Analisis penggunaan antiemetika pada pasien kemoterapi anak dan lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 - USD Repository
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi Oleh :
Yohana Arlindayanti NIM : 088114095
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi Oleh :
Yohana Arlindayanti NIM : 088114095
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
ANALYSIS OF ANTIEMETIC USAGE IN CHILDREN AND ELDERLY
CHEMOTHERAPY PATIENTS IN RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
IN 2010
SKRIPSI
Presented as Particial Fulfiment of the Requirement to Obtain Sarjana Farmasi (S.Farm) In Faculty of Pharmacy
By: Yohana Arlindayanti
NIM : 088114095
FACULTY OF PHARMACY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2012
Persetujuan Pembimbing ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010
Skripsi yang diajukan oleh: Yohana Arlindayanti
NIM : 088114095 telah disetujui oleh: Pembimbing Utama Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. tanggal 25 Januari 2012
Pengesahan Skripsi Berjudul
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN
KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA TAHUN 2010
Oleh : Yohana Arlindayanti
NIM : 088114095 Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal: 24 Januari 2012 Mengetahui
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Dekan Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.
Panitia Penguji: Tanda Tangan 1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. …………………..
2. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. …………………..
3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. …………………..
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan
kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu (Ibrani 10:36) Skripsi ini kupersembahkan kepada: Yesus dan Bunda Maria Kedua orangtuaku Sahabat terbaikku Keluargaku Teman-temanku tercinta Almameterku
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yohana Arlindayanti Nomor Mahasiswa : 088114095
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN
KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA TAHUN 2010”beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 25 Januari 2012 Yang menyatakan (Yohana Arlindayanti)
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus dan BundaMaria yang telah melimpahkan berkat dan kasih karunia sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Antiemetika pada
Pasien Kemoterapi Anak dan Lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun
2010”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi
penulis untuk melakukan penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
2. Staff pegawai di Instalasi Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang
bersedia membantu penulis dalam pengambilan rekam medik selama peneliti melakukan pengambilan data.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang selalu memberi semangat dan tanpa lelah membimbing penulis dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini.
5. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. dan Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji, memberikan saran, masukan, dan semangat dalam proses penyempurnaan skripsi ini.
6. Kedua orangtuaku tercinta Yohanes Sudaryana dan Yuliana Setiyanti, S.Ag.
yang selalu memberikan doa, kasih sayang, perhatian, semangat, bantuan finansial sehingga skripsi ini dapat selesai.
7. Uti (Alm.) dan Akung serta keluarga besar yang selalu memberikan doa dan,
perhatian, kasih sayang, dan dukungan.
8. Sahabat terbaikku yang memberi perhatian, doa, kasih sayang, kesabaran, dan
dukungan yang besar.
9. Teman-temanku dalam skipsi payung: Sari, Ratih, Jefta, Ika, Yuli, Memey,
dan Ayu atas kerjasama dan semangat yang kita rasakan selama ini.
10. Staff Sekretariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, terimakasih
atas bantuannya dalam memperlancar administrasi hingga tersusunnya skripsi ini.
11. Mbak Ju dan Pika atas dukungan dan semangat yang diberikan sehingga
penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman FKK-A 2008 dan semua teman-teman angkatan 2008 atas
semangat dan kebersamaan kita selama ini.
13. Teman-teman Kost Sekar Ayu, Ratih, Ika, dan Vita atas dukungan dan
pengalaman kita bersama.
14. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak
kesalahan maupun kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi penulisan skripsi yang lebih baik. Akhir kata penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.Yogyakarta, 25 Januari 2012 Penulis
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.Yogyakarta, 16 Januari 2012 Penulis Yohana Arlindayanti
INTISARI
Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat-obat sitostatika yang dapat merusak DNA atau bertindak sebagai inhibitor umum pada pembelahan sel. Salah satu efek samping dari kemoterapi yaitu mual-muntah sehingga dibutuhkan obat antiemetika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi
penggunaan antiemetika pada pasien kemoterapi anak dan lansia di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta tahun 2010.
Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Bahan penelitian yang digunakan yaitu data rekam medik pasien yang tercatat mengalami mual muntah yang mempunyai data serum kreatinin, umur, berat badan, jenis kelamin, dosis, dan frekuensi obat yang diperoleh. Data dievaluasi menggunakan guideline National Comprehensive Cancer Network (NCCN).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien anak yang mengalami mual 30 kasus, muntah 71 kasus, dan mual-muntah 52 kasus. Pada pasien lansia yang mengalami mual 1 kasus, muntah 1 kasus, dan mual-muntah 9 kasus. Pada pasien anak terdapat 14 kasus mual, 20 kasus muntah, dan 33 kasus mual-muntah yang membutuhkan tambahan terapi obat, 4 kasus mual, 14 kasus muntah, dan 7 kasus mual-muntah yang menerima obat tidak tepat, serta 1 kasus dengan dosis terlalu rendah, sedangkan pada pasien lansia terdapat 1 kasus mual, 1 kasus muntah, dan 3 kasus mual-muntah yang membutuhkan tambahan terapi obat.
Kata kunci : kemoterapi, kanker, antiemetika, mual-muntah
ABSTRACT
Chemotherapy is done by using sitostatica drugs that can damage DNA oract as a general inhibitor on cell division. One side effect of chemotherapy is
nausea and vomiting that required medication antiemetic. The purpose of this
study is to investigate and evaluate of antiemetic usage in children and elderly
chemotherapy patients in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta in 2010.This research includes non-experimental research design with
retrospective descriptive evaluative. Materials research with using the data
recorded medical records of patients who experienced nausea and vomiting that
have data of serum creatinine, age, weight, sex, dose, and frequency of
medication obtained. Data were evaluated using the guidelines, the National
Comprehensive Cancer Network (NCCN).The results showed that children patients who experienced nausea 30
cases, 71 cases of vomiting, and nausea-vomiting 52 cases. In elderly patients
who experience nausea 1 case, 1 case of vomiting, and nausea-vomiting 9 cases.
In children patients there were 14 cases of nausea, 20 cases of vomiting, and
nausea-vomiting 33 cases that require additional drug therapy, 4 cases of nausea,
vomiting 14 cases, and 7 cases of nausea and vomiting who received
inappropriate medication, and 1 cases with a dose too low, whereas in elderly
patients there is a cases of nausea, one case of vomiting, and nausea-vomiting 3
cases that require additional drug therapy.Key words: chemotherapy, cancer, antiemetic, nausea-vomiting
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………........ ii
PAGE TITLE ………………………………………………………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………….. iv
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………... v
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………....... vii
PRAKATA ………………………………………………………………........ viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………... xi
INTISARI ……………………………………………………………………. xii
ABSTRACT ………………………………………………………………….. xiii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xiv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xix
BAB I. PENGANTAR ………………………………………………………...1 A. Latar Belakang …………………………………………………………...
1
1. Perumusan masalah …………………………………………………..
3
2. Keaslian penelitian …………………………………………………..
4
3. Manfaat penelitian …………………………………………………..
6 B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………..
6
1. Tujuan umum ………………………………………………………..
6
2. Tujuan khusus ……………………………………………………….
6 BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA ………………………………………..
7 A. Kanker dan Kemoterapi …………………………………………………
7 B. Mual-Muntah …………………………………………………………….
13
1. Definisi …………………………………………………………........
13 2. Mekanisme mual-muntah ………………………………………......
14
3. Tipe mual-muntah …………………………………………………..
15
4. Penanganan mual-muntah …………………………………………..
16 C. Antiemetika ……………………………………………………………...
17 D. Kerasionalan Penggunaan Obat ………………………………………...
26 E. Keterangan Empiris ……………………………………………………..
27 BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………….
28 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………………..
28 B. Variabel dan Definisi Operasional …………………………………… .
28 C. Bahan Penelitian ………………………………………………………..
29 D. Tata Cara Penelitian ……………………………………………………..
30 E. Kesulitan Penelitian ……………………………………………………..
30 F. Kelemahan Penelitian ……………………………………………………
31 G. Analisis Hasil ……………………………………………………………
31 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………........
31 A. Profil Kasus Peresepan Antiemetika …………………………………. ..
31 B. Kesesuaian Penggunaan Antiemetika pada Pasien Kemoterapi …….. ..
37 BAB V. PENUTUP …………………………………………………………..
86
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...
86 B. Saran ………………………………………………………………..……
87 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...
88 LAMPIRAN …………………………………………………………………..
92 BIOGRAFI PENULIS ……………………………………………………….. 130
DAFTAR TABEL
Tabel I. Tingkat emetogenik obat-obat kemoterapi antikanker ………..... 12
Tabel II. Penggunaan antiemetika berdasarkan risiko mual-muntah …….18 Tabel III. Penggunaan obat sitostatika pada pasien anak berdasarkan efek emetogenik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 …...... 33
Tabel IV. Risiko mual-muntah vs kasus mual-muntah pada pasien kemoterapi
anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ....................34 Tabel V. Penggunaan obat sitostatika pada pasien lansia berdasarkan efek emetogenik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ……... 35
Tabel VI. Risiko mual-muntah vs kasus mual-muntah pada pasien kemoterapi
lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 …………… 35Tabel VII. Kejadian mual-muntah pada pasien kemoterapi anak di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ………………………………..
36 Tabel VIII. Kejadian mual-muntah pada pasien kemoterapi lansia di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ………………………………... 37
Tabel IX. Jenis antiemetik untuk kasus mual-muntah yang digunakan pada
kelompok anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 …. 39Tabel X. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual pada pasien
kemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010…. 40Tabel XI. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus muntah pada pasien
kemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010… 47
Tabel XII. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual-muntah pada
pasien kemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010……………………………………………………………...60 Tabel XIII. Jenis antiemetik untuk kasus mual-muntah yang digunakan pada kelompok lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 … 80
Tabel XIV. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual pada pasien
kemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 .. 80Tabel XV. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus muntah pada pasien
kemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 .. 81Tabel XVI. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual-muntah pada
pasien kemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun2010 …………………………………………………………….. 82
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data pasien kemoterapi anak pada kasus mual-muntah di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ……………………......93 Lampiran 2. Data pasien kemoterapi lansia pada kasus mual-muntah di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ………………………. 123
Lampiran 3. Antiemetika umum dan regimen dosis dewasa …………….. 126
Lampiran 4 Surat pengantar penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 127
Lampiran 5 Surat ijin penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta …….. 128
Lampiran 6 Nota penelitian ……………………………………………… 129
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang terjadi karena adanya sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain dan setelah berkembang di bagian tubuh lainnya dapat menyebabkan kematian pada manusia (YKI, 2000). Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung (Anonim, 2012a). Salah satu cara yang dilakukan untuk menghambat dan membunuh pertumbuhan sel kanker adalah dengan terapi sistematik, yaitu kemoterapi yang menggunakan obat-obat anti kanker yang disebut sitostatika (Sukardja, 2000).
Kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah pembedahan dan kadang bisa disertai dengan radiasi (Rahayu, 2009) yang seringkali digunakan dalam bentuk kombinasi agar pengobatan lebih efektif, namun hal ini dapat menyebabkan efek samping kumulatif (Davey, 2006). Efek samping spesifik yang muncul pada pengobatan sitostatika di saluran pencernaan yaitu berupa mual dan muntah. Efek samping ini dapat terjadi pada saat praterapi, saat menjalani terapi, maupun pascaterapi. Obat-obatan sitostatika sudah terbukti dapat mengiduksi terjadinya mual dan muntah. Berdasarkan survei di Amerika Serikat terdapat 70 sampai 80 % dari semua pasien yang mendapatkan kemoterapi mengalami efek samping mual dan muntah. Mual muntah ini dapat menyebabkan angka morbiditas yang signifikan (Navari, 2007).
Mual dan muntah dapat terjadi karena kerusakan membran mukosa yang menyebabkan nyeri pada mulut, diare, dan stimulasi zone pemicu kemotaksis (Davey, 2006). Muntah yang terjadi kadang tidak didahului adanya rangsangan mual. Respon muntah ini dimulai dengan adanya impuls yang berasal dari otak (Guyton and Hall, 1997). Apabila muntah ini tidak diobati lebih lanjut pada penderita kanker maka dapat menyebabkan keadaan penderita menjadi lemah, nafsu makan dan minum berkurang, status gizi yang kurang baik, dehidrasi, gangguan elektrolit, dan pneumonia aspirasi (Alsagoff-Hood, 1995).
Kejadian mual dan muntah sangat bervariasi pada kasus kemoterapi. Oleh karena itu farmasis mempunyai peranan yang penting dalam penatalaksanaan mual dan muntah. Peran farmasis diperlukan untuk mewujudkan terapi yang rasional (appopiate, effective , safe , dan convenient ) serta meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien (Rahmah, 2009).
Pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah pasien anak dan lansia. Pasien anak adalah pasien yang berusia antara 1-11 tahun. Beberapa faktor harus dipertimbangkan dalam mengoptimalkan terapi obat pada anak. Untuk memastikan kepatuhan farmakoterapi pada pasien anak menimbulkan tantangan khusus (Dipiro et al., 2008).
Pasien lansia adalah pasien berusia lanjut, untuk Indonesia saat ini adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas dengan beberapa masalah kesehatan. Ciri- ciri pasien lansia adalah memiliki beberapa penyakit kronis, gejala penyakit tidak khas, fungsi organ menurun, tingkat kemandirian berkurang, sering disertai masalah nutrisi (Anonim, 2012b). Informasi tentang bioavailabilitas, farmakokinetik, farmakodinamik, khasiat, dan efek samping antara pasien anak dan dewasa sangat berbeda karena perbedaan usia, fungsi organ tubuh, dan keadaan penyakit (Dipiro et al., 2008).
Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang berada di Jalan Kesehatan 01 Sekip Yogyakarta 587333 karena merupakan rumah sakit rujukan tipe A dan merupakan rumah sakit pendidikan dan mempunyai pelayanan spesialis kanker terpadu (Sutoto, 2003). Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang mengkaji tentang analisis laju filtrasi glomerulus pada pengobatan kemoterapi dan penatalaksanaan kasus kelainan hematologi serta penggunaan antiemetika pasien kanker anak dan lansia RSUP Dr. Sarjito tahun 2010. Mual dan muntah merupakan efek samping dari kemoterapi pada pasien kanker. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang analisis penggunaan antiemetika agar pasien mendapatkan pengobatan yang optimal.
1. Perumusan masalah
Dari uraian di atas, maka permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana profil kasus peresepan antiemetika pada pasien kemoterapi anak dan lansia di RSUP Dr. Sardjito tahun 2010? 2) Bagaimana kesesuaian penggunaan antiemetika pada pasien kemoterapi anak dan lansia dengan literatur National Comprehensive Cancer
Network (NCCN) Clinical Practice Guideline in Oncology Antiemesis 2009 ?
2. Keaslian penelitian
Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian mengenai “ Analisis
Penggunaan Antiemetika pada Pasien Kemoterapi Anak dan Lansia di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta tahun 2010” belum pernah dilakukan. Penelitian ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya dalam hal subjek penelitian dan waktu penelitian.Penelitian yang terkait dengan kemoterapi kanker yang telah dilakukan adalah : 1) Kajian penggunaan antiemetika pada pasien kanker dengan terapi
sitostatika di rumah sakit di Yogyakarta tahun 2003 . Merupakan
penelitian deskriptif analitik yang bersifat restropektif. Data diperoleh dari medical record dan dikelompokkan berdasarkan pengobatan sitostatika dengan efek emetogenik berat, sedang, maupun ringan, kondisi pasien kanker, dan penggunaan antiemetik sebelum dan setelah mendapat pengobatan sitostatika. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa antiemetik yang diberikan pada pasien dengan emetogenik berat, sedang, dan ringan belum sesuai dengan literatur (Clinical Pharmacy : A
pratical Approach, The Society of Hospital of Australia, Pharmacists of Australia ). Jenis antiemetik yang diberikan sebelum pengobatan
sitostatika belum sesuai dengan literatur yaitu ondansetron dan metoklopramid, sedangkan antiemetik yang diberikan setelah pengobatan yang sesuai dengan literatur yaitu metoklopramid (Perwitasari, 2006). 2) Evaluasi penatalaksanaan kasus mual-muntah pada kemoterapi kanker
paru-paru di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008 . Merupakan
penelitian deskriptif yang bersifat restropektif dengan menggunakan data rekam medik pasien kanker paru-paru di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Analisis data secara kualitatif dalam bentuk tabel yang disajikan secara deskriptif dan dievaluasi berdasarkan Drug Related Problems (DRPs).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus kanker paru-paru di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008 terbanyak pada interval tahun 50 - <60 tahun (33%), pada stadium III yaitu sebanyak 26%, dengan jumlah penyakit penyerta terbanyak adalah hipertensi sebanyak 4 kasus. Ada 27 pasien mengalami mual-muntah pada kemoterapi kanker paru-paru. Dari 27 kasus mual-muntah tersebut terdapat 48 episode DRPs yaitu butuh tambahan terapi obat sebanyak 27 kasus, obat tidak tepat 20 kasus, dan dosis terlalu tinggi 1 kasus. Presentasi dampak terapi mual-muntah yaitu 41% masih mual dan 59% membaik (Kusumastuti, 2010). 3) Evaluasi penatalaksanaan mual muntah pada pasien kanker ovarium pascakemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 .
Merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Tujuan umumnya untuk mengevaluasi penatalaksanaan mual muntah pada pasien kanker ovarium pascakemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kasus sebanyak 44 dengan kasus yang paling banyak ditemui yaitu pada kelompok umur 47-52 tahun yaitu sebesar 10 kasus, pada stadium IV dengan jumlah 11 kasus, dan penyakit penyerta berupa hipertensi dengan jumlah kasus sebanyak 8 kasus.
Golongan obat antiemetik yang paling banyak digunakan adalah metoklopramid sebanyak 34 kasus. Dalam evaluasi Drug Related
Problem (DRPs) terdapat 32 kasus yang mengalami DRPs, dengan
rincian 30 kasus butuh tambahan terapi, 1 buah kasus dosis terlalu rendah, dan 1 buah kasus obat tidak tepat (Puspitasari, 2011).
3. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi farmasis dan tenaga kesehatan yang lain untuk memberikan pengobatan antiemetika dengan tepat serta sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan pada kemoterapi kanker.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mengevaluasi penggunaan antiemetika pada pasien kanker sebelum dan sesudah melakukan kemoterapi dengan sitostatika di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta tahun 2010 .
2. Tujuan khusus
1) Mengetahui profil kasus peresepan antiemetika pada pasien kemoterapi anak dan lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010.
2) Mengetahui kesesuaian penggunaan antiemetika pada pasien kemoterapi anak dan lansia dengan literatur National Comprehensive Cancer
Network (NCCN) Clinical Practice Guideline in Oncology Antiemesis 2009 .
BAB II PENELAHAAN PUSTAKA A. Kanker dan Kemoterapi Kanker merupakan penyakit dengan multiplikasi yang tidak terkontrol
dan menyebar pada sel-sel tubuh dalam bentuk sel yang abnormal. Karakteristik dari sel kanker yang membedakannya dengan sel normal ada empat, yaitu: proliferasi yang tidak terkontrol, dedifferensiasi dan kehilangan fungsinya, invasif, dan metastatis (Rang, Dale, Ritter, Moore, 2003). Ciri penyakit kanker yaitu adanya gangguan atau kegagalan sel dalam mekanisme pengaturan multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler (Nafrialdi, 1995).
Kanker dapat terjadi pada berbagai jaringan di setiap organ yang terdapat di dalam tubuh. Sel kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan yang ganas dan menyusup ke jaringan di sekitarnya (Junaidi, 2007). Pertumbuhan sel yang tidak normal dan terus menerus serta tidak terkendali ini dapat menjalar jauh dari asalnya yang disebut metastasis.
Sel kanker bersifat ganas dan dapat menyebabkan kematian pada manusia. Pertumbuhan ini dapat berasal dari setiap jenis sel di tubuh manusia (DepKes RI, 2009).
Sifat umum dari kanker yaitu pertumbuhannya berlebihan yang umumnya berbentuk tumor, adanya gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan, bersifat invasif dan metastatik, mempunyai heriditas bawaan (riwayat keluarga), adanya pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makro molekul dari nukleosida dan asam amino, serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi bagi pertumbuhan sel tersebut (Nafrialdi, 1995).
Masyarakat sering mengenal kanker sebagai tumor, padahal tidak semua tumor merupakan kanker. Tumor merupakan benjolan yang tidak normal dan dibagi menjadi dua golongan yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Pertumbuhan sel tumor jinak bersifat lambat sehingga tidak cepat membesar, sedangkan pertumbuhan sel tumor ganas cepat sehingga cepat membesar dan dapat tumbuh di sekitar jaringan sehat. Oleh karena itu kanker merupakan istilah umum untuk tumor ganas (YKI, 2000).
Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dari pembedahan, penyinaran, imunoterapi, terapi dengan hormon, atau dengan menggunakan obat-obat sitostatika yaitu kemoterapi (Rahayu, 2009). Kemoterapi didefinisikan sebagai obat-obat kimiawi yang digunakan untuk memberantas penyakit infeksi akibat mikroorganisme seperti bakteri, fungi, virus, dan protozoa (plasmodium, amoeba, trichomonas, dll), dan juga terhadap infeksi cacing (Rahardja dan Tjay, 2010). Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat sitostatika yang dapat merusak DNA atau bertindak sebagai inhibitor umum pada pembelahan sel dan dapat dilakukan secara tunggal maupun kombinasi (Prayogo, 2003).
Prinsip dasar kemoterapi yaitu bekerja dengan cara merusak DNA dari sel-sel yang membelah dengan cepat untuk memicu apoptosis karena dideteksi oleh jalur p53/Rb, merusak apparatus spindle sel, mencegah terjadinya pembelahan sel, dan menghambat sintesis DNA (Nafrialdi, 1995). Tujuan kemoterapi adalah membasmi seluruh sel kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau oleh pisau bedah, paling tidak untuk mengontrol sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas (Rahayu, 2010).
Proses kemoterapi tersebut dilakukan dengan menggunakan obat antikanker. Obat ini indeks terapinya sempit serta bekerja dengan menekan pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas. Toksisitas terjadi karena terhambatnya pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut, dan jaringan limfosit (Nafrialdi, 1995). Senyawa kemoterapi merupakan senyawa yang manjur, namun juga berpotensi memberikan efek yang merugikan. Efek samping yang timbul yaitu kerusakan pada pembelahan sel (Berkery, Cleri, Skarin 2007).
Pemberian obat kemoterapi tidak sama dengan pemberian obat lain. Obat-obat kemoterapi toksik untuk semua sel sehingga selain untuk membunuh sel kanker juga dapat mengganggu sel normal. Mekanisme kerja obat kemoterapi pada umumnya berdasarkan gangguan pada salah satu proses sel yang normal. Karena tidak ada perbedaan kualitatif antara sel kanker dengan sel normal maka semua antikanker bersifat mengganggu sel normal (sitotoksik). Kemoterapi dikatakan berhasil dengan baik jika dosis yang digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak mengganggu sel normal yang berpoliferasi (Nafrialdi, 1995).
Hasil penelitian di rumah sakit Dharmais, kombinasi dari tiga atau lebih obat sitostatika sering digunakan, lazimnya obat dengan mekanisme dan titik kerja pada siklus pertumbuhan sel tumor yang berlainan sehingga daya kerjanya saling dipotensiasi dan terjadinya resistensi dihindari atau diperlambat (Rahmah, 2009).
Klasifikasi dan mekanisme kerja obat anti kanker yaitu:
1. Alkilator Zat-zat ini berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah akibat gugus alkilnya yang reaktif dan dapat menyebabkan cross-lingking antara rantai- rantai DNA di dalam inti sel sehingga dapat merintangi penggandaan DNA dan pembelahan sel. Contoh obat golongan ini adalah klorambusil, siklofoafamid, cisplatin, dan karboplatin.
2. Antimetabolit Zat-zat ini bekerja dengan mengganggu sintesis DNA dengan jalan antagonis saingan. Obat menduduki tempat metabolit tersebut dalam sistem enzim tanpa mengambil alih fungsinya sehingga sintesis DNA atau RNA gagal dan perbanyakan sel terhenti. Contoh obat golongan ini adalah: a. Antagonis pirimidin : 5-Fluorourasil, floksubirin, sitarabin
b. Antagonis purin : merkatopurin, tioguanin, pentostatin, azatioprin
c. Antagonis folat : metotreksat
3. Antimikotika Zat ini menghindari pembelahan sel pada tingkat metafase sehingga menghalangi pembelahan inti. Contoh obat golongan ini adalah: a. Alkaloid Vinka : vinkristin dan vinblastin b. Taksan : paclitaksel dan doksataksel
c. Epipodofilotoksin : etoposid dan teniposid
d. Kamptotesin : irinotekan dan topotekan
4. Antibiotika Zat-zat ini bekerja dengan mengikat DNA secara komplek sehingga dapat menghentikan sintesisnya. Contoh obat golongan ini adalah: a. Antrasiklin (daunorubisin, doksorubisin, mitramisin) berinteraksi dengan
DNA sehingga fungsi DNA sebagai pertukaran sister chromatid terganggu dan untai DNA putus.
b. Aktinomisin, bekerja dengan menghambat polimerase RNA yang dependen terhadap DNA karena terbentuknya kompleks antara obat dengan DNA.
c. Bleomisin, bersifat sitotoksik yang didasarkan pada kemampuannya memecah DNA in vitro.
5. Imunomodulator Zat ini mempengaruhi secara positif reaksi biologis dari tubuh terhadap tumor. Fungsi sistem imun dapat distimulasi (imunostimulator) maupun disupresi
(imunosupresor) dengan baik olehnya. Contoh obat golongan ini adalah:
a. Imunostimulator : levamisol
b. Imunosupresif : metotreksat, merkaptopurin, dan azatioprin
6. Hormon dan antihormon Contoh dari zat ini yaitu kortikosteroid yang berkhasiat untuk melarutkan limfosit dan menekan mitosis di lekosit sehingga berguna dalam pengobatan leukemia, zat-zat esterogen yang digunakan pada kanker prostat. Antihormon kelamin merupakan zat-zat yang menghambat hormon di jaringan tujuan sehingga melawan kerja hormon (Rahardja dan Tjay, 2010).
Efek mual muntah yang dialami pasien berbeda-beda sesuai dengan tingkatan emetogenisitasnya. Klasifikasi agen kemoterapi berdasarkan emetogenisitasnya ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel I. Tingkat emetogenik obat-obat kemoterapi antikanker
2 Level Emetogenik Agen Dosis (mg/m ) Tinggi carmustine (frekuensi > 90%) cisplatin cyclophospamide > 1500 dacarbazine dactinomycin mechlorethamine streptozotocin Sedang carboplatin(frekuensi 30% - 90%) cytarabin > 1000 cyclophospamide < 1500 daunorubicin doxorubicin epirubicin idarubicin ifosfamide irinotecan oxaliplatin Rendah bortezomib
(frekuensi 10% - 30%) cetuximab cytarabin ≤ 1000 docetaxel etoposide fluorouracil cemcitabine methotrexate mitomycin mitoxantrone paclitaxel pemetrexed topotecan trastuzumab
Minimal bevacizumab (frekuensi < 10%) bleomycin busulfan 2-chlorodeoxyadenosine fludarabine rituzimab vinblastine vincristine vinorebine (Dipiro et al., 2008).
Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Oleh karena itu efek samping kemoterapi paling sering muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel- selnya membelah dengan cepat (Rahayu, 2010). Semua jaringan yang membelah dengan cepat sangat rentan terhadap efek kemoterapi dan efek lanjut seperti keganasan sekunder yang semakin banyak ditemukan. Semua kemoterapi bersifat teratogenik. Obat kemoterapi dapat menyebabkan toksisitas yang spesifik terhadap organ seperti ginjal yang disebabkan oleh cisplatin dan saraf yang disebabkan oleh vinkristin (Davey, 2006).
B. Mual-Muntah
1. Definisi
Mual merupakan sensasi subyektif (Walker and Edwards, 2003) dan biasanya didefinsikan sebagai kecenderungan untuk muntah atau sebagai perasaan di tenggorokan atau di epigastrium yang mengingkatkan pada seseorang bahwa muntah sudah dekat. Sedangkan muntah didefinisikan sebagai pengusiran isi lambung melalui mulut (Dipiro et al., 2008). Muntah tidak selalu didahului oleh mual. Ketika muntah didahului dengan rasa mual, maka ambang muntah dengan segera tercapai dan menstimulasi muntah (Walker and Edwards, 2003).
Muntah dianggap sebagai suatu cara perlindungan alami dari dalam tubuh terhadap zat-zat yang merangsang dan beracun yang terdapat di makanan.
Muntah akan berhenti setelah zat-zat tersebut dikeluarkan dari saluran cerna. Muntah terjadi dengan didahului oleh salvasi dan inspirasi dalam. Sfingter esofagus akan relaksasi, laring dan palatum mole terangkat, dan glotis menutup, diafragma akan berkontraksi dan menurun, dan dinding perut juga mengalami kontraksi. Hal ini mengakibatkan suatu tekanan pada lambung sehingga isinya dimuntahkan (Walsh, 1997).
Mual dan muntah merupakan manifestasi dini yang sering ditemukan dari toksisitas obat kemoterapi. Pengatasan mual dan muntah berbeda pada berbagai masalah, hal ini tergantung dari penyebab terjadinya mual muntah tersebut. Pengatasan mual dan muntah ini dapat dilakukan secara sederhana maupun kompleks. Mual dan muntah dapat menggambarkan pemberian obat-obatan tertentu seperti penggunaan kemoterapi kanker (Dipiro et al., 2008). Kejadian mual muntah yang disebabkan oleh sitostatika dipengaruhi oleh tingkat emetogenik masing-masing sitostatika (Walker and Edwards, 2003). Penggunaan obat-obat antimual (antiemetika) dapat mengatasi muntah tersebut (Rahardja dan Tjay, 2002).