satu jenis industry. 4. Strategi defensive

Terdapat 3 jenis strategi difensive yang terdiri atas: penciutan, divestasi dan likuidasi.

1) Penciutan

Penciutan (retrechment) terjadi manakala sebuah organisasi melakukan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Lima pedoman tentang kapan penciutan dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif yaitu :

a) Ketika sebuah organisasi memiliki kompetensi khusus yang jelas namun gagal untuk secara konsisten memenuhi maksud dan tujuannya dari waktu ke waktu.


(29)

b) Ketika organisasi merupakan salah satu pesaing terlemah di suatu industri tertentu.

c) Ketika organisasi ditandai oleh ketidakefisiensian, profitabilitas yang rendah, semangat kerja karyawan yang buruk, dan tekanan dari pemegang saham untuk memperbaiki kinerja organisasi. d) Ketika organisasi gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal,

meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke wktu.

e) Ketika organisasi tumbuh membesar terlampau cepat sehingga reorganisasi internal besar-besaran dibutuhkan.

2) Divestasi

Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut dengan divestasi. Divestasi sering dipakai untuk mendapatkan modal guna akuisisi atau investasi strategis lebih jauh. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi penciutan untuk membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang tidak begitu sesuai dengan aktivitas-aktivitas perusahaan yang lain.

Enam pedoman tentang kapan divestasi dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif yaitu :

a) Ketika sebuah organisasi menjalankan strategi penciutan dan gagal untuk mencapai perbaikan yang diperlukan.


(30)

b) Ketika suatu divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya agar lebih kompetitif dari yang dapat disediakan oleh perusahaan. c) Ketika suatu divisi bertanggung jawab terhadap kinerja

keseluruhan organisasi yang buruk.

d) Ketika suatu divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan bagian organisasi yang lain, ini bisa merupakan akibat dari pasar, konsumen, manajer, karyawan, nilai-nilai, atau kebutuhan yang secara radikal berbeda.

e) Ketika sejumlah besar dana dibutuhkan dalam waktu dekat dan tidak dapat diperoleh dengan cara lain.

f) Ketika tindakan antitrust pemerintah mengancam sebuah organisasi.

3) Likuidasi

Likuidasi adalah menjual seluruh aset perusahaan, secra terpisah-pisah, untuk kekayaan berwujud. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional.

Tiga pedoman tentang kapan likuidasi dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif yaitu :

a) Ketika sebuah organisasi sudah menjalankan strategi penciutan dan divestasi namun tak satu pun berhasil.

b) Ketika satu-satunya alternatif suatu organisasi adalah menyatakan diri bangkrut.

c) Ketika pemegang saham perusahaan dapaat meminimalkan kerugian mereka dengan menjual aset organisasi.


(31)

2.1.6 Strategi Pemasaran

Marketing atau pemasaran menurut Kotler (2012: 28) yaitu “kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses

pertukaran”.

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. Yang termasuk dalam strategi pemasaran yaitu segmentasi pasar, target pasar, posisi pasar dan bauran pemasaran.

1. Segmentasi Pasar

Rangkuti (2008: 43) segmentasi pasar adalah “suatu strategi yang membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, keinginan,

karakteristik dan tingkah laku”.

Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar.

Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Peranan segmentasi dalam marketing :

a) Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita.


(32)

c) Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.

d) Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.

2. Target Pasar

Target pemasaran merupakan kolompok orang-orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang serupa. Menurut Rangkuti (2008: 46), ada 3 strategi untuk menentukan targeting, yaitu :

a) Strategi Pemasaran Tanpa Pembeda (Undifferentiated Marketing), Strategi pemasaran ini hanya mengandalkan satu macam produk yang ditawarkan. Hal ini ditujukan agar image brand dipasaran atas produknya sangatlah kuat. Pemasaran tanpa pembeda ini menyamaratakan semua kalangan baik bawah, menengah dan juga atas. Tanpa membedakan segmen pasar yang dicari membuat produksi, distribusi dan strategi promosi dilakukan secara gencar-gencaran mengingat strategi ini memiliki banyak sekali saingan. b) Strategi Pemasaran dengan Pembeda (Differentiated Marketing), produk yang dihasillkan bergantung pada segmen yang dilayani c) Strategi Pemasaran Terkonsentrasi (Concentrated Marketing), perusahaan berfokus pada pasar yang sempit, tetapi memiliki potensi pasar yang cukup luas.

3. Posisi Pasar

Setelah perusahaan menentukan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya harus diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Menurut Umar (2005: 35), ada tiga langkah yang dapat digunakan untuk menentukan posisi pasar, yaitu :

a) Mengidentifikasi keunggulan kompetitif b) Memilih keunggulan kompetitif

c) Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi 4. Bauran Pemasaran


(33)

Dalam pemasaran jasa dengan hanya mengandalkan 4P (product, price, promotion, place), perusahaan tidak dapat memahami hubungan timbal balik antara aspek-aspek kunci dalam bisnis jasa. People, process dan physical evidence ditambahkan dalam bauran pemasaran jasa dikarenakan sifat dan karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran jasa merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisasi dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran yang efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Konsep bauran pemasaran tradisional (traditional marketing mix) terdiri dari 4P yaitu product (produk), price (harga), promotion (promosi), place (tempat atau lokasi). Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas (expanded marketing for services) dengan penambahan unsur

non-traditional marketing mix, yaitu people (orang) , process (proses) dan physical evidence (bukti fisik), sehingga menjadi tujuh unsur (7P). Masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya. Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud (intangibility), tidak dapat dipisahkan (inspirability), berubah-ubah (variability), mudah lenyap (perishability). Seperti dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005: 49) bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu product, price, promotion, place, people, process dan physical evidence:


(34)

a. Product (Produk), produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.

b. Price (Harga), yaitu jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa.

c. Promotion (Promosi), aktivitas yang mengkomunikasikan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

d. Place (Tempat Atau Lokasi), termasuk aktivitas perusahaan untuk menyalurkan produk atau jasa yang tersedia bagi konsumen.

e. People (Orang), adalah semua pelaku yang memainkan sebagai penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. f. Process (Proses), meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal jadwal,mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk atau jasa disampaikan kepada konsumen

g. Physical Evidence (Bukti Fisik) Merupakan lingkungan fisik dimana jasa disampaikan, perusahaan jasa dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen yang berwujud memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

2.2 Jasa

Menurut Phillip Kotler (2000: 428) jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip

intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait ataupun tidak terikat dengan suatu produk fisik


(35)

Menurut Djaslim Saladin (2004: 134) jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya dan pada dasarna tidak berwujud derta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produknya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

2.2.1 Ciri-Ciri Jasa

Berdasarkan definisi diatas, maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sesuatu yang tidak berwujud,tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen 2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan batuan suatu produk fisik

3. Jasa tidak mengkibatkan peraihan hak atau kepemlikan 4. Terdapat interksi antara penyedia jasa dengn pengguna jasa

2.2.2 Karakteristik Jasa

Berdasarkan pengerian jasa diatas, Fandy Tjiptono (2005: 18) mengutarakan ada 5 karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya.

1. Ingtangibility (tidak berwujud) jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja, atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. 2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.


(36)

3. Variability (berubah-ubah) jasa bersifat variable karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.

4. Perishability (tidak tahan lama) jasa tidak tahan llama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaakan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan.

5. Lack of Ownership merupakan perbedaan besar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas pengguna dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa menyimpan, mengkonsumsi, dan menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas.

2.3 Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa

Kunci keberhasilan dalam pemasaran jasa adalah dengan memenuhi harapan konsumen mengenai kualitas jasa. Pengharapan konsumen membentuk suatu citra di mata konsumen, sehingga menjadi bahan pembicaraan dengan rekan-rekan konsumen lainnya. Pelayanan yang memuaskan merupakan salah satu bentuk pengharapan konsumen.

Faktor utama yang menentukan kualitas jasa menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2005 ; 69), yaitu :

1. Dapat dipercaya (reliability), mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama


(37)

(right the first time).

2. Pertanggungjawaban (responsiveness), yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.

3. Kemampuan (competence), artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam memberikan jasa tertentu.

4. Akses (access), meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. 5. Kesopanan (courtesy), meliputi sikap sopan santun, respek , perhatian, dan keramahaan yang dimiliki para pegawai.

6. Komunikasi (communication), artinya perusahaan memberikan informasi yang jelas, selalu menanggapi saran dan keluhan pelanggan.

7. Kredibilitas (credibility), yaitu sifat jujur yang dapat dipercaya.

8. Keamanan (security), yaitu aman dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan.

9. Memahami konsumen (understanding), yaitu usaha untuk memahami kebutuhan pelanggan.

10. Terlihat jelas (tangibles), yaitu bukti fisik dari jasa, berupa fasilitas fisik, peralatan yang digunakan.

2.4 Doorsmeer Mobil

Doorsmeer mobil adalah suatu usaha yang bergerak dibidang pemeliharaan kebersihan mobil, dimana ini juga sudah menjadi suatu industri jasa yang sangat berkembang dan dibutuhkan oleh pemilik mobil agar kualitas cat maupun interior dalam mobil dapat terawat dengan baik, adapun pelayanan yang diberikan dalam jasa cuci mobil adalah :


(38)

1. Pelayanan cuci body mobil 2. Pelayanan cuci mesin mobil

3. Pelayanan kebersihan bagian dalam mobil dan interior 4. Pelayanan menjaga kualitas cat mobil agar mengkilap

5. Pelayanan menjaga kebersihan body dan kaca mobil dari jamur

Definisi diatas mempunyai batasan-batasan yang jelas, dan ini menjadi panduan untuk pendefinisian pesaing dalam industri cuci mobil. Dengan kemajuan berbagai bentuk pelayanan industri cuci mobil maka tujuan yang ingin dicapai adalah kepuasan pelanggan sehingga dapat dengan tepat memposisikan strategi bisnisnya sehingga dapat lebih aman terhadap ancaman dari pesaing yang terus menunggu kesempatan untuk mengambil peluang yang ada.

2.5 Konsumen

Menurut Henry Asael (Dalam, Sutisna 2002 : 6) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu konsumen individual, lingkungan dan stimuli pemasaran. Konsumen individual merupakan pilihan untuk memilih suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografi, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsumen, hal ini menyangkut lingkungan sekitarnya yang kemudian memberi pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk/jasa. Misal saja pada saat seseorang membeli suatu produk/ jasa dikarenakan orang terdekatnya telah


(39)

membeli terlebih dahulu. Itu artinya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut memperngaruhi pada pilihan merek produk yang dibeli. Stimuli pemasaran adalah semua bentuk komunikasi atau stimuli fisik yang dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen. Ada dua jenis stimuli yaitu stimuli intrinsik dan ekstrinsik. Stimuli ekstrinsik atau sekunder merupakan komunikasi yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku konsumen baik dalam bentuk kata-kata, gambar dan pencitraan atau dalam bentuk stimuli yang berkaitan

dengan produk seperti harga, display tempat.

Agar proses kesamaan persepsi dan pemikiran terhadap gambaran produk berjalan baik, maka perusahaan haruslah mengerti karakteristik dan keunikan-keunikan pelanggan. Berikut ada empat tipe pelanggan menurut Paul Smith (Dalam, Uthami 2011 : 38).

1. The Learning Customer

Ini adalah pelanggan yang begitu tinggi keterlibatannya dalam keputusan beli terhadap gambaran produk tersebut. Ciri dari pelanggan model ini adalah mencari alternative pilihan yang luas dan juga membandingkan harga. Pelanggan akan mempelajari buying problem yang ada dan memecahkan masalah tersebut secara progresif. Mereka akan rela menghabiiskan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk mencapai proses pembelian yang disebut high involvement customer. Untuk mempengaruhi pelanggan model ini adalah dengan surat kabar dan majalah. Informasi yang diterima dari orang terdekat menjadi faktor penentu dalam mereka membuat keputusan membeli. Teori ini dikenal dengan multistepcommunication. 2. The Self Justifying Customer


(40)

Dalam kondisi ini pelanggan yang membuat keputusan sangat cepat dalam sikap pembelian dan mereka selalu mengaitkan dengan merek yang ada. Posisi ini erat dengan teori cognitive dissonance dalam evaluasi pembelian, pelanggan akan berasumsi bahwa mereka mengenal produk yang ada dan percaya dengan kualitas itu. Untuk pelanggan jenis ini, komunikasi pemasaran harus didesain sedemikian rupa untuk mengevaluasi produk dalam cara yang spesifik. Pelaku periklanan biasanya akan berorientasi untuk menghasilkan pelanggan jenis ini. Dan biasanya pelanggan hanya terjebak oleh merek saja, bukan kualitas produk. Komunikasi dari mulut ke mulut memiliki peranan disini, terutama dalam membentuk karakter pelanggan model self-justification. Pesan yang dirancang haruslah multistep communication. Keberadaan brand dalam periklanan akan sangat membantu membentuk loyalitas dan justifikasi pembelian yang berulang.

3. The Routine Customer

Pelanggan yang rutin membeli barang dan menggeneralisasikan produk sehingga muncul low differentiayion. Kebiasaan dan tingkah laku pelanggan merupakan pengaruh bagi pemilihan produk. Keterlibatan perusahaan dalam keputusan pembelian sangat kecil, akhirnya komunikasi pemasaran digunakan untuk mendukung rutinitas, mengingatkan pelanggan pada brand atau merek yang ada saja. Desain pengemasan penting dalam mengingatkan pelanggan pada brand atau merek tersebut karena bagaimanapun juga, perubahan kemasan akan memberikan kesan yang lain bagi pelanggan sedangkan kedudukan komunikasi pemasaran, seperti iklan akan me-reinforce sikap kerutinan ini. Agar lebih menarik biasanya digunakan potongan harga juga promosi-promosi yang menarik.


(41)

4. The Professional Customer

Jenis pelanggan ini juga memiliki keterlibatan yang tinggi dalam proses pembelian. Pada tipe ini, mereka akan mengikuti dua tahap yang disebut buying-raeding process. Tahap pertama adalah proses negosiasi, yang merupakan pertukaran informasi antara penjual dengan pembeli. Pelanggan akan berusaha mengkonfirmasi dengan pengetahuan yang mereka miliki terhadap suatu produk. Setelah mengenal produk, baru mereka melakukan pembelian.

5. Profiling The Customer

Palanggan tipe ini lebih mengutamakan produk atau jasa yang berharga murah-murah saja, mereka tidak memperhitungkan kualitas dan nilai kegunaan barang. Fokus pembelian hanya dipengaruhi harga barang yang sekedarnya. Pelanggan ini akan mulai banyak apabila terjadi resesi ekonomi.

2.6 Pengertian Lingkungan Usaha

Lingkungan perusahaan atau usaha selalu menimbulkan peluang serta ancaman. Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang selalu menganalisa target pemasarannya, sehingga mampu menghadapi ancaman dan mengambil peluang yang ada didalam ligkungan perusahaan (Laksana, 2008: 25). Hal serupa juga dikemukakan oleh Suharno dan Yudi Sutarso (2010: 38) yaitu dalam kaitannya dengan lingkungan perusahaan yang biasanya berhasil adalah perusahaan yang mengetahui pentingnya melakukan pengamatan lingkungan secara terus-menerus. Lingkungan usaha dibagi atas dua yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.


(42)

2.6.1 Lingkungan Eksternal Usaha

Menurut Fred R. David (2011 ;120) tujuan audit lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang harus dihindarinya. Audit Eksternal tidak bertujuan mengembangkan sebuah daftar lengkap dan menyeluruh dari setiap faktor yang dapat mempengaruhi bisnis, melainkan bertujuan mengidentifikasi variabel-variabel penting yang menawarkan respon berupa tindakan. Perusahaan harus mampu merespon entah secara ofensif maupun defensif terhadap berbagai faktor tersebut dengan merumuskan strategi yang bisa mengambil keuntungan dari peluang eksternal atau yang meminimalkan dampak dari ancaman potensial. Kekuatan-kekuatan yang ada di Eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori luas yaitu :

1) Kekuatan Ekonomi

Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap daya tarik potensial dari beragam strategi. Sebagai contoh, ketika tingkat suku bunga naik, dana yang diperlukan untuk ekspansi modal menjadi lebih mahal atau tidak tersedia. Juga, ketika tingkat suku bunga naik, pendapatan diskresioner menurun dan permintaan akan barang diskresioner pun turun. Ketika harga saham naik, perminataan akan ekuitas sebagai sumber modal bagi pegembangan pasar meningkat. Selain itu, ketika pasar bertumbuh, kekayaan konsumen dan bisnis meluas.

2) Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang besar atas hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Organisasi-organisasi kecil, besar, laba, nirlaba, dan semua industri dikejutkan dan ditantang oleh


(43)

peluang dan ancaman yang muncul dari perubahan dalam segala hal, dunia saat ini sangat berbeda dibadingkan kemarin, dan esok menjanjikan perubahan yang lebih besar lagi. Tren-tren sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi, dan mengomsumsi. Tren-tren baru itu menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan, konsekuensinya, menciptakan kebutuhan akan produk, jasa dan strategi yang berbeda pula.

3) Kekuatan Politk, Pemerintahan, dan Hukum

Pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi. Pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi.Faktor-faktor politik, pemerintah atau ancaman utama baik bagi organisasi kecil maupun besar. Untuk Industri dan perusahaan yang sangat bergantung pada kontrak atau subsidi pemerintah, ramalan politik bisa menjadi bagian terpenting dari audit eksternal.Perubahan-perubahan dalam hukum paten, undang-undang antitrust (undang-undang yang menentang penggabungan industri-industri), tarif pajak, dan aktivitas lobi dapat memberikan pengaruh signifikan pada perusahaan. Kesaling tergantungan global yang semakin meningkat di kalangan ekonomi, pasar, pemerintah dan organisasi memaksa perusahaan untuk mempertimbangkan dampak potensial dari variabel-variabel politik dalam perumusan dan penerapan strategi kompetitif mereka.

4) Kekuatan Teknologi

Perubahan dan penemuan teknologi yang revolusioner memiliki dampang yang dramatis terhadap organisasi.Kemajuan superkonduktivitas saja, yang


(44)

meningkatkan daya produk-produk elektrik dengan mengurangi resistensi pada arus, telah merevolusi operasi bisnis, khususnya dalam industri transpotasi, utilitas, perawatan kesehatan, kelistrikan, dan komputer. Internet bertindak sebagai mesin ekonomi nasional dan global yang memacu pertumbuhan, sebuah faktor yang sangat penting dalam kemampuan sebuah negara untuk meningjkatkan standar hidup; dan ia membuat perusahaan mampu menghemat miliaran dolar biaya distribusi dan transaksi dari penjualan langsung ke sistem.

5) Kekuatan Kompetitif

Salah satu bagian terpenting dari audit eksternal adalah mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kapabilitas, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi mereka.

2.6.2 Lingkungan Internal Usaha

Menurut Fred R. David (2011: 176) semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Kekuatan perusahaan yang tidak mudah ditandingi atau ditiru oleh pesaing disebut kompetensi pembeda, yang dibutuhkan untuk membangun keunggulan kompetitif. Faktor internal penting untuk mendefinisikan bisnis dalam arti apa yang mampu dilakukan. Kekuatan-kekuatan Internal dapat dibagi menjadi 6 kategori yaitu :

1. Kekuatan manajemen 2. Kekuatan pemasaran

3. Kekuatan keuangan / akuntansi 4. Kekuatan produksi / operasi

5. Kekuatan penelitian dan pengembangan 6. Kekuatan sistem informasi manajemen


(45)

2.7 Analisis SWOT

Analisis SWOT umumnya digunakan dalam pemasaran dan bisnis sebagai metode untuk mengidentifikasi oposisi (perlawanan) untuk usaha dan strategi baru. SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknessess

(Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman). Dengan menerapkan SWOT memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi semua elemen positif dan negatif yang dapat mempengaruhi setiap kegiatan yang baru. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT menurut Fred R. David (2005: 47) yaitu :

1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber


(46)

peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

2.8 Penenlitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu menjadi bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Peneliti mengambil peneitian terdahulu yang berhubungan dengan strategi bisnis jasa untuk menjadi referensi bagi penulisan. Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang dikutip peneliti.

Tabel 2.2

Theoretycal Mapping Penelitian Terdahulu

Nama/ Tahun

Judul Penelitian

Tujuan Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan Reni Rahmawati/2 008 Analisis manajemen strategi dalam Untuk mengetahui strategi yang di gunakan dalam Metode yang digunakan adalah kualitatif, Perusahaan melakukan implementasi grand strategy


(47)

menghadapi persaingan bisnis (study pada PT Telekomuni kasi Tbk) menghadapi persaingan bisnis dengan menggunakan metode analisis deskriptif

bisnis pada PT Telekomunikasi Indonesia adalah growth (pertumbuhan) dan generic strategi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah SDM, keuangan, marketing, produksi. Posisi perusahaan dalam keadaan kuat karena tingkat dominasi peluang lebih besar dari pada ancaman yang dihadapinya Fadhil Patra

Dwi Gumala/2012 Strategi Bisnis Media (Studi Kasus Radio 987 Gen Fm Jakarta) a).Mengetahui bagaimana content strategy yang berkaitan dengan product, pricing,

placement, dan promotion strategy sebuah perusahaan media baru

dengan cepat menjadi sebuah market leader di kawasan regional dengan cara bagaimana komparasi

numbers of sellers & buyers, product differentiation, Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi studi kasus (case study).

manajemen cash flow yang baik dari perusahaan production efficiency, allocative efficiency, progress dan equity sebagai tolak ukur market performance Radio GEN FM berdasarkan

market conducts

yang telah dilakukan sampai saat ini. Keberhasilan usaha secara bisnis, pada hakikatnya adalah keberhasilan dari


(48)

barriers to entry, cost structures dan vertical integration sebagai market structure yang dihadapi oleh radio Gen FM dalam industri radio saat ini c).Mengetahui bagaimana komparasi production efficiency, allocative efficiency, progress dan equity sebagai tolak ukur market performance Radio GEN FM berdasarkan market conducts yang telah dilakukan sampai saat ini bisnis dimana investasi itu dilaksanakan. Suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari sebuah perusahaan melakukan bisnis. Tidak dijelaskan secara detail mengenai data keuangan Gen Fm karena datanya sangat confidential, namun dari keterangan Direktur Utama Gen Fm, Adrian Syarkawi menyatakan bahwa jika

dihitung dari total investasinya, Gen Fm

telah mengalami

Break Even Point

(BEP) di tahun ke tiga perusahaan berdiri Nurul Hidayati/201 1 Strategi Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Dalam Mengemban Untuk mengetehui strategi bisnis yang digunakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah yang berlokasi di desa

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif Relatif tingginya tingkat bunga kredit perbankan, prosedur serta persyaratan pengajuan kredit yang relative sulit untuk


(49)

gankan Usahanya (Study Pada Industri Ikat Tenun Di Parengan Kecamatan Maduran-Lamongan) Parengan Kecamatan Maduran - Lamongan. dipenuhi, serta tidak adanya jaminan merupakan alasan utama bagi sebagian besar Usaha Mikro Kecil Menengah untuk tidak mengajukan kredit kepada perbankan, untuk usaha kecil menengah dengan segala keterbatasannya masih sulit untuk meraih modal dari sumber-sumber modal dan lembagalembaga keuangan non-bank.

2.9 Kerangka Pemikiran Konseptual

Kerangka pemikiran konseptual merupakan landasan pemikiran yang disusun oleh peneliti sebagai acuan penelitian. Analisis strategi bisnis yang dilakukan oleh Sabena doorsmeer dapat dikaji melalui analisa lingkungan yang terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal


(50)

adalah peluang dan ancaman, sedangkan lingkungan internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan dari usaha jasa Sabena Doorsmeer.

Setelah diketahuinya hasil dari kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman maka analisa dilanjutkan dengan metode analisis SWOT. Metode ini berfungsi untuk mengetahui posisi usaha Sabena doorsmeer dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Apakah posisi usaha tersebut berada pada sel I, II, III atau IV serta strategi apa yang sesuai diterapkan pada usaha tersebut. Metode ini bertujuan untuk memperkuat strategi bisnis pada Sabena doorsmeer sehingga dapat menjaga eksistensi dan keunggulan usaha dibanding para pesaingnya. Maka hasil dari analisis SWOT ini diharapkan dapat menjadi acuan baru bagi Sabena doorsmeer

dalam menentukan strategi bisnisnya.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Konseptual


(51)

Sumber : Peneliti, 2014

Analisa Lingkungan

Internal Eksternal

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Analisis SWOT

Sel I Sel II Sel III Sel IV


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable yang lain. Sementara pendekatan kualitatif , menurut Juliandi (2013: 14) adalah

“penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk memahami suatu fenomena

atau permasalahan tertentu”. 3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha jasa yang bergerak dibidang cuci mobil, yaitu Sabena doorsmeer di jalan kasuari no.27 kecamatan Sunggal, Medan.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Moleong (2005: 97), informan penelitian adalah “orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti”. Dalam penelitian ini terdapat 2 informan, diantaranya adalah:


(53)

1. Informan Kunci (Key Informan) merupakan informan yang mengetahui, memahami, dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Madam Vilma pemilik sekaligus pengelola Sabena doorsmeer.

2. Informan Utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama adalah pelanggan Sabena doorsmeer

yang pernah melakukan pembelian lebih dari satu kali.

3.4 Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer menurut Moleong (2005: 157) adalah kata-kata dan tindakan dari orang yang diwawancarai atau yang diamati merupakan sumber data utama dalam penelitian ini. Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari wawancara yang dilakukan dan observasi. Data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari hasil wawancara dengan informan utama yang berhubungan dengan strategi bisnis Sabena doorsmeer dalam menarik konsumen dan wawancara dengan informan kunci yang berhubungan dengan kualitas pelayanan Sabena doorsmeer.

2. Data sekunder menurut Sugiyono (2005: 62) adalah data yang secara tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data sekunder sebagai data pendukung data primer dari literature dan dokumen serta data yang diambil dari Sabena doorsmeer dengan permasalahan dilapangan yang


(54)

terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, dokumentasi dan laporan-laporan penjualan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka tidak akan didapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Terdapat dua jenis data yaitu data primer dan sekunder

1. Data Primer

Yang termasuk data primer yaitu metode observasi dan metode wawancara:

a. Metode Observasi, menurut Imron (1996: 10) metode observasi yaitu arah pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, diawali dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan atas gejala yang sudah diteliti dengan melibatkan diri dalam latar yang sedang diteliti. Peneliti mengobservasi kegiatan yang terjadi di Sabena

doorsmeer untuk mengetahui secara langsung apa yang terdapat dilapangan tentang stategi bisnis Sabena doorsmeer dalam menarik konsumen.

b. Metode Wawancara, dilakukan penulis dengan pemilik Sabena

doorsmeer dan konsumen yang datang ke Sabena doorsmeer sehingga data yang diperoleh penulis merupakan hasil dari wawancara. Jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan subjek penelitian dicatat sebagai data


(55)

tambahan dengan hasil pengamatan atau observasi dari tindakan subjek penelitian di Sabena doorsmeer.

2. Data Sekunder

Yang termasuk data sekunder dalam penelitian ini yaitu Metode dokumentasi. Menurut Imron (1996: 82) metode dokumentasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non-insani, sumber ini terdiri dari dokumen, dan rekaman seperti surat kabar, buku harian, naskah pribadi, foto-foto, catatan khusus, dan lain sebagainya. Melalui teknik dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan yang ada di tempat atau lokasi penelitian yaitu berupa data pembukuan dan catatan daftar harga jasa dan barang di Sabena doorsmeer.

3.6 Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam menganalisis data. Data yang diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dideskriptifkan secara menyeluruh. Metode analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan dan menafsirkan data yang diperoleh sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai bagian-bagian analisis SWOT jasa Sabena doorsmeer sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan strategi sebagai faktor internal serta peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal sehingga dapat membantu dalam perumusan


(56)

strategi bisnis yang tepat. Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah penelitian.

3.6.1 Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) & External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS)

Setelah faktor-faktor strategis telah diidentifikasi, kemudian disusun tabel

Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal, dan External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dimana dalam tabel tersebut terdapat beberapa faktor-faktor yang telah teridentifikasi akan diberi nilai pembobotan dan rating.

Tabel 3.1 Kriteria Pembobotan

No. Bobot Kriteria

1. 2.

3.

4.

5.

0.00 0% 0.50 5%

0.10 10%

0.15 15%

0.20 20%

Tidak berpengaruh dan tidak penting

perubahan faktor ini tidak berpengaruh dan tidak penting.

Dibawah rata-rata

Perubahan faktor ini karena penurunan dan peningkatan untuk industri.

Rata-rata

Perubahan aspek ini karena penurunan yang tajam dan peningkatan untuk industri.

Diatas rata-rata

Perubahan aspek ini berpengaruh besar karena penurunan yang tajam dan peningkatan untuk industri tinggi dan kuat.

Tinggi dan kuat

Faktor ini berpengaruh besar, dan tanpa itu perusahaan tidak bisa berkembang.

Sumber : Rangkuti, 2004

Tabel 3.2 Tabel Internal Strategic Factor Analisys Summary (IFAS) Faktor-faktor


(57)

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Total

Sumber: Rangkuti, 2004

Adapun proses analisis lingkungan internal (IFAS) adalah sebagai berikut:

a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item IFAS yang paling penting dalam kolom faktor strategis, tunjukkan mana yang merupakan kekuatan (S) dan kelemahan (W) untuk analisis internal.

b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00

c. Hitung rating untuk masing-masing faktor peluang, ancaman, kekuatan, kelemahan dengan memberikan skala mulai dari 4 (out standing) sampai dengan 1 (poor). Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai kelemahan sangat besar ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai kelemahannya kecil ratingnya 4. Rating pada matrik IFAS:

1= merupakan kelemahan utama

2 = merupakan kelemahan kelemahan yang kecil 3 = merupakan kekuatan yang kecil


(58)

Jadi : rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada.

Tabel 3.3 Tabel External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) Faktor-faktor

strategis eksternal

Bobot Rating Bobot X Rating

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat) Total

Sumber: Rangkuti, 2004

Adapun proses analisis lingkungan dan eksternal (EFAS) adalah sebagai berikut: a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item EFAS yang paling penting

dalam kolom faktor strategis eksternal, tunjukkan mana yang merupakan peluang (O) dan ancaman (T) untuk analisis eksternal.

b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.

c. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating


(1)

dengan doorsmeer lain pelayanan Sabena tidak kalah dengan doorsmeer-doorsmeer mahal namun produk layanannya kurang banyak dan kurang bervariasi.

LAMPIRAN 2

DAFTARINFORMAN

Daftar informan kunci dan utama penelitian

NO Nama Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1 Vilma 57 Perempuan S1 Wirausaha Pemilik Usaha

2 Vani 26 Perempuan D3 Karyawan Konsumen

3 Rozi 34 Laki-Laki S2 Karyawan Konsumen

4 Alfiandi 41 Laki-Laki S1 Wirausaha Konsumen

5 Khairil 22 Laki-Laki SMA Mahasiswa Konsumen

6 Anggi 25 Perempuan S1 Mahasiswi Konsumen

7 Agung 17 Laki-Laki SMP Pelajar Konsumen

8 Ramadhan 39 Laki-Laki SMA Wirausaha Konsumen

9 Nasution 37 Laki-Laki S2 Karyawan Konsumen

10 Muzafar 27 Laki-Laki S1 Karyawan Konsumen

11 Zaki 22 Laki-Laki SMA Mahasiswa Konsumen

12 Faika 19 Perempuan SMK Mahasiswi Konsumen


(2)

14 Ridho 21 Laki-Laki SMA Mahasiswa Konsumen

15 Nazwi 21 Laki-Laki SMA Mahasiswa Konsumen


(3)

LAMPIRAN 3 PHOTO PENELITIAN

Photo gerbang masuk Sabena doorsmeer


(4)

(5)

(6)