PENGATURAN PELAYANAN SISWA DALAM SEKOLAH

PENGATURAN PELAYANAN SISWA DALAM SEKOLAH
(Bimbingan Konseling, UKS, dan Kantin)
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah :
Manajemen Kesiswaan
Dosen Pengampu : Ust. Priyanto, S.Pd.I

Oleh :
Arini Hidayati
Nita Ridwansyah
Yunis Khusnul Khotimah
Semester IV
Jurusan Tarbiyah
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim
Pondok Pesantren Hidayatullah
Surabaya
2014

i

Kata Pengantar

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah SWT karena berkat karunia dan
rahmat-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai
“Pengaturan Pelayanan Siswa dalam Sekolah terkait Bimbingan Konseling
UKS, dan Kantin”.
Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah dan diibadahi
melainkan Allah SWT. Dialah Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kami
juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Sholawat serta
semoga senantiasa tercurah kepada beliau, kepada keluarganya, sahabatsahabatnya, para tabi’in serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Di dalam sebuah lembaga sekolah tentunya terdapat aturan manajemen
terkait peserta didik. Dalam ruang lingkup manajemen kesiswaan ini, ada
beberapa layanan yang disediakan pihak sekolah guna menunjang proses
tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut. Layanan tersebut diantaranya
bimbingan konseling, unit kesehatan sekolah (UKS), dan juga kantin. Untuk itu,
Insya Allah dalam makalah ini, kami akan mencoba menjelaskan beberapa aturan
dan hal-hal penting lainnya terkait tiga layanan kesiswaan tersebut.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Untuk itu kami mohon kritik dan saran konstruktif guna penulisan selanjutnya
menjadi lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi semua orang. Terima kasih.

Surabaya, 9 Maret 2014


Penyusun

ii

Daftar Isi

Halaman Judul

i

Kata Pengantar

ii

Daftar Isi

iii

Bab I Pendahuluan


1

Bab II Pembahasan
A. Bimbingan dan Konseling

2

B. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

9

C. Kantin

12

Bab III Penutup

16


Daftar Pustaka

17

iii

BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan
dengan masalah kesiswaan, mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran
sampai dengan lulus. Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi perencanaan
penerimaan murid baru, pembinaan siswa, dan kelulusan.
Terkait pembinaan kesiswaan ada beberapa layanan yang disediakan sekolah
guna mendukung tujuan proses belajar. Layanan itu terdiri dari kegiatan
bimbingan konseling, layanan unit kesehatan sekolah (UKS), dan juga kantin.
Layanan khusus ini adalah usaha-usaha yang secara tidak langsung
berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus
diberikan atau ditangani oleh kepala sekolah kepada para siswa agar mereka lebih
optimal dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Ketiga layanan khusus tersebut tentunya memiliki peranan yang sangat

penting di dalam sebuah lembaga sekolah. Tanpa adanya ketiga hal tersebut,
tentulah akan ada yang terasa kurang terkait fasilitas yang disediakan sekolah.
Maka dari itu, di dalam makalah ini akan dijabarkan secara jelas bagaimana
aturan dan konsep ketiga layanan tersebut yang nantinya hendak diadakan dalam
sebuah lembaga sekolah.
Semoga lewat makalah ini, kita semua dapat mengetahui dan memahami
hakikat dan bagaimana implementasi layanan bimbingan konseling, layanan unit
kesehatan sekolah (UKS), serta layanan kantin. Selain itu, kita juga dapat
mengetahui manfaat apa saja yang kita peroleh dari masing-masing ketiga layanan
tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

1

A. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang saling terkait satu
sama lain. Beberapa ahli bahkan menyatakan bahwa konseling merupakan
bagian dari kegiatan bimbingan.

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Menurut Rochman Natawidjaja (1978) yang dikutip oleh Prof.
Soetjipto, dkk, dalam bukunya “Profesi Keguruan” beliau mengemukakan
pengertian bimbingan yakni:1
Proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak
wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat.
Sedangkan menurut Bimo Walgito, masih dalam buku “Profesi
Keguruan”, bimbingan yakni:2
Bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau
sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya.
Dari

beberapa


pengertian

diatas,

dapat

dikemukakan

bahwa

bimbingan merupakan: a) suatu proses yang berkesinambungan, b) suatu
proses membantu individu, c) bantuanyang diberikan itu dimaksudkan
agar

individu

yang

bersangkutan


dapat

mengarahkan

dan

mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/
potensinya, dan d) kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan
agar

individu

dapat

memahami

keadaan

dirinya


dan

mampu

menyesuaikan degan lingkungannya.
Ciri-ciri umum program bimbingan, diantaranya:3
a. Kegiatan bimbingan haruslah dilakukan secara kontinyu
b. Proses bimbingan haruslah menyerap setiap kegiatan sekolah
c. Program bimbingan hendaklah definitive (tegas, jelas batasbatasnya)
1

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2009), hal. 62
2
Ibid
3
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 180

2


d. Semua fase program bimbingan haruslah dikoordinasi
e. Program itu hendaklah mengarahkan titik perhatiannya pada
tujuan-tujuan dan masalah-masalah individu murid-murid
Berbeda dengan bimbingan, istilah konseling (counseling) diartikan
sebagai penyuluhan. Penyuluhan disini tidak seperti penyuluhan
umumnya, melainkan penyuluhan yang bersifat khusus. Menurut Winkel
(1978), “Pelayanan konseling menuntut keahlian khusus, sehingga tidak
semua orang yang dapat memberikan bimbingan mampu memberikan
jenis layanan konseling ini”. 4
Menurut James P. Adam, konseling adalah:5
Suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang
seorang (konselor) mebantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih
baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup
yang dihadapinya pada waku itu dan pada waktu yang akan datang.
Adapun ciri-ciri dari kegiatan konseling, yaitu:
a. Dilaksanakan secara individual
b. Dilakukan dengan tatap muka
c. Dibutuhkan orang yang ahli
d. Arah pembicaraan fokus untuk memecahkan masalah klien

e. Biasanya setelah melakukan konseling, klien mampu memecahkan
masalah dengan kemampuannya sendiri
2. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah
Meski berbeda dengan pengajaran, kegiatan bimbingan dan konseling
lebih menangani masalah-masalah di luar bidang garapan pengajaran,
namun tetap secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Pada dasarnya, bimbingan konseling tidak hanya berlaku bagi anakanak yang normal dan abnormal, tetapi juga bagi orang-orang dewasa.6
Maka dari itulah, kegiatan ini sangat diperlukan tidak hanya bagi SD,
SMP, maupun SMA, tetapi juga penting bagi perguruan-perguruan tinggi
masyarkat pada umumnya.
Namun, peranan penting kegiatan BK di sekolah dikarenakan faktor
sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah dirumah dan para
siswa yang memang usianya relatif masih muda tentulah sangat
membutuhkan bimbingan.
4
5
6

Ibid, hal. 63
Ibid
Ngalim Purwanto, op.cit, hal. 171

3

Selain

itu,

kehadiran

konselor

juga

sangat

membantu

dan

meringankan tugas guru dalam menjalankan profesinya, baik itu terkait
pengembangan wawasan guru dalam hal psikologi belajar, pengembangan
sikap positif dalam kegiatan belajar-mengajar, juga dapat mengatasi
masalah-masalah yang ditemui oleh para guru.
3. Struktur Organisasi Bimbingan di Sekolah
Sesuai dengan kondisi yang ada di negara kita sekarang, untuk
sekolah-sekolah kita dewasa ini agaknya telah memadai jika ditiap
sekolah dpat dibentuk lembaga bimbingan itu dengan jumlah tenaga yang
seminimal mungkin.
Dalam organisasi bimbingan, dibagi menjadi lima bagian:7
a. Bagian pencegahan dan pemeliharaan
b. Bagian penasihat akademik dan hubungan sekolah
c. Bagian pusat pengetesan
d. Bagian penyuluhan dan percobaan
e. Bagian rehabilitasi dan kuratif
4. Tujuan Bimbingan di Sekolah
Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C yang dikutip dalam buku
“Profesi Keguruan”, menyatakan tujuannya, yakni:8
a. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya
b. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik dalam
proses belajar-mengajar
c. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang behubungan dengan kesehatan
jasmani
d. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi
e. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan
dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat
f. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah
social-emosional di sekolah
Di negara-negara yang sudah lebih maju, untuk melaksanakan bimbingan
di sekolah, disamping guru-guru telah diadakan petugas-petugas khusus,
yakni orang yang memiliki keahlian tertentu dalam bidang yang
diperlukan dalam melaksanakan bimbingan itu. Mereka disebut guidance
counselor.9
7
8
9

Ibid, hal. 185
Soetjipto dan Raflis Kosasi, op.cit, hal 65-66
Ngalim Purwanto, op.cit, hal 172

4

5. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa
Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan
agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan
memuaskan.
Untuk mmencapai hal tersebut, maka bimbingan dan konseling dapat
memberikan layanan dalam hal bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan
bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.10
6. Prinsip-Prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah11
a. Prinsip-Prinsip Umum
 Pemberian layanan perlu mengkaji kehidupan masa lalu klien, yang
diperkirakan mempengaruhi timbulnya masalah tersebut
 Perlu memahami karakteristik individual dari individu yang
dibimbing
 Bimbingan diarahkan berupa bantuan yang diberikan supaya
individu dapat memecahkan masalah dengan kemampuannya
sendiri
 Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di
sekolah yang bersangkutan
 Pelaksanaannya harus dipimpin oleh seorang petugas yang
memiliki

keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup

bekerjasama dengan pihak-pihak terkait
 Harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur
b. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan individu yang dibimbing
 Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa
 Harus ada criteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa
tertentu
 Program bimbingan harus berpusat pada siswa
 Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
individu yang bersangkutan
 Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh
individu yang dibimbing
 Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat
membimbing dirinya sendiri
10

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2009), hal. 67
11
Ibid, hal. 70-75

5

c. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan individu yang memberikan
bimbingan
 Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian,
pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya
 Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan
dirinya serta keahliannya melalui berbagai penataran
 Konselor hendaknya selalu mempergunakan inormasi yang tersedia
mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya
 Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi
tentang individu yang dibimbingnya
 Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan
teknik yang tepat dalam melakukan tugasnya
 Konselor hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil
penelitian untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah
yang bersangkutan
d. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi
bimbingan
 Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan
 Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi bagi
setiap siswa
 Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan

sekolah yang bersangkutan
 Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik
 Bimbingan harus dilaksanakan dalam situasi individual dan
kelompok
 Sekolah harus bekerjasama dengan lembaga layanan bimbingan
dari luar
 Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam
pelaksanaan bimbingan
7. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling12
a) Asas Kerahasiaan, b) Asas Keterbukaan, c) Asas Kesukarelaan, d)
Asas Kekinian, e) Asas Kegiatan, f) Asas Kedinamisan, g) Asas
Keterpaduan, h) Asas Kenormatifan, i) Asas Keahlian, j) Asas Alih
Tangan, k) Asas Tut Wuri Handayani
12

Ibid, hal 76-79

6

8. Orientasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan BK ini hendaknya berorientasi pada perkembangan individu.
Adapun orientasi yang dimaksud diantaranya:13
a. Orientasi Individual, karena pada hakikatnya setiap individu
mempunyai perbedaan satu sama lain
b. Orientasi Perkembangan, maksudnya dalam setiap tahap usia
perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu
mewujudkan tugas-tugas perkembangannya itu
c. Orientasi Masalah, maksudnya layanan ini harus bertolah dari asalah
yang dihadapi oleh klien/ siswa
9. Kode Etik Bimbingan dan Konseling14
a. Pembimbing harus memegang teguh prinsipprinsip bimbingan dan
konseling
b. Pembmbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada
keahliannya atau wewenangnya.
c. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsng berkaitan dengan
kehidupan pribadi orang, maka pembimbing harus:
 Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien
 Menunjukkan sikap hormat kepada klien
 Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam
klien
 Pembimbing tidak diperkenankan:
- Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli
- Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawab
-

kan
Mengambil tindakan-tindakan yang ungkin menimbulkan hal-

-

hal yang tidak baik bagi klien
Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien

tersebut
 Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuannya
 Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang
berat yang memerlukan pengabdian penuh
10. Bimbingan Mengefektifkan Program Sekolah15
13

Ibid, hal 80-82
Ibid, hal 83
15
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 175-177
14

7

a. Memperhatikan individu anak-anak
b. Mendekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat
c. Membimbing individu kea rah jabatan atau pekerjaan yang sesuai
B. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini paling tepat
dilakukan

melalui

institusi

pendidikan.

Sekolah

sebagai

tempat

berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi "Health Promoting
School" artinya "Sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga
sekolahnya". Kesemuanya akan tercapai bila sekolah dan lingkungannya
dibina dan dikembangkan antara lain melalui UKS.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah suatu usaha yang dilakukan
sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu
sekolah.
Selain itu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) juga adalah suatu usaha dan
kegiatan yang dilakukan pihak sekolah untuk memberikan pelayanan kepada
siswa yang membutuhkan pelayanan kesehatan pada tingkat pertama
(pertolongan pertama)
UKS memiliki pedoman yang biasa disebut Trias UKS, yaitu:
 Pendidikan Kesehatan
 Pelayanan Kesehatan
 Pembinaan Sekolah Lingkungan Sehat
1.

Bentuk Lambang
Lambang UKS berbentuk segitiga sama sisi, didalamnya terdapat
sebuah lingkaran yang menyinggung ketiga sisi segitiga itu. Dalam
lingkaran terdapat tulisan UKS yang ditulis secara mendatar danvertikal
dengan huruf K terletak di tengah-tengah.

2.

Arti Lambang
Segitiga melambangkan lingkaran yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan seorang anak. Segitiga sama sisi juga melambangkan
Trias

UKS.

Lingkaran

melambangkan

keterpaduan

dan

kegotongroyongan. Tulisan UKS secara horizontal dan vertical

8

melambangkan bahwa pembinaan dan pengembangan UKS adalah usaha
yang berkesinambungan yang tidak henti-hentinya kepada semua
tingkatan pendidikan mulai dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, sampai
SMA/SMK/MA.
3.

4.

Sepuluh Kegiatan Pokok UKS
a. Pembinaan dan peningkatan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
b.
c.
d.
e.
f.

Esa
Pembinaan dan peningkatan disiplin, tata tertib, sopan santun
Pembinaan dan pengembangan patriotism
Menanamkan sikap pribadi dan perilaku hidup sehat
Pembinaan dan pengembangan kecerdasan dan keterampilan (PMR)
Pembinaan dan pengembangan dalam menciptakan lingkungan

g.
h.
i.
j.

hidup sekolah yang sehat
Pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat sekolah
Penanggulangan masalah kenakalan remaja
Peningkatan upaya kesehatan
Pembinaan dan pengembangan gizi sekolah

Kegiatan UKS
Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah, meliputi:
a. Pendataan
b. Penyuluhan
c. Pemeriksaan Kesehatan
d. Tindak Lanjut (Evakuasi ke Puskesmas)
e. Laporan
Pelaksanaan kegiatan diadakan di sekolah pada awal tahun ajaran baru
dan tengah tahunan (pemeriksaan periodik 6 bulanan) disamping itu
untuk kegiatan sehari-hari juga mengadakan pelayanan kesehatan.

5.

Program Kegiatan UKS
a. Pendidikan Kesehatan
 Informasi layanan UKS
 Memerikasa kebersiha badan, pakaian dan alat tulis sekolah
 Menyiapkan air minum yang bersih dan dimasak
 Memeriksa kebersihan warung sekolah
 Memerikasa kebersihan kelas dan halaman
 Menyediakan air cuci tangan dan serbet
 Mengadakan penyuluhan tentang hidup sehat (perbaikan gizi
remaja, narkoba warung sekolah dan masa puber)
 Pelatihan Kader Kesehatan Remaja / UKS
b. Pelayanan Kesehatan

9

 Penyaringan / Sceening terhadap warga sekolah (siswa, guru dan







karyawan)
Menimbang Tinggi Badan / Berat Badan
Memeriksa grafik anak sehat
Menginventaris alat UKS
Memeriksa murid yang sehat
Mengobati anak yang sakit
Mengobati dan menghanjurkan anak yang sakit untuk berobat ke






Puskesmas / Rumah Sakit
Memeriksakan anak yang sakit ke Puskesmas / Rumah Sakit
Mengisi data UKS
Merekap absen yang sakit
Pemberantasan dan pencegahan penyakit (kecacingan, diare,

demam berdarah, TT)
 Pembagian tablet penambah darah bagi siswa putri yang
c.

mengalami menstruasi
Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat
 Pembinaan lingkungan sekolah
1. Lingkungan fisik mental
2. Lingkungan mental sosial
 Pembinaan lingkungan keluarga
1. Meningkatkan pengetahuan orang tua dalam hal kesehatan
2. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua dalam
melaksanakan hidup sehat
 Pembinaan masyarakat sekitar
1. Pembinaan dengan cara pendekatan kemasyarakat oleh Kepala
Sekolah / guru pembina UKS
 Penyelenggaraan Ceramah

C. Kantin
Layanan kantin atau kafetaria merupakan salah satu bentuk layanan
khusus di sekolah yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang
dibutuhkan siswa atau personil sekolah. Good (1959) dalam bukunya
Dictionary of Education mengatakan bahwa: “cafetaria a room or building in
which public school pupuils or college student select prepared food and serve
themselves”. Kantin sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang
berada di sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan
pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin.

10

William H. Roe dalam bukunya School Business Management
menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan
kantin di sekolah:
1. Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan
yang baik atau sehat;
2. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata;
3. Menganjurkan kebersihan dan kesehatan;
4. Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan
bersama;
5. Menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat;
6. Memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik;
7. Menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang
industri;
8. Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebersihannya dan kesehatannya.
Dilihat dari tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat
berfungsi untuk:
1. Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan
makanan yang sehat, bergizi, dan praktis;
2. Mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang;
3. untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa;
4. Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada
kesehatan seseorang;
5. Memberikan batuan dalam mengajrkan ilmu gizi secara nyata;

11

6. Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat;
7. Sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah,
dan tempat menunggu apabila ada jam kosong.
Dalam menyelenggarakan atau mendirikan kantin sekolah yang baik
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Kantin sekolah hendaknya tidak dipandang sebagai suatu penciptaan
keuntungan di sekolah;
2. Program kantin sekolah harus dipandang sebagai bagian integral dari
program sekolah secara keseluruhan
3. Harga makanan dan minuman harus dapat dijangkau oleh daya beli siswa
4. Penyajian dan pelayanan makanan harus memadai dan cepat
5. Gedung atau ruang kantin harus strategis karena akan sangat
mempengaruhi keefektivan operasi dan koordinasi program-program
kantin
6. Personil-personil kantin harus bertanggung jawab atas makanan yang
bergizi dan menarik, serta menjamin selera pembeli;
7. Memberikan

kebijaksanaan

keuangan

(korting)

dapat

mendorong

berkembangnya program kantin, karena dapat menarik pembeli
8. Program kantin harus menyeimbangkan antara kapasitas makanan dan
harga, begitu juga gizi.
Terkait dengan bentuk pelayanan kantin sekolah, terdapat 3 (tiga) alternatif
bentuk layanan, yaitu:
1. Self service system. Sistem pelayanan dimana pembeli melayani dirinya
sendiri makanan yang diingini;

12

2. Wait service system. Sistem pelayanan dimana pembeli menunggu dilayani
oleh petugas kantin sesuai dengan pesanan;
3. Tray service system. Sistem pelayanan dimana pembeli dilayani petugas
kantin, dan penyajian makanannya dengan menggunakan baki atau
nampan.
Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku
dan kebiasaan positif di kalangan siswa. Hal-hal berikut dapat diperhitungkan
oleh kepala sekolah untuk memperbaiki lingkungan kantin sekolah:
1. Menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan
anak-anak memasuki dan meninggalkan kantin;
2. Memperhatikan semua perilaku murid dalam kantin;
3. Menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;
4. Membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;
5. Menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;
6. Mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;
7. Menyajikan musik selama jam makan siang;
8. Mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan
sendiri; menyusun prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan
pada saat meninggalkan ruangan makan
Dengan dimikian, keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar
untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga
dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan,
kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya. Di
sinilah letak arti penting manajemen kantin sekolah sebagai salah satu
substansi manajemen sekolah.

13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan kemampuan siswa secara optimal untuk berkreasi,
mandiri,bertanggung jawab dan memecahkan masalah merupakan
tanggung jawab yang besar dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu,
pemahaman potensi pribadi sangat penting untuk perkembangan siswa
sebagai manusia yang utuh.
Untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi
masalah yang dihadapi seringkali siswa memerlukan bantuan professional
yakni melalui layanan bimbingan konseling. Layanan ini dalam batas
tertentu dapat dilakukan guru, tetapi jika masalahnya berat diperlukan
petugas khusus konselor untuk menanganinya.

14

Menurut jenis permasalahannya, guru atau konselor dapat member
bantuan dalam bentuk: bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan
bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi. Semua bimbingan ini
didasarkan atas prinsip, asas, orientasi, dan etika profesional.
Selain itu, layanan sekolah yang juga turut menunjang dalam
mencapai tujuan pendidikan serta kenyamanan bagi para peserta didik
khususnya yakni pelayanan UKS dan Kantin.
Unit Kegiatan Sekolah (UKS) pada intinya merupakan wahana belajar
mengajar

dalam

meningkatkan

kemampuan

hidup

sehat

melalui

pembentukan perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang ada di sekolah.
Dari sinilah akan dibentuk berbagai program kegiatan UKS yang saling
bersinergi untuk mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan layanan kantin sendiri, memang menjadi daya tarik
tersendiri di sekolah. Tidak hanya sekedar memberikan pelayanan terkait
penyediaan makanan/ minuman yang

bergizi, tetapi juga turut

memberikan edukasi kepada masyarakat sekolah tentang hal tersebut
melalui berbagai tata tertib dan aturan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, M. Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Yudhawati, Ratna dan Dany Haryanto. 2011. Teori-Teori Dasar Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
Internet:
http://www.usahakesehatansekolah.com/berita/pembinaan-danpengembangan-usaha-kesehatan-sekolah
http://drlukashermawan.blogspot.com/2011/01/program-usaha-kesehatansekolah-uks.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/06/03/tentang-kantin-sekolah/

15

16