Usulan program pendampingan keluarga muda Katolik di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran demi kebahagiaan dan keutuhan perkawinan - USD Repository

  

USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA MUDA KATOLIK

DI PAROKI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN DEMI

KEBAHAGIAAN DAN KEUTUHAN PERKAWINAN

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh

Herybertus Yuni Styairawan

NIM. 081124048

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada: Istriku satu-satunya Agustina Sutrisniati

  MOTTO You can make it if you try

  (The Rolling Stone)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 1 Juli 2013 Penulis,

  Herybertus Yuni Styairawan

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Herybertus Yuni Styairawan Nomor Mahasiswa : 081124048 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul: “USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA MUDA

  

KATOLIK DI PAROKI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN

DEMI KEBAHAGIAAN DAN KEUTUHAN PERKAWINAN”, berserta

  perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian penulis memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada penulis selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 1 Juli 2013

  Penulis, Herybertus Yuni Styairawan

  ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN

KELUARGA MUDA KATOLIK DI PAROKI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN DEMI KEBAHAGIAAN DAN KEUTUHAN PERKAWINAN.

  Judul ini dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap pendampingan keluarga muda Katolik di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran saat ini. Keluarga muda Katolik disaat mengalami kesulitan dalam membangun keluarga, mereka kurang mendapat pendampingan yang cukup sehingga banyak keluarga muda yang bingung dalam menghadapi tantangan- tantangan yang timbul dalam hidup berkeluarga. Bertitik tolak dari kenyataan itu, skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para keluarga muda Katolik agar mendapat pendampingan yang lebih baik demi meraih kebahagiaan dan keutuhan keluarga.

  Persoalan pokok dalam skrispi ini adalah bagaimana memberikan pendampingan bagi keluarga muda Katolik yang sesuai dengan kebutuhan dan selaras dengan ajaran Gereja di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu pemberian kuesioner semi tertutup kepada para keluarga muda Katolik sudah dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga muda Katolik sudah memiliki kesadaran perlunya membangun keluarga selaras dengan ajaran Gereja. Sebagian besar keluarga Katolik memilih katekese sebagai bentuk pendampingan. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan gagasan dari para ahli yang dapat dipergunakan sebagai sumbangan dalam membantu pelaksanaan pendampingan keluarga muda Katolik demi kebahagiaan dan keutuhan perkawinan.

  Mengingat pendampingan keluarga muda Katolik demi kebahagiaan dan keutuhan perkawinan penting, penulis menyumbangkan suatu program katekese bagi keluarga muda Katolik.

  

ABSTRACT

  This small thesis entitles USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN

KELUARGA MUDA KATOLIK DI PAROKI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN DEMI KEBAHAGIAAN DAN KEUTUHAN PERKAWINAN.

  The title was chosen based on the writer’s concern toward Chatolic newly weds in Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Parish nowdays. The newly weds have difficulties in buiding their family. As the result, they are lack of sufficient Assistance so they are upset in facing obstacles in building their family. As a starting point from that fact, this thesis is purposed to help the Catholic newly weds in order to get better to reach a happiness and wholeness family.

  This small thesis’s main problem is how the Assists facilitates the Catholic newly weds based on their needs and it harmonizes with Church doctrine in Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Parish. It needs accurate data to study that problem. Therefore, semi closed questionnaire has been given to the newly weds. The result of this research shows that the newly weds has had awareness of the importance of building their family which is harmonized with Church doctrine. Most of the Catholic families choose catechesis as the form of assistance. A literature study is done to get some ideas from some experts that can be used as the support in helping to realize the assistance toward the Catholic newly weds for their happiness and the harmony of marriage.

  Recall to the importance of the assistance toward the Catholic newly weds for their happiness and harmony marriage.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA MUDA

  

KATOLIK DI PAROKI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN

DEMI KEBAHAGIAAN DAN KEUTUHAN PERKAWINAN .

  Penyusunan skripsi ini berawal dari keprihatinan penulis mengenai pendampingan keluarga muda Katolik di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Bertitik tolak dari situasi tersebut maka penulis menyusun skripsi ini dengan maksud membantu para keluarga muda Katolik agar mendapatkan pendampingan yang lebih baik.

  Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para keluarga muda Katolik di paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dalam meraih kebahagiaan dan keutuhan perkawinan.

  Dalam menyusun dan menyelasaikan skripsi ini, penulis sungguh menyadari akan peran serta banyak pribadi yang penulis yakini sebagai tangan- tangan Tuhan sendiri untuk terlibat dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga segala sesuatunya berjalan dengan baik dan lancar. Atas segala bantuan yang penulis terima dan rasakan, dengan tulus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. selaku Kaprodi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata

  Dharma yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi.

  2. Drs. H. J. Suhardiyanto, S.J. selaku pembimbing utama dari penyusunan proposal sampai dengan bab 3.

  3. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J. yang telah berkenan menjadi dosen pembimbing pengganti Drs. H. J. Suhardiyanto, S.J. dan telah memberikan semangat serta meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam penulisan skripsi.

  4. Dra. Yulia Supriyati, M.Pd. selaku dosen pembimbing kedua dan berkenan membantu dalam proses penelitian dengan penuh kesabaran serta memberikan semangat dalam penulisan skripsi.

  5. Y.H. Bintang Nusantara, S.F.K., M.Hum. sebagai dosen pembimbing dan dosen penguji ketiga dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

  6. Al. Purwa Hadiwardoyo, Pr yang telah memberikan petunjuk tentang buku- buku yang diperlukan dalam penulisan skripsi.

  7. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi IPPAK yang telah mendampingi dan memberikan semangat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.

  8. Istriku Agustina Sutrisniati yang telah memberikan semangat dan selalu mendoakan sehingga penulisan skripsi dapat berjalan dengan lancar.

  9. Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pr. selaku Romo kepala di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Paroki ini dan berkenan memberikan masukan demi kelancaran penulisan skripsi.

  10. Para keluarga muda Katolik di paroki Hati Kudus Tuhan Yesus yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner.

  11. Sahabat mahasiswa IPPAK khususnya angkatan 2008 baik yang sudah lulus, yang masih setia memperjuangkan kelulusannya, maupun yang sudah memilih jalan lain, selama ini telah senantiasa memberikan semangat kepada penulis dalam penulisan skripsi.

  12. Staf Perpustakaan Prodi IPPAK, Perpustakaan Kolose St. Ignatius Kotabaru, Perpustakaan USD, dan perpustakaan Kota Jogja yang telah membantu dan mengizinkan penulis untuk menggunakan berbagai buku yang diperlukan selama menyelesaikan penulisan skripsi.

  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang selama ini membantu dan memberikan perhatian kepada penulis.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna serta memerlukan kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

  Penulis berharap agar skripsi ini dapat menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi para pembaca serta seluruh umat khususnya keluarga Katolik dalam meraih cita-cita hidup bahagia dan keutuhan keluarga.

  Yogyakarta, 1 Juli 2013 Penulis,

  Herybertus Yuni Styairawan

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv MOTTO .................................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 2 C. Batasan Masalah................................................................................................. 5 D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5 E. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 6 F. Manfaat .............................................................................................................. 6 G. Metode Penulisan ............................................................................................... 7 H. Sistematika Penulisan......................................................................................... 8 BAB II PENDAMPINGAN KELUARGA KATOLIK MENURUT AJARAN GEREJA KATOLIK ................................................................. 9 A. Keluarga Katolik ................................................................................................ 9

  1. Pengertian Keluarga ..................................................................................... 9

  2. Keluarga Katolik ........................................................................................ 10

  a. Keluarga Katolik Bahagia .................................................................... 11

  b. Keluarga Katolik sebagai Gereja Mini ................................................. 12

  c. Keluarga Katolik sebagai Lahan Pembinaan Awal Warga Gereja ...... 13

  3. Buah yang Diharapkan dari Keluarga Katolik Bahagia ............................ 13

  4. Keutuhan Keluarga..................................................................................... 15

  B. Program Pendampingan Keluarga.................................................................... 16

  1. Pengertian .................................................................................................. 16

  2. Pendampingan Keluarga ............................................................................ 17

  C. Tahap-tahap Pendampingan Keluarga Katolik ................................................ 18

  1. Pendampingan Pra-pernikahan................................................................... 18

  a. Pendampingan Anak-anak ................................................................... 18

  b. Pendampingan Remaja dan Kaum Muda ............................................. 18

  c. Pendampingan Calon Pengantin .......................................................... 19

  2. Pendampingan Menjelang Peneguhan Pernikahan .................................... 20

  3. Pendampingan Pasca Pernikahan ............................................................... 20

  D. Struktur Pendampingan Keluarga Katolik ....................................................... 23

  E. Pelaksana Pendampingan Keluarga Katolik .................................................... 24

  BAB III PENDAMPINGAN KELUARGA KATOLIK DI PAROKI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN .................................... 26 A. Gambaran Umum Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran ........................ 26

  1. Sejarah Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran ................................... 26

  2. Letak Geografis Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran ..................... 31

  3. Situasi Umat Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran .......................... 32

  4. Pembagian Wilayah dan Lingkungan ....................................................... 32

  5. Pendampingan keluarga muda Katolik di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran .......................................................................................... 34

  B. Metodologi Penelitian ...................................................................................... 34

  1. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 34

  2. Jenis Penelitian ........................................................................................... 35

  3. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 35

  4. Metode Penelitian....................................................................................... 35

  5. Responden Penelitian ................................................................................. 36

  6. Instrumen Penelitian................................................................................... 36

  7. Variabel Penelitian ..................................................................................... 37

  C. Hasil Penelitian ................................................................................................ 38

  1. Kebahagiaan ............................................................................................... 38

  2. Keutuhan Perkawinan ................................................................................ 41

  3. Program Pendampingan ............................................................................. 43

  D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 47

  1. Kebahagiaan ............................................................................................... 47

  2. Keutuhan Perkawinan ................................................................................ 48

  3. Program Pendampingan ............................................................................. 49

  E. Rangkuman Penelitian ..................................................................................... 50

  BAB IV USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA KATOLIK PAROKI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN ..... 51 A. Latar Belakang Penyusunan Program .............................................................. 51 B. Katekese ........................................................................................................... 52 C. Usulan Program ................................................................................................ 55 D. Rumusan Tema dan Tujuan ............................................................................. 56 E. Penjabaran Program ......................................................................................... 58 F. Contoh Pelaksanaan Program Pendampingan Keluarga Muda demi Kebahagiaan dan Keutuhan Perkawinan .......................................................... 64 BAB V PENUTUP ................................................................................................. 75 A. Kesimpulan ...................................................................................................... 75 B. Saran ................................................................................................................. 78

  1. Bagi Para Pendamping Keluarga Pada Umumnya ..................................... 78

  2. Bagi Para Pendamping Keluarga di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran .......................................................................................... 79

  3. Bagi Romo Paroki ...................................................................................... 80

  4. Bagi Para Keluarga Muda Katolik ............................................................ 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Variabel yang diteliti ................................................................................ 37 Tabel 2: Kebahagiaan (N=40) ................................................................................ 38 Tabel 3: Keutuhan Perkawinan (N=40) ................................................................. 41 Tabel 4: Program Pendampingan (N=40) .............................................................. 43

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Deuterokanonika. Lembaga Alkitab Indonesia, 2010.

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 18 November 1965.

  FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Peranan Keluarga Kristen dalam Dunia Modern, 22 November 1981.

  GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

  KHK : Kitab Hukum Kanonik PPK : Pedoman Pastoral Keluarga

  C. Singkatan Lain

  Alb : Albertus CB : Carolus Boromeus Dr : Doktor FABC : Federation of Asian Bishops’ Conferences Ir : Insinyur KAS : Keuskupan Agung Semarang

  KU : Katekese Umat KUKSI : Konggres Umat Katolik Seluruh Indonesia ME : Marriage Encounter Mgr : Monseigneur Pr : Projo, Imam diosesan RS : Rumah Sakit SCP : Shared Christian Praxis SJ : Society of Jesus SMU : Sekolah Menengah Umum St : Santo/Santa UU : Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah komunitas atau unit paling kecil dari masyarakat. Dari

  ‘rahim’ keluarga kita dikandung dan dilahirkan. Begitu besar pengaruh keluarga pada perkembangan seseorang, karena keluargalah yang merupakan lingkungan pertama dan atmosfir utama yang membentuk seseorang.

  Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam Gereja mempunyai peranan yang sangat besar dalam perkembangan Gereja. Kedudukan dan fungsi keluarga dalam kehidupan manusia bersifat fundamental karena dari keluarga terbentuk masyarakat.

  Era globalisasi membuat peristiwa dengan segala perilakunya, entah yang baik maupun yang buruk, bisa tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan sangat cepat.

  Di satu sisi era ini mempermudah hidup manusia, namun di sisi lain juga bisa menghancurkan manusia dan peradabannya.

  Salah satu yang pantas dicermati adalah dampak globalisasi terhadap keluarga, terutama keluarga muda dengan usia perkawinan dibawah lima tahun yang keadaannya masih belum mantap. Di satu pihak, keluarga-keluarga memang diuntungkan, namun di lain pihak keluarga-keluarga juga dibahayakan oleh era tersebut.

  Menghadapi ini semua, keluarga-keluarga muda perlu lebih bersungguh- sungguh dan lebih tekun mewujudnyatakan nilai-nilai keluarga dan juga menjalin kerjasama dengan keluarga-keluarga lain, dan lebih menyerahkan keluarga kepada penyelenggaraan Allah.

  Pastoral keluarga muda merupakan sesuatu yang mendesak di jaman ini. Beberapa kasus yang akhir-akhir ini muncul di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran berujung pada anulasi dan beberapa keluarga muda Katolik yang berpisah tanpa tersentuh pendampingan. Upaya penyelesaian masalah keluarga tidak hanya menjadi tanggung jawab suami-isteri, melainkan juga menyangkut tanggung jawab pastoral Gereja, karena keluarga merupakan sel terkecil Gereja yang perlu dipelihara kelestariannya oleh Gereja juga.

B. Identifikasi Masalah

  Selain pengaruh globalisasi ada beberapa permasalahan dalam keluarga muda. Sejauh pengamatan penulis baik di lingkup paroki maupun wilayah, beberapa hal yang menjadi permasalahan di antaranya adalah ”tinggal dengan mertua”. Keluarga tinggal terpisah, keluarga dengan ekonomi sangat terbatas, keluarga dengan keberadaan orang ketiga, dan keluarga belum mendapatkan karunia anak. Tinggal dengan mertua membuat potensi konflik menantu-mertua meningkat, terutama jika terjadi perbedaan pendapat. Biasanya pihak mertua cenderung mendikte menantunya, sehingga menantu merasa tidak nyaman. Suami-istri tinggal terpisah dengan berbagai alasan seperti, keduanya bekerja tetapi tempat kerja masing-masing bejauhan, yaitu suami di Jakarta, istri di Bantul. Pada keluarga dengan ekonomi terbatas masalah terutama dialami oleh mereka yang belum memiliki pekerjaan tetap atau yang sedang mengembangkan usahanya. Keluarga dengan keberadaan orang ketiga, maksudnya bukan hanya adanya orang ketiga yang tinggal bersama dengan keluarga itu, namun juga orang lain yang berelasi dengan keluarga atau salah satu anggota keluarga tersebut, misalnya bekas pacar. Pada keluarga yang belum mendapat anak, masalah muncul biasanya dari luar, antara lain karena tetangga selalu menanyakan perihal anak, maklum anggapan sebagian besar orang, menikah harus punya anak, orang tua ingin menimang cucu dan lain-lain.

  Kenyataannya, pelaksanaan pastoral keluarga saat ini belum maksimal. Kalaupun ada pendampingan, biasanya tidak kontinu dan programnya tidak berkesinambungan. Pendampingan yang sudah berjalan baru sebatas pada Kursus Persiapan Perkawinan yang keikutsertaan pesertanya pun sering dengan keterpaksaan. Selain itu program pastoral yang ada dengan segala keterbatasannya juga baru menjangkau sedikit keluarga.

  Selain itu, tenaga terampil yang menangani pastoral pendampingan keluarga juga masih amat kurang. Buku-buku pegangan, pedoman, dan referensi untuk menangani pastoral pendampingan keluarga masih amat terbatas. Kalaupun ada, buku- buku tersebut umumnya jarang dibaca dan dimanfaatkan. Pendampingan keluarga muda yang berkelanjutan juga masih sangat kurang. Ada kesan, pendampingan keluarga dalam wadah Marriage Encounter (ME) cenderung membentuk kelompok eksklusif. Marriage Encounter (ME) merupakan gerakan pastoral yang dikemas dalam bentuk weekend. Gerakan pastoral ini bersifat regional yang mencakup teritori daerah tertentu (misal distrik Jakarta, distrik Bandung dan sebagainya) dan tidak masuk dalam struktur hierarki (keuskupan ataupun paroki tertentu). Peserta yang dilayani dalam pastoral keluarga dalam wadah ME-pun keluarga-keluarga dengan umur pernikahan lebih dari lima tahun. Padahal yang masih rentan dalam menghadapi masalah adalah keluarga yang usia perkawinannya masih muda (Relasi, mengenal lebih mendalam “Mariage Encounter.htm : 2013).

  Secara konkret kurangnya pastoral keluarga menyebabkan pemahaman keluarga muda akan perkawinan kurang mendalam. Hal ini bisa diketahui dari hasil perbincangan sederhana ketika keluarga muda ditanya soal tujuan, hakikat, maksud, dan inti dasar perkawinan, yang umumnya tidak mereka ketahui.

  Keluarga menurut ajaran Katolik adalah hasil kesepakatan seorang laki-laki dan seorang perempuan yang saling mencintai dan secara bebas membentuk persekutuan yang tak terceraikan, sampai salah satu meninggal (KHK kanon 1055- 1056). Mereka berdua memiliki kekhasan masing-masing yang membuat mereka berdua berbeda. Perbedaan ini disatukan dalam perkawinan, sehingga tidak ada satu perkawinanpun yang tanpa masalah. Permasalahan yang sering dihadapi keluarga muda adalah adanya pasangan yang egois, yang tidak mampu terbuka satu sama lain dan tak bisa saling menghargai. Masalah yang ada sering meruncing karena ketidakdewasaan pasangan suami-istri untuk memberikan respons dalam menghadapi masalah yang sedang dialami. Masalah khas tersebut akhirnya mengerucut pada persoalan yang terkait dengan relasi mereka berdua. Relasi suami-istri yang kurang harmonis biasanya berpengaruh kepada relasi terhadap anak, dan relasi terhadap masyarakat.

  Oleh karena itu, keluarga muda membutuhkan pendampingan yang lebih luas jangkauannya dan juga lebih berkualitas. Layanan pastoral yang sudah ada amat perlu untuk ditingkatkan. Berkaitan dengan ini, alternatif-alternatif layanan pastoral keluarga khususnya untuk keluarga muda perlu ditambah. Menanggapi hal ini penulis memberi judul karya tulis ini: “USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN

  

KELUARGA MUDA KATOLIK DI PAROKI HATI KUDUS TUHAN

YESUS GANJURAN DEMI KEBAHAGIAAN DAN KEUTUHAN

PERKAWINAN” C. Batasan Masalah

  Sebagai batasan masalah, sasaran dari program pendampingan adalah keluarga muda Katolik dengan umur pernikahan kurang dari lima tahun. Tempat pelaksanaan program di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Dengan tujuan demi kebahagiaan dan keutuhan perkawinan.

D. Rumusan Masalah

  Dari beberapa keprihatinan yang diuraikan dalam latar belakang dan identifikasi masalah, penulis merumuskan permasalahan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana pelaksanaan pendampingan keluarga Katolik muda di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran?

  2. Sejauh mana pendampingan keluarga Katolik muda di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran mencapai tujuan?

  3. Masalah apa saja yang dihadapi di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dalam pelaksanaan pendampingan keluarga Katolik muda?

  4. Pelayanan apa saja yang sudah disediakan di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran untuk keluarga Katolik muda?

  5. Bentuk layanan apa yang diinginkan para keluarga Katolik muda di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran? E.

   Tujuan Penulisan

  Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

  1. Mengetahui pelaksanaan pendampingan keluarga Katolik muda di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran

  2. Membantu mengetahui sejauh mana pendampingan keluarga Katolik muda di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran mencapai tujuan.

  3. Membantu mengetahui masalah yang dihadapi di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dalam pelaksanaan pendampingan keluarga Katolik muda.

  4. Membantu mengetahui pelayanan yang sudah disediakan di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran untuk keluarga Katolik muda

  5. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

F. Manfaat

  1. Bagi penulis, penulis semakin mendapat wawasan tentang pelaksanaan pendampingan keluarga muda yang dilaksanakan di paroki Hati Kudus Tuhan

  Yesus Ganjuran, dengan harapan mendapat bekal yang lebih baik dalam menjalani hidup berkeluarga.

  2. Membantu paroki dalam upaya mengetahui sejauh mana tujuan pendampingan tercapai.

  3. Bagi paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendampingan keluarga, mendapat tambahan usulan program dengan harapan bisa menjangkau umat yang lebih luas.

  4. Bagi pembaca diharap bisa membantu dalam upaya mendapatkan layanan dari paroki dan memahami pentingnya pendampingan dalam keluarga muda.

  5. Bagi pembaca yang mempunyai tanggung jawab dalam membangun dan melestarikan keluarga mendapatkan tambahan masukan sehingga semakin mampu melaksanakan tugasnya sebagai keluarga dengan lebih baik.

G. Metode Penulisan

  Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptis analitis yang dilengkapi dengan studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk memperoleh kerangka pemikiran untuk menanggapi permasalahan yang diangkat. Penulisan ini ditujukan untuk memperoleh gambaran pastoral keluarga di paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran khususnya pendampingan keluarga muda.

H. Sistematika Penulisan BAB I : Berisi pendahuluan.

  BAB II : Bicara tentang pendampingan keluarga Katolik seturut ajaran Gereja BAB III : Bicara tentang gambaran umum paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dan pelaksanaan pendampingan keluarga Katolik di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. BAB IV : Bicara tentang program pendampingan keluarga Katolik BAB V : Berisi kesimpulan dan saran-saran.

BAB II PENDAMPINGAN KELUARGA KATOLIK MENURUT AJARAN GEREJA KATOLIK A. Keluarga Katolik 1. Pengertian Keluarga Keluarga dibentuk melalui ikatan perkawinan. Perkawinan merupakan

  sebuah perjanjian antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk kebersamaan seluruh hidup. Kebersamaan dalam perkawinan dilandaskan atas dasar persetujuan bebas tanpa paksaan, saling pasrah diri jiwa- raga atas dasar cinta kasih yang tulus (Gilarso, 1996 : 9). Perkawinan mempunyai tujuan untuk kesejahteraan suami-istri, prokreasi dan pendidikan anak (KHK 1983 Kanon 1055).

  Sedangkan menurut Undang-Undang perkawinan tahun 1974, perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami- istri, dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UU perkawinan 1974 pasal 1).

  Menurut Heuken keluarga dalam arti sempit adalah ibu, bapak dan anak- anaknya; dalam arti luas seluruh sanak saudara/famili. Dasar pembentukan keluarga adalah perkawinan ayah dan ibu. Keluarga merupakan unsur terkecil pembentuk masyarakat (Heuken, 2005:122).

  Keluarga Katolik berlandaskan ikatan sakramental suami-istri. Sakramen perkawinan merupakan sumber rahmat kekuatan yang tetap untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tak terhindarkan dan untuk membangun keluarga bahagia. Kesulitan-kesulitan bisa timbul karena persatuan suami-isteri bersifat dinamis, bisa berkembang tetapi juga bisa mengalami kemunduran atau bahkan mengalami kehancuran (Gilarso, 1996 : 10). Oleh karena itu ikatan Sakramental suami-istri menjadi alat bagi Tuhan sumber hidup untuk mengalirkan hidup lewat keluarga.

  Konsili Vatikan II, dalam Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia moderen Gaudium et Spes (GS) dikatakan: “Pria dan wanita yang karena perjanjian nikah “bukan lagi dua tetapi satu daging” saling membantu dan melayani dalam persatuan pribadi dan karya yang mesra. Mereka mengalami makna kesatuannya dan seharusnya meraihnya makin hari makin dalam. harapannya kesatuan suami-istri setiap hari berkembang semakin baik, sehingga dengan bertambahnya usia pernikahan diharapkan kesatuan suami-istri juga semakin erat (GS artikel 48).

2. Keluarga Katolik

  Keluarga Katolik bukan hanya sekedar komunitas, melainkan juga merupakan persekutuan anggota berdasarkan semangat persaudaraan dan iman.

  Dalam keluarga Katolik yang pertama harus ada yaitu iman. Iman yang dimaksud bukannya pengetahuan iman, namun sungguh sikap yang terwujud dalam tindakan dan kata-kata dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga Katolik adalah persekutuan dasar iman dan tempat persemaian iman sejati (Gilarso, 1996: 13). Untuk selanjutnya bila dipakai istilah keluarga yang dimaksud adalah keluarga Katolik. a. Keluarga Katolik Bahagia Bahagia ditandakan dengan perasaan batin yang nyaman, damai, penuh dengan sukacita dan penuh cinta yang mendalam. Keadaan ini bisa dicapai ketika seseorang mampu menerima keadaan diri sendiri baik itu sesuatu yang dipandang sebagai kekurangan maupun kelebihan. Sikap jujur pada diri sendiri, berpikiran positif dan mensyukuri hidup akan mendukung terciptanya kebahagiaan (Carlson, 2002: 23, 103-105).

  Kebahagiaan merupakan kepuasan atas sesuatu yang baik dan yang dihayati bukan perasaan. Manusia bahagia, karena mengisi hatinya dengan kepuasan yang melampaui apa yang duniawi (Heuken, 2005: 71).

  Kebahagiaan adalah keadaan di mana keinginan/kebutuhan seseorang terpenuhi, terdapat relasi saling mencinta dan dicintai, diterima kelebihan dan kekurangannya, dilengkapi dalam kelemahannya, saling mendukung/ mengembangkan, mengalami saling diampuni dan mengampuni (Suhardiyanto, komunikasi pribadi, tanggal 2 April 2012).

  Gereja menyatakan bahwa relasi saling mencintai antara suami-istri turut dalam pengorbanan salib Kristus. Relasi saling mencintai dilaksanakan dalam pengorbanan cinta suami-istri demi kebahagiaan bersama. (Bala Pito Duan, 2003: 26-27). Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostolik Familiaris Consortio (FC) mengatakan bahwa pernikahan sakramental dimeteraikan dalam darah Kristus.

  Rasa saling mencintai antara suami-istri hendaknya sama seperti cinta Kristus kepada manusia. Tuhan mencurahkan Roh Kudus dan menganugerahkan hati baru dan menjadikan suami-istri mampu saling mencintai dalam kasih Kristus. (FC artikel 13) Menurut Linda Adams (Adams dan Lenz, 1995: 202, 230) dalam menjalin relasi demi mewujudkan kebahagiaan diperlukan sikap timbal balik dengan saling memperhatikan, saling mempedulikan dan saling menghormati. Hal ini bila dilakukan keluarga tentu keluarga juga akan mendapat manfaatnya demi terwujudnya keluarga bahagia. Sikap saling menerima berarti bersedia memandang segala kekurangan maupun kelebihan pasangan secara objektif dan positif. Sikap saling menerima ini diwujudkan dengan saling mendengarkan dengan sikap terbuka dan penuh pengertian.

  Rasa saling mendukung/mengembangkan diperlukan sebab seturut Kitab Hukum Kanonik (KHK) 1983 kanon 1135, sejak pernikahan baik suami maupun istri memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membangun kebersamaan hidup (Rubiyatmoko, 2011: 148). Rasa saling mendukung/mengembangkan menciptakan suasana nyaman dan menjadi wujud dari sikap timbal balik saling menerima satu sama lain.

  Sebagai wujud nyata sakramen memberi rahmat dan kewajiban bagi pasangan suami-istri (pasutri) melaksanakan tuntutan cintakasih untuk hidup dan saling mengampuni (FC artikel 13).

  b. Keluarga Katolik sebagai Gereja Mini Keluarga merupakan tanda yang menghadirkan cinta Kristus. Keluarga lewat anggota-anggotanya melaksanakan imamat umum karena pembaptisan

  (Bala Pito Duan, 2003: 42). Keluarga menjadi perwujudan khusus dari persatuan gerejawi (FC artikel 21). Salah satu tugas keluarga adalah tugas menggereja, dimana keluarga ambil bagian dalam perutusan Gereja untuk membangun Kerajaan Allah. Relasi keluarga dan Gereja membentuk keluarga sebagai Gereja mini (FC artikel 49).

  c. Keluarga Katolik sebagai Lahan Pembinaan Awal Warga Gereja Seturut dengan salah satu tujuan perkawinan yaitu pendidikan anak, pasutri memiliki kewajiban terhadap pendidikan anak-anak yang dipercayakan

  Tuhan kepada mereka. Pendidikan tidak hanya pendidikan susila, fisik, kemasyarakatan tapi juga pendidikan keagamaan (Rubiyatmoko, 2011: 148).

3. Buah yang Diharapkan dari Keluarga Katolik Bahagia

  Buah yang diharapkan dari keluarga Katolik bahagia tidak hanya kebahagiaan keluarga saja, namun juga keluarga diharapkan mampu menjalankan tugas perutusannya, yakni apa yang dapat dan harus dilakukannya. Tugas perutusan keluarga meliputi empat hal. Pertama, keluarga membangun persekutuan pribadi-pribadi; kedua, keluarga melayani kehidupan; ketiga, keluarga berperan serta dalam pengembangan masyarakat; keempat, keluarga mengambil bagian dalam hidup dan perutusan Gereja (FC artikel 17)

  Keluarga membangun persekutuan pribadi-pribadi. Dimulai dari persekutuan suami dan istri, orang tua dan anak-anak, dan persekutuan sanak- saudara. Dalam membangun persatuan ini keluarga mendasarkan pada cinta kasih suami-istri dan perluasannya, cinta kasih antar anggota keluarga, antar sanak saudara (FC artikel 18). Persatuan suami-istri disempurnakan melalui Sakramen Perkawinan. Roh Kudus yang dicurahkan dalam Sakramen Perkawinan memberikan karunia persatuan cinta kasih seperti cinta yang menghubungkan Yesus Kristus dan Gereja. Karunia ini menjadi daya dorong agar keluarga semakin maju dalam membangun persatuan sehingga menampakkan cinta kasih yang menghubungkan Yesus Kristus dan Gereja (FC artikel 19).

  Dalam Kitab Kejadian disebutkan, “Allah memberkati mereka, lalu berfirman kepada mereka, beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu” (Kej 1: 28). Allah memanggil manusia untuk mengambil bagian dalam karya-Nya dengan bekerja sama secara bebas dan bertanggung jawab meneruskan anugerah hidup manusiawi. Oleh karena itu keluarga memiliki tugas untuk melayani hidup, tugas meneruskan citra ilahi dari generasi ke generasi berikutnya. Tugas ini tidak semata-mata terbatas pada menurunkan anak namun lebih luas lagi dalam arti membuahkan kekayaan hidup moral dan spiritual (FC artikel 28).

  Keluarga menerima perutusan dari Allah untuk menjadi sel masyarakat. Perutusan ini karena Allah telah menjadikan persekutuan nikah sebagai dasar masyarakat manusia. Dalam Dekrit Kerasulan Awam Apostolicam Actuositatem (AA), perutusan ini dilaksanakan melalui berbagai usaha memajukan keadilan dan melayani orang lain yang menderita kekurangan (AA artikel 11). Dengan demikian keluarga tidak tertutup untuk diri sendiri, tetapi juga terbuka pada keluarga-keluarga lain dan perlu berperan serta dalam pengembangan masyarakat

  (FC artikel 42). Pengalaman hidup bersatu dan berbagi rasa dalam keluarga merupakan sumbangan bagi masyarakat demi pengembangan persekutuan yang matang antar pribadi yang tercermin dalam hidup keluarga sehari-hari. Persekutuan ini merangsang terbentuknya persekutuan yang lebih luas dalam lingkup masyarakat (FC artikel 43). Dalam masyarakat, peranan sosial keluarga diusahakan baik itu dengan usaha keluarga sendiri maupun bersama dengan keluarga-keluarga lain.

  Karena keluarga Katolik merupakan Gereja mini, keluarga dipanggil untuk ambil bagian secara aktif dan bertanggung jawab dalam tugas perutusan Gereja.

  Partisipasi keluarga dalam tugas perutusan sebagai nabi, imam dan raja dilaksanakan sesuai dengan kekhasan keluarga yaitu persekutuan suami-istri sebagai pasangan hidup, orang tua dan anak-anak sebagai keluarga. Tugas perutusan ini ditampilkan melalui persekutuan yang didasari iman dan mewartakan Injil, persekutuan yang berdialog dengan Allah dan persekutuan yang melayani manusia (FC artikel 50).

4. Keutuhan Keluarga Allah mengasihi umat-Nya dimaklumkan dalam cinta kasih suami-istri.

  Ikatan cinta kasih pasutri menjadi gambaran dan lambang persatuan antara Allah dengan umat-Nya. Oleh karena itu suami-istri harus memelihara kesetiaan seperti kasih Tuhan yang senantiasa setia (FC artikel 12). Persatuan antara Allah dengan umat-Nya mencapai kepenuhannya dalam Yesus Kristus. Yesus mewahyukan kebenaran sejati dari perkawinan, Ia memampukan manusia untuk mewujudkan kebenaran ini secara utuh menyeluruh, sehingga cinta pasutri mencapai kepenuhannya. Perjanjian nikah pasutri yang keduanya dibaptis merupakan simbol nyata dari perjanjian baru dan kekal antara Kristus dengan Gereja. Hal ini menjadikan persekutuan hidup dan cinta pasutri sebagai sakramen, berciri menyatukan jiwa-badan, tak terceraikan, setia dan terbuka bagi keturunan (FC artikel 13).

  Ciri hakiki perkawinan adalah kesatuan dan tak terceraikan (KHK 1983 kanon 1056). Kesatuan menunjuk unsur kesatuan pasutri secara lahir dan batin, selain itu kesatuan menunjuk unsur monogam yaitu pernikahan dilaksanakan hanya antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Sedangkan ciri tak terceraikan bahwa perkawinan mempunyai akibat tetap dan tidak dapat diceraikan atau diputuskan oleh kuasa manapun kecuali kematian (Rubiyatmoko, 2011: 21).

B. Program Pendampingan Keluarga 1. Pengertian

  Menurut Mangunhardjana, program adalah prosedur yang dijadikan landasan untuk menentukan isi dan urutan acara-acara yang akan dilaksanakan (Mangunhardjana, 1986: 16). Sedangkan pendampingan merupakan usaha dua arah untuk menyongsong masa depan dengan tujuan, materi, bentuk, metode dan teknik tertentu (Mangunhardjana, 1989: 22). Sifatnya yang dua arah membuat pendampingan menuntut keaktifan peserta. Peserta bukan obyek pendampingan semata namun juga menjadi subyek pendampingan. Dalam hal ini pendamping bertindak sebagai fasilitator sehingga tujuan pendampingan bisa tercapai.

2. Pendampingan Keluarga

  Zaman modern tidak hanya membawa pengaruh positif tetapi juga membawa pengaruh negatif pada kehidupan keluarga. Untuk menghadapi pengaruh negatif ini Gereja perlu mendampingi keluarga-keluarga (Hardiwiratno, 1994 :185).

  Seturut KHK 1983 kanon 1063, pendampingan keluarga menjadi tanggung jawab para gembala umat dan komunitas umat beriman. Pendampingan diberikan agar keluarga dapat menghidupi lebih dalam dan matang misteri perkawinan mereka. Pendampingan dapat diberikan melalui katekese menyeluruh mengenai perkawinan, persiapan dan katekese khusus untuk mereka yang akan menikah, perayaan liturgi perkawinan dan pendampingan setelah pernikahan. Katekese menyeluruh dimaksudkan untuk memberi pemahaman yang menyeluruh mengenai perkawinan dan kehidupan keluarga. Katekese ini tidak hanya diberikan kepada pasutri tetapi juga orang muda, remaja dan untuk persiapan lebih dini pada anak-anak. Persiapan dan katekese khusus diberikan demi kesiapan dan kematangan kepribadian dan pemahaman akan sakramen perkawinan beserta konsekuensinya. Perayaan liturgi bukan hanya merupakan sarana pengudusan tetapi juga menyatakan bahwa keluarga yang dibangun mengambil bagian dalam panggilan umum Gereja. Pendampingan setelah pernikahan khususnya bagi pasangan muda perlu agar mereka mampu menghadapi tantangan dan kesulitan yang ada (Rubiyatmoko, 2011: 38-39).

C. Tahap-tahap Pendampingan Keluarga Katolik

  Keluarga dipanggil untuk berkembang dan bertumbuh selangkah demi selangkah dalam mewujudkan nilai-nilai dan tugas-tugas perkawinan. Oleh karena itu kegiatan pastoral Gereja dalam menyertai keluarga juga langkah demi langkah, dalam berbagai tahap pembinaan dan pengembangannya (FC artikel 65).

  

Pedoman Pastoral Keluarga menyebutkan pendampingan keluarga dimulai sejak

  masa pra-pernikahan, menjelang peneguhan perkawinan dan dilanjutkan dengan pendampingan pasca pernikahan (PPK artikel 74).

1. Pendampingan Pra-pernikahan

  Zaman ini menuntut persiapan perkawinan yang lebih baik. Gereja perlu meningkatkan program-program persiapan yang lebih baik. Persiapan dilakukan sebagai proses yang berjalan bertahap dan berkelanjutan. Persiapan meliputi tiga tahap utama yaitu persiapan bagi anak-anak, persiapan bagi remaja dan kaum muda, dan persiapan calon pegantin (FC artikel 66).

  a. Pendampingan Anak-anak

  Pendampingan yang dibicarakan di sini terlebih pendampingan penanaman nilai-nilai kristiani, kemanusiaan dan seksualitas. Penanaman nilai-nilai ini tidak hanya bermaksud memberi pengetahuan namun juga bermaksud membentuk kepribadian dan perilaku (PPK artikel 74).

  b. Pendampingan Remaja dan Kaum Muda

  Pendampingan remaja dan kaum muda bermaksud menuntun remaja untuk menemukan diri mereka sendiri dengan segala kekhasan masing-masing, baik itu berupa kelemahan maupun kekuatan yang telah dikaruniakan Tuhan kepada mereka. Dalam masa ini ditunjukkan bahwa perkawinan juga merupakan panggilan dan perutusan. Perlu ditunjukkan juga bahwa perkawinan merupakan hubungan antarpribadi seorang wanita dan seorang pria yang secara terus menerus dikembangkan demi tercapainya tujuan perkawinan (FC artikel 66). Selain itu pendampingan ditujukan untuk mengarahkan mereka pada kemandirian hidup dan kepribadian yang matang. Oleh karena itu mereka juga diarahkan untuk mengupayakan kesejahteraan demi masa depan mereka dengan berbagai cara tanpa harus meninggalkan prinsip-prinsip moral kristiani.

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor pendukung dalam upaya mewujudkan perkawinan yang unitas dan Indissolubilitas bagi pasangan suami istri Katolik yang usia perkawinan 15-30 tahun di wilayah Patangpuluhan Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran-Yogyakarta.

0 0 222

Peranan pembinaan lektor untuk meningkatkan motivasi pelayanan sebagai lektor di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 2

Perwujudan janji perkawinan pada pasangan suami-istri dengan usia perkawinan 5-15 tahun demi menjaga keutuhan perkawinan di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 174

Dampak objek wisata rohani Katolik Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran terhadap perekonomian di bidang usaha mikro kecil dan menengah di Ganjuran, Sumber Mulyo Bambanglipuro, Bantul.

0 2 151

Usulan program pendampingan keluarga muda Katolik di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran demi kebahagiaan dan keutuhan perkawinan.

2 17 117

Penghayatan spiritulaitas perkawinan Katolik oleh keluarga-keluarga Katolik di lingkungan St. Yohanes Paulus Paroki St. antonius Kotabaru Yogyakarta dalam mewujudkan keluarga Katolik yang beriman - USD Repository

0 1 102

Usulan pengembangan pendampingan calon penerima krisma remaja di Paroki Santo Petrus dan Pulus Minomartani Yogyakarta - USD Repository

0 1 235

Pengaruh iringan gamelan Jawa terhadap penghayatan iman umat dalam perayaan ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta - USD Repository

0 2 156

Upaya untuk meningkatkan keharmonisan keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan Santa Theresia Paroki Hati Kudus Yesus Palasari Jembrana Bali melalui Katekese - USD Repository

0 0 185

PENERIMAAN KAS Studi Kasus Pada Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran SKRIPSI

0 0 173