MAKALAH PERAN AKAL DALAM ISLAM

MAKALAH
STUDI HUKUM ISLAM “PERAN AKAL DALAM ISLAM”
Dosen Pengampu “Kamrullah, M.HI”

Di Susun Oleh :
1. Sofian Ansori
2. Sri Komala Dewi
3. Zaedatussubyan

INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUL HUDA
FAKULTAS SYARI’AH
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini kami dapat menyusun makalah yang menjadi tugas
kelompok dalam mata kuliah “STUDI HUKUM ISLAM” dengan judul “PERAN AKAL
DALAM ISLAM” dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini kami


menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan di dalamnya, maka untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari para pembaca dalam menyempurnakan makalah yang selanjutnya. Hususnya
Kami mohon saran dari Dosen Pengampu Studi Hukum Islam “ Pak Kamrullah,M.HI ”, dan
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Bagu, 13 Oktober 2015

Penyusun

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. ii
BAB I

:PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

1. Latar Belakang…………………………………………………………. 1
2. Tujuan………………………………………………………………….. 1
3. Rumusan Masalah………………………………………………………1

BAB II

: PEMBAHASAN ………………………………………………………….2
1. Peran Akal Dalam Islam………………………………………………. 2

BAB III

: PENUTUP…………………………………………………………………4
1. Kesimpulan……………………………………………………………...4
2. Saran…………………………………………………………………….5

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….6

3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mulanya disini mungkin kita akan membicarakan tentang beberapa peran akal
dalam islam yang kini menjadi pembeda dari makhluk-makhluk tuhan yang lainnya. Dalam
sebuah hadits, terlepas dari kualitasnya yang memuat relasi agama dan akal “Agama adalah
Akal, dan tidak ada agama jika tidak mempunyai akal”. Sebagian ajaran agama memang dapat
dimengerti oleh akal, tapi tidak sedikit yang masih menyimpan misteri kalau kita bertafakkur.
Para ulama’ kelasik biasanya membagi ilmu agama menjadi dua bagian antaranya adalah,
pertama dapat dipahami atau dicerna oleh akal (amrun ta’aqquli), dan yang kedua tidak dapat
di cerna oleh akal (amrun ta’abbudi), harus di Imani dan diamalkan.
Akal juga mempunyai berbagai peran dalam islam, sesuai dengan hasil kajian kami atau
penelitian kami, terutama pada diri kami ternyata peranan akal itu mencangkup beberapa
katagori sampai sampai menembus kepada apa yang tidak sepantasnya di fikirkan atau
direnungi, dan dapat kita katakan bahwa akal itu adalah alat manusia untuk berfikir,
merenungkan, dan mengkaji berbagaimacam yang masuk pada dirikita yang sesuai dengan
‫ت ا‬
‫ق ا‬
hadits Rasulullah, s.a.w. ( ‫ا‬
ِ ‫ا َولَ تَفَ اك ُرفِي َذا‬
ِ ‫ )تَفَ اك ُرفِي خَ ْل‬Artinya : “Fikirkanlah akan ciptaan

Tuhan dan jangan berfikir akan zat Tuhan”.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah dalam makalah ini sudah di jelaskan dengan detail
tergantung pemahaman dari para pembaca yang budiman saja.
C. Tujuan Penulisan
Untuk mendukung para siswa, mahasiswa, dan umum untuk giat dan gigih mengkaji ilmu
ilmu Tuhan dan menambah wawasan tentang peranan akal dalam islam.

4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Akal Dalam Islam
Akal pada mulanya merupakan salah satu kekayaan Tuhan yang diberikan kepada
manusia, akal itu bisa berkembang, bisa bertambah maju. Berlainan dengan binatang.
Binatang itu hanya mempunyai instinct saja. Instict itu tidak bisa berkembang. Oleh karena itu
hidup binatangpun tidak pernah maju atau modern. Kalau kita perhatikan secara seksama akan
pencitaan dari makhluk makhluk yang beragam ini maka pastilah akan timbul berbagaimacam
kesan. Kesan yang pertma adalah bahwa terjadinya segala sesuatu pasti tidak mungkin dengan
kebetulan, akan tetapi ada kekuasaan ghaib yang membuatnya. Dan disinilah peran penting

akal yang akan mencari cari siapa sebenarnya yang mencipta alam semesta dengan aneka
ragam coraknya.
Sejak zaman primitive akal manusia sudah mulai menerka bahwa setiap benda itu
mempunyai roh. Lama lama terkaan itu berubah menjadi keyakinan yang kini dinamakan
dengan kepercayaan animisme. Ada juga yang lain, kalu mereka terkena dengan batu atau
kayu merka merasa sakit maka timbullah dugaan mereka bahwa benda benda memiliki
kekuatan ghaib. Dugaan itu lama lama berubah juga menjadi kepercayaan mereka yang
dimana disebut dengan Dinamisme. Maka dipuja pujalah pohon pohon dan batu batu yang
angker.
Akan tetapi karna perkembangan akallah yang akhirnya bisa menemukan kebenaraan
yang ada pada hakikatnya jika akal sudah mencapai kepada kebenaran maka akan dapat
dipercaya dan diyakini dan segala sesuatu itu masuk akal dan tidak mungkin tidak masuk akal
seperti katanya seorang ilmuan barat yang mengatakan “Karna Berfikir Aku Ada”.
Selain itu Akal mempunyai peranan yang sangat penting dalam agama islam, jika dilihat
terutama dari segi penggunaan akal kepada hukum-hukum dalam islam, penggunaan akal
dalam ekonomi islam untuk membangun suatuhal yang lebih baik dari sebelumnya, dan
penggunaan akal untuk membangun suatu pengaplikasian ataupun pengabdian kepada agama

5


dan bangsa serta dengan akal mampu memecahkan ribuan masalah yang timbul dalam islam,
dan bukan hanya masalah dalam islam saja, namun masalah-masalah kenegaraan atau nation
kitapun dapat diselesaikan dengan adanya akal yang menjadi alat manusia untuk berfikir jauh
ke masa mendatang. Mungkin dari hasil analisa kami tentang akal, akal itu mempnyai
peranan sangat penting dalam agama karna tanpa akal agamapun pasti tidak akan ada. Akal
juga merupakan salah satu pemberian Tuhan YME kepada manusia yang kini menjadi
pembeda dengan makhluk-Nya yang lain. Peranan akal dalam islam sesuai dengan kajian
kami ialah untuk :
1.

Mencari Kebenaran.

2.

Menyelesaikan (memberi solusi) Masalah-Masalah baru yang timbul dalam islam.

3.

Menelusuri atau menghasilkan gagasan baru kepada masa depan yang lebih cerah.


4.

Memberikan dorongan kepada umat islam untuk kajian klasik dan modern.

5.

Menunjukkan hal baik dan benar.

6.

Landasan dasar berfikir untuk menemukan prsefektif satu titik hilang.

7.

Mendatangkan hasil atau memberi new product terhadap islam tentang berbagaimacam
kajian yang berkaitan dengan agama dan ilmu ilmu alam lainnya.

8.

Menjadi sumber pemikiran.


9.

Menjadi sumber dari segala sumber gagasan atau ide.

10. Menjadi potensi yang membedakan manusia dengan binatang.
11. Menjadikan manusia mampu menerima berbagai pengetahuan teoritis.
Dan secara Bahasa, akal berasal dari Bahasa arab, ‘aqala yang berarti mengikat dan
menahan, dapat juga diartikan kecerdasan praktis. Bahwa orang berakal mempunyai
kecakapan untuk menyelesaikan masalah, dan setiap saat dihadapkan dengan masalah ia
dapat melepaskan diri dari bahaya yang dihadapinya. Dengan demikian makna lain dari
‘aqala ialah mengerti, memahami, dan berfikir. Secara common sense kata kata mengerti,
memahami, dan berfikir, semua haltersebut berada di dada.
Adapun secara istilah akal memiliki arti daya berfikkir yang ada di dalam diri manusia.
Bagi Al-Ghazali akal mempunyai beberapa pengertian : (1). Sebagai potensi yang
membedakan manusia dengan binatang, dan menjadikan manusia mampu menerima
berbagaipengetahuan teoritis. (2). Pengetahuan yang diperoleh seseorang sesuai dengan
6

pengalaman dan memperhalus budinya. (3). Akal merupakan kekuatan instink yang

menjadikan seseorang mengetahui danpak dari semua persoalan yang dihadapinya sehingga
mampu mengendalikan hawa nafsunya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akal adalah alat manusia untuk berfikir akan ciptaan Tuhan dan alat manusia untuk
mencari kebenaran hingga dapat menemukan cahaya serta jati dirinya, untuk mencari jalan
keluar dari setiap permasalahan apapun yang timbul dari sisi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, beragama, dan lain sebagainya.
Akal yang menjadi tolak ukur orang beragama dan tidak beragama, akal juga menjadi
tolak ukur antara manusia dan makhluk makluk Tuhan yang lainnya karna inilah yang patut
menjadi rangkuman bagi kami sesuai dengan hasil analisa dibalik kegunaan atupun
kedudukan akal semata didalam ruang lingkup islam, dan mampu menjunjukkan
kesempurnaan dari agama islam itu sendiri. Seperti dalam sebuah kata bijak “akallah yang
menentukan jalan cahaya setelah kegelapan menghampiri”.
Oleh karena itu kami berharap banyak kepada para pemuda islam umumnya untuk
mampu membuat ribuan masalah didalam kehidupannya, selain itu mampu untuk
mengaplikasikan akalnya untuk kebajikkan dan keadilan serta mengambil kebijakkan dari
segala permasalahan yang timbul sesuai dengan kata seorang akhli filsafat hidup mengatakan

“Banyak banyaklah berbuat salah”. Karna segala sesuatu itu berasal dari dada manusia untuk
mendapatkan 88 % dari kebenaran maka untuk itu juga pengaturan, pengaplikasian, dan lain
sebagainya mampu diatur didalam satu organ kecil dalam tubuh manusia yang mempunyai
kekuatan metha fisika yang begitu besar. Namun kami harapkan juga bagi semua para
pembaca umumnya untuk tidak mendewakan akal yang begitu luas penelusurannya melebihi
dari Google. Secara moderennya juga dapat kita katakan bahwa zaman mengitu akal dan
itupun artinya sudah jelas bahwa zaman yang mengikuti manusia dan bukan manusia yang
mengikuti zaman, sesuai dengan pandangan islam.
7

B. Saran
Kami sebagai penyusun dari makalah ini mempunyai saran sekaligus harapan kepada
seluruh peemuda islami yang merupakan agren perubahan yang mampu membawa agama
islam ini lebih baik ialah untuk menggunakan akalnya untuk mengkeritisi, dan
mengembangkan fikiran serta memberikan sumbangan pemikiran kepada agama. Mampu
mengaplikasikan berbagaimacam keadaan dan mampu juga untuk membuat suatu revolusi
kepada orde islam yang baru dengan hasil hasil yang memuaskan, ataupun dengan
menghasilkan product yang menguntungkan agama, Negara, dan diri sendiri.

8


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Renungan Islam Tentang Antariksa. Haji Lalu Ibrahim M. Thoyyib (CV.Tunas Ilmu Jakarta Cet. I. Tah. 2010 M).

9