PENURUNAN CACAT FLASH PADA MOLD ACCESORI
PENURUNAN CACAT FLASH PADA MOLD ACCESORIES BARBIE
DOLLS DI PROSES PLASTIC INJECTION MOLDING DENGAN
METODE 7 TOOLS
Cecep W Komara1, Hery H Azwir2
1) 2)
President University
Faculty of Engineering, Industrial Engineering Department, President University
Jl. Ki Hajar Dewantara
Kota Jababeka,Cikarang, Bekasi - Indonesia 17550
Email: ceps_wahjoe@yahoo.com, hery.azwir@president.ac.id
ABSTRAK
Persaingan di dunia industri saat ini semakin ketat, berbagai perusahaan yang bergerak dalam dunia
industri terus berlomba dalam upaya meningkatkan profit dengan memperhatikan mutu produksi
dan kualitas pelayanannya. Hal ini dilakukan dalam upaya perusahaan dapat tetap bertahan dan
bersaing dengan perusahaan lain. Untuk menjaga mutu produk part accesories barbie dolls maka,
harus terus dilakukan perbaikan termasuk dalam menghadapi masalah cacat flash pada proses
plastic injection molding yang mengakibatkan parts yang dihasilkan tidak masuk standar mutu. Dari
hasil pengumpulan data cacat produk ditemukan cacat flash pada part accesories barbie dolls
merupakan cacat produk terbesar yang termasuk dalam 3 top defect. Penelitian ini juga
menganalisis sebab dan akibat dari munculnya cacat flash pada part accesories barbie dolls. Dari
hasil analisis menunjukan bahwa kerusakan pada mold accesories merupakan faktor utama dari
munculnya cacat flash pada part accesories. Dalam upaya penanggulangan terhadap cacat produk
flash ini diperlukan langkah–langkah dalam
upaya penerapan kegiatan proses preventive
maintenance mold dan repair mold yang benar. Setelah dilakukan perbaikan pada proses preventive
maintenace dan repair mold termasuk dilakukan evaluasi ulang terhadap efisiensi biaya dan
keutungan-keuntungan yang diperoleh maka pola cacat flash pada mold accesories barbie dolls
menurun secara signifikan.
Kata kunci : Meningkatkan mutu, cacat flash part accesories, preventive maintenace mold , repair
mold.
1. Pendahuluan
Tingkat persaingan yang semakin tinggi pada saat ini ditambah dengan perubahan selera konsumen,
kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan
peluang dalam bisnis. Perusahaan dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar dapat
memenangkan persaingan dan memperoleh keuntungan yang merupakan salah satu tujuan
didirikannya perusahaan. Pelaku bisnis dituntut untuk selalu meningkatkan strategi kompetisi
dengan fokus pada penciptaan sesuatu yang berbeda untuk melayani konsumen. Perusahaan harus
mempunyai kinerja yang baik agar menjadi lebih unggul dalam bersaing dari kompetitornya. Dalam
meningkatkan kinerja menghadapi tantangan persaingan tersebut adalah melalui perbaikan
berkelanjutan dan aktivitas bisnis yang berfokus pada konsumen. Oleh karena itu, kualitas
pengelolannya dikaitkan dengan perbaikan berkelanjutan dilakukan oleh banyak perusahaan agar
dapat mendorong peningkatan pasar dan memenangkan persaingan.
Dalam menghadapi tantangan tersebut PT.MI yang merupakan perusahaan yang bergerak
dalam industri manufaktur mainan anak harus melakukan pembenahan sumber daya yang dimiliki
agar bisa bertahan dalam persaingan dari perspektif kualitas produk yang dianggap penting dan
terus dijadikan fokus persaingan agar memiliki daya saing yang kuat .
PT.MI berlokasi di kawasan industri jababeka cikarang Jawa Barat merupakan salah satu produsen
mainan terbesar di dunia khususnya memproduksi Barbie Doll. Secara umum proses produksinya
dipisahkan menjadi 2 yaitu :
1. Proses Primary
2. Proses Secondary
Proses Primary berfokus pada produksi di injection molding termasuk didalamnya yaitu Mold
atau cetakan plastik dengan bahan baku utamanya yaitu berbagai jenis plastik. Proses
Secondary meliputi Proses painting, rooting, grooming, sewing dan final Assembly serta
packing.
Dengan meningkatnya permintaan dari 1.5 juta toys/Minggu menjadi 1.8 juta toys/minggu
maka tantangan yang dihadapi khususnya pada proses primary semakin berat terutama
menghadapi cacat flash pada part accesories barbie doll yang semakin banyak ditemukan
dikarenakan Mold yang terus menerus digunakan. Hal tersebut dapat diatasi dengan
melakukan proses preventive maintenance mold dan proses repair mold yang cepat sehingga
dapat di re-loading kembali oleh produksi dengan tidak ditemukan lagi cacat flash.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Quality Control
Quality control adalah suatu kegiatan meneliti, mengembangkan, merancang dan memenuhi
kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana pelaksanannya melibatkan seluruh
kegiatan dalam perusahaan mulai dari pimpinan teratas sampai karyawan pelaksana
(Dr.K.Ishikawa).
2.2 Pengecekan kualitas
Dalam membangun sebuah sistem kualitas, maka perlu dilakukan pengecekan kualitas sebagai
langkah pengendalian kualitas. Beberapa macam pengecekan kualitas yang dikenal adalah
sebagai berikut :
Pengecekan 100 %
Adalah pengecekan yang dilakukan dimana setiap unit/barang yang diproduksi akan dikenai
pengecekan kualitas. Pengecekan 100% biasanya dilakukan dengan penegcekan visual dan
penggunaan alat ukur khusus.
Pengecekan kuantitatif
Pengecekan yang dilakukan dengan cara mengambil sample. Standar pengecekan kualitas
dengan pengecekan kuantitatif berarti menjamin bahwa semua benda kerja dengan
penegcekan terakhir dan semua benda kerja sebelumnya telah dijamin kualitasnya.
Penegcekan ini sering disebut dengan quantitative satandard lot.
Pengecekan regular
Pengecekan yang dilakukan menurut interval waktu tertentu, biasanya dilakukan oleh quality
in process untuk memastikan hasil barang yang diproduksi sesuai dengan persyaratan
pelanggan.
2.3 Alat pengendalian kualitas
Sebuah sistem produksi perlu melakukan pengendalian kualitas sebagai bentuk pencegahan
adanya produk cacat sampai ke tangan konsumen. Dalam melakukan pengendalian kualitas
atau memecahkan berbagai masalah yang menggunakan data kuantitatif menggunakan tujuh
alat bantu yang disebut seven tools quality (Dr.K.Ishikawa).
2.3.1 Check sheet
Check Sheet ( Lembar pemeriksaan) merupakan lembar rancangan awal yang digunakan untuk
memudahkan pengambilan dan penyususunan data. Dengan memakai lembar ini maka hanya
dengan memeriksa fakta yang ada dapat disusun informasi yang penting dapat dikumpulkan,
spot-spot pemeriksaan tidak terlewatkan, selain itu pemeriksaan prosedur dapat dikonfirmasi.
2.3.2 Stratifikasi
Stratifikasi adalah data yang dipilah kedalam beberapa bagian berdasarkan tujuan tertentu.
Secara umum, dalam hal manajemen mutu, dari seluruh data yang ada dibagi kedalam
beberapa kelompok menurut keistimewaan yang dimiliki data tersebut( Misalnya fenomena
barang cacat serta penyebab timbulnya cacat) tindakan ini disebut stratifikasi.
2.3.3 Diagram pareto
Diagram yang digunakan untuk menunjukan faktor-faktor yang memiliki dampak terbesar dalam
kualitas yang sedang dikontrol. Dengan adanya diagram pareto, maka organisasi dapat menentukan
faktor mana yang prioritaskan untuk ditanggulangi. Prioritas penanganan masalah diperlukan karena
tidak semua masalah diselesaikan secara bersamaan karena keterbatasan sumber daya organisasi.
2.3.4 Diagram fishbone
Diagram yang digunakan untuk mencari kemungkinan penyebab terjadinya masalah. Diagram
fishbone dibuat dengan mengacu pada satu masalah dan kemungkinan-kemungkinan penyebab
terjadinya masalah yang digambarkan pada tulang-tulang didalamnya.
2.3.5 Histogram
Histogram adalah alat untuk menyajikan data. Histogram berbentuk diagram yang menggambarkan
pusat dan persebaran data. Histogram dapat digunakan untuk menunjukan distribusi data.
2.3.6 Diagram scatter
Alat pengendali kualitas yang digunakan untuk melihat tidaknya korelasi antara satu variabel
dengan variabel yang lain. Dengan menggunakan diagram scatter, maka bisa dianalisa apakah ada
hubungan sebab akibat antara variabel yang diduga menjadi penyebab masalah dan akibatnya.
2.3.7 Diagram kontrol (Control Chart)
Alat yang digunakan untuk menyelidiki apakah proses produksi berjalan secara stabil atau tidak,
atau untuk mempertahankan stabilitas produksi yang sedang berlangsung.
2.4 Total quality system
Berdasarkan Bennet and Kerr, (1996), Kualitas tidak dapat tercipta dengan baik jika hanya
berkonsentrasi pada satu bagian dalam perusahaan. Kualitas akan tercipta dengan dengan apabila
seluruh bagian perusahaan bekerja sama dan focus kepada kepuasan pelanggan. Kerjaaasama antar
bagian dalam perusahaan akan berjalan dengan baik jika ditunjang dengan sistem yang baik. Hal
inilah yang mendasari konsep dari total quality system. Definisi total quality system adalah
kesepakatan bersama atas struktur kerja, dokumentasi yang digunakan, integrasi prosedur teknik
dan manajerial sebagai dasar kegiatan tenaga kerja, mesin-mesin dan arus informasi dalam
perusahaan untuk menjamin kualitas kepuasan pelanggan. Total quality system merupakan dasar
yang memberikan arah kepada perusahaan sehingga aktivitas-aktivitas yang menciptakan kualitas
bisa berjalan dengan baik.
2.5 Quality assurance
Pengendalian kualitas merupakan bagian penting dalam sebuah industri. Pada pelaksanaannya
pengendalian kualitas sering diartikan sebagai melakukan inspeksi untuk memeriksa hasil produk
akhir saja, dan pengendalian kualitas hanya ditujukan untuk memisahkan produk yang baik dan yang
rusak saja. Hal ini berarti pengendalian kualitas dilakukan setelah fase terakhir setelah proses
produksi saja dan tidak memberikan nilai tambah terhadap kualitas produk itu sendiri. Konsep
pengendalian kualitas seperti ini seringkali tidak memberikan hasil yang maksimal. Dalam
perkembangan ilmu kualitas muncul konsep yang lebih baru yaitu quality assurance (jaminan
kualitas) yang memberikan penekanan terhadap tindakan pencegahan terjadinya kualitas NG (not
good) daripada melakuan tindakan perbaikan terhadap hasil produk NG
2.6 Quality Improvement
Bagian mendasar dari Quality Assurance adalah penerapan dari quality improvement, yaitu
memperbaiki sistem kualitas yang sudah ada agar menjadi lebih baik.
2.7 Operation Process Chart & Flow Process Chart
2.7.1 Operation Process chart
Adalah suatu diagram atau peta yang menggambarkan langkah-langkah proses operasi dan inspeksi
pada suatu proses produksi dari bahan baku sampai barang jadi
2.7.2 Flow Process Chart
Adalah diagram atau peta yang menunjukkan urutan- urutan dari operasi, pemeriksaan,
transportasi, menunggu dan penyimpanan, yang terjadi selama suatu proses/prosedur
berlangsung serta didalamnya memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis
terhadap waktu, jarak, tenaga kerja, dan alat-alat yang diperlukan.
3. Pembahasan dan Hasil
3.1 Pengumpulan data
Dari hasil pengamatan awal pada bulan januari 2012 ditemukan bahwa cacat flash pada
proses plastic injection molding menempati peringkat tertinggi defect product seperti
ditunjukan pada Tabel 1 dan Gambar 1 berikut ini :
Tabel 1Data cacat produk plastic injection molding bulan januari 2012
No
Kode
Nama Cacat Produk
QTY (Pcs)
Jumlah
Jumlah
Sample
Cacat
26,800
162
1
IM12
Flash
2
IM6
Black spot
26,800
3
IM19
Weld line
4
IM9
5
IM18
6
IM7
7
IM4
8
IM2
9
10
PPM
Persent
6,045
32%
80
2,985
16%
26,800
75
2,799
15%
Deformed
26,800
56
2,090
Short shot
Bubbles/water
mark/void
Burn mark
Mold mark/Flow
mark/Silver
26,800
43
1,604
11%
9%
26,800
36
1,343
26,800
21
784
26,800
17
634
IM1
Wrong Color
26,800
10
373
IM15
Material contamination
26,800
5
187
Gambar 1 Grafik pareto cacat produk bulan januari 2012
7%
4%
3%
2%
1%
Selanjutnya pengumpulan data dilakukan pada bulan februari, dari hasil pengamatan kedua bahwa
cacat flash masih tertinggi dari keseluruhan defect product di plastic injection molding walaupun
ada penurunan jumlah ppm dibandingkan bulan januari. ditunjukan pada Tabel 2 dan Gambar 2
Tabel 2 Data cacat produk plastic injection molding bulan februari 2012
NO
KODE
Nama Cacat Produksi
Jumlah
Sample
QTY (Pcs)
Jumlah
Cacat
PPM
Percent
1
IM12
Flash
28,350
164
5,785
26%
2
IM6
Black spot
28,350
135
4,762
21%
3
IM2
Mold mark/Flow
mark/Silver
28,350
73
2,575
4
IM18
Short shot
28,350
69
2,434
11%
5
IM9
Deformed
28,350
61
2,152
10%
6
IM19
Weld line
28,350
50
1,764
8%
7
IM1
Wrong Color
28,350
30
1,058
5%
8
IM35
scratch
28,350
24
847
4%
9
IM7
Bubbles/water
mark/void
28,350
22
776
10
IM36
White mark
28,350
9
317
11%
3%
1%
Gambar 2 Grafik pareto cacat produk bulan februari 2012
Untuk memastikan data cacat flash pada part accesories barbie doll di proses plastic injection
molding merupakan defect product tertinggi, maka pengumpulan data dilanjutkan pada bulan maret
2012 dan ditemukan peningkatan jumlah ppm dibandingkan dengan bulan februari yang ditunjukan
pada Tabel 3 dan Gambar 3.
Tabel 3 Data cacat produk di plastic injection molding bulan maret 2012
No
Kode
Nama Cacat Produk
Jumlah
Sample
QTY (Pcs)
Jumlah
Cacat
PPM
Percent
1
IM12
Flash
26,160
159
6,078
36%
2
IM18
Short shot
26,160
83
3,173
19%
3
IM6
Black spot
26,160
65
2,485
15%
4
IM19
Weld line
26,160
51
1,950
12%
5
IM9
Deformed
26,160
17
650
4%
26,160
17
650
26,160
15
573
Mold mark/Flow
mark/Silver
Bubbles/water
mark/void
6
IM2
7
IM7
8
IM3
Sink mark
26,160
11
420
9
IM8
Color dispersion
26,160
10
382
2%
10
IM36
White mark
26,160
9
344
2%
Gambar 3 Grafik pareto cacat produk bulan maret 2012
Dari data cacat produk part accesories barbie doll pada proses plastic injection molding
pada periode januari – maret 2012, menunjukan bahwa pola cacat flash merupakan cacat
produk dengan ppm tertinggi di setiap bulannya melebihi goal yang ditetapkan manajemen
yaitu 5000 ppm yang dapat dilihat pada Gambar 4.
4%
3%
3%
Gambar 4 Grafik cacat flash periode januari - maret 2012
Gambar 5 berikut ini merupakan contoh dari cacat flash pada part accesories barbie doll
Cacat Flash
Cacat Flash
Gambar 5 Contoh cacat flash pada part accesories barbie dolls
3.2 Analisis data
Untuk mencari penyebab timbulnya cacat flash pada mold assesories digunakan diagram
sebab akibat atau fishbone charts. Berdasarkan hasil analisis masalah melalui diagram fishbone
dapat diketahui penyebab terjadinya cacat flash pada mold assesories. Pada Gambar 6 diuraikan
sebab dan akibat munculnya cacat flash pada part accesories barbie doll.
3.2.1 Faktor manusia
Faktor manusia yang termasuk didalamnya yaitu mold setter, Tooling dan operator mesin
injection molding. dalam hal ini sangat berperan dalam munculnya cacat flash.
3.2.2 Faktor mesin
Mesin injection molding yang ada memiliki usia diatas 10 tahun bahkan ada yang diatas 20
tahun, sehingga performance mesin kurang maksimal dan berdampak pada ditemukannya
cacat flash.
3.2.3 Faktor material
Komposisi material plastik ada kalanya berbeda dengan kebutuhan yang diakibatkan oleh
perlakuan terhadap mesin yang sudah tidak standar, seperti komposisi masterbatch, material
regrind sampai salah komposisi material dapat mengakibatkan cacat flash.
3.2.4 Faktor metode
Dalam mensetting mesin injection mold, setiap mold memiliki parameter setting sendiri yang
tercatat dalam flow chart mold bila parameter setting salah maka akan muncul cacat flash
3.2.5 Faktor mold/tools
Faktor ini merupakan sumber dari muculnya cacat flash, karena dibagian mold ini part
dihasilkan. Gate yang tidak seimbang antara cavity satu dengan lainnya dapat mengakibatkan
aliran plastik yang masuk tidak sama dan akhirnya ada cavity yang berlebihan plastik dan
flash.
3.3 Perbaikan
Perbaikan dilakukan dengan fokus terhadap masalah utama penyebab cacat flash karena
kerusakan pada mold . Untuk perbaikan tersebut, penelitian akan fokus terhadap penanganan
pada proses preventive maintenance mold dan proses repair mold yang efektif.
3.4 Tindakan penanggulangan
Untuk menghadapi mold yang mengalami kerusakan yang berakibat pada munculnya cacat
flash pada part accesories dan juga untuk mencapai target mengurangi cacat flash sampai 50
% dari target yang diberikan manajeman maka dilakukan perbaikan di beberapa faktor yaitu:
3.4.1 Faktor manusia
Pada proses perbaikan mold, yang harus diperhatikan adalah responsbility dari individu
yang menangani perbaikan mold. Keahlian dalam memperbaiki mold dipengaruhi oleh
pemahaman pengetahuan dari setiap individu.
3.4.2 Faktor metode
Metode dalam penanggulangan masalah cacat flash, penelitian ditujukan pada 2 hal yaitu :
1. Metode preventive maintenace mold (PM mold)
2. Metode perbaikan mold (Repair mold)
3.4.3 Faktor Material
Mold yang ada terdiri dari 2 jenis material besi yaitu :
1. Mild steel, contoh P20, 718, 420 h
2. Hard steel ( 40- 48 Hrc), contoh Stavax, DF2, 420 ss
3.4.4 Faktor mesin dan tools
Agar proses perbaikan cacat flash dapat dilakukan dengan cepat dan efektif sehingga tidak
mengganggu schedule produksi maka diperlukan alat dan mesin yang mendukung proses
perbaikan dengan investasi laser welding machine
3.4.5 Faktor Lingkungan
Pada proses perbaikan accesories mold , dibutuhkan penerangan tambahan selain
penerangan utama karena part assesories mempunyai profil dan detail yang kecil
3.5 Evaluasi hasil
Setelah melakukan implementasi dari hasil pengolahan data serta kegiatan perbaikan yang
dilakukan dibeberapa faktor seperti proses, metode, tenaga ahli serta investasi mesin terlihat pola
cacat flash yang menurun dan bisa dibawah goal internal yaitu 2500 ppm seperti ditunjukan pada
gambar Grafik 7.
Gambar 7 Grafik pola cacat flash periode januari – agustus 2012
Harga mesin laser welding ini US $ 12,000. Namun secara bisnis investasi mesin ini sangat
menguntungkan. Berikut rinciannya :
Reduce down time mold 50 % untuk proses repair mold. Perbaikan mold rata-rata
memerlukan 3.4 jam menjadi 1.7 jam/mold.
Saving cost, mengurangi biaya produksi untuk perbaikan. Biaya Perbaikan mold adalah US $
17.68/ mold menjadi US $ 8.84/mold.
Berdasarkan schedule produksi selama 3 bulan tercatat 325 mold mengalami cacat flash
atau 1,300 mold / tahun.
Payback = Jumlah cacat flash/tahun x Biaya down time
= 1,300 mold/tahun x US $ 8.84 = US $ 11’492/ tahun
Grafik biaya perbaikan mold sebelum dan sesudah menggunakan mesin laser welding. Biaya
perbaikan berkurang sampai 50 % pada Gambar 8.
Gambar 8 Perbandingan biaya perbaikan mold
Biaya pembuatan mold dengan material yang dikeraskan 2 kali lebih mahal, namun life time
nya lebih panjang dibandingkan dengan menggunakan mild steel.
Gambar 9 Perbandingan biaya material pembuatan mold
Perbandingan antara sebelum dan sesudah perbaikan ditinjau dari QCDSME :
Tabel 4 Perbandingan ditinjau dari QCDSME
QCDSME
Quality
Cost
Sebelum
Cacat flash periode januari
- maret 2012 secara ratarata mencapai 5965 ppm.
Biaya produksi untuk
perbaikan 4 mold adalah US
$ 17.68/ mold.
Delivery
Cacat flash mengakibatkan
pekerjaan re-work, dan
proses trimming merupakan
kegiatan non value added.
Sehingga pengiriman
terhambat karena ada
waktu proses tambahan.
Safety
Penggunaan tang/cutter
untuk trimming part flash
bisa mengakibatkan resiko
kecelakaan kerja.
Moral
Operator lelah dan tingkat
stress tinggi
Environment
Penerangan kurang, analisa
dan perbaikan mold sering
keliru
Sesudah
Hasil
Pola cacat flash
menurun dari periode
april – agustus hingga
1532 ppm
Cacat flash menunjukan
trend membaik, dan
berada di bawah target
maksimum 2500 ppm
Biayaperbaikan menjadi
US $ 8.84/mold
Biaya perbaikan turun
hingga 50 %/mold
Part yang dihasilkan di
injection molding dapat
segera dikirim untuk
costumer selanjutnya.
Part yang dihasilkan
sesuai flow chart dan
schedule.
Tidaklagi menggunakan
cutter/ tang. Karena
part sudah dalam
keadaan tidak ada cacat
flash
Kemungkinan resiko
kecelakaan kerja
berkurang dan dapat
lebih terjaga
Karena pekerjaan lebih
mudah mengurangi
tingkat stress
Analisa dan perbaikan
lebih mudah dan
terlihat posisi cacat
flash.
Produktifitas naik
Lingkungan kerja
nyaman
Dari data tersebut dapat mengurangi biaya produksi akibat dari cacat flash dan meningkatkan
kualitas part accesories, delivery tepat waktu kepada costumer selanjutnya, mengurangi
resiko kecelakaan kerja, juga mengurangi excess motion dari operator.
4. Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Perubahan tipe layout dari proses layout menjadi produk layout dapat dilakukan dengan
perancangan ulang tata letak & fasilitas.
Perubahan tipe layout dari proses layout menjadi produk layout dapat menghilangkan
penumpukan barang setengah jadi (WIP) di tengah proses produksi.
Selain menghilangkan WIP juga diperoleh keuntungan lainnya setelah menggunakan tipe produk
layout :
a. Memperpendek lead time produksi,
b. Aliran material menjadi fifo,
c. Tidak ada waktu set-up, dan
d. Mempermudah pengontrolan apabila terjadi kerusakan.
Saran
Setelah tipe layout produk layout terbentuk sebaiknya dilakukan line balancing supaya cycle
time tiap proses merata sehingga mesin bisa bekerja optimal dan hasil produksi bisa meningkat.
Setelah tipe layout produk layout ini diaplikasikan untuk engine motor transmisi, dan hasilnya
memuaskan sebaiknya tipe layout produk layout ini juga diaplikasikan ke engine motor matic
yang permintaan pasarnya cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Chang, Alat Peningkatan Mutu, Pt. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999.
2.
Juran, J.M. dan Gryna, F..M. Quality Planning and Analysis: From Product Development
Through Use, McGraw-Hill Co, Singapore, 1993.
3.
Nakajima,seiichi. Total Productive Maintenance, 1989
4.
K.Ishikawa, seven basic tools quality
5.
Robin Hewit, March 2006
6.
Deming, W.Edwards : Quality, Productivity and Competitive Advantage, Cambridge, MA:
Massachussetts Institute of Technology, 1982.
DOLLS DI PROSES PLASTIC INJECTION MOLDING DENGAN
METODE 7 TOOLS
Cecep W Komara1, Hery H Azwir2
1) 2)
President University
Faculty of Engineering, Industrial Engineering Department, President University
Jl. Ki Hajar Dewantara
Kota Jababeka,Cikarang, Bekasi - Indonesia 17550
Email: ceps_wahjoe@yahoo.com, hery.azwir@president.ac.id
ABSTRAK
Persaingan di dunia industri saat ini semakin ketat, berbagai perusahaan yang bergerak dalam dunia
industri terus berlomba dalam upaya meningkatkan profit dengan memperhatikan mutu produksi
dan kualitas pelayanannya. Hal ini dilakukan dalam upaya perusahaan dapat tetap bertahan dan
bersaing dengan perusahaan lain. Untuk menjaga mutu produk part accesories barbie dolls maka,
harus terus dilakukan perbaikan termasuk dalam menghadapi masalah cacat flash pada proses
plastic injection molding yang mengakibatkan parts yang dihasilkan tidak masuk standar mutu. Dari
hasil pengumpulan data cacat produk ditemukan cacat flash pada part accesories barbie dolls
merupakan cacat produk terbesar yang termasuk dalam 3 top defect. Penelitian ini juga
menganalisis sebab dan akibat dari munculnya cacat flash pada part accesories barbie dolls. Dari
hasil analisis menunjukan bahwa kerusakan pada mold accesories merupakan faktor utama dari
munculnya cacat flash pada part accesories. Dalam upaya penanggulangan terhadap cacat produk
flash ini diperlukan langkah–langkah dalam
upaya penerapan kegiatan proses preventive
maintenance mold dan repair mold yang benar. Setelah dilakukan perbaikan pada proses preventive
maintenace dan repair mold termasuk dilakukan evaluasi ulang terhadap efisiensi biaya dan
keutungan-keuntungan yang diperoleh maka pola cacat flash pada mold accesories barbie dolls
menurun secara signifikan.
Kata kunci : Meningkatkan mutu, cacat flash part accesories, preventive maintenace mold , repair
mold.
1. Pendahuluan
Tingkat persaingan yang semakin tinggi pada saat ini ditambah dengan perubahan selera konsumen,
kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan
peluang dalam bisnis. Perusahaan dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar dapat
memenangkan persaingan dan memperoleh keuntungan yang merupakan salah satu tujuan
didirikannya perusahaan. Pelaku bisnis dituntut untuk selalu meningkatkan strategi kompetisi
dengan fokus pada penciptaan sesuatu yang berbeda untuk melayani konsumen. Perusahaan harus
mempunyai kinerja yang baik agar menjadi lebih unggul dalam bersaing dari kompetitornya. Dalam
meningkatkan kinerja menghadapi tantangan persaingan tersebut adalah melalui perbaikan
berkelanjutan dan aktivitas bisnis yang berfokus pada konsumen. Oleh karena itu, kualitas
pengelolannya dikaitkan dengan perbaikan berkelanjutan dilakukan oleh banyak perusahaan agar
dapat mendorong peningkatan pasar dan memenangkan persaingan.
Dalam menghadapi tantangan tersebut PT.MI yang merupakan perusahaan yang bergerak
dalam industri manufaktur mainan anak harus melakukan pembenahan sumber daya yang dimiliki
agar bisa bertahan dalam persaingan dari perspektif kualitas produk yang dianggap penting dan
terus dijadikan fokus persaingan agar memiliki daya saing yang kuat .
PT.MI berlokasi di kawasan industri jababeka cikarang Jawa Barat merupakan salah satu produsen
mainan terbesar di dunia khususnya memproduksi Barbie Doll. Secara umum proses produksinya
dipisahkan menjadi 2 yaitu :
1. Proses Primary
2. Proses Secondary
Proses Primary berfokus pada produksi di injection molding termasuk didalamnya yaitu Mold
atau cetakan plastik dengan bahan baku utamanya yaitu berbagai jenis plastik. Proses
Secondary meliputi Proses painting, rooting, grooming, sewing dan final Assembly serta
packing.
Dengan meningkatnya permintaan dari 1.5 juta toys/Minggu menjadi 1.8 juta toys/minggu
maka tantangan yang dihadapi khususnya pada proses primary semakin berat terutama
menghadapi cacat flash pada part accesories barbie doll yang semakin banyak ditemukan
dikarenakan Mold yang terus menerus digunakan. Hal tersebut dapat diatasi dengan
melakukan proses preventive maintenance mold dan proses repair mold yang cepat sehingga
dapat di re-loading kembali oleh produksi dengan tidak ditemukan lagi cacat flash.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Quality Control
Quality control adalah suatu kegiatan meneliti, mengembangkan, merancang dan memenuhi
kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana pelaksanannya melibatkan seluruh
kegiatan dalam perusahaan mulai dari pimpinan teratas sampai karyawan pelaksana
(Dr.K.Ishikawa).
2.2 Pengecekan kualitas
Dalam membangun sebuah sistem kualitas, maka perlu dilakukan pengecekan kualitas sebagai
langkah pengendalian kualitas. Beberapa macam pengecekan kualitas yang dikenal adalah
sebagai berikut :
Pengecekan 100 %
Adalah pengecekan yang dilakukan dimana setiap unit/barang yang diproduksi akan dikenai
pengecekan kualitas. Pengecekan 100% biasanya dilakukan dengan penegcekan visual dan
penggunaan alat ukur khusus.
Pengecekan kuantitatif
Pengecekan yang dilakukan dengan cara mengambil sample. Standar pengecekan kualitas
dengan pengecekan kuantitatif berarti menjamin bahwa semua benda kerja dengan
penegcekan terakhir dan semua benda kerja sebelumnya telah dijamin kualitasnya.
Penegcekan ini sering disebut dengan quantitative satandard lot.
Pengecekan regular
Pengecekan yang dilakukan menurut interval waktu tertentu, biasanya dilakukan oleh quality
in process untuk memastikan hasil barang yang diproduksi sesuai dengan persyaratan
pelanggan.
2.3 Alat pengendalian kualitas
Sebuah sistem produksi perlu melakukan pengendalian kualitas sebagai bentuk pencegahan
adanya produk cacat sampai ke tangan konsumen. Dalam melakukan pengendalian kualitas
atau memecahkan berbagai masalah yang menggunakan data kuantitatif menggunakan tujuh
alat bantu yang disebut seven tools quality (Dr.K.Ishikawa).
2.3.1 Check sheet
Check Sheet ( Lembar pemeriksaan) merupakan lembar rancangan awal yang digunakan untuk
memudahkan pengambilan dan penyususunan data. Dengan memakai lembar ini maka hanya
dengan memeriksa fakta yang ada dapat disusun informasi yang penting dapat dikumpulkan,
spot-spot pemeriksaan tidak terlewatkan, selain itu pemeriksaan prosedur dapat dikonfirmasi.
2.3.2 Stratifikasi
Stratifikasi adalah data yang dipilah kedalam beberapa bagian berdasarkan tujuan tertentu.
Secara umum, dalam hal manajemen mutu, dari seluruh data yang ada dibagi kedalam
beberapa kelompok menurut keistimewaan yang dimiliki data tersebut( Misalnya fenomena
barang cacat serta penyebab timbulnya cacat) tindakan ini disebut stratifikasi.
2.3.3 Diagram pareto
Diagram yang digunakan untuk menunjukan faktor-faktor yang memiliki dampak terbesar dalam
kualitas yang sedang dikontrol. Dengan adanya diagram pareto, maka organisasi dapat menentukan
faktor mana yang prioritaskan untuk ditanggulangi. Prioritas penanganan masalah diperlukan karena
tidak semua masalah diselesaikan secara bersamaan karena keterbatasan sumber daya organisasi.
2.3.4 Diagram fishbone
Diagram yang digunakan untuk mencari kemungkinan penyebab terjadinya masalah. Diagram
fishbone dibuat dengan mengacu pada satu masalah dan kemungkinan-kemungkinan penyebab
terjadinya masalah yang digambarkan pada tulang-tulang didalamnya.
2.3.5 Histogram
Histogram adalah alat untuk menyajikan data. Histogram berbentuk diagram yang menggambarkan
pusat dan persebaran data. Histogram dapat digunakan untuk menunjukan distribusi data.
2.3.6 Diagram scatter
Alat pengendali kualitas yang digunakan untuk melihat tidaknya korelasi antara satu variabel
dengan variabel yang lain. Dengan menggunakan diagram scatter, maka bisa dianalisa apakah ada
hubungan sebab akibat antara variabel yang diduga menjadi penyebab masalah dan akibatnya.
2.3.7 Diagram kontrol (Control Chart)
Alat yang digunakan untuk menyelidiki apakah proses produksi berjalan secara stabil atau tidak,
atau untuk mempertahankan stabilitas produksi yang sedang berlangsung.
2.4 Total quality system
Berdasarkan Bennet and Kerr, (1996), Kualitas tidak dapat tercipta dengan baik jika hanya
berkonsentrasi pada satu bagian dalam perusahaan. Kualitas akan tercipta dengan dengan apabila
seluruh bagian perusahaan bekerja sama dan focus kepada kepuasan pelanggan. Kerjaaasama antar
bagian dalam perusahaan akan berjalan dengan baik jika ditunjang dengan sistem yang baik. Hal
inilah yang mendasari konsep dari total quality system. Definisi total quality system adalah
kesepakatan bersama atas struktur kerja, dokumentasi yang digunakan, integrasi prosedur teknik
dan manajerial sebagai dasar kegiatan tenaga kerja, mesin-mesin dan arus informasi dalam
perusahaan untuk menjamin kualitas kepuasan pelanggan. Total quality system merupakan dasar
yang memberikan arah kepada perusahaan sehingga aktivitas-aktivitas yang menciptakan kualitas
bisa berjalan dengan baik.
2.5 Quality assurance
Pengendalian kualitas merupakan bagian penting dalam sebuah industri. Pada pelaksanaannya
pengendalian kualitas sering diartikan sebagai melakukan inspeksi untuk memeriksa hasil produk
akhir saja, dan pengendalian kualitas hanya ditujukan untuk memisahkan produk yang baik dan yang
rusak saja. Hal ini berarti pengendalian kualitas dilakukan setelah fase terakhir setelah proses
produksi saja dan tidak memberikan nilai tambah terhadap kualitas produk itu sendiri. Konsep
pengendalian kualitas seperti ini seringkali tidak memberikan hasil yang maksimal. Dalam
perkembangan ilmu kualitas muncul konsep yang lebih baru yaitu quality assurance (jaminan
kualitas) yang memberikan penekanan terhadap tindakan pencegahan terjadinya kualitas NG (not
good) daripada melakuan tindakan perbaikan terhadap hasil produk NG
2.6 Quality Improvement
Bagian mendasar dari Quality Assurance adalah penerapan dari quality improvement, yaitu
memperbaiki sistem kualitas yang sudah ada agar menjadi lebih baik.
2.7 Operation Process Chart & Flow Process Chart
2.7.1 Operation Process chart
Adalah suatu diagram atau peta yang menggambarkan langkah-langkah proses operasi dan inspeksi
pada suatu proses produksi dari bahan baku sampai barang jadi
2.7.2 Flow Process Chart
Adalah diagram atau peta yang menunjukkan urutan- urutan dari operasi, pemeriksaan,
transportasi, menunggu dan penyimpanan, yang terjadi selama suatu proses/prosedur
berlangsung serta didalamnya memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis
terhadap waktu, jarak, tenaga kerja, dan alat-alat yang diperlukan.
3. Pembahasan dan Hasil
3.1 Pengumpulan data
Dari hasil pengamatan awal pada bulan januari 2012 ditemukan bahwa cacat flash pada
proses plastic injection molding menempati peringkat tertinggi defect product seperti
ditunjukan pada Tabel 1 dan Gambar 1 berikut ini :
Tabel 1Data cacat produk plastic injection molding bulan januari 2012
No
Kode
Nama Cacat Produk
QTY (Pcs)
Jumlah
Jumlah
Sample
Cacat
26,800
162
1
IM12
Flash
2
IM6
Black spot
26,800
3
IM19
Weld line
4
IM9
5
IM18
6
IM7
7
IM4
8
IM2
9
10
PPM
Persent
6,045
32%
80
2,985
16%
26,800
75
2,799
15%
Deformed
26,800
56
2,090
Short shot
Bubbles/water
mark/void
Burn mark
Mold mark/Flow
mark/Silver
26,800
43
1,604
11%
9%
26,800
36
1,343
26,800
21
784
26,800
17
634
IM1
Wrong Color
26,800
10
373
IM15
Material contamination
26,800
5
187
Gambar 1 Grafik pareto cacat produk bulan januari 2012
7%
4%
3%
2%
1%
Selanjutnya pengumpulan data dilakukan pada bulan februari, dari hasil pengamatan kedua bahwa
cacat flash masih tertinggi dari keseluruhan defect product di plastic injection molding walaupun
ada penurunan jumlah ppm dibandingkan bulan januari. ditunjukan pada Tabel 2 dan Gambar 2
Tabel 2 Data cacat produk plastic injection molding bulan februari 2012
NO
KODE
Nama Cacat Produksi
Jumlah
Sample
QTY (Pcs)
Jumlah
Cacat
PPM
Percent
1
IM12
Flash
28,350
164
5,785
26%
2
IM6
Black spot
28,350
135
4,762
21%
3
IM2
Mold mark/Flow
mark/Silver
28,350
73
2,575
4
IM18
Short shot
28,350
69
2,434
11%
5
IM9
Deformed
28,350
61
2,152
10%
6
IM19
Weld line
28,350
50
1,764
8%
7
IM1
Wrong Color
28,350
30
1,058
5%
8
IM35
scratch
28,350
24
847
4%
9
IM7
Bubbles/water
mark/void
28,350
22
776
10
IM36
White mark
28,350
9
317
11%
3%
1%
Gambar 2 Grafik pareto cacat produk bulan februari 2012
Untuk memastikan data cacat flash pada part accesories barbie doll di proses plastic injection
molding merupakan defect product tertinggi, maka pengumpulan data dilanjutkan pada bulan maret
2012 dan ditemukan peningkatan jumlah ppm dibandingkan dengan bulan februari yang ditunjukan
pada Tabel 3 dan Gambar 3.
Tabel 3 Data cacat produk di plastic injection molding bulan maret 2012
No
Kode
Nama Cacat Produk
Jumlah
Sample
QTY (Pcs)
Jumlah
Cacat
PPM
Percent
1
IM12
Flash
26,160
159
6,078
36%
2
IM18
Short shot
26,160
83
3,173
19%
3
IM6
Black spot
26,160
65
2,485
15%
4
IM19
Weld line
26,160
51
1,950
12%
5
IM9
Deformed
26,160
17
650
4%
26,160
17
650
26,160
15
573
Mold mark/Flow
mark/Silver
Bubbles/water
mark/void
6
IM2
7
IM7
8
IM3
Sink mark
26,160
11
420
9
IM8
Color dispersion
26,160
10
382
2%
10
IM36
White mark
26,160
9
344
2%
Gambar 3 Grafik pareto cacat produk bulan maret 2012
Dari data cacat produk part accesories barbie doll pada proses plastic injection molding
pada periode januari – maret 2012, menunjukan bahwa pola cacat flash merupakan cacat
produk dengan ppm tertinggi di setiap bulannya melebihi goal yang ditetapkan manajemen
yaitu 5000 ppm yang dapat dilihat pada Gambar 4.
4%
3%
3%
Gambar 4 Grafik cacat flash periode januari - maret 2012
Gambar 5 berikut ini merupakan contoh dari cacat flash pada part accesories barbie doll
Cacat Flash
Cacat Flash
Gambar 5 Contoh cacat flash pada part accesories barbie dolls
3.2 Analisis data
Untuk mencari penyebab timbulnya cacat flash pada mold assesories digunakan diagram
sebab akibat atau fishbone charts. Berdasarkan hasil analisis masalah melalui diagram fishbone
dapat diketahui penyebab terjadinya cacat flash pada mold assesories. Pada Gambar 6 diuraikan
sebab dan akibat munculnya cacat flash pada part accesories barbie doll.
3.2.1 Faktor manusia
Faktor manusia yang termasuk didalamnya yaitu mold setter, Tooling dan operator mesin
injection molding. dalam hal ini sangat berperan dalam munculnya cacat flash.
3.2.2 Faktor mesin
Mesin injection molding yang ada memiliki usia diatas 10 tahun bahkan ada yang diatas 20
tahun, sehingga performance mesin kurang maksimal dan berdampak pada ditemukannya
cacat flash.
3.2.3 Faktor material
Komposisi material plastik ada kalanya berbeda dengan kebutuhan yang diakibatkan oleh
perlakuan terhadap mesin yang sudah tidak standar, seperti komposisi masterbatch, material
regrind sampai salah komposisi material dapat mengakibatkan cacat flash.
3.2.4 Faktor metode
Dalam mensetting mesin injection mold, setiap mold memiliki parameter setting sendiri yang
tercatat dalam flow chart mold bila parameter setting salah maka akan muncul cacat flash
3.2.5 Faktor mold/tools
Faktor ini merupakan sumber dari muculnya cacat flash, karena dibagian mold ini part
dihasilkan. Gate yang tidak seimbang antara cavity satu dengan lainnya dapat mengakibatkan
aliran plastik yang masuk tidak sama dan akhirnya ada cavity yang berlebihan plastik dan
flash.
3.3 Perbaikan
Perbaikan dilakukan dengan fokus terhadap masalah utama penyebab cacat flash karena
kerusakan pada mold . Untuk perbaikan tersebut, penelitian akan fokus terhadap penanganan
pada proses preventive maintenance mold dan proses repair mold yang efektif.
3.4 Tindakan penanggulangan
Untuk menghadapi mold yang mengalami kerusakan yang berakibat pada munculnya cacat
flash pada part accesories dan juga untuk mencapai target mengurangi cacat flash sampai 50
% dari target yang diberikan manajeman maka dilakukan perbaikan di beberapa faktor yaitu:
3.4.1 Faktor manusia
Pada proses perbaikan mold, yang harus diperhatikan adalah responsbility dari individu
yang menangani perbaikan mold. Keahlian dalam memperbaiki mold dipengaruhi oleh
pemahaman pengetahuan dari setiap individu.
3.4.2 Faktor metode
Metode dalam penanggulangan masalah cacat flash, penelitian ditujukan pada 2 hal yaitu :
1. Metode preventive maintenace mold (PM mold)
2. Metode perbaikan mold (Repair mold)
3.4.3 Faktor Material
Mold yang ada terdiri dari 2 jenis material besi yaitu :
1. Mild steel, contoh P20, 718, 420 h
2. Hard steel ( 40- 48 Hrc), contoh Stavax, DF2, 420 ss
3.4.4 Faktor mesin dan tools
Agar proses perbaikan cacat flash dapat dilakukan dengan cepat dan efektif sehingga tidak
mengganggu schedule produksi maka diperlukan alat dan mesin yang mendukung proses
perbaikan dengan investasi laser welding machine
3.4.5 Faktor Lingkungan
Pada proses perbaikan accesories mold , dibutuhkan penerangan tambahan selain
penerangan utama karena part assesories mempunyai profil dan detail yang kecil
3.5 Evaluasi hasil
Setelah melakukan implementasi dari hasil pengolahan data serta kegiatan perbaikan yang
dilakukan dibeberapa faktor seperti proses, metode, tenaga ahli serta investasi mesin terlihat pola
cacat flash yang menurun dan bisa dibawah goal internal yaitu 2500 ppm seperti ditunjukan pada
gambar Grafik 7.
Gambar 7 Grafik pola cacat flash periode januari – agustus 2012
Harga mesin laser welding ini US $ 12,000. Namun secara bisnis investasi mesin ini sangat
menguntungkan. Berikut rinciannya :
Reduce down time mold 50 % untuk proses repair mold. Perbaikan mold rata-rata
memerlukan 3.4 jam menjadi 1.7 jam/mold.
Saving cost, mengurangi biaya produksi untuk perbaikan. Biaya Perbaikan mold adalah US $
17.68/ mold menjadi US $ 8.84/mold.
Berdasarkan schedule produksi selama 3 bulan tercatat 325 mold mengalami cacat flash
atau 1,300 mold / tahun.
Payback = Jumlah cacat flash/tahun x Biaya down time
= 1,300 mold/tahun x US $ 8.84 = US $ 11’492/ tahun
Grafik biaya perbaikan mold sebelum dan sesudah menggunakan mesin laser welding. Biaya
perbaikan berkurang sampai 50 % pada Gambar 8.
Gambar 8 Perbandingan biaya perbaikan mold
Biaya pembuatan mold dengan material yang dikeraskan 2 kali lebih mahal, namun life time
nya lebih panjang dibandingkan dengan menggunakan mild steel.
Gambar 9 Perbandingan biaya material pembuatan mold
Perbandingan antara sebelum dan sesudah perbaikan ditinjau dari QCDSME :
Tabel 4 Perbandingan ditinjau dari QCDSME
QCDSME
Quality
Cost
Sebelum
Cacat flash periode januari
- maret 2012 secara ratarata mencapai 5965 ppm.
Biaya produksi untuk
perbaikan 4 mold adalah US
$ 17.68/ mold.
Delivery
Cacat flash mengakibatkan
pekerjaan re-work, dan
proses trimming merupakan
kegiatan non value added.
Sehingga pengiriman
terhambat karena ada
waktu proses tambahan.
Safety
Penggunaan tang/cutter
untuk trimming part flash
bisa mengakibatkan resiko
kecelakaan kerja.
Moral
Operator lelah dan tingkat
stress tinggi
Environment
Penerangan kurang, analisa
dan perbaikan mold sering
keliru
Sesudah
Hasil
Pola cacat flash
menurun dari periode
april – agustus hingga
1532 ppm
Cacat flash menunjukan
trend membaik, dan
berada di bawah target
maksimum 2500 ppm
Biayaperbaikan menjadi
US $ 8.84/mold
Biaya perbaikan turun
hingga 50 %/mold
Part yang dihasilkan di
injection molding dapat
segera dikirim untuk
costumer selanjutnya.
Part yang dihasilkan
sesuai flow chart dan
schedule.
Tidaklagi menggunakan
cutter/ tang. Karena
part sudah dalam
keadaan tidak ada cacat
flash
Kemungkinan resiko
kecelakaan kerja
berkurang dan dapat
lebih terjaga
Karena pekerjaan lebih
mudah mengurangi
tingkat stress
Analisa dan perbaikan
lebih mudah dan
terlihat posisi cacat
flash.
Produktifitas naik
Lingkungan kerja
nyaman
Dari data tersebut dapat mengurangi biaya produksi akibat dari cacat flash dan meningkatkan
kualitas part accesories, delivery tepat waktu kepada costumer selanjutnya, mengurangi
resiko kecelakaan kerja, juga mengurangi excess motion dari operator.
4. Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Perubahan tipe layout dari proses layout menjadi produk layout dapat dilakukan dengan
perancangan ulang tata letak & fasilitas.
Perubahan tipe layout dari proses layout menjadi produk layout dapat menghilangkan
penumpukan barang setengah jadi (WIP) di tengah proses produksi.
Selain menghilangkan WIP juga diperoleh keuntungan lainnya setelah menggunakan tipe produk
layout :
a. Memperpendek lead time produksi,
b. Aliran material menjadi fifo,
c. Tidak ada waktu set-up, dan
d. Mempermudah pengontrolan apabila terjadi kerusakan.
Saran
Setelah tipe layout produk layout terbentuk sebaiknya dilakukan line balancing supaya cycle
time tiap proses merata sehingga mesin bisa bekerja optimal dan hasil produksi bisa meningkat.
Setelah tipe layout produk layout ini diaplikasikan untuk engine motor transmisi, dan hasilnya
memuaskan sebaiknya tipe layout produk layout ini juga diaplikasikan ke engine motor matic
yang permintaan pasarnya cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Chang, Alat Peningkatan Mutu, Pt. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999.
2.
Juran, J.M. dan Gryna, F..M. Quality Planning and Analysis: From Product Development
Through Use, McGraw-Hill Co, Singapore, 1993.
3.
Nakajima,seiichi. Total Productive Maintenance, 1989
4.
K.Ishikawa, seven basic tools quality
5.
Robin Hewit, March 2006
6.
Deming, W.Edwards : Quality, Productivity and Competitive Advantage, Cambridge, MA:
Massachussetts Institute of Technology, 1982.