ASKESE DALAM WEJANGAN PENDIRI ST MAGDALENA DARI CANOSSA BAGI PARA SUSTER KONGREGASI FDCC SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ASKESE DALAM WEJANGAN PENDIRI ST MAGDALENA DARI
CANOSSA BAGI PARA SUSTER KONGREGASI FDCC
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

OLEH :
FRANSISKA YOSEFINA NUFA
NIM: 091124034
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang tiada terkira, skripsi ini kupersembahkan kepada
Para Suster Kongregasi Putri-Putri cinta kasih Canossian Provinci Devine Mercy
Indonesia. Bagi keluargaku, bagi Para Suster dan adik-adik postulan dalam
Komunitas Yogyakarta yang telah mendukung dan memberi semangat melalui doa,
perhatian dan cinta mereka yang tulus.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


MOTTO

“Those Who Hope More Will Obtain More”
(Siapa yang Paling Berani Berharap Dialah Yang Akan Paling Banyak
Menerima)
(St. Magdalena dari Canossa)

“Sebab kepada-Mu Ya Tuhan, aku berharap Engkaulah yang akan
menjawab,Ya Tuhan Allahku”
( Mzm. 38 : 16 )

“Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman”
( Mat. 28 : 20 )

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Juli 2014
Penulis,

Fransiska Yosefina Nufa

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Fransiska Yosefina Nufa


NIM

: 091124034

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul ASKESE DALAM
WEJANGAN PENDIRI ST MAGDALENA DARI CANOSSA BAGI
PARA SUSTER KONGREGASI FDCC. Beserta perangkat yang diperlukan
(bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada saya,
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian penyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, 7 Juli 2014
Yang menyatakan,

Fransiska Yosefina Nufa


vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Skripsi ini berjudul ASKESE DALAM WEJANGAN PENDIRI
ST MAGDALENA DARI CANOSSA BAGI PARA SUSTER
KONGREGASI FDCC”. Judul Skripsi ini dipilih berdasarkan Fakta akan
pentingnya Askese bagi para suster FdCC sebagai warisan dari ibu pendiri
St.Magdalena Dari Canossa sebagaimana tersirat dalam wejangannya. Para
suster FdCC telah menghidupi askese itu sendiri baik secara pribadi,bersama
dalam komunitas maupun dalam karya kerasulan dengan meneladani sang
teladan utama yakni Kristus Tersalib dan dengan meneladani semangat askese
yang dijalankan oleh pendiri St Magdalena dari Canossa. Namun kenyataannya
askese yang dijalankan oleh para suster FdCC zaman sekarang pelan-pelan
mulai memudar. Ini disebabkan karena para suster FdCC kurang menyadari
akan pentingnya nilai dari sebuah askese. Askese yang dilakukan hanya semata
agar dilihat dan dipuji oleh pimpinan atau pun anggota komunitas lainnya.
Askese jika disadari dengan sungguh-sungguh akan membantu para
suster FdCC untuk mengendalikan kecenderungan duniawi yang menjadi unsur

kodrat manusia serta dapat membantu meluruskan semua keinginan para suster
FdCC yang tidak teratur dengan ikut ambil bagian menyatukan pengorbanan
yang dijalankan dengan pengorbanan Kristus yang Tersalib. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan
teknologi membuat praktek askese menjadi tidak mudah untuk dilaksanakan
mengingat berbagai tawaran menarik yang menuntut banyak anggota FdCC
untuk berani memilih. Oleh karena itu berbagai cara dan usaha di lakukan agar
askese tetap menjadi keutamaan tetap relevan sebagai warisan ibu pendiri.
Salah satunya melalui usaha mempertahankan dengan tetap mempraktekannya
secara terus menerus secara pribadi baik dalam komunitas maupun dalam karya
kerasulan yang ditopang dengan doa,amal ,pengorbanan dan matiraga.
Usaha ini pada intinya merupakan proses perkembangan dan
pertumbuhan bagi para suster Fdcc didalam mempertahankan keutamaan askese
sebagai warisan ibu pendiri sebagaiaman tesirat dalam wejangannya. Untuk
membantu para suster FdCC mempertahankan keutamaan askese sebagai
warisan pendiri penulis mengusulkan program pembinaaan melalui katekese
model
SCP
(
Share

Christian
Praxis)
model
ini
merupakan salah satu model katekese yang cocok
sebab di dalamnya para suster FdCC
dapat saling berbagi pengalaman bersama, berefleksi, berdialog, saling menden
garkan
serta memperdalam sumber-sumber hidup rohani. Dengan kata lain melalui
metode ini setiap anggota FdCC terbantu untuk semakin bertumbuh dan
berkembang sebagai manusia yang utuh di dalam panggilan serta
perutusannya.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
The topic of this thesis is “ascetic in the spirit of St Magdalen for
FDCC sister. The writer chose this topic based on reality that it is very

important for the FDDC sister to live out ascetic life as the tradition from St
Magda, founder of FDCC. The sister has been live out ascetic life both as
personal and community in their ministry. They took the spirit of Jesus Christ
who was crucified and follow the ascetic spirit of St Magdalen. But, in fact
nowadays the ascetic spirit for the sister is going down. It is because of the
sister do not aware so much about the importance of ascetic life in their journey
as sister and do not live it out in their daily life. They just practice or do it as the
formality and just to follow the rule.
If the sister really aware about the meaning of ascetic life, it may help
them to control the personal desire as human being. It may help them to have
self-discipline and participate or united their self-sacrifice with self-sacrifice of
Jesus Christ on the cross. The development of technology in our world today
challenges the sister to have strong motivation and commitment to live out the
ascetic spirit. The changes of our world today influence the sister to see that
ascetic life is no longer interested for them to choose. So that, the writer found
that it is important to take some way to make the ascetic life become alive for
the sister in our global world. It is the invitation to see and reflect on the spirit
of our founder, how she lived out the ascetic life in her daily life as the sister. In
spite of learning from the founder, as the member of FDCC, everybody should
have the strong commitment to live it out both personal or in the community.

They may do it by their ministry, prayer, fast and ascetic.
The work of ascetic life is the process of development and growing
toward the maturity in self-sacrifice for the FDCC sister to live out the virtue of
ascetic as the heritage of the founder trough her “wejangan”. In order to help
the sister in keeping the ascetic spirit of the founder, the writer give the solution
to have the formation trough catechism (Share Christian Praxis). It is one of
the catechism that good and suitable for the FDCC sister to share the reflection,
dialog and listen to each other. They could read and deepen more their spiritual
life. In other word to say that trough this method, every member of FDCC is
helped to have the holistic development and growing as human being in
responding toward the call as FDCC sister and in doing their ministry.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Bapa yang Maha kuasa atas berkat dan Rahmat
kasih-Nya yang besar yang senantiasa menyertai dan membimbing penulis

sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

ASKESE

DALAM WEJANGAN PENDIRI ST MAGDALENA DARI CANOSSA
BAGI PARA SUSTER KONGREGASI FDCC.
Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan yang baik bagi
para suster FdCC di dalam mempertahankan keutamaan askese sebagai
keutamaan yang diwariskan oleh St. Magdalena dari Canossa sebagai ibu pendiri
sebagaimana tertulis dalam wejangannya bagi hidup panggilan dan

karya

perutusan.
Penulisan skripsi ini sangat dibantu dan didukung oleh banyak pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dari kedalaman hati
yang tulus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Dr. J. Darminta,SJ selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan

waktu dalam membimbing penulis dan memberikan masukan serta kritikan
sebagai motivasi bagi penulis dalam menuangkan gagasan-gagasan untuk
penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran.

2.

Dr.C.B.Putranta, SJ selaku dosen penguji ke II dan juga sebagai dosen
pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Bapak Y. H Bintang Nusantara, SFK, M. Hum Selaku dosen penguji III yang
telahmendamping dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
4. Segenap

Staf

Dosen

dan

karyawan

Prodi

IPPAK

yang

telah

mendidik, membimbing dan membekali penulis dengan berbagai pengetahuan
dan ketrampilan bagi penulis selama studi hingga selesainya skripsi ini.
5. Pimpinan Provincial berserta Dewan kongregasi suster FdCC, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk studi di IPPAK-Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta serta atas dukungan melalui doa, dan cinta kasih
yang tulus kepada penulis.
6. Pimpinan komunitas beserta dewan lokal, teman-teman suster dan adik-adik
postulan komunitas Yogyakarta yang telah mendukung penulis dengan
doa, cinta dan perhatian sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan
lancar.
7. Teman-teman Mahasiswa khususnya angkatan 2009

yang turut berperan

dalam memberi perhatian dan semangat, sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
8. Segenap anggota keluargaku mama, saudara-saudariku serta para kerabat
keluarga lainnya yang senantiasa mendukung dan memotivasi penulis dalam
menjalani panggilan hidup sebagai suster Canossian dan dalam melaksanakan
perutusan studi

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan cinta dan perhatian sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
9. Kedua sahabat baikku Frater Ferdinandus Supandri, Sx dan Frater Gordianus
Afri, Sx yang telah memotivasi dan membantuku sehingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan .
10. Saudaraku para Frater Kongregasi SS.cc yang dengan ketulusan hati telah
membantuku sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
11. Semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang
selama ini telah memberikan dukungan, sehingga penulisan skripsi ini dapat
berjalan dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
dikarenakan berbagai keterbatasan. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik, saran serta masukkan yang membangun dari semua
pihak demi perbaikkan lebih lanjut. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
dapat membantu dan sekaligus memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya
bagi para suster FdCC.
Yogyakarta, 7 juli 2014
Penulis,

Fransiska Yosefina Nufa

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................iv
MOTTO ....................................................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................vii
ABSTRAK .................................................................................................................viii
ABSTRACT .................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ...............................................................................................x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xviii

BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG .....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................11
C. TUJUAN PENULISAN ...................................................................................11
D. MANFAAT PENULISAN ..............................................................................12
E. METODE PENULISAN ..................................................................................12
F. SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................................12

BAB II. ASKESE DALAM TRADISI KRISTIANI ................................................15
A. Pengertian Askese secara umum ...................................................................18
1. Askese sebagai latihan .............................................................................18
2. Mortification/matiraga ............................................................................23
3. Menuju kehidup Mistik ..............................................................................26

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Mengenakan keutamaan dan Mengalahkan cacat cela .............................30
B. Askese Sebagai Jalan ...................................................................................33
1. Kemuridan ..................................................................................................33
a. Pengertian kemuridtan secara umum ..................................................33
b Syarat-Syarat kemuridtan ........................................................................34
1 Menyangkal diri ..............................................................................35
2 Memikul salib .................................................................................36
3 Mengikuti aku .................................................................................38
2. Misteri Salib ..............................................................................................39
3. Kekudusan

...............................................................................................41

a. Pilihan Doa ..........................................................................................41
b. Pilihan Nilai ...........................................................................................42
c. Pelepasan dari Kelekatan tak teratur ....................................................43
C. Askese menurut wejangan pendiri St. Magdalena dari Canossa ......................45
1. Sejarah singkat St. Magdalena Dari Canossa ..........................................45
2. Askese menurut St. Magdalena dari Canossa ...........................................48
a.Untuk menyenangkan hati Tuhan dalam dua aspek ....................................49
1. Aspek Eksternal ...............................................................................49
2. Aspek Internal ...................................................................................50
b. Pengorbanan .......................................................................................51
c. Salib

...................................................................................................53

3. Usaha dalam mempraktekan Askese bagi para suster FdCC ...................54
a. Doa ......................................................................................................55
b. Amal ....................................................................................................58
c. Matiraga ..............................................................................................59
BAB III. Visi Askese Masa Sekarang ...................................................................61
A. Askese dalam Vita consecrata .......................................................................61
B. Askese dalam Konstitusi FdCC .....................................................................67
xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Keheningan

.............................................................................................70

2. Pertobatan .................................................................................................72
3. Relevansi keutamaan askese menurut ibu pendiri StMagdalena
untuk zaman sekarang bagi para suster FdCC .......................................75
a. Kaul ketaatan ..........................................................................................76
b. Kaul kemiskinan ....................................................................................76
c. Kaul kemurnian ......................................................................................77
C. Askese dalam abad 21 ......................................................................................78
D. Askese jalan hidup Mistik dan Profetik ..........................................................82
1. Hidup Profetik .............................................................................................82
2. Hidup Mistik sesuai dengan keinginan St. Magdalena

.............................85

BAB IV. Katekese sebagai Salah Satu Upaya Membantu Mempertahankan
Keutamaan Askese .................................................................................89
A. Gambaran Umum Katekese .............................................................................89
1. Arti Katekese

..........................................................................................90

2. Tujuan katekese .........................................................................................93
3. Tugas katekese ............................................................................................95
B. Peranan Katekese dalam upaya mempertahankan keutamaan Askese ..............96
1 Membantu menghayati keutamaan Askese sebagai warisan
dari ibu pendiri ..............................................................................................96
2 Menyadarkan kembali akan pentingnya mempertahankan
Keutamaan Askese dalam panggilan hidup sebagai religius Canossian….97
3. Membantu untuk berani mengungkapkan pengalaman mempertahankan
keutamaan askese dalam kehidupan kongkret sehari-hari .......................... 98
4 Memperbaharui hidup didalam pertobatan yang terus-menerus
kepada Allah................................................................................................ 98
C. Beberapa kemungkinan pelaksanaan katekese dalam mempertahankan
Keutamaan Askese .......................................................................................... 99
a. Pembinaan terus menerus ......................................................................... 99
b. Rekoleksi dan Retret ................................................................................. 100

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. SCP (SHARED CHRISTIAN PRAXIS ) Model Katekese yang sesuai
untuk membantu mempertahankan Keutamaan Askese ............................ 101
1. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) dan Kekhasan SCP ................. 101
a. Pengertian SCP

.................................................................................. 101

1. Shared .............................................................................................. 102
2. Christian ......................................................................................... 103
3. Praxis

............................................................................................ 104

b. Kekhasan SCP

................................................................................... 105

2. Langkah-Langkah Shared Christian Praxis (SCP) ................................ 106
a. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual
(Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta) .................................. 106
b. Langkah II: Refleksi Kritis Atas Sharing Pengalaman Hidup Peserta
(Mendalami Pengalaman Hidup Peserta) .......................................... 107
c. Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani
Terjangkau (Menggali Pengalaman Iman Kristiani) .......................... 107
d. Langkah IV: Interpretasi/Tafsir Dialektis Antara Tradisi dan Visi ...... 108
e. Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan ... 109
E. Usulan Program Katekese Untuk Membantu Mempertahankan
.. Keutamaan Askese ...................................................................................... 110
1. Pengertian Program .................................................................................. 110
2. Tujuan program ....................................................................................... 111
3. Latar belakang penyusunan Program ....................................................... 111
4. Usulan Tema dan Tujuan

....................................................................... 113

5. Penjabaran Program ................................................................................. 114
F. Contoh Persiapan Katekese Model SCP

................................................... 122

BAB V PENUTUP

......................................................................................... 137

A. Kesimpulan

......................................................................................... 137

B. Saran ............ ......................................................................................... 140
1. Bagi Kongregasi FdCC ...................................................................... 140

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagi para suster FdCC

..................................................................... 141

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 142
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lagu “ Ambilah Ya Tuhan

...................................................... 145

Lampiran 2 : Lembaran cerita “pengorbanan diri sejati ” ................................ 146
Lampiran 3 : Lagu “ Persembahan Hidup”

xvii

.................................................... 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN
A. KITAB SUCI

Seluruh Singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini, mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta : 2006.

B. DOKUMEN RESMI GEREJA

BSDK

: Bertolak Segar dalam Kristus. Instruksi kongregasi untuk tarekat
hidup Bakti dan serikat hidup Apostolik, Roma, tanggal 19 Mei
2002, pada perayaan Pentakosta. Disetujui oleh Paus Yohanes
Paulus II tanggal 16 Mei 2002.

CT

: Catechesi Tradendae. ( Penyelenggaraan Katekese). Anjuran
apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada Para Uskup, Klerus dan
segenap umat beriman tentang Katekese masa kini, 16 oktober
1979.

EN

: Evangelii Nuntiandi (Mewartakan Injil). Himbauan Apostolik
Bapa Suci Paulus VI tentang karya pewartaan dalam zaman modern ,
8 Desember 1975.

KGK

: Katekismus Gereja Katolik. Teks acuan untuk katekese yang
bersumber pada hidup iman, diserahkan oleh Paus Yohanes Paulus II
kepada umat beriman dari seluruh penjuru dunia, 11 Oktober 1992.

KHK

: Kitab Hukum Kanonik ( Codec Iuris Canonici). Diundangkan oleh
Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 25
Januari 1983.

PC

: Perfectae caritatis. Dekrit tentang pembaharuan dan
penyesuaian hidup Religius. Diresmikan oleh Paus Paulus VI pada
tanggal 28 Oktober 1965.
xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

VC

: Vita consecrata. Seruan apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang
pembaharuan hidup religius, 25 Maret 1996.

C. SINGKATAN LAIN

Art

: Artikel

Bdk

: Bandingkan

Hal

: Halaman

FdCC

: Figlia della Carita’Canossiana ( Putri-Putri Cinta Kasih
Canossian)

IPPAK

: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Konst

: Konstitusi

PKKI

: Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

SCP

: Shared Christian Praxis

USD

: Universitas Sanata Dharma

UR

: Unabrigde Rule ( The Rule of congregation of the daughter
of charity)

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hidup religius merupakan suatu cara hidup yang dibaktikan kepada Allah. Allah
memanggil manusia dan manusia menjawab. Jawaban yang diberikan oleh manusia
terhadap tawaran Allah ini bermacam- macam. Salah satunya yakni dengan memasuki
cara hidup bakti. Hidup yang dibaktikan ini merupakan suatu hidup yang berjuang untuk
mengejar kesempurnaan dalam Tuhan ( KHK 573) . Dalam mengejar Kesempurnaan itu
berbagai hal haruslah mendukung. Salah satunya adalah melalui jalan askese. Askese
merupakan salah satu sarana yang penting untuk melatih seseorang dalam menghadapi
berbagai tawaran serta godaan. Dalam dunia yang semakin berkembang ini, yang ditandai
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, askese sungguh merupakan sebuah nilai
yang perlu diperjuangkan setiap religius dalam menjalankan hidup panggilan dan
perutusan mereka ditengah dunia ini
Paus Yohanes Paulus ke II menghimbau kepada para religius untuk tetap menggali
praktek-praktek askese yang khas bagi tradisi Gereja dan bagi tarekat sendiri. Melalui
himbauan ini para religius diingatkan kembali akan semangat dan tujuan hidup bakti itu
sendiri. Karena itu dalam Vita Consecrata menguraikan bahwa “askese sungguh perlu
sekali, bila para anggota hidup bakti ingin tetap setia terhadap panggilan mereka sendiri
dan mengikuti Yesus pada jalan salib” ( art. 38). Menanggapi hal diatas maka adalah
menjadi tantangan tersendiri bagi para religius untuk dapat mempertahankan nilai askese

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

tersebut melalui anjuran dari pendiri masing- masing mengingat bahwa para religius
sekarang ini hidup dalam dunia modern yang makin hari ikut serta mempengaruhi
perkembangan hidup serta membuat mereka mudah jatuh dalam berbagai hal entah itu
materi, kemakmuran, kenyamanan dan kesenangan duniawi. Sebagai orang - orang yang
terpanggil untuk membaktikan hidup demi kemuliaan Allah. Askese menjadi salah satu
sarana yang dapat membantu para religius untuk mencapai kesempurnaan hidup. Lebih
dari itu askese merupakan sarana bagi setiap pribadi untuk dapat mencapai kekudusan
hidup.
Para suster FdCC merupakan salah satu kongregasi religius yang mendapat karunia
yang khas untuk turut menghidupkan dan mempertahankan keutamaan askese. Melihat
perkembangan zaman sekarang yang semakin maju maka para pimpinan kongregasi
FdCC berusaha dengan mencari berbagai cara agar praktek askese tetap dipertahankan
sebagai sebuah nilai yang relevan bagi para suster kongregasi FdCC dalam menjalani
panggilan hidup mereka,secara khusus dalam menghadapi tawaran dunia yang semakin
hari semakin menantang sesuai dengan wejangan ibu pendiri St. Magdalena dari Canossa.
Sejak awal pendiri Kongregasi para suster FdCC sangat menekankan askese dan
menghimbau kepada para anggotanya untuk dapat mempraktekkan askese dalam
kehidupan harian sebagai orang-orang yang membaktikan diri bagi kemuliaan Allah dan
kebaikan sesama. Askese menjadi bagian penting juga bagi seorang suster FdCC yang
telah merangkul institut mengingat bahwa tujuan utama institut suster- suster FdCC
adalah meneladan sang teladan utama yakni Tuhan Yesus yang Tersalib. Oleh karena itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

para suster FdCC ikut ambil bagian dalam menghidupkan askese dengan menyesuaikan
diri mereka dengan sang teladan utama yakni Yesus yang Tersalib, yang melakukan
segala pengorbanan-Nya tanpa memperhatikan diri sendiri. Dalam hal ini terjemahan The
Rules Of Congregation FdCC (1981 : 260 ) mengatakan : “Sungguh tidak tepat apabila
melihat seorang suster FdCC yang suka mencari kesenangan, disamping kepala Yesus
yang bermahkota duri.
Dengan semangat askese yang telah dihidupi oleh ibu pendiri St.Magdalena dari
Canossa ini maka para suster FdCC diajak untuk mempertahankan keutamaan askese ini
dengan mempraktekkan keutamaan askese ini setiap hari dengan kesungguhan hati serta
dengan niat yang tulus dengan tidak selalu mencari keenakkan dan kenyamanan baik
dalam hidup berkomunitas maupun dalam hidup karya. Praktek askese ini begitu penting
sebagai bentuk mengendalikan kecenderungan duniawi yang menjadi unsur kodrat
manusia. Mengingat bahwa para suster FdCC hidup dan berkarya saat ini dalam dunia
yang berkembang yang mana menuntut setiap suster FdCC untuk dapat berani
mengorbankan dan mematikan keinginan-keinginan mereka yang tidak teratur, seperti
cinta diri, kekayaan, kenyamanan dan kehendak mereka sehingga hanya memikirkan
kemuliaan Tuhan saja. Dalam hal ini wejangan ibu Pendiri St Magdalena dari Canossa
(2001: 29) mengatakan : “Perlu diterapkan suatu pelepasan total untuk dapat
mempergunakan seluruh waktu, perhatian dan pikiran bagi kemuliaan Allah”.
Di dalam hidup sehari-hari, Para suster FdCC di minta mempersembahkan diri
secara total dan berani untuk mengorbankan segala waktu, perhatian dan pikiran mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

hanya untuk kemuliaan Allah saja, dengan membiarkan diri mereka dibentuk oleh Allah
yang berkehendak untuk menjadi satu-satunya kekuatan mereka. Semua ini dapat
dijalankan melalui praktek askese. Praktek askese ini sangat penting karena semata-mata
untuk menyenangkan hati Tuhan dan bukan untuk dipuji atau dilihat orang bahwa sebagai
orang

yang

membaktikan

hidup

hanya

untuk

Tuhan

para

suster

FdCC sungguh - sungguh kudus, tetapi untuk mencapai jalan pengudusan yakni dapat
dicapai melalui askese. Dalam hal ini wejangan ibu Pendiri St. Magdalena dari Canossa
(2001: 9 alinea: 3 ) mengatakan : “Jalan pengudusan diri dibangun melalui pengorbananpengorbanan kecil hari demi hari yang disediakan oleh Tuhan setiap saat”. Oleh karena itu
para suster FdCC bertanggung jawab untuk senantiasa mengusahakan kekudusan pribadi
mereka melalui setiap peristiwa hidup sehari-hari.
Adalah tidak mudah bagi para suster FdCC untuk melaksanakan keutamaan askese
dalam hidup sehari-hari baik secara pribadi, bersama dalam komunitas serta dalam hidup
karya kerasulan. Dalam melaksanakan keutamaan askese ini para suster FdCC kurang
melaksanakannya dengan kesunguhan hati. Keutamaan askese yang dilakukan oleh para
suster FdCC karena tuntutan dan keterpaksaan atau pun hanya ingin dilihat dan dinilai
baik oleh pimpinan atau sesama suster FdCC dalam komunitas atau pun orang lain yang
dijumpai dalam karya kerasulan. Karena itu yang terjadi bahwa dapat dijumpai seorang
suster FdCC mudah untuk mengeluh, tidak mau untuk berkorban, serta mudah untuk
menggerutu terhadap segala bentuk askese. Akibatnya praktek askese yang dilaksanakan
oleh para suster FdCC, kurang dijiwai oleh kesadaran akan tujuan askese yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

sesungguhnya yang mengarah kepada Allah. Praktek askese jika disadari dengan
sungguh-sungguh akan dapat membantu para suster FdCC untuk mampu menghadapi
godaan-godaan yang menggiurkan dalam panggilan hidup mereka sebagai seorang
Canossian yang baik. Dalam hal ini wejangan ibu Pendiri St Magdalena dari Canossa
(2001: 29 alinea: 5 ) mengatakan :
“Lebih nyaman hidup lepas dari segalanya dan hidup dengan Dio Solo”. Melalui anjuran
dari ibu pendiri ini, para suster FdCC diminta untuk melakukan praktek askese dengan
baik yakni hendaknya para suster FdCC tidak mengeluh mengenai kesempatan
penderitaan

meskipun

kecil

yang

mereka

temukan

dalam

rumah

maupun

karya kerasulan melainkan mempersembahkan segala yang mereka alami hanya untuk
Tuhan saja.Tuhalah kekutan yang senantiasa membantu dan menuntun mereka.
Praktek askese jika diabaikan dapat menghambat kekudusan hidup. Disatu pihak
praktek askese dapat berhasil namun kurang menampakkan nilai-nilai dan buah-buah
rohani yang sesuai dengan wejangan dari pendiri yang perlu dihayati, dihidupi dan
dipertahankan. Keutamaan askese yang dijalankan oleh para suster FdCC

perlulah

dilandasi oleh sikap kesadaran dan kebebasan dalam diri dan bukan karena sebuah
keterpaksaan untuk dilihat oleh orang lain. Dengan demikian askese yang dilakukan oleh
para suster FdCC tidak membawa mereka pada ketergantungan akan hal-hal duniawi yang
dapat mengaburkan nilai-nilai rohani yang terkandung dalam wejangan pendiri. Hal-hal
duniawi yang dapat mengaburkan nilai-nilai rohani yang terkadung dalam wejangan
pendiri yakni : kesombongan, kemarahan, menolak penderitaan serta menolak untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

berperang melawan hawa nafsu. Dalam wejangan ibu pendiri St Magdalena dari Canossa
(2001:30,alinea:2) mengatakan : “Mari kita berusaha untuk lahir kembali secara rohani
dengan melepaskan segala hawa nafsu dan kelemahan-kelemahan sambil berusaha untuk
meraih kesempurnaan sejati”.
Magdalena sebagai ibu pendiri para suster FdCC meminta kepada para pengikutnya
agar berani lahir kembali secara rohani dengan menanggalkan segala kelemahankelemahan untuk dipuji dihormati serta keinginan untuk memiliki harta duniawi yang
dapat mengaburkan tujuan hidup yang mereka kejar yakni kesempurnaan sejati bersama
Kristus. Kesempurnaan dalam Kristus dibangun melalui kepercayaan dan keterbukaan
hati untuk selalu mengandalkan Allah dalam seluruh kehidupan, sebab sangat
membahagiakan memiliki hanya Allah sebagai satu-satunya tumpuan dan pengiburan
(wejangan St. Magdalena dari Canossa., 2001:13, alinea:2)
Inilah yang merupakan suatu hal yang memprihatinkan yang dirasakan oleh tarekat,
mengingat bahwa para suster FdCC hidup dalam dunia modern yang penuh dengan
tantangan. Berbagai tantangan hidup yang dihadapi setiap hari menantang mereka untuk
dapat berani dan terus mempertahankan keutamaan askese sebagai sebuah sarana yang
dapat membantu mereka mengejar kesempurnaan dan kekudusan hidup dengan senantiasa
mengendalikan diri terhadap tawaran-tawaran duniawi yang sifatnya hanya sementara.
Setiap saat para suster FdCC dihadapkan pada tawaran itu.
Dalam terjemahan The Rules of Congregation FdCC (1981: 2) mengatakan bahwa:
“Para suster pelu menyadari bahwa tujuan penyangkalan diri adalah membawa segala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

bentuk hawa nafsu pada salib”. Ini merupakan sebuah ajakan yang membantu para suster
FdCC untuk senantiasa dapat menjalankan askese dengan baik didalam mengejar
kekudusan dan kesempurnaan hidup bersama Kristus sebagai model dan teladan utama
dalam hidup. Kristus tersalib merupakan sumber kedamaian kekal, sebab dalam diri
Kristus tersalib tercermin segala keutamaan
Kristus Tersalib adalah pusat identitas dan sumber spiritualitas para suster FdCC.
Dialah yang merupakan teladan yang harus direnungkan terus menerus oleh para suster
FdCC guna membentuk hidup mereka sendiri menurut teladan Kristus yang Tersalib yang
menanggalkan segala-galanya kecuali cinta kasih-Nya. Di atas salib Kristus juga
mewahyukan wajah Bapa dan takaran cinta tanpa ukuran. Seperti Kristus tersalib para
suster FdCC dipanggil untuk ikut serta dalam penderitaan Kristus dengan berusaha
menanggalkan segala keinginan akan barang-barang material dan kebutuhan-kebutuhan
yang tidak teratur yang mana dapat merintangi para suster FdCC untuk mengikuti Kristus.
Para suster FdCC diharapkan juga agar mampu mengosongkan diri mereka dan
bergantung hanya kepada Allah saja sebab hanya Dia sajalah yang dapat membantu
mereka didalam mengejar kemuliaan Allah.
Didalam mengejar kemuliaan Allah para suster FdCC diminta untuk senantiasa
memiliki sikap hati yang bebas terhadap mereka semua yang dilayani dengan tidak
mencari kenikmatan-kenikmatan tertentu. Dalam wejangannya St Magdalena dari
Canossa ( 2001: 26) mengatakan ”Kita terpanggil bukan untuk mencari kenikmatan tetapi
untuk mencari kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa”. Inilah kekuatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

menopang Magdalena ibu pendiri untuk dapat membantu para pengikutnya mencari
kemuliaan Allah diatas segalanya melalui pengorbanan-pengorbanan kecil setiap hari
sehingga dengan demikian mereka dapat juga membantu orang lain untuk mencegah
mereka dari dosa. Selain itu para suster FdCC diharapkan dapat meneladani keutamaankeutaman selain askese seperti yang telah diwariskan oleh ibu pendiri dengan tetap belajar
dari teladan utama Yesus Kristus Tersalib yang menanggalkan segala-galanya kecuali
cinta-Nya. Cinta tanpa syarat yang mempersembahkan diri-Nya untuk tebusan bagi umat
manusia.
Dalam hal ini Konstitusi Kongregasi suster FdCC mengatakan:
“INSPICE ET FAC SECUNDUM EXEMPLAR” yang artinya pandanglah dan
turutilah teladan-Nya adalah norma hidup yang tak bisa diubah lagi dalam
pelaksanaan cinta kasih. Memperhatikan cinta kasih yang terpancar dari kristus
tersalib, kita belajar mengasihi dengan cara Tuhan Yesus mengasihi yaitu : dalam
kerendahan hati dan ketidakterikatan radikal. Kita berusaha bersatu dengan Dia dan
membiarkan setiap kegiatan kita dijiwai oleh Roh-Nya, Roh cinta kasih, kelemahlembutan dan kerendahan hati”.
( Kons.1928: 8)
INSPICE ET FAC SECUNDUM EXEMPLAR mengajak para suster FdCC untuk
selalu mengarahkan hidup kepada cinta Kristus Tersalib dan belajar untuk
mempersembahkan diri seutuh-Nya kepada Kristus dengan senantiasa melepaskan
diri dari bentuk-bentuk ketergantungan dimana lebih mementingkan materi, kemakmuran, kenyamanan, dan kesenangan duniawi melalui praktek askese setiap hari. Dalam
melakukan askese para suster FdCC haruslah dijiwai oleh semangat dan tujuan yang benar
dari askese itu sendiri yaitu membawa segala bentuk hawa nafsu manusia kepada salib,
supaya mengarahkan tubuh kita untuk meluruskan semua keinginan yang tidak teratur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dengan ikut ambil bagian menyatukan pengorbanan yang di jalankan dengan pengorbanan
Kristus yang tersalib. DalamWejangan St. Magdalena (2001; 30, alinea 4) dikatakan:
Semangat pengorbanan dan salib merupakan semangat pengikut Kristus. Sebagai murid
Kristus para suster FdCC diminta untuk senantiasa mengikuti teladan ibu pendiri
didalam melaksanakan keutamaan askese, yakni dengan rela untuk berkorban sambil
mengarahkan pandangan kepada salib yang memberi kekuatan. Di salib Yesus
mengosongkan diri-Nya untuk menjadi sama dengan manusia (Flp 2:7) yang tak terikat
dengan segala kelemahan dan kerapuhan-Nya. Dalam kelemahan dan kerapuhan-Nya Ia
masuk dalam sejarah umat manusia. Ia secara nyata menyertai manusia dalam kerapuhan
manusia setiap harinya. Sebagai putra Allah, Ia pun belajar untuk tidak terikat terhadap
apa pun yang dapat merintangi diri-Nya melaksanakan perutusan yang dipercayakan oleh
Bapa-Nya. Sebagai putra Allah Ia pun belajar taat sampai mati bahkan sampai mati di
kayu salib (Flp 2:8).
Para suster FdCC juga diharapkan agar dalam menjalani askese hendaknya
senantiasa dijiwai oleh kebajikan Kristus yang Tersalib yang merupakan ungkapan cintaNya yang besar kepada Bapa-Nya dan kepada manusia. Ungkapan cinta yang
dilambangkan dengan Penyerahan diri-Nya melalui kematian dikayu salib mengajak Para
suster FdCC untuk tidak takut terhadap apa pun, sebab Ia senantiasa menyertai mereka
seperti sabdanya “Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (
Mat 28 : 20 ). Dalam memandang Yesus Kristus yang Tersalib para suster FdCC tidak
melihat penderitaan-Nya melainkan cinta-Nya yang paling besarkepada umat manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

sampai wafat disalib. Dalam Wejangan St.Magdalena dari Canossa (2001:16) dikatakan :
“Disalib Yesus tanggalkan segala-galanya kecuali cinta-Nya”. Semangat serta teladan
Kristus yang meninggalkan segala-galanya kecuali cinta-Nya ini, merupakan daya gerak
yang membantu para suster FdCC untuk senantiasa mempraktekan keutamaan askese ini.
Dengan belajar bercermin pada diri Kristus yang Tersalib para suster FdCC
diharapkan untuk berani melepaskan diri mereka dari bentuk-bentuk kenyamanan yang
tidak teratur yang dapat merugikan panggilan mereka sebagai wanita-wanita yang
disucikan. Karena hanya dengan demikian para suster FdCC dapat memusatkan perhatian
mereka kepada cinta akan Allah dan sesama, baik dalam hidup berkomunitas maupun
dalam karya kerasulan yang dipercayakan kepada mereka. Dalam keseharian hidup inilah
para suster FdCC dapat menjalankan praktek askese mereka secara sederhana yaitu
melalui doa pengorbanan dan juga beramal dengan kesungguhan dan ketulusan hati yang
bebas serta dengan sikap yang dijiwai oleh Roh Yesus. Dalam Wejangan St.Magdalena
dariCanossa (2001:1) dikatakan:“Hendaknyakita jiwai setiap perbuatan dan karya dengan
Roh Yesus sendiri yakni Roh yang sangat lembah lembut, sangat pemurah dan sangat
sabar”. Praktek askese jika dijalankan dengan baik akan dapat membantu para suster
FdCC untuk semakin serupa dengan Kristus Tersalib sehingga askese yang mereka
praktekan dapat membawa dampak yang positif pada orang lain baik dalam komunitas
maupun bagi mereka yang dijumpai dalam karya kerasulan yakni semangat untuk
mencintai dan murah hati dalam pengorbanan. Para suster FdCC telah menghidupi
semangat askese itu sendiri dengan meneladani sang teladan utama yakni Kristus Tersalib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

dan dengan meneladani semangat askese yang dijalankan oleh pendiri St Magdalena dari
Canossa, namun bagaimana agar praktek askese ini dapat dipertahankan dan dihidupi
dengan penuh kesadaran dan kebebasan hati sehingga askese itu tetap menjadi sebuah
keutamaan yang memiliki nilai yang tinggi?.
Dengan demikian dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “ASKESE
DALAM WEJANGAN PENDIRI ST MAGDALENA DARI CANOSSA BAGI
PARA SUSTER KONGREGASI FDCC”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan antara lain:
1. Apa saja yang dikatakan tentang askese dalam tradisi Kristiani?
2. Apakah gambaran umum askese menurut wejangan pendiri St Magdalena dari
Canossa?
3. Bagaimana kenyataan askese masa sekarang?
C . TUJUAN PENULISAN
1. Menggali lebih mendalam askese menurut wejangan pendiri St Magdalena dari
Canossa yang menjadi salah satu keutamaan bagi para suster FdCC
2. Menyadarkan para suster FdCC akan pentingnya praktek askese dalam kehidupan
membiara khususnya sebagai seorang suster FdCC baik di dalam komunitas maupun
dalam karya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

3. Memberi sumbangan bagaimana agar para suster FdCC tetap setia dalam
mempertahankan,menghidupi dan mempraktekan askese ini sebagai sebuah
Keutamaan telah diwariskan oleh ibu pendiri St.Magdalena dari Canossa.
D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi penulis untuk semakin memahami askese menurut wejangan pendiri
St Magdalena dari Canossa.
2. Bagi para suster FdCC agar semakin sadar akan pentingnya praktek askese dalam
kehidupan baik dalam komunitas maupun karya.
3. Memberi sumbangan bagi para pembaca untuk mengenal askese menurut wejangan
St Magdalena dari Canossa pendiri kongregasi suster FdCC.
E. METODE PENULISAN
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode deskritif analisis yang
memanfaatkan studi pustaka. Studi pustaka penting, karena melalui metode ini, penulis
berusaha menggambarkan secara factual keadaan praktek askese para suster dalam
kongregasi FdCC melalui wejangan pendiri St Magdalena dari Canossa.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Judul

skripsi

ini

adalah: ASKESE DALAM WEJANGAN PENDIRI

ST. MAGDALENA DARI CANOSSA BAGI PARA SUSTER KONGREGASI
FDCC.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Penulisan skripsi ini akan diuraikan dalam lima bab. Gambarannya adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini meliputi: Latar belakang penulisan, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
Bab II
Kristiani

Pada bab II ini penulis akan membahas tentang askese dalam tradisi
yang

meliputi:

pengertian

Askese

secara

umum

yang meliputi:

askese sebagai latihan, mortification/matiraga, menuju ke hidup Mistik, Mengena-kan
keutamaan dan Mengalahkan cacat cela. Selanjutnya tentang askese sebagai jalan,
yaitu: Jalan kemuridtan, misteri salib dan kekudusan. Selanjutnya mengenai Askese
menurut
akan

wejangan

pendiri

St.Magdalena

dari

Canossa

menguraikan tentang bagaimana askese menurut wejangan

penulis

pendiri

St.Magdalena dari Canossa yang meliputi: Penyangkalan diri untuk menyenangkan hati
Tuhan,Semangat Pengorbanan, Salib, serta Usaha dalam mempraktekkan askese.
Bab III ini membahas mengenai : Visi Askese masa sekarang yang meliputi
Askese dalam Vita Consecrata, askese dalam konstitusi FdCC, askese dalam abad 21
dan askese jalan hidup Mistik dan Profetik.
Bab IV

menguraikan tentang Katekese sebagai salah satu Upaya membantu

mempertahankan praktek askese para suster FdCC dalam wejangan pendiri
St Magdalena dari Canossa melalui katekekese dengan Model Shared Christian Praxis
yang akan dibagi dalam tiga bagian yang meliputi : Gambaran umum Katekese,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peranan

14

Katekese dalam upaya mempertahankan keutamaan askese dan usulan

program bagi usaha mempertahankan praktek askese para suster FdCC dalam
wejangan pendiri St Magdalena dari Canossa
Bab V Merupakan penutup meliputi kesimpulan dan saran yang dapat membantu
para suster

FdCC dalam

mempertahankan keutamaan askese baik dalam hidup

berkomunitas maupun dalam karya kerasulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bab II
ASKESE DALAM TRADISI KRISTIANI
“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikuti Aku (Luk 9: 23)”. Inilah yang menjadi dasar Askese dalam tradisi
Kristiani. Menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus merupakan tiga sifat
yang utama yang kiranya dimiliki oleh setiap pengikut Kristus. Yesus sendiri telah
memberi contoh terlebih dahulu kepada kita ketika berkarya hingga akhir pengorbananNya di salib sebagai bukti kasih-Nya yang paling besar kepada umat manusia. Dokumen
Konsili Vatikan II tentang pembaharuan dan penyesuaian hidup religius dalam
Perfectae caritatis menguraikan: “Tujuan hidup religius pertama-tama yakni supaya para
anggotanya mengikuti Kristus dan dipersatukan dengan Allah melalui ingkar diri dan
memanggul salib” ( art. 2). Dengan pola hidup semacam ini kaum hidup bakti dipanggil
untuk dapat meninggalkan banyak hal dan kemudian menyangkal diri dan memanggul
salib. Kaum hidup bakti pun diminta untuk dapat menghidupi ketiga sifat utama ini.
Hidup bakti adalah hidup yang dibaktikan, pada Allah semata. Allah dipandang
sebagai pusat dari seluruh hidup. Dialah yang penting yang melebihi segala harta dan
kenikmatan duniawi. Tujuan dari hidup bakti itu sendiri adalah mengejar kesempurnaan
dengan mengikuti Kristus sebagai sang pemanggil.
Dalam dokumen Gereja: Bertolak segar dalam Kristus art.13, dikatakan : Hidup bakti
tidak mencari pujian dan penghargaan manusia, itu dibayar kembali oleh kegembiraan
untuk berlanjut bekerja tanpa kenal lelah bagi kerajaan Allah,menjadi benih hidup yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

tumbuh secara rahasia,tanpa mengharap ganjaran apa pun selain apa yang bakal diberikan
Tuhan pada saat akhir (bdk Mat 6: 6). Setiap umat manusia dipanggil untuk berani
mewartakan kasih Kristus yang besar ini melalui berbagai cara hidup yang diembannya.
Tugas untuk mewartakan kasih Kristus ini merupakan tugas yang utama. Untuk sampai
kepada pewartaan akan kasih Kristus ini sangat dibutuhkan juga semangat pengorbanan
atau askese mengingat bahwa kita hidup dalam dunia moderen yang menawarkan
berbagai jaminan hidup yang penuh arti yakni materi, pujian, kehormatan, kekuasaan dan
penghargaan.
Mengikuti Yesus dengan, menyangkal diri dan memanggul salib terangkum dalam
komitmen untuk hidup murni, miskin dan taat. Melalui kaul kemurniaan kaum hidup
bakti dipanggil untuk mempersembahkan diri secara utuh kepada Yesus dengan hati yang
tak terbagi dan mempersembahkan segala sesuatu hanya kepada-Nya. Kemiskinan
meminta dari kaum hidup bakti untuk mempersembahkan secara bebas apa yang menjadi
kepunyaannya

yang

melekat

pada

dirinya. Kaum

hidup

bakti

demi

kaul

kemiskinan melepaskan kepemilikan pribadi atas harta benda, menjadikannya milik
bersama. dan kaul ketaatan menuntut adanya sikap kerendahan hati, dimana kaum hidup
bakti tidak lagi dengan bebas melakukan apa yang menurutnya baik dan menyenangkan
untuk dirinya sendiri tetapi melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah dengan
mencontoh ketaatan Kristus pada Bapa-Nya.
Dalam dokumen Konsili Vatikan II tentang pembaharuan dan penyesuaian hidup
religius dalam Perfectae caritatis diuraikan: “Para anggota tarekat mana pun juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

hendaknya mengingat, bahwa mereka pertama-tama telah menanggapi panggilan Allah
dengan mengikrarkan ketiga nasehat Injili, sehingga mereka tidak hanya mati bagi
dosa, melainkan dengan mengingkar