KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ PADA SYAIR TEMBANG DHANDHANGGULA DALAM SERAT WULANGREH KARYA PAKUBUWANA IV SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ PADA SYAIR TEMBANG

DHANDHANGGULA DALAM SERAT WULANGREH KARYA

PAKUBUWANA IV

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh :

SLAMET IKHWAN LUQMANTO

NIM: - -

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

KEMENTRIAN AGAMA RI

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No.

   SalatigaTelp. ( )

  Website : Email:administrasi@iainsalatiga.ac.id Dr. Sa’adi, M. Ag Dosen IAIN Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : (empat) eksemplar

  Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Slamet Ikhwan Luqmanto NIM :

  • Judul : KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ PADA SYAIR

  TEMBANG DHANDHANGGULA DALAM SERAT WULANGREH KARYA PAKU BUWANA IV

  Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, Agustus Pembimbing,

  Dr. Sa’adi, M. Ag NIP.

KEMENTRIAN AGAMA RI

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No.

   SalatigaTelp. ( )

  Website : Email:administrasi@iainsalatiga.ac.id

  PENGESAHAN Judul Skripsi

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ PADA SYAIR TEMBANG DHANDHANGGULA DALAM SERAT WULANGREH KARYA PAKU BUWANA IV

  Oleh

  SLAMET IKHWAN LUQMANTO NIM: - -

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal dan telah dinyatakan

  maret memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Pendidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Noor Malihah, Ph. D Sekretaris Penguji :

  Dr. H. Sa’adi, M. Ag Penguji I : Setia Rini, M. Pd Penguji II : Rr. Dewi Wahyu Mustikasari, M. Pd

  Salatiga, September

  Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

  NIP.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Slamet Ikhwan Luqmanto NIM :

  • Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, Agustus

  Penulis Slamet Ikhwan Luqmanto

  

MOTTO

“Uang dan akhlaqul karimah akan menjadi modal yang sangat berharga,

baik untuk diri sendiri maupun untuk kemajuan umat Islam. kejarlah

keduanya” (Prof. Barnadib)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‟alamin atas nikmatNya yang begitu agung serta

  rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi ini telah selesai. Teriring sholawat dan juga salam teruntuk baginda Rosulullah SAW. Dengan terselesaikannya skripsi ini maka saya persembahkan kepada:

  . Kedua orang tua beserta keluraga yang sangat kami cintai di Getasan yang telah melimpahkan kasih sayang, peran, serta doa yang selalu mengiringi langkah hidup ini sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

  . Teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi maupun studi.

  . Teman-teman seangkatan PAI IAIN Salatiga terkhusus PAI A , mari kita teruskan perjuangan ini karena disana ada ujian yang lebih menantang. . Teruntuk almamaterku IAIN Salatiga sebagai wadah untuk menimba ilmu pengetahuan Agama Islam, Sosialitas Dan Solidaritas.

KATA PENGANTAR

  Tak pernah hentinya untuk mempersembahkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan yang tiada tara. Yang semoga senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Teruntuk, sang teladan hidup ini yang selalu mengisi relung hati dengan rasa cinta dan kepatuhan kepadanya, Muhammad SAW.

  Tergugah motivasi untuk mneyusun skripsi ini agar memberikan peran kepada manusia terhadap kebaikan sesame meskipun hanya sedikit.

  Atas pertolongan Allah yang memberikan pertolongan dan kemudahan melalui mereka yang senantiasa membimbing dalam penyusunannya, karena itu penulis menyampaikan terimaksih kepada :

  . Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

  . Bapak Dr. Sa’adi, M. Ag selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. . Ibu dan Bapak dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah mendidik penulis pada saat kulaih, sehingga membantu tersusunnya skripsi ini. . Segenap Civitas Akademik IAIN Salatiga. . Kedua orang tua, keluarga dan teman-temanku yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan studi ini.

  . Orang-orang yang kucintai dan mencintaiku karena Allah yang telah memberikan motivasi, perhatian serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus kepada adinda Ana Wahibatul Masulah, Amd.Keb.

  . Seluruh teman-teman jurusan Pendidikan Agama Islam yang saling memberikan semangat dan bantuan sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

  Salatiga, Agustus

  Penulis

  Slamet Ikhwan Luqmanto NIM. - -

  

ABSTRAK

Ikhwan L, Slamet.

  . “Konsep Pendidikan Akhlaq Dalam Syair Tembang

  Dhandhanggula Pada Serat Wulangreh Karya Paku Buwana IV ”.

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:

  Dr. Sa’adi. M. Ag

  Kata kunci: Pendidikan Akhlaq, Tembang Dhandhanggula

  Penelitian dengan judul “Konsep Pendidikan Akhlaq Pada Syair

  Tembang Dhandhanggula Dalam Serat Wulangreh Karya Paku B uwana IV”.

  Bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan akhlaq di dalamnya dan untuk menggali keharmonisan agama Islam dengan budaya tanah Jawa.

  Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library reseach). Data primer dan data sekunder diperolah dari penelitian kepustakaan dengan alat pengumpul data berupa dokumentasi. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis. Adapun analisisnya dengan data kualitatif dengan tiga metode yakni, deduktif, induktif dan komparatif.

  Temuan penelitian menunjukan bahwa ) Konsep pendidikan akhlaq pada syair tembang dhandhanggula dalam serat wulangreh karya Paku Buwana

  IV mengandung tujuan pendidikan akhlaq, materi pendidikan akhlaq, pendidik dan peserta didik, lembaga pendidikan akhlaq, metode dan media dalam pendidikan akhlaq.

  ) Metode dan media melalui tembang dhandhanggula dapat ditempuh dalam upaya pendidikan akhlaq peserta didik, namun harus memberikan kreasi yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga pendidikan akhlaq melalui local wisdom Jawa dapat diterapkan dan diterima dengan menarik oleh peserta didik.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v MOTTO............................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

  A.

  Latar Belakang ..............................................................................

  B.

  Rumusan Masalah .........................................................................

  C.

  Tujuan dan Kegunaan Penelitian...................................................

  D.

  Metode Penelitian ..........................................................................

  E.

  Penegasan Istilah ...........................................................................

  F.

  Sistematika Penulisan ....................................................................

  BAB II Landasan Teori .................................................................................... A. Penelitian Sebelumnya ................................................................... B. Pengertian Pendidikan Akhlaq…………………………………... C. Dasar Pendidikan Akhlaq ............................................................... D.

  E.

  Materi Pendidikan Akhlaq……………………………………….

  F.

  Pendidik dan Peserta Didik……………………………………....

  G.

  Lembaga Pendidikan Akhlaq………………………………….....

  H.

  Metode dan Media …………………………………………….....

  I. Evalusi………………………………………………………….... J.

  Macam-macam Akhlaq………………………………………….. K.

  Hubungan Akhlaq dengan Iman……………………………….....

  BAB III Biografi Paku Buwana IV Dan Syair Dhandanggula ……................. A. Pengarang Tembang Dhandhanggula ........................................... B. Gambaran Umum Dhandanggula pada serat wulangreh……... ... C. Syair Tembang Dhandhanggula dan Artinya………………….... BAB IV Analisis .............................................................................................. A. Konsep Pendidikan Akhlaq Dalam Syair Tembang Dhandhanggula Pada Serat Wulangreh Karya Paku Buwana ......

  . Tujuan Pendidikan Akhlaq…………………………………. . Materi Pendidikan Akhlaq…………………………………. . Pendidik dan Peserta Didik……………………………….... . Lembaga Pendidikan Akhlaq………………………………. . Metode dan Media…………………………………………..

  B.

  Implementasi Terhadap Pendidikan Islam……………………...

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... A. Kesimpulan.................................................................................... B. Saran ..............................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

  . Daftar SKK . Nota Pembimbing Skripsi . Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian . Lembar Konsultasi . Naskah Dhandhanggul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai kelebihan dan fasilitas

  yang sangat mendukung untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan untuk berlaku baik terhadap sesama manusia. Walaupun sudah tentu bahwa itu bukan kebutuhan dari Tuhan, akan tetapi kedua hal tersebut sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan pada setiap diri manusia.

  Manusia beriman merasa dan menyadari bahwa dirinya memiliki Tuhan. Karena merasa memiliki Tuhan, berbagai cara dilakukan untuk menyembah Tuhan. Salah satunya memeluk agama tertentu atau melalui kepercayaan yang diyakini (Bayuadhy,

  : ). Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik, dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut ditentukan dalam al-Quran.

  Karena al-Quran adalah firman Allah maka kebenarannya harus diyakini setiap muslim (Alfat, : ).

  Dalam perjalanan umat manusia pun terjadi proses-proses diutusnya utusan oleh Tuhan kepada umat manusia yang tujuannya antara lain adalah menciptakan akhlaq yang baik kepada umat manusia. Tak terkecuali, beliau baginda Rosulullah Muhammad SAW sebagai utusan Tuhan yang terakhir kali diturunkan kepada umat manusia adalah untuk menyempurnkan akhlaq manusia. Beliau Rosulullah bersabda yang artinya : Sesungguhnya perkara paling penting yang harus seorang muslim perhatikan dalam hidup keseharian, adalah mengamalkan sunnah Rosul dalam semua gerak dan diamnya, perkataan dan perbuatan sehingga hidupnya berjalan sistematik berdasarkan sunnah Rosulullah SAW, dari pagi hingga sore hari (Majid,

  : ). Sabda Rosul SAW yang demikian adalah merupakan sebagai warisan kepada seluruh umat manusia agar senantiasa berusaha untuk memperbaiki akhlaq pribadi khususnya dan umat manusia pada umumnya.

  Usaha memperbaiki akhlaq yang demikian begitu digiatkan untuk mewujudkannya di dunia pendidikan formal. Walaupun sebenarnya perbaikan akhlaq pun dapat terwujud dengan jalan di luar pendidikan nonformal. Dan menjadi harapan yang besar dalam dunia pendidikan formal adalah menjadi tempat yang tepat sebagai sarana untuk pendidikan akhlaq.

  Ulama yang kita kenal sebagai pewaris para nabi menyampaikan risalah kebenaran melalui berbagai cara dan dengan mempertimbangkan akan kesesuaiannya dengan kondisi umat. Salah satu hal yang diperhatikan adalah kondisi budaya yang ada. Maka sedikit kurang elok apabila umat Islam tersebut tidak mengetahui seluk beluk negerinya. Termasuk penduduk asli pulau Jawa dengan segenap kekayaan budaya, karena di dalamnya terdapat ajaran akhlaq dan kebaikan, sudah sewajarnya apabila pendidik mempelajari pesan dan nilai-nilai kearifan lokal yang tersimpan pada sastra-sastra Jawa tersebut agar bisa ditanamkan pada pribadi setiap pendidik yang kemudian disampaikan kepada peserta didik sehingga terjadi keselarasan antara syariat Islam dengan khazanah kekayaan budaya dan sastra Jawa.

  Kekuatan nilai pesan yang terkandung dalam peribahasa tradisional masih banyak yang relevan sebagai landasan sikap dan perilaku, serta pembentukan budi pekerti di era modern dan global. Semua itu dalam rangka mencegah terjadinya erosi kepribadian bangsa (Santosa,

  : ). Sebagai orang Jawa khususnya dan Indonesia umumnya, kita patut bersyukur karena telah terlahir dari para leluhur yang luhur budinya, sopan perilakunya, halus tutur katanya, luas ilmu dan wawasannya, kuat tirakatnya, serta alim (Abimanyu,

  : ). Dari para leluhur tersebut dapat dijadikan salah satu guru agar kita dapat mengamalkan kembali pesan-pesan dan contoh yang baik dari mereka. Berbagai media yang dahulu para leluhur lakukan adalah salah satunya dengan menggunakan syair-syair dan lagu yang berisikan pesan agama dan akhlaq dalam hidup manusia.

  Melalui kitab-kitab Jawa kuno, para leluhur orang Jawa mewariskan berbagai ilmu, mulai dari ilmu agama, estetika, moral, seksualitas, sosial, dan lain- lain. Manusia yang hidup di era serba modern ini, patut bangga dan bersyukur karena masih memiliki warisan kitab-kitab dengan ilmu yang sangat luas cakupannya. Nasihat-nasihat dan dan ajaran yang disampaikan oleh para pujangga besar itu, dapat kita teladani, tiru, dan diaplikasikan dalam kehidupan sekarang.

  Sebab tidak jarang nasihat dan ajaran kuno itu masih relevan untuk di terapkan pada masa kini, bahkan hingga ribuan tahun ke depan (Abimanyu, : ).

  Salah satu karya sastra terkenal adalah tembang dhandhangula dalam serat

  

wulangreh karya Paku Buwana IV. Karya sastra ini memiliki spesifikasi ajaran

agar sempurna hidup di dunia dan akhirat.

  

Tembang dhandhanggula memiliki makna optimis terhadap masa depan yang

  lebih manis dan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Memilik sifat luwes, manis, serba cocok untuk suasana apa saja. Dan memiliki kegunaan sebagai sarana nasehat, mengungkapkan rasa sedih, dan permulaan tembang (Purwadi, : ).

  Kata wulang bersinonim dengan kata pitutur yang memiliki arti “ajaran”. Adapun kata reh berasal dari bahasa jawa kuno yang artinya jalan, aturan dan laku atau tuntutan. Dengan demikian wulangreh dapat dimaknai ajaran untuk mencapai sesuatu. Sesuatu yang dimaksud dalam karya sastra ini adalah laku menuju hidup harmoni atau sempurna di dunia dan akhirat kelak (Abimanyu,

  : ). Dengan adanya pergeseran moral dan budaya yang semakin menjadi di kalangan pelajar dikhawatirkan akan semakin hilang jati diri bangsa Indonesia, khususnya terhadap masyarakat Jawa sekarang ini. Dan terkhusus kepada para pendidik agama Islam yang memiliki peran sangat penting dalam usaha mendidik dan memperbaiki akhlaq peserta didik. Ini adalah tanggung jawab semua tenaga pendidik, agar terjalin keselasaran hidup yang menjunjung tinggi nilai agama Islam dan mempertahankan budaya warisan pendahulu yang selaras dengan syariat.

  Maka atas dasar dan tujuan sebagaimana di atas penulis mengangkat judul skripsi KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM SYAIR TEMBANG DHANDHANGGULA PADA SERAT WULANGREH KARYA PAKU BUWANA IV.

B. Rumusan Masalah

  b.

  ) Menambah dan memberikan wawasan ilmu terhadap para guru pendidikan agama Islam.

  Kegunaan Teoritik ) Menambah wawasan ilmu dan akhlaq dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pendidikan agama Islam.

  Kegunaan Penelitian: a.

  .

  tembang dhandhanggula pada serat wulangreh karya Paku Buwana IV terhadap pendidikan agama Islam.

  Mengetahui implementasi konsep pendidikan akhlaq dalam syair

  Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: . Bagaimana konsep pendidikan akhlaq dalam syair tembang

  dhandhanggula pada serat wulangreh karya Paku Buwana IV?

  Untuk mengetahui konsep pendidikan akhlaq dalam syair tembang

  . Tujuan Penelitian: a.

   Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  pendidikan agama Islam? C.

  dhandhanggula pada serat wulangreh karya Paku Buwana IV terhadap

  . Bagaimana implementasi konsep pendidikan akhlaq dalam syair tembang

  

dhandhanggula pada serat wulangreh karya Paku Buwana IV. b.

  Kegunaan Praktis ) Sebagai pertimbangan untuk membina dan menanamkan akhlaq yang baik bagi pendidik dan peserta didik.

D. Metode Penelitian

  Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa teknik agar tercapai tujuan sebagaimana dimaksudkan, di antaranya : . Jenis Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian perpustakaan karena di lakukan dengan mencari data atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah.

  Buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan (Ruslan, : ).

  Pencarian data yang dilakukan adalah dimaksudkan agar mendapatkan data-data yang sesuai dengan tema penelitian dan termasuk data yang falid serta mendapatkan data mengenai sistematika penulisan yang benar.

  . Sumber Data a.

  Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian

  (Dermawan, : ). Data primer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah naskah tembang dhandhanggula yang terdapat dalam serat wulangreh karya Paku Buwana IV. b.

  Data Sekunder Data yang diperoleh dari dokumen atau publikasi atau laporan penelitian dari dinas atau instansi maupun sumber data lain yang menunjang (Dermawan,

  : ). Data sekunder yang digunakan adalah data-data yang berasal dari buku-buku, artikel, jurnal penelitian dan sumber lain yang dapat dijadikan pendukung data primer. Sebagai contoh adalah buku karya Soedjipto Abimanyu yang berjudul Intisari Kitab Adiluhung Jawa, buku karya Iman Budhi Santoso dengan judul Kitab Nasihat Hidup Orang Jawa dan buku yang berjudul Mengkaji Serat Dewaruci karya Purwadi.

  c.

  Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mencari data atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan. Dengan cara menjajagi ada tidaknya buku-buku atau sumber tertulis lainnya yang relevan dengan judul skripsi yang disusun (Dermawan, : ). Karena skripsi ini adalah bersifat literatur, sehingga penelitian ini menggunakan kajian terhadap buku-buku yang ada kaitannya dengan judul skripsi.

  d.

  Metode Analisis Data Metode analisis data yang pertama digunakan adalah dengan analisis secara induktif dan deduktif. Analisis induktif adalah suatu dari lapangan dan kemudian mencoba mengintesiskan ke dalam beberapa kategori atau mencocokkannya dengan teori yang ada (Anggoro,

  : ). Langkah – langkah dalam menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut : ) Mengelompokkan data yang berhasil dikumpulkan dengan cara memberikan nomor pada data tersebut.

  ) Membaca sepintas semua data dan perkiraan kemungkinan kategori data.

  ) Mencari tema dari data tersebut agar memudahkan pengkategorian setiap data.

  ) Membuat catatan sistematis dari data yang telah dikategorikan.

  ) Mengelompokkan hasil analisis data ke dalam kategori yang sesuai dengan pokok bahasan.

  ) Mengoreksi kembali bertujuam agar data yang telah di analisis benar

  • – benar sudah fokus pada penelitian yang dilakukan.

  Sedangkan analisis deduktif adalah pola proses logika yang bermula dari hal yang bersifat umum kemudian mengarah ke hal yang spesifik (Anggoro,

  : ) Sebagai contoh adalah sebagai berikut :

  Pamedhare wasitaning ati cumanthaka aniru pujangga dhahat mudha ing bathine

  Dari tiga baris syair pada bait pertama ini haruslah di jabarkan dari yang terkecil berupa kata demi kata. Pemahaman dari kata-kata tersebut digunakan untuk memahami dari setiap makna setiap baris syair tersebut. Sehingga antar baris syair dapat di uraikan secara luas dan berkesinambungan sesuai dengan tema bahasan.

  Kedua adalah penggunaan content analysis. Yang dimaksud dengan content analysis adalah suatu teknik untuk membuat inferensi- inferensi yang dapat ditiru dan shahih data dengan memperhatikan konteksnya (Hadi,

  : ). Penggunaan dari setiap metode analisis data adalah dengan memperhatikan data yang akan dianalisis dengan metode yang sesuai sehingga didapatkan hasil yang maksimal.

E. Penegasan Istilah

  . Konsep Pendidikan Akhlaq a.

  Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Dalam kenyataannya konsep dapat memiliki tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin dekat suatu konsep dengan realita maka akan semakin mudah diukur dan diartikan (Mardalis, : ).

  Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa konsep merupakan abstraksi dari realita yang menggambarkan tentang intisari atau kesimpulan umum suatu hal dan memiliki fungsi sebagai penyederhana pemikiran tentang suatu hal sehinggga timbul keteraturan dan kemudahan komunikasi. b.

  Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Munib,

  : ). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah keseluruhan proses dan usaha orang-orang dewasa untuk membantu orang-orang muda dalam mengembangkan kepribadian mereka. Dalam rumusan Prof. Dr. N. Driyarkara, S.J. pendidikan adalah proses pembentukan manusia-manusia muda supaya mereka memiliki kepribadian yang utuh dan terpadu. Karena pendidikan yang utuh dan terpadu itu bersifat multi-dimensional, maka pendidikan yang tepat adalah pendidikan yang bersifat menyeluruh dan memperhatikan berbagai segi kepribadian secara seimbang. Berikut ini adalah segi-segi kepribadian para peserta didik yang perlu diperhatian: segi fisik, segi rasional, segi emosional, segi vilosional, segi sosial, segi moral, dan segi spiritual (Soewandi dkk,

  : ).

  c.

  Akhlaq berasal dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlaq.

  Menurut bahasa, akhlaq adalah perangai, tabiat dan agama. Kata akhlaq lebih luas artinya dari pada moral atau etika yang sering dipakai dalam bahasa Indonesia sebab akhlaq meliputi segi-segi kejiwaan dari tingkah laku batiniah dan lahiriah seseorang (Anwar,

  : ) Sementara itu Imam al

  • – Ghazali ( - M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatulislam (Pembela Islam), karena
kepiawaiaannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan, akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Nata, : ).

  Dari pengertian pendidikan dan akhlaq di atas dapat diambil pemahaman bahwa pendidikan akhlaq merupakan memberikan arahan dan bimbingan kepada peserta didik untuk menciptakan kesadaran baik dan buruk dalam berbagai hal serta tingkah laku mana yang seharusnya diperbuat dan mana yang seharusnya ditinggalkan.

   . Dhandhanggula

  Merupakan salah satu jenis tembang yang termasuk kedalam tembang macapat. Dhandhanggula mengambil makna dari kata “gula” yang rasanya manis. Menggambarkan hidup orang tersebut sedang merasa senang-senangnya. Apa yang dicita-citakan bisa tercapai (Muttaqin,

  : ). Menerangkan di dalamnya rasa optimis dalam menjalani kehidupan.

  Bahwa setiap kesulitan apabila disertai dengan rasa optimis dan usaha yang maksimal maka akan mendatangkan hasil yang manis sebagaimana yang diinginkan. Kegunaan dari tembang dhandhanggula sendiri adalah untuk memberikan nasihat dan petuah agar agenda hidup berjalan dengan jelas dan tertata rapi.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Penegasan Istilah dan Sistematika penulisan. Landasan Teori Bab II Penelitian Sebelumnya, Pengertian Pendidikan Akhlaq, Dasar Pendidikan Akhlaq, Tujuan Pendidikan Akhlaq, Materi Pendidikan Akhlaq, Pendidik dan Peserta Didik, Lembaga Pendidikan, Metode dan Media Pendidikan Akhlaq, Evalusi dalam Pendidikan Akhlaq, Macam-macam Akhlaq dan Hubungan akhlaq dengan Iman Bab III Biografi Paku Buwana IV dan Syair Dhandhanggula Pengarang Tembang Dhandhanggula, Gambaran Umum Dhandangggula pada serat wulangreh dan Syair Tembang Dhandhanggula dan Artinya Bab IV Analisis Konsep Pendidikan Akhlaq pada Syair Tembang Dhandhanggula karya Paku Buwana IV dan Implementasi terhadap Pendidikan Agama Islam.

  Bab V Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan obyek penelitian yang

  sama yaitu dhandanggula dalam serat wulangreh karya Paku Buwana IV telah dilakukan oleh Ulis Sa’adah mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Penelitian tersebut berjudul “KONSEP MENUNTUT

  ILMU DALAM SERAT WULANGREH PUPUH

  DHANDHANGGULA KARYA KANJENG SUSUHUNAN PAKUBUWANA

  IV ”. Penelitian tersebut membahas tentang perintah menuntut ilmu dan sumber ilmu, tidak menyentuh kepada unsur-unsur pendidikan lain dan juga akhlaq. Dan penelitian tersebut hanyalah membahas sepertiga dari isi dhandanggula secara keseluruhan.

  Maka penulis berusaha melakukan penelitian terhadap obyek yang sama, namun berusaha untuk meneliti secara keseluruhan dan mengupas dari setiap isi yang ada pada serat tersebut. Tidak hanya membahas tentang perintah menuntut ilmu, namun juga membahas tentang unsur-unsur pendidikan dan akhlaq yang terdapat di dalamnya serta membahas tentang implementasi yang dapat diterapkan pada dunia pendidikan saat ini dan di kemudian hari.

B. Pengertian Pendidikan Akhlaq

  Pendidikan akhlaq merupakan salah satu tujuan pendidikan secara universal. Karena setiap pendidikan bermaksud untuk menumbuhkan akhalq yang baik kepada anak didik. Sehingga setiap pihak terkait saling berkonstribusi dan pendidikan pada generasi penerus yang ada dengan harapan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan terwujud pada generasi yang selanjutnya. Bukan suatu yang tidak sengaja atau hanya kebetulan saja, namun semua usaha tersebut adalah sesuatu yang memang direncanakan dengan matang dan sistem yang dirancang sedemikian dan sebaik mungkin. Namun sangat perlu untuk diketahui secara mendalam akan makna pendidikan sendiri. Banyak ilmuwan muslim maupun non- muslim, ilmuwan mancanegara maupun Nasional yang sama-sama mendefinisikan pendidikan berdasarkan pada pemikiran mereka masing-masing.

  Ini membuktikan bahwa makna dari pendidikan sangat luas. Beberapa pengertian tersebut diantaranya : . Ki Hajar Dewantara menyatakan, bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak (Achmad,

  : ).

  . Carter V. Good menjelaskan bahwa pendidikan mengandung pengertian sebagai proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakat dan proses sosial di mana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terpimpin sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya (Djumberansyah,

  : ). . Menurut Noeng Muhajir bahwa pendidikan mencirikan aktivitas edukasional yang khas yang berbeda dengan perbuatan pada umunya.

  Oleh karena itu kegiatan dinamakan pendidikan apabila memiliki indikasi yaitu pertama, ada pihak yang memberi dan menerima. Proses

  take and give ini harus dilandasi oleh adanya tujuan yang baik yang

  mampu mengarahkan pada perkembangan potensi dan munculnya motivasi belajar yang optimal. Kedua, mempunyai program dan ketiga personifikasi pendidik (Jumali, : ). Dari beberapa definisi di atas dapat dijadikan satu pengertian bahwa p endidikan adalah kegiatan yang dilakukan oleh invividu maupun kelompok yang

  

disengaja, sadar dan terencana dengan segenap komponen yang saling

bersangkutan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Negara dan Agama.

  Sedangkan pengertian akhlaq menurut beberapa ahli adalah : . Menurut Imam al-Ghazali, akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Yunahar, : ).

  . Ibn miskawaih ( H / M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlaq terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan, bahwa akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Abuddin, : ).

  . Muhyiddin Ibnu Arabi ( - M) menyatakan, akhlaq adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan tersebut pada seseorang boleh jadi merupakan tabiat atau bawaan, dan boleh juga merupakan kebiasaan melaluui latihan dan perjuangan (Rosihon, : )

  Ketiga definisi yang ada di atas merupakan sebagian contoh dari sekian banyak definisi akhlaq menurut para ulama-ulama akhlaq yang ada. Secara garis besar akhlaq merupakan bentuk kepribadian seseorang tanpa adanya dorongan dari luar dirinya. Apabila tindakan tersebut baik menurut akal dan agama maka tindakan tersebut merupakan akhlaq yang baik. Dan sebaliknya apabila tindakan tersebut buruk menurut akal dan agama, itulah akhlaq yang buruk.

C. Dasar Pendidikan Akhlaq

  Dasar merupakan landasan untuk berdirinya sesautu. Dasar memiliki fungsi

sebagai arah untuk mencapai suatu tujuan dan sekaligus sebagai landasan untuk

berdirinya sesuatu. Semua kegiatan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus ada

dasar yang benar dan kokoh.

      

  Artinya : “ Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (Q.S. Al-qalam :

  )

  

مكنسحا مكر ايخ نا : ل وقي ن اك مهس و ويهع الله مص الله لوسر نا و رمع هب الله دبع هع

)ير اخبنا هاور( زاقهخ مكنسحا مكريخ هم نا : ةياور يف و .اق لاخا

  Dari Abdullah bin amru, sesungguhnya rasulullah SAW pernah berkata, “ sesungguhnya sebaik-baik k alian adalah yang paling baik perilakunya.” Dalam sebuah riwayat juga disebutkan, “sesungguhnya di antara kalian yang terbaik adalah yang paling baik perilakunya.” (HR. Bukhari) (Atha, : )

  Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga Rosulullah SAW pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlaq yang baik.

  Kepentingan akhlaq dalam kehidupan manusia dinyatakan dengan jelas dalam Al- Quran. Al-Quran menerangkan berbagai pendekatan yang meletakkan Al-Quran sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlaq yang paling jelas.

  Pendekatan Al-Quran dalam menerangkan akhlaq yang mulia, bukan pendekatan teoritikal, melainkan dalam bentuk konseptual dan penghayatan. Akhlaq mulia dan akhlaq buruk digambarkan dalam perwatakan manusia, dalam sejarah dan dalam realitas kehidupan manusia semasa al-Quran diturunkan (Rosihon ,

  : ). Sehingga dengan konsep perwatakan yang telah digambarkan dalam al-Quran tersebut dijadikan satu rujukan utama dalam membentuk akhlaq yang baik. Betapa sangat penting dan vital bagi kehidupan manusia menghadapi situasi zaman saat ini dan kemudian hari.

D. Tujuan Pendidikan Akhlaq

  Sebagaimana Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa risalah ajaran islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Ajaran Islam yang sangat menghargai harkat dan martabat manusia serta alam semesta. Seluruh bumi dan seisinya akan terlindungi apabila ajaran Islam dijunjung tinggi oleh umatnya.

  Ajaran yang dibawa beliau bertujuan untuk menyempurnakan akhlaq umatnya. Di sinilah sesungguhnya umat Islam dan seluruh umat manusia memiliki suri teladan dalam perilaku yang sangat baik. Beliau baginda Nabi Muhammad SAW. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran :

  

              

  

   

  “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab : )

  Tujuan utama pendidikan akhlaq adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhlaq mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlaq. Akhlaq seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Quran (Mahmud,

  : ). Tujuan pendidikan akhlaq tersebut tidak berbeda dengan tujuan pendidikan

  Islam sendiri. Tujuan tertinggi agama dan akhlaq ialah menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat, untuk mencapai kesempurnaan jiwa bagi individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan dan ketangguhan bagi masyarakat (Omar, : ). Akhlaq mulia ini demikian ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlaq utama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang yang bersangkutan (Nata, : ). Al-Ghazali menyatakan bahwa pendidikan akhlaq atau membentuk akhlaq menjadi bagus adalah mungkin, melalui usaha dan latihan yang sesusai.

  Menurutnya fungsi utama agama adalah membimbing manusia untuk memperindah akhlaq (Mansur, : ).

  Tercapainya pribadi yang berakhlaq mulia diwujudkan dalam perbutan yang baik berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah dalam kehidupan. Dan akhlaq mulia merupakan salah satu jalan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat yang diharapkan umat manusia.

E. Materi Pendidikan Akhlaq

  Akhlaq yang lebih luas maknanya mencakup beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun fikiran. Akhlaq diniyah (agama) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlaq terhadap Allah, hingga terhadap sesama mahkluk (manusia, binatang, tumbuh- tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa) (Quraish, : ).

  Dalam garis besarnya akhlaq dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut : akhlaq terhadap khalik (yang menciptakan) dan makhluk (Rachmat, : ).

  Sebagaimana dijelaskan di awal bahwa akhlaq luas maknanya. Begitu pula pada ruang lingkup akhlaq yang sangat luas, mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah maupun horizontal dengan sesama makhluk-Nya. Menurut Abdullah Dras dalam bukunya Dustur al-Akhlaq fi al-Islam membagi ruang lingkup akhlaq kepada lima bagian yaitu : akhlaq pribadi, akhlaq dalam keluarga, akhlaq kepada masyarakat, akhlaq dalam bernegara, akhlaq dalam beragama (Ilyas,

  : ). Materi tersebut yaitu :

  . Akhlaq kepada Allah SWT

  . Akhlaq kepada Nabi Muhammad SAW (Alaika, : ). . Akhlaq kepada orang tua. . Akhlaq dalam rumah tangga . Akhlaq kepada Guru dan murid . Akhlaq kepada pemimpin dan rakyat . Akhlaq kepada anak yatim dan fakir miskin . Akhlaq kepada tetangga, teman dan kerabat.

  . Akhlaq kepada non-muslim dan non-muhrim . Akhlaq terhadap binatang, tumbuhan dan alam . Akhlaq terhadap budak dan ibnu sabil . Akhlaq terhadap diri sendiri

  Keduabelas ruang lingkup di atas merupakan spesifikasi dari luasnya materi pendidikan akhlaq. Kesemuanya yang seharusnya umat manusia selalu berusaha untuk melakukannya, menuju kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

F. Pendidik Dan Peserta Didik

  Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa) (Mujib,

  : ). Dalam makna yang lebih luas, pendidik merupakan orang yang lebih dewasa yang memiliki peran dalam perkembangan ketiga potensi di atas sehingga dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan orang lain atas dirinya dalam berbagai hal dan dapat menjadi pengemban tugas khalifah dari Allah SWT. Dalam pendidikan Islam terdapat dua istilah pendidik yang sesuai dengan pendidikan akhlaq yakni mursyid dan muaddib. Mursyid merupakan seorang guru yang berusaha menularkan penghayatan akhlaq dan atau kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik berupa etos ibbbadahnya, etos kerjanya, etos belajarnya, maupun dedikasinya yang serba lil

  lahi ta‟ala (karena mengharap ridho Allah

  semata). Sedangkan muaddib berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika, dan adab atau kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan batin. Kata peradaban (Indonesia)juga berasal dari kata adab, sehingga guru adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban (civilization) yang berkualitas dimasa depan (Muhaimin, : ).

  Apabila pendidik merupakan orang dewasa dengan segala macam kelebihan yang telah melengkapi dirinya, maka peserta didik merupakan individu yang belum dewasa, yang karenanya memerlukan orang lain untuk menjadikan dirinya dewasa. Makna peserta didik sama halnya dengan teori barat, peserta didik dalam Islam adalah idividu sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religious dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Anak kandung merupakan peserta didik dalam keluarga, murid adalah peserta didik di sekolah, anak-anak penduduk merupakan peserta didik masyarakat sekitarnya, dan umat beragama menjadi peserta didik ruhaniawan dalam suatu agama (Mujib,

  : ). Dapat dikatakan bahwa penyebutan peserta didik memiliki tujuan agar dalam pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas, tidak hanya anak-anak yang dalam istilah lain disebutnya dengan anak didik.

G. Lembaga Pendidikan Islam dalam Mewujudkan Pendidikan Akhlaq

  Untuk memujudkan pendidikan akhlaq harus disertai dengan tanggung jawab dari setiap individu sampai dengan lembaga-lembaga yang berperan didalamnya. Lembaga pendidikan Islam merupakan lembaga yang memiliki jangkauan sangat luas dalam mewujudkan tujuan pendidikan akhlaq. Wujud lembaga pendidikan Islam sangat banyak sekali, seperti :

Dokumen yang terkait

BAHASA PITUTUR DALAM SERAT WULANGREH KARYA PAKUBUWANA IV KAJIAN SOSIOPRAGMATIK

1 2 8

PESAN GURUTTA PADA NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE MENURUT PERSPEKTIF PENDIDIKAN AKHLAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 153

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK IMAM AL GHAZALI (Studi Analisis Kitab Ihya’ Ulumuddin) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 90

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

NILAI-NILAI PENDIDIKANDALAM TRADISI “GREBEG” MAULUD DUSUN BENTISAN DESA SUKOMARTO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 113

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS’UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

0 1 108

MANAJEMEN PEMBINAAN AKHLAK PADA SISWA DI SMK KARYA NUGRAHA BOYOLALI TAHUN 2015 SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 131

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR’AN SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

0 0 98

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 122

KONSEP ETOS KERJA ISLAMI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 221