NILAI-NILAI PENDIDIKANDALAM TRADISI “GREBEG” MAULUD DUSUN BENTISAN DESA SUKOMARTO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  NILAI- NILAI PENDIDIKANDALAM TRADISI “GREBEG” MAULUD DUSUN BENTISAN DESA SUKOMARTO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh :

ERMA NAHDLIYATUL FUTIHAH

NIM 111 10 187 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Teip. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721

  Website-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

  DEKLARASI 

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Erma Nahdliyatul Futihah NIM : 1110187 Fakultas : Tarbiyah Jurusan : PAI Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 10 November 2014 Penulis

  Erma Nahdliyatul Futihah 111 10 187

KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Teip. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721

  Website-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GREBEG MAULUD DUSUN BENTISAN DESA SUKOMARTO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG

  DISUSUN OLEH

ERMA NAHDLIYATUL FUTIHAH 111 10 187

  Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 D esember 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Agus Waluyo, M.Ag Sekretaris Penguji : Sri Guno Najib C.M.A Penguji I : Drs. T aufiqul Mu‟in, M.Ag Penguji II :

  Rovi‟in, M.Ag Penguji III :

  Sukron Ma‟mun, S.HI., M.Si

KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Teip. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721

  Website-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

NOTA DINAS

  Salatiga, 24 Desember2014 Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan pembimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Nilai-nilai Pendidikan Dalam Tradisi Grebeg Maulud Bentisan

  Desa Sukomarto Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung Tahun 2014

  Nama : Erma Nahdliyatul Futihah NIM : 11110187 Jurusan/Progdi: Tarbiyah/PAI Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga untuk diajukan dalam sidang Munaqosah.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing Skripsi Sukron Ma‟mun, S.Hi, M.Si

  

ABSTRAKS

  Judul : Nilai-nilai Pendidikan Dalam Tradisi Grebeg Malud Bentisan Desa Sukomarto Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung Tahun 2014

  Nama : Erma Nahdliyatul Futihah NIM : 11110187

  Latar belakang pembuatan skripsi ini untuk membuktikan ada tidaknya nilai-nilai pendidikan dalam tradisi Grebeg Bentisan.Dalam tradisi grebeg bentisan terdapat beberapa rangkaian acara yang memiliki banyak unsur pendidikanya, mulai dari awal acara yaitu pembacaan tahlil dan doa untuk para arwah orang-orang bentisan yang sudah meninggal pada umumnya dan pada khususnya pembacaan doa di tujukan kepada ulama/wali yang ada di desa bentisan yaitu simbah Kyai Tuan Sayid Abdurrahman beliau merupakan tokoh yang mencetuskan nama desa bentisan, dari situ dapat diambil sebuah pendidikan islam yaitu berbakti kepada orang tua. Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksut, tujuan, dan nilai-nilai pendidikan dari upacara Tradisi Grebeg yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Jawa pada umumnya dan masyarakat Desa Bentisan pada khususnya. Di mana masyarakat yang berdomisili di Desa Bentisan dan sekitarnya beranggapan bahwa pelaksanaan dari kegiatan tradisi grebeg tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan.Dalam merumuskan permasalahan tersebut, perlu adanya sistematika analitik untuk mencapai sasaran yang menjadi objek kajian, sehingga pembahasan akan lebih terarah pada pokok masalah. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari pokok masalah dengan pembahasan yang tidak ada relevansinya.Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Bagaimanakah sejarah tradisi grebeg Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung?, 2). Ritual apa saja yang terdapat dalam prosesi grebeg Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung?, 3). Nilai nilai Pendidikan apa saja yang terdapat dalam tradisi grebeg Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung?.

  Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, digunakan untuk mengamati tradisi grebeg.Metode wawancara digunakan untuk menggali informasi tentang bentuk tradisi grebeg. Kemudian metode yang terakhir adalah metode dokumentasi, dokumen yang diperoleh dalam hal ini adalah berupa kumpulan dari beberapa pengamatan langsung kelokasi penelitian, yang dikumpulkan bermacam-macam dari berbagai sumber, berupa dokumen foto atau dokumen penting tentang sejarah dan lain-lainya yang

  Hasil dari penelitian ini terdapat tiga nilai pendidikan dalam upacara tradisi Gebeg Bentian Tiga tersebut yaitu: 1). Nilai pendidikan sosial terdapat dalam : gotongroyong, pemberian sedekah, kebersamaa.2). Nilai pendidikan Agama Islam terdapat dalam beberapa ritual yaitu: doa, sedekah, berbakti kepada orang tua, cinta kepada Allah lewat wali-walinya. 3). Nilai pendidikan kebudayaan terdapat dalam ritual-ritual adat dan pakaian adat yang digunakan ketika arak-arak.

  

MOTTO

سانلل مهعفنأ سانلا ريخ

  

“Sebaik-Baik Manusia Adalah Orang Yang

Paling Bermanfaat Bagi Manusia ”

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur, skripsi ini saya persembahkankepada: 1.

  Ayahanda (Khoeroni) dan Ibunda (Siti Sholihah). Semoga ananda dapat mengukir“bahagia” pada hari-hari bapak dan ibu selanjutnya setelah kisah berat danpanjang terlampui, tidak lupa Ayahanda (Badrodin) dan Ibunda (Sholiyah) dengan doa restu bapak ibu sekalian juga karya ini ada.

  2. Seorang sahabat penyayang pelindung pengasih dan pemberi ketentraman mas Mahrosin yang memberikan inspirasi serta penguat hati ketika lemah dan yang selalu membangkitkan “semangat dalam lelah” dalam perjalanan penyelesaian skripsi ini.

3. Kakak-kakakku mbak ely,mas mahbub dan kakak iparku mas shoim.

  Yangselama ini tak pernah berhenti menanamkan semangat dan mencurahkankepeduliannya selama ini.

  4. Sahabat-sahabatku di pondok Al Falah (mbak umi, mbak chunul, dek epy, dek riyana, dek uzi, mbak indah, mbak rizka, mbak ulin, mbakkhanif) canda, tawa kalian menjadi pelipur lelahdalampenulisan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang Maha Rahman dan Maha Rahim, tempat memohon pertolongan dan ampunan, tempat berlindung dari segala kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan. Barang siapa diberi petunjuk oleh-Nya, maka tidak ada yang mampu menyesatkan dan barang siapa disesatkan-Nya, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk.

  dan salam semoga senantiasa tercurah kehadirat Rasulullah Saw,

  Sholawat keluarga, sahabat, serta orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

  Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran , penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yangmelelahkan dalam penyelesaian skripsi ini, akan lebih berarti dengan ucapanterima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantudalam proses ini. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1.

  Ayahanda Khoeroni dan ibunda Siti Sholihah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

  2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 3. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

  4. Bapak Rasimin, S.PdI, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PAI.

  5. Bapak Sukron Ma‟mun. S.Hi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  6. Bapak Ghufron M,Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.

  7. Seluruh Dosen STAIN Salatiga dan para stafnya yang telah memberikan ilmu dan bantuannya bagi penulis, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  8. Bapak K.H. Zoemri RWS beserta ibu Hj. Latifah selaku pengasuh PPTI Al Falah yang telah membina, mendidik, dan mencurahkan ilmunya serta doa kepada penulis selama studi di ponpes.

  9. Bapak Miftahudin, S.Ag, selaku kepala Desa Sukomarto yang telah memberikan berbagai informasi serta ijin penelitian bagi penulis.

  10. Mas mahrosin yang senantiasa setia menemani, yang selalu bersedia untuk direpotkan dan sahabat pendengar yang bijak ketika penulis mengeluarkan keluh-kesahnya.

  11. Kakak-kakak tercinta mas mahbub, mbak ely, mas shoim, yang tiada henti mengingatkan agar terus semangat dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  12. Teman-teman seperjuangan mbak umi, mbak indah, mbak rizka, mbak ulin, mbak khanif, maz arifin yang selalumensupport penulis untuk tidak

  bosan-bosan berusaha menjadi lebih baik.

Teman-teman dan adik-adik Pondok Al Falah suka duka kita hidup bersama.

  13.

  Seluruh warga masyarakat Bentisan atas kerjasamanya dan doanya skripsi ini 14. dapat selesai tepat waktu.

  15. Teman-teman se-Tarbiyah angkatan 2010 dan seluruh pihak yang tidakbisa

  penulis sebutkan satu persatu di sini yang telah memberikan bantuandan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

  Kepada semuanya, penulis mengucapkan terima kasih disertai do‟a semoga segala kebaikannya diterima sebagai amal sholih dan mendapatkan balasan berlipat dari-Nya. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga bermanfaat di kemudian hari, sebagai bekal mengarungi kehidupan.

  Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Dia yang Maha Sempurna.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu menyempurnakan baik dari segi substansial (isi) maupun metodologi.Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.Dan penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 24 Desember 2014 Penulis

  Erma Nahdliyatul futihah

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………………….. ii PENGESAHAN ………………………………………………………… iii NOTA PEMBIMBING ……………………………………………….... iv ABSTRAK ……………………………………………………………… v MOTTO …………………………………………………………………. vii PERSEBAHAN …………………………………………….................. viii KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ix DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xi DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xv

  BAB I PENDAHULUAN .………….………………………………….. 1 A. Latar Belakang ………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………... 7 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 7 D. Kegunaan Penelitia ………………………………………….. 8 E. Penegasan Istilah ……………………………………………. 8 F. Landasan Teori ……………………………………………… 11 G. Metode Penelitian …………………………………………… 13 H. Prosedur Pengumpulan Data ……………………….............

  17 I. Analisis Data ………………………………………………… 18

  BAB II KAJIAN PUSTAK A …………………………………………… 21 A. Grebeg ……………………………………………………….. 21 1. Pengertian Grebeg ……………………………………….. 21 2. Sejarah Grebeg …………………………………………… 21 B. Pendidikan ……………………………………………………. 24 1. Pengertian Pendidikan ……………………………………. 24 2. Tujuan Pendidikan ………………………………………... 26 3. Subjek Pendidikan ……………………………………….. 28 4. Objek Pendidikan ………………………………………… 35 5. Metode …………………………………………………… 37 6. Media …………………………………………………….. 40 7. Evaluasi ………………………………………………….. 41 8. Bentuk-bentuk Pendidikan ………………………………. 42 BAB III PAPARAN DATA ...……………..…………………………. 45 A. Paparan Data ………………………………………………… 45 1. Gambaran Umum Lokasi ………………………………... 45 2. Sejarah Desa Bentisan …………………………………… 46 3. Kependudukan …………………………………………… 47 4. Kondisi Geografis ……………………………………….. 47 5. Kondisi Sosial, Agama dan Budaya …………………….. 48 B. Temuan Penelitian….……………………………………….. 49 a. Grebeg Bentisan ………………………………………….. 49

  c.

  Tempat-tempat Upacara ………………………………….. 50 d. Upacara Ritual Adat Dalam Tradisi Grebeg …………… 53

BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………… 55 A. Sejarah Tradisi Grebeg ………………………………………… 55 B. Prosesi Tradisi Grebeg …………………………………………. 58 C.

  61 Nilai-nilai Pendidkan Dalam Tradisi grebeg …………………..

  1.

  62 Nilai Pendidikan Sosial …………………………………….

  2. Nilai Pendidikan Agama Islam……………………………... 69 3.

  Nilai Pendidikan Kebudayaan ……………………………… 89

  

BAB V PENUTUP ……………………………………………………... 95

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 95 B. Saran …………………………………………………………….. 96 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN : PAPARAN HASIL WAWANCARA FOTO-FOTO NOTA PEMBIMBING LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI DAFTAR NILAI SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum datangnya agama Hindu dan Budha di Jawa, orang Jawa

  telah mengenal suatu keyakinan yang bersifat sinkritisme, yaitu Animisme dan Dinamisme.Di sinilah akar permasalahanya dari keyakinan orang Jawa hingga saat ini, sedangkan ajaran Hindu dan Budha hanya sebagai pewarna saja.Dan masuknya agama-agama wahyu termasuk agama Islam ternyata tidak mematikan keyakinan dan paham ini.Ia tetap berjalan secara pasang surut mengikuti perubahan waktu dan perkembangan zaman. Hal itu terwujud dalam bentuk kepercayaan adanya danyang-danyang yang berarti hantu penjaga (rumah, pohon, dan sebagainya) di tempat-tempat tertentu dan percaya adanya dewa-dewa yang menguassai tempat-tempat di bagian bumi ini.

  Agama dan budaya dua sisi yang tidak bisa dipisahkan tetapi sering menimbulkan pertentangan.Masuknya Islam ke tanah Jawa sendiri melalaui jalur budaya, penyebar agama Islam tidak menghilangkan budaya yang telah melekat dimasyarakat, sehingga menimbulkan fenomena budaya baru yaitu campuran antara kejawen dengan Islam.Hal ini dapat dicontohkan dengan budaya pewayangan dari wali songo sebagai salah satu media dakwah Islam, jadi wayang memang merupakan seni pentas yang paling jitu menjadi sarana hiburan yang sekaligus wasilah pertunjukan wayang diekpresikan tatakrama feodal yang halus yang berlaku di keraton (Simuh, 1999: 119).Melalui seni masyarakat Jawa tertarik dan menyukainya sebagai hiburan pada jaman dahulu mereka juga mendapatkan makna yang disampaikan oleh wali melalui pertunjukan wayang tersebut.

  Menurut Koentjaran ingrat (1984:5), “kebudayaan itu mempunyai paling sedikit tiga wujud, ialah : 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai- nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

  3. Wujud kebudayaan sebagi benda-benda hasil karya manusia”.

  Wujud pertama bersifat abstrak, dalam artian tak ada bukti kongkrit, tak dapat diraba atau difoto.Wujud kedua bersifat tentang pola tingkah laku manusia dan bias diobservasi, difoto dan didokumentasikan. Sedangkan wujud ketiga adalah merupakan seluruh total dari hasil aktivitas pembuatan dan karya-karya manusia dalam masyarakat, hal ini dapat berwujud benda-benda atau hal-hal yang berwujud dan dapat diraba.

  Ada dua faktor yang menyebabkan keyakinan atau paham kejawen ini masih berlangsung sampai sekarang ini, yaitu :

  1. Faktor intern Hal ini tidak terlepas dari sikap hidup orang Jawa yang telah merupakan campuran (sinkretisme) kebudayaan agama pendatang, Hindu, Budha, Islam dan Kristen, kejawen (sinkretisme) adalah percampuran Hindu-Budha-Islam, meskipun berupa percampuran namun ajaran kejawen masih berpegang pada tradisi Jawa asli sehingga dapat dikatakan mempunyai kemandirian sendiri, orang Islam tradisional menganggap kejawen adalah merupakan kelengkapan utama dalam kehidupan sehari- hari. Belum lengkap dalam menjalankan agama Islam tanpa dicampuri dengan nilai-nilai ajaran kejawen, kalangan orang jawa masih banyak melakukan ritual-ritual kuno seperti ciri magis pewayangan, pengorbanan kerbau atau hewan tertentu bahkan ketika mereka sudah menyatakan keislamannya. Karena mereka menjalankan agama hanya sebatas pada pelaksanaan syariat rukun islam yang lima. Sedangkan mereka butuh ketenangan batin dan media atau sarana mendekatkan diri kepada Tuhan.

2. Faktor Ekstern

  Hal ini banyak diwarnai oleh perjalanan sejarah Jawa.Selain didalam buku horoskop Jawa (primbon) disebutkan adanya larangan keras untuk mantuatau menggelar hajatan (pernikahan) di bulan Suro pada hari Senin dan Selasa.Atau pada tanggal 6, 11, 13, 14, 17, 18, 27 yang mereka sebut sebagai tanggal-tanggal naas atau sial.Paham kejawenjustru dikokohkan oleh Islam yang diajarkan oleh para Walisongo, antara lain

  tawassul . Pengkultusan orang-orang tertentu, larangan menyembelih

  hewan tertentu (misalnya sapi) karena untuk menghormati ajaran agama

  Kebudayaan mempunyai berbagai bentuk dan beberapa unsur.Salah satu unsur di antara unsur-unsur atau nilai yang ada dalam kebudayaan adalah sistem religi atau kepercayaan.Dari unsur yang berupa sistem religi tersebut, dapat berwujud sistem keyakinan dan gagasan dari tuhan, dewa-dewa, roh para leluhur dan sebagainya.Hal ini dimaksudkan agar manusia memiliki kemantapan, keseimbangan dalam kehidupan lahiriyah maupun batiniyah.Sistem religi atau kepercayaan yang merupakan pondasi dan pegangan hidup masyarakat dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk upacara yang dilaksanakan dalam masyarakat setempat guna memperingati, memuliakan terhadap roh para leluhur yang oleh masyarakat tersebut dianggap dapat mendatangkan pengaruh kepada manusia yang masih hidup.

  Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam hal berbagai bentuk dan menifestasinya, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak kaku, melainkan selalu berkembang dan berubah dan membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan zaman tradisional untuk memasuki zaman modern.

  Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mentransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lainnya.

  Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya.

  Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk menimbang dan menghubungkan potensi individu. Adapun dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara (Hasan Langgulung:1998).

  Dalam konteks ini dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan tradisi budaya serta kepribadian suatu masyarakat betapapun sederhananya masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa tradisi sebagai muatan budaya senantiasa terlestarikan dalam setiap masyarakat, dari generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila para pendukung nilai tersebut dapat menuliskannya kepada generasi mudanya sebagai generasi penerus.

  Seperti dikemukakan Hasan Langgulung bahwa pendidikan mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu dan pewarisan nilai-nilai budaya. Maka sudah jelas sekali bahwa kedua hal tersebut pendidikan dan kebudayaan berkaitan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa itu masing-masing, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan antara satu sama lainnya.

  Dalam tradisi grebeg bentisan terdapat beberapa rangkaian acara yang memiliki banyak unsur pendidikanya, mulai dari awal acara yaitu pembacaan tahlil dan doa untuk para arwah orang-orang bentisan yang sudah meninggal pada umumnya dan pada khususnya pembacaan doa di tujukan kepada ulama/wali yang ada di desa bentisan yaitu simbah Kyai Tuan Sayid Abdurrahman beliau merupakan tokoh yang mencetuskan nama desa bentisan, dari situ dapat diambil sebuah pendidikan islamyaitu berbakti kepada orang tua seperti yang telah disabdakan nabi Muhammad Saw:

  ُناَسِن ْلْا َتاَم اَذِإ : َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها َلْوُسَر َّنَا ُوْنَع ُللها َىِضَر ةَرْ يَرُى ِبَِأ ْنَع ها ور( ُوَل ْوُعْدَي ٍحِلاَص ٍدَلَو ْوَا ِوِب ُعَفَ تْنَ ي ٍمْلِع ْوَا ٍةَّيِراَج ٍةَقَدَص ٍث َلََث ْنِم َّلاِإ ُوُلَمَع َعَطَقْ نِا

  )دوادوبا

  “Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya (HR Abu Daud).

  Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksud, tujuan, dan nilai-nilai pendidikan dari upacara Tradisi Grebeg yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Jawa pada umumnya dan masyarakat Desa Bentisan pada khususnya. Dimanamasyarakat yang berdomisili di Desa Bentisan dan sekitarnya beranggapan bahwa pendidikan.Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul skripsi “NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI “GREBEG” MAULUD DI DUSUN BENTISAN DESA SUKOMARTO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014”.

B. RumusanMasalah

  Dalam merumuskan permasalahan tersebut, perlu adanya sistematika analitik untuk mencapai sasaran yang menjadi objek kajian, sehingga pembahasan akan lebih terarah pada pada pokok masalah. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari pokok masalah dengan pembahasan yang tidak ada relevansinya . Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1.Bagaimanakah sejarah tradisi grebeg di dusun Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung?

  2.Bagaimanakah prosesi tradisi grebeg di dusun Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung?

  3.Nilai nilai Pendidikan apa saja yang terdapat dalam tradisi grebeg di dusun Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan Untuk: 1.

  Mengetahi sejarah tradisi di dusun grebeg Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung.

  2. Bagaimanakah prosesi tradisi di dusungrebeg Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung.

  3. Mengetahui nilai nilai Pendidikan apa saja yang terdapat dalam tradisi grebeg di dusun Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung.

  D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut : 1.

  Bagi Akademik, memperkaya khasanah pengetahuan terkait dengan nilai pendidikan/edukasi dalam tradisi Grebeg Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung.

  2. Bagi Masyarakat, sebagai sumbangan informasi bagi segenap masyarakat yang beragama Islam untuk tetap menjaga nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam tradisi Grebeg Bentisan Sukomarto Jumo Kabupaten Temanggung.

  3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan sikap ilmiah serta sebagai bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut. Praktik nilai-nilai pendidikan itu dapat diterapkan setelah penelitian ini terlaksanakan.

  E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahan pengertian dan penafsiran judul di atas dan membatasi ruang lingkup pembahasan dan penelitian ini, maka

  1. Nilai Nilai adalah prinsip atau hakikat yang menentukan harga atau nilai dan makna bagi sesuatu, atau sesuatu yang tidak terbatas

  (Abdul Aziz, 2009: 119).

  Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting/berguna bagi kemanusiaan misal, budaya yang dapat menunjang kesatuan bangsa harus dilestarikan (kamus umum bahasa Indonesia, 1982:677) 2. Pendidikan

  Pendidikan adalah hidup.Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. (Redja Mudyahardjo, 2010:3).

  Dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1982:204) Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

  3. Tradisi Dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1982:959).Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih di jalankan dalam masyarakat.

  Berdasarkan kepada kepercayaan terhadap nenek moyang dan leluhar yang mendahului.Tradisi berasal dari kata “traditium” pada dasarnya berarti segala sesuatu yang di warisi dari masa lalu. Tradisi merupakan hasil cipta dan karya manusia objek material, kepercayaan, khayalan, kejadian, atau lembaga yang di wariskan dari sesuatu generasi ke generasi berikutnya.seperti misalnya adat- istiadat,kesenian dan properti yang digunakan.http://tasikuntan.wordpress.com 4. Grebeg

  DenysLombard dalam (Santoso, 2010:9) menegaskan bahwa grebeg adalah kelanjutan dari suatu ritual kuno yang telah terbukti ada sejak abad ke-14 yang berfungsi untuk memulihkan kepaduan kerajaan.

  Grebeg atau garebeg adalah upacara sesajen yang bertujuan mempersatukan seluruh lapisan masyarakat, diadakan 3 kali setahun yaitu (1) grebeg maulud untuk memperingati lahirnya nabi Muhammad Saw; (2) grebeg besar untuk mengenang tokoh legendaris Islam Hasan dan Husain; (3) grebeg puasa sebagai pernyataan syukur atas berakhirnya bulan puasa Ramadhan (Soemarjan, 1981:33). Dalam skripsi ini penulis akan membahas grebeg yang diadakan dibulan maulud untuk memperingati (haul) pembuka desa dan memperingati lahirnya nabi Muhammad Saw.

F. Landasan Teori

  Kehidupan manusia dan alam dipengaruhi oleh dinamika perkembangan yang pesat dan disadari oleh manusia modern.Kesadaran tersebut merupakan suatu kepekaan yang mendorong manusia agar secara kritis menilai kebudayaanya.Evaluasi ini secara praktis mendorong manusia menyusun kembali peradabannya. Usaha untuk menilai proses perkembangan budaya ternyata selalu diajukan dalam setiap lingkungan kebudayaan dan dalam setiap tahap perkembangan. Selain itu ada kecenderungan bahwa budaya semakin berkembang menuju ke suatu dunia yang oleh Kluckhohn (1999) disebut “dunia yang secara antropologis peka”. Hal demikian berarti manusia dewasa ini semakin sadar akan unsur-unsur persamaan dan perbedaan dalam eksistensi sebagai manusia, antara manusia yang hidup pada zaman dulu dan sekarang dengan kebudayaannya sendiri-sendiri ternyata ada hubungan timbal balik serta ada kesamaan unsur sekaligus perbedaanya (kluckhohn 1999).

  Begitu pula dengan sekaten yang mengalami perkembangan sejak awal mulanya hingga sekarang.Perkembangan bertolak dari perubahan yang dalam hal ini terletak pada perbedaan nuansa perayaan sekaten yang semakin komersil dengan penunjukkan jati dirinya sebagai ajang promosi niaga dan pariwisata sehingga perkembangan terkesan cenderung kearah materialistic. Konsekuensi yang timbul yaitu pudarnya makna asli yang sacral dari sekaten itu sendiri sehingga dalam beberapa tahun ini sebagian essensial-sesungguhnya dari upacara perayaan sekaten karena fokus mereka tertuju hanya pada pameran saja.

  Menurut Ragil Pamungkas (2006:31- 32), “Dalam Agama Islam tidak mengajarkan sesembahan terhadap benda-benda selain hanya kepada

  Allah Swt. Akan tetapi setelah Islam masuk di tanah Jawa, para Walisongo tidak menghilangkan budaya-budaya asli orang Jawa melainkan para Walisongo memasukkan ajaran-ajaran Islam dalam upacara atau ritual tersebut dengan mengganti keberadaan sesaji dengan penyajian baru seperti menu tumpeng dan kenduri”. Contoh dari ritual-ritual asli Jawa yang telah dimasuki ajaran-ajaran Islam diantaranya seperti upacara :Mitung Dino, Patang Puluh Dino, Nyatus, Mendak, Nyewu, dan lain-lain. Acara-acara tersebut yang dulunya ketika belum dimasuki ajaran Islam hanya diisi dengan acara ritual yang berisi slametan, makan bersama, bahkan bakar kemenyan, kemudian setelah Islam datang dan melalui dakwah para wali, kemudian acara tersebut sedikit-demi sedikit dimasuki ajaran islam dengan di isi dengan bacaan-bacaan kalimat tahlil, tahmid, serta bacaan- bacaan yang terdapat dalam Al Qur‟an dan Al Hadis. Upacara tradisi merupakan bagian dari adat istiadat yang merupakan salah satu upaya masyarakat Jawa untuk menjaga keharmonisan dengan alam, dunia roh, sesamanya, sebagai perwujudan dari itu, masyarakat Indonesia sekarang ini masih memiliki keanekaragaman hasil kebudayaan. Hal tersebut masih tercermin dengan dilakukanya beberapa upacara tradisional, diantaranya : upacara jamasan pusaka, sekaten, upacara tabuhan, upacara grebeg, dan lain sebagainya.

  Dalam agama Islam, Nabi Muhammad merupakan Rosul pembawa ajaran Islam di muka bumi, sehinggah hari kelahirannya diperingati oleh umat Islam.Karena Nabi Muhammad sebagai pembawa kebenaran. Selain itu dalam ajaran Islam disebutkan bahwa orang harus selalu bersyukur atas segala sesuatu yang telah diberikan oleh Allah (QS,14:7). Oleh sebab itu, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, masyarakat bentisan mengemasnya dalam bentuk upacara tradisional.Salah satu budaya tradisisonal yang hingga saat ini tetap dipertahankan keberadaanya adalah upacara tradisi Grebeg di Desa Sukomarto.Pada dasarnya upacara tradisi ini merupakan upacara memperingati hari kelahiran Nabi Mihammad Saw.Upacara tersebut sebagai wujud rasa syukur atas diutusnya Nabi Muhammad Saw dan syukur atas nikmat rizki, kesehatan, serta keberkahan hidup yang telah Allah berikan.Maka upacara tersebut diadakan setiap tahun sekali dalam penyelenggaraan grebeg perayaan grebeg ini diadakan pada bulan maulud.

G. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada dipertantangkan dengan pengamatan kualitatif.Mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secarafundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Tailor (2010:3) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, penelitian kualitatif berupa deskriptif kata-kata atau lisan sehingga atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak menggunakan perhitungan.

  Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan scara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy, 2015:15).

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan, sedangkan instrument penelitian data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat di gunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran meneliti secara langsung sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang di teliti, sehinnga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak dilakukan.

  3. Lokasi Penelitian Dusun Bentisan adalah salah satu desa di kecamatan Jumo kabupaten Temanggung Profinsi Jawa Tengah. Desa Bentisan terletak 15 km barat laut dari pusat kota temanggung, dapat ditempuh kurang lebih 45 menit menggunakan kendaraan bermotor, jalan menuju daerah ini berupa jalan aspal dan sebagian masih jalan berbatu yang ditata rapi sehingga mudah untuk mengaksesnya, sepanjang jalan akan menemui pemandanganyang kebanyakan adalah area persawahan baik padi sayuran-sayuran dan

  Mayoritas mata pencaharian warga Bentisan adalah bertani.Penulis memilih desa ini sebagai obyek penelitian karena penulis sendiri adalah warga asli desa tersebut, sehingga memudahkan bagi penulis untuk menyelesaikan karya ini dan mudah untuk mengorek berita-berita/info yang dibutuhkan dalam penyelesaian penelitian ini. Selain itu grebeg bentisan terbilang unik karena adanya perpaduan tradisi Jawa dengan tradisi Islam yang sangat apik didalamya sehingga penulis tertarik untuk meneliti apakah dalam tradisi grebeg ini terdapat nilai-nilai pendidikanya ataukah tidak.

4. Sumber data

  Jenis data yang di gunakan dalam penelitian adalah data kualitatif yaitu data yang berbentuk kalimat, tata, atau gambar (Sugiono, 2003: 14-15).Data kualitatif yang di maksud dalam penelitian ini adalah dokumen yang berisi nilai-nilai pendidikan dan grebeg.Oleh karena itu, data yang di perlukan adalah data sekunder dan data primer.Data sekunder yaitu data yang bersumber dari pihak ke dua baik berupa catatan, laporan, foto-fotoatau lainnya.Dalam penelitian ini, data sekunder yang di maksud adalah dokumen.Data primer yaitu data yang bersumber dari pihak ke dua, yakni hasil wawancara yang bersumber dari bpk.Kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama serta warga masyarakat yang menjadi pengunjung acara grebeg tersebut.

H. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Metode Observasi Observasi biasa di artikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian, (Hadari Nawawi, 1990: 100). Peneliti berusaha untuk mengamati dan mendengarkan dalam rangka mengamati dan mendengarkan dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena social keagamaan (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan dan alalisis. Metode observasi digunakan untuk mengamati tradisi grebeg Bentisan di Desa Sukomarto Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung.

  b.

  Metode Wawancara Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung, lisan maupun tertulis kepada nara sumber. Jadi,

  “wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula” (Hadari Nawawi, 1990:111).Ciri utamanya adalah kontak langsung dengan tatap muka antara penulis dengan sumber tentang bentuk tradisi grebek Bentisan di Desa Sukomarto Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung.

  Sumber berita yang akan diwawancarai oleh penulis beberapa masyarakat Bentisan diantaranya adalah pencetus tradisi grebeg, kepala Desa, tokoh masyarakat, warga Bentisan dan sekitarnya yang bisa memberikan sumber berita untuk menyelesaikan penelitian ini.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada.Dengan metode ini dapat diperoleh catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian (Rumidi, 2004:131).Dokumen yang diperoleh penulis dalam hal ini adalah berupa kumpulan dari beberapa pengamatan langsung kelokasi penelitian.

  Dokumen-dokumen yang dikumpulkan bermacam-macam dari berbagai sumber, bisa berupa dokumen foto proses tradisi grebeg berlangsung, bisa juga berupa dokumen penting tentang sejarah dan lain-lainya yang berhubungan dengan tradisi grebeg.

I. Analisis Data

  Menurut Noeng Muhadjir (1996:104) mengatakan, “Analisis data hasil observasi, wawancara dan lainya. Untuk meningkatkanpemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikanya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna”.

  Sedangkan Menurut Imam Suprayogo dan Tabroni (2001:192), “kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis”. Kegiatan-kegiatan analisis selama penulisan mengumpulkan data meliputi : a.

  Menetapkan fokus penelitian.

  b.

  Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul.

  c.

  Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan- temuan pengumpulan data sebelumnya.

  d.

  Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya; dan e.

  Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya.

  Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data, sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Jadi, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi dat, penyajian data serta menarik kesimpulan (verifikasi), (Milles,1992:16- 18).

  Secara garis besar, teknik analisis data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.Setelah data dirasakan cukup, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diseleksi.Jika terdapat data yang tidak diperlukan, data tersebut direduksi.Setelah data baru hasil reduksi baik, selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, yang merupakan hasil akhir atau jawaban terhadap judul.

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 85

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI YA QOWIYYU DI DESA JATINOM KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 98

TRADISI KAWIN LARI DALAM PERKAWINAN ADAT DI DESA KETAPANG KECAMATAN SUNGKAI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA PROPINSI LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 0 110

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 120

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 142

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156