Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU

(1)

SKRIPSI

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ORIFLAME PADA

MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU

OLEH

Manna M. Doloksaribu 090502148

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI


(2)

ABSTRAK

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ORIFLAME PADA

MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari kuesioner dan studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang pernah membeli produk Oriflame yang jumlahnya tidak diketahui. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 orang yang diambil dengan metode Purposive Sampling dengan teknik penarikan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga dan kualitas poroduk secara bersama-sama atau serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Secara parsial diketahui variabel harga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU, sedangkan variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Kualitas produk merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.


(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PRICE AND PRODUCT QUALITY OF ORIFLAME TOWARDS PURCHASING DECISION TO STUDENTS OF

MANAGEMENT PROGRAM STUDY OF ECONOMY FACULTY OF UNIVERSITY OF NOTRH SUMATRA

The aim of this research is knowing the effect of price and product quality of Oriflame towards purchasing decision to students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra. The type of this research is assosiative research. The data that used concist of primer and secondary data. Data collection through a questionnaire and documentation study. The population in this research were all the students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra who bought the Oriflame product. The samples in this study were 93 people taken by purposive sampling with sample selection using sampling accidential techniques. The data obtained were analyzed using multiple linear regression analysis.

The result of this research shows that price and product quality of Oriflame simultaneously have positive and significant effect towards purchasing to students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra. Price has a positive but does not have a significant effect towards purchasing decision to students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra and product quality has a positive and significant effect towards purchasing decision to students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra. Product Quality is the most dominant variable that influence on purchasing decision. Keywords: Price, Product Quality, Purchasing Decision


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus karena atas kasih dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU”.

Penulis mengucapkan terimakasih untuk orangtuaku tersayang Bapak H. Doloksaribu dan Ibu R. Silaban atas kasih sayang, dukungan, doa, dan nasehatnya selama ini. Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, dukungan, saran dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenty Saladia, SE, ME. selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi. selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi. selaku Ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembaca Penilai dan Dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

5. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumban Raja, SE, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Bapak Drs. Ami Dilham, MSi. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan, masukan dan pemikirannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan membantu selama proses penulisan skripsi ini.

8. Seluruh mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang menjadi responden untuk skripsi ini.

9. Keluargaku terkasih, Kakak, Abang, Adek, Keponakan dan seluruh keluarga atas semua dukungan baik moril maupun materil.

10. Saudaraku dalam KTB Jealom Ka Rima, Bang Daniel, Lucy dan Melly, adek-adekku terkasih Dona, Elsa, Natalia, Sartika, Sendy, Yessi, Efa, Endang, Nehemia, Tarida, Bryan, Samuel, Syahputra yang selalu mendukungku.

11. Koordinasi UKM KMK USU UP FE periode 2012 dan 2013 yang senantiasa mendukungku dalam doa.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan kemajuan akademika.

Medan, Juli 2013 Penulis


(6)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah... 1.2 Perumusan Masalah... 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis... 2.1.1 Pengertian Pemasaran... 2.1.2 Harga... 2.1.2.1 Pengertian Harga... 2.1.2.1 Tujuan Penetapan Harga... 2.1.2.3 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan

Dalam Penetapan Harga... 2.1.3 Produk... 2.1.4 Kualitas Produk... 2.1.4.1 Pengertian Kualitas Produk... 2.1.4.2 Dimensi Kualitas Produk... 2.1.5 Perilaku Konsumen...

2.1.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen... 2.1.6 Keputusan Pembelian... 2.1.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian... 2.1.6.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 2.2 Penelitian Terdahulu... 2.3 Kerangka Konseptual... 2.4 Hipotesis... BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian... 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 3.3 Batasan Operasional... 3.4 Definisi Operasional... 3.5 Skala Pengukuran Variabel... 3.6 Populasi dan Sampel Peneltian...

i ii iii v vii viii ix 1 7 7 9 9 10 10 11 12 15 16 16 17 18 19 23 23 25 28 30 32 33 33 33 34 35 36


(7)

3.7 Jenis Data... 3.8 Metode Pengumpulan Data... 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas... 3.10 Teknik Analisis Data... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 4.1.1 Sejarah Oriflame... 4.1.2 Visi, Misi dan Nilai Fundamental Oriflame... 4.1.3 Keunggulan Oriflame... 4.1.4 Produk Oriflame... 4.2 Hasil Penelitian... 4.2.1 Analisis Deskriptif... 4.2.2 Uji Asumsi Klasik... 4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda... 4.2.4 Uji Hipotesis... 4.3 Pembahasan... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 5.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... 37 38 38 43 48 48 51 52 53 55 55 59 64 66 71 75 76 78 81


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu... 28

3.1 Operasionalisasi Variabel... 34

3.2 Instrumen Skala Likert... 36

3.3 Uji Validitas I... 40

3.4 Uji Validitas II... 41

3.5 Validitas Instrumen... 41

3.6 Reliability Statistic... 42

4.1 Karakteristik Responden... 56

4.2 Deskriptif Jawaban Terhadap Harga... 57

4.3 Deskriptif Jawaban Terhadap Kualitas Produk... 58

4.4 Deskriptif Jawaban Terhadap Keputusan Pembelian... 58

4.5 One-Sample Kolmogrov Smirnov Test... 61

4.6 Coefficients (a)... 63

4.7 Coefficients (a)... 64

4.8 Coefficients (a)... 65

4.9 ������... 67

4.10 Coefficients (a)... 68

4.11 Model Summary... 70


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 25 2.2 Kerangka Konseptual... 31 4.1 Histogram... 60 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual... 60 4.3 Uji Heterokedastisitas Scatterplot... 62


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian... 81 2 Hasil Pengujian Analisis Data... 84 3 Sebaran Jawaban Responden... 93


(11)

ABSTRAK

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ORIFLAME PADA

MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari kuesioner dan studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang pernah membeli produk Oriflame yang jumlahnya tidak diketahui. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 orang yang diambil dengan metode Purposive Sampling dengan teknik penarikan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga dan kualitas poroduk secara bersama-sama atau serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Secara parsial diketahui variabel harga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU, sedangkan variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Kualitas produk merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.


(12)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PRICE AND PRODUCT QUALITY OF ORIFLAME TOWARDS PURCHASING DECISION TO STUDENTS OF

MANAGEMENT PROGRAM STUDY OF ECONOMY FACULTY OF UNIVERSITY OF NOTRH SUMATRA

The aim of this research is knowing the effect of price and product quality of Oriflame towards purchasing decision to students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra. The type of this research is assosiative research. The data that used concist of primer and secondary data. Data collection through a questionnaire and documentation study. The population in this research were all the students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra who bought the Oriflame product. The samples in this study were 93 people taken by purposive sampling with sample selection using sampling accidential techniques. The data obtained were analyzed using multiple linear regression analysis.

The result of this research shows that price and product quality of Oriflame simultaneously have positive and significant effect towards purchasing to students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra. Price has a positive but does not have a significant effect towards purchasing decision to students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra and product quality has a positive and significant effect towards purchasing decision to students of Management Program Study of Economy Faculty of University of North Sumatra. Product Quality is the most dominant variable that influence on purchasing decision. Keywords: Price, Product Quality, Purchasing Decision


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan yang semakin ketat antar perusahaan dalam memasarkan produknya, mendorong setiap perusahaan untuk selalu berpacu dan melaksanakan aktivitas penjualan. Setiap konsumen diperhadapkan pada berbagai produk dengan harga yang bervariasi. Untuk itu, setiap perusahaan harus memikirkan cara yang tepat untuk bersaing agar tetap dapat bertahan dan berkembang. Demikian halnya dengan produk kosmetik, banyaknya produk kosmetik yang beredar

di pasaran dengan keunggulannya masing-masing, membuat posisi persaingan antar

merek di pasar menjadi begituketat.

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen (Swastha, 1996:4). Dalam mengoperasikan perusahaan, perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran produknya. Faktor-faktor ini sering disebut marketing mix atau bauran pemasaran yaitu price, product, promotion, place.

Dari keempat bauran pemasaran tersebut yang saat ini akan diteliti adalah tentang harga dan kualitas produk. Untuk menarik minat konsumen membeli produk yang ditawarkan maka dibutuhkan adanya harga yang kompetitif


(14)

Harga yang kompetitif akan mempengaruhi konsumen untuk memilih produk tersebut dibandingkan produk yang ada di pasaran lainnya. Sedangkan kualitas produk adalah manfaat yang dirasakan oleh konsumen setelah mengkonsumsi produk tersebut.

Penampilan menjadi salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Salah satu cara untuk menciptakan penampilan yang menarik yaitu dengan menggunakan produk-produk kecantikan. Dewasa ini, produk kosmetik telah menjadi kebutuhan bukan hanya bagi pekerja tetapi juga mahasiswa. Salah satu produk kosmetik yang banyak digunakan saat ini adalah produk kosmetik dari Oriflame. Dengan sistem penjualan langsung, produk Oriflame juga telah memasuki kampus sebagai salah satu pasar sasaran. Dimana banyak mahasiswa yang bukan hanya berperan sebagai konsumen tetapi juga menjadi member untuk menyalurkan produk tersebut kepada orang lain. Hal ini juga terlihat pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Di tengah banyaknya produk kosmetik yang muncul, Oriflame tetap bertahan selama 26 tahun dan menjadi produk yang banyak diminati. Hal ini dikarenakan produknya yang beranekaragam dan berkualitas, harga pun cukup terjangkau bila dibandingkan produk impor lainnya.

Menjaga penampilan tetap menarik menjadi hal yang penting khususnya bagi wanita. Namun, anggapan Oriflame hanya untuk wanita adalah salah besar, buktinya Oriflame memiliki koleksi produk berkualitas yang dikhususkan bagi kebutuhan pria. Banyaknya produk yang ditawarkan menunjukkan eksistensi produk Oriflame di Indonesia, di mana Oriflame juga sering memunculkan


(15)

produk-produk baru. Produk Oriflame terdiri dari aneka kosmetik, perawatan badan, rambut, wajah dan wewangian yang hanya menggunakan bahan-bahan dan saripati alami dan teruji secara klinis, sehingga keamanan dan efektivitas produk dapat dievaluasi sebelum penjualan secara luas.

Beberapa keunggulan Oriflame dibandingkan produk kosmetik impor lainnya membuat Oriflame banyak dipakai oleh masyarakat. Keunggulan produk Oriflame yaitu: produk produk Oriflame tidak diujicobakan pada hewan, tetapi pada sukarelawan dengan menjamin keamanan, kecocokan serta efektifitas termasuk kulit yang sensitif, produk Oriflame terbuat dari sari pati alami dengan menggunakan bahan dari tumbuhan, aman dan kualitasnya tinggi, skin care dibedakan berdasarkan jenis kulit dan usia (spesifik), sehingga lebih cocok dan dapat digunakan oleh semua orang, pH sesuai kulit manusia (antara 4,5-6,5), Oriflame menggunakan aerosol yang akrab dan aman terhadap Ozon, ada tanggal kadaluwarsa (terjamin baru), cocok untuk iklim tropis (buktinya sudah lebih 25 tahun Oriflame eksis di Indonesia), sudah teruji di lebih 57 negara selama lebih 40 tahun, dikembangkan di pabrik berteknologi tinggi dibawah pengawasan mutu dan lingkungan yang ketat, kemasan produk Oriflame ramah lingkungan dan bisa didaur ulang.

Oriflame sudah mengantongi surat pernyataan dari BPOM yang menyatakan bahwa produk Oriflame bebas dari unsur hewani. Label halal dari MUI untuk produk Oriflame sedang diurus, tetapi Oriflame sudah membuat sertifikat Halal Assurance System yang didapat oleh TOP management Indonesia


(16)

(http://mybussinez.wordpress.com/2013/02/19/). Untuk produk setingkat bodyshop yang didatangkan dari luar negeri, produk Oriflame memberikan harga yang terjangkau. Bahkan dengan rolling diskon setiap bulan di katalog baru, harga- harga tersebut terkadang hampir mencapai tingkat fantastis dengan potongan diatas 50%.

Perusahaan Oriflame didirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara Robert dan Jonas af Jochnick dan rekan mereka, Bengt Hellsten. Saat ini Oriflame telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem penjualan langsung di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Terobosan luar biasa yang dilakukan oleh dua bersaudara af Jochnick adalah memindahkan mata rantai bisnis Oriflame ke rumah konsumen. Portfolio yang luas dari produk-produk kecantikan Swedia yang alami, inovatif dipasarkan melalui melalui tenaga penjualan sekitar 3.300.000 consultant mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi beberapa € 1,3 miliar.

Oriflame Indonesia berdiri pada tahun 1986 yang dipimpin oleh Thomas Ekberg yang berkantor pusat di Jakarta, di bawah perusahaan PT Orindo Alam Ayu. Sejak pembukaan hingga kini telah puluhan ribu konsultan bergabung bersama Oriflame dan terus berkembang. Harapan Oriflame adalah memasarkan kosmetika alami Swedia melalui penjualan langsung melalui jasa konsultan aktif dengan cara menggunakan katalog. Juga merekrut konsumen untuk menjadi konsultan Oriflame. Saat ini, Oriflame juga mengembangkan sistem penjualannya melalui online. Jadi, konsumen dapat membeli produk Oriflame


(17)

hanya dengan memesan melalui website yang telah disediakan dan membayar melalui kredit (www.oriflame.co.id).

Di Indonesia Oriflame menjadi sebuah perusahaan kosmetik yang besar dan memiliki banyak konsumen. Oriflame (PT. Orindo Alam Ayu) terdaftar sebagai anggota Assosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dengan nomor anggota : 0011/06/93 dan menjadi sponsor dalam pemilihan ketua APLI periode 2010-2012. Perusahaan Orilfame merupakan salah satu perusahaan kosmetika dengan pertumbuhan tercepat didunia, saat ini saham oriflame terdapat di bursa saham di New York. Di Indonesia Oriflame memiliki 14 cabang dan ribuan consultant yang tersebar luas diseluruh Indonesia.

Produk Oriflame mengklaim dirinya sebagai perusahaan dengan sistem Multilevel Marketing (MLM) peringkat satu di Indonesia dan ketiga di dunia setelah Rusia dan Ukraina. Dihitung dari jumlah consultant dan number of production Oriflame di seluruh Indonesia, produk kosmetik asal Swedia tersebut layak menjadi nomor satu. Marketing Director Oriflame Indonesia, Roslina Situmeang, menyebutkan dalam lima tahun ke depan, manajemen Oriflame Indonesia menargetkan penjualannya meraih peringkat satu di dunia. Hal ini didasari pada penjualan tahun ini yang tumbuh 20% dibandingkan realisasi penjulan tahun 2011 (www.yousaytoo.com, 10 Oktober 2012). Oriflame adalah perusahaan kosmetika yang menawarkan produk kosmetik dan perawatan kulit alami berkualitas tinggi melalui jaringan penjual mandiri (independent sales force), yang berbeda dengan sistem retail pada umumnya.


(18)

Sistem bisnis Oriflame dijalankan melalui multilevel marketing. Multilevel Marketing (MLM) adalah sebuah konsep bisnis dimana tingkat perusahaan multilevel marketing yang utama dapat memasarkan dan mendistribusikan produk mereka, atau / dan pelayanan, secara langsung ke konsumen dengan menjual langsung dan berdasarkan referensi hubungan.

Perusahaan Oriflame meyakini nilai fundamental utama untuk dapat berhasil dalam bisnis yang kompetitif yaitu "Togetherness, Spirit and Passion”. Togetherness, orang-orang yang bekerja sama dan berbagi tujuan yang sama mencapai hasil yang lebih besar. Mereka memotivasi satu sama lain dan mengetahui bahwa bekerja sama lebih baik daripada sendirian. Spirit, orang-orang dengan semangat "bisa" memiliki sikap sebagai pemenang dan tidak pernah menyerah. Mereka berkomitmen untuk melakukan apa yang diperlukan untuk berhasil. Passion, orang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Mereka tahu dalam hati bahwa mereka bisa membuat perbedaan (http://oriflamehouse.blogspot.com).

Faktor harga sangat mempengaruhi dalam menentukan keputusan untuk membeli suatu produk. Penetapan harga yang tepat dapat mempengaruhi jumlah produk yang mampu dijual perusahaan. Dalam sebagian besar kasus, biasanya permintaan dan harga berbanding terbalik, yakni semakin tinggi harga, semakin rendah permintaan terhadap produk. Untuk faktor harga, sesungguhnya produk Oriflame mempunyai harga yang terjangkau, mengingat Oriflame adalah produk bertaraf Internasional dan cukup bersaing dengan produsen lainnya.


(19)

pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk. Kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki produk Oriflame dapat membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut. Produk yang baik dan bermanfaat bagi konsumen, dengan harga yang kompetititif akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah harga dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU?

1.3 Tujuan dan Manfaat Peneltian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian


(20)

produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan

Bermanfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan perusahaan dalam menetapkan harga dan kualitas produk yang baik.

b. Bagi Penulis

Bermanfaat sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.

c. Bagi Pembaca dan Peneliti Selanjutnya

Bermanfaat sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan dan pengembangan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran

Proses pemasaran adalah “proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumen agar para konsumen tersebut menjadi tahu, senang lalu membeli produk yang ditawarkannya dan akhirnya konsumen menjadi puas sehingga mereka akan selalu membeli produk tersebut”. Maka dari itu, perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan yang menjadi senjata bagi perusahaan dalam memasarkan produk, senjata tersebut disebut bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, promotion (Indriyo, 2000:110).

Kotler (2001:7) mendefinisikan pemasaran “sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”. Persaingan yang semakin ketat dan berkembangnya pengetahuan konsumen akan kebutuhan dan keinginan yang lebih tinggi dari konsumen, menyebabkan munculnya konsep baru di bidang pemasaran yaitu konsep pemasaran.

Konsep pemasaran menurut Kotler (2001:23) menyatakan bahwa, untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan


(22)

pemasaran secara tepat, maka perusahaan dapat membuat apa yang diinginkan pelanggan dan karenanya memuaskan pelanggan dan menghasilkan laba.

2.1.2 Harga

2.1.2.1 Pengertian Harga

Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan juga mempengaruhi market share-nya (Swastha, 1996:147). Kotler dan Armstrong (2001:439) menyatakan harga adalah “jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/jasa”. Menurut Tjiptono (2002:151), harga merupakan “satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa”. Indriyono (2000:139) mendefinisikan harga sebagai “sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang berserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya”.

Perusahaan perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produk secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik pembeli untuk membeli barang tersebut (Indriyo, 2000:223). Bagi perusahaan, penetapan harga suatu barang atau jasa memberikan pengaruh yang tidak sedikit, karena:

1. Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar

2. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan suatu usaha

3. Harga akan memberikan hasil yang maksimal dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih.


(23)

2.1.2.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2002:152-153), ada empat hal yang menjadi tujuan penetapan harga, yaitu:

1. Tujuan berorientasi laba

Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit untuk dilakukan.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Tujuan ini berorientasi pada volume, dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar, misalnya biaya operasional pemasangan jalur telepon untuk satu rumah tidak berbeda jauh dengan biaya pemasangan untuk lima rumah.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu.

4. Tujuan stabilisasi harga

Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.


(24)

5. Tujuan-tujuan lainnya

Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang terutama sangat terasa dalam pasar pembeli, peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam market share perusahaan, di samping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen (Assauri, 2007:223-224).

Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor yang harus dipertimbangkan (Tjiptono, 2002:154-157), yaitu:

1. Faktor internal perusahaan

Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, terdiri dari: a. Tujuan pemasaran perusahaan

Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar


(25)

yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.

b. Strategi bauran pemasaran

Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.

c. Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya.

2. Faktor eksternal perusahaan

Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu: a. Sifat pasar dan permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas permintaan.

b. Persaingan

Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda-beda.


(26)

Menurut Laksana (2008:117-118) faktor-faktor yang mempengaruhi harga meliputi:

1. Demand for the product, perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga sebuah produk.

2. Target share of market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan. 3. Competitive reactiones, yaitu reaksi dari pesaing.

4. Use of creams-skimming pricing of penetration pricing, yaitu mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar baik dengan harga yang tinggi ataupun dengan harga yang rendah.

5. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan marketing mix (kebijakan produk, kebijakan promosi, dan saluran distribusi).

6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.

7. Produk line pricing, yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan.

8. Berhubungan dengan permintaan:

a. Elastisitas silang yang positif, yaitu kedua macam produk merupakan barang substitusi atau pengganti.

b. Elastisitas silang yang negatif, yaitu kedua macam produk merupakan barang yang komplamenter atau berhubungan satu sama lain.


(27)

c. Elastisitas silang yang nol, yaitu kedua macam produk tidak saling berhubungan.

9. Berhubungan dengan biaya: penetapan harga di mana kedua macam produk mempunyai hubungan dalam biaya.

10. Mengadakan penyesuain harga (Indriyo, 2000:233): a. Potongan harga

Dalam hal ini pembeli memperoleh harga yang lebih rendah dari harga yang seharusnya dibayar.

b. Diskriminasi harga

Perusahaan juga dapat melakukan modifikasi harga untuk menyesuaikan harga karena langganan, produk maupun lokasi.

c. Harga psikologis

Suatu harga dapat berbicara bagi produknya serta dapat menunjukkan citra produknya. Contohnya, suatu produk dengan harga tinggi dapat memberikan image pada kualiatas yang tinggi pula.

2.1.3 Produk

Produk merupakan “segala sesutau yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan” (Tjiptono, 2002:95). Laksana (2008:67) mendefinisikan produk sebagai “segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non-fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.


(28)

Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan (Assauri, 2007:202), yaitu:

1. Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang sesunguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.

2. Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasaran (instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara cuma-cuma.

2.1.4 Kualitas Produk

2.1.4.1 Pengertian Kualitas Produk

Produk yang dipasarkan merupakan senjata yang bagus dalam memenangkan persaingan apabila memenuhi mutu yang tinggi, dalam hal ini terdapat ungkapan “quality first” atau kualitas sebagai yang utama. Menurut Lovelock (Laksana, 2008:88) kualitas adalah “tingkat mutu yang diharapkan, dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen”. Dengan demikian, maka kualitas merupakan faktor kunci sukses bagi suatu organisasi atau perusahaan, seperti yang dikemukakan Welch (Laksana, 2008:88), kualitas merupakan “jaminan terbaik atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terkuat dalam menghadapi persaingan dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng”.


(29)

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian yang utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan (Assauri, 2007:211). Kualitas produk adalah “kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya” (Kotler dan Amstrong 2001:453).

2.1.4.2 Dimensi Kualitas Produk

Menurut Garvin terdapat delapan dimensi kualitas yang bisa digunakan sebagai kerangka perencanaan dan analisis strategik (Tjiptono dan Gregorious, 2005: 130-131). Berikut ini adalah deskripsi kedelapan dimensi tersebut:

1. Kinerja (Performance), yaitu kerakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli serta kemampuan dalam menjalankan fungsi dari produk tersebut. 2. Tampilan (Feature), yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah

fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. 3. Keandalan (Reliability), yaitu kemungkinan suatu barang berhasil

menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.


(30)

5. Daya tahan (Durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan produk.

6. Pelayanan (Serviceability) yaitu layanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purna jual, yang juga mencakup layanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

7. Estetika (Esthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera dan merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berhubungan dengan bagaimana konsumen mengharapkan mutu atau kualitasnya.

8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan suatu produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi.

2.1.5 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen didefinisikan “sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide” (Mowen dan Minor, 2002:6). Menurut Setiadi (2003:3) perilaku konsumen adalah “tindakan langsung yang terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini”.


(31)

American Marketting Association (Setiadi, 2003:3) mendefinisikan perilaku konsumen “sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka”. Terdapat tiga ide penting perilaku konsumen dalam pengertian tersebut :

a. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui penerapan berbagai strategi pemasaran.

b. Perilaku konsumen melibatkan interaksi afeksi (perasaan), kognisi (pemikiran), perilaku dan kejadian di lingkungannya.

c. Perilaku konsumen bersifat dinamis, dengan artian bahwa perilaku konsumen, kelompok konsumen, atau masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

2.1.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan ( Setiadi, 2003:11-15):

1. Faktor-faktor Kebudayaan a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang.


(32)

b. Sub-budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.

c. Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor Sosial a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

b. Keluarga

Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga orientasi yaitu orangtua seseorang. Kedua, keluarga prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga, merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat. c. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya, seperti keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.


(33)

3. Faktor-faktor Pribadi

a. Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelpompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap pengeluaran.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. 4. Faktor-faktor Psikologi

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat


(34)

b. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

c. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli berbeda-beda untuk masing-masing pembeli di samping produk yang dibeli (Swastha dan Handoko, 2000:111). Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Lokasi penjual yang strategis

Dari segi lokasi ini, pembeli akan memilih lokasi yang benar-benar strategis dan tidak membutuhkan terlalu banyak waktu, tenaga, dan biaya seperti: mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas-fasilitas umum, atau mungkin dekat dengan jalan raya, sehingga lokasi ini dapat mendukung yang lain.

2. Pelayanan yang baik

Bagi konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yang diberikan pada saat memilih sampai terjadinya transaksi pembelian sangatlah berpengaruh terhadap jadi tidaknya pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Pelayanan yang kurang baik akan menimbulkan rasa tidak puas yang


(35)

dirasakan oleh konsumen yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat penjualan pada waktu selanjutnya.

3. Kemampuan tenaga penjualnya

Dalam suatu kegiatan usaha (penjualan), tidak terlepas dari tenaga kerja baik tenaga kerja mesin maupun tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam perusahaan sehingga diperlukan sejumlah tenaga kerja yang berkemampuan dan mempunyai keterampilan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung kegiatan dalam pemasaran. 4. Iklan dan promosi

Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya.

5. Penggolongan barang

Penggolongan barang akan menjadi faktor pertimbangan oleh konsumen yang melakukan kegiatan pembelian. Penggolongan barang secara tepat dan rapi akan memudahkan konsumen di dalam melakukan pembelian.

2.1.6 Keputusan Pembelian

2.1.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Dalam dunia perdagangan, faktor kunci yang sangat menentukan dalam mendukung aktifitas usaha adalah penjualan. “Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan


(36)

terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian”(Kotler, 2000:251-252).

Menurut Assauri (2007:141), “keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya”.

“Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian” (Swastha dan Handoko, 2000:15).

Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, 2000:168): 1. Pencetus (Initiator)

Seorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk dan jasa.


(37)

2. Pemberi pengaruh (Influencer)

Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga dapat membantu keputusan pembelian.

3. Pengambil keputusan (Decider)

Orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya.

4. Pembeli (Buyer)

Orang yang melakukan pembelian secara aktual. 5. Pemakai (User)

Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang telah dibeli.

2.1.6.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para konsumen melalui lima tahap yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Setiadi, 2003:16).

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau Mengenali

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian


(38)

membangkitkan minat akan suatu jenis produk sehingga dapat mengembangkan strategi pemasaran.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak, dan dapat dibagi ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang mungkin mulai aktif mencariinformasi lebih banyak seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok : sumber pribadi, sumber komersial, sumber publik, dan sumber pengalaman.

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi produk dan merek , dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternatif pilihan, dan disini konsumen akan memilih merek yang akan memberikan manfaat yang diharapkannya.

4. Keputusan Pembelian

Ada faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua


(39)

hal, yaitu intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyelesaikan tujuan pembeliannnya. Faktor kedua adalah faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan pembelian.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen akan mempengaruhi perilaku konsumen berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang merasa puas cenderung akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai suatu produk terhadap orang lain. Sebaliknya apabila konsumen merasa tidak puas, maka konsumen akan memungkinkan melakukan salah satu dari dua tindakan ini yaitu membuang produk atau mengembalikan produk tersebut atau mereka mungkin berusaha untuk mengurangi ketidakpuasan dengan mencari informasi yang mungkin memperkuat nilai produk tersebut.


(40)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Alat Analisis Hasil Penelitian Anita Magdalena Kembaren (2010) Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Pada Toko Buku Gramedia Medan

Regresi linier berganda.

Secara simultan product (X1), variable place (X2), variabel promotion (X3), variabel price (X4), variabel personnel (X5), dan variabel presentation (X6)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian ulang (Y) mahasiswa Politeknik Negeri Medan. Secara parsial diketahui bahwa variabel place (X2) dan promotion (X3), personnel (X5), dan presentation (X6) secara signifikan

mempengaruhi keputusan pembelian ulang mahsiswa Politeknik Negeri Medan. Arumsari (2012) Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum dalam Kemasan (AMDK) merek Aqua (Studi pada Konsumen Toko Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah) Regresi linier berganda.

Variabel kualitas produk, harga, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan variabel-variabel bebas lainnya terhadap keputusan pembelian. Fitri Zumrotin Nisa (2009) Pengaruh Kualitas Produk Kosmetik Pond’s PT Unilever Terhadap Keputusan Regresi linier sederhana

Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu kualitas produk terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian.


(41)

Pembelian Pelanggan Pada PT. Sanrio Swalayan Mojokerto Larosa (2011) Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Warung-warung Makan di Sekitar Simpang Lima Semarang)

Regresi Linier Berganda

Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel harga (dengan koefisien regresi sebesar 0,365), kemudian diikuti variabel lokasi (koefisien regresi sebesar 0,341), dan terakhir adalah variabel kualitas produk dengan koefisien regresi sebesar 0,292. Purwati, Heri Setiawan dan Rohmawati (2012) Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat (Studi Kasus pada PT Nusantara Solar Sakti)

Regresi Linier Berganda

Harga dan kualitas produk memberikan pengaruh yang signifikan. Variabel kualitas produk memberikan

pengaruh yang paling dominan dari pada variabel harga, untuk mempengaruhi pengamabilan keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat. Sugiyanti (2013) Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Membeli Kartu Perdana Produk Telkomsel Di Samarinda Linier Regresi Berganda

Produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh dan signifikan terhadap

keputusan membeli secara bersama-sama. Variabel harga merupakan variabel yang paling signifikan pengaruhnya terhadap keputusan membeli kaertu perdana produk Telkomsel di Samarinda. Vina Soraya (2012) Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Regresi Linier Berganda

Produk, harga, distribusi, dan promosi secara simultan maupun secara parsial berpengaruh positif dan


(42)

Tiga Tujuh Motor Makassar

Dua Tiga Tujuh Motor Makassar. Selain itu variabel harga merupakan variabel berpengaruh

dominan terhadap keputusan pembelian mobil merek Toyota di U.D. Dua Tiga Tujuh Motor Makassar. 2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44). Kerangka konseptual mengemukakan tentang variabel yang akan diteliti yaitu: variabel harga dan kualitas produk yang merupakan variabel independen dan keputusan pembelian yang merupakan variabel dependen.

Menurut Tjiptono (2002:151), harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Faktor harga sangat mempengaruhi dalam menentukan keputusan untuk membeli suatu produk. Penetapan harga yang sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar. Volume penjualan yang meningkat dan penguasaan pangsa pasar merupakan dampak dari meningkatnya pembelian oleh konsumen.


(43)

Kualitas produk terhadap keputusan pembelian sangat erat kaitannya. Menurut Kotler (2001:354), kualitas produk merupakan senjata paling strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi, hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik yang akan tumbuh dengan pesat. Konsumen pasti ingin mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Produk yang berkualitas akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk tersebut. Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan Amstrong, 2001:453).

Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian (Kotler, 2000:251-252).

Sumber: Kotler (2001) dan Tjiptono (2005), data diolah

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Harga

(�1)

Keputusan Pembelian (Y)

Kualitas Produk (�2)


(44)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya (Sugiyono, 2006:96). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang dikemukakan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah harga dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Sugiyono, 2006:11).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan, Jalan Prof. Dr. T. Hanafiah, SH No. 1 Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei sampai Juni 2013. 3.3 Batasan Operasional

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Harga

(�1) dan Kualitas Produk (�2).

b. Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian.


(46)

3.4 Definisi Operasional

1. Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2008:61). Variabel independen terdiri atas:

a. Harga (�1) adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan produk Oriflame.

b. Kualitas Produk (�2) adalah kemampuan produk Oriflame untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

2. Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2008:61). Variabel independen (Y) dalam penelitian adalah Keputusan Pembelian. Keputusan Pembelian merupakan suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Harga (�1)

Kualitas Produk( �2)

Harga merupakan sejumlah uang yang diserahkan dalam

pertukaran untuk mendapatkan produk Oriflame

Kualitas produk adalah kemampuan produk Oriflame untuk

1. Harga yang terjangkau

2. Kesesuaian harga dengan kualitas 3. Daya saing harga 1. Tampilan

2. Keandalan 3. Daya tahan

Likert


(47)

Keputusan Pembelian (Y)

melaksanakan

fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan

dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

4. Kualitas yang dipersepsikan

1. Pengenalan Kebutuhan

2. Pencarian Informasi 3. Pengevaluasian

Alternatif 4. Keputusan

Pembelian

Likert

Sumber: Kotler dan Armstrong (2001), Philip Kotler (2000), Setiadi (2003), Tjiptono (2005), data diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86).

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai dasar dalam menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2006:98).


(48)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2006:88)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang pernah membeli produk Oriflame yang jumlahnya tidak diketahui.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103). Metode penarikan sampel yang dipakai adalah metode Purposive Sampling dengan menggunakan teknik Accidental (Sugiyono, 2006:77).

Teknik Accidental adalah teknik penarikan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan (accidental) bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data. Metode Purposive Sampling adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan kriteria bahwa


(49)

mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang pernah membeli produk Oriflame. Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut:

� = (Z∝)

2 () ()

d2

Keterangan:

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α

bila α = 0,05 Z = 1,67

bila α = 0,01 Z = 1,96

p = estimator proporsi populasi q = 1-p

d = penyimpangan yang ditolerir

Dari 30 mahasiswa ada 18 orang yang pernah membeli Oriflame. Maka, nilai p adalah 18/30x100% = 60% dan nilai q adalah 40%. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

� =(Z∝)

2 () ()

d2 � =(1,96)

2 (0,6) (0,4)

(0,1)2 = 92,198 = 93 orang


(50)

1. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan/kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang pernah membeli produk Oriflame. 2. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian, dengan kata lain data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari sumber-sumber lain atau literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang diberikan secara langsung kepada responden terpilih.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca, dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum pengambilan data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan.


(51)

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan yang mendefinisikan suatu variabel (Sugiyono, 2006:114). Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini harus melalui uji validitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science). Kriteria penilaian uji validitas, adalah: a. Apabila �ℎ�����> ������ (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dikatakan

item kuesioner tersebut valid.

b. Apabila �ℎ�����< ������ (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini (kuesioner) diujicoba terlebih dahulu kepada 30 (tiga puluh) mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan agar diperoleh item/butir pernyataan angket yang valid dan reliabel. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item/butir pertanyaan yang terdapat pada angket, dilakukan dengan cara membandingkan �ℎ����� dengan ������.

Dengan ketentuan apabila �ℎ����� > ������ maka pernyataan tersebut valid. Nilai ������ dapat dilihat pada table r dengan menggunakan df = n – 2 = 30 – 2 = 28 pada tingkat taraf kesalahan 5%, dapat diketahui ������ = 0,361. Nilai �ℎ����� dapat dilihat pada tabel Item-Total Statistic di kolom Corrected Item–Total


(52)

Tabel 3.3 Uji Validitas I Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 50.0000 23.793 .534 .872

VAR00002 49.6333 24.792 .551 .870

VAR00003 49.6667 25.264 .391 .878

VAR00004 49.2333 24.737 .561 .870

VAR00005 49.4667 24.947 .515 .872

VAR00006 49.4667 25.844 .499 .874

VAR00007 49.7667 25.289 .295 .886

VAR00008 49.8333 22.833 .688 .863

VAR00009 49.5000 24.121 .728 .863

VAR00010 49.3333 23.471 .656 .865

VAR00011 49.5000 24.328 .685 .865

VAR00012 49.4000 24.593 .464 .875

VAR00013 50.0000 24.690 .633 .867

VAR00014 49.8333 23.868 .636 .866

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni, 2013)

Dari tabel 3.3 terlihat bahwa butir pertanyaan ketujuh tidak valid karena

�ℎ����� pada Corrected Item-Total Correlation 0,295 lebih kecil dari ������

(0,361). Maka, butir pertanyaan ketujuh dihapus dan dilakukan uji validitas kembali. Uji validitas kedua dapat dilihat pada tabel 3.4.


(53)

Tabel 3.4 Uji Validitas II

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 46.3333 21.126 .543 .881

VAR00002 45.9667 21.964 .585 .877

VAR00003 46.0000 22.414 .419 .886

VAR00004 45.5667 22.047 .568 .878

VAR00005 45.8000 22.510 .468 .883

VAR00006 45.8000 23.269 .463 .883

VAR00008 46.1667 20.075 .723 .869

VAR00009 45.8333 21.385 .754 .870

VAR00010 45.6667 20.851 .662 .873

VAR00011 45.8333 21.730 .677 .874

VAR00012 45.7333 22.271 .407 .887

VAR00013 46.3333 22.092 .621 .876

VAR00014 46.1667 21.040 .677 .872

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni, 2013)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid, yang dapat dilihat dari �ℎ����� pada Corrected Item-Total Correlation yang keseluruhan lebih besar dari ������ (0,361). Sehingga diperoleh 13 pertanyaan valid yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian, seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Validitas Instrumen No. Butir Instrumen Corrected item total correlation (������)

(�����) Keterangan

Valid


(54)

4 .568 0,361 Valid

5 .468 0,361 Valid

6 .463 0,361 Valid

7 .723 0,361 Valid

8 .754 0,361 Valid

9 .662 0,361 Valid

10 .677 0,361 Valid

11 .407 0,361 Valid

12 .621 0,361 Valid

13 .677 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni, 2013)

Dari tabel 3.5 dapat dilihat nilai pada Corrected Item Total Correlation lebih besar dari nilai ������ untuk 30 sampel yaitu 0,361 sehingga dapat dinyatakan 13 butir pernyataan dalam penelitian ini valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pernyataan yang sudah valid. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika ���� ℎ�positif atau > ������, maka pernyataan reliabel. b. Jika ���� ℎ�negatif atau < ������, maka pernyataan tidak reliabel.

Dalam uji reliabilitas sebagai nilai ���� ℎ� adalah nilai alpha yang terdapat

pada tabel Reliability Statistic di kolom Cronbach’s Alpha. Berdasarkan hasil

pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items Keterangan


(55)

Tabel 3.6 menunjukkan hasil pengujian reliabilitas pada instrumen dengan nilai Cronbach’s Alpha atau ���� ℎ� sebesar 0,886. Hal ini membuktikan instrumen penelitian berupa kuesioner ini telah reliabel karena ���� ℎ� yang bernilai lebih besar dari 0,80.

3.10 Teknik Analisis Data 1. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode analisis yang dilakukan untuk menafsirkan data-data keterangan yang diperoleh dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data-data yang diperoleh.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2010:95).

b. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji ini pada prinsipnya adalah ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Adanya


(56)

variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, 2010: 98). c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2010:129).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen. Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (harga dan kualitas produk) terhadap variabel depeden (keputusan pembelian). Analisis Regresi Linier Berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 16,00 for Windows.


(57)

Adapun model persamaan yang digunakan yaitu:

�= �0+ �1�1+ �2�2+ �

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian

�0 = konstanta

�1,�2 = koefisien regresi �1 = harga

�2 = kualitas produk

e = standard error 4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0: b1, b2 = 0, artinya variabel independen yang terdiri dari Harga dan

Kualitas produk secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian.

H0: b1, b2 ≠ 0, artinya artinya variabel independen yang terdiri dari Harga dan Kualitas produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel dependen Keputusan Pembelian.


(58)

b. Uji Signifikan Parsial atau Individual (Uji – t)

Uji-t atau uji secara parsial adalah uji untuk membuktikan hipotesis awal untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu pengaruh harga (�1) dan kualitas produk (�2) terhadap keputusan pembelian (Y).

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0, artinya variabel independen yang terdiri dari Harga dan Kualitas produk secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian.

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen yang terdiri dari Harga dan Kualitas produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian.

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Ho diterima jika �ℎ�����< ������ pada α = 5% Ho ditolak jika �ℎ�����> ������ pada α = 5% c. Koefisien Determinan (�2)

Koefisien determinasi (�2) pada intinya untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yaitu variabel pengaruh harga (�1) dan kualitas produk (�2) terhadap naik turunnya variabel dependen atau keputusan pembelian produk Oriflame (Y) secara bersama-sama, di mana:


(59)

Jika �2 semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) adalah besar. Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Sebaliknya jika �2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X) yang terdiri terhadap variabel de enden (Y) adalah semakin kecil. Berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Oriflame

Perusahaan Oriflame didirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara Robert dan Jonas af Jochnick dan rekan mereka, Bengt Hellsten. Saat ini Oriflame telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem penjualan langsung di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Terobosan luar biasa yang dilakukan oleh dua bersaudara af Jochnick adalah memindahkan mata rantai bisnis Oriflame ke rumah konsumen. Portfolio yang luas dari produk-produk kecantikan Swedia yang alami, inovatif dipasarkan melalui melalui tenaga penjualan sekitar 3.300.000 consultant mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi beberapa € 1,3 miliar.

Oriflame Indonesia berdiri pada tahun 1986 yang dipimpin oleh Thomas Ekberg yang berkantor pusat di Jakarta, di bawah perusahaan PT Orindo Alam Ayu. Sejak pembukaan hingga kini telah puluhan ribu konsultan bergabung bersama Oriflame dan terus berkembang. Harapan Oriflame adalah memasarkan kosmetika alami Swedia melalui penjualan langsung melalui jasa konsultan aktif dengan cara menggunakan katalog. Juga merekrut konsumen untuk menjadi konsultan Oriflame.

Di Indonesia Oriflame menjadi sebuah perusahaan kosmetik yang besar dan memiliki banyak konsumen. Oriflame (PT. Orindo Alam Ayu) terdaftar


(61)

sebagai anggota Assosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dengan nomor anggota : 0011/06/93 dan menjadi sponsor dalam pemilihan ketua APLI periode 2010-2012. Perusahaan Orilfame merupakan salah satu perusahaan kosmetika dengan pertumbuhan tercepat didunia, saat ini saham oriflame terdapat di bursa saham di New York. Di Indonesia Oriflame memiliki 14 cabang dan ribuan consultant yang tersebar luas diseluruh Indonesia.

Produk Oriflame mengklaim dirinya sebagai perusahaan dengan sistem Multilevel Marketing (MLM) peringkat satu di Indonesia dan ketiga di dunia setelah Rusia dan Ukraina. Dihitung dari jumlah consultant dan number of production Oriflame di seluruh Indonesia, produk kosmetik asal Swedia tersebut layak menjadi nomor satu. Oriflame adalah perusahaan kosmetika yang menawarkan produk kosmetik dan perawatan kulit alami berkualitas tinggi melalui jaringan penjual mandiri (independent sales force), yang berbeda dengan sistem retail pada umumnya. Meskipun berkembang dengan cepat, Oriflame tidak pernah sekalipun melupakan konsep bisnis awalnya Natural Swedish Cosmetics yang dijual dari teman untuk teman.

Sistem bisnis Oriflame dijalankan melalui multilevel marketing. Multilevel Marketing (MLM) adalah sebuah konsep bisnis dimana tingkat perusahaan multilevel marketing yang utama dapat memasarkan dan mendistribusikan produk mereka, atau / dan pelayanan, secara langsung ke konsumen dengan menjual langsung dan berdasarkan referensi hubungan.


(62)

dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Oriflame adalah salah satu perusahaan pertama yang mengunakan ekstrak tanaman dalam produk perawatan kulit dan Oriflame selalu mencoba untuk mengoptimalkan bahan-bahan dari sumber tanaman.

Laporan ilmiah untuk keamanan dan isu lingkungan dimonitor secara berkelanjutan untuk memastikan tindakan yang dapat diambil untuk mengganti bahan-bahan apa saja yang dianggap memiliki efek negatif pada kesehatan konsumen dan lingkungan. Sebagai tambahan, kemasan produk Oriflame dapat didaur ulang dan meminimalisir limbah pabrik.

Oriflame memiliki etos etika yang kuat dan dibuktikan melalui semua aspek operasinya. Produk Oriflame diformulasikan dan diproduksi sesuai dengan standar industri tinggi dan pedoman etika. Saat ini, Oriflame mengoperasikan lima pabrik kosmetik - di Polandia, Swedia, India, Cina dan Rusia. Semua fasilitas manufaktur Oriflame dan sub-kontraktor mematuhi hukum lokal dan peraturan nasional yang relevan. Undang-undang tersebut termasuk yang berkaitan dengan standar tenaga kerja, manufaktur lingkungan dan praktik kesehatan dan keselamatan.

Konservasi air merupakan kunci utama dalam rencana manajemen Oriflame. Sejalan dengan pendekatan proaktif terhadap manajemen lingkungan, Oriflame bertanggung jawab menerapkan teknik-teknik desain pada semua fasilitas manufaktur kami yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi air dan polusi.


(63)

Produk Oriflame terdiri dari aneka kosmetik, perawatan badan, rambut, wajah dan wewangian yang hanya menggunakan bahan-bahan dan saripati alami dan teruji secara klinis pada sekelompok sukarelawan dan tidak diujicobakan pada hewan, sehingga keamanan dan efektivitas produk dapat dievaluasi sebelum penjualan secara luas. Dengan adanya uji klinis tersebut dapat diketahui lebih dini peluang terjadinya alergi sehingga dapat dilakukan perbaikan komposisi atau pemberian note khusus bagi penggunaan produk tersebut.

Selama 46 tahun Oriflame telah mengembangkan keahlian yang luar biasa di bidang kosmetik dan sistem penjualan pribadi, sehingga Oriflame dapat menawarkan kesempatan unik untuk ‘make money today and fulfil your dreams tomorrow’. Hal ini berarti diberikan peluang untuk menghasilkan uang sejak hari pertama bergabung, sambil mulai membangun jaringan penjualan dan berjuang untuk mewujudkan impian. Ratusan ribu konsultan di seluruh dunia telah mengambil peluang ini untuk membangun kesuksesan mereka sendiri bekerjasama dengan Oriflame. Dengan kampanye rekrutmen ini, Oriflame menawarkan kesempatan besar untuk memulai bersama Oriflame.

4.1.2 Visi, Misi, dan Nilai Fundamental Oriflame 1. Visi Oriflame

Visi Oriflame adalah “Menjadi pilihan utama bagi para konsultan, pelanggan , dan karyawannya”.

2. Misi Oriflame


(1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 1.46763020 Most Extreme Differences Absolute .073

Positive .073

Negative -.062

Kolmogorov-Smirnov Z .708

Asymp. Sig. (2-tailed) .698

a. Test distribution is Normal. 2.2 UJI HETEROKEDASTISITAS


(2)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.296 1.401 .925 .357

Harga -.031 .064 -.053 -.483 .630

Kualitas_Produk .014 .066 .023 .213 .831 a. Dependent Variable: absut

2.3 UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 1.950 2.183 .893 .374

Harga .127 .100 .117 1.272 .206 .932 1.074 Kualitas_Produk .561 .103 .498 5.418 .000 .932 1.074 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

3. REGRESI LINIER BERGANDA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.950 2.183 .893 .374

Harga .127 .100 .117 1.272 .206

Kualitas_Produk .561 .103 .498 5.418 .000 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


(3)

4. UJI HIPOTESIS

4.1 UJI F (UJI SIGNIFIKAN SIMULTAN)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 81.730 2 40.865 18.560 .000a

Residual 198.162 90 2.202

Total 279.892 92

a. Predictors: (Constant), Kualitas_Produk, Harga b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian 4.2 UJI t (UJI SIGNIFIKAN PARSIAL)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.950 2.183 .893 .374

Harga .127 .100 .117 1.272 .206

Kualitas_Produk .561 .103 .498 5.418 .000 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

4.3 IDENTIFIKASI DETERMINAN (��)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .540a .292 .276 1.48385


(4)

SEBARAN JAWABAN RESPONDEN

No. Harga Kualitas Produk

Keputusan Pembelian

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13

1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3

2 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4

3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4

5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4

6 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4

7 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3

8 4 4 3 5 4 5 3 2 4 5 5 2 3

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4

10 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3

11 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3

12 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4

13 2 4 3 5 5 5 4 5 5 3 4 3 4

14 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3

15 3 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4

16 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

17 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

18 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

19 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4

20 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3

21 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5

22 1 5 1 5 5 1 5 5 5 5 5 4 5

23 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 5 4 3

24 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4

25 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4

26 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4

27 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4

28 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4

29 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 3

30 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4

31 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4

32 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4

33 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4


(5)

37 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

38 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

39 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4

40 2 3 2 4 2 4 2 4 4 4 5 2 2

41 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3

42 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4

43 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4

44 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5

45 2 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4

46 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3

47 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

48 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

49 4 5 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4

50 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

51 4 4 3 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5

52 4 3 5 5 5 4 3 4 5 5 2 4 4

53 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3 3

54 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 3 4

55 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3

56 3 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4

57 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3

58 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 2 2

59 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3

60 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3

61 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3

62 3 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4

63 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

64 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3

65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

66 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3

67 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3

68 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4

69 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4

70 3 3 2 4 4 4 3 4 5 3 5 3 4

71 3 4 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4

72 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3

73 5 4 5 4 5 3 3 5 4 4 5 3 4

74 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

75 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4


(6)

82 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4

83 2 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4

84 3 4 3 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4

85 3 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4

86 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4

87 3 4 5 5 3 3 3 4 4 3 4 3 3

88 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4

89 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4

90 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3

91 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

92 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed Indihome Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

19 143 119

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK YAMAHA Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Yamaha (Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Ums).

0 3 14

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK YAMAHA Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Yamaha (Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Ums).

0 3 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Produk Oriflame.

0 0 5

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU

0 0 10

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU

0 0 2

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU

0 0 8

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU

0 0 24

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU

0 0 3

Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed Indihome Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 10