PERANAN PENGELOLA KEGIATAN FUTSAL DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI NON AKADEMIK SISWA MAN 2 SEMARANG

PERANAN PENGELOLA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL
DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI NON AKADEMIK SISWA
MAN 2 SEMARANG

SKRIPSI
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Oleh:
Aldila Ardy Kurniawan
3401412170

JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

i

ii

iii


iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
 Life is simple, you make a choice and don’t look back again (Aldila Ardy
Kurniawan)
 Hidup adalah perjuangan, kalau tidak berjuang berarti tidak hidup (Novie
Dwi Suryani)

PERSEMBAHAN
1.

Ayahanda Manidi Bejo Utomo dan Ibunda Sri Ristyowati tercinta sosok
terhebat dalam hidup saya, terimakasih atas kasih sayang, segala
pengorbanan, motivasi, dan do’anya.

2.


Agung Hermawan Asdy sekeluarga yang telah menginspirasi hidup
saya, terima kasih atas motivasi dan pembelajaran yang diberikan
selama ini.

3.

Bintang, Papang, Ipin, Gendud, Iim, dan keluarga besar NGENDONG
KOS, terimakasih atas solidaritas dan dukungan selama saya
menempuh studi.

4.

Seluruh keluarga besar SosAnt 2012 dan Almamater UNNES yang saya
banggakan.

v

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Peranan Pengelola Kegiatan
Ekstrakurikuler Futsal Dalam Mengembangkan Potensi Non Akademik
Siswa MAN 2 Semarang Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi
strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Sosiologi
dan Antropologi, Prodi Penidikan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langssung
maupun tidak langsung, Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam
penyusunan karya tulis ini. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang yang memberikan dukungan dan fasilitas kepada penulis
untuk memperoleh ilmu dan menyelesaikan studi strata satu di
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M. A. Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi di waktu yang tepat.

vi

3. Kuncoro Bayu Prasetyo, S. Ant, M. A. Ketua jurusan Sosiologi dan
Antropologi yang telah memberikan saran, motivasi, dan memfasilitasi
konsultasi serta memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi di waktu yang tepat.
4. Drs. Adang Syamsudin Sulaha, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang
dengan kesabaran telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Nurul Fatimah, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
kesabaran dan ketekunan telah memberikan bimbingan, dukungan,
bantuan juga motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Dr. Thriwaty Arsal, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan

bimbingan,

arahan,

nasihat


serta

motivasi

dalam

penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh dosen Jurusan Sosiologi dan Antropologi yang telah
memberikan ilmu selama di bangku kuliah.
8. Kepala Madrasah MAN 2 Semarang Drs. H. Suprapto, M.Pd yang telah
memberi ijin untuk melakukan penelitian.
9. Muhammad Zahri Johan, M.Pd, Ahmad Riyatno, S.Ag, Ondy Arya
selaku pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal MAN 2 Semarang yang
telah membantu selama penelitian.
10. Siswa MAN 2 Semarang yang telah memberikan dukungan dan bantuan
selama penelitian.

vii


11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Semoga amal baik yang diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Tuhan
Yang Maha Esa. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan
bagi semua pihak pada umumnya.
Semarang,

Penyusun

viii

SARI
Kurniawan, Aldila Ardy. 2016. Peranan Pengelola Kegiatan Ekstrakurikuler
Futsal Dalam Mengembangkan Potensi Non Akademik Siswa MAN 2 Semarang.
Skripsi. Jurusan Sosiologi dan Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I Drs. Adang Syamsudin Sulaha, M. Si. Pembimbing II
Nurul Fatimah, S.Pd, M.Si. 109 halaman.
Kata kunci: Ekstrakurikuler Futsal, Pengelola, Peranan


Ekstrakurikuler merupakan program diluar jam mata pelajaran yang
diselenggarakan sekolah untuk mengembangkan potensi non akademik siswa.
Salah satu sekolah yang unggul dalam mengembangkan potensi non akademik
siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler adalah MAN 2 Semarang. Ekstrakurikuler
yang paling menjadi favorit siswa yaitu ekstrakurikuler futsal. Penelitian ini
bertujuan 1)Untuk mengetahui faktor yang mendorong minat siswa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler futsal MAN 2 Semarang. 2)Untuk mengetahui peranan
pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal dalam mengembangkan potensi non
akademik siswa MAN 2 Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis
deskriptif. Subjek dan informan penelitian adalah pengelola dan siswa kegiatan
ekstrakurikuler futsal MAN 2 Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan yaitu
triangulasi data. Teknik analisis data meliputi: pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan untuk mengkaji
penelitian adalah Teori Fungsionalisme Struktural Robert K. Merton.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Faktor yang mempengaruhi minat siswa
mengikuti ekstrakurikuler futsal adalah adanya pengelolaan yang professional dari
pihak sekolah, adanya support dari pihak sekolah, adanya dukungan orang tua,
hoby sebagian besar siswa, dan sosok pelatih idaman yang menginspirasi siswa.

2) Peranan pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal terdiri dari peran waka
kesiswaan sebagai pencari dana sponsor, manajer, dan pengelola dana. Peran
pembina kegiatan ekstrakurikuler futsal dalam menanamkan nilai spiritual
sekaligus motivator bagi siswa. Peran pelatih kegiatan ekstrakurikuler futsal
dalam menjaring siswa berpotensi, melatih dan mengembangkan potensi siswa di
bidang futsal, serta mengelola dana prestasi. Kendala pengelola meliputi fasilitas
yang masih terbatas, kurangnya support dari sebagian besar orang tua, tidak
konsistennya peserta ekstrakurikuler futsal, belum adanya reward bagi setiap
siswa, dan belum adanya jaminan kesejahteraan bagi pelatih ekstrakurikuler
futsal.
Saran kepada sekolah diharapkan mampu meningkatkan kualitas tata
kelola kegiatan ekstrakurikuler futsal. Memperbaiki berbagai kendala terutama
dari segi fasilitas dan pengelolaan dana. Anggaran sebaiknya disisihkan untuk
reward siswa berprestasi di bidang futsal dengan pemberian keringanan biaya SPP
untuk meringankan beban ekonomi siswa dan memberi jaminan kesejahteraan
bagi pelatih berupa masa kontrak dan gaji yang layak.
ix

DAFTAR ISI
Halaman

JUDUL ........................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iii
PERNYATAAN .......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
PRAKATA .................................................................................................. vi
SARI ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
E. Batasan Istilah ................................................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ........... 9
A. Landasan Teoretis ............................................................................ 9

B. Kajian Pustaka ................................................................................. 11
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 18
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 21
A. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 21
B. Lokasi Penelitian ............................................................................. 22
C. Fokus Penelitian .............................................................................. 22
D. Sumber Data .................................................................................... 23
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 27
F. Keabsahan Data ............................................................................... 31
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 37
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 37
1. Profil MAN 2 Semarang ............................................................ 37
2. Profil Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal MAN 2 Semarang ........ 42
B. Faktor Siswa Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal .............................. 46
1. Pengelolaan yang professional dari pihak sekolah .................... 46
2. Adanya support sekolah untuk ekstrakurikuler futsal ............... 49
3. Adanya dukungan orang tua siswa ............................................ 51
3. Hobi sebagian besar siswa MAN 2 Semarang ........................... 52
4. Sosok pelatih idaman siswa ....................................................... 53

C. Peranan Pengelola Kegiatan Estrakurikuler Futsal Dalam
Mengembangkan Potensi Non Akademik Siswa MAN 2 Semarang 59
1. Peran Waka Kesiswaan .............................................................. 60
2. Peran Pembina Ekstrakurikuler Futsal ....................................... 66
x

3.Peran Pelatih Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal ...........................
D. Kendala Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal ....................
1. Fasilitas yang masih terbatas .....................................................
2. Kurangnya support dari sebagian besar orang tua .....................
3. Peserta kegiatan ekstrakurikuler futsal tidak konsisten latihan .
4. Belum adanya reward bagi setiap pemain .................................
5. Belum adanya jaminan kesejahteraan bagi pelatih ....................
BAB V. PENUTUP .....................................................................................
A. Simpulan ..........................................................................................
B. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN .................................................................................................

xi

71
79
79
81
81
82
84
88
88
89
90
92

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Informan Utama .............................................................................
Tabel 2. Informan Pendukung ......................................................................
Tabel 3. Daftar pembina ekstrakurikuler .....................................................

xii

25
26
40

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. MAN 2 Semarang ......................................................................
Gambar 2. Berita MAN 2 Semarang di majalah ..........................................
Gambar 3. Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal .................................................
Gambar 4. Juara Pocari Championship Futsal .............................................
Gambar 5. Antusiasme guru menonton futsal MAN 2 Semarang ...............
Gambar 6. Antusiasme siswa ketika menjadi suporter ................................
Gambar 7. Pelatih Ekstrakurikuler Futsal MAN 2 Semarang ......................
Gambar 8. Uko Wahyu pemain PSIS Semarang ..........................................
Gambar 9. Uko Wahyu Top Score Pocari Championship Futsal.................
Gambar 10. Brand sepatu tim futsal MAN 2 Semarang ..............................
Gambar 11. Pak Johan mengkoordinir siswa untuk bertanding...................
Gambar 12. Manajer memberi pengarahan kepada siswa ............................
Gambar 13. Fasilitas transportasi untuk siswa .............................................
Gambar 14. Pengajian bersama oleh siswa ..................................................
Gambar 15. Bakti sosial ke Pondok Pesantren ............................................
Gambar 16. Pak Ahmad memberi motivasi siswa .......................................
Gambar 17. Pelatih bertugas wasit di kompetisi futsal SMP .......................
Gambar 18. Pak Ondy ketika melatih siswa ................................................
Gambar 19. Fasilitas sepatu untuk siswa .....................................................
Gambar 20. Lapangan futsal MAN 2 Semarang ..........................................
Gambar 21. Suasana latihan yang sepi .........................................................
Gambar 22. Bentuk penghargaan kepala sekolah ketika upacara ................
Gambar 23. Pak Ondy membawa MAN 2 Semarang Juara Perindo U-17 ..

xiii

39
41
43
45
50
51
54
55
56
61
63
64
65
68
70
71
72
74
76
80
82
83
85

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Berpikir .........................................................................
Bagan 2. Alur Kegiatan Teknik Analiis Data ..............................................

xiv

20
36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ....................................................................
Lampiran 2. Pedoman Observasi ......................................................................
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ...................................................................
Lampiran 4. Struktur Organisasi Ekstrakurikuler Futsal MAN 2 Semarang .........
Lampiran 5. Struktur Organisasi MAN 2 Semarang ..........................................
Lampiran 6. Rincian Tugas Guru Semester Genap MAN 2 SEMARANG ..........
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian......................................................................
Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian ..........................................................

xv

93
94
95
100
101
103
108
109

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal di jajaran
kementrian pendidikan yang berperan sebagai wadah siswa untuk
mengembangkan potensi dan bakat dari bidang akademik maupun non
akademik. Hal ini tampak pada tujuan pendidikan nasional yang tercantum
dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Umumnya sekolah-sekolah di Indonesia lebih berperan dalam
mengelola potensi akademik siswa melalui kegiatan intrakurikuler. Setiap
tahunnya sekolah-sekolah berlomba-lomba untuk mengirimkan peserta
didik yang berpotensi di bidang akademik tertentu berkompetisi
memperebutkan prestasi dengan sekolah lain. Artinya siswa dituntut untuk
lebih menguasai materi pelajaran ketimbang mengembangkan potensi non
akademik yang dimilikinya. Tujuan utamanya tak lain agar sekolah
mendapatkan kualitas yang baik sehingga banyak diminati siswa baru
untuk masuk ke sekolah tersebut. Di sisi lain, banyak siswa yang tidak
1

2

hanya memiliki kemampuan akademik namun memiliki potensi di bidang
non akademik atau hanya yang memiliki potensi di bidang non akademik
saja.
Fenomena-fenomena tersebut kemudian menjadi latar belakang
munculnya sekolah yang mulai mengelola dan mengembangkan potensi
non akademik siswa. Target utamanya tentu untuk mewadai potensi siswa
yang kurang di bidang akademik. Salah satu tujuan sekolah-sekolah yang
mengunggulkan potensi non akademik tersebut yaitu agar dapat bersaing
dengan sekolah-sekolah unggulan lainnya namun dengan cara yang
berbeda.
Pengelolaan potensi non akademik sendiri merupakan wadah bagi
siswa untuk mengembangkan bakat, minat, hobi dan potensi yang
dimilikinya. Dalam menempuh jenjang pendidikan, siswa tak hanya
dibekali dengan materi pelajaran bidang akademik namun juga diberi
fasilitas untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Salah satu cara
sekolah dalam mengelola potensi non akademik siswa adalah dengan
penyelenggaraan program ekstrakurikuler. Menurut Yudha, S (1998:6)
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa yang
dilakukan di sekolah atau diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar pelajaran, menyalurkan
bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya
(www.landasanteori.com/2015/11/pengertian-ektrakurikuler.html?=1
diakses pada 2 April 2016).

3

Secara garis besar kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar
mata pelajaran sebagai wadah untuk mengembangkanan potensi non
akademik peserta didik sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, bakat dan
minat mereka melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak
sekolah/madrasah. Salah satu manfaat pengembangan ekstrakurikuler bagi
sekolah yaitu sebagai sarana siswa agar memiliki keunggulan dalam
berbagai lomba olahraga, unggul dalam berbagai lomba keagamaan, seni,
dan kegiatan non akademik lainnya.
Beberapa sekolah unggulan di Indonesia yang mengembangkan
potensi non akademik siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler adalah SMP
N 1 Payakumbuh yang sangat mengutamakan citra sekolahnya dengan
unggul dan berprestasi dalam bidang kesenian baik itu musik ataupun tari.
Sekolah ini berperan dalam meningkatkan prestasi siswa melalui bidang
ekstrakurikuler seni tari dan musik. Sedangkan di Jawa Tengah terdapat
SMA N 2 Ungaran, SMA N 8 Semarang, SMA N 11 Semarang, SMA
Sultan Agung 2 Jepara, dan SMA N 1 Pegandon yang unggul mencetak
siswa sebagai atlet atau pemain bola. Dari beberapa sekolah yang
mengelola potensi non akademik siswa tersebut ada salah satu sekolah
yang memiliki kesamaan namun dengan latar belakang yang berbeda.
Sekolah ini berbasis Islam yang kerap dijadikan sasaran utama anak-anak
yang ingin mendalami agama dengan pendidikan formal. Sekolah tersebut
adalah MAN 2 Semarang yang berbasis madrasah namun mampu bersaing

4

dengan sekolah-sekolah unggulan lain di bidang non akademik (Sumber:
Hasil penelitian tahun 2016).
MAN

2

Semarang

menyediakan

berbagai

jenis

kegiatan

ekstrakurikuler yang dapat diikuti siswa seperti rebana, karate, pencak
silat, dan futsal. Namun yang menjadi favorit siswa yaitu kegiatan
ekstrakurikuler futsal. Kegiatan ekstrakurikuler futsal yang dikelola di
MAN 2 Semarang sangat tertata rapi. Mulai dari seleksi pemain, pemilihan
pelatih, jam latihan, serta sarana dan prasarana telah difasilitasi oleh pihak
sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler futsal di MAN 2 Semarang tidak sebatas
kegiatan tambahan di luar jam pelajaran saja, namun juga diikutsertakan
dalam berbagai perlombaan futsal antar sekolah. Tidak hanya dari segi
teknisnya saja, dari segi non teknis ada beberapa kegiatan khusus yang
dilakoni tim MAN 2 Semarang sebelum bertanding di perlombaan futsal
antar sekolah yaitu dari segi kerohanian sesuai latar belakang sekolah
berciri khas Islam yang tidak terlepas dari kegiatan keagamaan. Melalui
pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler futsal, MAN 2 Semarang berhasil
mencapai target untuk mampu bersaing dengan sekolah favorit unggulan
lewat jalur non akademik. Dalam tiga tahun terakhir, ekstrakurikuler futsal
di MAN 2 Semarang sudah banyak berprestasi di berbagai perlombaan
futsal antar sekolah tingkat lokal, regional dan nasional.
MAN 2 Semarang merupakan satu-satunya sekolah berbasis
madrasah yang mampu lolos turnamen futsal hingga tingkat nasional
mewakili regional Semarang. Hal tersebut tidak luput dari peranan

5

pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal yang mampu mengembangkan
potensi non akademik siswanya secara optimal. Dari prestasi non
akademik yang diperoleh, kini MAN 2 Semarang menjadi pilihan utama
siswa yang ingin memperdalam pendidikan agama dan mengembangkan
potensi non akademiknya melalui ekstrakurikuler futsal.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan pada akhirnya
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
PENGELOLA
DALAM

KEGIATAN

“PERANAN

EKSTRAKURIKULER

MENGEMBANGKAN

POTENSI

NON

FUTSAL

AKADEMIK

SISWA MAN 2 SEMARANG”.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa siswa tertarik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal
MAN 2 Semarang?
2. Bagaimana peranan pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal dalam
mengembangkan potensi non akademik siswa MAN 2 Semarang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi minat siswa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler futsal MAN 2 Semarang.
2. Untuk mengetahui peranan pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal
dalam mengembangkan potensi non akademik siswa MAN 2
Semarang.

6

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai kajian ilmu sosiologi pendidikan mengenai peranan
pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal dalam mengembangkan
potensi non akademik siswa.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi di bidang
penelitian sejenis atau sebagai bahan pengembangan apabila akan
dilakukan penelitian lanjutan.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai contoh sekolah lain untuk berperan dalam pengelolaan
kegiatan

ekstrakurikuler

futsal

sebagai

salah

satu

wadah

pemgembangan potensi siswa bidang non akademik.
b. Sebagai bahan acuan dan motivasi dinas pendidikan untuk
mengembangkan sekolah yang berperan dalam pengelolaan potensi
siswa yang unggul di bidang non akademik.
E. Batasan Istilah
1. Peranan
Peran menurut Soekanto (2009:212) adalah proses dinamis
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya berarti dia menjalankan
suatu peranan. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang
dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

7

Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat.
Penelitian ini membahas mengenai peranan pengelola kegiatan
ekstrakurikuler futsal dalam mengembangkan potensi non akademik
siswa MAN 2 Semarang. Peranan pengelola kegiatan ekstrakurikuler
futsal tersebut meliputi:
a. Peran waka kesiswaan sebagai pencari dana sponsor, manajer
kegiatan, dan pengelola dana kegiatan ekstrakurikuler futsal.
b. Peran pembina ektstrakurikuler futsal dalam menanamkan nilainilai spiritual dan motivator siswa.
c. Peran pelatih dalam menjaring atau merekrut siswa berbakat,
melatih dan mengembangkan potensi non akademik siswa, serta
mengelola dana prestasi.
Kumpulan atas peran-peran diatas kemudian membentuk satu
kesatuan

sistem

mengenai

peranan

pengelolaan

kegiatan

ekstrakurikuler futsal dalam mengembangkan potensi non akademik
siswa MAN 2 Semarang.
2. Potensi Non Akademik
Menurut Prihadi (2004:6) potensi merupakan suatu kekuatan,
energi, atau kemampuan yang dimiliki dan terpendam dalam diri
seseorang namun belum dimanfaatkan secara optimal. Artinya potensi
dari seseorang dapat dikembangkan sesuai kemampuan, bakat dan
minatnya melalui pembinaan dan pengelolaan secara tekun.

8

Penelitian ini membahas mengenai pengembangan potensi
siswa di bidang non akademik melalui kegiatan ekstrakurikuler futsal
yang diselenggarakan di MAN 2 Semarang. Potensi non akademik
siswa yang dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal ini
yaitu siswa yang berpotensi namun tidak memiliki skill di bidang
futsal, siswa yang berpotensi memiliki skill namun masih belum
mengerti olahraga futsal, serta siswa yang sudah berpotensi memiliki
skill dan mengerti futsal. Dari pengembangan potensi non akademik
siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler futsal tersebut, MAN 2
Semarang mampu berprestasi di berbagai kompetisi futsal antar
sekolah dari tingkat lokal, regional sampai nasional.
3. Siswa
Menurut Khan (2005:62), pengertian siswa adalah orang yang
datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari
beberapa tipe pendidikan. Jadi siswa adalah mereka yang menempuh
jenjang

pendidikan

di

suatu

lembaga

pendidikan

untuk

mengembangkan bakat dan potensi baik di bidang akademik maupun
non akademik. Dari uraian tersebut siswa yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal MAN
2 Semarang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teoretis
Teori dan konsep yang digunakan untuk menganalisis lebih dalam
mengenai penelitian ini adalah Teori Fungsionalisme Structural Robert K.
Merton. Alasan penulis menggunakan teori tersebut sebagai alat analisis
karena berkaitan dengan hubungan peranan dan fungsi sekolah dalam
pengelolaan suatu kegiatan dimana semua elemen saling berkaitan dan
setiap individu memainkan perannya masing-masing. Merton menjelaskan
bahwa analisis structural fungsional memusatkan perhatian pada
kelompok, organisasi, masyarakat, dan kultur. Ia menyatakan bahwa setiap
objek yang dapat dijadikan sasaran analisis structural fungsional tentu
mencerminkan hal yang standar (artinya, terpola dan berulang).
(Merton dalam George Ritzer, 2006), sasaran studi structural
fungsional antara lain adalah: peran sosial, pola institusional, proses sosial,
pola kultur, emosi yang terpola secara kultural, norma sosial, organisasi
kelompok, struktur sosial, perlengkapan untuk pengendalian sosial, dan
sebagainya.

Teoritis

fungsional

umumnya

membatasi

diri

untuk

menganalisis masyarakat sebagai satu kesatuan, tetapi merton menjelaskan
bahwa analisis juga dapat dilakukan terhadap sebuah organisasi, institusi,
atau kelompok. Jadi tak harus terhadap masyarakat sebagai suatu
keseluruhan saja.
9

10

Merton juga memperkenalkan konsep fungsi nyata (manifest) dan
fungsi tersembunyi (latent). Kedua istilah ini memberikan tambahan
penting bagi analisis fungsional. Menurut pengertian sederhana fungsi
nyata adalah fungsi yang diharapkan, sedangkan fungsi yang tersembunyi
adalah fungsi yang tak diharapkan.
Teori ini tidak menerima konsepsi variable konflik dan perubahan
sosial. Menerima dan menekankan tindakan yang dilakukan berulangulang atau yang baku berhubungan dengan bertahannya suatu sistem sosial
dimana tindakan itu berakar (pemikiran ini tidak ada pada Parson). Merton
melihat dan merasakan adanya konsekuensi-konsekuensi sosial yang
bersifat objektif, hal ini tidak dilakukan oleh Parson yang menaruh
perhatian pada orientasi subjektif individu dalam melakukan tindakan.
Merton juga tetap mempertahankan pembedaan yang cukup tajam antara
motif-motif subjektif (tujuan/orientasi) individu dan konsekuensi sosial
objektif itu dapat bersifat fungsional maupun disfungsional terhadap
sistemnya.
Merton tidak berhenti dengan deskripsi tentang struktur, akan
tetapi terus membahas kepribadian sebagai produk organisasi structural
tersebut. Struktur birokratis memberi tekanan individu sehingga mereka
menjadi “disiplin, bijaksana, dan metodis”. Tetapi tekanan ini kadangkadang menjurus pada kepatuhan mengikuti peraturan secara membabi
buta tanpa mempertimbangkan tujuan dan fungsi-fungsi untuk apa aturanaturan itu pada mulanya dibuat. Walaupun aturan-aturan tersebut dapat

11

berfungsi bagi efisiensi organisasi, tetapi aturan yang demikian dapat juga
memberikan fungsi negatif dengan menimbulkan kepatuhan yang berlebihlebihan.
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini digunakan sebagai alat analisis untuk menjawab
rumusan masalah yang berhubungan dengan fokus penelitian mengenai
peranan pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal dalam mengembangkan
potensi non akademi siswa MAN 2 Semarang.
Dias dan Doni (2013) dalam artikel jurnal “Minat Siswa Dalam
Mengikuti

Ekstrakurikuler

Futsal

Studi

Pada

Siswa

Peserta

Ekstrakurikuler Futsal Di Smp Negeri 2 Buduran” menyimpukan bahwa
peningkatan prestasi kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 2
Buduran menarik siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Tingkat
minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 2
Buduran sangat tinggi dengan nilai persentase sebesar 82,6%. Faktorfaktor yang menjadi pendorong timbulnya minat siswa dalam mengikuti
ekstrakurikuler futsal adalah faktor perasaan dengan nilai persentase yang
paling tinggi yaitu sebesar 90,4%, kemudian masing-masing secara
berurutan diikuti oleh faktor tujuan sebesar 85,9%, faktor keinginan
sebesar 83,3%, dan faktor alasan sebesar 77,8%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat siswa
SMP Negeri 2 Buduran terhadap kegiatan ekstrakurikuler futsal. Sasaran
penelitian ini adalah siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP

12

Negeri 2 Buduran yang berjumlah 30 siswa. Jenis penelitian ini adalah
jenis penelitian deskriptif non experiment dengan pendekatan kuantitatif.
Instrumen penelitian ini menggunakan angket minat.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada
metode

penelitian.

Dalam

jurnal

tersebut

peneliti

menggunakan

pendekatan kuantitatif, sedangkan penulis menggunakan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner atau angket untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler futsal. Sedangkan penelitian yang dilakukan
penulis menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam
mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh lebih valid. Adapun
persamaan dengan kajian penulis yaitu terletak pada masalah yang
diangkat dalam penelitian tersebut yaitu mengenai minat siswa dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal.
Wina,

dkk

(2014)

dalam

artikel

jurnal

“Pelaksanaan

Ekstrakurikuler di SMP N 1 Payakumbuh” menyimpulkan bahwa siswasiswi di SMP N 1 Payakumbuh memiliki segudang prestasi di bidang non
akademik. Sekolah sangat berperan dalam mewadahi potensi non
akademik siswanya melalui kegiatan ekstrakurikuler seni. SMP N 1
Payakumbuh telah banyak mengantarkan siswa-siswa berbakat di bidang
seni untuk mengikuti lomba-lomba bidang kesenian baik itu tingkat kota
madya, provinsi bahkan telah sampai pada tingkat nasional. Adapun lomba
yang diikuti oleh siswa bidang musik SMP N 1 Payakumbuh yaitu lomba

13

menyanyi, vokal group, lomba cipta lagu, lomba karawitan, lomba nasyid,
dan menari. Semua prestasi yang telah diraih tidak lepas juga dari proses
latihan. Siswa yang berminat mengikuti ekstrakurikuler akan dilatih oleh
seorang pelatih yang didatangkan dari luar sekolah yang memang
mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam bidang seni.
Kegiatan ekstrakurikuler yang berlangsung di sekolah ini tidak
lepas dari dukungan moral, spiritual dan dana dari orang tua. Sehingga apa
pun kegiatan yang bersifat positif yang diikuti oleh siswa akan didukung
sepenuhnya oleh sekolah, asalkan tidak mengganggu jam pelajaran apalagi
sampai menjatuhkan nilai. Namun ada beberapa kendala dalam
pengelolaannya, seperti jadwal latihan kegiatan ekstrakurikuler hanya
sekali dalam seminggu. Berbeda dengan situasi saat akan menghadapi
perlombaan atau acara-acara besar, siswa akan sangat sibuk. Bahkan jam
latihan akan ditingkatkan agar SMP N 1 Payakumbuh mampu
menampilkan hasil yang maksimal dan menjadi juara.
Metode

yang

digunakan

dalam

penelitian

tersebut

yaitu

menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Sedangkan teknik pengumpuan datanya dilakukan dengan observasi,
wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu terletak
pada objek kajiannya, penulis menggunakan kegiatan ekstrakurikuler
futsal untuk melihat peran sekolah dalam mengelola potensi siswa bidang
non akademik. Adapun persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan

14

oleh penulis yaitu sama-sama menggunakan metode kualitatif dengan
analisis deskriptif. Fokus kajiannya pun sama yaitu mengenai peran
sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangan
potensi non akademik siswa.
Amaroh (2013) dalam artikel jurnal “Pembinaan Ekstrakurikuler
Olahraga Di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 14 Semarang Tahun Ajaran
2012/2013” menyimpulkan bahwa pembinaan ekstrakurikuler olahraga di
SDI Al-Azhar 14 Semarang telah terprogram dan berkesinambungan. Hal
ini dapat dilihat dari pengurus kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang
sangat

memperhatikan

ekstrakurikuler

olahraga

program
dan

latihan,

pelatih

jadwal

yang

latihan,

menangani

peserta
kegiatan

ekstrakurikuler. Susunan organisasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDI
Al-Azhar 14 Semarang sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tugas
dan wewenangnya masing-masing.
Program latihan ekstrakurikuler olahraga dalam bidang Basket,
Taekwondo, dan Sepak bola telah disusun berdasarkan program tahunan
dan disusun berdasarkan kebutuhan yang diperlukan. Latihan dilaksanakan
sesuai dengan program latihan yang ada. Sarana dan prasarana yang
dimiliki SDI Al-Azhar 14 Semarang cukup baik, hal ini dibuktikan dengan
adanya perlengkapan dan peralatan yang ada seperti bola basket, kun,
lapangan basket, lapangan sepakbola, aula, bola sepak dan jersey dalam
keadaan baik dan layak pakai, akan tetapi penambahan ataupun perbaikan
sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekstrakurikuler perlu dilakukan.

15

Artinya pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SDI Al-Azhar 14 sudah
dilakukan secara optimal, dimana sekolah sudah sangat memperhatikan
pengembangan potensi non akademik siswa sehingga siswa dapat
menyalurkan bakat dan minat melalui kegiatan ektrakurikuler yang
diselenggarakan pihak sekolah.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada
lokasi dan subjek penelitian. Dalam jurnal tersebut peneliti memilih SDI
Al-Azhar 14 Semarang sebagai lokasi penelitian dan siswa SD sebagai
subjek penelitian. Sedangkan penulis lebih memfokuskan pada MAN 2
Semarang yang memiliki tingkat setara dengan Sekolah Menengah Atas
serta fokus kajian yang lebih terfokus pada kegiatan ekstrakurikuler futsal
saja.
Adapun persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis
terletak pada metode yang digunakan yaitu dengan pendekatan kualitatif
serta sasaran penelitian tentang pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
berbasis olahraga untuk mengembangkan potensi non akademik siswa.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
doumentasi. Persamaan lain juga terlihat dari adanya pelatih yang ikut
berperan serta dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler sekolah
sehingga pengembangan potensi non akademik siswa dapat lebih optimal.
Meester, dkk (2014) dalam artikel jurnal “Extracurricular SchoolBased Sports As A Motivating Vehicle For Sports Participation In Youth:
A Cross-Sectional Study” menyimpulkan bahwa ekstrakurikuler program

16

olahraga berbasis sekolah sering dipandang sebagai saluran yang ideal
untuk mempromosikan partisipasi olahraga anak-anak yang tidak aktif
dalam komunitas olahraga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejak
sekolah dasar menawarkan ekstrakurikuler sekolah berbasis olahraga,
banyak anak-anak terlibat dalam kegiatan tersebut. Ekstrakurikuler
program olahraga berbasis sekolah tersebut tidak hanya menarik anakanak yang sudah terlibat dalam olahraga masyarakat, tetapi juga anak-anak
belum berpartisipasi dalam olahraga masyarakat .
Hasil dari prosentasi dalam penelitian tersebut menunjukkan lebih
dari tiga perempat dari anak-anak, 76% dilaporkan berpartisipasi dalam
olahraga berbasis ekstrakurikuler sekolah selama tahun ini dan 73%
dilaporkan terlibat dalam olahraga terorganisir masyarakat. Peserta
olahraga berbasis ekstrakurikuler sekolah secara signifikan lebih aktif
secara fisik dibandingkan anak-anak yang tidak berpartisipasi dalam
olahraga berbasis ekstrakurikuler sekolah. Artinya minat anak dalam
berpartisipasi di olahraga berbasis ekstrakurikuler di sekolah lebih tinggi.
Penelitian tersebut menggunakan validasi kuisioner untuk menilai
aktivitas fisik, motivasi dan analisis regresi bertingkat untuk menguji data
yang dihasilkan dari kuisioner tersebut.

Adapun persamaan dengan

penelitian yang dilakukan penulis yaitu terletak pada bahasan penelitian
yaitu tentang pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan
potensi

non

akademik

siswa.

Sedangkan

perbedaanya

penulis

menggunakan pendekatan analisis serta menggunakan teknik observasi

17

partisipasi dan wawancara untuk memperoleh data, berbeda dengan
penelitian dalam jurnal tersebut yang sifatnya lebih pada penelitian
kuantitatif karena data yang diperoleh diolah menggunakan prosentase
atau angka-angka.
Jackline

and

John

(2014)

dalam

artikel

jurnal

“School

Management and Students’ Academic Performance: How Effective are
Strategies being Employed by School Managers in Secondary Schools in
Embu North District, Embu County, Kenya” menyimpulkan bahwa
manajer sekolah berperan penting dalam meningkatkan kinerja akademik
siswa. Strategi manajer tersebut meliputi: monitoring yang tidak konsisten
dari proses pembelajaran dan penilaian siswa, subsidi dana pemerintah
melalui pendidikan menengah di hari bebas menggunakan kegiatan yang
menghasilkan pendapatan, dan tidak terkordinasi program bimbingan dan
konseling. Manajer sekolah direkomendasikan untuk menjalani pelatihan
kepemimpinan intensif pada semua aspek manajemen sekolah karena
sebagian besar fakta menunjukkan bahwa sebagian besar menejer sekolah
tidak melakukan pelatihan keterampilan manajemen untuk dapat
merealisasikan peningkatan kinerja akademik siswa di sekolah-sekolah di
hari bebas pendidikan Sekolah Menengah di kabupaten Embu, Embu
Conty, Kenya
Penelitian tersebut menggunakan efektivitas dan teori peningkatan
kapital sekolah di dasarkan pada berbagai variabel yang saling terkait
seperti hasil, rata-rata, modal intelektual dan modal sosial dengan

18

mengadopsi sebuah desain penelitian survey deskriptif. Pengumpulan data
kuantitatif dari guru menggunakan kuisioner dan data kualitatif dari kepala
departemen dan anggota dewan manajemen menggunakan wawancara.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada
subjek, objek dan lokasi penelitian. Persamaan terletak pada hasil
pembahasan mengenai adanya peran manajer untuk mengelola berbagai
kegiatan untuk siswa.
Kajian pustaka diatas dipilih karena mampu menjadi bahan
referensi untuk menganalisis rumusan masalah mengenai faktor yang
mempengaruhi minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal dan
peranan pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal dalam mengembangkan
potensi non akademik siswa MAN 2 Semarang.
C. Kerangka Berpikir
Alur penelitian ini dimulai dari melihat sekolah-sekolah unggulan
yang terbagi kedalam dua kriteria yaitu sekolah unggulan yang berperan
dalam mengelola potensi akademik dan non akademik. Sebagian besar
siswa lebih memilih sekolah yang menonjolkan potensi akademik karena
umumnya masyarakat menganggap tolak ukur berkualitas atau tidaknya
sekolah tergantung prestasi akademik yang dimiliki sekolah sehingga
minat siswa lebih tinggi untuk masuk ke sekolah tersebut. Lalu bagaimana
dengan siswa yang memiliki potensi di bidang non akademik?
Banyak sekolah yang berperan dalam mengelola potensi siswa
tidak hanya dalam bidang akademik saja, tetapi juga bidang non akademik.

19

Sekolah-sekolah tersebut mengelola potensi non akademik siswa melalui
pembinaan ekstrakurikuler. MAN 2 Semarang merupakan salah satu
sekolah berbasis Islam yang mengelola kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan potensi non akademik siswa. Salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yang menjadi favorit siswa yaitu ekstrakurikuler futsal.
Pengelolaan ekstrakurikuler futsal di MAN 2 Semarang tidak hanya
sebatas kegiatan tambahan di luar jam pelajaran saja, namun juga
diikutsertakan dalam perlombaan futsal antar sekolah. Dari berbagai
perlombaan futsal yang diikuti tersebut, MAN 2 Semarang telah banyak
meraih prestasi baik di tingkat lokal, regional sampai tingkat nasional.
Berdasarkan uraian diatas muncul dua rumusan masalah yaitu
tentang mengapa siswa tertarik mengikuti ekstrakurikuler futsal dan
bagaimana peranan pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal dalam
mengembangkan potensi non akademik siswa MAN 2 Semarang? Penulis
mengulas permasalahan tersebut menggunakan konsep minat untuk
melihat faktor apa saja yang mempengaruhi minat siswa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler futsal. Selanjutnya penulis menggunakan Teori
Fungsional Struktural Robert K. Merton untuk menganalisis peranan
pengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal dalam mengembangkan potensi
non akademik siswa.

20

Sekolah unggulan

Sekolah unggulan
akademik

Potensi
Siswa

Sekolah unggulan
non akademik

Pengelolaan
Ekstrakurikuler Futsal

Peranan
Pengelola

Minat
Konsep
Minat
Siswa

1. Waka Kesiswaan
2. Pembina
Kegiatan
3. Pelatih

Teori Fungsionalisme
Struktural

Bagan 1. Kerangka Berpikir
Sumber: Hasil Penelitian 2016

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Faktor

yang

mendorong

minat

siswa

mengikuti

kegiatan

ekstrakurikuler futsal adalah pengelolaan yang professional dari pihak
sekolah, adanya support dari pihak sekolah untuk kemajuan kegiatan
ekstrakurikuler futsal, adanya dukungan orang tua, hobi sebagian besar
siswa MAN 2 Semarang, dan sosok pelatih idaman siswa.
2. Peranan

pengelola

kegiatan

ekstrakurikuler

futsal

dalam

mengembangkan potensi non akademik siswa meliputi peran waka
kesiswaan sebagai pencari dana sponsor, manajer, dan pengelola dana,
peran pembina kegiatan ekstrakurikuler futsal

yang bertugas

menanamkan nilai spiritual sekaligus motivator bagi siswa, dan peran
pelatih kegiatan ekstrakurikuler futsal yang bertugas menjaring siswa
berpotensi, melatih dan mengembangkan potensi siswa di bidang
futsal, serta mengelola dana prestasi. Kendala yang dialami pengelola
ekstrakurikuler futsal meliputi fasilitas yang masih terbatas, kurangnya
dukungan sebagian besar orang tua, tidak konsistennya peserta
kegiatan ekstrakurikuler futsal, belum adanya reward bagi setiap
siswa, dan belum adanya jaminan kesejahteraan bagi pelatih
ekstrakurikuler futsal.
88

89

B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian
ini yaitu:
1. Kekurangan dari segi fasilitas dan hal lain yang berkaitan dengan
kegiatan ekstrakurikuler futsal hendaknya mampu dibenahi dan
diperbaiki. Anggaran sebesar kurang lebih lima puluh juta dari pihak
sekolah dan sponsor sebaiknya disisihkan sebagai reward bagi siswa
atas prestasi yang berhasil diberikan kepada sekolah.
2. Pelatih ekstrakurikuler futsal seharusnya mendapatkan jaminan
kesejahteraan berupa kontrak masa kerja dan gaji yang layak dari
pihak sekolah. Pelatih menjadi sosok terpenting dalam terbentuknya
kegiatan ekstrakurikuler futsal sebagai wadah pengembangan potensi
non akademik siswa MAN 2 Semarang. Kontribusinya dalam
mengelola kegiatan ekstrakurikuler futsal berhasil menjadikan MAN 2
Semarang sebagai salah satu sekolah yang berprestasi di bidang non
akademik terutama ekstrakurikuler futsal.

DAFTAR PUSTAKA
Amaroh. 2014. Pembinaan Ekstrakurikuler Olahraga Di Sekolah Dasar Islam AlAzhar 14 Semarang Tahun Ajaran 2012/2013. Journal of Physical
Education, Sport, Health and Recreations. Vol.3 (1)
Cahyono, Dwi. 2008. “Persepsi Ketidakpastian Lingkungan, Ambiguitas Peran,
dan Konflik Peran Sebagai Mediasi antara Program Mentoring dengan
Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan Niat Ingin Pindah.” Disertasi tidak
dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang.
Dias, Dony. 2013. Minat Siswa Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Studi
Pada Siswa Peserta Ekstrakurikuler Futsal Di Smp Negeri 2 Buduran.
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Vol. 1 (1)
Ely, Erny. 2014. Manajemen Kesiswaan Di SMA Negeri Mojoagung Jombang.
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan. Vol. 4 (4).
Gartia, Anis. 2011. Pengaruh Konflik Peran Dan Ambiguitas Peran Terhadap
Komitmen Independensi Auditor Internal Pemerintah Daerah. Studi Empiris
Pada Inspektorat Kota Semarang. Universitas Diponegoro.
George, Douglas. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Halim, S. 2013. Minat Siswi SMA Dr. Soetomo Surabaya Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Futsal. Jurnal Penelitian. Universitas Negeri Surabaya.
http://jateng.tribunnews.com/diakses 2 April tahun 2016
http://latansaman2smg.blogspot.co.id/ diakses 2 April 2016
Irma Septiani dkk. 2012. Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam
Meningkatkan Kualitas Sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan. Vol. 23
(5).
Jackline, John. 2014. School Management and Students’ Academic Performance:
How Effective are Strategies being Employed by School Managers in
Secondary Schools in Embu North District, Embu County, Kenya.
International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 4 (9).
Khan, Ali. 2005. Filsafat Pendidikan Al-Ghazali. Bandung: Pustaka Setia.
Meester, dkk. 2014. Extracurricular School-Based Sports As A Motivating
Vehicle For Sports Participation In Youth: A Cross-Sectional Study.
International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. Diakses
http://www.ijbnpa.org/content/11/1/48 diakses 24 Maret 2016.
90

91

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Mulyani, S. 2014. Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja
Pada Sekolah Menengah Atas Negeri Di Kabupaten Sleman. Skripsi. FIP.
UNY.
Poloma Margaret M. 2004. Sosiologi Kontemporer. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Prihadi, Endra K. 2004. My Potensi. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Salim, A. 2006. Teori Sosiologi Klasik & Modern. Sketsa Pendidikan Awal.
Semarang: UNNES Press.
Soekanto, S. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Baru. Jakarta: Rajawali Pers
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sutomo. 2012. Manajemen Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Press.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Wina, dkk. 2014. Pelaksanaan Ekstrakurikuler di SMP N Payakumbuh. E-Jurnal
Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang. Vol. 2 (2).
www.landasanteori.com/2015/11/pengertian-ektrakurikuler.html?=1 diakses pada
2 April 2016.
Yudha M. Saputra. 1998. Pengembangan Kegiatan Ko Ekstrakurikuler. Jakarta:
Debdikbud.

109

Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian