PENGALIHAN PENGASUHAN ANAK ORANG TUA KARIR (Studi Kasus di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali) - Test Repository

PENGALIHAN PENGASUHAN ANAK ORANG TUA KARIR

  

(Studi Kasus di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh:

  SITI RODLIYAH NIM : 21112016

  

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Siti Rodliyah NIM : 21112016 Judul : PENGALIHAN PENGASUHAN ANAK ORANG TUA KARIR

  (STUDI KASUS DI DESA BANYUURIP KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI)

  Dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

  Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 17 Maret 2017 Pembimbing

  M. Yusuf Khummaini S.Hi M.H

  NIP: 198105082003121003

KEMENTERIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH

  Jl. Nakula Sadewa V no.9 Telp (0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722 Website

  

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

PENGALIHAN PENGASUHAN ANAK ORANG TUA KARIR

  

(STUDI KASUS DI DESA BANYUURIP KECAMATAN KLEGO

KABUPATEN BOYOLALI)

Oleh:

SITI RODLIYAH

  

NIM: 21112016

  Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Hukum Islam.

  Dewan Sidang Munaqasah Ketua Sidang : Dr. H. Muh Irfan Helmy, Lc., M.A : Sekretaris Sidang : M. Yusuf Khummaini S.Hi M.H : Penguji I : Drs. Machfudz, M. Ag : Penguji II : Heni Satar Nurhaida, M.Si :

  Salatiga, Maret 2017 Dekan Fakultas Syari’ah Dra. Siti Zumrotun, M.Ag NIP:196701151998032002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Siti Rodliyah NIM : 21112016 Fakultas : Syari’ah Jurusan : Hukum Keluarga Islam Judul Skripsi : PENGALIHAN PENGASUHAN ANAK ORANG TUA KARIR

  (Studi Kasus di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali)

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 17 Maret 2017 Yang menyatakan, Siti Rodliyah NIM: 21112016

  

MOTTO

“Setiap ada kemauan, usaha serta do’a pasti keberhasilan itu akan

terwujud”

  

“Hiasi hidup seperti bintang di langit”

  PERSEMBAHAN

  Atas nama cinta dan kasih dari dalam jiwa, skripsi ini penulis persembahkan untuk, 

  Bapak, ibu ku tercinta yang tak henti-hentinya memberikan dukungan serta do’a dan semangat sepanjang masa buat saya.

   Kakak-kakak ku yang selalu memberikan dorongan, mendampingi dalam proses, serta memberikan bantuan dalam penyelesaian proses belajar ku untuk menyelesaikan srata satu.

   Semua teman seperjuangan di Ahwal Al-Syakhshiyyah angkatan 2012

   Teman-teman yang terlibat dalam proses ku di IAIN Salatiga yang mendampingi dan menberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini, juga selalu memotivasi, menemani suka dan duka, semoga pertemanan kita akan abadi.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

  Segala puji bagi Allah swt dan puji syukur peneliti panjatkan kepadaNya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang kita nanti syafaatnya di hari akhir nanti.

  Dengan segala kerendahan hati, peneliti menyadari keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga bimbingan, pengarahan dan bantuan telah banyak penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku dekan Fakultas Syari’ah.

  3. Bapak Sukron Ma’mun, S.Hi., M.Si. selaku ketua jurusan Ahwal Al Syakhsiyyah.

  4. Bapak M. Yusuf Khummaini S.Hi, M.H Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya serta memotivasi guna membimbing terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh dosen IAIN Salatiga yang mengajar dari semester satu sampai delapan telah membagi ilmunya yang bermanfaat.

  6. Bapak Kepala Desa Banyuurip.

  7. Para informan keluarga orang tua karir di Desa Banyuurip.

  8. Ayah Ibu, dan keluargaku tercinta terima kasih atas doa dan pengorbanan selama ini.

  9. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu terima kasih atas kerjasama, semangat, motivasi dan perhatiannya.

  Teriring do’a dan harapan semoga amal baik semua pihak tersebut di atas akan mendapat balasan dari Allah swt.

  Wassalamu’alaikum wr.wb

  Penulis

  ABSTRAK

  Siti Rodliyah, 21112016, Pengalihan Pengasuhan Anak Orang Tua Karir (Studi

  Kasus di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali ), Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah

  IAIN Salatiga.

  Kata kunci: pengasuhan dan orang tua karir

  Bekerja merupakan aktivitas serta tuntutan yang harus di lakukan untuk para orang tua. Kesulitan ekonomi, penghasilan yang tidak menentu serta kebutuhan sehari-hari yang makin meningkat memaksa para suami dan para istri untuk bekerja dan berkarir. Karena hal bekerja tersebut orang tua mengalihkan pengasuhan anak dan menitipkan kepada orang lain. Seperti yang terjadi di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali yang mana faktor ekonomi yang melanda mereka menitipkan anaknya dalam pengasuhan orang lain. Permasalahan yang dikaji dalam hal ini adalah: (1) bagaimana pola pengasuhnan anak pada keluarga orang tua karir di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali? (2) apa faktor-faktor penyebab pengalihan pengasuhan anak kepada orang lain di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali? (3) bagaimana pandangan hukum mengenai pengasuhan anak di Desa Banyuurip Klego Kabupaten Boyolali?

  Lokasi penelitian ini adalah di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Dengan jenis penelitiannya adalah kualitatif dengan pendekatan normative yuridis dan sosiologis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pola pengasuhan yang digunakan adalah dengan cara menitipkan kepada nenek dan menitipkan kepada tetangga. kemudian faktor penyebab terjadinya pengalihan pengasuhan anak adalah faktor ekonomi, faktor usia, faktor pendidikan, faktor kebosanan. Dalam hal ini memiliki dampak kepada anak yaitu anak kurang kasih sayang dan anak tidak mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua. Kemudian untuk pembentukan karakter anak akan ditentukan oleh cara pengasuhan yang diterapkan oleh lingkungan dalam ini adalah keluarga yang berperan sangat penting. Sebagai orang tua berkewajiban untuk mengasuh, memelihara serta mendidik anak dengan baik.

  

DAFTAR ISI

  Sampul Lembar berlogo Judul ................................................................................................................... i Nota Pembimbing .............................................................................................. ii Pengesahan Kelulusan ....................................................................................... iii Pernyataan keaslian ............................................................................................ iv Motto .................................................................................................................. v Persembahan ...................................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................... vii Abstrak ............................................................................................................... ix Daftar isi ............................................................................................................. x Daftar lampiran .................................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10 D. Penegasan Istilah ..................................................................................... 11 E. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 11 F. Metode Penelitan ..................................................................................... 14 G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perkawinan, Keluarga dan Orang Tua Karir ...................... 19

  1. Perkawinan

  ........................................................................................ 19 2.

  Keluarga ..................................................................................................... 20 3. Orang Tua Karir ........................................................................................ 22 B. Tinjauan Terhadap Pola Pengasuhan Anak ...................................................... 24 1.

  Pengertian Pengasuhan ............................................................................... 24 2. Pola Asuh Anak .......................................................................................... 27 a.

  Pola Asuh Otoriter ............................................................................... 29 b.

  Pola Asuh Demokrasi .......................................................................... 30 c. Pola Asuh Permisif .............................................................................. 31 C.

Kewajiban Pengasuhan Anak Dalam Pandangan Hukum Islam dan

Undang-undang ................................................................................................. 32

  1. Kewajiban Pengasuhan Anak Menurut Hukum Islam ............................... 32 2.

  Kewajiban Pengasuhan Anak Menurut Undang-undang ............................ 39

  BAB III PRATIK PENGALIHAN PENGASUHAN ANAK ORANG TUA KARIR DI DESA BANYUURIP KECAMATAN KLEGO A. Gambaran Umum Desa Banyuurip ................................................................... 44 1. Letak Geografis .......................................................................................... 44 2. Keadaan Penduduk ..................................................................................... 45 a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dukuh dan Jenis Kelamin .................. 45 b. Penduduk Berdasarkan Agama yang dianut ........................................ 45 c. Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................................................. 46 d. Pendidikan ........................................................................................... 47 e. Kehidupan Sosial Ekonomi dan Budaya Keagamaan .......................... 48 B. Praktik Pengalihan Pengasuhan Anak Orang Tua Karir ................................... 49 1. Profil Keluarga Orang Tua Karir ................................................................ 49

  a.

  Keluarga Bapak AM dan Ibu NK ........................................................ 49 b.

  Keluarga Bapak BA dan Ibu DF .......................................................... 51 c. Keluarga Bapak MS dan Ibu TR .......................................................... 52 d.

  Keluarga Bapak KH dan Ibu UM ........................................................ 54 e. Keluarga Bapak MH dan Ibu DM ........................................................ 56 2. Faktor Penyebab Pengalihan Pengasuhan Anak ......................................... 58 a.

  Faktor ekonomi .................................................................................... 58 b.

  Faktor Usia ........................................................................................... 60 c. Faktor Pendidikan ................................................................................ 61 d.

  Faktor Kebosanan ................................................................................ 62 3. Pola Pengasuhan Anak pada Keluarga Orang Tua Karir ........................... 63 a.

  Pola pengasuhan Anak Ibu NK ............................................................ 63 b.

  Pola Pengasuhan Anak Ibu DF ............................................................ 64 c. Pola Pengasuhan Anak Ibu TR ............................................................ 65 d.

  Pola Pengasuhan Anak Ibu UM ........................................................... 67 e. Pola Pengasuhan Anak Ibu DM ........................................................... 68 4. Dampak Pengalihan Pengasuhan Anak ...................................................... 69 a.

  Dampak Ekonomi ................................................................................ 69 b.

  Dampak Pendidikan ............................................................................. 70 c. Dampak Keharmonisan ........................................................................ 72

  BAB IV ANALISIS A.

Analisis Terhadap Pola dan Landasan Pengasuhan Anak Orang Tua

Karir .................................................................................................................. 73 B.

Analisis Terhadap Faktor Penyebab Pengalihan Pengasuhan Anak orang

Tua Karir ........................................................................................................... 76

  C.

  Menurut Pandangan Hukum Islam dan Undang-undang .................................. 80 1.

  Menurut Hukum Islam ............................................................................... 80 2. Menurut Undang-undang ........................................................................... 89

  BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ................................................................................................. 94 B. SARAN ............................................................................................................. 98 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Daftar Riwayat Hidup Lampiran II Foto Akta Nikah Keluarga Lampiran III Foto KTP Pelaku Lampiran IV Permohonan Izin Penelitian Lampiran V Daftar Nilai SKK Lampiran VI Nota Pembimbing Skripsi Lampiran VII Lembar Konsultasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

  wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhan Yang Maha Esa (UU no 1 thn 1974 pasal 1). Perkawinan merupakan salah satu sunntullah yang berlaku pada semua makhluk tuhan, perkawinan merupakan cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak-pinak, berkembang biak, dan melestarikan hidupnya setelah masing-masing pasangan siap melakukan perannya yang positif dalam mewujudkan tujuan perkawinan ( Ghazaly Ahmad, 2006:10).

  Perkawinan mengandung aspek hukum, melangsungkan perkawinan ialah saling mendapatkan hak dan kewajiban serta bertujuan mengadakan hubungan pergaulan yang dilandasi tolong menolong. Dalam Kompilasi Hukum Islam pengertian perkawinan dan tujuannya dinyatakan dalam pasal 2 dan 3 sebagai berikut:

  Pasal 2 : Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mutsaqon ghalizhan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Perkawinan itu adalah sunnah Allah jika dilaksanakan dengan menurut ketentuan tertentu hukum Islam maka akan mendapatkan pahala karena bernilai ibadah.

  Pasal 3: Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah. Yang artinya keluarga yang selalu diberikan kedamaian hati, dilapisi dengan kasih sayang antar anggota keluarga, dan mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Dan tujuan itu akan tercapai jika para anggota keluarga untuk saling tolong menolong (KHI, pasal 2 dan 3).

  Seperti yang dijelaskan diatas, bahagia dalam rumah tangga itu ketika suami istri saling tolong menolong dan bahu membahu dalam melakukan pekerjaannya. Serta bekerja sama untuk mendidik anaknya dengan baik. Suami adalah kepala keluarga dan ibu menggurus rumah tangga. Tugas suami adalah memberikan nafkah kepada seluruh anggota keluarganya sedangkan tugas ibu mengurus rumah tangganya. Dalam Al Qur’an surat Annisa ayat 34 menyebutkan:

  ُتﺎَِﳊﺎﱠﺼﻟﺎَﻓ ْﻢِِﳍاَﻮْﻣَأ ْﻦِﻣ اﻮُﻘَﻔْـﻧَأ ﺎَِﲟَو ٍﺾْﻌَـﺑ ﻰَﻠَﻋ ْﻢُﻬَﻀْﻌَـﺑ ُﻪﱠﻠﻟا َﻞﱠﻀَﻓ ﺎَِﲟ ِءﺎَﺴﱢﻨﻟا ﻰَﻠَﻋ َنﻮُﻣاﱠﻮَـﻗ ُلﺎَﺟﱢﺮﻟا ِﻊ ِﺟﺎَﻀ َﻤْﻟا ِﰲ ﱠﻦُﻫوُﺮُﺠْﻫاَو ﱠﻦُﻫﻮُﻈِﻌَﻓ ﱠﻦُﻫَزﻮُﺸُﻧ َنﻮُﻓﺎََﲣ ِﰐﻼﻟاَو ُﻪﱠﻠﻟا َﻆِﻔَﺣ ﺎَِﲟ ِﺐْﻴَﻐْﻠِﻟ ٌتﺎَﻈِﻓﺎَﺣ ٌتﺎَﺘِﻧﺎَﻗ

  اًﲑِﺒَﻛ ﺎًّﻴِﻠَﻋ َنﺎَﻛ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ ﻼﻴِﺒَﺳ ﱠﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ اﻮُﻐْـﺒَـﺗ ﻼَﻓ ْﻢُﻜَﻨْﻌَﻃَأ ْنِﺈَﻓ ﱠﻦُﻫﻮُﺑِﺮْﺿاَو

  “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri,ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.

  Apabila istri dan suami mampu membina keluarganya dan mereka mampu untuk melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing, maka keluarga yang kekal dan bahagiapun akan terwujud, karena semuanya mempunyai peran yang optimal. Disisi lain ada suatu keluarga yang suami dan istri sama-sama bekerja. Dalam hal ini istri yang seharusnya mengurus rumah tangga, melayani dan mengasuh anak, tetapi karena dalam situasi tertentu dan kondisi tertentu mengaruskan bekerja sama seperti yang dilakukan oleh suami yaitu bekerja. Kemudian timbul masalah mengenai bagaimana mereka dalam mengurus anak. Padahal pengasuhan yang baik adalah ketika suami dan istri bekerja sama untuk mengasuh dan memberikan pendidikan.

  Orang tua merupakan orang yang penting dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak. Orang tua dalam ranah ini adalah pengembangan dalam upaya membentuk kepribadian anak, mengembangkan potensi akademik maupun non akademik melalui olah potensi, rasio, etika dan moral. Kedekatan orang tua terhadap anak, sungguh sangat member pengaruh besar dalam proses pembentukan anak, dibandingkan pengaruh yang diberikan oleh komponon pendidikan lainya. Pola pengasuhan maupun pendidikan anak di lingkungan keluarga sangat ditentukan oleh kualitas dan kesiapan keluarga (suami istri) sendiri untuk melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya melalui peran edukasi (pendidikan). Dilingkungan keluarga peran ibu atau istri sangat dominan karena ditangannyalah akan menentukan kehidupan bagi anak dan suaminya.

  (Fuaduddin, 1999: 9).

  Dalam mendidik anak, kedua orang tua merupakan sosok manusia yang pertama kali dikenal anak. Yang karenanya perilaku keduanya akan sangat mewarnai tehadap proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya, sehingga faktor keteladanan dari keduanya menjadi sangat diperlukan. Orang tua memiliki andil yang sangat besar dalam menentukan karakter dan memaksimalkan kecerdasan yang harus senantiasa dimiliki oleh anak. Apa yang didengar, dilihat dan dirasakan anak di dalam berinteraksi dengan kedua orang tuanya akan sangat membekas dalam memori anak. Orang tua janganlah hanya disibukkan dengan urusan duniawi semata, tetapi urusan lainya pula yaitu mengenai pendidikan akhlak dan moral itu sangatlah penting. Orang tua yang tidak memperhatikan kasih sayang terhadap anaknya dan hanya disibukkan dengan urusan duniawi semata maka akan menyebabkan si anak menyimpang tingkah lakunya, di samping itu juga dapat menyebabkan si anak kehilangan pegangan. (Juwairiyah, 2010: 5).

  Pengasuhan anak merupakan suatu kewajiban suami istri, karena anak merupakan darah daging mereka. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan yang maha Esa, yang senantiasa harus di jaga karena di dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai anak atau manusia, seperti dalam bunyi Kompilasi Hukum Islam pada pasal 77 poin 3 yaitu; “suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya”. Sejatinya seorang anak membutuhkan fikur kedua orang tuanya (ayah dan ibu) dalam perkembangan kematangan kepribadiannya. Fenomena yang terjadi pada sekarang ini, dan nyaris membudidaya di kalangan masyarakat adalah adanya pengalihan pengasuhan anak kepada orang lain. Dengan alasan kesibukan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Mereka menitipkan mengenai pengasuhan anaknya kepada orang lain. Hal ini disebabkan oleh ayah dan ibu sama-sama bekerja. Dan orang tua kurang memperhatikan perkembangan si anak.

  Kewajiban orang tua adalah untuk memelihara dan mendidik anak mereka dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan ini mencakup masalah ekonomi, pendidikan, dan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder anak. Pengasuhan juga berarti sebuah tanggung jawab orang tua untuk mengawasi, memberi pelayanan yang senantiasa yang semestinya serta mencukupi kebutuhan hidup seorang anak oleh orang tuanya. Anak merupakan amanat bagi orang tua, serta merupakan anugrah dan amanah dari Allah kepada manusia yang menjadi orang tuanya. Oleh karena itu orang tua bertanggung jawab penuh agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya sesuai dengan tujuan dan kehendak Tuhan.

  Dalam surat Al Baqarah ayat 233 telah diterangkan dengan jelas sebagai berikut :

   ۚ◌ ۖ◌ ِدﻮُﻟْﻮَﻤْﻟا ﻰَﻠَﻋَو َﺔَﻋﺎَﺿﱠﺮﻟا ﱠﻢِﺘُﻳ ْنَأ َداَرَأ ْﻦَﻤِﻟ ِﻦْﻴَﻠِﻣﺎَﻛ ِﻦْﻴَﻟْﻮَﺣ ﱠﻦُﻫَد َﻻْوَأ َﻦْﻌِﺿْﺮُـﻳ ُتاَﺪِﻟاَﻮْﻟاَو ۚ◌ ۚ◌ َﻻَو ﺎَﻫِﺪَﻟَﻮِﺑ ٌةَﺪِﻟاَو ﱠرﺎَﻀُﺗ َﻻ ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ ﱠﻦُﻬُـﺗَﻮْﺴِﻛَو ﱠﻦُﻬُـﻗْزِر ُﻪَﻟ ﺎَﻬَﻌْﺳُو ﱠﻻِإ ٌﺲْﻔَـﻧ ُﻒﱠﻠَﻜُﺗ َﻻ

   ِﻩِﺪَﻟَﻮِﺑ ُﻪَﻟ ٌدﻮُﻟْﻮَﻣ ۚ◌ َذ ُﻞْﺜِﻣ ِثِراَﻮْﻟا ﻰَﻠَﻋَو ٰ◌

َﻚِﻟ

ۗ◌

   ٍرُوﺎَﺸَﺗَو ﺎَﻤُﻬْـﻨِﻣ ٍضاَﺮَـﺗ ْﻦَﻋ ًﻻﺎَﺼِﻓ اَداَرَأ ْنِﺈَﻓ ﺎَﻤِﻬْﻴَﻠَﻋ َحﺎَﻨُﺟ َﻼَﻓ ۗ◌ َﻨُﺟ َﻼَﻓ ْﻢُﻛَد َﻻْوَأ اﻮُﻌِﺿْﺮَـﺘْﺴَﺗ ْنَأ ْﻢُﺗْدَرَأ ْنِإَو َحﺎ

  “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. (QS. Al Baqarah : 233). Dalam ayat tersebut mewajibkan agar kedua orang tua anak menjaga sikap saling mengerti dan penuh keharmonisan dan kecintaan. Dan pemeliharaan anak menjadi tanggung jawab ayah tetapi ayah seorang bayi itu wajib mengeluarkan nafkah untuk ibunya dan memberikan pakaian tanpa disertai ucapan dan sikap yang menyakitkan, tetapi dengan cara yang ma’ruf , atau pemberian yang disertai rasa cinta, saling menghormati dan saling memahami (Al-Shabbagh, 1994:199). Kemudian dalam hadits Rasulullah saw yang artinya:

  “Jika salah seorang diantara kamu sekalian mau mendidik anaknya, maka perbuatan itu lebih baik baginya ketimbang bersedekah setengah sha’ setiap hari untuk para fakir miskin”. Maksud dari hadits tersebut adalah orang tua yang mau mendidik anak nya dengan baik berdasarkan ajaran agama Islam maka itu lebih baik dari pada mereka bersedekah yang banyak.

  Imam Ali bin AbiThalib berkata: “sebaik-baiknya yang diwariskan oleh bapak kepada anak adalah pendidikan. “IbnMas’ud berkata: “setiap pendidikan sangat senang diadili bersama didikannya. Dan sesungguhnya pendidikan Allah adalah Al-Qur’an. Kebahagian anak tidak dapat dinilai dari banyaknya materi yang diberikan oleh orang tua tetapi pendidikan mengenai moral dan etika yang baik itulah yang harus diberikan oleh orang tuanya ”(Al Shabbagh, 1994:204- 205).

  Dalam Undang-undang perkawinan No 1 tahun 1974 pasal 45 disebutkan bahwa: Ayat 1: Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya”. Dengan mengunakan ahklak dan anjuran yang berdasarkan Al Quran orang tua dianjurkan untuk mendidik dan mengasuh anaknya. Untuk menjadikan anak tumbuh kembang dengan baik.

  Pasal 2: Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus. Dalam mengasuh dan mendidik anak itu sampai mereka dapat mengurus dirinya sendiri dan sehingga dapat membedakan antara hal yang baik dan hal yang buruk.

  Kemudian dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 83 ayat 2 yang berbunyi “Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari- hari dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang istri ia adalah wakil dari suaminya untuk itu berkewajiban untuk membantu suaminya dengan cara untuk mengatur rumah tangganya dan merawat anak-anaknya dirumah. Melayani suaminya dan mendidik anak-anaknya.

  Dalam Undang-undang perlindungan anak pasal 2 disebutkan bahwa: 1.

  Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarga maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.

  2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan negara yang baik dan berguna.

3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan.

  4. Anak berhak perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar (UU RI No.23 th 2002). Pola pengasuhan anak yang ideal adalah apabila dilakukan oleh kedua orang tuanya. Ayah dan ibu saling bekerja sama untuk mengasuh dan mendidik anak. Mereka menyaksikan dan memantau tumbuh perkembangan anak secara langsung dan optimal. Namun dalam kenyataannya kondisi ideal tersebut tidak dapat diwujudkan karena hal-hal tertentu.

  Disisi lain ada beberapa keluarga yang kedua orang tuanya berkarir atau bekerja dan meninggalkan anak mereka dan menitipkan kepada orang lain.

  Sehingga ada suatu peran yang tidak dapat berfungsi lagi. Dalam hal ini istri yang seharusnya melayani suami, mengasuh anak tidak dilakukan lagi, dan kewajiban suami istri tersebut adalah mendidik, mengasuh anak-anaknya supaya tumbuh menjadi anak yang berguna bagi semuanya. Pengasuhan anak sangatlah berpengaruh kepada kepribadian dan pertumbuhan anak kelak.

  Dalam kasus yang terjadi di Desa Banyuurip ini adalah adanya pengalihan pengasuhan anak kepada orang lain ketika ditinggal bekerja. Bahkan diantara mereka ada yang menitipkan anaknya dari usia dini sampai ia tumbuh dewasa itu dalam pengasuhan orang lain, melainkan tidak langsung diasuh kedua orang tuanya. Fenomena yang terjadi saat ini semakin merabah yaitu dengan cara pengasuhan anak diserahkan kepada orang lain. Dan otomatis disini akan muncul sebuah problem seperti kurangnya pelayanan istri terhadap suaminya karena sibuk bekerja, kurangnya kasih sayang yang dirasakan oleh anak- anaknya. Karena anak bukan hanya membutuhkan perhatian materiil saja, tetapi juga membutuhkan kehadiran orang tuanya dalam berbagai hal. Namun, pada kenyataannya banyak orang tua yang bekerja dan meninggalkan anaknya dan menitipkan kepada orang lain. Padahal pola pengasuhan yang baik adalah saat ayah dan ibu bekerja sama, bahu membahu dalam memberikan pengasuhan, perhatian, kasih sayang dan pendidikannya.

  Dengan bekerjanya kedua orang tua otomatis dalam ranah ini akan timbul kurangnya keharmonisan dan kedekatan keluarga karena kedua orang tua telah meninggalkan waktu untuk keluarganya dan menyebabkan anak menjadi kurang kasih sayang, mereka menjadi tidak terurus. Kemudian kurangnya komunikasi antara suami istri dan anak-anak akan menyebabkan ketidak harmonisan dalam sebuah keluarga. Dan dari kurannya waktu dan pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tua ini akan mempengaruhi kehidupan anak dimasa yang akan datang, yaitu ahklak anak yang tidak baik.

  Berangkat dari latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk meneliti kasus yang terjadi di Desa Banyuurip, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali dengan judul “Pengalihan Pengasuhan Anak Orang Tua Karir”. Studi kasus pada keluarga yang kedua orang tuanya berkarir dan menitipkan anaknya kepada orang lain.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan pokok masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

  1. Bagaimana pola dan landasan pengasuhan anak pada keluarga orang tua karir di Desa Banyuurip, Kecamatan Klego, KabupatenBoyolali?

  2. Apa faktor-faktor penyebab pengalihan pengasuhan anak kepada orang lain di Desa Banyuurip, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali?

3. Bagaimana pandangan Hukum megenai pengasuhan anak di Desa

  Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

  Berpijak pada masalah diatas maka tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah:

  1. Mengetahui bagaimana pola dan landasan pengasuhan anak yang dilakukan oleh kedua orangtua yang berkarir di Desa Banyuurip, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali.

  2. Mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab pengalihan pengasuhan anak kepada orang lain di Desa Banyuurip, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali.

3. Mengetahui bagaimana pandangan hukum mengenai pengasuhan anak yang benar.

  D. Penegasan Istilah

  1. Pengalihan adalah pemindahan. Yang dimaksud dalam pengalihan dalam kasus ini adalah pemindahan pengasuhan anak yang seharusnya dilakukan oleh kedua orang tua ini dialihkan kepada orang lain.

  2. Anak adalah keturunan, keturunan yang memiliki hubungan darah yang dihasilkan oleh pasangan suami istri yang dapat meneruskan kedua orang tuanya.

  3. Pengasuhan adalah penjagaan anak, dalam kasus ini pengasuh adalah orang yang menjaga dan merawat anak. Kemudian pengasuhan adalah cara yang digunakan oleh orang yang mendidik,

  4. Karir adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan. Yang dimaksud dalam karir dalam hal ini adalah kedua orang tua bekerja.

  E. Tinjauan Pustaka

  Ikatan perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara suami dan istri dimana yang terbentuk dalam kelompok kecil masyarakat yang disebut dengan keluarga. Keluarga disini memiliki anggota yang berupa ayah sebagai kelapa rumah tangga, ibu sebagai wakil atau pembantu ayah dan sebagai ibu rumah tangga, serta terdapat anak-anak yang mereka yang membutuhkan kasih serta perhatian dari kedua orang tua. Suami dan istri memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan masing-masing di dalam keluarganya.

  Pembahasan mengenai pengasuhan anak orang tua karir belum dilakukan, yang banyak diteliti yaitu mengenai istri sebagai nafkah utama dalam pemenuhan keluarganya, sedangkan skripsi ini akan merujuk pembahasan mendalam mengenai pengalihan pengasuhan anaknya ketika kedua orang tuanya sama-sama berkarir atau bekerja.

  Dalam penelitian ilmiah yang berupa skripsi peneliti mememukan beberapa karya yang terkait dengan masalah pengasuhan anak dan orang tua karir, karya-karya tersebut adalah skripsi Sholechah yang berjudul “Istri Karier

  dalam Perspektif Hukum Islam” (Studi terhadap Istri Pencari Nafkah di Desa Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang). Skripsi ini memilki tiga rumusan

  masalah yaitu: Apa alasan ulama tentang kebolehan istri berkarir; Bagaimana latar belakang serta peran istri karier di Desa Gedangan Kec. Tuntang Kab.

  Semarang; Bagaimana sosok istri karier dan implikasi terhadap pemberian nafkah keluarga di Desa Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.

  Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa istri boleh berkarir tetapi tetap ada batasan tentang kebolehan tersebut dan selama tidak menentang dengan syari’at islam, kemudian adanya faktor pendorong tertentu. faktor tertentu yang mengharuskan mereka untuk berkarir. Menurut mereka pemenuhan nafkah keluarga merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri (Sholechah 2006:9)

  Skripsi selanjutnya yaitu skripsi Akmal janan Absor yang berjudul:

  “Pola Asuh Orang Tua Karir dalam Mendidik Anak” (Studi Kasus Keluarga Sunaryadi, Komplek TNI AU Blok K No12 LANUD Adisutjipto Yogjakarta)

  skripsi ini memiliki tiga rumusan masalah yaitu bagaimanakah pola asuh orang tua karir dikeluarga sunaryadi dalam mendidik anak; faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat pola asuh orang tua karir dikeluarga Sunaryadi dalam mendidik anak; bagaimanakah hasil pola asuh orang tua karir di keluarga Sunaryadi dalam mendidik anak. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa bentuk pola asuh orang tua karir di keluarga Sunaryadi dalam mendidik anak adalah demokratis. Kemudian faktor pendukungnya adalah keadaan ekonomi orang tua, pengalaman, pendidikan, keadaan anak, bantuan dari pihak lain, dan lingkungan yang representatif sedangkan faktor penghambat yaitu pekerjaan yang menyebabkan keterbatasan waktu, kelelahan, dan juga keterbatasan agama. Dan hasil yang dicapai dari pola asuh demokratis terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik (Akmal Janan Absor 200:57).

  Penelitian selanjutnya yaitu Yeni Fauziah yang berjudul“Hak dan

  

Kewajiban Suami Istri dalam Perspektif Hukum Islam” (Studi Nilai Keadilan

Gender terhadap Kewajiban Mendidik Anak ). Skripsi ini memiliki tiga rumusan

  masalah yaitu: bagaimana hak dan kewajiban suami istri dalam islam; bagaimana konsep kesetaraan gender dalam islam; bagaimana pembagian peran antara suami istri dalam mendidik anak tanpa menafikan konsep kesetaraan gender. Dalam skripsi ini dapat disimpulkan mengenai pembahasan hak dan kewajiban suami istri dalam kacamata Islam yakni kesetaraan gender peran antara laki-laki dan perempuan.

  Dalam tinjauan penelitian yang terdahulu penulis memiliki perbedaan yaitu mengenai pengasuhan anak yang dialihkan kepada orang lain dimana yang berkewajiban mengasuh anak adalah kedua orang tua dan fenomena itu menjadi sering dilakukan pada sekarang ini. Dalam hal diatas belum ada yang meneliti secara khusus, untuk itu penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Pengalihan Pengasuhan Anak Orang Tua Karir”.

F. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (suharsimi, 2010:203). Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

  1. Pendekatan dan Jenis penelitian

  a. Metode dan Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menunjukan bahwa pelaksanaannya terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekan pada deskripsi secara alami. guna memperoleh gambaran yang jelas dan dapat memberikan data yang detail tentang obyek yang diteliti (Suharsimi, 2010 :27)

  Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih banyak menggunakan kualitas subyektif, mencakup penelahaan dan pengungkapan berdasarkan persepsi untuk memperoleh pemahaman terhadap fenomena sosial dan kemanusiaan yang terjadi (Asep Hermawan, 2004:14).

  b. Lokasi penelitian

  Penelitian ini berlokasi di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali dirumah masing-masing keluarga yang orang tuanya berkarir dan untuk pengasuhannya dengan cara mengalihkan atau menyerahkan anaknya kepada orang lain. Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu: 1)

  Data primer Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh peneliti ( Rosady Ruslan, 2010:138). Data yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan fakta lapangan yang diperoleh langsung dari keterangan para pelaku yang melakukan pengalihan pengasuhan anak. 2)

  Data sekunder Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara dihasilkan dari pihak lain (Rosadi Ruslan, 2010:138). Merupakan data yang mencangkup dokumen- dokumen resmi dari buku, artikel, hasil penelitian sebelumnya yang menunjang sebagai landasan teori.

  2. Teknik pengumpulan data

  a. Observasi (pengamatan) Observasi adalah kegiatan mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks penelitian (mahi, 2011:73). Dalam pengumpulan data peneliti melakukan observasi langsung di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali dirumah masing-masing pihak yang bersangkutan.

  b. Wawancara (interview) Teknik wawancara (interview) adalah teknik pencarian data atau informasi mendalam yang diajukan kepada responden dalam bentuk pertanyaan dan jawaban (Mahi,2011:79). Wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah wawancara langsung kepada pelaku. Dan pihak yang terkait dalam hai ini adalah kedua orang tua yang sama-sama bekerja di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali dan pengasuhan dan perawatan anak dari orang tua tersebut dilakukan oleh orang lain.

  c. Dokumentasi Dokumentasi adalah sejumlah fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Data yang dimaksud dalam hal ini adalah mengenai foto dan hal surat menyurat. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Setiap bahan tertulis ataupun film, dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahan untuk meramal. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab langsung kepada pelaku, kemudian dalam proses tanya jawab tersebut disertakan dengan merekamnya dan menulis apa yang telah disampaikan oleh informan serta peneliti juga meminta surat-surat yang terkait dengan keluarga tersebut seperti KTP, Akta Nikah dan KK. Dan hal tersebut menjadi dapat dijadikan dokumentasi dalam penelitian ini. (Lexy j. Moleong, 2009).

  3. Analisis Data Data penelitian yang telah dikumpulkan ataupun diperoleh, dianalisis secara kualitatif dengan cara mengambarkan masalah jelas dan mendalam.

  Jenis analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode diskripsi kualitatif, yaitu peneliti berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi sekarang. Metode diskripsi kualitatif dalam penelitian ini yaitu dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan mengenai pola pengasuhan anak orang tua karir, faktor-faktor penyebab pengalihan pengasuhan anak orang tua karir, kemudian bagaimana pandangan hukum terhadap pengalihan pengasuhan anak orang tua karir yang terjadi di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam mencerna masalah yang dibahas, penulis menggunakan sistematika ini terdiri dari lima bab yang terdiri sebagai berikut: BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan.

  BAB II : Dalam bab ini merupakan kajian pustaka yang menjelaskan tinjauan tentang perkawinan, keluarga, dan Orang Tua Karir, Tinjauan terhadap pola pengasuhan anak, Kewajiban pengasuhan anak dalam pandangan hukum Islam dan hukum positif atau Undang-undang..

  BAB III: Dalam bab ini menjelaskan paparan data dan hasil penelitian yang berupa gambaran umum Desa Banyuurip, Praktik pengalihan pengasuhan anak orang tua karir, yang berisi bagaimana pola pengasuhan anak orang tua berkarir di Desa Banyuurip, faktor-faktor penyebab pengalihan pengasuhan anak di Desa Banyuurip dan dampak yang ditimbulkan.

  BAB IV: Dalam bab ini berisi analisis data mengenai hasil penelitian, analisis pola pengasuhan anak, analisis faktor-faktor pengalihan pengasuhan anak, analisis hukum terhadap pengalihan pengasuhan anak.

  BAB V: Dalam bab ini adalah penutup yang berisi dari kesimpulan, saran dan penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perkawinan, Keluarga Dan Orang Tua Karir 1. Perkawinan Perkawinan ialah suatu akad atau perikatan untuk menghalalkan

  hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa ketentraman serta kasih sayang dengan cara yang diridhai Allah yang dilakukan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang telah memenuhi syarat. (Departemen Agama, 1984:49). Dalam Islam, perkawinan merupakan sesuatu yang sakral dan menjadi salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Banyak ayat, hadits maupun Undang-undang yang mengatur tentang perkawinan. Perkawinan merupakan sesuatu yang amat penting bagi manusia.

  Tujuan dari perkawinan adalah untuk memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia.

  Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota, sejahtera artinya terciptannya ketenangan lahir dan batin disebabkan terpenuhinya keperluan hidup lahir dan batinnya, sehingga timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antar anggota keluarga. Setiap anggota keluarga diharapkan untuk dapat memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing, untuk mencapai kebahagian sesuai dengan tujuan perkawinan (Ghazaly, 2006:22). Naluri manusia mempunyai kecenderungan untuk mempunyai keturunan yang diakui oleh dirinya sendiri masyarakat, negara dan kebenaran keyakinan agama memberi jalan untuk itu. Agama memberi jalan hidup manusia agar hidup bahagia di dunia dan diakhirat. Kebahagiaan dunia dan akhirat dicapai dengan hidup berbakti kepada Tuhan secara sendiri-sendiri, berkeluarga, dan bermasyarakat. Kehidupan keluarga bahagia, umumnya antara lain ditentukan oleh kehadiran anak-anak. Anak merupakan buah hati dan belahan jiwa bagi setiap pasangan yang telah menikah. Kesempurnaan perkawinan, apabila dalam rumah tangga hadir anak-anak sebagai buah hati pengarang jantung bagi suami istri (Ghazaly, 2006:24).

2. Keluarga

  Dari definisi tentang perkawinan yang ada, keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat, yang terdiri atas suami-istri, suami istri anak- anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Tidak akan ada masyarakat bila tidak ada keluarga, masyarakat merupakan kumpulan keluarga-keluarga. Jadi, baik dan buruknya masyarakat tergantung pada baik dan buruknya keluarga. Keluarga juga dapat dipahami sebagai sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling ketergantungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya (Aziz, 2015:16).

  Setiap keluarga pada hakikatnya memiliki berbagai macam fungsi, yaitu salah satunya fungsi sosial adalah keluarga merupakan sarana pertama dalam proses interaksi sosial dan menjalin hubungan yang erat baik dalam satu keluarga maupun secara luas. Fungsi sosial ini dapat dimaknai pula bahwa keluarga adalah sumber inspirasi pertama dalam membangun komunikasi melalui proses bicara secara sopan, dan tepat dan juga keluarga menjadi tempat pertama seseorang untuk memulai kehidupannya. Keluarga membentuk suatu hubungan yang sangat erat antara ayah, ibu dan anak. (Aziz, 2015:18).