BAB 2 PROFIL KABUPATEN MINAHASA SELATAN - DOCRPIJM c23dcf0b56 BAB IIBAB 2
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
BAB 2 PROFIL KABUPATEN MINAHASA SELATAN
2.1. Wilayah Administrasi
i.
Gambaran Administrasi Wilayah
Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara
dengan Ibukota Amurang. Jarak dari Amurang ke Manado Ibukota Provinsi Sulawesi Utara ± 64
km. Secara geografis, Kabupaten Minahasa Selatan terletak antara 0,47’-1,24’ Lintang Utara
dan 124,18’-12445’ Bujur Timur. Sedangkan secara administratif terletak di sebelah Selatan
Kabupaten Minahasa, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Utara
:
Berbatasan dengan Kabupaten Minahasa
Timur
:
Berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Tenggara
Selatan
:
Berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow
dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Barat
:
Berbatasan dengan Laut Sulawesi
Luas wilayah kabupaten Minahasa Selatan adalah berupa daratan seluas
1.484,47 km2. Akhir
tahun 2015, wilayah administrasi Kabupaten Minahasa Selatan terdiri dari 17 wilayah
kecamatan dengan luas daratan masing- masing Kecamatan, yaitu:
Tabel 2.1 Luas Wilayah Minahasa Selatan berdasarkan Kecamatan
No
Kecamatan
Luas (Km2)
1
Modoinding
46,98 km2
2
Tompaso Baru
129,48 km2
3
Maesaan
143,98 km2
4
Ranoyapo
102,44 km2
5
Motoling
15,11 km2
6
Kumelembuai
37,89 km2
7
Motoling Barat
128,40 km2
8
Motoling Timur
50,44 km2
9
Sinonsayang
104,58 km2
10
Tenga
125,39 km2
11
Amurang
69,45 km2
12
Amurang Barat
103,40 km2
13
Amurang Timur
152,73 km2
14
Tareran
51,91 km2
15
Sulta
35,84 km2
8
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
16
Tumpaan
78,26 km2
17
Tatapaan
108,19 km2
Sumber : BPS Minahasa Selatan 2015
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Minahasa Selatan, 2015
Sumber : BPS Minahasa Selatan 2015
9
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
ii. Peta Wilayah
Sumber : BPS Minahasa Selatan 2015
2.2. Potensi Wilayah
Pertanian
Umumnya komoditi tanaman pangan yang diusahakan oleh penduduk adalah padi sawah, padi
ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar. Untuk tahun 2014,
capaian produksi tanaman pangan di Kabupaten Minahasa Selatan diperlihatkan
pada Tabel
berikut.
Tabel 2.2 Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Komoditi
Padi Sawah
Padi Ladang
Jagung
Kedelai
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
LuasTanam
(Ha)
11.616
1.167
17.615
400
603
24
290
205
LuasPanen
(Ha)
12.884
2.086
19.451
325
603
38
221
174
Provitas
(Ton/Ha)
5.335
2.613
4.262
1,471
1,421
1,316
13,312
9,730
Produksi
(Ton)
68.740
5.451
82.910
478
857
50
2.942
1.693
Sumber :Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
10
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Berdasarkan data produksi tanaman pangan pada Tabel Diatas, komoditi jagung memiliki
produksi terbesar dibandingkan dengan komoditi lainnya.
telah
menerapkan
teknologi
pertanian
berupa
Hal ini disebabkan karena masyarakat
penggunaan
benihunggul dan
pemakaian
pupukyang berimbang. Sedangkan pengelolaan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor,
tenaga sapi dan manusia.
Tanaman hortikultura (komoditi sayur-sayuran semusim) di Kabupaten Minahasa Selatan
mempunyai potensi yang besar dan kualitas yang baik.
Umumnya tanaman hortikultura
bertumbuh dan berkembang dengan baik di Kecamatan Modoindingyang telah ditetapkan
sebagai kawasan pengembangan agropolitan. Berbagai komoditi hortikultura telah dipasarkan di
tingkat regional, nasional maupun internasional, sehingga kontribusinya sangat besar dalam
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekaligus memberikan dampak positif
bagi upaya meningkatkan pendapatan daerah.
hortikultura mengalami peningkatan.
Dari tahun ke tahun produksi tanaman
Untuk tahun 2014, capaian produksitanaman hortikultura
di Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel Berikut.
Tabel 2.3 Produksi Tanaman Hortikultura di Kabupaten Minahasa Selatan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Komoditi
Bawang Merah
Bawang Daun
Kentang
Kubis
Petsay/Sawi
Wortel
Kacang Merah
Kacang Panjang
Cabe Besar
Cabe Rawit
Tomat
Terung
Buncis
Ketimun
Labu Siam
Kangkung
Bayam
Labu Kuning
Semangka
Luas Tanam
(Ha)
12
4.470
3.490
1.112
425
500
415
46
43
156
478
19
22
30
8
42
5
305
-
Luas Panen
(Ha)
9
4.406
3.925
970
395
515
371
61
59
384
495
28
22
40
26
52
10
300
-
Provitas
(Ton/Ha)
6
20
20
30
18
18
2
2
3
3
18
20
15
20
20
14
2
20
-
Produksi
(Ton)
54
88.120
78.500
29.100
7.110
9.270
742
122
177
1.152
8.910
560
330
800
520
728
20
6.000
-
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Kabupaten Minahasa Selatan juga memilki potensi buah-buahan tahunan, biofarmaka (tanaman
obat-obatan) dan tanaman hias yang baik.
Untuk tahun 2014, capaian produksinya masing-
masing sebagaimana diperlihatkan pada Tabel-tabel Berikut.
Tabel 2.4 Potensi Buah-buahan Tahunan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
1.
2.
3.
4.
Komoditi
Alpukat
Belimbing
Duku/Langsat
Durian
Penanaman
Baru
(Pohon)
225
30
865
1.995
Tanaman
Menghasilkan
(Pohon)
3.744
229
4.403
10.377
Provitas
(Kg/Pohon)
40
14
30
125
Produksi
(Kg)
149.760
3.206
132.090
1.297.125
11
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No
5.
6.
57.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Komoditi
Jambu Biji
Jambu Air
Jeruk Siam/Keprok
Jeruk Besar
Mangga
Manggis
Nangka/Cempedak
Nenas
Pepaya
Pisang
Rambutan
Salak
Sawo
Markisa/Konyal
Sirsak
Sukun
Apel
Anggur
Melinjo
Petai
Jengkol
Sumber :
Penanaman
Baru
(Pohon)
135
415
20
125
750
125
142
1.145
1.906
3.256
5.678
267
-
Tanaman
Menghasilkan
(Pohon)
264
214
12.870
315
566
39.398
17.557
141.845
10.682
131
139
-
Provitas
(Kg/Pohon)
11
7
50
40
40
1
10
30
50
8
13
-
Produksi
(Kg)
2.904
1.498
643.500
12.600
22.640
39.398
175.570
4.255.350
534.100
1.048
1.807
-
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.5 Potensi Tanaman Obat-obatan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
Komoditi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jahe
Laos/Lengkuas
Kencur
Kunyit
Lempuyang
Temulawak
Mengkudu/Pace
Sumber :
Penanaman
Baru (M2)
14.078
187
0
950
0
0
0
Luas Panen
(M2))
34.762
11.292
6.400
9.346
0
1.755
0
Provitas
(Kg/M2)
1,35
1,91
0,53
1,73
0
1,43
0
Produksi
(Kg)
46.955
21.535
3.370
16.154
0
2.506
0
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.6 Potensi Tanaman Hias di Kabupaten Minahasa Selatan
No
Tanaman Hias
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Anggrek
Anthurium (Kuping Gajah)
Anyelir
Gerbera (Herbras)
Gladiol
Heliconia (Pisang-pisangan)
Krisan
Mawar
Sedap Malam
Dracaena
Melati
Palem
Sumber :
Penanaman
Baru (M2)
960
27
44
56
42
42
30
70
475
Luas Panen
(M2)
805
10
94
165
Provitas
(Tki/ M2)
11
11
14
101 phn/4 m 2
Produksi
(Tangkai)
8.855
140
940
330
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Perkebunan
Tanaman perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar memegang peranan
penting dalam perekonomian masyarakat di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan. Umumnya
tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan yaitu, kelapa, cengkeh, panili, aren,kopi (robusta
dan arabica),kakao (coklat),cassiavera, jarak pagar danpala walaupun pola penanaman masih
sederhana dan merupakan kebun rakyat yang dikelola secara turun temurun.
Dari sembilan
12
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
komoditas tersebut, kelapa, cengkeh dan aren menjadi komoditas unggulan karena terkait
langsung dengan kehidupan masyarakat.
Komoditas kelapa adalah pohon kehidupan dan supermarket alami yang menghasilkan buah
kelapa sebagai sumber pangan, minuman, minyak makan serta santan.
Tanaman ini memiliki
keterkaitan sosial-budaya bagi jutaan masyarakat di dunia. Pada era kesehatan modern dewasa
ini, terbukti bahwa buah kelapa mempunyai kemampuan menjaga kesehatan manusia yang luar
biasa, yaitu dengan dijadikannya minyak kelapa murni (virgin coconut oil).
Tanaman
cengkehwujud
produksinya
adalah
bunga
kering
merupakan
komoditas
yangdahulunya dikenal dengan ”emas coklat” karena harganya yang tinggi.
Tanaman aren adalah komoditas yang memiliki keterkaitan langsung dengan sosial-budaya
masyarakat.
Dengan pengolahannya secara tradisional, nira dari aren dapat dibuat alkohol (cap
tikus), gula merah (gula batu) dan dijadikan minuman khas (saguer) dalam acara-acara tertentu.
Untuk komoditas kopi,wujud produksinya adalah biji kering. Umumnya yang diusahakan
masyarakat adalan kopi robusta, sedangkan kopi arabica hanya dikelola di Kecamatan
Modoinding.
Tanaman perkebunan rakyat lain, pala wujud produksinya biji kering, panili wujud produksinya
polong kering, cassiavera wujud produksinya kulit kering dan jarak pagar wujud produksinya
biji kering.
Untuk perkebunan besar, dikelola oleh swasta berupa komoditas kelapa dan kakao yang
ditangani secara intensif. Kakao wujud produksinya adalah biji kering.
Luas areal dan produksi perkebunan rakyat berdasarkan komoditas pada tahun 2015 di
Kabupaten Minahasa Selatan diperlihatkan pada Tabel table Berikut.
Tabel 2.7 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Kelapa
No
Kecamatan
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
7.964,00
9.353,22
7.055,00
2.875,50
4.685,00
2.052,50
3.591,50
3.069,50
1.059,50
909,50
532,50
1.167,00
1.291,00
1.482,50
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Akhir)
Belum
MengTidak
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
730,00
6.668,00
564,00
7.962,00
551,36
8.294,36
407,00
9.252,72
1.052,00
5.620,50
225,50
6.898,00
368,00
2.338,50
54,00
2.760,50
616.00
3.889,00
180,00
4.685,00
183,00
1.636,00
140,00
1.959,00
582,00
2.700,50
120,50
3.403,00
575,00
2.403,50
46,00
3.024,50
212,00
815,00
32,50
1.059,50
193,00
694,50
25,00
912,50
138,00
392,50
12,00
542,50
544,00
279,00
242,50
1.065,50
108,00
997,00
80,00
1.185,00
182,50
1.204,00
92,00
1.478,50
Produksi
(Ton)
8.721,74
11.313,50
7.278,54
3.068,11
5.071,25
2.103,90
3.483,64
2.927,46
981,26
835,48
369,03
280,95
1.180,44
1.435,16
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
1.308,00
1.364,00
1.295,00
1.312,00
1.304,00
1.286,00
1.290,00
1.218,00
1.204,00
1.202,99
940,20
1.006,99
1.183,99
1.191,99
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
3.765
4.868
2.157
1.406
3.472
1.918
1.646
1.792
654
408
513
605
1.207
1.246
13
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
16. Motoling Barat
17. Motoling Timur
Jum lah
1.206,00
1.443,00
49.737,22
162,50
45,00
6.242,36
987,50
1.376,00
40.295,86
31,00
27,00
2.279,00
1.181,00
1.448,00
48.817,22
1.104,02
1.381,50
51.535,98
1.117,99
1.004,00
1.278,94
825
854
27.336
Sumber : Profil KAbupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.8 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Cengkeh
No
Kecamatan
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
Motoling Barat
Motoling Timur
Jum lah
458,50
1.473
220
16
538
3.686
2.359,50
1.204,50
932,50
721
289
533
1.133
2.164
2.019
1.131
732
19.610
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
92,50
382
12
486,50
16,68
398
806
244,50
1.448,50
4,12
139,50
102
12
253,50
2,80
16
16
246
352
13
611
1,64
438
2.938
317
3.693
6,14
462,50
1.826
78,50
2.367
12,32
306
924
21,50
1.251,50
1,42
284
687,50
4,50
976
1,06
289,50
448
8
745,50
1,04
145,50
187,50
2
335
0,38
276
304
24,50
604,50
0,56
320
845
25
1.190
1,38
774
836
368,50
1.978,50
1,65
664,50
1.229
164
2.057,50
1,24
342
781,50
38
1.161,50
1,84
186
558
22
766
1,08
5.380 13.206,50
1.355 19.941,50
55,35
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
43,66
5,11
27,45
4,66
2,09
6,75
1,54
1,54
2,32
2,03
1,84
1,63
1,97
1,01
2,35
1,94
4.191
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
203
960
85
20
352
1.986
1.528
1.036
582
345
146
257
790
1.865
1.923
1.165
608
13.851
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.9 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Vanili
No
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
Motoling Barat
Motoling Timur
Jum lah
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
6,50
23
30
25
35
24
32
27
23
15
12
252,50
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
4,50
2
6,50
12,50
3,50
16
15,50
4,50
20
13
3
16
19
5
24
1
5
18
18
6
24
16
4
20
14
4
18
10
2
12
8
2
10
143,50
41
184,50
-
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
-
16
34
38
32
30
28
36
39
31
20
18
322
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.10 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Aren
No
Kecamatan
1.
2.
3.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
8,30
96,50
195,80
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
3
3,80
1
7,80
4,23
20,75
47,75
9,50
78
53,88
53
132,50
10,50
196
162,49
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
1,114
1,128
1,226
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
12
151
138
14
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No
Kecamatan
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
Motoling Barat
Motoling Timur
Jum lah
84,30
346,50
12
11,70
94,50
84,50
101
68
50,20
27,50
258,50
232
97
237
2.005,30
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
30
48,50
6,50
85
56,65
156
182,50
12
350,50
224,56
3,50
8
0,50
12
8,85
4,50
6
1
11,50
6,27
27
45
8
80
47,91
19,75
54
18
91,75
72,50
34
62,50
11
107,50
82,54
34
24,50
4,50
63
27,42
4,20
38
5
47,20
42,43
2,50
22
3
27,50
22,84
148,50
83
17,50
249
113,21
75
145
9
229
174,46
29
54
14
97
65,68
31
186
16
233
228,92
675,70
1.143,05
147
1.965,75
1.394,84
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
1,168
1,230
1,107
1,045
1,065
1,343
1,321
1,119
1,117
1,038
1,364
1,203
1,216
1,231
1,183
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
72
370
18
12
143
150
128
43
56
45
368
314
208
260
2.488
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.11 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Kopi Robusta
No
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
Motoling Barat
Motoling Timur
Jum lah
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
2,50
28,50
9
24
9,50
32
33,50
18
22
17,50
30
9
30,25
7,30
273,05
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
2
2
0,28
5,50
19
2,50
27
3
3
6
9
0,90
4,50
17,50
1,50
23,50
2,60
2,50
5
2
9,50
0,75
9,50
20
2
31,50
3,12
5
26
1
32
4,04
16
1,50
17,50
2,38
5
14,50
1,50
21
2,02
15
2
17
2,27
4
18
3
25
2,83
2
6
1
9
0,92
5,75
17
2,50
25,25
2,56
1,50
4,50
1
7
0,63
48,25
186,50
21,50
256,26
28,30
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
142,26
158,30
149,65
148,84
151,27
156,32
155,80
148,85
139,70
151,30
157,38
154,42
150,85
140,68
150,40
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
8
90
16
107
23
230
94
46
63
48
124
32
141
12
1.034
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.12 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas
No
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
7,55
10,60
5,25
21
21,47
227
4,05
31,50
20
5,10
28,72
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
5,50
4,30
0,50
10,30
2,33
6,80
6
1
13,80
3,31
6,50
6,50
20,50
0,90
21,40
0,59
16,50
5,25
21,75
3,57
208,50
23,50
3
235
16,27
3,50
3
6,50
1,57
21
10
2
33
5,26
14,50
7,50
22
3,86
10
10
7,50
7,50
28
7,22
0,50
35,72
3,71
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
543
552
658
680
692
525
526
514
514
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
18
15
52
34
30
226
12
38
46
10
6
68
15
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No
Kecamatan
15. Suluun Tareran
16. Motoling Barat
17. Motoling Timur
Jum lah
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
7,28
24,50
54
468,02
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
5,30
5,78
1
12,08
2,93
24,50
10
5,02
39,50
13,75
1
54,25
6,87
418,10
97,20
9
524,30
55,29
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
507
503
500
560
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
23
76
54
708
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Kehutanan
Pada dasarnya penataan ruang suatu wilayah adalah pengaturan penggunaan lahan yang ada di
wilayah tersebut. Sehubungan dengan itu, penggunaan lahan yang ada (existing land use) harus
juga menjadi pertimbangan dalam penataan ruang selanjutnya.
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki potensi hutan yang sangat besar, tetapi potensi hutan
yang besar tersebut belum dikelola secara optimal karena beberapa sebab, yaitu penataan
kawasan hutan (termasuk tata ruang hutan) yang belum teratur, belum terbentuknya unit
pengelolaan hutan pada seluruh kawasan hutan, pemanfaatan hutan yang belum berpihak kepada
masyarakat, pemanfaatan hutan yang masih bertumpu pada hasil hutan kayu, pengawasan dan
penegakan hukum terhadap pelanggaran dan pengelolaan hutan yang masih lemah, upaya
konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis belum mendapat perhatian yang memadai.
Berkurangnya kawasan hutan juga menyebabkan terjadinya kesenjangan antara pasokan dan
kebutuhan bahan baku industri.
berkembang secara optimal.
Sementara itu, potensi hasil hutan bukan kayu belum
Hal ini terkait dengan masih rendahnya pendapatan dan kualitas
hidup masyarakat di dan sekitar kawasan hutan yang umumnya mengusahakan hasil hutan
bukan kayu secara tradisional dan terbatas.
Potensi hutan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan merupakan sumberdaya yang cukup
besar, baik dalam rangka menjaga stabilitas ekosistem alam maupun untuk dikelola menjadi
hutan produksi. Hutan produksi yaitu hutan yang dapat dimanfaatkan material (kayu maupun
hasil lainnya) dengan tetap memperhatikan fungsi konservasinya.Berdasarkan data luas hutan di
wilayah Kabupaten Minahasa Selatan cenderung mengalami pengurangan/penyempitan dari
tahun ke tahun.
Hal ini karena antara lain adanya penebangan dan perambahan hutan untuk
dijadikan lahan pertanian oleh masyarakat. Untuk menanggulangi fenomena tersebut telah
diupayakan menggalakkan kegiatan penghijauan dan reboisasi.Luas hutan menurut fungsinya
dan luas kawasan hutan menurut kelompok hutan dan kecamatan di Kabupaten Minahasa
Selatan dapat dilihat pada Tabel Tabel Berikut.
16
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Tabel 2.13 Luas Hutan Menurut Fungsinya
Luas Hutan
No
Fungsi Hutan
(Ha)
1.
Cagar Alam
3.396,78
2.
Hutan Lindung
3.
Hutan Bakau
4.
Hutan Produksi
16.367,44
5.
Hutan Produksi Terbatas
13.868,81
6.
Suaka Margasatwa
13.899,41
766,63
3.414
Ju mlah
51.713,07
Sumber :Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.14 Luas Kawasan Hutan Menurut Kelompok Hutan dan Kecamatan
No
I.
Kelompok Hutan
Hutan Lindung
1. CA. Gn. Ambang
2. HB. Tatapaan
3. HB. Tg. Walantaw
Modoinding/Tompasobaru
Tatapaan
Sinonsayang/Tenga/
Amurang Barat
Sinonsayang/Tenga/
Motoling/Kumelembuai
Modoinding/Tompasobaru
Sinonsayang
Amurang Timur
Tompasobaru
Tumpaan/Tatapaan
4. HL. Gn. Lolombulan
5.
6.
7.
8.
9.
II.
HL. Gn. Simbalang
HL. Gn. Poopotelu
HL. Gn. Soputan
HL. Torout
SM. Manembo-nembo
1.200
3.793
412,82
7.936,59
557
3.414
207
Tatapaan
207
Hutan Produksi
16.367,44
1. HP. S. Poigar
Modoinding/Tompasobaru/Po
igar
Ranoiapo/Motoling/Tompaso
baru
2. HP. S. Ranoiapo
IV.
3.396,78
218
341,63
Taman Nasional
1. HB. TN. Bunakaen
III.
Perkiraan Luas
(Ha)
21.269,82
Kecamatan
8.048
8.319,44
Hutan Produksi Terbatas
1. HPT. Gn. Sinonsayang
2. HPT. Gn. Surat
3. HPT. Gn. Lolombulan
4. HPT. Mintu
Jumlah
Sumber :
13.868,81
Sinonsayang/Motoling/
Ranoiapo
Tompasobaru/Ranoiapo
Tenga
Modoinding
3.703,47
9.592,69
464,65
108
51.713,07
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Saat ini, di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, baik pemerintah maupun masyarakat sedang
giat-giatnya melakukan penanaman pohon. Selain penanaman pohon di hutan, juga dilaksanakan
penanaman pohon di wilayah pesisir, berupa mangrove.
Untuk jenis kegiatan dan luasnya,
diperlihatkan pada Tabel Berikut.
Tabel 2.15 Jenis Kegiatan dan Luas Tanaman Kayu
No
1.
Luas
Jumlah Tanaman
(Ha)
(Pohon)
1.325
530.000
Kegiatan
Hutan Rakyat
Jenis Tanaman
Mahoni, Nantu, Cempaka,
Kayu Manis, Durian,
17
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Nangka
2.
Reboisasi
3.170
2.889.000
3.
Rehabilitasi Mangrove
155
511.500
4.
Swadaya Masyarakat
185,1
157.905
4.835,1
4.088.405
Ju mlah
Sumber :
Mahoni, Nantu, Cempaka,
Kayu Manis, Durian,
Nangka
Rhizophora, Avicenia,
Soneratia
Cempaka, Nantu, Mahoni,
Kayu Jati
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki wilayah pesisir dengan panjang garis pantai ± 168,22
km,mempunyai potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang dapat dikembangkan dandapat
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Selain potensial untuk budidaya perikanan laut,
penangkapan ikan,juga memiliki panorama yang indah sehingga dapat dikembangkan untuk
pariwisata.Dari 17
kecamatan diKabupaten Minahasa Selatan,
7
(tujuh) kecamatan di
antaranyamemiliki wilayah pesisir dan laut yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya laut dan
penangkapan ikan, yaitu Kecamatan Tatapaan, Kecamatan Tumpaan, Kecamatan Amurang
Timur, Kecamatan Amurang, Kecamatan Amurang Barat, Kecamatan Tenga dan Kecamatan
Sinonsayang.
Untuk budidaya perikanan darat, yaitu dengan tersedianya lahan/areal tambak,
kolam dan karamba yang umumnya pada wilayah-wilayah yang memiliki areal sawah, di
samping sungai dan danau.
Namun demikian, potensi sumberdaya kelautan dan perikanan
tersebut belum dapat dimanfaatkan dan dikelola secara optimal oleh karena berbagai
permasalahan.
Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya :
1. Kondisi nelayan, umumnya miskin dan masih merupakan nelayan tradisional;
2. Masih
tingginya
ketidakseimbangan
pemanfaatan
stok
perikanan
tangkap
antarkawasan/wilayah dan antar spesies;
3. Banyaknya praktik Illegal Unreported and Unregulated Fishing yang menyebabkan
kerugian negara;
4. Pengusahaan perikanan budidaya yang masih belum efisien;
5. Sarana dan prasarana perikanan yang belum memadaiserta input-input lain, seperti
masalah benih, pakan, kesehatan ikan, dukungan permodalan, riset dan iptek perikanan;
6. Penanganan dan proses pengolahan produk-produk perikanan belum berkembang dengan
baik, sehingga produk perikanan bermutu rendah dengan nilai jual yang rendah pula;
18
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
7. Di pasar global, produk perikanan menghadapi kendala oleh adanya hambatan tarif dan
nontarif yang dikaitkan pula dengan isu-isu lingkungan dan kesehatan.
Apabila
permasalahan-permasalahan
tersebut
dapat
ditangani,
sumberdaya
kelautan
dan
perikanan mempunyai prospek besar untuk dikembangkan peranannya dalam mendukung
pembangunan
nasional.Potensi kelautan
dan perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan
diperlihatkan pada Tabel Berikut.
Tabel 2.16 Potensi Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
Kriteria Teknis
Volume
Satuan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Kawasan Minapolitan Tatapaan
2.500
Ha
b. Kawasan Minapolitan Amurang
6
Kecamatan
c. Kawasan Sentra Produksi Perikanan
7
Kecamatan
a. Produksi Perikanan Tangkap
11.125,7
Ton
b. Produksi Perikanan Budidaya
2.793,5
Ton
c. Produksi Produk Olahan Hasil Perikanan
2.437,35
Ton
13.989.000
Ekor
a. Balai Benih Ikan (BBI) Tompasobaru
1
Unit
b. Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
16
Unit
640,12
Ha
1.
2.
Kawasan Minapolitan / Sentra Produksi :
Produksi Perikanan :
3.
Produksi Benih Ikan
4.
Balai Benih Ikan (BBI) :
5.
Pengelolaan Lahan Budidaya :
a. Pengelolaan Lahan Budidaya Air Tawar
b. Pengelolaan Lahan Budidaya Air Payau
c. Pengelolaan Lahan Budidaya Laut
Ha
515,0
Ha
a. Potensi Lahan Budidaya Air Tawar
1.650
Ha
b. Potensi Lahan Budidaya Air Payau
4
Ha
c. Potensi Lahan Budidaya Laut
2.310
Ha
7.
Luas Laut
56.000
Ha
8.
Luas Perairan Umum Daratan Untuk Perikanan Tangkap
318,94
Ha
9.
Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
1
Unit
10.
Jumlah Perahu Tanpa Motor
635
Unit
11. Jumlah Perahu Motor Tempel
171
Unit
12. Jumlah Perahu Motor Katinting
149
Unit
46
Unit
6.
Potensi Lahan Budidaya :
13. Jumlah Kapal Motor
19
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No
Kriteria Teknis
Volume
Satuan
14. Jumlah Pajeko (Purse Seine)
41
Unit
15. Jumlah Jaring Insang (Gillnet)
374
Unit
16. Jumlah Sero
177
Unit
17. Jumlah Rumpon
122
Unit
18. Jumlah Alat Tangkap Lainnya
210
Unit
a. Nelayan
9.101
Orang
b. Pembudidaya Ikan
2.115
Orang
401
Orang
1.285
Orang
20. Jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI)
27
Unit
21. Jumlah Unit Pemasaran Ikan (Pasar Ikan Higienis, Los
Pasar Ikan, Pasar Ikan Tradisional)
1
Unit
22. Jumlah Kelompok Masyarakat Pengawas Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan
17
Kelompok
23. Jumlah Prasarana Pos Pengawasan SDKP
9
Unit
24. Jumlah Kasus Pelanggaran Bidang SDKP
-
Kasus
a. P. Tatapaan
2,5
Ha
b. P. Sepatu
0,1
Ha
c. P. Burung
0,1
Ha
d. P. Tikus
0,1
Ha
26. Luas Mangrove
939,590
Ha
27. Luas Terumbu Karang
1.349.625
Ha
28. Luas Padang Lamun
2.046.213
Ha
26.000
Ha
a. D. Mokobang
3
Ha
b. D. Iloloy
6
Ha
c. D. Moat
4
Ha
d. D. Luak
2
Ha
19. Tenaga Kerja Perikanan :
c. Pengolah Ikan
d. Pemasar Produk Perikanan
25. Pulau-Pulau Kecil :
29. Luas Kawasan Konservasi Perairan Laut (termasuk KKLD)
30. Danau :
Sumber :
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Prospek pengembanganusaha budidaya laut di Kabupaten MinahasaSelatan sangat menjanjikan,
antara lain usaha budidaya rumput laut,ikan kerapu, ikan kuwe dan sidat. Sedangkan untuk
usaha budidaya perikanan darat telah dikembangkan jenis ikan mas, nila, mujair dan betutu
melalui usaha mina padi, kolam, karamba dan jaring tancap.
Potensi perikanan budidaya dan
20
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
potensi usaha perikanan budidaya serta komoditas eksport perikanan di Kabupaten Minahasa
Selatan ditunjukkan pada Tabel-tabel berikut.
Tabel 2.17 Potensi Perikanan Budidaya di Kabupaten Minahasa Selatan
Areal Budidaya (Ha)
No
Produksi
Komoditas
Potensi
Realisasi
(Ton)
1.800
450
34
1.
Rumput Laut
2.
Kerapu
100
5
-
3.
Kuwe
250
20
173,8
4.
Sidat
10
-
-
5.
Mas
200
150
772,6
6.
Nila
200
170
1.476,3
7.
Mujair
80
50
231
8.
Betutu
10
-
-
2.650
645
2.687,7
Jumlah
Sumber :
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.18 Potensi Usaha Perikanan Budidaya di Kabupaten Minahasa Selatan
Potensi
Produksi
(Ha)
(Ton)
2.230
207,8
4
-
475
1.824,89
- Karamba
35
67,45
- Jaring Tancap
15
44,97
770
542,06
3.529
2.687,7
No
Usaha
1.
Budidaya Laut
2.
Budidaya Air Payau
3.
Budidaya Air Tawar :
- Kolam
- Sawah
Jumlah
Sumber :Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.19 Komoditas Eksport Perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan
Alat/Armada
No
Jenis Usaha
Komoditas
Pemasaran
Pelaku Usaha
Tangkap
1.
Ikan Kayu
Tuna, Cakalang,
Tongkol
Pajeko Purse
Seine
Jepang
CV. Nichindo
Manado Suisan
2.
Ikan Beku
Cakalang, Tongkol,
Lajang
Pajeko Purse
Seine
Jakarta
CV. Sakura Ria
3.
Ikan Beku
Cakalang, Tongkol,
Lajang
Pajeko Purse
Seine
Jakarta
CV. Nirwana
21
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
4.
Ikan Segar
Kerapu
KJA
Hongkong
CV. Prima Tuna
Sejati
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Peternakan
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki potensi peternakan yang dapat dikembangkan
meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat.
dan
Selain memiliki lahan yang luas, juga
didukung dengan ketersediaan pakan dari hasil pertanian, seperti jagung, karena sebagian besar
penduduk Kabupaten Minahasa Selatan adalah petani.
Umumnya peternakan yang diusahakan
adalah sapi, kuda, babi, kambing, ayam buras, ayam ras, itikdan anjing. Untuk ternak sapi, babi,
ayam buras, itik dan anjingtersebar di semua kecamatan.
Khusus ternak sapi dan kuda
dimanfaatkan oleh penduduk sebagai angkutan tradisional, roda sapi dan bendi.
Produksi
daging dan telur (ayam, itik,puyuh) dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten
Minahasa Selatan, bahkan banyak yang dipasarkan ke daerah lain.
Untuk populasi ternak dan
produksi daging serta produksi telur di Kabupaten Minahasa Selatan dapat dilihat pada Tabeltabel berikut.
Tabel 2.20 Potensi Peternakan di Kabupaten Minahasa Selatan
No Kecamatan
Sapi
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
Kuda
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
Kambing
Babi
Populasi Daging Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
Anjing
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
274
6.160
21
605
315
2.170
1.964
84.364
1.120
-
2. Amurang Barat
1.946
43.751
8
230
428
2.949
2.686
115.377
3.426
-
3. Amurang Timur
1.062
23.876
6
173
10
69
1.740
74.742
2.620
-
458
10.297
6
173
0
-
2.410
103.522
2.385
-
5. Tenga
3.204
72.034
0
-
695
4.789
3.135
134.664
3.986
-
6. Sinonsayang
1.662
37.366
0
-
724
4.988
2.820
121.133
3.248
-
7. Tumpaan
1.025
23.045
18
518
286
1.971
2.392
102.748
1.436
-
8. Tatapaan
1.625
36.534
0
-
365
2.515
1.080
46.391
2.541
-
9. Motoling
288
6.475
0
-
0
-
1.235
53.049
2.154
-
10. Kumelembuai
398
8.948
0
-
0
-
2.364
101.546
1.366
-
1.180
26.529
5
144
0
-
2.662
114.346
2.912
-
729
16.390
7
202
268
1.847
1.242
53.350
2.778
-
1.186
26.664
5
144
296
2.039
1.198
51.460
2.810
-
346
7.779
0
-
0
-
754
32.388
1.012
-
1. Amurang
4. Tareran
11. Ranoyapo
12. Tompasobaru
13. Maesaan
14. Modoinding
15. Motoling Timur
80
1.799
0
-
0
-
1.232
52.921
1.586
-
16. Motoling Barat
459
10.319
0
-
0
-
1.024
43.986
1.635
-
17. Suluun Tareran
270
6.070
0
-
0
-
2.060
88.487
1.425
-
16.192 364.037
76
2.189
3.387
31.998 1.374.474 38.100
-
Jum l ah
23.336
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.21 Potensi Peternakan Unggas di Kabupaten Minahasa Selatan
No Kecamatan
1. Amurang
Ayam Buras Ayam Pedaging Ayam Petelur
Itik
Populasi Daging Populasi Daging Populasi Daging Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
11.845
14.593
-
-
5.000
3.020
314
162
Puyuh
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
1.500
-
22
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No Kecamatan
Ayam Buras Ayam Pedaging Ayam Petelur
Itik
Populasi Daging Populasi Daging Populasi Daging Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
Puyuh
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
2. Amurang Barat
14.824
18.263
-
-
-
-
456
235
1.100
-
3. Amurang Timur
12.850
15.831
5.000
6.000
-
-
280
144
0
-
4. Tareran
11.525
14.199
-
-
-
-
185
95
0
-
5. Tenga
19.256
23.723
-
-
-
-
1.558
802
0
-
6. Sinonsayang
17.328
21.348
-
-
5.000
3.020
1.284
661
0
-
7. Tumpaan
10.524
12.966
20.000
24.000
-
-
3.500
1.802
1.000
-
8. Tatapaan
13.879
17.099
-
-
-
-
1.032
531
0
-
9. Motoling
12.485
15.382
-
-
-
-
0
-
0
-
10. Kumelembuai
14.350
17.679
-
-
-
-
128
66
0
-
11. Ranoyapo
15.248
18.786
-
-
17.000 10.266
384
198
0
-
12. Tompasobaru
12.852
15.834
-
-
32.000 19.325
582
300
0
-
13. Maesaan
13.576
16.726
-
-
-
-
698
359
0
-
14. Modoinding
11.950
14.722
-
-
-
-
0
-
0
-
15. Motoling Timur
14.235
17.538
-
-
-
-
500
257
0
-
16. Motoling Barat
15.258
18.798
-
-
-
-
0
-
0
-
17. Suluun Tareran
12.986
15.999
-
-
-
-
128
66
0
-
234.971 289.484
25.000
30.000
59.000 35.630
11.029
5.678
3.600
-
Jum l ah
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.22 Produksi Telur di Kabupaten Minahasa Selatan
Ayam Buras
No
Kecamatan
Ayam Petelur
Itik
Populasi
(Ekor)
11.845
Telur
(Kg)
8.457
Populasi
(Ekor)
5.000
Telur
(Kg)
42.000
Populasi
(Ekor)
314
Telur
(Kg)
1.948
1.
Amurang
2.
Amurang Barat
14.824
10.584
-
-
456
2.829
3.
Amurang Timur
12.850
9.175
-
-
280
1.737
4.
Tareran
11.525
8.229
-
-
185
1.148
5.
Tenga
19.256
13.749
-
-
1.558
9.666
6.
Sinonsayang
17.328
12.372
42.000
1.284
7.966
7.
Tumpaan
10.524
7.514
-
-
3.500
21.714
8.
Tatapaan
13.879
9.910
-
-
1.032
6.403
9.
Motoling
12.485
8.914
-
-
0
0
10.
Kumelembuai
14.350
10.246
-
-
128
794
11.
Ranoyapo
15.248
10.887
17.000 142.800
384
2.382
12.
Tompasobaru
12.852
9.176
32.000 268.800
582
3.611
13.
Maesaan
13.576
9.693
-
-
698
4.330
14.
Modoinding
11.950
8.532
-
-
0
0
15.
Motoling Timur
14.235
10.164
-
-
500
3.102
16.
Motoling Barat
15.258
10.894
-
-
0
0
17.
Suluun Tareran
Jum l ah
5.000
12.986
9.272
-
-
234.971
167.769
59.000
495.600
128
5.678
794
68.424
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Pertambangan dan Energi
Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai topografi berbukit-bukit atau pegunungan
yang di dalamnya banyak terkandung berbagai deposit tambang dengan nilai ekonomis penting,
seperti emas. Deposit emas di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan tersebar luas di beberapa
23
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
kecamatan disamping deposit lainnya.
Dengan mengalirnya sungai-sungai besar, menghasilkan
pasir, kerikil dan batu yang banyak digunakan dalam pembangunan fisik sebagai bahan baku
utama. Potensi pertambangan di Kabupaten Minahasa Selatan terangkum pada Tabel Berikut.
Tabel 2.23 Potensi Pertambangan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
1
1.
Jenis Bahan
Galian
2
Emas
Lokasi
Cadangan
Jenis
Total
5
6
Luas
(Ha)
7
Toyopon
Picuan Lama
Tokin
Karimbow
Tew asen
Liandok
Karow a
Sulu
Paslaten
G. Soputan
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Terukur
2.000
2.000
2.500
1.000
1.500
2.000
1.500
750
700
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Amurang Timur
Tenga
Motoling Timur
Poigar
Radey
S. NimangaLelema,
Popontolen
Sulu, Paslaten
Poigar
Sapa, Molinou,
Sidate, Moinit
Pontak, Poopo,
Ranoyapo
Torout
Rumoong Baw ah
Buyungon
S. Ranow angko,
Kilometer 3,
Uw uran 2, Lew et
S. Pentu-Lopana
Radey
Tokin, Karimbow
Tumpaan
Sinonsayang
Tompasobaru
Tangkuney
Blongko
Batukulo
Kecamatan
3
Motoling Barat
Ranoyapo
Motoling Timur
Amurang Barat
Tompasobaru
Tatapaan
2.
Belerang
Amurang Timur
3
Batu dan
Sirtu
Sinonsayang
Tenga
Tumpaan
4.
5.
Pasir Besi
Batu, Sirtu
dan Pasir
Tatapaan
Sinonsayang
Tenga
Ranoyapo
Maesaan
Amurang Barat
Amurang
Amurang
6.
7.
8.
9.
Lempung
Tras
Batu Kapur
Kaolin
Tempat
4
185.136
Ton
225
250
Penyelidik
8
DPE Sulut
PT NMR
PT NMR
PT NMR
PT NMR
DPE Sulut
PT NMR
DPE Sulut
PT NMR
Dit. Geologi
(1974)
DPE Minsel
750
Indikasi
Terukur
1.326,5
Indikasi
1.800
Indikasi
200
Badan Geologi
Pusat SDG
Bandung (2006)
DPE Minsel
DPE Minsel
50
Indikasi
Terukur
3.714.375
m3
Indikasi
Indikasi
Indikasi
250
50
50
50
DPE Minsel
PT Adco
Morino (1993)
DPE Minsel
DPE Minsel
DPE Sulut
(1996)
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
2.3. Demografi dan Urbanisasi
i.
Jumlah Penduduk
Pada akhir tahun 2014 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Minahasa Selatan sebanyak 203 317
jiwa. Jumlah ini mencakup penduduk bertempat tinggal tetap maupun penduduk bertempat
tinggal tidak tetap. Rasio Jenis Kelamin penduduk Kabupaten Minahasa Selatan menunjukkan
angka di atas 100. Ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Minahasa Selatan
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.
24
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Perkembangan Jumlah Penduduk
Kabupaten Minahasa Selatan, 2010 – 2014
Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan tahun 2014
25
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Piramida Penduduk Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2014
Jumlah Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan, 2010-2014
Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Selatan
26
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Luas dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, 2014
Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Selatan
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2014
Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Selatan
27
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
ii.
Jumlah Penduduk Miskin
Keadaan dan kepadatan
penduduk suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tersedianya
berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang dapat mendukung aktivitas ekonomi dan sosial
budaya. Kecenderungan tersebut terlihat dalam
kehidupan penduduk perkotaan, di mana
fasilitas sarana dan prasarana selalu lebih lengkap dan kompleks dari pada penduduk di
pedesaan.
Hal ini disebabkan setiap manusia pada hakekatnya selalu ingin menikmati fasilitas
hidup yang lebih baik dan lebih layak.
penduduk Kabupaten Minahasa Selatan tersebar pada bentang wilayah dengan kepadatan yang
cukup rendah dan sebagian besar terkonsentrasi di ibukota kecamatan. Kondisi tersebut
mengisyaratkan bahwa Kabupaten Minahasa Selatan
mempunyai potensi sumber daya manusia
yang dapat membangun dan mengembangkan daerahnya.
Sebagai suatu kabupaten pemekaran, Minahasa Selatan tidak terlepas dari masalah kemiskinan.
Kemiskinan merupakan suatu fenomena masyarakat yang sudah lama terjadi dan dapat terjadi di
mana saja tanpa memperhatikan
lokasi, sehingga sifatnya global. Kemiskinan di suatu wilayah
mempunyai hubungan dengan kondisi wilayah dan pembangunan ekonomi wilayah.
Tingkat
kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan sejak tahun 2008-2012 mengalami penurunan sampai
dengan 8,61% atau 17.100 jiwa.
Namun pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi
10,08% atau 20.400 jiwa.Selengkapnya
data kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan dari
tahun 2005-2013 diperlihatkan pada Tabel Berikut.
Tabel 2.24 Data Kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2005-2013
No
Tahun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah
Penduduk
Miskin
(Jiwa)
31.300
37.300
24.900
21.400
20.500
20.970
18.775
17.100
20.400
Persentase
Penduduk
Miskin
(%)
10,74
13,45
13,61
11,66
11,13
10,74
9,48
8,61
10,08
Indeks
Kedalaman
Kemiskinan
(P1)
1,83
2,34
2,13
2,96
0,95
1,56
1,18
1,07
1,85
Indeks
Keparahan
Kemiskinan
(P2)
0,54
0,69
0,51
0,86
0,15
0,35
0,24
0,20
0,46
Garis
Kemiskinan
(Rp/Kap/Bulan)
140.478
163.465
181.500
206.890
210.706
230.829
238.976
241.482
244.813
Sumber : Data Juli 2015, Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara
Dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Minahasa Selatan, salah satu usaha yang
dilakukan adalah meningkatkan penggunaan teknologi pada sektor-sektor ekonomi yang unggul,
yaitu sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Dengan demikian, melalui sektor-sektor
ekonomi tersebut memberikan nilai tambah terhadap pendapatan ekonomi masyarakat. Untuk
dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga yang menggantungkan hidup pada sektor
pertanian, salah satu kebijakan yang perlu dilakukan adalah peninjauan kembali harga
komoditas pertanian dan pengaturan kembali kelembagaan sektor pertanian, terutama yang
28
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
menyangkut hak-hak penduduk.
Dengan meningkatnya harga jual komoditas pertanian, maka
pendapatan petani (rumah tangga pertanian) juga akan meningkat.
Pendekatan lain yang dapat dilakukan dalam rangka pengentasan kemiskinan adalah melalui
pendekatan sosio-kultural, yaitu dengan membangun motivasi masyarakat untuk menghilangkan
tradisi atau adat yang menjadi penghambat bagi kemajuan penduduk setempat. Salah satu cara
yang dilakukan adalah memotivasi kepada penduduk miskin bahwa untuk mencapai suatu
kehidupan yang lebih baik dapat tercipta di dalam sanubari mereka.
29
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
2.4. Isu Strategi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
i.
Data Perkembangan PDRB
PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul
dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang biasanya
satu tahun ataupun dalam tiga bulan atau semesteran.
Yang dimaksud dengan nilai tambah
adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto di sini mencakup
komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan),
penyusutan dan pajak tidak langsung netto.
Data PDRB merupakan salah satu indikator
ekonomi makro yang menunjukkan kondisi perekonomian suatu wilayah atau daerah dalam
suatu kurun waktu tertentu.
Nilai PDRB Kabupaten Minahasa Selatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Terhitung pada akhir tahun 2013 telah mencapai 3,67 triliun rupiah menurut harga berlaku
(ADHB) atau 1,60 triliun rupiah bila diukur dengan harga tahun dasar 2000 (ADHK).
Perbedaan nilai ini merupakan akibat dari perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen
yang terus meningkat tiap tahunnya. Nilai PDRB Kabupaten
Minahasa
Selatan dari tahun
2003-2013 diperlihatkan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2.29 PDRB Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2003-2013
Nilai PDRB (Triliun Rupiah)
Tahun
ADHB
ADHK
2003
1,09
0,89
2004
1,22
0,94
2005
1,36
0,98
2006
1,54
1,03
2007
1,77
1,08
2008
2,01
1,15
2009
2,28
1,22
2010
2,59
1,33
2011
3,01
1,41
2012
3,32
1,50
2013
3,67
1,60
Sumber :
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan di tahun 2013 telah mencapai 6,64%.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2012sebesar 6,37%, menunjukan pertumbuhan ekonomi
yang meningkat.
Jika dilihat dari kelompok sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier,
tahun 2012 ke tahun 2013masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 4,81%, 8,63% dan
30
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
7,35%.
Hal ini mengindikasikan adanya perkembangan perekonomian yang seimbang dan
mengarah kepada perekonomian moderen.Pertumbuhan ekonomi beserta dengan kelompok
sektor ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan dari tahun 2003-2013 ditunjukkan pada Tabel
berikut.
Tabel 2.30 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Kelompok Sektor
Ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2003-2013
Pertumbuhan
Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi (%)
Tahun
Ekonomi (%)
Primer
Sekunder
Tersier
2003
3,87
2,62
4,42
5,55
2004
5,08
5,69
4,33
4,80
2005
4,33
3,37
4,00
6,43
2006
4,83
4,16
4,96
5,85
2007
5,24
4,77
5,56
5,73
2008
6,32
6,69
7,14
4,81
2009
6,41
5,12
7,59
7,38
2010
8,57
10,91
7,00
6,27
2011
6,03
0,80
10,41
10,57
2012
6,37
4,46
8,70
6,93
2013
6,64
4,81
8,63
7,35
Sumber :
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Dilihat daristrukturnya,perekonomian di Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2013masih
didominasi oleh sektor pertanian dengan peranan sebesar 30,31%.
sektor
bangunan/konstruksi
sebesar
17,95%,
sektor
jasa-jasa
Selanjutnya diikuti oleh
sebesar
11,69%,sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 11,07%, sektor industri pengolahan sebesar 10,92%,.
Sedangkan sektor-sektor lain memiliki kontribusi tidak lebih dari 10%, dan kontribusi paling
kecil disumbangkan oleh sektor listrik, gas dan air bersih yang hanya mencapai 0,58%.
Selengkapnya struktur ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2010-2013 dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 2.31 Struktur Ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2010-2013
Kontribusi(%)
No
Struktur Ekonomi
2010
2011
2012
2013
1.
Sektor Pertanian
31,61
32,54
31,01
30,31
2.
Sektor Bangunan/Konstruksi
17,06
17,08
17,70
17,95
3.
Sektor Jasa-Jasa
11,15
11,09
11,25
11,69
4.
Sektor Industri Pengolahan
11,09
10,76
11,14
10,92
31
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Kontribusi(%)
No
Struktur Ekonomi
2010
2011
2012
2013
10,20
10,11
10,73
11,07
5.
Sektor Pengangkutan danKomunikasi
6.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,23
8,40
8,53
8,55
7.
Sektor Pertambangan danPenggalian
8,00
7,48
7,08
6,89
8.
Sektor Keuangan, Persewaan/Real
Estatedan Jasa Perusahaan
2,03
1,96
1,99
2,04
9.
Sektor Listrik, Gas dan Air
0,62
0,58
0,57
0,58
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
ii.
PDRB Per Kapita
Seiring dengan semakin meningkatnya perekonomian Kabupaten Minahasa Selatan yang
tercermin dengan semakin meningkatnya PDRB, baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan, maka PDRB perkapita Kabupaten Minahasa Selatan selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2013, PDRB perkapita penduduk Kabupaten Minahasa
Selatan sebesar 18,34 juta rupiah setahun jika dihitung atas dasar harga berlaku atau sekitar 7,98
juta rupiah jika dihitung atas dasar harga konstan. PDRB perkapita Kabupaten Minahasa
Selatandari tahun 2003-2013 tercantum pada Tabel berikut.
Table 2.32 PDRB Perkapita Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2003-2013
PDRB Perkapita (Juta Rupiah)
Tahun
ADHB
ADHK
2003
6,01
4,95
2004
6,76
5,19
2005
7,49
5,41
2006
8,49
5,65
2007
9,72
5,94
2008
11,04
6,31
2009
12,46
6,69
2010
13,26
6,79
2011
15,20
7,12
2012
16,67
7,53
2013
18,34
7,98
32
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
iii.
Data Kondisi Lingkungan Strategi
Topografi
Dalam perspektif regional Kabupaten Minahasa Selatan berada pada posisi “strategis”,
karena berada pada jalur lintas darat Trans Sulawesi yang menghubungkan jalur jalan seluruh
propinsi di Pulau Sulawesi. Pada pesisir jalur laut bagian utara, merupakan daerah yang strategis
untuk pengembangan produksi perikanan di kawasan timur Indonesia dan daerah perlintasan
(transit) sekaligus stop over arus penumpang, barang dan jasa pada Kawasan Indonesia Tengah
dan kawasan Indonesia Timur, bahkan untuk kawasan Asia Pasifik.
Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai topografi wilayah berupa bukit-bukit/pegunungan
dengan posisi tertinggi sampai ketinggian 1.780 meter dari permukaan laut dan sebagian kecil
adalah dataran rendah bergelombang dan memiliki sungai-sungai besar. Ada 5 Gunung yang
berada di kabupaten ini, yaitu : G. Soputan (1780 m), G. Manimporok (1661 m), G. Tagui (1550
m), G. Lumedon (1425 m), G. Lolombulan (1402 m), G. Kawatak (1200 m). Terdapat 3 sungai
yakni : S. Ranoyapo (53,8 km), S. Poigar (50,4 km), S. Ranowangko (20 km). Ada juga Danau
Mokobang dengan luas 3 ha.
Tabel 2.33 Tinggi Gunung di Kab. Minahasa Selatan
No
Gunung
Tinggi
1
Soputan
1.780
2
Manimporok
1.661
3
Tagui
1.550
4
Lumedon
1.425
5
Lolombulan
1.402
6
Kawatak
1.200
Tabel 2.34 Panjang Sungai di Kab. Minahasa Selatan
No
Sungai
Panjang
1
Ranoyapo
53,8
2
Poigar
50,4
3
Ranowangko
20,0
Tabel 2.35 Luas Danau di Kab. Minahasa Selatan
No
1
Danau
Mokobang
Luas Area (Ha)
3,0
Geologi
Berdasarkan Peta Geologi skala 1 : 250.000 tahun 1996. Geologi batuan penyusun wilayah
Kabupaten Minahasa Selatan sangat bervariasi, antara lain berisi formasi :
33
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Qal yaitu batuan aluvium yang terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lempung.
Qs Endapan danau dan sungai. Formasi ini terdiri dari pasir, lanau, konglomerat dan lempung
napalan. Perselingan lapisan pasir lepas dan lanau, lapisan berangsur, setempat silang siur,
konglomerat
tersusun
dari
batuan
kasar
menyudut
tanggung,
lempung
napalan
hitam
mengandung muluska. Satuan ini membentuk undak dengan permukaan menggelombang.
Ql = batu gamping terumbu koral, kebanyakan terdapat di daerah pasang surut di barat kampung
Amurang. Batuan ini adalah hasil pengangkatan.
Qv = batuan gunung api muda, satuan batuan ini terdiri dari Lava, bom, lapili dan abu volkanik
membentuk gunung api strato muda antara lain Gunung Soputan, Lokon dan Mahawu. Khusus
Gunung Soputan terdiri dari materil pasir.
Qtv dan Qtvl = Adalah Tufa Tondano terdiri dari klastika kasar gunung api dengan komposisi
andesit, dengan komponen menyudut hingga menyudut tanggung, banyak mengandung batu
apung, batu apung lapili, breksi ignimbrit sangat padat. Formasi hasil dari hasil letusan hebat
pada waktu pembentukan Kaldera Tondano.
Tmts = Formasi Tapadaka terdiri dari Batu pasir, grewake, batu pasir terkersikkan dan serpih.
Batu pasir berwarna kelabu muda hingga tua dan hijau, berbutir halus sampai kasar,
mengandung batuan gunung api hijau dan serpih merah, setempat-setempat gampingan.
Batupasir yang tersingkap di S. Tapadaka mengandung urat kalsit 0,5 – 1 m.
Tmbv = Batuan Gunung Api Bilulangala: Breksi, tuf dan lava bersusunan andesit, dasit dan
riolit. Ziolit dan kalsit sering dijumpai pada kepingan batuan pennyusun breksi. Tuf umumnya
bersifat dasitan, agak kompak dan berlapis buruk di beberapa tempat. Di daerah pantai selatan
dekat Bilungala. satuan ini dikuasai oleh lava dan breksi yang umumnya bersusunan dasit. dan
dicirikan oleh warna alterasi kuning
sampai coklat, mineralisasi pirit. perekahan yang intensif, serta banyak dijumpai batuan
terobosan diorit. Propilitisasi, kloritisasi, dan epidotisasi banyak dijumpai pada lava. Tebal
satuan dipakirakan lebih dari 1000 meter, sedang umurnya berdasarkan kandungan fosil dalam
sisipan batugamping adalah Miosen Bawah - Miosen Akhir. Nama satuan penama kali diajukan
olch PT. Tropic Endeavour, (1972).
Tms = Batuan Sedimen, ter
BAB 2 PROFIL KABUPATEN MINAHASA SELATAN
2.1. Wilayah Administrasi
i.
Gambaran Administrasi Wilayah
Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara
dengan Ibukota Amurang. Jarak dari Amurang ke Manado Ibukota Provinsi Sulawesi Utara ± 64
km. Secara geografis, Kabupaten Minahasa Selatan terletak antara 0,47’-1,24’ Lintang Utara
dan 124,18’-12445’ Bujur Timur. Sedangkan secara administratif terletak di sebelah Selatan
Kabupaten Minahasa, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Utara
:
Berbatasan dengan Kabupaten Minahasa
Timur
:
Berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Tenggara
Selatan
:
Berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow
dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Barat
:
Berbatasan dengan Laut Sulawesi
Luas wilayah kabupaten Minahasa Selatan adalah berupa daratan seluas
1.484,47 km2. Akhir
tahun 2015, wilayah administrasi Kabupaten Minahasa Selatan terdiri dari 17 wilayah
kecamatan dengan luas daratan masing- masing Kecamatan, yaitu:
Tabel 2.1 Luas Wilayah Minahasa Selatan berdasarkan Kecamatan
No
Kecamatan
Luas (Km2)
1
Modoinding
46,98 km2
2
Tompaso Baru
129,48 km2
3
Maesaan
143,98 km2
4
Ranoyapo
102,44 km2
5
Motoling
15,11 km2
6
Kumelembuai
37,89 km2
7
Motoling Barat
128,40 km2
8
Motoling Timur
50,44 km2
9
Sinonsayang
104,58 km2
10
Tenga
125,39 km2
11
Amurang
69,45 km2
12
Amurang Barat
103,40 km2
13
Amurang Timur
152,73 km2
14
Tareran
51,91 km2
15
Sulta
35,84 km2
8
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
16
Tumpaan
78,26 km2
17
Tatapaan
108,19 km2
Sumber : BPS Minahasa Selatan 2015
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Minahasa Selatan, 2015
Sumber : BPS Minahasa Selatan 2015
9
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
ii. Peta Wilayah
Sumber : BPS Minahasa Selatan 2015
2.2. Potensi Wilayah
Pertanian
Umumnya komoditi tanaman pangan yang diusahakan oleh penduduk adalah padi sawah, padi
ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar. Untuk tahun 2014,
capaian produksi tanaman pangan di Kabupaten Minahasa Selatan diperlihatkan
pada Tabel
berikut.
Tabel 2.2 Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Komoditi
Padi Sawah
Padi Ladang
Jagung
Kedelai
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
LuasTanam
(Ha)
11.616
1.167
17.615
400
603
24
290
205
LuasPanen
(Ha)
12.884
2.086
19.451
325
603
38
221
174
Provitas
(Ton/Ha)
5.335
2.613
4.262
1,471
1,421
1,316
13,312
9,730
Produksi
(Ton)
68.740
5.451
82.910
478
857
50
2.942
1.693
Sumber :Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
10
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Berdasarkan data produksi tanaman pangan pada Tabel Diatas, komoditi jagung memiliki
produksi terbesar dibandingkan dengan komoditi lainnya.
telah
menerapkan
teknologi
pertanian
berupa
Hal ini disebabkan karena masyarakat
penggunaan
benihunggul dan
pemakaian
pupukyang berimbang. Sedangkan pengelolaan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor,
tenaga sapi dan manusia.
Tanaman hortikultura (komoditi sayur-sayuran semusim) di Kabupaten Minahasa Selatan
mempunyai potensi yang besar dan kualitas yang baik.
Umumnya tanaman hortikultura
bertumbuh dan berkembang dengan baik di Kecamatan Modoindingyang telah ditetapkan
sebagai kawasan pengembangan agropolitan. Berbagai komoditi hortikultura telah dipasarkan di
tingkat regional, nasional maupun internasional, sehingga kontribusinya sangat besar dalam
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekaligus memberikan dampak positif
bagi upaya meningkatkan pendapatan daerah.
hortikultura mengalami peningkatan.
Dari tahun ke tahun produksi tanaman
Untuk tahun 2014, capaian produksitanaman hortikultura
di Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel Berikut.
Tabel 2.3 Produksi Tanaman Hortikultura di Kabupaten Minahasa Selatan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Komoditi
Bawang Merah
Bawang Daun
Kentang
Kubis
Petsay/Sawi
Wortel
Kacang Merah
Kacang Panjang
Cabe Besar
Cabe Rawit
Tomat
Terung
Buncis
Ketimun
Labu Siam
Kangkung
Bayam
Labu Kuning
Semangka
Luas Tanam
(Ha)
12
4.470
3.490
1.112
425
500
415
46
43
156
478
19
22
30
8
42
5
305
-
Luas Panen
(Ha)
9
4.406
3.925
970
395
515
371
61
59
384
495
28
22
40
26
52
10
300
-
Provitas
(Ton/Ha)
6
20
20
30
18
18
2
2
3
3
18
20
15
20
20
14
2
20
-
Produksi
(Ton)
54
88.120
78.500
29.100
7.110
9.270
742
122
177
1.152
8.910
560
330
800
520
728
20
6.000
-
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Kabupaten Minahasa Selatan juga memilki potensi buah-buahan tahunan, biofarmaka (tanaman
obat-obatan) dan tanaman hias yang baik.
Untuk tahun 2014, capaian produksinya masing-
masing sebagaimana diperlihatkan pada Tabel-tabel Berikut.
Tabel 2.4 Potensi Buah-buahan Tahunan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
1.
2.
3.
4.
Komoditi
Alpukat
Belimbing
Duku/Langsat
Durian
Penanaman
Baru
(Pohon)
225
30
865
1.995
Tanaman
Menghasilkan
(Pohon)
3.744
229
4.403
10.377
Provitas
(Kg/Pohon)
40
14
30
125
Produksi
(Kg)
149.760
3.206
132.090
1.297.125
11
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No
5.
6.
57.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Komoditi
Jambu Biji
Jambu Air
Jeruk Siam/Keprok
Jeruk Besar
Mangga
Manggis
Nangka/Cempedak
Nenas
Pepaya
Pisang
Rambutan
Salak
Sawo
Markisa/Konyal
Sirsak
Sukun
Apel
Anggur
Melinjo
Petai
Jengkol
Sumber :
Penanaman
Baru
(Pohon)
135
415
20
125
750
125
142
1.145
1.906
3.256
5.678
267
-
Tanaman
Menghasilkan
(Pohon)
264
214
12.870
315
566
39.398
17.557
141.845
10.682
131
139
-
Provitas
(Kg/Pohon)
11
7
50
40
40
1
10
30
50
8
13
-
Produksi
(Kg)
2.904
1.498
643.500
12.600
22.640
39.398
175.570
4.255.350
534.100
1.048
1.807
-
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.5 Potensi Tanaman Obat-obatan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
Komoditi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jahe
Laos/Lengkuas
Kencur
Kunyit
Lempuyang
Temulawak
Mengkudu/Pace
Sumber :
Penanaman
Baru (M2)
14.078
187
0
950
0
0
0
Luas Panen
(M2))
34.762
11.292
6.400
9.346
0
1.755
0
Provitas
(Kg/M2)
1,35
1,91
0,53
1,73
0
1,43
0
Produksi
(Kg)
46.955
21.535
3.370
16.154
0
2.506
0
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.6 Potensi Tanaman Hias di Kabupaten Minahasa Selatan
No
Tanaman Hias
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Anggrek
Anthurium (Kuping Gajah)
Anyelir
Gerbera (Herbras)
Gladiol
Heliconia (Pisang-pisangan)
Krisan
Mawar
Sedap Malam
Dracaena
Melati
Palem
Sumber :
Penanaman
Baru (M2)
960
27
44
56
42
42
30
70
475
Luas Panen
(M2)
805
10
94
165
Provitas
(Tki/ M2)
11
11
14
101 phn/4 m 2
Produksi
(Tangkai)
8.855
140
940
330
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Perkebunan
Tanaman perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar memegang peranan
penting dalam perekonomian masyarakat di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan. Umumnya
tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan yaitu, kelapa, cengkeh, panili, aren,kopi (robusta
dan arabica),kakao (coklat),cassiavera, jarak pagar danpala walaupun pola penanaman masih
sederhana dan merupakan kebun rakyat yang dikelola secara turun temurun.
Dari sembilan
12
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
komoditas tersebut, kelapa, cengkeh dan aren menjadi komoditas unggulan karena terkait
langsung dengan kehidupan masyarakat.
Komoditas kelapa adalah pohon kehidupan dan supermarket alami yang menghasilkan buah
kelapa sebagai sumber pangan, minuman, minyak makan serta santan.
Tanaman ini memiliki
keterkaitan sosial-budaya bagi jutaan masyarakat di dunia. Pada era kesehatan modern dewasa
ini, terbukti bahwa buah kelapa mempunyai kemampuan menjaga kesehatan manusia yang luar
biasa, yaitu dengan dijadikannya minyak kelapa murni (virgin coconut oil).
Tanaman
cengkehwujud
produksinya
adalah
bunga
kering
merupakan
komoditas
yangdahulunya dikenal dengan ”emas coklat” karena harganya yang tinggi.
Tanaman aren adalah komoditas yang memiliki keterkaitan langsung dengan sosial-budaya
masyarakat.
Dengan pengolahannya secara tradisional, nira dari aren dapat dibuat alkohol (cap
tikus), gula merah (gula batu) dan dijadikan minuman khas (saguer) dalam acara-acara tertentu.
Untuk komoditas kopi,wujud produksinya adalah biji kering. Umumnya yang diusahakan
masyarakat adalan kopi robusta, sedangkan kopi arabica hanya dikelola di Kecamatan
Modoinding.
Tanaman perkebunan rakyat lain, pala wujud produksinya biji kering, panili wujud produksinya
polong kering, cassiavera wujud produksinya kulit kering dan jarak pagar wujud produksinya
biji kering.
Untuk perkebunan besar, dikelola oleh swasta berupa komoditas kelapa dan kakao yang
ditangani secara intensif. Kakao wujud produksinya adalah biji kering.
Luas areal dan produksi perkebunan rakyat berdasarkan komoditas pada tahun 2015 di
Kabupaten Minahasa Selatan diperlihatkan pada Tabel table Berikut.
Tabel 2.7 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Kelapa
No
Kecamatan
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
7.964,00
9.353,22
7.055,00
2.875,50
4.685,00
2.052,50
3.591,50
3.069,50
1.059,50
909,50
532,50
1.167,00
1.291,00
1.482,50
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Akhir)
Belum
MengTidak
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
730,00
6.668,00
564,00
7.962,00
551,36
8.294,36
407,00
9.252,72
1.052,00
5.620,50
225,50
6.898,00
368,00
2.338,50
54,00
2.760,50
616.00
3.889,00
180,00
4.685,00
183,00
1.636,00
140,00
1.959,00
582,00
2.700,50
120,50
3.403,00
575,00
2.403,50
46,00
3.024,50
212,00
815,00
32,50
1.059,50
193,00
694,50
25,00
912,50
138,00
392,50
12,00
542,50
544,00
279,00
242,50
1.065,50
108,00
997,00
80,00
1.185,00
182,50
1.204,00
92,00
1.478,50
Produksi
(Ton)
8.721,74
11.313,50
7.278,54
3.068,11
5.071,25
2.103,90
3.483,64
2.927,46
981,26
835,48
369,03
280,95
1.180,44
1.435,16
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
1.308,00
1.364,00
1.295,00
1.312,00
1.304,00
1.286,00
1.290,00
1.218,00
1.204,00
1.202,99
940,20
1.006,99
1.183,99
1.191,99
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
3.765
4.868
2.157
1.406
3.472
1.918
1.646
1.792
654
408
513
605
1.207
1.246
13
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
16. Motoling Barat
17. Motoling Timur
Jum lah
1.206,00
1.443,00
49.737,22
162,50
45,00
6.242,36
987,50
1.376,00
40.295,86
31,00
27,00
2.279,00
1.181,00
1.448,00
48.817,22
1.104,02
1.381,50
51.535,98
1.117,99
1.004,00
1.278,94
825
854
27.336
Sumber : Profil KAbupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.8 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Cengkeh
No
Kecamatan
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
Motoling Barat
Motoling Timur
Jum lah
458,50
1.473
220
16
538
3.686
2.359,50
1.204,50
932,50
721
289
533
1.133
2.164
2.019
1.131
732
19.610
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
92,50
382
12
486,50
16,68
398
806
244,50
1.448,50
4,12
139,50
102
12
253,50
2,80
16
16
246
352
13
611
1,64
438
2.938
317
3.693
6,14
462,50
1.826
78,50
2.367
12,32
306
924
21,50
1.251,50
1,42
284
687,50
4,50
976
1,06
289,50
448
8
745,50
1,04
145,50
187,50
2
335
0,38
276
304
24,50
604,50
0,56
320
845
25
1.190
1,38
774
836
368,50
1.978,50
1,65
664,50
1.229
164
2.057,50
1,24
342
781,50
38
1.161,50
1,84
186
558
22
766
1,08
5.380 13.206,50
1.355 19.941,50
55,35
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
43,66
5,11
27,45
4,66
2,09
6,75
1,54
1,54
2,32
2,03
1,84
1,63
1,97
1,01
2,35
1,94
4.191
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
203
960
85
20
352
1.986
1.528
1.036
582
345
146
257
790
1.865
1.923
1.165
608
13.851
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.9 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Vanili
No
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
Motoling Barat
Motoling Timur
Jum lah
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
6,50
23
30
25
35
24
32
27
23
15
12
252,50
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
4,50
2
6,50
12,50
3,50
16
15,50
4,50
20
13
3
16
19
5
24
1
5
18
18
6
24
16
4
20
14
4
18
10
2
12
8
2
10
143,50
41
184,50
-
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
-
16
34
38
32
30
28
36
39
31
20
18
322
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.10 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Aren
No
Kecamatan
1.
2.
3.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
8,30
96,50
195,80
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
3
3,80
1
7,80
4,23
20,75
47,75
9,50
78
53,88
53
132,50
10,50
196
162,49
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
1,114
1,128
1,226
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
12
151
138
14
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No
Kecamatan
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
Motoling Barat
Motoling Timur
Jum lah
84,30
346,50
12
11,70
94,50
84,50
101
68
50,20
27,50
258,50
232
97
237
2.005,30
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
30
48,50
6,50
85
56,65
156
182,50
12
350,50
224,56
3,50
8
0,50
12
8,85
4,50
6
1
11,50
6,27
27
45
8
80
47,91
19,75
54
18
91,75
72,50
34
62,50
11
107,50
82,54
34
24,50
4,50
63
27,42
4,20
38
5
47,20
42,43
2,50
22
3
27,50
22,84
148,50
83
17,50
249
113,21
75
145
9
229
174,46
29
54
14
97
65,68
31
186
16
233
228,92
675,70
1.143,05
147
1.965,75
1.394,84
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
1,168
1,230
1,107
1,045
1,065
1,343
1,321
1,119
1,117
1,038
1,364
1,203
1,216
1,231
1,183
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
72
370
18
12
143
150
128
43
56
45
368
314
208
260
2.488
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.11 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas Kopi Robusta
No
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Suluun Tareran
Motoling Barat
Motoling Timur
Jum lah
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
2,50
28,50
9
24
9,50
32
33,50
18
22
17,50
30
9
30,25
7,30
273,05
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
2
2
0,28
5,50
19
2,50
27
3
3
6
9
0,90
4,50
17,50
1,50
23,50
2,60
2,50
5
2
9,50
0,75
9,50
20
2
31,50
3,12
5
26
1
32
4,04
16
1,50
17,50
2,38
5
14,50
1,50
21
2,02
15
2
17
2,27
4
18
3
25
2,83
2
6
1
9
0,92
5,75
17
2,50
25,25
2,56
1,50
4,50
1
7
0,63
48,25
186,50
21,50
256,26
28,30
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
142,26
158,30
149,65
148,84
151,27
156,32
155,80
148,85
139,70
151,30
157,38
154,42
150,85
140,68
150,40
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
8
90
16
107
23
230
94
46
63
48
124
32
141
12
1.034
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.12 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Komoditas
No
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Sinonsayang
Tenga
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tumpaan
Tatapaan
Ranoyapo
Kumelembuai
Motoling
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Tareran
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
7,55
10,60
5,25
21
21,47
227
4,05
31,50
20
5,10
28,72
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
5,50
4,30
0,50
10,30
2,33
6,80
6
1
13,80
3,31
6,50
6,50
20,50
0,90
21,40
0,59
16,50
5,25
21,75
3,57
208,50
23,50
3
235
16,27
3,50
3
6,50
1,57
21
10
2
33
5,26
14,50
7,50
22
3,86
10
10
7,50
7,50
28
7,22
0,50
35,72
3,71
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
543
552
658
680
692
525
526
514
514
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
18
15
52
34
30
226
12
38
46
10
6
68
15
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No
Kecamatan
15. Suluun Tareran
16. Motoling Barat
17. Motoling Timur
Jum lah
Luas
Areal
Akhir
Tahun
yang lalu
(Ha)
7,28
24,50
54
468,02
Luas Areal (Ha)
Tanaman
Tanaman
(Tanam
Muda
Tanaman Rusak/Tua
Produksi
Akhir)
Belum
MengTidak
(Ton)
Menghasilkan MenghasilJum lah
hasilkan
(TM)
kan
(TBM)
(TR/TTM)
5,30
5,78
1
12,08
2,93
24,50
10
5,02
39,50
13,75
1
54,25
6,87
418,10
97,20
9
524,30
55,29
Produktivitas
Rata-rata
(Kg/Ha)
507
503
500
560
Jum lah
Pekebun
(Rum ah
Tangga)
23
76
54
708
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Kehutanan
Pada dasarnya penataan ruang suatu wilayah adalah pengaturan penggunaan lahan yang ada di
wilayah tersebut. Sehubungan dengan itu, penggunaan lahan yang ada (existing land use) harus
juga menjadi pertimbangan dalam penataan ruang selanjutnya.
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki potensi hutan yang sangat besar, tetapi potensi hutan
yang besar tersebut belum dikelola secara optimal karena beberapa sebab, yaitu penataan
kawasan hutan (termasuk tata ruang hutan) yang belum teratur, belum terbentuknya unit
pengelolaan hutan pada seluruh kawasan hutan, pemanfaatan hutan yang belum berpihak kepada
masyarakat, pemanfaatan hutan yang masih bertumpu pada hasil hutan kayu, pengawasan dan
penegakan hukum terhadap pelanggaran dan pengelolaan hutan yang masih lemah, upaya
konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis belum mendapat perhatian yang memadai.
Berkurangnya kawasan hutan juga menyebabkan terjadinya kesenjangan antara pasokan dan
kebutuhan bahan baku industri.
berkembang secara optimal.
Sementara itu, potensi hasil hutan bukan kayu belum
Hal ini terkait dengan masih rendahnya pendapatan dan kualitas
hidup masyarakat di dan sekitar kawasan hutan yang umumnya mengusahakan hasil hutan
bukan kayu secara tradisional dan terbatas.
Potensi hutan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan merupakan sumberdaya yang cukup
besar, baik dalam rangka menjaga stabilitas ekosistem alam maupun untuk dikelola menjadi
hutan produksi. Hutan produksi yaitu hutan yang dapat dimanfaatkan material (kayu maupun
hasil lainnya) dengan tetap memperhatikan fungsi konservasinya.Berdasarkan data luas hutan di
wilayah Kabupaten Minahasa Selatan cenderung mengalami pengurangan/penyempitan dari
tahun ke tahun.
Hal ini karena antara lain adanya penebangan dan perambahan hutan untuk
dijadikan lahan pertanian oleh masyarakat. Untuk menanggulangi fenomena tersebut telah
diupayakan menggalakkan kegiatan penghijauan dan reboisasi.Luas hutan menurut fungsinya
dan luas kawasan hutan menurut kelompok hutan dan kecamatan di Kabupaten Minahasa
Selatan dapat dilihat pada Tabel Tabel Berikut.
16
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Tabel 2.13 Luas Hutan Menurut Fungsinya
Luas Hutan
No
Fungsi Hutan
(Ha)
1.
Cagar Alam
3.396,78
2.
Hutan Lindung
3.
Hutan Bakau
4.
Hutan Produksi
16.367,44
5.
Hutan Produksi Terbatas
13.868,81
6.
Suaka Margasatwa
13.899,41
766,63
3.414
Ju mlah
51.713,07
Sumber :Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.14 Luas Kawasan Hutan Menurut Kelompok Hutan dan Kecamatan
No
I.
Kelompok Hutan
Hutan Lindung
1. CA. Gn. Ambang
2. HB. Tatapaan
3. HB. Tg. Walantaw
Modoinding/Tompasobaru
Tatapaan
Sinonsayang/Tenga/
Amurang Barat
Sinonsayang/Tenga/
Motoling/Kumelembuai
Modoinding/Tompasobaru
Sinonsayang
Amurang Timur
Tompasobaru
Tumpaan/Tatapaan
4. HL. Gn. Lolombulan
5.
6.
7.
8.
9.
II.
HL. Gn. Simbalang
HL. Gn. Poopotelu
HL. Gn. Soputan
HL. Torout
SM. Manembo-nembo
1.200
3.793
412,82
7.936,59
557
3.414
207
Tatapaan
207
Hutan Produksi
16.367,44
1. HP. S. Poigar
Modoinding/Tompasobaru/Po
igar
Ranoiapo/Motoling/Tompaso
baru
2. HP. S. Ranoiapo
IV.
3.396,78
218
341,63
Taman Nasional
1. HB. TN. Bunakaen
III.
Perkiraan Luas
(Ha)
21.269,82
Kecamatan
8.048
8.319,44
Hutan Produksi Terbatas
1. HPT. Gn. Sinonsayang
2. HPT. Gn. Surat
3. HPT. Gn. Lolombulan
4. HPT. Mintu
Jumlah
Sumber :
13.868,81
Sinonsayang/Motoling/
Ranoiapo
Tompasobaru/Ranoiapo
Tenga
Modoinding
3.703,47
9.592,69
464,65
108
51.713,07
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Saat ini, di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, baik pemerintah maupun masyarakat sedang
giat-giatnya melakukan penanaman pohon. Selain penanaman pohon di hutan, juga dilaksanakan
penanaman pohon di wilayah pesisir, berupa mangrove.
Untuk jenis kegiatan dan luasnya,
diperlihatkan pada Tabel Berikut.
Tabel 2.15 Jenis Kegiatan dan Luas Tanaman Kayu
No
1.
Luas
Jumlah Tanaman
(Ha)
(Pohon)
1.325
530.000
Kegiatan
Hutan Rakyat
Jenis Tanaman
Mahoni, Nantu, Cempaka,
Kayu Manis, Durian,
17
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Nangka
2.
Reboisasi
3.170
2.889.000
3.
Rehabilitasi Mangrove
155
511.500
4.
Swadaya Masyarakat
185,1
157.905
4.835,1
4.088.405
Ju mlah
Sumber :
Mahoni, Nantu, Cempaka,
Kayu Manis, Durian,
Nangka
Rhizophora, Avicenia,
Soneratia
Cempaka, Nantu, Mahoni,
Kayu Jati
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki wilayah pesisir dengan panjang garis pantai ± 168,22
km,mempunyai potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang dapat dikembangkan dandapat
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Selain potensial untuk budidaya perikanan laut,
penangkapan ikan,juga memiliki panorama yang indah sehingga dapat dikembangkan untuk
pariwisata.Dari 17
kecamatan diKabupaten Minahasa Selatan,
7
(tujuh) kecamatan di
antaranyamemiliki wilayah pesisir dan laut yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya laut dan
penangkapan ikan, yaitu Kecamatan Tatapaan, Kecamatan Tumpaan, Kecamatan Amurang
Timur, Kecamatan Amurang, Kecamatan Amurang Barat, Kecamatan Tenga dan Kecamatan
Sinonsayang.
Untuk budidaya perikanan darat, yaitu dengan tersedianya lahan/areal tambak,
kolam dan karamba yang umumnya pada wilayah-wilayah yang memiliki areal sawah, di
samping sungai dan danau.
Namun demikian, potensi sumberdaya kelautan dan perikanan
tersebut belum dapat dimanfaatkan dan dikelola secara optimal oleh karena berbagai
permasalahan.
Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya :
1. Kondisi nelayan, umumnya miskin dan masih merupakan nelayan tradisional;
2. Masih
tingginya
ketidakseimbangan
pemanfaatan
stok
perikanan
tangkap
antarkawasan/wilayah dan antar spesies;
3. Banyaknya praktik Illegal Unreported and Unregulated Fishing yang menyebabkan
kerugian negara;
4. Pengusahaan perikanan budidaya yang masih belum efisien;
5. Sarana dan prasarana perikanan yang belum memadaiserta input-input lain, seperti
masalah benih, pakan, kesehatan ikan, dukungan permodalan, riset dan iptek perikanan;
6. Penanganan dan proses pengolahan produk-produk perikanan belum berkembang dengan
baik, sehingga produk perikanan bermutu rendah dengan nilai jual yang rendah pula;
18
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
7. Di pasar global, produk perikanan menghadapi kendala oleh adanya hambatan tarif dan
nontarif yang dikaitkan pula dengan isu-isu lingkungan dan kesehatan.
Apabila
permasalahan-permasalahan
tersebut
dapat
ditangani,
sumberdaya
kelautan
dan
perikanan mempunyai prospek besar untuk dikembangkan peranannya dalam mendukung
pembangunan
nasional.Potensi kelautan
dan perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan
diperlihatkan pada Tabel Berikut.
Tabel 2.16 Potensi Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
Kriteria Teknis
Volume
Satuan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Kawasan Minapolitan Tatapaan
2.500
Ha
b. Kawasan Minapolitan Amurang
6
Kecamatan
c. Kawasan Sentra Produksi Perikanan
7
Kecamatan
a. Produksi Perikanan Tangkap
11.125,7
Ton
b. Produksi Perikanan Budidaya
2.793,5
Ton
c. Produksi Produk Olahan Hasil Perikanan
2.437,35
Ton
13.989.000
Ekor
a. Balai Benih Ikan (BBI) Tompasobaru
1
Unit
b. Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
16
Unit
640,12
Ha
1.
2.
Kawasan Minapolitan / Sentra Produksi :
Produksi Perikanan :
3.
Produksi Benih Ikan
4.
Balai Benih Ikan (BBI) :
5.
Pengelolaan Lahan Budidaya :
a. Pengelolaan Lahan Budidaya Air Tawar
b. Pengelolaan Lahan Budidaya Air Payau
c. Pengelolaan Lahan Budidaya Laut
Ha
515,0
Ha
a. Potensi Lahan Budidaya Air Tawar
1.650
Ha
b. Potensi Lahan Budidaya Air Payau
4
Ha
c. Potensi Lahan Budidaya Laut
2.310
Ha
7.
Luas Laut
56.000
Ha
8.
Luas Perairan Umum Daratan Untuk Perikanan Tangkap
318,94
Ha
9.
Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
1
Unit
10.
Jumlah Perahu Tanpa Motor
635
Unit
11. Jumlah Perahu Motor Tempel
171
Unit
12. Jumlah Perahu Motor Katinting
149
Unit
46
Unit
6.
Potensi Lahan Budidaya :
13. Jumlah Kapal Motor
19
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No
Kriteria Teknis
Volume
Satuan
14. Jumlah Pajeko (Purse Seine)
41
Unit
15. Jumlah Jaring Insang (Gillnet)
374
Unit
16. Jumlah Sero
177
Unit
17. Jumlah Rumpon
122
Unit
18. Jumlah Alat Tangkap Lainnya
210
Unit
a. Nelayan
9.101
Orang
b. Pembudidaya Ikan
2.115
Orang
401
Orang
1.285
Orang
20. Jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI)
27
Unit
21. Jumlah Unit Pemasaran Ikan (Pasar Ikan Higienis, Los
Pasar Ikan, Pasar Ikan Tradisional)
1
Unit
22. Jumlah Kelompok Masyarakat Pengawas Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan
17
Kelompok
23. Jumlah Prasarana Pos Pengawasan SDKP
9
Unit
24. Jumlah Kasus Pelanggaran Bidang SDKP
-
Kasus
a. P. Tatapaan
2,5
Ha
b. P. Sepatu
0,1
Ha
c. P. Burung
0,1
Ha
d. P. Tikus
0,1
Ha
26. Luas Mangrove
939,590
Ha
27. Luas Terumbu Karang
1.349.625
Ha
28. Luas Padang Lamun
2.046.213
Ha
26.000
Ha
a. D. Mokobang
3
Ha
b. D. Iloloy
6
Ha
c. D. Moat
4
Ha
d. D. Luak
2
Ha
19. Tenaga Kerja Perikanan :
c. Pengolah Ikan
d. Pemasar Produk Perikanan
25. Pulau-Pulau Kecil :
29. Luas Kawasan Konservasi Perairan Laut (termasuk KKLD)
30. Danau :
Sumber :
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Prospek pengembanganusaha budidaya laut di Kabupaten MinahasaSelatan sangat menjanjikan,
antara lain usaha budidaya rumput laut,ikan kerapu, ikan kuwe dan sidat. Sedangkan untuk
usaha budidaya perikanan darat telah dikembangkan jenis ikan mas, nila, mujair dan betutu
melalui usaha mina padi, kolam, karamba dan jaring tancap.
Potensi perikanan budidaya dan
20
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
potensi usaha perikanan budidaya serta komoditas eksport perikanan di Kabupaten Minahasa
Selatan ditunjukkan pada Tabel-tabel berikut.
Tabel 2.17 Potensi Perikanan Budidaya di Kabupaten Minahasa Selatan
Areal Budidaya (Ha)
No
Produksi
Komoditas
Potensi
Realisasi
(Ton)
1.800
450
34
1.
Rumput Laut
2.
Kerapu
100
5
-
3.
Kuwe
250
20
173,8
4.
Sidat
10
-
-
5.
Mas
200
150
772,6
6.
Nila
200
170
1.476,3
7.
Mujair
80
50
231
8.
Betutu
10
-
-
2.650
645
2.687,7
Jumlah
Sumber :
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.18 Potensi Usaha Perikanan Budidaya di Kabupaten Minahasa Selatan
Potensi
Produksi
(Ha)
(Ton)
2.230
207,8
4
-
475
1.824,89
- Karamba
35
67,45
- Jaring Tancap
15
44,97
770
542,06
3.529
2.687,7
No
Usaha
1.
Budidaya Laut
2.
Budidaya Air Payau
3.
Budidaya Air Tawar :
- Kolam
- Sawah
Jumlah
Sumber :Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.19 Komoditas Eksport Perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan
Alat/Armada
No
Jenis Usaha
Komoditas
Pemasaran
Pelaku Usaha
Tangkap
1.
Ikan Kayu
Tuna, Cakalang,
Tongkol
Pajeko Purse
Seine
Jepang
CV. Nichindo
Manado Suisan
2.
Ikan Beku
Cakalang, Tongkol,
Lajang
Pajeko Purse
Seine
Jakarta
CV. Sakura Ria
3.
Ikan Beku
Cakalang, Tongkol,
Lajang
Pajeko Purse
Seine
Jakarta
CV. Nirwana
21
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
4.
Ikan Segar
Kerapu
KJA
Hongkong
CV. Prima Tuna
Sejati
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Peternakan
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki potensi peternakan yang dapat dikembangkan
meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat.
dan
Selain memiliki lahan yang luas, juga
didukung dengan ketersediaan pakan dari hasil pertanian, seperti jagung, karena sebagian besar
penduduk Kabupaten Minahasa Selatan adalah petani.
Umumnya peternakan yang diusahakan
adalah sapi, kuda, babi, kambing, ayam buras, ayam ras, itikdan anjing. Untuk ternak sapi, babi,
ayam buras, itik dan anjingtersebar di semua kecamatan.
Khusus ternak sapi dan kuda
dimanfaatkan oleh penduduk sebagai angkutan tradisional, roda sapi dan bendi.
Produksi
daging dan telur (ayam, itik,puyuh) dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten
Minahasa Selatan, bahkan banyak yang dipasarkan ke daerah lain.
Untuk populasi ternak dan
produksi daging serta produksi telur di Kabupaten Minahasa Selatan dapat dilihat pada Tabeltabel berikut.
Tabel 2.20 Potensi Peternakan di Kabupaten Minahasa Selatan
No Kecamatan
Sapi
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
Kuda
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
Kambing
Babi
Populasi Daging Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
Anjing
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
274
6.160
21
605
315
2.170
1.964
84.364
1.120
-
2. Amurang Barat
1.946
43.751
8
230
428
2.949
2.686
115.377
3.426
-
3. Amurang Timur
1.062
23.876
6
173
10
69
1.740
74.742
2.620
-
458
10.297
6
173
0
-
2.410
103.522
2.385
-
5. Tenga
3.204
72.034
0
-
695
4.789
3.135
134.664
3.986
-
6. Sinonsayang
1.662
37.366
0
-
724
4.988
2.820
121.133
3.248
-
7. Tumpaan
1.025
23.045
18
518
286
1.971
2.392
102.748
1.436
-
8. Tatapaan
1.625
36.534
0
-
365
2.515
1.080
46.391
2.541
-
9. Motoling
288
6.475
0
-
0
-
1.235
53.049
2.154
-
10. Kumelembuai
398
8.948
0
-
0
-
2.364
101.546
1.366
-
1.180
26.529
5
144
0
-
2.662
114.346
2.912
-
729
16.390
7
202
268
1.847
1.242
53.350
2.778
-
1.186
26.664
5
144
296
2.039
1.198
51.460
2.810
-
346
7.779
0
-
0
-
754
32.388
1.012
-
1. Amurang
4. Tareran
11. Ranoyapo
12. Tompasobaru
13. Maesaan
14. Modoinding
15. Motoling Timur
80
1.799
0
-
0
-
1.232
52.921
1.586
-
16. Motoling Barat
459
10.319
0
-
0
-
1.024
43.986
1.635
-
17. Suluun Tareran
270
6.070
0
-
0
-
2.060
88.487
1.425
-
16.192 364.037
76
2.189
3.387
31.998 1.374.474 38.100
-
Jum l ah
23.336
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.21 Potensi Peternakan Unggas di Kabupaten Minahasa Selatan
No Kecamatan
1. Amurang
Ayam Buras Ayam Pedaging Ayam Petelur
Itik
Populasi Daging Populasi Daging Populasi Daging Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
11.845
14.593
-
-
5.000
3.020
314
162
Puyuh
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
1.500
-
22
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
No Kecamatan
Ayam Buras Ayam Pedaging Ayam Petelur
Itik
Populasi Daging Populasi Daging Populasi Daging Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
(Ekor)
(Kg)
Puyuh
Populasi Daging
(Ekor)
(Kg)
2. Amurang Barat
14.824
18.263
-
-
-
-
456
235
1.100
-
3. Amurang Timur
12.850
15.831
5.000
6.000
-
-
280
144
0
-
4. Tareran
11.525
14.199
-
-
-
-
185
95
0
-
5. Tenga
19.256
23.723
-
-
-
-
1.558
802
0
-
6. Sinonsayang
17.328
21.348
-
-
5.000
3.020
1.284
661
0
-
7. Tumpaan
10.524
12.966
20.000
24.000
-
-
3.500
1.802
1.000
-
8. Tatapaan
13.879
17.099
-
-
-
-
1.032
531
0
-
9. Motoling
12.485
15.382
-
-
-
-
0
-
0
-
10. Kumelembuai
14.350
17.679
-
-
-
-
128
66
0
-
11. Ranoyapo
15.248
18.786
-
-
17.000 10.266
384
198
0
-
12. Tompasobaru
12.852
15.834
-
-
32.000 19.325
582
300
0
-
13. Maesaan
13.576
16.726
-
-
-
-
698
359
0
-
14. Modoinding
11.950
14.722
-
-
-
-
0
-
0
-
15. Motoling Timur
14.235
17.538
-
-
-
-
500
257
0
-
16. Motoling Barat
15.258
18.798
-
-
-
-
0
-
0
-
17. Suluun Tareran
12.986
15.999
-
-
-
-
128
66
0
-
234.971 289.484
25.000
30.000
59.000 35.630
11.029
5.678
3.600
-
Jum l ah
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Tabel 2.22 Produksi Telur di Kabupaten Minahasa Selatan
Ayam Buras
No
Kecamatan
Ayam Petelur
Itik
Populasi
(Ekor)
11.845
Telur
(Kg)
8.457
Populasi
(Ekor)
5.000
Telur
(Kg)
42.000
Populasi
(Ekor)
314
Telur
(Kg)
1.948
1.
Amurang
2.
Amurang Barat
14.824
10.584
-
-
456
2.829
3.
Amurang Timur
12.850
9.175
-
-
280
1.737
4.
Tareran
11.525
8.229
-
-
185
1.148
5.
Tenga
19.256
13.749
-
-
1.558
9.666
6.
Sinonsayang
17.328
12.372
42.000
1.284
7.966
7.
Tumpaan
10.524
7.514
-
-
3.500
21.714
8.
Tatapaan
13.879
9.910
-
-
1.032
6.403
9.
Motoling
12.485
8.914
-
-
0
0
10.
Kumelembuai
14.350
10.246
-
-
128
794
11.
Ranoyapo
15.248
10.887
17.000 142.800
384
2.382
12.
Tompasobaru
12.852
9.176
32.000 268.800
582
3.611
13.
Maesaan
13.576
9.693
-
-
698
4.330
14.
Modoinding
11.950
8.532
-
-
0
0
15.
Motoling Timur
14.235
10.164
-
-
500
3.102
16.
Motoling Barat
15.258
10.894
-
-
0
0
17.
Suluun Tareran
Jum l ah
5.000
12.986
9.272
-
-
234.971
167.769
59.000
495.600
128
5.678
794
68.424
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Pertambangan dan Energi
Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai topografi berbukit-bukit atau pegunungan
yang di dalamnya banyak terkandung berbagai deposit tambang dengan nilai ekonomis penting,
seperti emas. Deposit emas di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan tersebar luas di beberapa
23
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
kecamatan disamping deposit lainnya.
Dengan mengalirnya sungai-sungai besar, menghasilkan
pasir, kerikil dan batu yang banyak digunakan dalam pembangunan fisik sebagai bahan baku
utama. Potensi pertambangan di Kabupaten Minahasa Selatan terangkum pada Tabel Berikut.
Tabel 2.23 Potensi Pertambangan di Kabupaten Minahasa Selatan
No
1
1.
Jenis Bahan
Galian
2
Emas
Lokasi
Cadangan
Jenis
Total
5
6
Luas
(Ha)
7
Toyopon
Picuan Lama
Tokin
Karimbow
Tew asen
Liandok
Karow a
Sulu
Paslaten
G. Soputan
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Terukur
2.000
2.000
2.500
1.000
1.500
2.000
1.500
750
700
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Amurang Timur
Tenga
Motoling Timur
Poigar
Radey
S. NimangaLelema,
Popontolen
Sulu, Paslaten
Poigar
Sapa, Molinou,
Sidate, Moinit
Pontak, Poopo,
Ranoyapo
Torout
Rumoong Baw ah
Buyungon
S. Ranow angko,
Kilometer 3,
Uw uran 2, Lew et
S. Pentu-Lopana
Radey
Tokin, Karimbow
Tumpaan
Sinonsayang
Tompasobaru
Tangkuney
Blongko
Batukulo
Kecamatan
3
Motoling Barat
Ranoyapo
Motoling Timur
Amurang Barat
Tompasobaru
Tatapaan
2.
Belerang
Amurang Timur
3
Batu dan
Sirtu
Sinonsayang
Tenga
Tumpaan
4.
5.
Pasir Besi
Batu, Sirtu
dan Pasir
Tatapaan
Sinonsayang
Tenga
Ranoyapo
Maesaan
Amurang Barat
Amurang
Amurang
6.
7.
8.
9.
Lempung
Tras
Batu Kapur
Kaolin
Tempat
4
185.136
Ton
225
250
Penyelidik
8
DPE Sulut
PT NMR
PT NMR
PT NMR
PT NMR
DPE Sulut
PT NMR
DPE Sulut
PT NMR
Dit. Geologi
(1974)
DPE Minsel
750
Indikasi
Terukur
1.326,5
Indikasi
1.800
Indikasi
200
Badan Geologi
Pusat SDG
Bandung (2006)
DPE Minsel
DPE Minsel
50
Indikasi
Terukur
3.714.375
m3
Indikasi
Indikasi
Indikasi
250
50
50
50
DPE Minsel
PT Adco
Morino (1993)
DPE Minsel
DPE Minsel
DPE Sulut
(1996)
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
2.3. Demografi dan Urbanisasi
i.
Jumlah Penduduk
Pada akhir tahun 2014 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Minahasa Selatan sebanyak 203 317
jiwa. Jumlah ini mencakup penduduk bertempat tinggal tetap maupun penduduk bertempat
tinggal tidak tetap. Rasio Jenis Kelamin penduduk Kabupaten Minahasa Selatan menunjukkan
angka di atas 100. Ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Minahasa Selatan
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.
24
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Perkembangan Jumlah Penduduk
Kabupaten Minahasa Selatan, 2010 – 2014
Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan tahun 2014
25
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Piramida Penduduk Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2014
Jumlah Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan, 2010-2014
Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Selatan
26
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Luas dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, 2014
Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Selatan
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2014
Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Selatan
27
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
ii.
Jumlah Penduduk Miskin
Keadaan dan kepadatan
penduduk suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tersedianya
berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang dapat mendukung aktivitas ekonomi dan sosial
budaya. Kecenderungan tersebut terlihat dalam
kehidupan penduduk perkotaan, di mana
fasilitas sarana dan prasarana selalu lebih lengkap dan kompleks dari pada penduduk di
pedesaan.
Hal ini disebabkan setiap manusia pada hakekatnya selalu ingin menikmati fasilitas
hidup yang lebih baik dan lebih layak.
penduduk Kabupaten Minahasa Selatan tersebar pada bentang wilayah dengan kepadatan yang
cukup rendah dan sebagian besar terkonsentrasi di ibukota kecamatan. Kondisi tersebut
mengisyaratkan bahwa Kabupaten Minahasa Selatan
mempunyai potensi sumber daya manusia
yang dapat membangun dan mengembangkan daerahnya.
Sebagai suatu kabupaten pemekaran, Minahasa Selatan tidak terlepas dari masalah kemiskinan.
Kemiskinan merupakan suatu fenomena masyarakat yang sudah lama terjadi dan dapat terjadi di
mana saja tanpa memperhatikan
lokasi, sehingga sifatnya global. Kemiskinan di suatu wilayah
mempunyai hubungan dengan kondisi wilayah dan pembangunan ekonomi wilayah.
Tingkat
kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan sejak tahun 2008-2012 mengalami penurunan sampai
dengan 8,61% atau 17.100 jiwa.
Namun pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi
10,08% atau 20.400 jiwa.Selengkapnya
data kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan dari
tahun 2005-2013 diperlihatkan pada Tabel Berikut.
Tabel 2.24 Data Kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2005-2013
No
Tahun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah
Penduduk
Miskin
(Jiwa)
31.300
37.300
24.900
21.400
20.500
20.970
18.775
17.100
20.400
Persentase
Penduduk
Miskin
(%)
10,74
13,45
13,61
11,66
11,13
10,74
9,48
8,61
10,08
Indeks
Kedalaman
Kemiskinan
(P1)
1,83
2,34
2,13
2,96
0,95
1,56
1,18
1,07
1,85
Indeks
Keparahan
Kemiskinan
(P2)
0,54
0,69
0,51
0,86
0,15
0,35
0,24
0,20
0,46
Garis
Kemiskinan
(Rp/Kap/Bulan)
140.478
163.465
181.500
206.890
210.706
230.829
238.976
241.482
244.813
Sumber : Data Juli 2015, Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara
Dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Minahasa Selatan, salah satu usaha yang
dilakukan adalah meningkatkan penggunaan teknologi pada sektor-sektor ekonomi yang unggul,
yaitu sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Dengan demikian, melalui sektor-sektor
ekonomi tersebut memberikan nilai tambah terhadap pendapatan ekonomi masyarakat. Untuk
dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga yang menggantungkan hidup pada sektor
pertanian, salah satu kebijakan yang perlu dilakukan adalah peninjauan kembali harga
komoditas pertanian dan pengaturan kembali kelembagaan sektor pertanian, terutama yang
28
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
menyangkut hak-hak penduduk.
Dengan meningkatnya harga jual komoditas pertanian, maka
pendapatan petani (rumah tangga pertanian) juga akan meningkat.
Pendekatan lain yang dapat dilakukan dalam rangka pengentasan kemiskinan adalah melalui
pendekatan sosio-kultural, yaitu dengan membangun motivasi masyarakat untuk menghilangkan
tradisi atau adat yang menjadi penghambat bagi kemajuan penduduk setempat. Salah satu cara
yang dilakukan adalah memotivasi kepada penduduk miskin bahwa untuk mencapai suatu
kehidupan yang lebih baik dapat tercipta di dalam sanubari mereka.
29
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
2.4. Isu Strategi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
i.
Data Perkembangan PDRB
PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul
dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang biasanya
satu tahun ataupun dalam tiga bulan atau semesteran.
Yang dimaksud dengan nilai tambah
adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto di sini mencakup
komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan),
penyusutan dan pajak tidak langsung netto.
Data PDRB merupakan salah satu indikator
ekonomi makro yang menunjukkan kondisi perekonomian suatu wilayah atau daerah dalam
suatu kurun waktu tertentu.
Nilai PDRB Kabupaten Minahasa Selatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Terhitung pada akhir tahun 2013 telah mencapai 3,67 triliun rupiah menurut harga berlaku
(ADHB) atau 1,60 triliun rupiah bila diukur dengan harga tahun dasar 2000 (ADHK).
Perbedaan nilai ini merupakan akibat dari perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen
yang terus meningkat tiap tahunnya. Nilai PDRB Kabupaten
Minahasa
Selatan dari tahun
2003-2013 diperlihatkan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2.29 PDRB Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2003-2013
Nilai PDRB (Triliun Rupiah)
Tahun
ADHB
ADHK
2003
1,09
0,89
2004
1,22
0,94
2005
1,36
0,98
2006
1,54
1,03
2007
1,77
1,08
2008
2,01
1,15
2009
2,28
1,22
2010
2,59
1,33
2011
3,01
1,41
2012
3,32
1,50
2013
3,67
1,60
Sumber :
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan di tahun 2013 telah mencapai 6,64%.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2012sebesar 6,37%, menunjukan pertumbuhan ekonomi
yang meningkat.
Jika dilihat dari kelompok sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier,
tahun 2012 ke tahun 2013masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 4,81%, 8,63% dan
30
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
7,35%.
Hal ini mengindikasikan adanya perkembangan perekonomian yang seimbang dan
mengarah kepada perekonomian moderen.Pertumbuhan ekonomi beserta dengan kelompok
sektor ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan dari tahun 2003-2013 ditunjukkan pada Tabel
berikut.
Tabel 2.30 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Kelompok Sektor
Ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2003-2013
Pertumbuhan
Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi (%)
Tahun
Ekonomi (%)
Primer
Sekunder
Tersier
2003
3,87
2,62
4,42
5,55
2004
5,08
5,69
4,33
4,80
2005
4,33
3,37
4,00
6,43
2006
4,83
4,16
4,96
5,85
2007
5,24
4,77
5,56
5,73
2008
6,32
6,69
7,14
4,81
2009
6,41
5,12
7,59
7,38
2010
8,57
10,91
7,00
6,27
2011
6,03
0,80
10,41
10,57
2012
6,37
4,46
8,70
6,93
2013
6,64
4,81
8,63
7,35
Sumber :
Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
Dilihat daristrukturnya,perekonomian di Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2013masih
didominasi oleh sektor pertanian dengan peranan sebesar 30,31%.
sektor
bangunan/konstruksi
sebesar
17,95%,
sektor
jasa-jasa
Selanjutnya diikuti oleh
sebesar
11,69%,sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 11,07%, sektor industri pengolahan sebesar 10,92%,.
Sedangkan sektor-sektor lain memiliki kontribusi tidak lebih dari 10%, dan kontribusi paling
kecil disumbangkan oleh sektor listrik, gas dan air bersih yang hanya mencapai 0,58%.
Selengkapnya struktur ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2010-2013 dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 2.31 Struktur Ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2010-2013
Kontribusi(%)
No
Struktur Ekonomi
2010
2011
2012
2013
1.
Sektor Pertanian
31,61
32,54
31,01
30,31
2.
Sektor Bangunan/Konstruksi
17,06
17,08
17,70
17,95
3.
Sektor Jasa-Jasa
11,15
11,09
11,25
11,69
4.
Sektor Industri Pengolahan
11,09
10,76
11,14
10,92
31
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Kontribusi(%)
No
Struktur Ekonomi
2010
2011
2012
2013
10,20
10,11
10,73
11,07
5.
Sektor Pengangkutan danKomunikasi
6.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,23
8,40
8,53
8,55
7.
Sektor Pertambangan danPenggalian
8,00
7,48
7,08
6,89
8.
Sektor Keuangan, Persewaan/Real
Estatedan Jasa Perusahaan
2,03
1,96
1,99
2,04
9.
Sektor Listrik, Gas dan Air
0,62
0,58
0,57
0,58
Sumber : Profil Kabupaten Minahasa Selatan 2015
ii.
PDRB Per Kapita
Seiring dengan semakin meningkatnya perekonomian Kabupaten Minahasa Selatan yang
tercermin dengan semakin meningkatnya PDRB, baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan, maka PDRB perkapita Kabupaten Minahasa Selatan selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2013, PDRB perkapita penduduk Kabupaten Minahasa
Selatan sebesar 18,34 juta rupiah setahun jika dihitung atas dasar harga berlaku atau sekitar 7,98
juta rupiah jika dihitung atas dasar harga konstan. PDRB perkapita Kabupaten Minahasa
Selatandari tahun 2003-2013 tercantum pada Tabel berikut.
Table 2.32 PDRB Perkapita Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2003-2013
PDRB Perkapita (Juta Rupiah)
Tahun
ADHB
ADHK
2003
6,01
4,95
2004
6,76
5,19
2005
7,49
5,41
2006
8,49
5,65
2007
9,72
5,94
2008
11,04
6,31
2009
12,46
6,69
2010
13,26
6,79
2011
15,20
7,12
2012
16,67
7,53
2013
18,34
7,98
32
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
iii.
Data Kondisi Lingkungan Strategi
Topografi
Dalam perspektif regional Kabupaten Minahasa Selatan berada pada posisi “strategis”,
karena berada pada jalur lintas darat Trans Sulawesi yang menghubungkan jalur jalan seluruh
propinsi di Pulau Sulawesi. Pada pesisir jalur laut bagian utara, merupakan daerah yang strategis
untuk pengembangan produksi perikanan di kawasan timur Indonesia dan daerah perlintasan
(transit) sekaligus stop over arus penumpang, barang dan jasa pada Kawasan Indonesia Tengah
dan kawasan Indonesia Timur, bahkan untuk kawasan Asia Pasifik.
Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai topografi wilayah berupa bukit-bukit/pegunungan
dengan posisi tertinggi sampai ketinggian 1.780 meter dari permukaan laut dan sebagian kecil
adalah dataran rendah bergelombang dan memiliki sungai-sungai besar. Ada 5 Gunung yang
berada di kabupaten ini, yaitu : G. Soputan (1780 m), G. Manimporok (1661 m), G. Tagui (1550
m), G. Lumedon (1425 m), G. Lolombulan (1402 m), G. Kawatak (1200 m). Terdapat 3 sungai
yakni : S. Ranoyapo (53,8 km), S. Poigar (50,4 km), S. Ranowangko (20 km). Ada juga Danau
Mokobang dengan luas 3 ha.
Tabel 2.33 Tinggi Gunung di Kab. Minahasa Selatan
No
Gunung
Tinggi
1
Soputan
1.780
2
Manimporok
1.661
3
Tagui
1.550
4
Lumedon
1.425
5
Lolombulan
1.402
6
Kawatak
1.200
Tabel 2.34 Panjang Sungai di Kab. Minahasa Selatan
No
Sungai
Panjang
1
Ranoyapo
53,8
2
Poigar
50,4
3
Ranowangko
20,0
Tabel 2.35 Luas Danau di Kab. Minahasa Selatan
No
1
Danau
Mokobang
Luas Area (Ha)
3,0
Geologi
Berdasarkan Peta Geologi skala 1 : 250.000 tahun 1996. Geologi batuan penyusun wilayah
Kabupaten Minahasa Selatan sangat bervariasi, antara lain berisi formasi :
33
RPIJM 2015 – 2019 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Qal yaitu batuan aluvium yang terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lempung.
Qs Endapan danau dan sungai. Formasi ini terdiri dari pasir, lanau, konglomerat dan lempung
napalan. Perselingan lapisan pasir lepas dan lanau, lapisan berangsur, setempat silang siur,
konglomerat
tersusun
dari
batuan
kasar
menyudut
tanggung,
lempung
napalan
hitam
mengandung muluska. Satuan ini membentuk undak dengan permukaan menggelombang.
Ql = batu gamping terumbu koral, kebanyakan terdapat di daerah pasang surut di barat kampung
Amurang. Batuan ini adalah hasil pengangkatan.
Qv = batuan gunung api muda, satuan batuan ini terdiri dari Lava, bom, lapili dan abu volkanik
membentuk gunung api strato muda antara lain Gunung Soputan, Lokon dan Mahawu. Khusus
Gunung Soputan terdiri dari materil pasir.
Qtv dan Qtvl = Adalah Tufa Tondano terdiri dari klastika kasar gunung api dengan komposisi
andesit, dengan komponen menyudut hingga menyudut tanggung, banyak mengandung batu
apung, batu apung lapili, breksi ignimbrit sangat padat. Formasi hasil dari hasil letusan hebat
pada waktu pembentukan Kaldera Tondano.
Tmts = Formasi Tapadaka terdiri dari Batu pasir, grewake, batu pasir terkersikkan dan serpih.
Batu pasir berwarna kelabu muda hingga tua dan hijau, berbutir halus sampai kasar,
mengandung batuan gunung api hijau dan serpih merah, setempat-setempat gampingan.
Batupasir yang tersingkap di S. Tapadaka mengandung urat kalsit 0,5 – 1 m.
Tmbv = Batuan Gunung Api Bilulangala: Breksi, tuf dan lava bersusunan andesit, dasit dan
riolit. Ziolit dan kalsit sering dijumpai pada kepingan batuan pennyusun breksi. Tuf umumnya
bersifat dasitan, agak kompak dan berlapis buruk di beberapa tempat. Di daerah pantai selatan
dekat Bilungala. satuan ini dikuasai oleh lava dan breksi yang umumnya bersusunan dasit. dan
dicirikan oleh warna alterasi kuning
sampai coklat, mineralisasi pirit. perekahan yang intensif, serta banyak dijumpai batuan
terobosan diorit. Propilitisasi, kloritisasi, dan epidotisasi banyak dijumpai pada lava. Tebal
satuan dipakirakan lebih dari 1000 meter, sedang umurnya berdasarkan kandungan fosil dalam
sisipan batugamping adalah Miosen Bawah - Miosen Akhir. Nama satuan penama kali diajukan
olch PT. Tropic Endeavour, (1972).
Tms = Batuan Sedimen, ter