PERAN KELUARGA DALAM MENGATASI KECEMASAN

MAKALAH

PERAN KELUARGA DALAM MENGATASI
KECEMASAN AKIBAT STRES HOSPITALISASI
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

OLEH
MITHA MULIA VIRDIANTY
131611133135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DESEMBER, 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah “Peran Keluarga dalam Mengatasi Kecemasan Akibat Stres Hospitalisasi
pada Anak Usia Prasekolah” dengan baik dan lancar. Tujuan utama penulisan

makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas ulangan akhir semester.
Makalah ini penulis susun dengan maksimal dengan bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada seluruh pihak
yang berkontribusi khususnya kepada dosen pembimbing Bapak I. B. Putera
Manuaba yang telah membimbing penulis selama perkuliahan hingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan referensi untuk pembelajaran berikutnya. Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan guna
perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya. Atas kontribusi tersebut,
penulis ucapkan terimakasih.

Surabaya, 11 Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

ABSTRAK
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hospitalisasi
2.2. Respon Anak Usia Prasekolah Ketika Menjalani Hospitalisasi
2.3. Respon Keluarga Terhadap Hospitalisasi
2.4. Dampak Hospitalisasi
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
3.2.1. Saran untuk orang tua
3.2.2. Saran untuk rumah sakit dan perawat
DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK


Abstrak: Hospitalisasi pada anak merupakan pengalaman yang penuh dengan
stress, baik bagi anak itu sendiri maupun orang tua. Lingkungan rumah sakit dapat
merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak. Banyaknya stressor yang
dialami anak ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak negatif yang
mengganggu perkembangan anak. Sejalan dengan peningkatan jumlah anak yang
dirawat di rumah sakit akhir-akhir ini beresiko terjadi peningkatan populasi anak
yang mengalami gangguan perkembangan. Penulisan ini bertujuan untuk
mengetahui dan membahas membahas lebih detail tentang: (1) Stressor
hospitalisasi (2) Respon anak ketika menjalani hospitalisasi (3) Respon keluarga
terhadap hospitalisasi (4) Dampak hospitalisasi (5) Meminimalkan dampak
hospitalisasi. Metode penulisan ini adalah kajian kepustakaan dengan pendekatan
deskriptif eksploratif. Dapat disimpulkan bahwa stressor yang ada di rumah sakit
akan dihadapi oleh anak ketika menjalani hospitalisasi, dengan keterbatasan
koping yang dimiliki menimbulkan beragam respon anak ketika menghadapi
stresor yang ada, keluarga merupakan unit terkecil yang sangat rentan terpengaruh
adanya hospitallisasi, dampak negatif terhadap perkembangan anak beresiko
muncul dan membutuhkan penanganan secara tepat, terencana dan terorganisir.
Kata kunci: hospitalisasi, anak, perkembangan anak.

Abstract: Hospitalization in children is a stressful experience for both the

children themselves and their parents. The hospital environment can be a cause of
stress and anxiety in children. The number of stressors experienced by children
when undergoing hospitalization interfere adversely affecting the child's
development. In line with the increase in the number of children who were
hospitalized late population at risk of an increase in children who have
developmental disorders. This research aims to identify and discuss in more
detail discuss about: (1) stressors of hospitalization (2) the child's response when
undergoing hospitalization (3) the family's response to hospitalization (4) Impact
of hospitalization (5) Minimize the impact of hospitalization. The method of this
paper is the study of literature with descriptive exploratory approach. It can
be concluded that there are stressors in the hospital will be faced by children
when undergoing hospitalization, with limited coping owned subsidiary raises a
variety of responses when faced with stressors that exist, the family is the smallest
unit that is very vulnerable affected by the presence of hospitallisasi, negative
impact on the development of children at risk appear and require proper
handling, planned and organized.

Key words: Hospitalization, children, child development

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kecemasan pada anak khususnya anak usia prasekolah yang sakit dan
harus dirawat inap, merupakan salah satu bentuk gangguan yaitu tidak
terpenuhinya kebutuhan emosional anak yang adekuat. Hal ini perlu
penanganan sedini mungkin, dampak dari keterlambatan dalam penanganan
kecemasan, anak akan menolak perawatan dan pengobatan, kondisi seperti ini
berpengaruh besar pada lama atau proses perawatan dan pengobatan serta
penyembuhan dari anak sakit tersebut. Hospitalisasi pada anak usia
prasekolah menyebabkan anak akan berupaya untuk dapat mengontrol
lingkungan dan mengembangkan kemandiriannya dalam mengatasi masalah
fisik dan emosional yang muncul. Maka dalam perawatan anak saat dirawat
inap di rumah sakit perlu penerapan model asuhan yang holistic yaitu harus
ada dukungan sosial keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik dan
sikap perawat yang penuh dengan perhatian yang akan mempercepat proses
penyembuhan1
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan hospitalisasi?


1

Nursalam, Pedoman Praktis Penyusunan Riset Keperawatan (Surabaya, 2009)

2) Bagaimana respon anak ketika menjalani hospitalisasi?
3) Bagaimana respon keluarga terhadap hospitalisasi?
4) Apa dampak yang ditimbulkan hospitalisasi pada anak usia prasekolah?
1.3. Tujuan
1) Menjelaskan arti hospitalisasi.
2) Menjelaskan respon anak saat menjalani hospitalisasi.
3) Menjelaskan respon keluarga terhadap hospitalisasi.
4) Menjelaskan dampak yang ditimbulkan akibat hospitalisasi pada anak
usia prasekolah.
1.4. Manfaat
1) Dapat mengetahui arti hospitalisasi.
2) Dapat mengetahui respon anak saat menjalani hospitalisasi.
3) Dapat mengetahui respon keluarga terhadap hospitalisasi.
4) Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat hospitalisasi pada
anak usia prasekolah.
5) Dapat mengembangkan kemampuan penulis dalam menyusun makalah.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hospitalisasi
Menurut WHO, hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam
ketika anak menjalani hospitalisasi karena stressor yang dihadapi dapat
menimbulkan perasaan tidak aman.
Hospitalisasi merupakan suatu proses dimana karena alasan tertentu
atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi
perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah2. Hospitalisasi adalah
bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat di
rumah sakit3.

2.2. Respon Anak Usia Prasekolah Ketika Menjalani Hospitalisasi
Anak akan memberikan reaksi saat sakit dan mengalami proses
hospitalisasi. Reaksi tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan,
pengalaman sebelumnya, support system dalam keluarga, ketrampilan koping
dan berat ringannya penyaki
Kecemasan yang timbul akibat perpisahan merupakan respon emosional

terhadap penilaian sesuatu yang berbahaya, berkaitan dengan perasaan tidak
pasti dan tidak berdaya. Manifestasi kecemasan yang timbul terbagi menjadi
tiga fase yaitu: (a) fase protes (phase of protest); anak-anak bereaksi secara
agresif dengan menangis dan berteriak memanggil orang tua, menarik
Supartini, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak (Jakarta, 2004)
L. Wong, Whaley and Wong’s nursing care of infants and children 7th ed. (St.
Louis: Mosby, 2003)
2
3

perhatian agar orang lain tahu bahwa ia tidak ingin ditinggalkan orang tuanya
serta menolak perhatian orang asing atau orang lain dan sulit ditenangkan. (b)
fase putus asa (phase of despair); dimana tangisan akan berhenti dan muncul
depresi yang terlihat adalah anak kurang begitu aktif, tidak tertarik untuk
bermain atau terhadap makanan dan menarik diri dari orang lain.dan (c) fase
menolak (phase of denial); merupakan fase terakhir yaitu fase pelepasan atau
penyangkalan, dimana anak tampak mulai mampu menyesuaikan diri
terhadap kehilangan, tertarik pada lingkungan sekitar, bermain dengan orang
lain dan tampak membentuk hubungan baru, meskipun perilaku tersebut
dilakukan merupakan hasil dari kepasrahan dan bukan merupakan

kesenangan.
2.3. Respon Keluarga Terhadap Hospitalisasi
Beberapa penelitian menunjukkan, orang tua merasakan kecemasan
yang tinggi terutama ketika pertama kali anaknya dirawat di RS, orang tua
yang kurang mendapat dukungan emosi dan sosial keluarga, kerabat dan
petugas kesehatan dan saat orang tua mendengar keputusan dokter tentang
diagnosa penyakit anaknya4.
Reaksi orang tua terhadap penyakit anak sangat bergantung kepada
keberagaman faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain: (1) keseriusan
ancaman terhadap anak, (2) pengalaman sebelumya dengan sakit atau
hospitalisasi, (3) prosedur medis yang terlibat dalam diagnosis dan
pengobatan, (4) sistem pendukung yang ada, (5) kekuatan ego pribadi, (6)
kemampuan koping sebelumnya, (7) stres tambahan pada sistem keluarga, (8)
keyakinan budaya dan agama, serta (9) pola komunikasi di antara anggota
keluarga.
4

M. Friedman, Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, terj (Jakarta, 1998)

2.4. Dampak Hospitalisasi

Anak-anak dapat bereaksi terhadap stres hospitalisasi sebelum mereka
masuk, selama hospitalisasi, dan setelah pemulangan. Konsep sakit yang
dimiliki anak bahkan lebih penting dibandingkan usia dan kematangan
intelektual dalam memperkirakan tingkat kecemasan sebelum hospitalisasi.
Sejumlah faktor resiko membuat anak-anak tertentu lebih rentan terhadap
stres hospitalisasi dibandingkan dengan lainnya. Mungkin karena perpisahan
merupakan masalah penting seputar hospitalisasi bagi anak-anak yang lebih
muda, anak yang aktif dan berkeinginan kuat, cenderung lebih baik ketika
hospitalisasi dibandingkan anak yang pasif. Hal ini mengharuskan perawat
harus mewaspadai anak-anak yg pasif karena membutuhkan dukungan yang
lebih banyak daripada anak yang aktif. Berkembangnya gangguan emosional
jangka panjang dapat merupakan dampak dari hospitalisasi. Gangguan
emosional tersebut terkait dengan lama dan jumlah masuk rumah sakit, dan
jenis prosedur yang dijalani di rumah sakit. Hospitalisasi berulang dan lama
rawat lebih dari 4 minggu dapat berakibat gangguan dimasa yang akan
datang.
Gangguan perkembangan juga merupakan dampak negatif lain dari
hospitalisasi. Penelitian yang dilakukan pada anak prasekolah di sebuah
rumah sakit menunjukkan bahwa semakin sering anak menjalani hospitalisasi
beresiko tinggi mengalami gangguan pada perkembangan motorik kasar.


BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stres ketika anak
menjalani hospitalisasi seperti: (a) Rumah sakit, (b) Berpisah dengan
orangorang yang berarti, (c),Kehilangan kendali, (d) Cedera tubuh dan nyeri.
Respon anak ketika menjalani hospitalisasi: (a) merasa cemas, marah sedih,
takut dan rasa bersalah, (b) memiliki keterbatasan koping terhadap stres dan
sakit yang dirasakan yang dipengaruhi oleh tingkat perkembangan,
pengalaman sebelumnya, support system dalam keluarga,ketrampilan koping
dan berat ringannya penyakit. Respon keluarga sangat bervariasi bergantung
kepada keberagaman faktor-faktor yang mempengaruhinya. (a) Hospitalisasi
bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai suatu pengalaman yang
mengancam dan merupakan sebuah stressor (b) dapat menimbulkan krisis
bagi anak dan keluarga.
Hospitalisasi merupakan proses yang menimbulkan dampak negatif
terhadap perkembangan anak. Jika tidak di tangani secara serius, tepat dan
terencana akan mengarah kepada disfungsi perkembangan yang dapat
mengancam kehidupan anak. Meminimalkan dampak hospitalisasi melalui
membutuhkan penanganan secara tepat, terencana dan terorganisir.
3.2. Saran

1.2.1. Saran untuk orang tua
Dukungan dari orang tua sangat membantu mempercepat
kesembuhan

anak

dan

mengurangi

kecemasan

akibat

stres

hospitalisasi.
1.2.2. Saran untuk rumah sakit dan perawat
Sebaiknya rumah sakit menyediakan fasilitas yang dapat
membuat pasien anak lebih nyaman berada di rumah sakit dan sikap
ramah dari perawat juga sangat dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Utami, Yuli. (2014, Mei-Juli). “Dampak Hospitalisasi Terhadap Perkembangan
Anak”. Jurnal Ilmiah WIDYA 9 Vol. 2 No. 2 diunduh dari : http://ejournal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-ilmiah/article/view/177/156
(diakses pada 10 Desember, 2016)
Irdawati & Thomas A. W. (2010, November). “Analisis Hubungan Support
System Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah yang
Dirawat Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Jurnal Keperawatan
Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Vol. 5, No. 3 diunduh
dari : http://e-journal.akbid-purworejo.ac.id/index.php/jkk4/article/view/65
(diakses pada 10 Desember, 2016)