MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI SEKOLAH BERBASIS ISLAM ( Studi Kasus Di Desa Singosari Mojosongo Boyolali ) - Test Repository

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK
DI SEKOLAH BERBASIS ISLAM
(Studi Kasus Di Desa Singosari Mojosongo Boyolali)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
HAMIDAH NUR VITASARI
NIM : 11113262

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
2017

ii

iii

iv


MOTTO

ِ‫ينِأهوتهواِا ْلع ْل َِمِد ََر َجات‬
َِ ‫ينِآ َمنهواِم ْن هك ِْمِ َوالّذ‬
َِ ‫َللاهِالِّذ‬
ِّ ِِ‫ َي ْرفَع‬...
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
(Al-Mujadalah : 11)

“Science without religion is blind, and religion without
science is lame”
-Albert Einstein-

v

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis

persembahkan kepada:
1. Ayahku

tercinta Bapak Sri Bibit dan Ibuku tersayang

Ibu

jumiati yang selalu mendoakan dan memberikan banyak kasih
sayang dan banyak berkorban untukku hingga aku seperti
sekarang.
2. Kakak-kakakku tersayang Mas Habib Setiawan, Mas Deni
Anwar Hamid, adikku tercinta Arif Rahman Hidayat, kakakkakak ipar terbaik Mbak Anita Misriyah, Mbak Natasya Stiefani
serta semua keluarga yang telah mendukungku.
3. Dosen pembimbing Drs. Wahyudhiana, M.M.Pd yang telah
bersabar dan meluangkan waktunya untuk

membimbingku

dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Sahabat-sahabatku tersayang ( dyah, wahyu, naya, citra, ana,

alik, hana, enha, atul, yuni, intan, vita, laili) yang selalu
memberikan pertanyaan kapan wisuda.
5. Mas Dwi Heriyanto yang selalu memberikan semangat dan
dukungan penuh untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu
kepadaku.
7. Semua teman-temanku PAI angkatan 2013 yang bersama-sama
berjuang dalam tholabul ilmi yang tak bisa ku sebutkan satu
persatu.
8. Almamater tercinta.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan

rahmat,


hidayah

dan

taufiqNya,

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah
“MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI SEKOLAH
BERBASIS ISLAM DI DESA SINGOSARI, KEC. MOJOSONGO, KAB.
BOYOLALI TAHUN 2017.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Rukhayati selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Bapak Drs. Wahyudhiana, M.M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan
pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat
berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan pendidikan
Agama Islam yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai
6. Keluarga, saudara, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam
penyelesaikan skripsi ini
7. Semua pihak

yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah


membantu dalam penulisan skripsi ini.
vii

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca
pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia
pendidikan.

Salatiga,

Agustus 2017

Penulis,

Hamidah Nur Vitasari

111-13-262

viii

ABSTRAK

Vitasari, Hamidah Nur. 2017. Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak Di
Sekolah Berbasis Islam. Skripsi, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan
Pendidikan Agama Islam Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.
Wahyudhiana, M.M.Pd.
Kata Kunci : Motivasi, orang tua, sekolah berbasis Islam.
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan orang tua dalam memberikan
pendidikan agama kepada anak yang dapat menyebabkan orang tua khawatir
terhadap masa depan putra-putrinya akibat perkembangan zaman. Hal ini terlihat
dengan banyaknya krisis moral dan akhlak pada diri anak dan Maraknya
pergaulan bebas yang terjadi di lingkungan sekitar. Sehingga orang tua mencari
alternatif dengan memilih sekolah yang berbasis Islam sebagai lembaga
pendidikan anak untuk mendapatkan pendidikan agama sekaligus pendidikan

umum
Berdasarkan hal itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1)
Pandangan orang tua tentang sekolah berbasis Islam. 2) Untuk mengetahui
motivasi orang tua dalam menyekolahkan anak di sekolah berbasis Islam. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan
kualitatif. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan : 1) Pandangan orang
tua tentang sekolah berbasis Islam adalah sekolah yang memiliki porsi pendidikan
agama lebih banyak dibanding sekolah umum, sekolah yang memiliki nuansa
Islami, sekolah yang dapat mendidik karakter anak melalui pendidikan agama. 2)
Motivasi orang tua menyekolahkan anak di sekolah berbasis Islam terbagi
menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik orang tua
menyekolahkan anak di sekolah berbasis Islam yaitu keinginan agar anaknya
menjadi anak yang sholeh dan sholehah, keinginan agar anak mengetahui kaidahkaidah ajaran agama, keinginan agar anak taat beribadah, keinginan agar anak
pintar mengaji, keinginan agar anak memiliki akhlak mulia. Motivasi ekstrinsik
orang tua menyekolahkan anak di sekolah berbasis Islam yaitu karena sekolah
berbasis Islam memiliki porsi pendidikan agama lebih banyak dibanding sekolah
umum, karena sekolah berbasis Islam memiliki kurikulum, visi dan misi yang
didesain untuk mempelajari apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.


ix

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................

ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................

iv


MOTTO. .......................................................................................................

v

PERSEMBAHAN .........................................................................................

vi

KATA PENGANTAR………………………………………… ..................

vii

ABSTRAK………………………………………… ....................................

ix

DAFTAR ISI………………………………………… .................................

x


DAFTAR TABEL………………………………………… ........................

xiii

DAFTAR GAMBAR………………………………………… ....................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… ................

xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

1

B. Rumusan Masalah .......................................................................

8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................

8

D. Manfaat Penelitian ......................................................................

8

E. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................

9

F. Sistematika Penulisan .................................................................

11

BAB II LANDASAN TEORI
A. Motivasi ......................................................................................

12

1. Pengertian Motivasi. ................................................................

12

2. Teori Motivasi. .........................................................................

13

x

3. Ciri-ciri Motivasi......................................................................

16

4. Elemen-elemen Motivasi. ........................................................

17

5. Macam-Macam Motivasi. ........................................................

18

6. Proses Motivasi. .......................................................................

20

7. Fungsi Motivasi........................................................................

20

B. Orang Tua ....................................................................................

21

1. Pengertian Orang Tua. .............................................................

21

2. Kewajiban dan Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak...........

23

3. peran orang tua dalam mendidik anak. ....................................

27

4. peran dan fungsi keluarga. .......................................................

29

5. pola asuh orang tua terhadap anak. ..........................................

31

C. Sekolah Berbasis Islam ...............................................................

33

1. pengertian sekolah. ...................................................................

33

2. sekolah berbasis islam. .............................................................

35

BAB III METODE PENELITIAN. ............................................................

42

1.Pendekatan Dan Jenis Penelitian. ..............................................

42

2. Kehadiran Peneliti. ...................................................................

42

3. Lokasi Penelitian. .....................................................................

43

4. Sumber Data. ............................................................................

43

5. Prosedur Pengumpulan Data. ...................................................

44

6. Analisis Data. ...........................................................................

46

7. Pengecekan Keabsahan Data....................................................

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Desa Singosari ...............................................

50

1. Letak Geografis. .......................................................................

50

2. Komposisi Penduduk. ..............................................................

50

3. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan. ................................

52

4. Mata Pencaharian. ....................................................................

52

5. Kondisi Keagamaan. ................................................................

53

6. Sarana Dan Prasarana. ..............................................................

54

7. Struktur Organisasi. .................................................................

54

xi

B. Temuan Penelitian ........................................................................

55

1. pandangan orang tua di desa singosari tentang sekolah
berbasis islam. ...........................................................................

55

2. motivasi orang tua menyekolahkan anak di sekolah berbasis
Islam. ........................................................................................

59

3. perkembangan sikap religiusitas pada anak yang sekolah di
sekolah berbasis islam. .............................................................

65

C. Analisis Data. ...............................................................................

69

1. Pandangan Orang Tua Menyekolahkan Anak di Sekolah
berbasis Islam. ..........................................................................

69

2. Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak di Sekolah Berbasis
Islam. ........................................................................................

70

3. Perkembangan Sikap Religiusitas Pada Anak Yang Sekolah di
Sekolah Berbasis Islam. ...........................................................

77

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................

79

B. Saran ............................................................................................

81

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

83

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 klasifikasi Penduduk Menurut Usia ...............................................

49

Tabel 4.2 klasifikasi penduduk Menurut Pendidikan .....................................

50

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ..............................

51

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Desa Singosari Berdasarkan Agama ................

51

Tabel 4.5 Jumlah Tempat Ibadah di Desa Singosari ......................................

52

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Singosari ....................... 52

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2.Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 3.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4.Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 5.Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 6. Lembar Pernyataan Publikasi
Lampiran 7.Laporan SKK
Lampiran 8. Lembar Power Point
Lampiran 9.Pedoman Wawancara
Lampiran 10.Dokumentasi Foto Penelitian

xv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang bersifat mutlak dan tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia, baik dari kehidupan pribadi, keluarga
maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui pendidikan
akan terbentuk pribadi-pribadi yang berkualitas seperti yang diharapkan
oleh tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan sarana utama
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Upaya dalam meningkatan kualitas sumber daya manusia harus
melalui pendidikan yang baik dan terarah. Hal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3 yang
menyatakan:

“Pendidikan

Nasional

berfungsi

mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk dan
menciptakan masyarakat sesuai yang diharapkan. Dengan adanya

1

pendidikan, apa yang dicita-citakan masyarakat dapat diwujudkan melalui
anak didik sebagai generasi masa depan.
Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk iman dan takwa
kepada Allah Swt., meningkatkan kemajuan dan pembangunan politik,
ekonomi, politik, agama, sosial, budaya secara tepat dan benar, sehingga
dapat membawa kemajuan individu, masyarakat untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional ( Idi, 2003 : 71).
Menuntut ilmu dalam Islam merupakan sebuah perintah yang
diwajibkan pada setiap orang. Beberapa ayat Al-Qur’an menjelaskan
tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Rasulullah Saw sendiri dalam
beberapa hadisnya secara eksplisit menyebutkan bahwa menuntut ilmu
adalah sebuah kewajiban.
Umat islam, untuk mempertahankan kemuliaannya, diperintahkan
untuk menuntut ilmu dalam waktu yang tidak terbatas selama hayat
dikandung badanprinsip belajar selama hidup ini merupakan ajaran Islam
yang penting (Daradjat, 2011: 6). Sabda Rasulullah Saw :

)‫اُطلبواالعلم من المهد الى الحد (رواه ابن عبد البر‬
Artinya: Tuntutlah ilmu itu sejak dari ayunan sampai liang lahat
(mulai dari kecil sampai mati). (H.R. Ibn. Abd. Bar).
Selanjutnya, memberikan pendidikan kepada anak adalah suatu
kewajiban orang tua yang harus di laksanakan. Ini berdasarkan penjelasan
dari nash-nash Al Quran dan As Sunnah yang suci ataupun secara naluri
insaniyah yang sudah seharusnya peduli akan hal tersebut. Namun perlu

2

diingat bahwa memberi pendidikan untuk anak adalah bagaikan
menorehkan tinta di atas lembaran kosong.
Kalau kita menorehkannya dengan tinta berkualitas jelek, dengan
asal-asalan, maka hasil yang kita dapatkan juga tidak baik. Lain halnya
jika kita menorehkannya dengan tinta emas dan dengan penuh kecermatan
serta kehati-hatian, Insyaallah kita akan mendapat hasil yang baik pula.
Dalam dunia pendidikan Islam yang paling bertanggung jawab
terhadap pendidikan anak adalah orang tua, hal ini terdapat pada AlQur’an surah At-Tahrim: 6

ِ‫َي أايُّها الَّ ِذين آمنوا قُوا أانْ ُفس ُكم وأاهل‬
‫َّاس‬
‫ن‬
‫ال‬
‫ا‬
‫ه‬
‫ود‬
‫ق‬
‫و‬
‫ا‬
‫ر‬
‫َن‬
‫م‬
‫ك‬
‫ي‬
ُ
ُ
‫ا‬
ُ‫ا ا‬
ُ
‫ا‬
‫ا ا‬
‫ا ْاْ ْ ً ا‬
ُ
ِ ِ ِ
ِ
‫اَّللا اما أ اامارُه ْم اويا ْف اعلُو ان اما‬
َّ ‫صو ان‬
ُ ‫اوا ْْل اج اارةُ اعلاْي اها امالئ اكةٌ غال ٌظ ش اد ٌاد ال يا ْع‬
‫يُ ْؤامُرو ان‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dalam ayat di atas menerangkan bahwa orang tua berkewajiban
mendidik anak dengan menjaga dari api neraka dan memberikan

pendidikan yang baik sehingga diharapkan menjadi generasi-generasi yang
baik sesuai dengan tuntutan agama Islam.
Anak adalah harapan di masa yang akan datang, karenanya sudah
semestinya memberikan perhatian khusus dalam hal pendidikannya
3

sehingga kelak mereka menjadi para pemimpin dan pelopor masa depan
bangsa dan agama. Anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya, disaat
hatinya masih bersih, putih, sebening kaca jika dibiasakan dengan
kebaikan dan diajari hal itu maka ia pun akan tumbuh menjadi seorang
yang baik, bahagia di dunia dan akhirat ( Tholkhah, 2008: 91).
Proses informasi yang cepat karena kemajuan Teknologi Informasi
(TI) semakin meluas hal ini menimbulkan berbagai masalah kehidupan
manusia menjadi masalah global salah satunya menjadikan anak mudah
dalam melakukan komunikasi dan bergaul dengan teman-temannya. Hal
ini menjadikan orang tua khawatir akan dampak negatif yang terjadi
dikalangan anak-anak dan remaja.
Globalisasi juga berdampak pada krisis moral atau akhlak, ini
terjadi di semua lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, remaja hingga
pejabat negara. Dikalangan remaja misalnya, dapat dilihat dari
meningkatnya angka kriminalitas dan hubungan sex bebas.
Menurut dr. Biran Affandi di Jakarta dalam Wahyudhiana (2001:
3), bahwa 80% hubungan sex di luar nikah dilakukan remaja di rumah,
11% di hotel, 4,9 % di taman, 2,8 % di sekolah, selebihnya di mobil atau
tempat yang kurang jelas.
Berbagai kasus yang terjadi di negara kita, mulai dari kenakalan
remaja, tawuran antar siswa sekolah, kasus narkoba yang kian merajalela,
pembunuhan, pelecehan seksual

dan sebagainya. Hal ini semakin

membuat orang tua cemas terhadap masa depan putra-putrinya. Dalam

4

kurun waktu antara bulan Juli sampai September 2012, pelajar tewas
terbunuh dalam tawuran berjumlah 13 orang (Wahyudhiana, 2016: 1).
Dampak globalisasi tersebut tidak dapat dicegah, namun sebagai
bangsa Indonesia yang bijaksana hal tersebut dapat kita atasi dengan
melakukan suatu upaya cerdas untuk menanggulangi dampak negatif
tersebut yaitu dengan melalui ranah pendidikan.
Ketika zaman terus berkembang, maka orang tua pun semakin
dituntut untuk menjadi orang tua masa kini yang harus memiliki strategi
khusus bagi masa depan anak-anaknya. Orang tua ingin melihat anakanaknya berkompeten dan memiliki kepribadian yang baik, bisa
memberikan manfaat untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. Maka
dari itu penting bagi orang tua untuk merencanakan pendidikan bagi anakanaknya, karena sekolah yang dipilih sebagai proses belajar menjadi salah
satu faktor pembentukan kepribadian pada anak. Di sisi lain sekolah yang
dipilih sebagian besar menjanjikan akan prospek masa depan anak yakni
dalam menggapai cita-citanya.
Pada dasarnya sekolah merupakan suatu lembaga yang membantu
bagi tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat, dalam bidang
pengajaran yang tidak dapat dilakukan secara sempurna di rumah saja.
Bagi umat Islam, lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah
lembaga pendidikan Islam, artinya bukan sekedar lembaga yang di
dalamnya

diajarkan

pelajaran

agama

Islam,

melainkan

pendidikan yang secara keseluruhan bernapaskan Islam.

5

lembaga

Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang
layak. Selain memberikan pendidikan di dalam keluarga orang tua sangat
berperan penting dalam memilih sekolahan yang mampu mendidik
anaknya dengan baik yang dapat memberikan
Sekolah di samping itu hendaklah memberikan pula pendidikan
keagamaan, akhlak, sesuai dengan ajaran-ajaran agama. Pendidikan agama
yang diberikan jangan bertentangan dengan pendidikan agama yang telah
diberikan keluarga. Karena si anak akan dihadapkan dengan pertentangan
nilai-nilai, sehingga mereka akan bingung dan kehilangan kepercayaan
(Azra, 1998: 17).
Saat ini kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan
semakin meningkat, hal ini terlihat pada keinginan masyarakat dalam
memilih serta menentukan sekolah yang baik untuk anaknya, mereka
berusaha menyekolahkan anak setinggi-tingginya dan memilih pendidikan
yang tepat untuk anaknya. Sehingga kecenderungan orang tua dalam
memilih lembaga pendidikaan bagi anaknya bukannya tidak memiliki
alasan yang kuat, akan tetapi didasari oleh keinginan agar anaknya nanti
mempunyai bekal yang cukup dalam menjalani hidup. Sekarang ini begitu
banyak orang tua yang termotivasi untuk menyekolahkan anaknya ke
Sekolah Berbasis Islam yang ada di sekitar tempat tinggal maupun di luar
daerah tempat tinggal.
Orang tua ingin menanamkan nilai-nilai agama Islam sejak dini
terhadap anaknya, maka orang tua termotivasi untuk memilih Sekolah

6

Berbasis Islam sebagai lembaga pendidikan yang tepat bagi anaknya. Hal
ini terjadi karena Sekolah Berbasis Islam sebagai salah satu pendidikan
yang menanamkan pendidikan umum dan juga memberikan pendidikan
dibidang agama, oleh sebab itu sudah sewajarnya Sekolah Berbasis Islam
menjadi pilihan orang tua dalam menyekolahkan anaknya.
Selain itu, nilai-nilai religi juga merupakan salah satu faktor
penting dan menjadi daya pikat yang tinggi bagi para orang tua murid
sebagai stake holder, hal ini disebabkan para orang tua berkeinginan agar
putra-putrinya kelak menjadi anak yang soleh dan solihah, punya
intregritas diniyah yang tinggi, ahli ibadah dan berakhlaqul karimah.
Terutama pada era kesremawutan global, maraknya pergaulan bebas, issu
peredaran narkoba, maraknya alat komunikasi berbasis IT yang
berkonotasi sangat mudah untuk akses tayangan kekerasan maupun
pornografi (Wahyudhiana, 2016 : 7).
Masyarakat desa singosari mayoritas bekerja sebagai buruh petani.
Latar belakang pendidikan dari mereka sebagian besar hanya lulusan SMA
hanya beberapa saja lulusan dari perguruan tinggi, itu semua dikarenakan
rendahnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan. Desa singosari bukan
termasuk desa yang memiliki basic keagamaan yang kuat, akan tetapi
sebagian besar dari mereka sangat antusias dalam menyekolahkan anaknya
di sekolah yang memiliki basis keislaman.
Berangkat dari masalah pendidikan tersebut penulis tertarik untuk
mengangkat masalah tersebut untuk dijadikan sebagai penelitian dengan

7

judul “Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak di Sekolah Berbasis
Islam (Studi Kasus Di Desa Singosari Mojosongo Boyolali )”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang menjadi pembahasan, di antaranya:
1. Bagaimana Pandangan Orang Tua Tentang Sekolah Berbasis Islam?
2. Apa motivasi orang tua menyekolahkan anak di Sekolah Berbasis
Islam?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Pandangan Orang Tua Tentang Sekolah Berbasis
Islam.
2. Untuk mengetahui motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya
di Sekolah berbasis Islam.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah keilmuan
terutama dalam bidang pendidikan Islam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Bagi siswa hasil penelitian ini dapat mendorong untuk tetap belajar
dengan rajin agar dapat masuk di sekolah favorit dan berkualitas.
b. Bagi orang tua siswa

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam

memilih

sekolah

yang

berkualitas

sebagai

sarana

mengembangkan segala potensi yang dimiliki putra-putrinya.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Setelah menelaah hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan
motivasi orang tua menyekolahkan anak di sekolah berbasis Islam di
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang terkait dengan tema tersebut
antara lain:
1. Riska Nur Laila Dewi, (2015) dari Universitas Negeri Yogyakarta
berjudul “Motivasi Orang Tua Memilih Sekolah Berbasis Agama Di
MI Tahassus Prapagkidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo.
Di dalam skripsi ini disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan orang tua termotivasi menyekolahkan anaknya di MI
Tahassus Prapagkidul terdiri dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor-faktor intrinsik yang menyebabkan orang tua termotivasi
menyekolahkan anaknya di MI Tahassus yaitu berakhlak mulia,
memahami fiqh ibadah, memahami Al-Qur’an, memiliki pengetahuan
agama,

dan

berprestasi.

Sedangkan

faktor

ekstrinsik

yang

menyebabkan orang tua termotivasi menyekolahkan anaknya di MI
Tahassus Prapagkidul yaitu ketertiban sekolah, porsi pendidikan
agama, memiliki pengetahuan agama, visi dan misi sekolah, kurikulum
pembelajaran, dorongan dari keluarga, dorongan dari lingkungan
masyarakat.

9

2. Aulia Azizah, (2012) dari IAIN Antasari berjudul “ Motivasi Orang
Tua Menyekolahkan Anak pada Madrasah Ibtidaiyah Anjir Muara kota
Tengah Kecamatan Anjir Muara Kabupaten Batola. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak pada
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Anjir Muara kota Tengah kecamatan Anjir
kabupaten Batola adalah: agar anak mendapatkan pendidikan agama
dan umum yang bisa membekali hidupnya di dunia dan akhirat. Selain
itu anak mempunyai akhlak dan pribadi yang mulia, dapat
mengembangkan bakat, minat dan prestasi belajar yang dimiliki,
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
3. Penelitian yang dilakukan Mudrika (2015) yang berjudul “Motivasi
Orang Tua Menyekolahkan Anak pada Lembaga Pendidikan Islam di
Desa Dologan Kec. Karanggede Kab. Boyolali 2014/2015”. Penelitian
ini menjelaskan tentang apa yang menjadi motivasi bagi orang tua
untuk menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan Islam di desa
Dologan, mengingat bahwa di desa tersebut juga ada sekolah yang
berbasis negeri. Motivasi intrinsik orang tua menyekolahkan anaknya
di lembaga pendidikan Islam di desa dologan yaitu supaya anak
mendapatkan pendidikan agama dan menjadi anak yang sholeh
sholehah, sedangkan motivasi ektrinsiknya yaitu biaya sekolah di
lembaga tersebut lebih ringan, jaraknya yang tidak terlalu jauh.
Melihat karya tulis di atas dapat dicermati, bahwa judul penelitian
yang penulis lakukan yaitu “ Motivasi Orang Tua Menyekolahkan

10

Anak

Di Sekolah Berbasis Islam di Desa Singosaren Kecamatan

Mojosongo Kabupaten Boyolali” tidak sama dengan judul yang telah
dilakukan peneliti-peneliti yang penulis sajikan. Di mana tempat
penelitian serta subtansi penelitiannya berbeda.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, berisi tentang pengertian motivasi,
pengertian orang tua, pengertian menyekolahkan anak dan pengertian
sekolah berbasis Islam.
BAB III Metodologi Penelitian, berisi tentang Pendekatan dan
Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data,
Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data.
BAB IV Hasil Penelitian, gambaran umum desa singosari yang
menjadi tempat penelitian, hasil wawancara mengenai motivasi orang tua
dalam menyekolahkan anak di sekolah berbasis Islam.
BAB V Penutup. Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan
sebagai jawaban atas rumusan masalah dan saran dari penulis sendiri.

11

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Kata motive memiliki arti “the conscious reason which the
individual gives for his behaviour” artinya motif atau motivasi adalah
alasan secara sadar yang diberikan individu bagi pelakunya. Nico S.
Dister mengartikan motivasi adalah penyebab psikologis yang
merupakan sumber serta tujuan dari tindakan dan perbuatan seseorang.
Jadi motivasi adalah suatu kekuatan yang menjadi sumber serta alasan
seara sadar bagi perilaku seseorang (Islamiyah, 2013: 15).
Menurut Sardiman (2009: 73) Motivasi adalah suatu dorongan
untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Sedangkan menurut
Donald menyebutkan motivasi sebagai perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului
dengan adanya tanggapan terhadap tujuan. Motivasi adalah daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang telah
menjadi aktif.
Motivasi adalah keadaan internal organisme, baik manusia
ataupun hewan, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. dalam
pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku
secara terarah (Islamuddin, 2012: 20).

12

Menurut A.W. Bernard memberikan pengertian motivasi
sebagai fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan ke
arah tujuan-tujuan tertentu. Motivasi merupakan usaha memperbesar
atau mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu (Prawira,
2013: 319).
Sedangkan definisi yang dikemukakan oleh Biggs dan Telfer
dalam Dimyati (2003: 80), Motivasi dipandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia,
termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya
keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan dan menyalurkan dan
mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar.
Dari pendapat para ahli di atas dapat simpulkan bahwa
motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu yang diberikan kepada seseorang untuk menggiatkan dan
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki serta memberikan arah
yang jelas terhadap tujuan yang hendak dicapai karena kebutuhan
yang terpenuhi.
Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa Motivasi merupakan
kebutuhan atau keadaan yang ada dalam pribadi seseorang yang
mendorong individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan dirinya.
2. Teori tentang Motivasi
a. Teori Maslow

13

Di dalam teori Maslow seperti yang dikutip oleh Hasibuan
(2006:152) yang menyatakan bahwa Maslow’s Need Hierarcy
Theory atau Teori Hierarki Kebutuhan adalah mengikuti teori
jamak yakni seseorang berperilaku dan bekerja karena adanya
dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan.
Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang
itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah
terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang
utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi,
muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat
kebutuhan yang kelima.
Dasar Teori Hierarki Kebutuhan, yakni sebagai berikut :
1) Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan selalu
menginginkan lebih banyak lagi dan akan berhenti jika akhir
hayatnya tiba.
2) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat
motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum
terpenuhi yang akan menjadi motivator.
3) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarki.
4) Adapun jenjang/hierarki kebutuhan manusia yang dimaksud
yakni sebagai berikut :

14

a) Kebutuhan

fisik

dan

biologis (Physiological

Needs),

Bagian ini terdiri dari kebutuhan akan sandang, pangan,
papan, kesehatan dan lain-lain.
b) Kebutuhan keselamatan dan keamanan (Safety and Security
Needs), Bagian ini terdiri dari kebutuhan perlindungan dari
bahaya, ancaman dan sebagainya.
c) Kebutuhan Sosial (Affiliation or Aceptance Needs or
Belongingness), Bagian ini terdiri dari kebutuhan akan
cinta kasih, kepuasan dalam menjalin hubungan dengan
orang lain dan kelompok dan rasa kekeluargaan.
d) Kebutuhan akan penghargaan atau prestise (Esteem or
Status Needs), Bagian ini terdiri dari kebutuhan kehormatan
diri dan berpartisipasi.
e) Aktualisasi Diri (Self Actualization), Bagian ini terdiri dari
penyelesaian

pekerjaan

secara

kreativitas

dan

mengembangkan diri (Handoko, 2008: 258).
b. Teori Harapan

Teori ini dikemukakan oleh Vroom yang di kutip oleh
Hasibuan (2006: 165) mendasarkan teorinya pada tiga konsep
penting yaitu sebagai berikut :
1) Harapan (expectancy).
2) Nilai (values).
3) Pertautan (inatrumentality).

15

Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu
hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang
bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah pada hasil yang
diinginkan. Yang artinya apabila seseorang menginginkan sesuatu
dan jalan telah terbuka untuknya maka yang bersangkutan akan
berusaha untuk mendapatkannya.
Akan tetapi, jika seseorang menginginkan sesuatu cukup
besar,

maka

yang

bersangkutan

akan

terdorong

untuk

memperolehnya. Namun sebaliknya, jika harapan memperoleh hal
yang diinginkannya itu tipis, motivasinya pun akan menjadi
rendah.
3. Ciri- ciri Motivasi
Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai makna dan
teori tentang motivasi itu, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri
motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus
dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum
selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan. Tidak mudah putus asa apabila
menghadapi kesulitan
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
“untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan

16

agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi,
dan sebagainya).
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang
bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga
kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
Apabila seseorang memiliki ciri- ciri seperti di atas, berarti
seseorang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat (Sardiman,
1994 : 83).
4. Elemen-elemen Motivasi
Dalam rumusan tersebut ada tiga yang saling berkaitan, yaitu
sebagai berikut :
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perbuatan
tertentu pada sistem neurofisiologis dalam organisme
manuisa, misalnya karena terjadinya perubahan dalam
sistem pencernaan maka akan timbul motif lapar. Di
samping itu, ada juga perubahan energi yang tidak
diketahui.

17

b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan.
Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa
suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku
yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya.
Contoh: seorang terlibat dalam situasi diskusi, dia tertarik
dengan masalah yang dibicarakan, karenanya dia berusaha
mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata yang lancar dan
tepat.
c. Motivasi ditandai oleh timbulnya reaksi-reaksi untuk mencapai
tujuan
Pribadi yang bermotivasi memberikan respon-respon
kearah suatu tujuan tertentu. Respon-respon itu berfungsi
mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan
energi dalam dirinya. Tiap respon merupakan suatu langkah
kearah mencapai tujuannya (Oemar, 1995: 106).
5. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
1) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi
motivasi itu ada tanpa dipelajari.
2) Motif-motif yang dipelajari. Adalah motif-motif yang timbul
karena dipelajari.
b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
dalam bukunya Sardiman (1994: 87) adalah:

18

1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan
untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan
kebutuhan untuk beristirahat.
2) Motif-motif

darurat,

antara

lain:

dorongan

untuk

menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk
berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi ini timbul karena
rangsangan dari luar.
3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan
untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, menaruh
minat. Motif-motif ini munul karena dorongan untuk dapat
menghadapi dunia luar seara efektif.
c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah.
Motivasi jasmaniah seperti refleks, instink otomatis, nafsu.
Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu kemauan.
d. Motivasi Intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
e. Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Jadi motivasi
ekstrinsik itu muncul karena adanya dorongan dari luar (Sardiman,
2009 : 86-90).

19

6. Proses Motivasi
Proses terjadinya motivasi menurut Zainun (2007: 19) adalah
disebabkan adanya kebutuhan yang mendasar. Dan untuk memenuhi
kebutuhan timbulah dorongan untuk berperilaku. Bilamana seseorang
sedang mengalami motivasi atau sedang memperoleh dorongan, maka
orang itu sedang mengalami hal yang tidak seimbang.
Setiap manusia dengan berbagai kebutuhan tidak akan pernah
puas dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu proses motivasi
akan terus berlangsung selama manusia mempunyai kebutuhan yang
harus

dipenuhi.

Pada

dasarnya

proses

terjadinya

motivasi

menunjukkan adanya dinamika yang terjadi disebabkan adanya
kebutuhan yang mendasar dan untuk memenuhinya terjadi dorongan
untuk berperilaku.
7. Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi adalah sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi motivasi dalam hal ini
merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

20

B. Orang Tua
1. Pengertian Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tentang pengertian
orang tua adalah ayah, ibu kandung (Depdikbud, 1993: 995). Orang
tua adalah ayah dan ibu dari seorang anak. Tugas orang tua yaitu
melengkapi dan mempersiapkan anak menuju kedewasaan dengan
memberikan bimbingan dan pengarahan yang tepat agar dapat
membantu anak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Orang tua adalah orang yang menjadi anutan anaknya. setiap
anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah
orang tuanya ditiru oleh anak. Karena itu, peneladanan sangat perlu.
Orang tua adalah pendidik pertama dalam hal penanaman keimanan
bagi anaknya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang
pertama mendidik anaknya. sekolah, pesantren dan guru agama yang
diundang ke rumah adalah institusi pendidikan dan orang yang sekedar
membantu orang tua (Tafsir, 2002: 7-8).
Zakiah

Daradjat

dalam

bukunya Ilmu

Pendidikan

Islam menulis bahwa orang tua merupakan pendidik utama dan
pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mulamula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari
pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga (Daradjat, 1992: 35).
Menurut Noer Aly (1999: 87), orang tua adalah orang dewasa
yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak

21

pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan
ayahnya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya.
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa orang
tua adalah orang tua kandung atau wali yang mempunyai tanggung
jawab dalam pendidikan anak.
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan
berpangkal tolak pada kesadaran dan pengertian yang lahir dari
pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan
strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi
pendidikan.
Situasi pendidikan itu terwujud bekal adanya pergaulan dan
hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang
tua dan anak.
Orang tua, ibu dan ayah memegang peranan penting dan amat
berpengaruh atas

pendidikan

anak-anaknya. Seorang

ayah,

di

samping memiliki kewajiban untuk mencari nafkah bagi keluarganya,
dia juga berkewajiban untuk mencari tambahan ilmu bagi dirinya
karena dengan ilmu-ilmu itu dia akan dapat membimbing dan
mendidik diri sendiri dan keluarga menjadi lebih baik. Demikian
halnya dengan seorang ibu, di samping memiliki kewajiban dan
pemeliharaan keluarga dia pun tetap memiliki kewajiban untuk
mencari ilmu. Hal itu karena ibulah yang selalu dekat dengan anakanaknya.

22

Dengan

demikian

jelaslah

bahwa orang

tua

memiliki

kedudukan dan tanggung jawab yang sangat besar terhadap anaknya,
karena mereka mempunyai tanggung jawab memberi nafkah,
mendidik, mengasuh, serta memelihara anaknya untuk mempersiapkan
dan mewujudkan kebahagiaan hidup anak di masa depan. Atau
dengan kata lain bahwa orang tua umumnya merasa bertanggung
jawab atas segalanya dari kelangsungan hidup anak-anaknya, karena
tidak diragukan lagi bahwa tanggung jawab pendidikan secara
mendasar terpikul pada orang tua.
2. Kewajiban dan Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
a. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak
Anak adalah amanah Allah Swt kepada ayah dan ibunya,
oleh karena itu harus senantiasa dipelihara, dididik dan dibina
dengan sungguh-sungguh supaya menjadi orang yang baik, jangan
sampai anak tersebut tersesat dalam menempuh jalan hidupnya.
Maka kewajiban orang terhadap anaknya bukan hanya mencarikan
nafkah dan memberinya pakaian, atau kesenangan yang bersifat
duniawi, tetapi lebih dari itu orang tua harus mengarahkan anakanaknya

untuk

mengerti

kebenaran,

mendidik

akhlaknya,

memberikan contoh yang baik serta mendoakannya.
Rasulullah Saw bersabda:

‫حق الولد عل والده ان يحسن اسمه وادبه وان يعلمه الكتابة‬
‫والسباحة والرماية وان اليرزقه االطيبا‬
23

Artinya: “Kewajiban orang tua terhadap anaknya ialah memperindah
namanya, mendidik beradab, mengajarkan menulis, berenang,
memanah, tidak membiayai kecuali dengan yang baik”.
Dari pernyataan ayat diatas menunjukkan bahwa orang tua
mempunyai tanggung jawab terhadap anaknya yaitu pertama,
memberikan nama yang baik untuk anaknya, memberi nama yang baik
kepada anak merupakan tuntutan islam karena nama mengandung
unsur doa, harapan dan sekaligus pendidikan.
Kedua, mendidik beradab, sebagai amanat Allah yang harus
dipertanggung

jawabkan

di

hadapan-Nya,

anak

memerlukan

pendidikan yang baik dan memadai dari orang tua. Pendidikan ini
bermakna luas, baik berupa akidah, etika maupun hukum islam. Sabda
Nabi Muhammad Saw:

‫انما بعثت ألتمم مكارم األخالق‬
Artinya : Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia (al-Hasyimi Bek, 1948: 128).
Ketiga, Allah memerintahkan supaya orang tua mengajarkan
kepada anak-anaknya menulis, membaca karena Allah menganjurkan
umatnya untuk bisa membaca, selain itu orang tua dianjurkan untuk
mengajarkan kepada anak-anaknya orang olah raga berenang dan
memanah (Ahid, 2010: 136).
b. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Mendidik Anak

24

Tanggung

jawab

pendidikan

diselenggarakan

dengan

kewajiban mendidik. Secara umum mendidik ialah membantu atau
membimbing anak didik di dalam perkembangannya dalam
penetapan nilai-nilai. Pemberian bimbingan ini dilakukan oleh
orang tua di dalam lingkungan rumah tangga, para guru di dalam
lingkungan sekolah dan masyarakat (Daradjat, 2011: 34).
Menurut Nur Ahid (2010: 99) dalam bukunya Darma
Susanto, keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi
anak, di lingkungan keluarga pertama mendapatkan pengaruh,
karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang
bersifat informal dan kodrati. Ayah dan Ibu di dalam keluarga
sebagai pendidiknya, dan anak sebagai siterdidiknya. Tugas
keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak,
agar anak dapat berkembang secara baik.
Menurut Daradjat (2011: 35) Orang tua atau ibu dan ayah
memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas
pendidikan anak-anaknya. sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang
selalu di sampingnya. Oleh karena itu biasanya seorang anak lebih
cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan
baik.
Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula, di mata
anaknya ayah adalah seorang yang tertinggi gengsinya dan
terpandai di antara orang-orang yang dikenalnya. Cara ayah

25

melakukan pekerjaannya sehari-hari berpengaruh pada arah
pekerjaan anaknya.
Menurut Djamarah Tanggung jawab orang tua terhadap
anaknya terwujud dalam bentuk yang bermacam-macam. Secara
garis besar bila diuraikan maka tanggung jawab orang tua terhadap
anaknya adalah bergembira menyambut kelahiran anaknya,
memberi nama yang baik, memperlakukannya dengan lembut dan
kasih sayang, menanamkan akidah, melatih dan mengajarkan
shalat, bersikap adil, memperhatikan teman anak, menghormati
anak,

memberikan

hiburan,

mencegah

perbuatan

bebas,

menjauhkan anak dari hal-hal yang berbau porno,menempatkannya
dalam lingkungan yang baik, memperkenalkan kerabat kepada
anak, serta mendidiknya bertetangga dan bermasyarakat yang baik
(Djamarah, 2004: 28).
Menurut Azyumardi Azra (1998: 16) Keluarga sebagai
lembaga pendidikan Islam mempunyai peranan penting dalam
membentuk generasi muda muslim. Dalam Islam keluarga
merupakan pendidikan pertama dan terutama bagi anak didik.
Sikap keagamaan, akhlak, akal pikiran, tingkah laku sosial dan
budaya anak banyak dibentuk oleh pendidikan dalam keluarga.
Karena itu tepat sekali Nabi Muhammad Saw bersabda:

‫كل مولود يولد عل الفطرة حتى يعرب عنه لسانه فأبواه‬
‫يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه‬
26

Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci sampai ia
dapat berbicara. Maka orang tuanyalah yang meyahudikannya,
memajusikannya (Imam Jamaluddin,

menasranikannya, atau
1967: 235).

Dalam hal tugas keluarga ini, faktor lingkungan sekitar juga
sangat berpengaruh. Karena itu, keluarga harus menjaga anak agar
tidak bergaul dan masuk ke lingkungan yang tidak baik. AlGhazali menegaskan, “melatih anak-anak agar mempunyai karakter
yang baik merupakan tanggung jawab orang tua (Azra, 1998: 17).
3. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak
Menurut Mustaqim (2005:49) Orang tua mempunyai peran
penting dalam mendidik putra-putrinya di dalam keluarga, yaitu:
a. Menyayangi anak bukan memanjakannya
Agama Islam sangat menekankan sikap kasih sayang
terhadap anak, maka sangatlah penting mendidik anak dengan
penuh kasih sayang. Namun,tampaknya sebagian orang tidak
dapat membedakan antara menyayangi anak dan memanjakannya.
Kadang-kadang orang tua terlalu berlebihan dalam menyayangi
anaknya, hingga terperosok pada sikap yang memanjakannya.
Maka dari itu sebagai orang tua yang bijak berikan kasih
sayang terhadap anak sewajarnya saja, jangan terlalu berlebihan.
b. Sikap bijak dalam mendidik anak

27

Sebagai orang tua harus sungguh-sungguh dalam mendidik,
membimbing, dan membombong anaknya. Berhasil tidaknya
proses pendidikan bergantung pada sikap bijak orang tua dalam
mendidiknya.
Nabi Saw. bersabda, “Hak anak yang wajib dipenuhi oleh
orang tuanya, antara lain: pertama, mendidik mereka dengan
mengajarkan agama; kedua, tidak memberikan makan, kecuali dari
yang halal; ketiga, mengajarkan keterampilan (seperti memanah
atau berenang); keempat, menikahkannya setelah ia dewasa.
c. Membangun komunikasi efektif dengan anak
Komunikasi orang tua dengan anak harus dibangun atas
dasar kebutuhan kasih sayang antara kedua belah pihak. Kebutuhan
ini dapat diaplikasikan setiap saat sepanjang komunikasi efektif
bagi keduanya. Misalnya, saat makan bersama, saat liburan
bersama, saat berkumpul dirumah dan lain sebagainya.
d. Jangan menghukum fisik anak.
Pendidikan

yang

semestinya

harus

berjalan

secara

manusiawi dan menjauhkan hukuman fisik atau kekerasan. Jika
hendak melarang, orang tua sebaiknya melakukannya tanpa
menimbulkan rasa takut pada anak. Kritik pun perlu dijaga agar
tetap disampaikan seara wajar, selayaknyalah orang tua tua
berkepribadian matang dan memiliki keterampilan pengasuhan

28

yang

baik.

Salah

satunya

adalah

jangan

terlalu

sering

menggunakan kekerasan atau hukuman fisik terhadap anak.
e. Menjaga kesehatan jasmani dan ruhani anak sejak dini
Agar tumbuh menjadi generasi yang kuat dan sehat jasmani
dan ruhani, orang tua harus memerhatikan kesehatan anak-anaknya
dan menjaga mereka dari penyimpangan-penyimpangan moral
sejak kecil.
f. Mengajarkan Kedisiplinan Pada Anak
Sebagai orang tua berkewajiban untuk mengarahkan
tingkah laku anak supaya bersikap disiplin. Orang tua sangat tidak
dianjurkan untuk membiarkan anak berbuat semaunya hingga
mengabaikan nilai-nilai kedisiplinan. Hal ini akan berdampak
negatif bagi pribadi mereka.
4. Peran dan Fungsi Keluarga
Menurut syantut dalam Riska (2015: 15) memaparkan
beberapa hal yang harus dilakukan orang tua dalam mempersiapkan
anak-anak sebelum masuk ke sekolah, yaitu sebagai berikut:
a. Persiapan usia
K

Dokumen yang terkait

MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DAN ANAK DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH ( Studi Pada Keluarga Tenaga Kerja Indonesia di Desa Arjowilangun Kabupaten Malang )

4 47 20

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM TANGERANG, BANTEN

20 119 25

PERANAN ORANG TUA DAN SEKOLAH DALAM MENGANTISIPASI ANAK PUTUS SEKOLAH

0 0 16

PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP KESADARAN ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI (Studi Korelasi Pada Keluarga Muslim di Desa Sidoharjo, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang) - Test Repository

0 0 84

PENGARUH AKTIVITAS ORANG TUA SEBAGAI BURUH TANI TERHADAP KEMAMPUAN MENYEKOLAHKAN ANAK (Studi Kasus di Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi Tahun 2005)

0 0 97

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM - Test Repository

0 2 89

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI MADRASAH (Studi Kasus di Desa Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 20062007) SKKIPSI Diiijiiluui iintiik Mfinemihi Kcwajibiin dan Mvlcngkapi Syurat gunii Mtmpcroleh Gelar Sarjana Agama dalam Ilm

0 4 95

PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE SMP/MTs DI DESA KARANG KAJEN KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 2 92

PERSEPSI ORANG TUA MURID TENTANG PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN MENYEKOLAHKAN ANAK (Studi Kasus SMP Negeri 1 Jambu, Kab. Semarang) - Test Repository

0 2 97

HIBAH DALAM KELUARGA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBAGIAN WARIS ( Studi Kasus di Desa Bonomerto Kec. Suruh Kab. Semarang ) - Test Repository

0 0 72