PENGENALAN ANATOMI DAN MORFOLOGI BIJI TA

PENGENALAN ANATOMI DAN MORFOLOGI BIJI TANAMAN PADI
(INTRODUCTION OF ANATOMY AND MORPHOLOGY OF RICE PLANTS)
Erik Hidayat
201410200311138
Program study Agroteknoogi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Jalan Bendungan Sutami No.188, Sumbersari, Lowokwaru, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur
65145

ABSTRACT
Biji merupakan suatu struktur kompleks, yang terdiri dari embrio atau lembaga, kulit biji dan
persediaan makanan cadangan. Dalam biji banyak tumbuhan, makanan disimpan di dalam lembaga
biji itu sendiri, pada tumbuhan lain, makanan disimpan dalam jaringan di sekililingnya. Cerita lengkap
mengenai biji harus menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam stamen dan pistil, proses
penyerbukan, perkembangan embrio, pembentukan kulit biji dan perkembangan penyediaan cadangan
makanan yang digunakan oleh tumbuhan muda ketika biji berkecambah. Tujuan dalam praktikum ini
yaitu untuk dapat memahami sifat-sifat anatomi dan morfologi dari biji tanaman monokotiledon
seperti padi (Oryza sativa) dengan diamati secara makroskopis maupun muikroskopis atau dengan
melihat dan mencari dalam pustaka. Metode dalam percobaan yang dilakukan dalam anatomi dan
morfologi biji ini dengan metode makroskopis dan mikroskopis. Pada pengamatan makrokopis biji
padi yang utuh diketahui memiliki ujung yang runcing pada biji, memiliki bentung lonjong berwarna

kuning kecoklatan, mempunyai bulu-bulu kasar pada kulitnya, memiliki panjang sekitar 1 cm dan
lebar 0,1 cm serta memiliki berat perseribu biji 25,924 gram. Pada biji monokotil terdapat sebuah
radikula, skutellum, plumula, kulit biji dan endosperm.
Kata Kunci :Biji, anatomi, morfologi

ABSTRAK
Seed is a complex structure, consisting of embryo or institution, seed shell and spare food supply. In
the seeds of many plants, food is stored within the seed institution itself, in other plants, food is stored
in tissues around it. The complete story about the beans should explain the changes that occur in
stamen and pistil, pollination process, embryo development, seed formation and development of
provision of food reserves used by young plants when seeds germinate. The goal in this lab is to
understand the anatomical and morphological properties of the seeds of monocotiledon plants such as
rice (Oryza sativa) by being observed either macroscopically or microscopically or by looking and
searching in the literature. Methods in experiments conducted in anatomy and morphology of these
seeds by macroscopic and microscopic methods. In macrocopic observation the whole grains are
known to have a pointed tip on the seed, having a brownish yellowish oval, having coarse hairs on the
skin, about 1 cm in length and 0.1 cm wide and having a weight of 25.924 grams of seed. In monocots
there is a radicle, skutellum, plumula, seed shell and endosperm.
Keywords: Seed, anatomy, morphology


PENDAHULUAN
Biji adalah suatu organisme yang
teratur, rapi dan mempunyai persediaan
bahan makanan yang cukup untuk
melindungi
serta
memperpanjang
kehidupannya. Biji mengandung embrio
atau lembaga berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan
bagi
tumbuhan.
Walaupun terdapat banyak bagian pada
biji, tetapi baik mengenai jumlah, bentuk
maupun strukturnya, mempunyai satu

fungsi dan tujuan yang sama yaitu untuk
menjamin kelangsungan hidupnya. Setelah
menjadi penyerbukan yang diikuti dengan
pembuahan bakal buah akan tumbuh menjdai

buah dan bakal biji tumbuh menjadi buah, dan
bakal biji akan tumbuh menjadi biji
(Spermatphyta), biji ini merupakan alat
perkembang biakan yang utama karena
mengandung
calon
tumbuhan
baru
(Campbell,2008).
Pada biji ada beberapa struktur yang
dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpanan

cadangan makanan, yaitu : 1. Kotiledon,
misalnya
pada
kacang-kacangan,
semangka, labu; 2. Endosperma, misal
pada jagung, gandum, dan golongan serelia
lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya
yang berwarna putih dan dapat dimakan

merupakan endospermnya; 3. Perisperma,
misal pada famili Chenopodiacea dan
Caryophyllaceae; 4. Gametophytic, betina
yang
haploid
misal
pada
kelas
Gymnospermae (Kusdianto,2013). Setiap
biji matang (mature seed) selalu terdiri
paling kurang 2 bagian yaitu, (1) embryo
dan (2) kulit biji (need coat atau testa).
Embryo terbentuk atau berasal dari telur
yang dibuahi (zygote) dengan mengalami
pebelahan sel di dalam embryosac. Kulit
biji terbentuk atau berasal dari integument
(satu atau lebih) dari ovule (Kartasapoetra,
Ance. 2003).
Jaringan penyimpan cadangan
makanan Pada biji ada beberapa struktur

yang dapat berfungsi sebagai jaringan
penyimpan cadangan makanan, yaitu :
Kotoledon, misalnya pada kacangkacangan, semangka dan labu. Endosperm,
misal pada jagung, gandum, dan golongan
serelia lainnya. Pada kelapa bagian
dalamnya yang berwarna putih dan dapat
dimakan
merupakan
endospermnya.
Perisperm,
misal
pada
familiChenopodiaceae dan Caryophyllace
ae, Gametophytic betina yang haploid
misal pada kelas Gymnospermae yaitu
pinus. Cadangan makanan yang tersimpan
dalam biji umumnya terdiri dari
karbohidrat, lemak, protein dan mineral.
Komposisi dan presentasenya berbedabeda tergantung pada jenis biji, misal biji
bunga matahari kaya akan lemak, biji

kacang-kacangan kaya akan protein, biji
padi mengandung banyak karbohidrat.
Pelindung biji dapat terdiri dari
kulit biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm
dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi
umumnya kulit biji (testa) berasal dari
integument ovule yang mengalami
modifikasi selama proses pembentukan biji

berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan
kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian
dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji
berfungsi untuk melindungi biji dari
kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan
cendawan, bakteri dan insekta.Dalam hal
penggunaan cadangan makanan terdapat
beberapa perbedaan diantara sub kelas
monokotiledon dan dikotiledon dimana pada :
Sub kelas monokotiledon : cadangan makanan
dalam endosperm baru akan dicerna setelah

biji masak dan dikecambhakan serta telah
menyerap air. Contoh jagung, padi, gandum.
Sub kelas dikotiledon : cadangan makanan
yang terdapat dalam kotileodon atau
perisperm sudah mulai dicerna dan diserap
oleh embrio sebelum biji masak. Contoh
kacang-kacangan, bunga matahari dan labu
(Sutopo, 2002).
Bagian-bagian dasar non biji terdiri
dari : Kulit Biji (spermodermis), terdiri atas
dua lapisan, yaitu Lapisan Kulit Luar (testa),
Lapisan Kulit Dalam (tegmen). Biji yang
kulitnya terdiri atas dua lapisan itu umumnya
adalah
biji
tumbuhan
biji
tertutup
(Angiospermae). Pada tumbuhan biji talanjang
(Gymnospermae), biji malahan mempunyai

tiga lapisan seperti pada biji belinjo (Gnetum
gnemon K), padahal bakal biji tumbuhan biji
telanjang umumnya hanya mempunyai satu
integementum saja. Ketiga lapisan kulit biji
seperti pada melinjo itu masing-masing
dinamakan kulit luar (sarcotesta), kulit
tengah (sclerotesta), kulit dalam (endotesta).
(Hariana, 2005)
Pelindung biji dapat terdiri dari kulit
biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm dan
kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya
kulit biji (testa) berasal dari integument ovule
yang mengalami modifikasi selama proses
pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit
luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan
sedangkan bagian dalamnya tipis dan
berselaput. Kulit biji berfungsi untuk
melindungi biji dari kekeringan, kerusakan
mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan
insekta. Dalam hal penggunaan cadangan

makanan terdapat beberapa perbedaan

diantara sub kelas monokotiledon dan
dikotiledon dimana pada : Sub kelas
monokotiledon : cadangan makanan dalam
endosperm baru akan dicerna setelah biji
masak dan dikecambhakan serta telah
menyerap air. Contoh jagung, padi,
gandum. Sub kelas dikotiledon : cadangan
makanan yang terdapat dalam kotileodon
atau perisperm sudah mulai dicerna dan
diserap oleh embrio sebelum biji masak.
Contoh kacang-kacangan, bunga matahari
dan labu (Sutopo, L. 2002).
Tujuan dalam praktikum ini yaitu
untuk dapat memahami sifat-sifat anatomi
dan morfologi dari biji tanaman
monokotiledon seperti padi (Oryza sativa)
dengan diamati secara makroskopis
maupun muikroskopis atau dengan melihat

dan mencari dalam pustaka.

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum

permukaan, warna, berat biji (seribu butir
untuk biji seperti padi dan seratus butir untuk
kacang tanah), membuat gambar berdasarkan
makroskopis terutama mengenai bentuk biji
berdasarka ukuran asli maupun dengan
pembesaran agar lebih jelas, membuat gambar
dari penampang membujur atau melintang,
utuh.
Tahapan
kedua
pelaksanaan
mikroskopis yaitu mengambil biji padi yang
telah disediakan dan meletakkan diatas cawan
petri,
melakukan

pengamatan
secara
mikroskopis dengan cara meletakkan biji
dibawah mikroskopis dengan pembesaran 10
kali,
membuat
gambar
berdasarkan
pengamatan mikroskopis mengenai bentuk
tekstur permukaan, meletakkan irisan
melintang dan membujur dan meletakkan
kembali ke mikroskop, membuat gambar dari
penampang melintang atau membujur dengan
jelas dan menyebutkan bagian-bagiannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum
dilaksanakan
di
laboratorium
agronomi
Universitas
Muhammadiyah
Malang.
Praktikum
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16
Maret 2017.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam
praktikum
ini
adalah
sub-klas
monocotiledon yaitu padi (Oryza sativa).
Alat yang digunakan pada praktikum ini
adalah cawan petri, pinset, pisau scalpet,
timbangan, kaca pembesar, mikroskop
binokuler.

Prosedur Praktikum
Tahapan Kegiatan
Metode kerja pengenalan anatomi
dan morfologi biji tanaman yaitu sebagai
berikut
dengan
tahapan
pertama
pelaksanaan
makroskopis
adalah
menyiapkan alat dan bahan, mengambil
biji yang telah disediakan dan meletakkan
diatas cawan petri, melakukan pengamatan
secara makroskopis dengan bantuan
pembesar, mengamati bentuk, tekstur

Gambar 1. Hasil pengamatan biji padi (Oryza
sativa) secara makroskopis

Melintang

Membujur
Gambar 2. Pengamatan biji padi ( Oryza
sativa) secara mikroskopis pembesaran
10x
Biji padi merupakan jenis biji
monokotil yang memiliki ciri-ciri bibit
yang hypogeal. Berikut pengamatan secara
makroskopis dan mikroskopis :
1. Makroskopis
Pada pengamatan makrokopis biji
padi yang utuh diketahui memiliki ujung
yang runcing pada biji, memiliki bentuk
lonjong berwarna kuning kecoklatan,
mempunyai bulu-bulu kasar pada kulitnya,
memiliki panjang sekitar 1 cm dan lebar
0,1 cm serta memiliki berat perseribu biji
25,924 gram pada sampel percobaan yang
dilakukan.
2. Mikroskopis
Selanjutnya pada percobaan biji
padi dengan mikroskopis yang dilakukan,
pertama
biji
dipotong
melintang
membentuk lonjong dan kedua membujur.
Pada potongan melintang ini dapat
diketahui bahwa terdapat bulu padi, kulit
padi serta endosperm. Sedangkan pada biji
padi dengan sampel lain dipotong dengan
membujur
dan
potongan
tersebut
membentuk
lingkaran
pada
bekas
potonganya dan diketahui pula terdapat
endosperm, jaringan buah serta embrio
pada biji padi.
Pada biji padi yang termasuk
dalam kategori monokotil menurut Jati, W.
(2007)
terdapat
sebuah
radikula,
skutellum, plumula, kulit biji dan
endosperm, yang memiliki masing-masing
fungsi yaitu :
1. Radikula yaitu berfungsi sebagai calon
akar.

2. Skutellum, berfungsi sebagai cadangan
makanan
yang
digunakan
saat
perkecambahan.
3. Plumula, berfungsi sebagai calon daun atau
pucuk.
4. Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari
kerusakan mekanis, serangan penyakit dan
kekeringan.
5. Endosperma, berfungsi sebagai cadangan
makanan. Pada biji padi, kulit biji tebal
dan terdiri dari dua bagian yang dapat
saling menutup dan terhubung dibagian
pangkal biji. Biji padi tidak dapat dipisah,
hal tersebut menunjukkan bahwa biji
jagung termasuk dalam golongan biji
monokotil.
Perbedaan ciri-ciri antara morfologi
dan anatomi monokotil dan dikotil yaitu :
1. Monokotil memiliki lembaga dengan satu
daun lembaga, ketika berkecambah biji
tidak membelah. Sedangkan pada dikotil,
memiliki lembaga dengan dua daun
lembaga, ketika berkecambah biji akan
membelah menjadi dua.
2. Pada monokotil, bentuk akar serabut dan
tidak berkambium, ujung akar dilindungi
oleh akar lembaga (koleorhiza). Sedangkan
pada dikotil bentuk akar tunggang dan
berkambium, ujung akar tidak memiliki
pelindung.
3. Batang monokotil tidak bercabang,
berbuku-buku dengan ruas tampak jelas,
dan tidak berkambium. Sedangkan pada
dikotil batang bercabang, berbuku-buku
dengan ruas tidak jelas, dan berkambium
sehingga dapat tumbuh membesar.
4. Daun monokotil tunggal berpelepah,
bertulang daun sejajar atau melengkung.
Sedangkan dikotil daun tunggal atau
majemuk, bertulang daun menyirip atau
menjari. Bunga monokotil berkelipatan 3.
Sedangkan dikotil berkelipatan 2, 4 atau 5
(Jati 2007).

KESIMPULAN
Pada pengamatan makrokopis biji
padi yang utuh diketahui memiliki ujung yang
runcing pada biji, memiliki bentung lonjong

berwarna kuning kecoklatan, mempunyai panjang sekitar 1 cm dan lebar 0,1 cm serta
bulu-bulu kasar pada kulitnya, memiliki memiliki
berat perseribu biji 25,924 gram. Pada biji
monokotil terdapat sebuah radikula,
skutellum, plumula, kulit biji dan
endosperm.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Nail A dkk.2008. Bioogi
Edisi
Kedepalan
Jilid
2.
Jakarta:Erlangga.
Kartasapoetra ,Ance G.2003. Teknologi
Benih.Jakarta:RinekaCipta.
Kasno, A. Dkk.1992. Risalah Basil
Penelitian Tanaman Pangan. Malang:
Balai Penelitian Tanaman Pangan.
Hariana, A. 2005. Tumbuhan Obat dan
Khasiatnya. PT. Penebar Swadaya.
Depok.
Jati W 2007. Biologi Interaktif.Jakarta:
Azka Press.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih.
Malang:
Fakultas
Pertanian
UNBRAW.