Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed Indihome Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.4

Landasan Teoritis
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Menurut (Tjiptono,2008:5) pemasaran merupakan fungsi yang memiliki

kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya
memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Pemasaran
bertujuan untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan.
Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan
strategi.
Menurut (Sunarto,2006:4), Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan
pelanggan demi suatu keuntungan dengan dua tujuan utama pemasaran yaitu
menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan
pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Pemasaran sebagai suatu proses
sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain, dengan menggunakan bauran pemasaran

untuk memperkenalkan produk maupun jasa yang akan dipasarkan.
Menurut (Kotler & Amstrong,2008:6) mendefinisikan pemasaran “sebagai
suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan

Universitas Sumatera Utara

pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”. Persaingan yang
semakin ketat dan berkembangnya pengetahuan konsumen akan kebutuhan dan
keinginan yang lebih tinggi dari konsumen, menyebabkan munculnya konsep baru
di bidang pemasaran yaitu konsep pemasaran. Menurut (Swastha dan Irawan,
2005 : 10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu
perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai
besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume
penjualan

yang


diinginkan

berarti

kinerja

bagian

pemasaran

dalam

memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran
sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.

2.1.2 Produk
Suksesnya suatu perusahaan bergantung pada penilaian konsumen terhadap
produk yang ditawarkan. Jika konsumen memberikan penilaian positif terhadap
produk tersebut, maka secara otomatis produk yang ditawarkan akan sukses di
pasar, begitupun sebaliknya. Produsen harus memahami apa yang diinginkan dan

dibutuhkan oleh konsumen. Konsumen kerapkali lebih menyukai produk yang
berkualitas dan prestasi paling baik. Oleh karena itu, konsep produk memusatkan
perhatian pada usaha untuk menghasilkan produk yang unggul dan senantiasa
melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

Universitas Sumatera Utara

(Laksana,2008:67) mendefinisikan produk sebagai “segala sesuatu baik yang
bersifat fisik maupun non-fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga
tingkatan (Assauri, 2007:202), yaitu:
1. Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang sesunguhnya
dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau
konsumen dari produk tersebut.
2. Produk

formal

(formal


product),

yang

merupakan

bentuk,

model,

kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.
3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk formal
dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasaran (instalasi),
pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara cuma-cuma.

2.1.3 Kualitas Produk
Salah satu keunggulan dalam persaingan salah satunya adalah kualitas produk
yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi
maka produk tersebut akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam batas

toleransi yang telah ditentukan. Kualitas produk merupakan hal penting yang
harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang
dihasilkan dapat bersaing di pasar. Kualitas produk yang baik merupakan harapan

Universitas Sumatera Utara

konsumen yang harus dipenuhi oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik
adalah kunci kunci perkembangan produktivitas perusahaan.
2.1.3.1

Pengertian Kualitas Produk

Produk yang dipasarkan merupakan senjata yang bagus dalam
memenangkan persaingan apabila memenuhi mutu yang tinggi, dalam hal ini
terdapat ungkapan “quality first’ atau kualitas sebagai yang utama. Menurut
Lovelock (Laksana, 2008:88) kualitas adalah “tingkat mutu yang diharapkan,
dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi
kebutuhan konsumen”. Dengan demikian, maka kualitas merupakan faktor
kunci sukses bagi suatu organisasi atau perusahaan, seperti yang dikemukakan
Welch (Laksana, 2008:88), kualitas merupakan “jaminan terbaik atas kesetiaan

pelanggan, pertahanan terkuat dalam menghadapi persaingan dan satu-satunya
jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng”.
Menurut (Kotler & Amstrong,2008:347), kualitas produk adalah
kemampuan

produk

menjalankan

semua

fungsinya

meliputi

kinerja,

keistimewaan, keandalan, daya tahan, kemudahan, operasi dari perbaikan serta
atribut bernilai lainnya.
2.1.3.2


Dimensi Kualitas Produk

Menurut Gar-yin terdapat delapan dimensi kualitas yang bisa digunakan
sebagai kerangka perencanaan dan analisis strategik (Tjiptono dan Gregorious,
2005: 130-131). Berikut ini adalah deskripsi kedelapan dimensi tersebut:
1. Kinerja (Performance), yaitu kerakteristik operasi pokok dari produk inti yang

Universitas Sumatera Utara

dibeli serta kemampuan dalam menjalankan fungsi dari produk tersebut.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Feature), yaitu aspek performasi yang
berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan
produk dan pengembangannya.
3. Keandalan

(Reliability),

yaitu


kemungkinan

suatu

barang

berhasil

menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu
dan dalam kondisi tertentu pula.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance), yaitu sejauh mana karakteristik
desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5. Daya tahan (Durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis
penggunaan produk.
6. Pelayanan (Serviceability) yaitu layanan yang diberikan tidak terbatas hanya
sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga puma jual,
yang juga mencakup layanan reparasi dan ketersediaan komponen yang
dibutuhkan.

7. Estetika (Esthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera dan
merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika
yang berhubungan dengan bagaimana konsumen mengharapkan mutu atau
kualitasnya.
8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality), yaitu citra dan reputasi

Universitas Sumatera Utara

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang
menyebabkan suatu produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa
produk itu diproduksi.

2.1.4 Perilaku Konsumen
Perilaku pembelian tidak pernah sederhana tetapi memahaminya
merupakan tugas yang sangat penting bagi manajemen pemasaran. Perilaku
pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian akhir perorangan dan
rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi (Kotler dan
Amstrong, 2008 : 158).
2.1.4.1


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah
faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benarbenar diperhitungkan ( Setiadi, 2003:11-15):
1. Faktor-faktor Kebudayaan
a. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan
dan perilaku seseorang.
b. Sub-budaya
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang

Universitas Sumatera Utara

memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya.
c. Kelas Sosial
Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan

keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.
2. Faktor-faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku seseorang.
b. Keluarga
Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama,
keluarga orientasi yaitu orangtua seseorang. Kedua, keluarga prokreasi
yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga, merupakan
organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu
masyarakat.
c. Peran dan Status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya,
seperti keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok
dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.
3. Faktor-faktor Pribadi
a. Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

Universitas Sumatera Utara

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi
tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
b. Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelpompok pekerja
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan,
tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap
pengeluaran.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh
kegiatan, minat dan pendapat seseorang.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang
yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.
4. Faktor-faktor Psikologi
a. Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu
keadaan fisiologis tertentu, sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat
psikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu.
b. Persepsi

Universitas Sumatera Utara

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
c. Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman.
d. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli berbeda-beda untuk
masing-masing pembeli di samping produk yang dibeli (Swastha dan Handoko,
2000:111). Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Lokasi penjual yang strategis
Dari segi lokasi ini, pembeli akan memilih lokasi yang benar-benar strategis
dan tidak membutuhkan terlalu banyak waktu, tenaga, dan biaya seperti:
mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas-fasilitas umum, atau mungkin dekat
dengan jalan raya, sehingga lokasi ini dapat mendukung yang lain.
2. Pelayanan yang baik
Bagi konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yang diberikan
pada saat memilih sampai terjadinya transaksi pembelian sangatlah
berpengaruh terhadap jadi tidaknya pembelian yang dilakukan oleh
konsumen. Pelayanan yang kurang baik akan menimbulkan rasa tidak puas

Universitas Sumatera Utara

yang dirasakan oleh konsumen yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat
penjualan pada waktu selanjutnya.
3. Kemampuan tenaga penjualnya
Dalam suatu kegiatan usaha (penjualan), tidak terlepas dari tenaga kerja baik
tenaga kerja mesin maupun tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan
faktor utama dalam perusahaan sehingga diperlukan sejumlah tenaga kerja
yang berkemampuan dan mempunyai keterampilan tertentu yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung kegiatan dalam pemasaran.
4. Iklan dan promosi
Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen
belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan membelinya.
5. Penggolongan barang
Penggolongan barang akan menjadi faktor pertimbangan oleh konsumen yang
melakukan kegiatan pembelian. Penggolongan barang secara tepat dan rapi
akan memudahkan konsumen di dalam melakukan pembelian.

2.1.5 Harga
2.1.5.1

Pengertian Harga

Menurut (Kotler & Amstrong,2008:6) pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa

Universitas Sumatera Utara

yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perutukaran timbal
balik produk dan nilai dengan orang lain. Menurut (Tjiptono,2007:151), harga
merupakan “satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa
lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan
suatu barang atau jasa”.
(Amirullah dan Hardjanto,2005:145), mendefinisikan harga merupakan
penentuan dari suatu produk yang merupakan titik pertemuan dari produk yang
ditawarkan dengan permintaan akan produk yang dimaksud.
Menurut (Laksana,2008:117) harga adalah jumlah uang yang diperlukan
sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka
suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan atau
pelayanan yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa harga
merupakan

jumlah

uang

yang

diperlukan

sebagai

penukar

berbagai

kombinasiproduk dan jasa, karena suatu harga haruslah dihubungkan dengan
bermacam–macam barang atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan
sesuatu yaitu produk dan jasa.

2.1.5.2

Tujuan Penetapan Harga

Penjual barang dalam menetapkan harga dapat mempunyai tujuan yang
berbeda satu sama lain antar penjual maupun antar barang yang satu dengan yang
lain. Tujuan penetapan harga menurut (Harini,2008: 55) adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1.

Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya
besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya dan
untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang
dihasilkannya.

2.

Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk
perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha
pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang
harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.

3.

Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya
dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas
tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru
mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan
sampai merugikan usaha mempertahankan atau mengembangkan bagian
pasar tersebut.

4.

Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila
perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui
pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum
memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.

5.

Penetapan harga untuk memaksimir laba. Tujuan ini biasanya menjadi
anutan setiap usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai
konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen. Padahal
sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap usaha untuk bertahan hidup

Universitas Sumatera Utara

memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa
batas.

2.1.5.3 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan
Harga
Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada
keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan permintaan yang
terbatas. Dalam keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang
terutama sangat terasa dalam pasar pembeli, peranan harga sangat penting
terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang
tercermin dalam market share perusahaan, di samping untuk meningkatkan
penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga
mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan
mempengaruhi konsumen (Assauri, 2007:223-224).
Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua
faktor yang harus dipertimbangkan (Tjiptono, 2008:152), yaitu:
1. Faktor internal perusahaan
Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, terdiri dari:
a. Tujuan pemasaran perusahaan
Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan
pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba,
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar

Universitas Sumatera Utara

yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi
persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.
b. Strategi bauran pemasaran
Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu,
harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran
pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.
c. Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus
ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu,
setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya
variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya.
2. Faktor eksternal perusahaan
Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu:
a. Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang
dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan
monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya
ialah elastisitas permintaan.
b. Persaingan
Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis
pasar yang berbeda-beda.
Menurut (Laksana,2008:117-118) faktor-faktor yang mempengaruhi harga

Universitas Sumatera Utara

meliputi:
1. Demand for the product, perusahaan perlu memperkirakan permintaan
terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga
sebuah produk.
2. Target share of market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan.
3. Competitive reactiones, yaitu reaksi dari pesaing.
4. Use

of

creams-skimming

pricing

of

penetration

pricing,

yaitu

mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan
memasuki pasar baik dengan harga yang tinggi ataupun dengan harga yang
rendah.
5. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan
kebijakan marketing mix (kebijakan produk, kebijakan promosi, dan saluran
distribusi).
6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.
7. Produk line pricing, yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling
berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan.
8. Berhubungan dengan permintaan:
a. Elastisitas silang yang positif, yaitu kedua macam produk merupakan
barang substitusi atau pengganti.
b. Elastisitas silang yang negatif, yaitu kedua macam produk merupakan
barang yang komplamenter atau berhubungan satu sama lain.
c. Elastisitas silang yang nol, yaitu kedua macam produk tidak saling

Universitas Sumatera Utara

berhubungan.
9. Berhubungan dengan biaya: penetapan harga di mana kedua macam produk
mempunyai hubungan dalam biaya.
10. Mengadakan penyesuain harga :
a. Potongan harga
Dalam hal ini pembeli memperoleh harga yang lebih rendah dari harga
yang seharusnya dibayar.
b. Diskriminasi harga
Perusahaan juga dapat melakukan modifikasi harga untuk menyesuaikan
harga karena langganan, produk maupun lokasi.
c. Harga psikologis
Suatu harga dapat berbicara bagi produknya serta dapat menunjukkan citra
produknya. Contohnya, suatu produk dengan harga tinggi dapat
memberikan image pada kualiatas yang tinggi pula.

2.1.6 Keputusan Pembelian
Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila
produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli
dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih
besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya maka dorongan untuk
membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan
pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada
umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang,

Universitas Sumatera Utara

perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya
rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun
rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam
diri sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan
pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses
rangsangan tersebut sangat kompleks dan salah satunya adalah motivasi untuk
membeli.
2.1.6.1

Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut (Assauri,2007:141), “keputusan pembelian merupakan suatu
proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa
yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari
kegiatan-kegiatan sebelumnya”. Dan (Kotler & Keller,2009:251) mendefinisikan
keputusan pembelian adalah tahap dalam proses penyelesaian masalah dalam
pembelian melalui seluruh tahap-tahap yang telah ditentukan sebelumnya
Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa
keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan
suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan
konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah
pembelian.
Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang
dapat dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, 2009:262):

Universitas Sumatera Utara

1. Pencetus (Initiator)
Seorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk dan
jasa.
2. Pemberi pengaruh (Influencer)
Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga dapat
membantu keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (Decider)
Orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli, apa
yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya.
4. Pembeli (Buyer)
Orang yang melakukan pembelian secara aktual.
5. Pemakai (User)
Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang telah
dibeli.

2.1.6.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para konsumen melalui lima
tahap yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler dan Amstrong,
2008:179).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Pemasar perlu mengidentifikasi rangsangan yang paling sering
membangkitkan

minat

akan

suatu

jenis

produk

sehingga

dapat

mengembangkan strategi pemasaran.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak, dan dapat dibagi ke dalam dua level rangsangan.
Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan
perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi
produk. Pada level selanjutnya, orang mungkin mulai aktif mencari informasi
lebih banyak seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Sumber informasi
konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok : sumber pribadi, sumber
komersial, sumber publik, dan sumber pengalaman.
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi produk dan merek , dan

Universitas Sumatera Utara

memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi
alternatif,

konsumen

membandingkan

berbagai

pilihan

yang

dapat

memecahkan masalah yang dihadapinya. Evaluasi alternatif muncul karena
banyaknya alternatif pilihan, dan disini konsumen akan memilih merek yang
akan memberikan manfaat yang diharapkannya.
4. Keputusan Pembelian
Ada faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan
pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang
lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua
hal, yaitu intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan
konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain
tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan
semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin
besar kemungkinan konsumen akan menyelesaikan tujuan pembeliannnya.
Faktor kedua adalah faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen
membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan
keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang
diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang
tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan pembelian.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen akan mempengaruhi perilaku
konsumen berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi.
Konsumen yang merasa puas cenderung akan mengatakan hal-hal yang baik
mengenai suatu produk terhadap orang lain. Sebaliknya apabila konsumen
merasa tidak puas, maka konsumen akan memungkinkan melakukan salah
satu dari dua tindakan ini yaitu membuang produk atau mengembalikan
produk tersebut atau mereka mungkin berusaha untuk mengurangi
ketidakpuasan dengan mencari informasi yang mungkin memperkuat nilai
produk tersebut.
Menurut (Sutisna dan Sunyoto,2013:86), ada tiga hal penting dari
memahami model keputusan pembelian konsumen yaitu sebagai berikut:
1. Dengan adanya model, pandangan terhadap perilaku konsumen bisa dilihat
dalam perspektif yang terintegrasi
2. Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk
pengembangan strategi pemasaran yang efektif
3. Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk
segmentasi dan positioning.

2.2

Penelitian Terdahulu

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti

Judul Jurnal

Variabel

Metode
Penelitian

Hasil Penelitian

Analisis Regresi
Berganda

Hasil pengujian
hipotesis kualitas
produk tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian laptop
merek Toshiba, dan
harga berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian laptop
merek Toshiba
pada mahasiswa di
kota Padang.

Analisis Regresi
Linear Berganda

Hasil pengujian
menyatakan bahwa
Diferensiasi,Citra
Merek,Kualitas
Produk dan Harga
berpengaruh
signifikan terhadap
Keputusan
Pembelian Cincau.
Namun Harga
cenderung paling
dominan
berperngaruh.

Analisis Regresi
Berganda

Berdasarkan hasil
analisis data
menunjukkan
bahwa variable
kualitas produk

Penelitian
Melly
(2013)

Pengaruh Kualitas
Produk dan Harga
Terhadap
Keputudan
Pembelian Laptop
Merek TOSHIBA
Pada Mahasiswa Di
Kota Padang

Variabel
Independen :
Kualitas Produk
(X1) dan Harga
(X2)

Variabel
Dependen :
Keputusan
Pembelian (Y)
Ian Antonius
Ong
(2013)

Analisa Pengaruh
Strategi
Diferensiasi, Citra
Merek,Kualitas
Produk dan Harga
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Pelanggan Di
Cincau Station
Surabaya

Variabel
Independen :
Difernsiasi (X1),
Citra Merek (X2),
Kualitas Produk
(X3) dan Harga
(X4)

Variabel
Dependen :
Keputusan
Pembelian (Y)
Raihana
Kaplale
(2014)

Analisis Pengaruh
Kualitas Produk
dan Harga
Terhadap
Keputusan

Variabel
Independen :
Kualitas Produk
(X1) dan Harga

Universitas Sumatera Utara

Pembelian Yamaha
MIO (Studi Kasus
Pada PT.HASJRAT
ABADI
CAB.AMBON)

(X2)

mempunyai
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian, variabel
hargamempunyai
pengaruh negatif
dan signifikan serta

Variabel
Dependen :
Keputusan
Pembelian (Y)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
memiliki pengaruh
terbesar terhadap
keputusan
permbelian

Raihana
Kaplale
(2014)

Analisis Pengaruh
Kualitas Produk dan
Harga Terhadap
Keputusan
Pembelian Yamaha
MIO (Studi Kasus
Pada PT.HASJRAT
ABADI
CAB.AMBON)

Variabel
Independen :

Analisis Regresi
Berganda

Berdasarkan hasil
analisis data
menunjukkan
bahwa variable
kualitas produk
mempunyai
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap
keputusan
pembelian, variabel
hargamempunyai
pengaruh negatif
dan signifikan serta
memiliki pengaruh
terbesar terhadap
keputusan
pembelian.

Analisis Regresi
Linier Berganda

Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa terdapat
pengaruh secara
simultan dan

Kualitas Produk
(X1) dan Harga (X2)

Variabel
Dependen :
Keputusan
Pembelian (Y)

Pragita
Shinta Uli
Sitorus
(2015)

Pengaruh Kualitas
Produk dan Harga
terhadap
Keputusan
Pembelian Produk

Variabel
Independen :
Kualitas Produk
(X1) dan Harga

Universitas Sumatera Utara

Wardah

(X2)

parsial pada
variabel citra
merek, kualitas
produk dan harga
terhadap
keputusan
pembelian.

Variabel
Dependen :
Keputusan
Pembelian (Y)
Komang
Agus Ardi
Ary Wibawa
(2016)

Pengaruh Kualitas
Produk, Harga,
Iklan dan Citra
Merek Terhadap
Keputusan
Pembelian Sepeda
Motor Yamaha
Xeon Di Singaraja

Variabel
Independen :
Kualitas Produk
(X1), Harga (X2)
dan Citra Merek
(X3)

Variabel
Dependen :
Keputusan
Pembelian (Y)

2.3

Analisis Regresi
Linear Berganda

Hasil penelitian
menunjukkan (1)
ada pengaruh
positif dan
signifikan secara
simultan kualitas
produk, harga, iklan
dan citra merek
secara simultan
terhadap
keputusan
pembelian, (2) ada
pengaruh positif
dan signifikan
secara parsial dari
kualitas produk,
harga, iklan, citra
merek terhadap
keputusan
pembelian sepeda
motor Yamah Xeon
di Singaraja.

Kerangka Konseptual
Berdasarkan Tinjauan Pustaka dan Peneltian Terdahulu, maka dapat

disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini dengan penjelasan dan
gambaran sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variable
yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. (Sugiyono,2012:89).
Kerangka konseptual mengemukakan tentang variabel yang akan diteliti yaitu:
variable kualitas produk dan harga yang merupakan variabel independen dan
keputusan pembelian yang merupakan variabel dependen.
Kualitas produk menurut (Kotler dan Amstrong,2012:283) adalah
kemampuan produk untuk menampilkan fungsinya, hal ini termasuk waktu
kegunaan dari produk,keandalan, kemudahan dalam penggunaan dan perbaikan,
dan nilainilai yang lainnya. Produk yang berkualitas akan mendorong konsumen
untuk melakukan pembelian produk tersebut. Kualitas produk berpengaruh
terhadap keputusan pembelian sebagai alasan apakah kualitas produk tersebut
memenuhi keinginan ataupun kebutuhan konsumen. Jika produk tersebut sudah
sesuai dengan harapan konsumen, maka secara tidak langsung berpengaruh juga
terhadap kepuasan
pelanggan.
Menurut Amirullah dan Hardjanto (2005:145), harga merupakan
penentuan dari suatu produk yang merupakan titik pertemuan dari produk yang
ditawarkan dengan permintaan akan produk yang dimaksud. Faktor harga sangat
mempengaruhi dalam menentukan keputusan untuk membeli suatu produk.
Penetapan harga yang sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume
penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar. Volume
penjualan yang meningkat dan penguasaan pangsa pasar merupakan dampak dari

Universitas Sumatera Utara

meningkatnya pembelian oleh konsumen.
Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang
terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian
informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian,
keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
Berdasarkan pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang telah
diuraikan oleh (Kotler dan Amstrong,2008:181) mengenai variabel kualitas
produk dan harga serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, maka
kerangka konseptual yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kualitas Produk
(X1)

Keputusan Pembelian
(Y)
Harga
(X2)

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara

2.4

Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat tanya (Sugiyono, 2012:93). Berdasarkan perumusan masalah dan
kerangka konseptual yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan hipotesis
sementara sebagai berikut :
1. Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Internet High Speed INDIHOME pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian
Internet High Speed INDIHOME pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Kualitas Produk dan Harga secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara