ANALISIS PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DAN PERKEMBANGAN PRODUK SIKALA PADA BMT TUMANG CABANG AMPEL TUGAS AKHIR - ANALISIS PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DAN PERKEMBANGAN PRODUK SIKALA PADA BMT TUMANG CABANG AMPEL - Test Repository

  

ANALISIS PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DAN

PERKEMBANGAN PRODUK SIKALA PADA BMT TUMANG

CABANG AMPEL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

  Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

DISUSUN OLEH

NOVI KARUNIAWATI FAUZIYAH

  

NIM: 201 13 059

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

MOTTO

“Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu

mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan diri

sendiri”

“Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas

kelegahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula”

“Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini”

  PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah, karena atas petunjuk dan kehendak- Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Prosedur Pembukaan Rekening dan Perkembangan Produk Sikala pada BMT Tumang Cabang Ampel”.

  Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW atas kemuliaan Beliau yang selalu mengajarkan kesabaran bagi umatnya.

  Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Syariah Program DIII Perbankan Syariah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Suatu kebahagiaan dan kewajiban bagi penulis untuk menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung atas terselesaikannya Tugas Akhir ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  1. Untuk itu perkenalkan peneliti menyampaikan ucapan banyak terimakasih kepada Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

  3. Bapak Drs. Alfred L., M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Perbankan Syariah.

  4. Bapak Tufikur Rahman, M.Si. selaku dosen pembimbing penyusunan tugas

  5. Bapak Sigid Setiawan selaku Kepala Cabang, ibu Nur Fauziah dan keluarga besar BMT Tumang Cabang Ampel yang telah mengizinkan melakukan penelitian dan pemberian data yang diperlukan.

  6. Ayah, ibu tercinta dan adikku yang telah memberikan dorongan baik secara materi maupun non materi sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta orang-orang terdekatku yang telah memberikan dorongan, semangat, bantuan serta doanya selama ini.

  7. Sahabat-sahabatku DIII Perbankan Syariah angkatan 2013, terima kasih atas dukungan dan kisah-kisah seru selama 3 tahun ini.

  8. Semua pihak yang telah meluangkan waktunya turut serta dalam penulisan Tugas Akhir ini hingga selesai.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis sadar bahwa tidak ada sesuatu pun yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik serta saran yang bersifat membangun.Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 5 September 2016 Penulis,

  ABSTRAK

  Fauziyah, Novi Karuniawati. 2016. Analisis Prosedur Pembukaan Rekening dan

  Perkembangan Produk Sikala Pada BMT Tumang Cabang Ampel. Jurusan

  Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi D3 Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Taufikur Rahman, M.Si. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pembukaan rekening produk sikala dan tingkat perkembangan produk sikala pada tahun 2015 di BMT Tumang Cabang Ampel. Penelitian ini dilakukan di BMT Tumang Cabang Ampel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka, observasi, dokumentasi dan wawancara.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pembukaan rekening produk sikala pada BMT Tumang Cabang Ampel tidak berbeda jauh dengan prosedur pembukaan rekening tabungan yang ada pada lembaga-lembaga keuangan yang lain. Hal yang membedakan antara lembaga keuangan satu dengan lembaga keuangan yang lain adalah kebijakan dan ketentuan yang diberlakukan oleh lembaga keuangan. Perkembangan produk sikala pada tahun 2015 di BMT Tumang Cabang Ampel mengalami peningkatan dan penurunan setiap bulannya. Kenaikan tersebut dikarenakan pada bulan tersebut bertepatan dengan jumlah pendapatan pedagang meningkat, karena sebagian besar nasabah baru tersebut mendapat penghasilan dari hasil berdagang. Sedangkan penurunan tersebut dikarenakan mayoritas masyarakat Ampel lebih cenderung ke konsumtif daripada

  saving.

  Kata Kunci: Tabungan, prosedur, perkembangan, BMT Tumang

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii PENGESAHAN ................................................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi ABSTRAK ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5 C. Tujuan dan Kegunaan ......................................................................... 6 D. Metode Penelitian ............................................................................... 7 E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka................................................................................. 11

  2. Akad Mudharabah ......................................................................... 24 3.

  Prosedur Pembukaan Tabungan ..................................................... 31

  BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum ............................................................................... 33 1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang dan BMT Tumang Cabang Ampel ..................................................................................... 33 2. Visi dan Misi BMT Tumang .......................................................... 35 3. Identitas Umum .............................................................................. 36 4. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas BMT Tumang Cabang Ampel ............................................................................................. 38 5. Produk-Produk BMT Tumang ....................................................... 43 B. Prosedur Pembukaan Rekening Simpanan Pada BMT Tumang Cabang Ampel ................................................................................................. 51 C. Produk Sukarela (Sikala) .................................................................... 52 BAB IV ANALISIS A. Prosedur pembukaan rekening Produk Sikala ................................... 54 B. Perkembangan produk sikala ............................................................. 56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 60 B. Saran .................................................................................................. 61 DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Pembiayaan Mudharabah ............................................ 30Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Tumang Cabang Ampel......................... 39

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Total Nasabah Semua Produk Simpanan di Bulan September

  Tahun 2016 Pada BMT Tumang Cabang Ampel…............................. 5

Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Nasabah Produk Sikala Tahun 2015 Pada BMT

  Tumang Cabang Ampel...................................................................... 57

DAFTAR GRAFIK

  Grafik 4.1 Persentase Jumlah nasabah Produk Sikala Pada BMT Tumang Cabang Ampel.................................................................................................. 57

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang- Undang No. 10 Tahun 1998, pengertian

  perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Pasal 1 angka 1). Sedangkan yang dimaksud dengan bank ialah berupa badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka 2). Namun ditinjau dari sudut pandang hukum, ruang lingkup pengertian perbankan itu masih bersifat umum sehingga belum sampai pada kesimpulan apakah jenis kegiatan usaha yang dilakukan di lembaga perbankan tersebut halal atau haram. Karena itu untuk menjamin kehalalan kegiatan usaha perbankan, maka dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip- prinsip syariah. Dengan demikian lembaga perbankan yang kegiatan usahanya berdasarkan pada prinsip- prinsip syariah maka dapat dikatakan sebagai perbankan syariah (Susanto, 2008:17 ).

  Bank syariah adalah bank yang dalam menjalankan usahanya mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-

  Qur‟an dan Hadis Nabi Muhammad SAW (Sulhan dan Siswanto, 2008:125).

  Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. berbeda dengan bank non-syariah, bank syariah tidak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan sektor riil, seperti jual beli dan sewa menyewa. Di samping itu, bank syariah juga dapat menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

  Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga keuangan bank maupun non-bank yang bersifat formal dan beroperasi di pedesaan, umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah kebawah. Ketidak mampuan tersebut terutama dalam sisi penanggungan risiko dan biaya operasi, juga dalam identifikasi usaha dan pemantauan penggunaan kredit yang layak usaha. Ketidak mampuan lembaga keuangan ini menjadi penyebab terjadinya kekosongan pada segmen pasar keuangan di wilayah pedesaan. Akibatnya 70% s/d 90% kekosongan ini diisi oleh lembaga keuangan non-formal, termasuk yang ikut lembaga yang mampu menjadi jalan tengah. Wujud nyatanya adalah dengan memperbanyak mengoperasionalkan lembaga keuangan berprinsip bagi hasil, yaitu: Bank Umum Syariah, BPR Syariah dan Baitul Maal wa Tamwil (Muhamad, 2014: 87).

  BMT merupakan kependekan dari Baitul Maal wat Tamwil atau dapat juga ditulis dengan Baitul Maal wa baitul tamwil. Secara

  

harfiah/lughowi Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti

  rumah usaha. Kedua pengertian tersebut memiliki makna ysang berbeda dan dampak yang berbeda pula. Baitul Maal dengan segala konsekuensinya merupakan lembaga sosial yang berdampak pada tidak adanya profit atau keuntungan duniawi atau material didalamnya, sedangkan baitul tamwil merupakan lembaga bisnis yang karenanya harus dapat berjalan sesuai prinsip bisnis yakni efektif dan efisien.

  Dari pengertian tersebut dapatlah ditarik suatu pengertian yang menyeluruh bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sebagai sosial. Sebagai lembaga sosial, Baitul Maal memiliki kesamaan fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau Badan Amil Zakat milik pemerintah, oleh karenanya, Baitul Maal ini harus didorong untuk mampu berperan secara profesional menjadi LAZ yang mapan.

  Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih memfokuskan kegiatan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan-pinjam dengan pola syariah. usaha ini menguntungkan. Perbedaannya dengan bank terletak pada obyek dana, jika bank dapat menarik dana dari masyarakat tanpa syarat, maka BMT hanya boleh menarik dana dari masyarakat dengan syarat menjadi anggota atau calon anggota. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain, yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan (Muhammad, 2006:1).

  BMT Tumang Cabang Ampel merupakan salah satu lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Dalam menjalankan usahanya BMT Tumang Cabang Ampel menggunakan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan maupun dalam produk lainnya. Ditengah persaingan yang sangat ketat dengan bank-bank pemerintah maupun swasta, BMT Tumang Cabang Ampel selalu berusaha untuk mengembangkan usahanya. Salah satu produk simpanan pada BMT Tumang Cabang Ampel adalah Sikala. Simpanan tersebut merupakan simpanan yang paling banyak diminati masyarakat dibandingkan produk simpanan lainnya yang ada pada BMT Tumang Cabang Ampel. Berikut ini adalah jumlah nasabah baru semua produk simpanan pada BMT Tumang Cabang Ampel.

  Tabel 1.1 Jumlah Total Nasabah Semua Produk Simpanan di Bulan September

  Tahun 2016 Pada BMT Tumang Cabang Ampel

  No Nama Produk Jumlah Nasabah

  1 Simpanan Sukarela (Sikala) 5.416

  2 Simpanan Idul Fitri 105

  3 Simpanan Idul Adha

  9

  4 Simpanan Pendidikan

  14

  5 Simpanan Sadranan

  1

  6 Simpanan Haji

  1

  7 Simpanan Mudharabah Berjangka 1.039 Jumlah 6.585 Sumber: BMT Tumang Cabang Ampel.

  Sehingga pada masa perkembangan saat ini sangat penting bagi peneliti untuk melakukan analisis prosedur yang harus dilalui calon nasabah untuk membuka rekening produk sikala serta perkembangan jumlah nasabah produk sikala pada BMT Tumang Cabang Ampel.

  Berdasarkan dari uraian diatas, maka dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengambil judul “Analisis Prosedur Pembukaan Rekening dan Perkembangan Produk

  Sikala Pada BMT Tumang Cabang Ampel”. Penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang Prosedur Pembukaan Rekening dan Perkembangan Produk Sikala Pada BMT Tumang Cabang Ampel.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas yang dikemukakan dalam latar belakang masalah, yang menjadi masalah pokok dalam penulisan ini adalah :

1. Bagaimana prosedur pembukaan rekening produk sikala di BMT

2. Bagaimana tingkat perkembangan produk sikala di BMT Tumang

  Cabang Ampel tahun 2015? C.

   Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini, di antaranya: a.

  Untuk mengetahui prosedur pembukaan rekening produk sikala Pada BMT Tumang Cabang Ampel.

  b.

  Untuk mengetahui tingkat perkembangan Produk Sikala di BMT Tumang Cabang Ampel tahun 2015.

2. Kegunaan Penelitian a.

  Bagi Peneliti Untuk mengetahui syarat dalam menempuh ujian akhir program studi DIII Perbankan Syariah IAIN Salatiga dan untuk menambah pengetahuan tentang Produk Sikala di BMT Tumang cabang Ampel, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Ekonomi Islam Jurusan Perbankan Syariah.

  b.

  Bagi BMT Tumang Cabang Ampel Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak keputusan menjadi nasabah. Selain itu, untuk memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perusahaan dan mengevaluasi atau memperbaiki kinerjanya guna memperluas pengetahuan konsumen sehingga dapat dijadikan sebagai masukan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen.

  c.

  Bagi IAIN Salatiga Agar karya ilmiah dapat digunakan sebagai referensi maupun tambahan informasi bagi mahasiswa IAIN Salatiga.

  d.

  Bagi pihak lain Karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan mengambil topik yang sama.

D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2008:3).

  2. Jenis data yang dibutuhkan

  Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

  a.

  Data primer Yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau organisasi langsung melalui objeknya.

  b.

  Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi (Supranto, 2003:20).

  3. Teknik Pengumpulan Data a.

  Observasi Langsung Data yang diperoleh dengan pengamatan langsung di BMT Tumang Cabang Ampel.

  b.

  Metode Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknis pengumpulan data dalam metode survei melalui daftar daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden (subjek) (Ruslan, 2010:23).

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan penulusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia (Hikmat, 2011:37). d.

  Metode Analisis Data Dalam analisis data kualitatif, metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka berfikir pada penelitian ini adalah deskriptif. Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu.

E. Sistematika Penulisan

  Untuk mengetahui gambaran tentang isi dan untuk mempermudah pembaca untuk memahami sistematika penulisan ini, berikut penulis sampaikan penjelasannya:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tema, judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penulisan, sistematika penulisan yang disusun secara sistematis menyangkut tema Produk Tabungan Sikala.

  BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka dan gambaran umum tentang tabngan, mudharabah dan prosedur pembukaan rekening simpanan.

  BAB III LAPORAN OBJEK organisasi dan pembagian tugas dalam struktur organisasi, produk- produk BMT Tumang, prosedur pembukaan rekening simpanan pada BMT Tumang Cabang Ampel, serta produk sikala pada BMT Tumang Cabang Ampel.

  BAB IV ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang analisis prosedur pembukaan rekening produk sikala dan perkembangan produk sikala pada BMT Tumang Cabang Ampel

  BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa

  telaah pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini.

  Penelitian Afifah (2009), yang berjudul Tingkat Perkembangan

  Nasabah Penabung Mudharabah di BPRS Dana Amanah Surakarta

  menunjukkan bahwa strategi pemasaran khususnya tabungan mudharabah yang diterapkan oleh BPRS Dana Amanah meliputi beberapa stategi, yakni strategi “Marketing Mix” yang terdiri dari empat variabel yaitu attention,

  interesting , desire, dan action. Tingkat perkembangan pada BPRS Dana

  Amanah dari bulan juni sampai desember 2008 jumlah nasabah mengalami kenaikan setiap bulannya.

  Penelitian Alamsyah, Putra dan Fananie (2011), yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi Pembukaan dan Penutupan Rekening TabunganKu (Studi Kasus: Bank Muamalat Cabang Puri Indah cabang. Serta memberikan suatu sistem aplikasi dengan basis web agar dapat diakses oleh multiuser secara bersamaan pada waktu yang sama sehngga karyawan dapat dengan mudah dalam melakukan pekerjaannya.

  Penelitian Daryani (2011), yang berjudul Sistem dan Prosedur Produk

  

Simpanan di BMT Berkah Makmur Klero Kec. Tengaran Kab. Semarang

  menunjukkan bahwa sistem dan prosedur simpanan yang diterapkan oleh BMT Berkah Makmur Klero sudah sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh BMT. Perkembangan nasabah simpanan di BMT Berkah Makmur Klero semakin lama semakin meningkat.

  Penelitian Sriyati (2012), yang berjudul Teknik Pemasaran: Marketing

  

Mix Produk Tabungan Mudharabah Sikala BMT Tumang Cabang Boyolali

  menunjukkan bahwa secara umum teknik yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali menggunakan strategi pemasaran marketing mix. Faktor- faktor yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang Boyolali dalam memasarkan produk terletak pada lingkungan manajemen BMT dan pesaing yang ada di wilayah Boyolali.

  Penelitian Susanto, Waluyo dan Listyorini (2012), yang berjudul Pengaruh Produk Tabungan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Menabung pada KJKS BMT Binna Ummat Sejahtera Kec. Lasem menunjukkan bahwa pengaruh produk tabungan dan kualitas pelayanan produk tabungan (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap variable keputusan menabung (Y) sehingga hipotesis diterima.

  Penelitian Ningsih, Amar dan Idris (2013), yang berjudul Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi dan Tabungan di Sumatera Barat menunjukkan bahwa variabel pendapatan disposibel, konsumsi periode sebelumnya, pertumbuhan ekonomi dan tabungan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap konsumsi masyarakat di Sumatera Barat.

  Sementara itu, secara persial pendapatan disposibel, konsumsi periode sebelumnya dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan positif terhadap masyarakat di Sumetera Barat.

  Penelitian Latief (2014), yang berjudul Prosedur Penghimpunan Dana Tabungan Shar-e dan Penyajian Laporan Keuangan pada Bank Muamalat Cabang Manado menunjukkan bahwa tabungan Shar-e merupakan tabungan tanpa buku dari Bank Muamalat yang penghimpunan dananya dari nasabah dan memiliki keistimewaan tersendiri dengan karakteristik yang melekat padanya. Setiap pembukaan rekening Shar-e berhubungan dengan penghimpunan dana, harus disertai prosedur pengisian data nasabah dan melampirkan ID Card yang masih berlaku.

  Penelitian Rifqi (2015), yang berjudul Strategi Pemasaran dan

  

Perkembangan Produk Tabungan Wadiah di Bank Syariah Mandiri KCP

  Simpatik BSM, TabunganKu, dan Giro BSM. Dari segi perkembangan dan pertumbunhan ketiga produk tabungan wadiah tersebut mengalami kenaikkan yang signifikan., dari segi tabungan simpatik naik 57,74% atau sebesar Rp. 322.917.945, tabunganku naik 157,19% atau sebesar Rp. 152.397.028 sedangkan dari sektor produk giro mengalami kenaikan 20,94% atau sebesar Rp. 36.732.191.

  Penelitian Fadmawati (2015), yang berjudul Prosedur dan Strategi

  

Pemasaran Tabungan Haji di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang

Pembantu Salatiga menunjukkan bahwa prosedur pembukaan rekening

  Tabungan Haji Arafah iB di BMI capem Salatiga yang harus dilalui calon nasabah yaitu: calon nasabah datang ke kantor BMI capem Salatiga; mengisi formulir; menyerahkan fotocopy Kartu Identitas (KTP/SIM untuk WNI dan KIMS/KITAS dan Passpor untuk WNA); serta menyetorkan uang Rp 25.000.000,-.

  Penelitian Jatmiko (2015), yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah pada Bank BNI Syariah Semarang menunjukkan bahwa perkembangan produk Tabungan iB Tapenas Hasanah pada Bank BNI Syariah Semarang di tahun 2013 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan. Baik itu dari segi saldo pendapatan maupun jumlah nasabah Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah pada Bank BNI Syariah Semarang.

  Kristin, Roring dan Rogahang (2016), yang berjudul Analisis Perkembangan Giro, Tabungan dan Deposito di PT Bank Sulut menunjukkan bahwa perkembangan giro, tabungan dan deposito dapat dikatakan mengalami peningkatan yang signifikan. Dan dari hasil ramalan untuk tiga bulan kedepan akan mengalami peningkatan jumlah dana sebagaimana dengan hasil perhitungan analisis trend tersebut.

  Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan kesimpulan bahwa perkembangan Tabungan Wadiah dan Tabungan iB Tapenas Hasanah mengalami peningkatan. Dengan demikian penelitian terdahulu menekankan pada produk yang berbeda, sedangkan pada peneitian saya lebih menekankan pada produk sikala yang mana diantara penelitian terdahulu dan penelitian penulissama-sama fokus pada produk tabungan. Penelitian mengenai prosedur pembukaan rekening dan perkembangan produk sikala pada BMT Tumang Cabang Ampel belum pernah ada.

B. Kerangka Teori 1. Tabungan a.

  Tabungan Secara Umum Menurut Kasmir (2004: 83) tabungan merupakan simpanan yang paling populer dikalangan masyarakat umum. Dari sejak kanak- kanak kita sudah dianjurkan untuk berhidup hemat dengan cara menabung. Pada awalnya menabung masih secara sederhana, seperti risiko kehilangan atau kerusakan. Kerugian lainnya adalah menabung di rumah jumlahnya tidak pernah akan bertambah atau berbunga, jadi tetap sama saja seperti sejumlah uang yang disimpan.

  Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Muhamad, 2014: 35).

  b.

  Tabungan Dalam Pandangan Islam Menurut Antonio (2001: 153) menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung seseorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.

  Dalam Al- Qur‟an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik.

  1) Al –Qur‟an

                  

  „‟ Dan, hendaklah takut kepada allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,

  

itu, hendaklah mereka bertakwa kepeda Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan ya ng benar.‟‟ (an-nisaa‟ : 9)

  2) Al-Hadits

  Dalam hadits Nabi SAW. Banyak disebutkan tentang sikap hemat ini. Nabi SAW. Memuji sikap hemat sebagai suatu sikap yang diwariskan oleh para Nabi sebelumnya, seperti yang dikatakan beliau,

  „‟ sikap yang baik, penuh kasih sayang, dan berlaku hemat adalah sebagian dari dua puluh empat bagian kenabian.‟‟ (HR

  Tirmidzi) Dalam Hadits lain, Nabi SAW. berkata bahwa berlaku hemat (ekonomis) adalah hal yang diperlukan untuk menjaga kehidupan.

  „‟berlaku hemat adalah setengah dari penghidupan.‟‟(HR

  Baihaqi) Hadits lain menunjukkan bahwa berlaku hemat merupakan cermin dari tingkat pendidikan seseorang, seperti yang dikatakan oleh Nabi SAW.

  „‟termasuk dari kefaqihan seseorang adalah berhematnya dalam penghidupan.‟‟ (HR Ahmad)

  Nabi SAW. Bahkan mengajarkan sikap hemat ini sebagai kiat untuk mengantisipasi kekurangan yang dialami oleh seseorang

  Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa bersikap hemat tidak berarti harus kikir dan bakhlil. Ada perbedaan besar antara hemat dan kikir atau bakhlil. Hemat berarti membeli untuk keperluan tertentu secukupnya dan tidak berlebihan. Ia tidak akan membeli atau mengeluarkan uang kepada hal-hal yang tidak perlu. Adapun kikir dan bakhlil adalah sikap yang terlalu menahan dari belanja sehingga untuk keperluan sendiri yang pokok pun sedapat mungkin ia hindari, apatah lagi memberikan pada orang lain. Dengan kata upaya agar orang lain memberikan uang kepadanya. Ia akan terus menyimpan dan memupuknya.

  c.

  Beberapa Jenis Tabungan di Bank Syariah Jenis tabungan di bank syariah menurut Karim (2004: 271) adalah sebagai berikut:

  1) Tabungan Wadiah

  Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendk pemiliknya, berkaitan dengan keluhan produk tabungan wadiah, Bank Syariah menggunakan akad wadiah yad dhamanah. Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang atau menanfaatkan dana atau barang tersebut. Sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki. Di sisi lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan dana atau barang tersebut.

  Mengingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai implikasi hukum yang sama dengan qard, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling menjanjikan untuk menghasilkan keuntungan harga tersebut. Namun demikian, bank diperkenankan memberi bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak disyaratkan di muka. Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan bank syariah semata yang bersifat sukarela.

  Dari pembahasan di atas, dapat disarikan beberapa ketentuan umum tabungan wadiah sebagai berikut: (a)

  Tabungan wadiah merupakan tabungan yang bersifat titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat (on call) sesuai dengan kehendak pemilik harta. (b)

  Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana atu pemanfaatan barang menjadi milik atau tanggungan bank, sedangkan nasabah penitip tidak dijanjikan imbalan dan tidak

  (c) Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik harta sebagai sebuah insentif selama tidak diperjanjikan dalam akad pembukaan rekening.

  2) Tabungan Mudharabah

  Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah.

  Mudharabah mempunyai dua bentuk, yakni mudharabah mutlaqah

  dan mudharabah muqqayadah, yang perbedaan utama di antara keduannya terletak pada ada atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada bank dalam mengelola hartanya. Dalam hal ini, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola harta), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana). Bank syariah dalam kepastiannya sebagai

  mudharib , mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai macam

  usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak lain. Namun di sisi lain, bank syariah juga memiliki sifat sebagai seorang wali amanah (trustee), yang berarti bank harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Dari hasil pengelolaan mudharabah, pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi adalam mis-

  

management (salah urus), bank bertanggung jawab penuh terhadap

kerugian tersebut.

  Dari pembahasaan di atas, dapat disarikan beberapa ketentuan umum tabungan mudharabah sebagai berikut: (a)

  Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. (b)

  Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

  (c) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

  (d) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam bentuk akad pembukaan rekening.

  (e) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. d.

  Perbedaan Antara Menabung di Bank Syariah dan di Bank Konvensional

  Sepintas, secara teknis fisik, menabung di bank syariah dengan yang berlaku di bank konvensional hampir tidak ada perbedaan. Hal ini karena baik bank syariah maupun bank konvensional diharuskan mengikuti aturan teknis perbankan secara umum. Akan tetapi, jika diamati secara mendalam, terdapat perbedaan besar diantara keduanya. Perbedaan pertama terletak pada akad. Pada bank syariah, semua transaksi harus berlandaskan akad yang dibenarkan oleh syariah.

  Dengan demikian, semua transaksi itu harus mengikuti kaidah dan aturan yang berlaku pada akad-akad muamalah syariah. Pada bank konvensional, transaksi pembukaan rekening, baik giro, tabungan, maupun deposito, berdasarkan perjanjian titipan, namun perjanjian titipan initidak mengikuti prinsip mana pun dalam muamalah syariah, misalnya wadiah, karena salah satu penyimpangannya di antaranya menjanjikan imbalan dengan tingkat bunga tetap terhadap uang yang disetor.

  Perbedaan kedua terdapat pada ambalan yang diberikan. Bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept) untuk menghitung keuntungan. Artinya, bunga yang dijanjikan dimuka pada nasabah penabung merupakan ongkos yang harus dibayar oleh bank. disebut spread. Jika bunga yang dibebankan kepada peminjam lebih tinggi dari bunga yang harus dibayar kepada nasabah penabung, bank akan mendapatkan spread positif. Jika bunga yang di terima dari si peminjam lebih rendah, terjadi spread negative bagi bank. Bank harus menutup-nya dengan keuntungan yang di miliki sebelumnya. Jika tidak ada, ia harus menanggulanginya dengan modal.

  Bank syariah menggunakan pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima bank di salurkan kepada pembiayaan. Keuntungan yang di dapatkan dari pembiayaan tersebut dibagi dua, untuk bank dan untuk nasabah, berdasarkan perjanjian pembagian di muka (biasanya terdapat dalam formulir pembukaan rekening yang berdasarkan mudharabah ).

  Perbedaan ketiga adalah sasaran kredit atau pembiyaaan. Para penabung si bank konvensional tidak sadar bahwa uang yang ditabungkannya diputarkan kepada semua bisnis, tanpa memandang halal-haram bisnis tersebut, bahkan sering terjadi dana tersebut digunakan untuk membiayai proyek-proyek milik grup perusahaan bank tersebut. Celakanya, kredit itu diberikan tanpa memandang apakah jumlahnya melebihi batas maksimum pemberian kredit (BMPK) ataukah tidak. Akibatnya, ketika krisis datang dan kredit atau kredit itu bermasalah, bank sulit mendapatkan pengembalian dana

  Adapun dalam bank syariah, penyaluran dana simpanan dari masyarakat dibatasi oleh dua prinsip dasar, yaitu prinsip syariah dan prinsip keuntungan. Artinya, pembiayaan yang akan diberiakan harus mengikuti kriteria-kriteria syariah, disamping pertimbangan- pertimbangan keuntungan. Misalnya, pemberian pembiayaan (kredit) harus kepada bisnis yang halal, tidak boleh kepada perusahaan atau bisnis yang memproduksi makanan dan minuman yang di haramkan, perjudian, pornografi, dan bisnis lain yang tidak sesuai dengan syariah.

  Karena itu, menabung di bank syariah relatif lebih aman ditinjau dari perspektif Islam karena akan mendapatkan keuntungan yang didapat dari bisnis yang halal (Antonio, 2001: 153).

2. Akad Mudharabah a.

  Pengertian Mudharabah

  Mudharabah adalah prinsip kerja sama antara dua pihak

  pemilik dan (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) utuk melakukan usaha bersama. Dalam mudharabah pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan operasional usaha. Keuntungan yang diperoleh dibagi bersama sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.

  Kerugian usaha yang terjadi bukan karena kesalahan pengelola usaha ditanggung oleh pemilik dana, hanya kerugian yang disebabkan oleh

  Sedangkan pengertian mudharabah menurut Muhamad (2014: 36) adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul

  maal ) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan

  usaha tertentu sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

  b.

  Landasan Syariah Menurut Antonio (2001: 95) secara umum, landasan dasar syariah mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukaan usaha. Hal ini tampak dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini. 1)

  AL-Qur‟an

                 “ Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT . . .” ( al- Jumu‟ah: 10 )

                

  “ Tidak ada dosa ( halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu . .

  .” ( al- Baqarah: 198). Surah al-

  Jumu‟ah: 10 dan al- Baqarah: 198 sama-sama

  2) Al- Hadits Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa rasulullah saw.

  Bersabda, “ Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah ( mudharabah), dan mencanpur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” ( HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at- Tijarah).

  3) Ijma

  Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara

  mudharabah . Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadits yang dikutip Abu Ubaid (Antonio, 2001: 95).

  c.

  Rukun dan Syarat Akad Mudharabah Menurut Ascarya (2011: 62) rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:

  1) Pelaku akad, yaitu shahibul mal (pemodal) adalah pihak yang memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, tetapi tidak memiliki modal.;

  2) Objek akad, yaitu modal (mal), kerja (dharabah), dan keuntungan

  (ribh) ; dan

3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.

  Sementara itu, syarat- syarat khusus yang harus dipenuhi dalam mudharabah terdiri dari syarat modal dan keuntungan.

  1) Syarat modal, yaitu:

  2) Modal harus berupa uang;

  3) Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya;

  Sementara itu, syarat keuntungan yaitu, keuntungan harus jelas ukurannya dan keuntungan harus dengan pembagian yang disepakati kedua belah pihak.

  d.

  Jenis-jenis Mudharabah Menurut Antonio (2001: 97), mudharabah terbagi menjadi menjadi dua jenis: mudharabah muthlaqah dan mudharabah

  muqayyadah. 1) Mudharabah Muthlaqah

  Yang dimaksud dengan transaksi Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangan luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan ungkapan

  if‟al ma syi‟ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang

  memberi kekuasaan sangat besar.

  2) Mudharabah Muqqayadah Mudharabah muqqayadah atau disebut juga dengan istilah restriced mudharabah atau specified mudharabah adalah kebalikan

  dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal e.

  Aplikasi dalam Perbankan

  Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk

  pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana,

  mudharabah diterapkan pada:

  1) Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan qurban, dan sebagainya; deposito biasa;

  2) Deposito spesial (special investment), di mana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya

  murabahah saja atau ijarah saja.

  Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk: 1)

  Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa; 2)

  Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.

  f.

  Manfaat dan Risiko Mudharabah 1)

  Manfaat Mudharabah (a)

  Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

  (b) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread .

  (c) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash

  flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

  (d) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang kongkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

Dokumen yang terkait

PROSEDUR PEMBUKAAN GIRO RUPIAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR - PROSEDUR PEMBUKAAN GIRO RUPIAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

ANALISIS PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DAN TEKNIK PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MABRUR DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP BANYUMANIK TUGAS AKHIR - ANALISIS PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DAN TEKNIK PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MABRUR DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP

1 1 137

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

0 0 84

TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI TUGAS AKHIR - TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI - Test Repository

0 0 75

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN FRONT OFFICE KSPPS BMT TUMANG CABANG BOYOLALI - Test Repository

0 0 123

ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA UNTUK MASA DEPAN (SIMUDAMAPAN) DI KJKS BMT TUMANG CABANG AMPEL BOYOLALI TUGAS AKHIR - ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA UNTUK MASA DEPAN (SIMUDAMAPAN) DI KJKS BMT TUMANG CABANG AMPEL BOYOLALI - Tes

0 0 112

ANALISIS PERAN STRATEGIS PEREMPUAN PADA KSPPS BMT TUMANG KANTOR PUSAT BOYOLALI TUGAS AKHIR - ANALISIS PERAN STRATEGIS PEREMPUAN PADA KSPPS BMT TUMANG KANTOR PUSAT BOYOLALI - Test Repository

0 1 147

JUDUL STRATEGI PEMASARAN DAN PROSEDUR PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG GRABAG - Test Repository

0 0 94

ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG TUGAS AKHIR - ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG - Test Repository

0 2 113

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA JASA BMT TUMANG CABANG AMPEL TUGAS AKHIR - PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA JASA BMT TUMANG CABANG AMPEL - Test Repository

0 0 15