PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI HEWAN HALAL HARAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 2 KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2017 2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memp

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI HEWAN HALAL HARAM

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP

  

NEGERI 2 KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh: Riska Dewi 111-14-338

  

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI HEWAN HALAL HARAM

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP

  

NEGERI 2 KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh: Riska Dewi 111-14-338

  

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

MOTTO

ْتَأَو ْمُكَنيِد ْمُكَل ُتْلَمْكَأ َمْوَ يْلا ِنْوَشْخاَو ْمُىْوَشْخَت َلاَف ْمُكِنيِد نِم ْاوُرَفَك َنيِذَّلا َسِئَي َمْوَ يْلا ُتْمَم َّنِإَف ٍمْثِإلإ ٍفِناَجَتُم َرْ يَغ ٍةَصَمْخَم يِف َّرُطْضا ِنَمَف ًانيِد َمَلاْسِلإا ُمُكَل ُتيِضَرَو يِتَمْعِن ْمُكْيَلَع َوّللا ٌميِحَّر ٌروُفَغ ةدئ املا( ٣ )

  “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan

  

kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka

barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

  ” (Qs. Al-Maidah 3)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada: 1.

  Ayah Musyafak dan Ibu Sarbiyah yang selalu membimbingku, memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Kakakku Imam Nurkhasan dan Adikku Khafidl ma‟ruf yang selalu memberikan motivasi kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai 3. Bapak KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai. Hj. Asfiyah yang mendidik penulis menjadi pribadi yang baik.

  4. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga.

  5. Teman-temanku seperjuangan di Ponpes Nurul Asna. Vivi Wulandari, Setyaning Surya Utami, Lailatul Asfufah, Lutfiatus saidah, Arifatul Azizah, Abdin Nur Haqiqi, Dui nur Yanti, Ana Rofiqoh, Rois Analisa, Desi Nurbaiti.

  Yang selalu menemani hari-hariku disaat susah maupun senang.

  6. Teman-teman seperjuanganku terutama PAI angkatan 2014 7.

  Keluarga besar FORMATAS (forum mahasiswa temanggung disalatiga) yang saya sayangi

  8. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan siswa-siswi SMP Negeri 2 Kledung kabupaten Temanggung yang sudah membantu dalam mensukseskan penelitian skripsi ini.

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syu kur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Hewan Halal Haram Menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/ 2018

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya untuk manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Bapak suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Sutrisna. S. Ag., M. Pd selaku pembimbing akademik sekaligus Bapak pembimbing skripsi, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S-1. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga, 4 September 2018 Riska Dewi NIM. 11114338

  

ABSTRAK

  Dewi, Riska. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Hewan Halal Haram

  Menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/ 2018 . Skripsi. Institut Agama Islam

  Negeri Salatiga. Pembimbing: Sutrisna. S. Ag., M. Pd

  Kata Kunci: Hasil Belajar, CTL, PAI

  Penelitian ini dilatar belakangi karena rendahnya hasil belajar peserta didik SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik yaitu dari segi cara pendidik mengajar masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam proses pembelajarannya. Sehingga nilai-nilai yang didapatkan siswa dalam pembelajaran PAI kurang memuaskan, hal ini terbukti dengan masih adanya siswa yang nilai rata- ratanya dibawah 76. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah: Apakah penggunaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran PAI materi Hewan Halal Haram dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/ 2018?

  Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Salah satu solusi yang alternatif dari permasalahan di atas perlu di terapkan pembelajaran yang dapat mengaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata. Pembelajaran CTL merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan potensi anak secara menyeluruh. Subjek penelitian ini pendidik peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung yang terdiri dari 25 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, Dokumentasi dan Wawancara.

  Hasil penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran CTL pada materi hewan halal haram dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas

  VIII SMP Negeri 2 Kledung kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/ 2018. Pada pra siklus peserta didik yang mencapai nilai KKM sebanyak 11 peserta didik atau 44% dengan rata-rata 73,44 pada siklus I sebanyak 17 peserta didik atau 68% dengan rata-rata 75,96 sedangkan pada siklus II sebanyak 22 peserta didik atau 88% dengan rata-rata 85, 16. Hal tersebut dikatakan berhasil karena nilai pada siklus II 88% lebih besar dari 85%, dengan demikian PTK dinyatakan berhasil.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ……………... ………………..………………………………...i

  LOGO ………………………………………………………………………………....ii

  PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………………........iii

  PENGESAHAN………………………………………………………………...…….iv

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kegiatan Membuka Pelajaran dan Penyampaian Metode Contextual

  Teaching and Learning

Gambar 1.2 Peserta didik mendengarkan penjelasan mengenai metode Contextual

  Teaching and Learning

Gambar 1.3 Kegiatan Penyampaian Hasil Diskusi dan hasil observasi Mengenai Materi Hewan Halal dan Haram.Gambar 1.4 Kegiatan Penyampaian Hasil Diskusi dan hasil observasi Mengenai

  Materi Hewan Halal dan Haram

Gambar 1.5 Kegiatan evaluasi bagi siswa

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 1 Kompetensi Dasar (KD) Dan Idikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Lampiran 2 Daftar Kelompok Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I Lampiran 4 Lembar tes siklus I Lampiran 5 Lembar jawab tes siklus I Lampiran 6 Lembar pengamatan guru pada siklus I Lampiran 7 Lembar pengamatan siswa pada siklus I

  Lembar pengamatan siswa pada siklus I

  Lampiran 8 Lampiran 9 Lembar pengamatan siswa pada siklus I Lampiran 10 Lembar pengamatan siswa pada siklus I Lampiran 11 Lembar Hasil belajar siklus I Lampiran 12 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

  Lembar tes siklus II

  Lampiran 13 Lampiran 14 Lembar jawab tes siklus II Lampiran 15 Lembar pengamatan guru pada siklus II Lampiran 16 Lembar pengamatan siswa pada siklus II Lampiran 17 Lembar pengamatan siswa pada siklus II

  Lembar pengamatan siswa pada siklus II

  Lampiran 18 Lampiran 19 Lembar pengamatan siswa pada siklus II Lampiran 20 Lembar Hasil belajar siklus II

  Lampiran 21 Lembar jawab tes siswa Siklus I Lampiran 22 Lembar jawab tes siswa Siklus II Lampiran 23 Lembar foto kegiatan pembelajaran Lampiran 24 Instrumen Dokumentasi Lampiran 25 Instrumen Observasi Lampiran 26 Lembar Konsultasi Lampiran 27 Permohonan izin penelitian Lampiran 28 Lembar SKK mahasiswa

Lampiran 29 Formulir pengajuan surat penunjukan pembimbing skripsi

Lampiran 30

  Pembimbing skripsi

  Lampiran 31 Surat bukti penelitian Lampiran 32 Daftar riwayat hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam pengembangan potensi

  kecerdasan dan kemampuan seorang peserta didik, melalui pendidikan pula terdapat daya dorong peserta didik untuk bergaul dengan teman sebayanya, dimana dapat saling berinteraksi atau tukar pendapat tentang pemahaman- pemahaman yang mereka dapatkan saat proses pembelajaran. Menurut Ki Hajar Dewantara (1977:20) pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan anak-anak. Melalui pendidikan proses pembelajaran yang mereka dapatkan perlu di asah kembali agar setiap siswa dapat berfikir lebih menyeluruh menanggapi permasalahan-permasalahan yang mereka dapatkan dalam proses pembelajaran.

  Proses pembelajaran yang dimaksud di atas adalah pendidikan yang ditempuh melalui jalur sekolah. Melalui pendidikan sebagaimana yang telah di cantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 C Bab I tentang Hak Asasi Manusia yaitu setiap warga negara berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

  Fungsi pendidikan yang disebutkan diatas tidak akan pernah berhasil kecuali dengan menggunakan metode yang tepat, guna dapat di pahami agar sampai kedalam sebuah tujuan pembelajaran. Peranan penggunaan metode yang monoton di sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran saat ini membuat peserta didik cenderung tidak aktif, maka dari itu dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga proses pembelajaran lebih bervariasi dan pengajaran di dalam kelas dapat berjalan secara maksimal dan tidak terjadi kebosanan yang dirasakan peserta didik.

  Menurut Ismail (2008:25) Sebagai seorang pendidik guru senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar siswa secara optimal. Maka dari itu pendidik harus bisa menciptakan hal yang baru yang dapat memotivasi peserta didik agar lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

  Mata pelajaran Pendikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analisis, kritis serta kemampuan bekerja sama.

  Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pendidik harus memberi pengalaman belajar yang mendorong keberhasilan belajar peserta didik, peserta didik harus mempunyai minat belajar untuk menghasilkan nilai yang lebih baik. Minat bukan sesuatu yang dimiliki seseorang dengan begitu saja melainkan harus di usahakan dan dikembangkan, begitu juga dengan minat belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, seorang pendidik harus bisa menjadikan peserta didik supaya mau belajar dengan giat baik di sekolah maupun di luar sekolah.

  Hasil observasi dari pendidik yang sudah mengajar sampai saat ini pelajaran PAI masih merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dan membosankan oleh peserta didik SMP Negeri 2 Kledung Temanggung, dari segi cara pendidik mengajar dengan ceramah dan penerapan materi pelajaran dalam pembelajaran PAI tersebut. Dibuktikan dengan hasil rata-rata nilai PAI pada ulangan harian masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 76 termasuk dalam materi pokok sifat-sifat tercela dan cara mengobatinya. Hasil ulangan harian pada materi sifat-sifat tercela dan cara mengobatinya tersebut diperoleh rata-rata 73,44. Pada kelas VIII B SMP Negeri 2 Kledung Temanggung.

  Penelitian dilakukan di SMP N 2 Kledung Temanggung dikarenakan ketertarikan peneliti terhadap aktifitas keberagaman yang dilakukan oleh para peserta didik dan pendidik. Salah satunya adalah Kepala Sekolah yang non Islam tetapi memiliki solidaritas yang tinggi. Peneliti juga mengambil sempel peserta didik kelas VIII B SMP N 2 Kledung Temanggung karena pemahaman siswa yang masih kurang, terlihat ketika proses pembelajaran peserta didik terlihat dewasa tetapi sebenarnya masih labil. Dan juga materi yang peneliti ambil yaitu Hewan Halal dan Haram karena peserta didik masih ada yang belum mengerti antar yang halal dan haram baik dalam segi bentuk fisik hewan dan cara pengolahan.

  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Kledung Temanggung masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam proses pembelajarannya dari pada menggunakan metode lain yang dapat merubah peserta didik menjadi lebih aktif. Dengan menggunakan metode ceramah peserta didik hanya akan mencatat apa yang disampaikan pendidik, sehingga mengakibatkan peserta didik merasa bosan dan akhirnya mengantuk bahkan bermain sendiri. Melihat keadaan yang seperti itu, maka dapat dianalisis kekurangan dalam proses pembelajaran yaitu harus mengetahui hambatan apa saja yang ditemukan agar diperbaiki menjadi lebih baik untuk proses pembelajaran berikutnya. Dalam melakukan perbaikan proses pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

  Atas dugaan di atas maka peneliti bersama dengan pendidik memberikan suatu alternatif untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi belajar peserta didik dengan suatu cara atau metode yaitu metode Contextual Teaching and Learning (CTL).

  Suprijono (2009:79) berpendapat Metode Contextual Teaching and

  

Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara

  materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dalam masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan proses pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.

  Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kledung khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada materi Hewan Halal Haram peneliti berniat melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Hewan Halal Haram Menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and

  Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Kledung

  Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 20 17/ 2018”.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran PAI materi Hewan Halal Haram dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/ 2018? C.

   Tujuan Penelitian

  Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI materi Hewan Halal Haram dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/ 2018

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

  Hipotesis berasal dari 2 kata hypo yang berarti dibawah (lemah), tesis yang berarti kebenaran. Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya. Hipotesis tindakan dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan akan dilakukan (Basrowi, 2008:90).

  Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah, Penggunaan metode

  Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pelajaran PAI materi Hewan

  Halal dan Haram pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kledung Temanggung tahun pelajaran 2017/ 2018.

  Untuk mengetahui ketercapaian dari tujuan penelitian ini adapun indikator yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

  1. Secara individual dengan penerapan metode Contextual Teaching and

  Learning (CTL) Materi Hewan Halal Haram mata pelajaran Pendidikan

  Agama Islam dikatakan berhasil apabila siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal lebih besar atau sama dengan 76.

  2. Secara klasikal keseluruhan dari siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) lebih besar atau sama dengan 85%.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengaruh baik terhadap kualitas pengajaran PAI. Dan bisa memberikan manfaat kepada sebagai berikut: 1.

  Bagi Siswa.

  a.

  Dapat meningkatkan pemahaman, minat dan keaktifan peserta didik dalam mata pelajaran PAI.

  b.

  Dapat meningkatklan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

  2. Bagi Guru a.

  Diperolehnya metode pembelajaran yang tepat, guna menciptakan inovasi baru.

  b.

  Guru dapat mengetahui kesulitan peserta didik.

  3. Bagi sekolah/ Madrasah Didapatkannya masukan bagi sekolah untuk proses perbaikan pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan mutu dari sekolah.

  4. Bagi Peneliti Bagi peneliti akan bertambah wawasan yang lebih tentang bagaimana proses pembelajaran yang baik.

F. Penegasan Istilah.

  Untuk menghindari kesalah pahaman dalam membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian yaitu: 1.

  Hasil Belajar Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah (Suprijono, 2009:2).

  Suprijono (2009:5) berpendapat Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

  Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (

  Sam‟s, 2010:33). penilaian hasil belajar merupakan rangkaian penilaian yang bertujuan untuk mengetahui hasil pencapaian proses pembelajaran yang telah berjalan secara efektif.

  Hasil belajar adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses pembelajaran untuk mengetahui berbagai perubahan baik tingkah laku atau apa yang telah dicapai siswa. Dengan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan Agama Islam adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya (Umam, 2010:29). Pendidikan agama juga memiliki peranan yang dominan agar kehidupan lebih setabil dan terarah pada jalan yang benar. Pentingnya peran agama dalam kehidupan manusia, maka penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari bagi setiap pribadi menjadi sebuah kewajiban. Yang di tempuh melalui pendidikan, baik pendidikan dari keluarga, sekolah dan masyarakat.

  3. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) CTL adalah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri Dari bagian-bagian

  yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian- bagiannya secara terpisah (Chaedar, 2009:65). Pembelajaran CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh agar dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006:255)

  Metode CTL adalah proses pembelajaran peserta didik yang menghubungkan antara setiap konsep dengan kenyataan, merupakan unsur yang di utamakan dibandingkan dengan penekanan terhadap seberapa banyak pengetahuan yang harus di ingat oleh peserta didik.

G. Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Pada intinya penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul dikelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari presepsi atau lamunan seorang peneliti (Arikunto, 2006:104).

  Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi disebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010:18).

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Atau Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang di kembangkan di kelas. PTK adalah suatu bentuk penelaahan atau inquiry melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di tempat praktik itu dilaksanakan (Wasisto, 2015:6).

  Peneliti menggunakan PTK karena alasan pendidik dapat mengetahui secara langsung bagaimana sistem para peserta didik dalam proses pembelajaran. Dan pendidik dapat menghadapi masalah yang terjadi didalam kelasnya dalam proses pembelajaran.

  Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara bertahap, yaitu dapat di lihat pada tabel di bawah:

  Tabel 1 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

  perencanaan refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan perencanaan refleksi Pelaksanaan

SIKLUS II

  Pengamatan

  ?

  2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B SMP N 2

  Kledung Temanggung yang terdiri dari 25 peserta didik yaitu peserta didik laki-laki berjumlah 13 dan peserta didik perempuan 12. Penelitian ini dibantu oleh pendidik sebagai kolaborator mata pelajaran PAI kelas VIII B yaitu bapak Umam Taufiq, S.Pd. I. yang dilaksanakan dari bulan Maret 2018 sampai Mei 2018.

  3. Langkah-langkah Penelitian a.

  Tahap perencanaan 1)

  Pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, teknik pengumpulan data dan wawancara.

  2) Mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas sebelum menggunakan metode Contextual Teaching and Learning

  (CTL).

  3) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL).

  4) Mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung dalam proses pembelajaran.

5) Menyusun daftar pertanyaan untuk soal diskusi dan Tanya jawab.

  6) Membuat lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik.

  7) Membuat kisi-kisi dan soal untuk tes tiap akhir pembelajaran sebagai evaluasi.

8) Pembuatan lembar aktivitas belajar peserta didik.

  b.

  Tindakan Menujukkan pada suatu obyek kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik. Pada tahap ini rancangan strategi yang peneliti lakukan adalah penerapan metode Contextual Teaching and

  Learning (CTL).

  c.

  Pengamatan Pada tahapan ini peneliti melakukan pencatatan terhadap hasil pelaksanaan tindakan untuk mencari hal yang di perlukan.

  d.

  Refleksi Mengkaji secara keseluruhan hasil penelitian dari data yang di peroleh dan dilakukan tahap evaluasi.

4. Instrument penelitian

  Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah a.

  Butir soal tes b. Lembar observasi c. Lembar hasil tes 5. Pengumpulan data

  Untuk pengumpulan data peneliti melakukan sebagai berikut: a.

  Observasi Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (suyadi, 2010:63).

  Peneliti menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui kejadian selama proses belajar mengajar berlangsung.

  b.

  Tes Tes ialah suatu percobaan yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab, atau perintah-perintah yang harus dikerjakan untuk mendapatkan gambaran tentang kejiwaan seseorang atau sekelompok orang berdasarkan kaidah-kaidah tertentu.

  Tes ini merupakan jenis eksperimen yang bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat individu atau golongan tertentu untuk kebutuhan praktis (Dalyono, 2010:11).

  c.

  Dokumentasi Yang dimaksud dokumentasi disini adalah memperoleh data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah, dan hal lainya yang berkaitan dengan penelitian (Hikmat, 2011:73).

6. Analisis data

  Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan data analisis kualitatif dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada akhir siklus. Untuk mengetahui hasilnya dalam bentuk presentase ketuntasan dari hasil tes yang didapat dimasukan kedalam rumus prosentase dibawah ini.

  Rumus yang digunakan untuk nilai rata-rata dan mengetahui prestasi atau ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus prosentase.

  a.

  Mencari nilai rata-rata Dapat dirumuskan dengan: Keterangan: M : nilai rata-rata

  : jumlah semua nilai peserta didik ∑x N : Jumlah peserta didik. (Djamarah, 2006:64) b.

  Presentase ketuntasan belajar siswa P = Keterangan P : Prosentase Hasil F : siswa yang menguasai atau tuntas (Frekuensi) N : Jumlah siswa keseluruhan 100% : bilangan konstan (Djamarah, 2000:226).

  Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, maka peneliti menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 76.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan hasil penelitian tindakan kelas ini berdasarkan format skripsi yang dikeluarkan instansi sebagai berikut:

  1. Bagian awal Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan pengesahan, pengesahan keaslian tulisan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar lampiran.

  2. Bagian inti

  BAB I PENDAHULUAN, yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian meliputi: a.

  Rancangan penelitian b. Subjek penelitian c. Langkah-langkah penelitian d. Instrument penelitian e. Pengumpulan data f. Analisis data, g.

  Sistematika Penulisan.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA, Meliputi Hasil Belajar, Metode Contextual Teaching and Learning dan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  BAB

  III PELAKSANAAN PENELITIAN, Meliputi Diskripsi pelaksanaan pra siklus, Diskripsi pelaksanaan siklus I, Diskripsi pelaksanaan siklus II.

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, yang mencakup Analisis Hasil pra siklus, Analisis Hasil siklus I dan Analisis Hasil siklus II dan pembahasan. BAB V PENUTUP meliputi kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir sekripsi terdiri dari:

  Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Daftar Riwayat Hidup Peneliti

BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Guru di dalam kelas menyelenggarakan proses belajar untuk

  mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, agar terjadi proses pembelajaran yang aktif dan efisien. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri (Dimyati, 2002:7).

  Proses belajar hanya terfokus untuk peserta didik, bagaimana peserta didik paham atau tidak tentang apa yang telah diberikan pendidik dan setelah peserta didik mempelajarinya sendiri.

  Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka peserta didik memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati, 2002: 3-4).

  Menurut Sopiati (2011:63-64) Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang di capai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan belajar dan rumusan tujuan intruksional yang direncanakan guru sebelumya. Hal ini dipengaruhi pula oleh guru sebagai perancang belajar mengajar.

  Dapat dilihat bahwa dalam proses belajar dan hasil belajar terdapat perubahan penilaian yang berupa nilai untuk melihat indeks prestasi peserta didik, dan perubahan tingkah laku baik sikap maupun keterampilan peserta didik. Dapat diartikan pula bahwa terjadi peningkatan dan pengembangan hasil belajar.

  a.

  Aspek-aspek Hasil Belajar Belajar merupakan proses yang dilakukan siswa untuk tujuan pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan siswa yang di peroleh setelah belajar. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan pendidikan, baik tujuan kurikuler, maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil pelajar dari Bunyamin Bloom, yang secara garis besar membagi tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Sopiati, 2011:67).

  1) Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan/ingatan),

  comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan

  hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).

  2) Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

  (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).

  3) Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. (Suprijono, 2009:6-7).

  b.

  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar adalah sebagai berikut:

  1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri)

  a) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

  Kondisi jasmaniah atau faktor fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

  User dan Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku (Hamdani, 2011:140).

  Faktor jasmaniah ini adalah berkaitan dengan kondisi pada organ-organ tubuh manusia yang berpengaruh pada kesehatan manusia. Siswa yang memiliki kelainan, seperti cacat tubuh, kelainan fungsi kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku dan kelainan pada indera, terutama indra penglihatan dan pendengaran akan sulit menyerap informasi yang diberikan guru didalam kelas (Fathurrohman, 2012:122).

  Maka kesehatan jasmani tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak didik. Dan cacat tubuh adalah faktor yang menyebabkan perlambatan dalam proses belajar sehingga menyebabkan peserta didik sulit dalam mencapai hasil belajar secara maksimal.

  b) Kecerdasan (intelegensi)

  Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat di tentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor inteligensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar (Hamdani, 2011:139).

  Menurut Slameto intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Fathurrohman, 2012:123).

  Sehingga faktor intelegensi sangat berpengaruh dalam peningkatan belajar dan peningkatan hasil belajar peserta didik, karena dengan intelegensi yang baik peserta didik akan lebih mudah mencapai hasil belajarnya, berbeda dengan anak didik memiliki intelegensi rendah akan lebih sulit pencapaian hasil belajar.

  c) Sikap

  Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat di pengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan (Hamdani, 2011:140).

  Maka dari itu kesiapan seorang peserta didik sangatlah penting, untuk meningkatkan hasil belajar dari dalam diri speserta didik, karena dengan sifat yang positif ataupun negatif peserta didik mampu menerima ataupun menolak bahkan memberi respon serta bereaksi dengan apa yang di sampaikan pendidik. d) Minat

  Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang terhadap sesuatu (Hamdani, 2011:140).

  Minat, adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat adalah perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek (Fathurrohman, 2012:125).

  Peserta didik memiliki minat yang besar untuk belajar dengan baik, dikarenakan peserta didik senang terhadap pelajaran yang diikutinya. Dengan pelajaran yang di senangi maka peserta didik akan lebih giat belajar dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya denagn senang hati tanpa rasa beban.

  e) Bakat

  Menurut slameto, Bakat adalah kemampuan untuk belajar dan kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih (Fathurrohman, 2012:124).

  Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Menurut muhibbin syah, setiap orang memiliki bakat dalam arti bepotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing (Hamdani, 2011:141).

  Bakat memiliki peranan penting, bakat merupakan kemampuan yang di miliki anak didik dalam proses belajar mengajar, dengan pembelajaran dan pengajaran yang baik apabila dilaksanakan secara optimal maka bakat anak didik dapat berkembang secara real.

  f) Motivasi

  Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang di ikutinya (Fathurrohman, 2012:126).

  Maka dari itu motivasi adalah penggerak atau pendorong dalam diri peserta didik, dengan motivasi anak didik dapat memiliki semangat belajar yang tinggi. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar. Peserta didik akan berhasil apabila memiliki motivasi untuk belajar.

  2) Faktor eksternal (faktor yang mempengaruhi)

  Faktor eksternal adalah, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri peserta didik, yang meliputi:

  a) Keluarga

  Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan pendidikan, karena dalam keluargalah anak tumbuh dan berkembang secara baik, sehingga secara langsung maupun tidak langsung keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan anak (Fathurrohman, 2012:128).

  Menurut Hamdani (2011:143). Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan di besarkan. Sebagaimana yang di jelaskan Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

  Disini penting sekali peran keluarga untuk tempat pendidikan yang paling utama, guna menemtukan pendidikan peserta didik untuk masa yang akan mendatang.

  b) Sekolah

  Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antar guru dan siswa yang kurang baik akan memengaruhi hasil-hasil belajarnya (Hamdani, 2011:144).

  Maka dari itu sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik, didalam sekolah peserta didik dapat berinteraksi atau tukar pendapat guna mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki dengan cara bekerja sama dengan anak didik yang lainnya untuk mencapai suatu hasil yang baik yaitu hasil pembelajaran yang optimal.

  c) Lingkungan masyarakat

  Dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya (Hamdani, 2011:144).

  Perkembangan peserta didik juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan karena didalam kehidupan sehari-hari peserta didik akan bergaul dengan lingkungan yang ada disekitarnya, baik buruk perilaku peserta didik di pangaruhi oleh lingkungan, apabila ia berada dalam lingkungan yang baik maka pengaruh baik pula bagi peserta didik sedangkam apabila berada dalam lingkungan yang kurang baik maka kurang baik pula perilakunya.

B. Pembelajaran PAI 1.

  Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) a.

  Pendidikan Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang diarahkan untuk mematangkan potensi fitrah manusia, agar setelah tercapai kematangan itu ia mampu memerankan diri sesuai dengan amanah yang disandangnya, serta mampu mempertanggungjawabkan pelaksanaan kepada Sang Pencipta. Kematangan disini dimaksudkan sebagai gambaran dari tingkat perkembangan optimal yang dicapai oleh setiap potensi fitrah manusia (Jalaluddin, 2003:52).

  Pendidikan merupakan bagian dari upaya membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga di peroleh suatu kebahagiaan hidup, baik secara individu maupun kelompok (Jalaluddin, 2003:81).

  b.

  Agama Agama adalah aspek penting dalam kehidupan manusia yang mana agama sebagai fenomena universal karena ditemukan di setiap masyarakat (Haryanto, 2016:21). Agama yang dimaksud adalah agama islam yang merupakan agama yang pada dasarnya menstransformasikan, tidak menciptakan komunikasi tertentu (Haryanto, 2016:57). Agama merupakan kepercayaan bagi setiap umat pemeluknya.

  c.

  Islam Islam tunduk, patuh: kepatuhan seseorang secara lahir dan batin seraya meyakini semua ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw.

  Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Namun dalam al- Qur‟an kata Islam, Muslim, Muslimin digunakan lebih luas, bahkan membuktikan bahwa agama sejak Nabi Adam hingga Muhammad adalah islam (Yahya, 2014:122).

  Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, dan mengamalkan Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, PAI yang hakekatnya merupakan sebuah proses itu, dalam perkembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang di ajarkan disekolah maupun perguruan tinggi (Nazarudin, 2007:12)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV SD NEGERI 02 ASTOMULYO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII 5 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS VI SD NEGERI 02 TITWANGI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 78

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNG MULYO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 46

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD 2 BACIN SKRIPSI

0 1 19

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS IV SDN 2 PURWOREJO KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 MI PABELAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI

0 0 132

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERCELA DENGANMETODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SEMESTER I SMP NEGERI 04 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

1 2 112

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI HIDUP SEHAT DENGAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL SERTA BERGIZI MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING SISWA KELAS VIII E SEMESTER II SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017

0 1 149

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGOLAHAN DATA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF KUTOWINANGUN LOR KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 1 153