REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh : SARIFUL ROHMAN NIM: 111-12-033 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

  MOTTO

           

     

  “ Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi balasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)

  ”. (QS.Al-An‟am : 160)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Kedua orang tua saya, Bapak Solekhan dan Ibu Roviyani yang senantiasa memberikan nasihat dan telah mendidik saya dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

  2. Kakakku Nurwachid beserta istrinya yang telah membantu membimbing proses perkuliahan saya.

  3. Keluarga besar PAI A, Keluarga PPL SMK N 3 Salatiga dan Kelompok KKN posko 41 yang telah memberikan saya pengalaman hidup yang luar biasa.

  4. Seluruh teman-teman yang mengenal saya baik teman sekolah, kuliah, maupun teman di rumah.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafa

  ‟atnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

  “REWARD DAN PUNISHMENT DALAM

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

  

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Agus Suaidi, Lc., M.A. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 22 Agustus 2016 Penulis

  Sariful Rohman NIM. 111-12-033

  

ABSTRAK

Rohman, Sariful. 2016.

  “Reward dan Punishment dalam Perspektif Pendidikan Islam Pembimbing: Achmad Maimun, M.Ag.

  Kata kunci: Reward, Punishment, Pendidikan Islam

  Pendidikan sekarang ini banyak sekali hal yang dapat menimbulkan pro dan kontra. Sebagai contoh, kekerasan yang terjadi dalam pendidikan nyatanya bertentangan dengan Undang-undang perlindungan anak di Indonesia saat ini. Namun dalam pendidikan Islam, tindakan memukul diperbolehkan sesuai dengan hadits nabi Muhammad dan dengan beberapa ketentuan yang mengaturnya.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana reward dan

  

punishment dalam perspektif pendidikan Islam. Dan juga untuk mengetahui

  bagaimana relevansinya dalam pendidikan sekarang ini. Penelitian ini menggunakan kajian kepustakaan atau literatur. Yang mana sumber-sumber data diambil dari beberapa buku lalu dianalisis dan diambil kesimpulanya.

  Temuan penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa dalam pendidikan Islam sebenarnya menghukum seorang anak yang melakukan kesalahan diperbolehkan namun dengan memperhatikan hal-hal seperti cara memukul anak yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan. Memukul yang diperbolehkan adalah pukulan yang tidak menyakitkan atau pukulan ringan untuk mengingatkan ank akan kesalahanya. Berbeda dengan pendidikan Islam yang memperbolehkan memberi hukuman memukul anak, pendidikan di Indonesia tidak diperkenankan melakukan kekerasan terhadap anak, karena akan bertentangan dengan undang- undang perlindungan anak. Sementara itu guru ataupun pendidik juga memiliki hak dan kewajiban yang harus dipatuhi. Dalam undang-undang hak dan kewajiban guru dan dosen juga disinggung bahwasanya seorang guru diberi kuasa untuk memberikan sanksi kepada peserta didik namun dengan catatan tidak boleh bertentangan dengan kode etik pendidik.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN BERLOGO.......................................................................................ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING...................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................................v MOTTO...............................................................................................................vi PERSEMBAHAN................................................................................................vii KATA PENGANTAR.........................................................................................viii ABSTRAK..........................................................................................................ix DAFTAR ISI.......................................................................................................x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................................1 B. Rumusan Masalah.............................................................................4 C. Tujuan Penelitian..............................................................................4 D. Manfaat Penelitian............................................................................5 E. Metodologi Penelitian.......................................................................5 F. Penegasan Istilah..............................................................................7 G. Sistematika Penulisan.......................................................................9

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reward dan Punishment..........................................................................12 1. Pengertian Reward dan Punishment..................................................12 2. Tujuan Reward dan Punishment........................................................15 3. Macam-macam Reward dan Punishment...........................................17 4. Teori-teori Reward dan Punishment..................................................24 5. Prinsip-prinsip Reward dan Punishment..........................................28 B. Pendidikan Islam.....................................................................................31 1. Definisi Pendidikan Islam.................................................................31 2. Dasar Pendidikan Islam.....................................................................32 3. Tujuan Pendidikan Islam...................................................................33 BAB III JANJI DAN ANCAMAN DALAM AJARAN ISLAM A. Janji dan Ancaman Allah.......................................................................37 1. Konsep Janji dan Ancaman Allah....................................................37 2. Bentuk-bentuk Janji dan Ancaman Allah........................................41 B. Hukuman Dalam Ajaran Islam..............................................................49 1. Hudud..............................................................................................49 2. Qisas................................................................................................50 3. Ta‟zir...............................................................................................50 C. Targhib dan Tarhib...............................................................................52 1. Targhib............................................................................................53 2. Tarhib..............................................................................................58

  BAB

  IV REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM A.

  Reward dalam Pendidikan Islam..............................................................63 B. Punishment dalam Pendidikan Islam.......................................................70 1.

  Pendapat Para Tokoh Pendidikan Islam.............................................70 2. Dasar Pmeberian Punishment dalam Islam........................................75 3. Penerapan Punishment dalam Lembaga Pendidikan Islam.............82

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..............................................................................................98 B. Saran........................................................................................................98 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................100 RIWAYAT HIDUP PENULIS...........................................................................103 LAMPIRAN LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia ini mengalami berbagai persoalan kehidupan

  yang bermacam-macam. Ada kalanya merasakan kebahagiaan dan ada kalanya juga merasakan kesedihan. Kebahagiaan dapat diperoleh dari hal-hal kecil seperti mendapatkan sebuah hadiah dari orang terdekat. Semua orang pada umumnya akan sangat senang apabila mendapatkan sebuah hadiah tertentu, kalaupun ada yang tidak senang ketika diberikan sebuah hadiah, itu mungkin karena suatu alasan tertentu. Sementara itu, kesedihan dapat diperoleh dari hal-hal yang kecil juga seperti kehilangan suatu barang, atau karena dimarahi oleh orang tuanya karena suatu kesalahan yang diperbuatnya dan bisa saja orangtua memberikan hukuman kepada anaknya tersebut.

  Mendidik anak memang tidaklah mudah, seorang pendidik tentu harus mengetahui minat sang anak. Agar mampu memberikan dorongan motivasi kepada anak. Dalam hal ini, pemberian hadiah (reward) dan pemberian hukuman (punishment) menjadi sangat penting. Untuk mendidik anak, hukuman hanyalah salah satu alat atau cara. Orang tua atau guru dapat menggunakan cara lain dalam mendidik anak, misalnya memberikan teladan, memberikan hadiah atau pujian terhadap tindakan yang baik, serta menciptakan situasi dan kondisi yang tanpa disadari mengarahkan anak untuk melakukan sesuatu yang baik (Susana dkk, 2007: 57).

  Ada surga, ada neraka. Allah SWT menjanjikan surga sebagai hadiah bagi orang beriman dan diberikan-Nya neraka sebagai hukuman bagi orang yang melanggar perintah-Nya. Janji pemberian hadiah dan hukuman itu banyak difirmankan-Nya dalam Al-

  Qur‟an, untuk memotivasi manusia agar mau beriman dan meninggalkan larangan-larangan-Nya (Istadi, 2005: 3).

  Dalam hal ini maka jelas bahwa Allah SWT memberikan contoh kepada manusia pada umumnya untuk memberikan hadiah dan hukuman apabila seseorang melakukan kebaikan dan keburukan.

  Reward dan punishment merupakan metode atau cara untuk mendidik

  seorang anak agar menimbulkan perilaku yang baik dari si anak. Hukuman menunjukkan apa yang tak boleh dilakukan murid atau anak, sedangkan

  

reward atau hadiah menunjukkan apa yang mesti dilakukan anak (Soemanto,

  1987: 204). Ketika melihat ini maka pemberian reward dan punishment itu tentunya harus ditempatkan pada situasi dan kondisi yang benar dan tepat.

  Alternatif bentuk hadiah yang terbaik ternyata bukan berupa materi, tetapi berupa perhatian baik verbal maupun fisik. Perhatian verbal bisa berupa komentar-komentar pujian seperti, Subhanallah, Alhamdulillah, dll. Sementara hadiah perhatian fisik berupa pelukan, elusan di kepala, acungan jempol atau sekadar terangkatnya alis mata karena ekspresi kagum (Istadi, 2005: 39). Terkadang seseorang melihat hadiah atau reward hanya berupa barang ataupun materi, padahal hadiah dapat berupa hal-hal kecil seperti diatas. Hadiah yang baik adalah hadiah yang dapat menumbuhkan motivasi si anak dan mendorong anak untuk berperilaku baik.

  Mengenai punishment atau hukuman ini ternyata pada zaman dahulu sekitar tahun 1908 di Negara Singapura ada sebuah madrasah yang bernama Madrasah Al-Iqbal Al-Islamiyah mencantumkan punishment dalam kurikulum pendidikanya. Madrasah tersebut memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Hukuman yang diberikan diantaranya, dicerca oleh seorang teman, dicerca oleh teman sekelas di depan kelas, dikurung selama setengah hari, dan dibebani dengan tugas yang menggunakan akal, ditahan selama satu hari, serta dibebani tugas yang menggunakan akal, diberi makan dengan roti dan air saja, dikeluarkan dari sekolah bila berbuat salah berulang kali. (Saerozi, 2013: 150)

  Apabila dicermati, hukuman yang diberikan tidak nampak ada kekerasan didalamnya. Berbeda dengan yang terjadi akhir-akhir ini, banyak sekali berita di media cetak maupun elektronik yang memuat kabar kekerasan terhadap siswa yang dilakukan oleh oknum guru atau orangtua yang melakukan kekerasan kepada anaknya dalam mendidik. Seringkali, oknum guru ataupun orangtua kurang memperhatikan dampak psikologis ataupun psikis dari pemberian hukuman ini. Sehingga terkadang menimbulkan perilaku anak yang malah lebih menyimpang sebelum kejadian itu.

  Sebagai contoh, pada bulan Februari tahun 2015 seorang guru berinisial W di SMP Negeri 1 Palasah Kabupaten Majalengka yang memeberikan hukuman kepada murid-muridnya karena tidak mengerjakan PR yang diberikan sebelumnya. Hukumanya adalah mengelilingi lapangan basket sebanyak 10 putaran untuk puteri. Naas bagi Lintang, seorang siswi yang ikut mendapatkan hukuman tersebut. Di putaran kedua, gadis berusia 13 tahun tersebut terkapar dan akhirnya meninggal dunia di puskesmas terdekat.

   Kasus di atas tentunya menjadi perhatian yang lebih khususnya bagi pendidik dan umumnya bagi para orangtua agar tidak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri anak. Menghukum seorang anak yang melakukan sebuah kesalahan memang bentuk atau cara mendidik tanggungjawab anak, namun yang perlu diperhatikan adalah hukuman tersebut tidak boleh mengakibatkan dampak yang negatif bagi anak itu sendiri. Berawal dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut melalui skripsi yang berjudul

  “Reward dan Punishment dalam Persepektif Pendidikan Islam”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan skrisi ini dapat kami rumuskan rumusan masalah sebagi berikut :

  1. Bagaimana reward dan punishment dalam perspektif pendidikan Islam? 2.

  Bagaimana relevansi reward dan punishment dalam pendidikan saat ini? C.

   Tujuan Penelitian

  Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa tujuan yang dapat diambil oleh penulis sesuai dengan rumusan masalah diatas, diantaranya :

  1. Untuk mengetahui bagaimana reward dan punishment dalam perspektif pendidikan Islam.

  2. Untuk mengetahui relevansi penggunaan reward dan punishment dalam pendidikan saat ini.

D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini, diharapkan mempunyai kegunaan sebagi berikut:

  1. Manfaat teoritik Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran serta tambahan wawasan pengetahuan dalam pendidikan Islam terkait dengan reward dan punishment.

  2. Manfaat Praktik Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi inovasi kepada guru ataupun orangtua dalam memberikan reward dan punishment kepada anak dan juga agar para orangtua ataupun guru dapat lebih berhati-hati dalam memberikan reward dan punishment sehingga tidak menimbulkan efek negatif terhadap perkembangan anak.

E. Metodologi Penelitian

  1. Jenis Penelitian Penelitian dalam skripsi ini termasuk jenis penelitian kepustakaan atau disebut library research. Yaitu penelitian yang dilakukan di perpustakaan yang objek penelitianya dicari melalui beragam informasi dari sumber-sumber seperti buku, koran, majalah dan lain sebagainya.

  Dimana data-data yang penulis ambil merupakan data yang bersumber dari buku-buku ilmiah yang masih berhubungan dengan tema skripsi yang penulis kerjakan.

  2. Sumber data Sumber-sumber yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah berbagi tulisan yang temanya sama dengan judul yang penulis angkat. Adapun sumber data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: a.

  Sumber data primer Yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan objek penelitian skripsi ini. Diantara buku-buku itu adalah sebagai berikut :

  1) Buku “Agar Hadiah dan Hukuman Efektif” , penulis Irawati Istadi. 2)

  Buku “Mempertimbangkan Hukuman pada Anak”, penulis Tim Pustaka Familia.

  3) Buku “Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh” , penulis Heri Gunawan.

  4) Dan buku-buku lain yang menunjang penulisan skripsi ini dan berkenaan langsung dengan judul.

  b.

  Sumber data sekunder Yaitu suber data yang mengandung dan melengkapi sumber- sumber data primer. Buku-bukunya diantara lain :

  1) Buku “Ilmu Pendidikan Islam“ , penulis Zakiah Daradjat dkk. 2) Buku “Pembaruan Pendidikan Islam“ , penulis Muh Saerozi. 3)

  Buku “Manajemen Pengajaran secara Manusiawi” , penulis Suharsimi Arikunto.

  4) Buku “Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, penulis Mohd.

  Athiyah Al-Abrasyi. 5) Dan buku-buku lain yang menunjang penulisan skripsi ini. 6)

  Serta buku-buku ilmiah lain yang mendukung dalam penulisan skrisi ini.

  c.

  Metode Analisis Data Dari data yang diperoleh penulis, maka untuk menganalisis dipakai metode analisis isi (content analysis). Yaitu menganalisis semua data yang telah didapatkan sehingga nantinya akan mendapatkan data yang akurat untuk ditulis dan dapat dikombinasikan sesuai dengan materi data yang dibutuhkan.

F. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran dan pengertian dalam memahami judul diatas, serta untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan dalam beberapa pengertian yang terkait dalam judul skripsi ini yaitu :

1. Reward

  Reward dalam kamus bahasa Inggris artinya adalah ganjaran,

  hadiah (Echols, Shadily, 2010 : 485) . Hadiah adalah sesuatu yang menyenangkan yang diberikan setelah seseorang melakukan tingkah laku yang diinginkan (Arikunto, 1980 : 182).

  Hadiah dapat juga dikatakan sebagai salah satu motivasi. Mungkin dengan diberikannya hadiah, anak tersebut akan semakin giat untuk meningkatkan belajarnya ataupun kedisiplinannya. Tujuan pemberian hadiah hanyalah untuk pembiasaan semata, ketika pembiasaan telah dicapai maka pemberian hadiah pun harus dikurangi (Istadi, 2005: 34).

  2. Punishment Dalam bahasa Inggris punishment artinya adalah hukuman atau siksaan (Echols, Shadily, 2010:456). Hukuman adalah sanksi fisik maupun psikis atas kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan anak. Hukuman mengajarkan anak tentang apa yang tidak boleh dilakukan, bukan apa yang harus dilakukan di masa berikutnya (Tim Pustaka Familia, 2007: 99).

2. Perspektif

  Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kontemporer, perspektif diartikan dengan sudut pandang atau pandangan (Depdikbud, 1995:1060).

  4. Pendidikan Islam Menurut bahasa seperti yang dikemukakan Zakiah Daradjat

  (2011:25-28) kata pendidikan yang umum digunakan sekarang, dalam bahasa Arabnya adalah tarbiyah, dengan kata kerja rabba. Kata pengajaran dalam bahasa Arabnya adalah

  ta‟lim dengan kata kerjanya allama . Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya tarbiyah wa ta‟lim sedangkan pendidikan Islam dalam bahasa Arabnya adalah tarbiyah Islamiya

  ”. Pengertian pendidikan seperti yang lazim dipahami pada zaman sekarang belum terdapat di zaman Nabi.Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama dengan berdakwah,menyampaikan ajaran, memberi contoh dll itu berarti Nabi telah mendidik. Apa yang beliau lakukan dalam membentuk manusia, kita rumuskan sekarang dengan pendidikan Islam. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim.

  Adapun pengertian pendidikan Islam menurut sumber yang lain adalah suatu proses yang edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian secara utuh dan menyeluruh, menyangkut aspek jasmani dan rohani. Secara ringkas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk membentuk peserta didik agar memiliki keseimbangan jasmani dan rohani, serta memiliki iman, ilmu, dan amal sekaligus (Gunawan, 2014:9-10 )

  G Sistematika Penulisan Skripsi

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang

  mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan.oleh karena itu, bab pendahuluan ini berisi : (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat Penelitian, (5) metodologi penelitian, (6) penegasan Istilah.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi pembahasan mengenai pengertian reward dan

punishment , tujuan reward dan punishment., macam-macam reward dan

punishment, teori-teori reward dan punishment, prinsip-prinsip reward

  dan punishment. Pengertian pendidikan Islam, dasar pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam.

  BAB III JANJI DAN ANCAMAN DALAM AJARAN ISLAM Dalam bab ini nantinya akan berisi tentang : Konsep janji dan

  ancaman Allah (al-

  wa‟d wa al-wa‟id), bentuk-bentuk janji dan ancaman

  Allah yang ada di dunia dan di akhirat. Bentuk-bentuk hukuman dalam ajaran Islam serta konsep targhib dan tarhib dalam pendidikan Islam.

  

BAB IV REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF

PENDIDIKAN ISLAM Dalam bab ini nantinya akan berisi tentang : reward dan

punishment dalam pendidikan Islam serta penerapanya dalam

  pembelajaran. Pendapat para tokoh Pendidikan Islam mengenai reward dan punishment. Dan yang terakhir berisi tentang relevansi penggunaan

  reward dan punishment dalam pendidikan saat ini.

  BAB V PENUTUP

  Dalam bab ini berisi kesimpulan dari skripsi ini, juga berisi saran dari penulis kepada semua orang mengenai reward dan punishment, dan juga berisi kata-kata penutup untuk mengakhiri penulisan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reward dan Punishment 1. Pengertian Reward dan Punishment Reward dalam kamus bahasa Inggris mempunyai arti ganjaran,

  hadiah (Echols, Shadily, 2010 : 485). Menurut Suharsimi Arikunto, hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain karena sudah bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki yakni peraturan sekolah dan tata tertib yang telah ditentukan (Arikunto, 1980: 182). Dalam bahasa arab, hadiah berasal dari kata yang berarti hadiah atau pemberian

  اَياَدَى ج َةَّيِدَى (Yunus, 2010: 480).

  Ketika membahas teori-teori pembelajaran dikenal efek yang dirasakan oleh seseorang sebagai sesuatu yang menyenangkan, maka efek tersebut dikenal sebagai reward atau hadiah (Sriyanti, dkk, 2009:72). Sementara itu, Abdurrahman Mas‟ud mendefinisikan reward adalah suatu pemberian penghargaan dalam arti luas dan fleksibel karena prestasi seseorang (Mas‟ud, 2002: 172). Dengan begitu maka dapat disimpulkan bahwa reward adalah pemberian ganjaran atau hadiah kepada seseorang atas prestasinya yang sifatnya menyenangkan.

  Punishment dalam bahasa Inggris artinya adalah hukuman atau

  siksaan (Echols, Shadily, 2010:456). Dalam bahasa arab hukuman berasal dari kata yang berarti siksa (Yunus, 2010: 274). Hukuman

  با َق ةَبٌُقُع ج ِع

  adalah sanksi fisik maupun psikis atas kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan anak. Hukuman mengajarkan anak tentang apa yang tidak boleh dilakukan, bukan apa yang harus dilakukan di masa berikutnya (Susana dkk, 2007: 99). Hukuman diberikan ketika seseorang telah melakukan kesalahan ataupun melanggar peraturan yang telah ditetapkan.

  Punishment banyak digunakan oleh orangtua ataupun guru ketika

  mendidik anak. Orangtua terkadang memberi hukuman seperti, mengurangi uang saku, memukul anak dan hukuman-hukuman lainya yang membuat anak merasa kesakitan baik fisik maupun psikis. Hal ini sejalan dengan pendapat Ngalim Purwanto, bahwa hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orangtua, guru dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan atau kesalahan (Purwanto, 2007: 186). Ketika anak menerima hukuman tersebut, anak akan merasa bahwa dia menyesal ataupun menderita. Harapanya adalah anak menjadi menurut kepada orangtuanya.

  Punishment dalam istilah psikologi, terjadi tatkala muncul situasi

deprivation (kehilangan) atau pengalaman tidak enak yang ditimbulkan

  oleh satu kelompok atau individu secara sengaja dengan merugikan kelompok lain yang disebabkan oleh misdeed, pelanggaran atau kejahatan oleh kelompok pertama (Mas‟ud, 2002: 171). Pada intinya punishment merupakan salah satu metode dalam pendidikan yang dapat digunakan sebagai salah satu alat dalam mendidik tanggung jawab anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa punishment adalah sanksi fisik maupun psikis kepada seseorang, yang mengakibatkan penderitaan sehingga memunculkan pengalaman yang tidak mengenakkan.

  Hukuman dalam pendidikan menurut Ahmad tafsir memiliki pengertian yang luas, mulai dari hukuman ringan sampai pada hukuman berat, sejak kerlingan yang menyengat sampai pukulan yang agak menyakitkan. Sebenarnya, tidak ada ahli pendidikan yang menghendaki digunakanya hukuman dalam pendidikan kecuali bila terpaksa. Hadiah atau pujian jauh lebih dipentingkan ketimbang hukuman (Tafsir, 2008: 186)

  Ketika menggunakan metode reward perlu dipahami beberapa strategi agar pemberian reward bisa efektif dan tepat sasaran. Asmaun Sahlan (2010:60) menjelaskan beberapa strategi dalam memberikan

  reward diantaranya yaitu : a.

  Menetapkan prosedur pemberian hadiah.

  b.

  Mencari tahu hadiah apa yang menarik.

  c.

  Sesuaikan dengan standar perilaku yang telah dicapai.

  d.

  Mendistribusikan hadiah dengan adil.

  e.

  Berilah hadiah pada waktu yang tepat.

  Sementara itu penggunaan punishment juga harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan beberapa hal. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika memberikan hukuman menurut Ahmad Tafsir sebagai berikut : 1) Hukuman itu harus adil sesuai dengan kesalahan. 2) Berikan hukuman yang mendidik, tidak menyakiti badan dan jiwa. 3) Anak harus mengetahui mengapa ia dihukum. 4)

  Hukuman itu harus membawa anak kepada kesadaran akan kesalahanya.

  5) Hukuman jangan sampai meninggalkan dendam pada anak. (Tafsir,

  2008: 186) 2.

   Tujuan Reward dan Punishment Reward dan punishment tidak dilakukan sembarangan. Perlu

  diketahui bahwa Reward dan punishment memiliki tujuan yang ingin dicapai dengan digunakanya metode ini. Reward adalah pemberian hadiah ataupun ganjaran yang diberikan kepada anak atau siswa karena telah melakukan sesuatu yang baik. Pada dasarnya, tujuan pemberian hadiah hanyalah untuk pembiasaan semata, ketika pembiasaan telah dicapai maka pemberian hadiah pun harus dikurangi (Istadi, 2005: 34).

  Menurut Idris dan Marno (2008:133) ada beberapa tujuan pemberian reward diantaranya adalah sebagai berikut : a.

  Meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.

  b.

  Membangkitkan, memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswa. c.

  Mengarahkan perkembangan berfikir siswa ke arah berfikir divergen.

  d.

  Mengendalikan serta memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.

  Sedangkan tujuan pemberian hukuman adalah seperti yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2007:189) , tujuan orang memberi hukuman itu bermacam-macam. Hal ini sangat bertalian erat dengan pendapat orang tentang teori-teori hukuman sebagai berikut : 1)

  Teori pembalasan. Teori inilah yang tertua. Menurut teori ini, hukuman diadakan sebagai pembalasan dendam terhadap kelainan dan pelanggaran yang telah dilakukan seseorang. Tentu saja teori ini tidak boleh dipakai dalam pendidikan di sekolah.

  2) Teori perbaikan. Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk membasmi kejahatan. Jadi, tujuan hukuman itu ialah memperbaiki si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan semacam itu lagi.

  3) Teori perlindungan. Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk melindungi masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar.

  Dengan adanya hukuman ini, masyarakat dapat dilindungi dari kejahatan-kejahatanyang telah dilakukan oleh si pelanggar.

  4) Teori ganti kerugian. Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk mengganti kerugian-kerugian (boete) yag telah diderita akibat dari kejahatan atau pelanggaran itu. Dalam proses pendidikan, teori ini masih belum cukup kuat, sebab dengan hukuman semacam itu anak mungkin menjadi tidak merasa bersalah karena kesalahanya itu terbayar denagn hukuman.

  5) Teori menakut-nakuti. Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk menimbulkan perasaan takut kepada si pelanggar akan akibat perbuatanya yang melanggar itu sehingga ia akan selalau takut melakukan perbuatan itu dan mau meninggalkanya.

3. Macam-macam reward dan punishment a.

  Macam-macam reward Banyak orang beranggapan bahwa reward identik dengan pemberian sesuatu yang berbentuk barang. Akan tetapi, sebenarnya

  reward sangatlah banyak bentuk-bentuknya. Berikut macam-macam reward yang dapat diberikan kepada anak :

  1) Pujian

  Pujian memiliki pengaruh yang besar pada seseorang apabila pujian tersebut memperhatikan porsi yang proporsional.

  Terlebih pujian kepada anak dan para pemuda, sebab mereka membutuhkan penghargaan, penghormatan dan penerimaan sosial (Al-Qahthani, 2013: 216)

  2) Pemberian Hadiah

  Suharsimi Arikunto membagi hadiah menjadi beberapa bagian yaitu: a)

  Peringkat dan simbol-simbol lain

  Bentuk hadiah yang paling lazim digunakan adalah peringkat huruf atau angka. Meskipun simbul-simbul lain seperti tanda bintang, centang, tanda benar, dan lain-lain. Kadang-kadang juga digunakan untuk siswa-siswi sekolah dasar dan menengah. Pemberian peringkat dengan cara yang betul dan adil akan merupakan hadiah yang paling tepat jika dikaitkan langsung dengan usaha siswa, prestasi dan kemampuan (Arikunto, 1993:160).

  b) Penghargaan

  Hadiah ini dapat berupa berbagai hal yang mempunyai arti adanya “perhatian” kepada siswa. Misalnya saja siswa berhasil membuat pekerjaan tangan atau hasil karya yang lain. Karena hasil tersebut sangat menonjol dibandingkan dengan hasil karya siswa lain, maka hasil tersebut dipamerkan di depan kelas atau dipertontonkan kepada siswa-siswa lain (Arikunto, 1993:161) Dengan begitu maka siswa akan merasa bahwa kerja keranya membuahkan hail yang baik dan dapat dibanggakan. Dan untuk siswa lain, harapanya adalah mampu termotivasi untuk meraih hasil yang lebih baik lagi.

  c) Hadiah berupa kegiatan

  Hadiah berupa kegiatan adalah bahwa jika guru memberikan kegiatan kepada siswa sebagai hadiah, ia harus memberikan petunjuk secara jelas dan rinci bagaimana siswa telah diberi

  “sesuatu yang istimewa” sebagai ganjaran atas keistimewaan yang telah dilakukan. Sebelum melakukan kegiatan yang dihadiahkan kepadanya, siswa harus tahu betul apa yang harus diperbuat sehingga anak-anak lain dapat menghargai apa yang diperbuat sehingga anak-anak lain dapat menghargai apa yang diperoleh temanya sebagai keistimewaan (Arikunto, 1993:164).

  d) Hadiah berupa benda

  Dalam memberikan hadiah yang berupa benda ini, guru dituntut pertimbangan yang lebih cermat dibandingkan dengan pemberian hadiah dalam bentuk-bentuk lain. Hadiah tersebut antara lain berupa: makanan, uang, alat-alat tulis, buku-buku dan lain sebagainya (Arikunto, 1993:164).

  Reward sangat bermacam-macam bentuknya seperti yang telah

  dijelaskan di atas. Namun menurut Irawati Istadi, alternatif bentuk hadiah yang terbaik ternyata bukan berupa materi, tetapi berupa perhatian baik verbal maupun fisik. Perhatian verbal bisa berupa komentar-komentar pujian seperti, Subhanallah, Alhamdulillah, dll.

  Sementara hadiah perhatian fisik berupa pelukan, elusan di kepala, acungan jempol atau sekadar terangkatnya alis mata karena ekspresi kagum (Istadi, 2005: 39). Pemberian reward yang berbentuk barang tidak mungkin dilakukan terus menerus, karena akan menimbulkan kebiasaan bagi anak maupun siswa untuk mengharapkan hadiah. Perhatian dan menghargai anak akan jauh lebih baik akibatnya.

  b.

  Macam-macam punishment Punishment atau hukuman sangat banyak bentuk-bentuknya.

  Orangtua ataupun pendidik seringkali menggunakan hukuman dengan alasan memperbaiki anak, tidak jarang mereka menggunakan cara yang sedikit keras. Namun, Suharsimi Arikunto memberikan beberapa bentuk hukuman yang bisa digunakan pendidik dalam menghukum anak. Dan berikut diantaranya: 1)

  Penurunan Skor atau Penurunan Peringkat Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang paling banyak diterapkan di sekolah. Terutama ketika diterapkan ketika siswa terlambat datang, tidak ataupun terlambat mengumpulkan tugas. (Arikunto, 1993: 174)

  2) Pengurangan Hak

  Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang paling efektif karena dapat digunakan sesuai selera siswa. Dengan demikian, guru dituntut mengamati dengan teliti supaya dapat dengan tepat memilihkan pengurangan hak yang tepat bagi setiap siswa (Arikunto, 1993: 174). 3)

  Hukuman Berupa denda Jenis hukuman yang berupa denda ini di Indonesia merupakan sesuatu yang masih kurang atau tidak lazim. Yang dimaksud dengan “denda” dalam hal ini memnag tidak berupa uang, tetapi lebih banyak mempunyai makna “pembayaran” dalam bentuk pada umumnya berupa pengulangan pekerjaan (Arikunto, 1993: 175).

  4) Pemberian Celaan

  Pemberian hukuman ini biasanya digabungkan dengan hukuman lainya. Siswa yang melanggar peraturan penting yang diperuntukan bagi siswa akan mendapat celaan. Hukuman ini guru menuliskan kesalahan siswa dalam buku catatan khusus.

  Umumnya pemberian hukuman ini hanya untuk siswa yang melanggar peraturan beberapa kali (Arikunto, 1993: 175).

  5) Penahanan Sesudah Sekolah

  Hukuman ini hanya dapat diberikan apabila siswa disuruh tinggal di sekolah setelah jam usai dan ditemani oleh guru.

  Hukuman jenis ini biasanya diberikan kepada siswa yang terlambat datang, absen yang tidak dimaafkan atau melanggar peraturan sekolah yang dianggap penting atau tata tertib kelas (Arikunto, 1993: 175).

  6) Penyekoresan

  Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang “berat”, terutama karena menyangkut aspek administratif siswa. Penyekoresan merupakan pencabutan hak sebagai siswa untuk sementara kepada siswa sehingga ia tidak mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana siswa lain. Penyekoresan ini sifatnya berat, oleh karena itu hukuman ini hanya dilakukan apabila memang ada kesalahan yang sifatnya berat (Arikunto, 1993: 176)

  7) Referal

  Istilah “referal” ini terkenal dalam bidang bimbingan dan penyuluhan. Apabila pembimbing tidak mampu, atau merasa bahwa ia memerlukan bantuan dari pihak lain untuk menangani klienya, maka pembimbing tersebut dapat “mengirim” klien yang sedang ditangani orang lain, misalnya dokter, polisi dan sebagainya (Arikunto, 1993: 176).

  Meskipun hukuman bisa saja kehilangan efektifitasnya, pengalaman dalam penelitian dan dalam pengajaran sama-sama menyatakan bahwa terkadang bisa saja membantu mengelola beberapa perilaku bermasalah tertentu. Untuk meminimalisasikan pengaruh negatif dari hukuman, para guru harus mengikuti beberapa panduan seperti yang dikemukakan oleh Kelvin Seifert (2010: 256-257) berikut : a)

  Gunakan hukuman dengan hemat. Hukuman akan mengalami peningkatan efektifitas ketika ia mengalami peningkatan frekuensi, dan dalam berbagai kasus, tidak selalu bersifat etis.

  b) Jelaskan alasan mengapa anda memberikan hukuman. Tanpa sebuah alasan yang rasional, para siswa sangat mungkin akan mengarah pada kesimpulan yang salah tentang situasi yang mereka alami. Sebagai contoh, mereka bisa jadi menyimpulkan bahwa mereka, dan bukan perilaku mereka yang buruk.

  c) Persiapkan sebuah cara alternatif dalam meraih penguat motivasi

  yang positif. Mengingat penguat motivasi positif memiliki pengaruh

  negatif yang lebih sedikit, para siswa harus selalu mendapatkan kesempatan untuk menerima penguat motivasi yang demikian.

  d) Jika memungkinkan, anjurkan perilaku yang berkebalikan dari

  perilaku buruk yang dilakukan para siswa. Misalnya, jika seorang

  anak berlari kesana dalam ruang kelas, temukan sebuah alternatif konstruktif yang lebih berprluang menghalangi perilaku tersebut (seperti, membaca dengan tenang), ketimbang perilaku yang mungkin bisa berkombinasi dengan perilaku buruk sebelumnya.

  e) Jika memungkinkan, hindari hukuman fisik. Mengingat para guru hanya memberikan hukuman dengan hemat (poin a diatas), maka beberapa bentuk hukuman seharusnya tidak perlu digunakan.

  Termasuk hukuman secara fisik.

  f) Berikan hukuman pada saat sebuah perilaku buruk dimulai dan bukan

  pada saat perilaku tersebut selasai. Secara umum, penelitian terhadap

  anak-anak menunjukkan fakta bahwa hukuman akan bekerja lebih efektif pada saat perilaku tersebut sudah dimulai.

  Hukuman pada dasarnya bertindak sebagai pencegah perilaku yang kurang baik dari anak ataupun kesalahan yang dilakukan oleh anak.

  Namun tidak jarang hukuman juga dapat menimbulkan efek negatif atau akibat yang kurang baik dari hukuman tersebut. Menurut Ngalim Purwanto (2007: 189) ada beberapa efek yang diakibatkan oleh hukuman, dan berikut diantaranya : a.

  Menimbulkan perasaan dendam pada si terhukum.ini adalah akibat dari hukuman yang sewenang-wenang dan tanpa tanggung jawab. Akibat semacam inilah yang harus dihindari oleh pendidik.

  b.

  Menyebabkan anak menjadi lebih pandai menyembunyikan pelanggaran. Ini pun akibat yang tidak baik, bukan yang diharapkanoleh pendidik.

  c.

  Memperbaiki tingkah laku si pelanggar. Misalnya yang suka bercakap- cakap di dalam kelas, karena mendapat hukuman, mungkin pada akhirnya berubah juga kelakuanya.

  d.

  Mengakibatkan si pelanggar menjadi kehilangan perasaan salah. Oleh karena kesalahanya dianggap telah dibayar dengan hukuman yang telah dideritanya.

  e.

  Memperkuat kemauan si pelanggar untuk menjalankan kebaikan.

  Biasanya ini adalah akibat dari hukuman normatif. Sering hukuman yang demikian tidak memperlihatkan akibat yang nyata kelihatan.

4. Teori-teori Reward dan Punishment a.

  Teori koneksionisme Teori ini adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan stimulus dan respons ini mempunyai beberapa hukum sebagai berikut: a) Law of readness 1)

  Bila sudah ada “kecenderungan bertindak” lalu bertindak akan membawa kepuasan, dan tidak akan ada tindakan-tindakan lain untuk mengubah kondisi itu. 2)

  Bila sudah ada “kecenderungan bertindak” tetapi tidak bertindak akan menimbulkan ketidakpuasan. Hal ini akan menimbulkan response-response lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasan.

  3) Apabila belum ada “kecenderungan bertindak” dipaksa bertindak maka akan menimbulkan ketidakpuasan untuk menghilangkan atau mengurangi ketidakpuasan tersebut akan muncul tindakan-tindakan lain.

  b) Law of exercise atau Law of use Law of disuse Hubungan antara S dan R akan bertambah kuat atau erat bila sering digunakan (use) atau sering dilatih (exercise) dan akan berkurang, bahkan lenyap sama sekali jika jarang digunakan atau tidak pernah sama sekali. Tetapi perlu diingat ulangan yang akan membawa hasil adalah ulangan yang disertai reward atau punishment.

  c) Law of effect Hubungan S dan R akan bertambah kuat, bila hubungan tersebut akan diikuti oleh keadaan yang memuaskan dan sebaliknya. Oleh karenanya sebaiknya hadiah lebih diutamakan daripada hukuman.

  b.

  Teori Operant Conditioning Teori ini dirintis oleh seorang tokoh terkenal yang bernama Skinner. Ia membuat rincian lebih dalam tentang Stimulus dan Respon.

  a) Respondent response/ refleksive response.

  Response jenis pertama ini ditimbulkan oleh perangsang- perangsang tertentu, perangsang-perangsang tersebut pada umumnya mendahului response. Sedangkan response-response timbul secara relatif tetap, misalnya makanan yang menimbulkan air liur.

  b) Operant responsive/ instrumental response.

  Response jenis kedua ini timbul dan berkembang diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu, perangsang-perangsang umumnya lebih kemudian atau setelah timbulnya response, ia bersifat memperkuat. Misalnya, anak melakukan perbuatan belajar menyanyi setelah selesai lalu diberi hadiah, maka saat-saat berikutnya ia akan lebih giat menyanyi.

  c.

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN TAUHID DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Tinjauan Tafsir Al-Mishbah Surah Al-Baqarah ayat 132-133) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 18

MUATAN KEISLAMAN PADA MATA PELAJARAN IPA DAN IPS (Perspektif Tujuan Institusional MI) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban dan syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdl)

0 9 129

PESAN GURUTTA PADA NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE MENURUT PERSPEKTIF PENDIDIKAN AKHLAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 153

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS’UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

0 1 108

PENDIDIKAN KESABARAN DALAM AL-QUR’AN SURAH AL-BAQARAH AYAT 45, 153, 249 DAN ALI IMRAN 125, 186, 200 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 109

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR’AN SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

0 0 98