KAITAN TATA RUANG DENGAN STRATEGI SEKTOR
ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL – RE142242
KAITAN TATA RUANG DENGAN
STRATEGI SEKTORAL BIDANG AIR LIMBAH
KECAMATAN BATULICIN
KABUPATEN TANAH BUMBU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
MUHAMMAD SADIQUL IMAN
03211750020004
DOSEN MATA KULIAH
Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg.
PROGRAM MAGISTER
JURUSAN TEKNIK SANITASI LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
1.
Pendahuluan
Penataan Ruang pada dasarnya adalah proses, yang meliputi proses
perencanaan, proses pemanfaatan dan proses pengendalian pemanfaatan
ruang yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
suatu sistem. Salah satu bagian penting dari proses menerus tersebut adalah
perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah,
mulai dari proses penyusunan sampai penetapan dalam bentuk peraturan
daerah.
Lahirnya Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang sebagai pengganti Undang-undang 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang, membawa perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan
kegiatan penataan ruang, salah satunya pada aspek pengendalian pemanfaatan
ruang, selain pemberian insentif dan disinsentif juga pengenaan sanksi yang
merupakan salah satu upaya sebagai perangkat tindakan penertiban atas
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan
zonasi.
Pengenaan sanksi ini tidak hanya diberikan kepada pemanfaat ruang yang
tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan
pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Disamping
itu dengan lahirnya Undang-undang 26 Tahun 2007 memberikan kejelasan
tugas dan tanggung jawab pembagian wewenang antara pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
Kabupaten Tanah Bumbu, sebagai salah satu kabupaten di Provinsi
Kalimantan Selatan, kondisi RTRW-nya selain harus menyesuaikan dengan
UU RI Nomor 26/2007 dan dalam penyusunan dokumen RTRW Kabupaten
Tanah Bumbu harus mengacu kepada Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.
16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten, juga harus menyelaraskan diri dengan perubahan perkembangan
yang terjadi secara internal di daerahnya, antara lain adalah:
a.
Terjadinya perkembangan wilayah yang pesat melebihi perkiraan dalam
RTRW terdahulu;
1
b.
Masih adanya potensi sumberdaya yang belum dikembangkan secara
optimal sehingga belum dapat mendukung upaya pengembangan wilayah
secara maksimal;
c.
Adanya prioritas pengembangan wilayah Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan bagian selatan yakni melalui pengembangan
jalur lintas selatan dan pengembangan wilayah pesisir selatan;
d.
Perlunya pengembangan sentra-sentra produksi untuk menampung
produksi yang dihasilkan dan meningkatkan kualitas produknya;
e.
Adanya masalah-masalah lingkungan yang terjadi di wilayah Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan memerlukan penanganan
prioritas agar tidak menjadi kendala dalam upaya pengembangan
wilayah, yakni masalah tanah longsor, penggundulan hutan dan lahan
kritis.
Sebagai upaya dalam mempadukan program pembangunan dan
pengelolaan sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang
berkelanjutan, pemerintah daerah (dalam hal ini adalah Kabupaten Tanah
Bumbu) mempunyai kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata ruang
yang dapat menjadi acuan/pegangan dalam pembangunan wilayah. Produk
rencana tata ruang tersebut harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan daerah dan telah menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders
di daerah. Untuk itu, maka dalam penyusunan RTRW Kabupaten Tanah
Bumbu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Adanya perubahan kebijakan penataan ruang nasional yang sangat
mendasar (UU RI No. 26/2007 mengenai Penataan Ruang);
b.
Adanya peraturan mentri pekerjaan umum nomor 16/PRT/M/2009
tentang pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
c.
Proses penyusunan harus tidak melalui suatu prosedur dan komitmen
yang lengkap dan komplementer;
d.
Data dan informasi yang dipergunakan harus akurat dan lengkap;
e.
Perumusan muatan rencana harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku;
f.
Produk rencana tata ruang harus sah dan legal sehingga dapat menjadi
acuan ketentuan dan peraturan yang mengikat bagi seluruh pelaku
pembangunan, di daerah yang bersangkutan.
2
Dengan demikian produk RTRW dapat dijadikan pedoman dalam
mempercepat
pembangunan
ekonomi
daerah
serta
mendayagunakan
sumberdaya alam secara seimbang. Program penataan ruang diarahkan untuk
(1) meningkatkan penyelenggaraan kegiatan perencanaan tata ruang yang
efektif, transparan dan partisipatif, (2) mengembangkan penyelenggaraan
kegiatan pemanfaatan ruang yang tertib berdasarkan rencana tata ruang, dan
(3) meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjamin
efektifitas dan efisiensi kegiatan pembangunan secara berkelanjutan (Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah Bumbu,
2012).
2.
Kondisi Umum Daerah Kabupaten Tanah Bumbu
Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara: 2052’ –
3047’ Lintang Selatan dan 115015’ – 116004’ Bujur Timur. Batas wilayah
administrasi Kabupaten Tanah Bumbu memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara
: Kabupaten Kotabaru
Sebelah Selatan
: Laut Jawa
Sebelah Timur
: Kabupaten Kotabaru
Sebelah Barat
: Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut
Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten dari 13 (tiga belas)
kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung
tenggara Pulau Kalimantan.
Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini
memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu Kecamatan Kusan Hilir, Sungai
Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang, Simpang Empat,
Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan
adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005 lalu.
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.067,14 km2
(506.714 Ha) atau 13,50 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan.
Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 31,76
persen dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan
Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,42 Km2 atau
hanya 2,18 persen dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut – turut
3
dari kecamatan terluas setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan
Hilir, Sungai Loban, Simpang Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang
dan Kuranji.
Tabel 1. Luas Daerah Menurut Kecamatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun
2015
Jumlah
No Kecamatan Kelurahan/
Desa
Nama-Nama Kelurahan/Desa
2015
Luas
Persentase
2
(Km )
(%)
1 Kel &
34 desa
19. Muara Pagatan
Ujung
2. Pulau Salak
20. Sepunggur
3. Beringin
21. Api-Api
22. Rantau Panjang
4. Baru Gelang
Hilir
5. Sungai Lembu 23. Pakatelu
24. Rantau Panjang
6. Gusunge
Hulu
7. Wiritasi
25. Mudalang
8. Batuah
26. Manurung
9. Pagaruyung
27. Batarang
10. Pasar Baru
28. Mekar Jaya
11. Juku Eja
29. Pulau Tanjung
12. Pejala
30. Salimuran
13. Kota Pagatan 31. UPT. Karya Bakti
14. Pulau Satui
32. Sating
15. Kampung
33. Saring Sungai
Baru
Banjai
16. Penyolongan 34. Saring Sungai Bubu
17. Tanete
35. Serdangan
18. Muara
Pagatan
Tengah
401,54
7,92
17 Desa
1. Sebamban
Baru
2. Sebamban
Lama
3. Dwi Marga
Utama
4. Sumber Sari
5. Sungai Dua
Laut
6. Sungai Loban
358,41
7,07
1. Belitung
1
2
Kusan
Hilir
Sungai
Loban
10. Damar Indah
11. Tri Mulya
12. Biduri Bersujud
13. Sumber Makmur
14. Kerta Buana
15. Tri Martani
4
Jumlah
No Kecamatan Kelurahan/
Desa
3
4
5
6
7
Nama-Nama Kelurahan/Desa
7. Marga Mulya
8. Wanasari
9. Sari Mulya
16. Batu Meranti
17. Sari Utama
16 Desa
1. Sungai Cuka
2. Sungai Danau
3. Satui Timur
4. Satui Barat
5. Sekapuk
6. Sumber Arum
7. Setarap
8. Tegal Sari
9. Sumber Makmur
10. wonorejo
11. Jombang
12. Bukit Baru
13. Makmur Mulia
14. Ali Kautsar
15. Sinar Bulan
16. Pendamaran Jaya
9 Desa
1. Sumber Baru
2. Angsana
3. Bunati
4. Karang Indah
5. Banjar Sari
6. Bayan Sari
7. Purwodadi
8. Makmur
9. Mekar Jaya
11. Karang Sari
12. Tibarau Panjang
13. Tapus
14. Darasan Binjai
20 Desa
1. Bakarangan
2. Karang Mulya
3. Harapan jaya
4. Lasung
5.
Sungai
Rukam
6. Manuntung
7. Anjir baru
8. Binawara
9. Pacakan
10. Wonorejo
Kuranji
Batulicin
Satui
Angsana
Kusan
Hulu
Luas
(Km2)
2015
Persentase
(%)
876,58
17,30
151,54
2,99
1.609,39
31,76
7 Desa
1. Indra Loka
Jaya
5. Kuranji
2. Karang Intan
6. Waringin Tunggal
3. Mustika
7. Ringkit
4. Giri Mulya
110,24
2,18
2 Kel. & 7
desa
1. Segumbang
6. Danau Indah
2.
Gunung
Tinggi
7. Polewali Marajae
127,71
2,52
15. Guntung
16. Teluk Kepayang
17. Hati'if
18. Mangkalapi
19. Tamunih
20. batu Bulan
5
Jumlah
No Kecamatan Kelurahan/
Desa
8
9
10
Karang
Bintang
Simpang
Empat
Mantewe
11 desa
2 kel. &
10 desa
12 desa
Nama-Nama Kelurahan/Desa
3. Kersik Putih
4. Batulicin
5. Maju Makmur
8. Maju Bersama
9. Suka maju
1. Rejowinangun
2.
Pematang
Ulin
3.
Karang
Bintang
4.
Batulicin
Irigasi
5. Pandan Sari
6. Selaselilau
7. Maju Sejahtera
1.
Kampung
baru
2. Tungkaran
Pangeran
3. Sari Gudung
4. Sungai Dua
5. Mekar Sari
6. Batu Ampar
1. Mantewe
2. Karyabakti
3. Sidomulyo
4. Sarimulya
5. Sukadamai
6. Bulurejo
Luas
(Km2)
2015
Persentase
(%)
8. Manunggal
9. Sumber Wangi
118,02
2,33
302,32
5,97
1.011,21
19,96
10. Madu Retno
11. Karang Rejo
7. Gunung Besar
8. Pulau Panjang
9. Baraqah
10. Sejahtera
11. Bersujud
12. Gunung Antasari
7. Sepakat
8. Dukuh Rejo
9. Rejosari
10. Emil Baru
11. Mantawakan
Mulya
12. Gunung Raya
Jumlah
5.067,14
100,00
Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka 2016 dalam Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Tanah Bumbu, 2016
6
7
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 267.929 jiwa yang tersebar di 10
(sepuluh) kecamatan. Konsentrasi penduduk berada di Kecamatan Simpang
Empat, Satui dan Kusan Hilir. Tahun 2015 berdasarkan hasil pendataan
penduduk, jumlah penduduk Tanah bumbu mencapai sekitar 305.492 Jiwa.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2015
Rasio Jenis
Kelamin
1
Kusan Hilir
54.703
136
2
Sungai Loban
22.872
107
3
Satui
46.435
103
4
Angsana
19.479
111
5
Kusan Hulu
22.667
109
6
Kuranji
9.157
107
7
Batulicin
19.636
99
8
Karang Bintang
17.918
103
9
Simpang Empat
66.897
106
10
Mantewe
25.701
Jumlah
305.492
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Bumbu, 2016
No
3.
Kecamatan
Jumlah
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2012-2032
Pengembangan sistem kota-kota secara umum diarahkan untuk mencapai
keseimbangan perkembangan ruang antar pusat-pusat permukiman atau pusat
pertumbuhan. Adanya peningkatan
memberikan
hirarki
serta pengembangan fungsi
implikasi terhadap kebutuhan sarana dan prasarana perkotaan
untuk mendukungnya. Untuk mengembangkan kota-kota di Kabupaten Tanah
Bumbu baik hirarki maupun fungsinya, maka diperlukan kebijaksanaan
pengembangan menurut skala pelayanan, yaitu sebagai berikut :
a. Pengembangan kota-kota yang mempunyai pelayanan regional (Batulicin)
diarahkan pada :
Pemantapan keterkaitan antar-wilayah dengan kota-kota utama di
Provinsi
Kalimantan
Selatan,
baik
melalui
peningkatan
sarana/prasarana perhubungan darat, laut maupun udara;
8
Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota dilakukan
dengan pendekatan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu
(P3KT);
Peningkatan peranan swasta dalam pembangunan sarana/prasarana
perkotaan;
Pengembangan kegiatan ekonomi kota (industri dan jasa) untuk
memacu pertumbuhan daerah serta memperluas kesempatan kerja;
Penataan
ruang
kota
melalui
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengendalian tata ruang kota.
b. Pengembangan kota-kota yang mempunyai skala pelayanan sub regional,
diarahkan pada :
Penataan
ruang
kota
melalui
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengendalian tata ruang kota;
Penyediaan
prasarana
perkotaan
dengan
pendekatan
Program
Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT);
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayani melalui
pengembangan jaringan jalan.
c. Pengembangan kota dengan skala pelayanan lokal, diarahkan pada :
Penataan
ruang
kota
melalui
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengendalian tata ruang kota;
Pengembangan prasarana perkotaan dengan pendekatan Program
Pelaksanaan Pembangunan Kota Terpadu (P3KT);
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui
pengembangan jaringan jalan;
Pengembangan
aksesibilitas
kewilayah
sentra-sentra
produksi
perikanan.
Berbagai pertimbangan di atas, maka pengembangan sistem perkotaan di
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2012-2032 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Arahan Sistem Pusat-Pusat Kegiatan Kabupaten Tanah Bumbu
No
1
Fungsi Pusat
PKWp (Pusat Kegiatan
Wilayah yang
dipromosikan)
Pusat
Batulicin
Keterangan
Kawasan Perkotaan
Batulicin
dan
sekitarnya
9
No
Fungsi Pusat
Pusat
Keterangan
PKLp ini diharapkan
mempunyai fungsi
dan peranan untuk
melayani
seluruh
2 PKLp
Desa Selimuran
(Pusat Sentra
(Kecamatan Kusan
wilayah kecamatan
Pengembangan perkotaan Hilir) Desa Pondok
Kabupaten
Tanah
dan kecamatan)
Butun Kawasan
Bumbu dan beberapa
Gunung Tinggi
wilayah
di
Kalimantan Selatan
dan
Kalimantan
Timur.
Kecamatan
Karang Bintang
Kecamatan
Karang Bintang
Simpang Empat
Kampung Baru
PPK (Pusat Pelayanan
Kecamatan Kusan
3
Pagatan
Kawasan)
Hilir
Angsana
Kecamatan
Giri Mulya
Angsana
Kecamatan
Kuranji
Kecamatan Satui
Kecamatan
Angsana
Desa Wonorejo
Kecamatan
Desa Purwodadi
Sungai Loban
Desa Sebamban
Kecamatan
DesaKuranci
4 PPL
Kuranci
(Pusat Pelayanan
Desa
Teluk Kecamatan Kusan
Lingkungan)
Hulu
Kepayang
Kecamatan
Desa Sungai Dua
Simpang Empat
Desa Manunggal
Kecamatan
Desa Rejosari
Karang Bintang
Kecamatan
Mantewe
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Tanah Bumbu, 2012
Keterkaitan ruang antar pusat menurut hirarki tersebut secara aktual
adalah melalui sistem jaringan jalan yang menghubungkannya. Oleh
karenanya untuk menggambarkan sistem pusat-pusat pelayanan yang
dimaksud menurut fungsinya secara sistematis disertakan fungsi jaringan
jalan yang menghubungkan antar pusat tersebut. Dalam konteks wilayah
10
sistem jaringan jalan yang dipakai adalah sistem jaringan jalan primer (karena
orientasi wilayah RTRW), yaitu :
Jalan yang menghubungkan antara PKN dengan pusat (PKN atau PKL
Orde I) terdekat adalah jalan Arteri Primer. Di Kabupaten Tanah Bumbu
ternyata PKW, PKL, dan sebagian PKL-1 terletak atau dilalui oleh jalan
arteri primer yang menghubungkan PKN Banjarmasin dengan PKN
Balikpapan (jalan lintas selatan/Trans Kalimantan Selatan);
Jalan yang menghubungkan antara pusat kecamatan dengan PKW dan
PKL Orde I adalah jalan Kolektor Primer;
Jalan yang menghubungkan antar PKL dan PKL adalah jalan Lokal Primer
(kecuali Kota-kota di sepanjang jalur jalan Arteri primer).
Sementara jalan-jalan yang menghubungkan kampung-kampung dengan
pusat-pusat di atas, adalah jalan lokal lainnya (namun dalam konteks RTRW,
skala 1:100.000, ini tidak dibahas lebih lanjut). Hirarki jalan yang disusun
dalam RTRW adalah sebatas pada jalan-jalan yang menghubungkan pusatpusat tersebut di atas. Struktur ruang wilayah dengan pusat-pusat pelayanan
dan jaringan jalan yang menghubungkan fasilitas-fasilitas fungsional,
mempunyai hirarki sesuai dengan masing-masing tingkatan hirarki pusatpusat. Fasilitas atau sarana/prasarana pelayanan yang dimaksud meliputi:
Pendidikan : Tingkat perguruan tinggi, SMA/MA/SMK sampai SMP;
Kesehatan : Tingkat RSUD, RS/RSB, Puskesmas sampai puskesmas
pembantu;
Peribadatan Mesjid : Tingkat mesjid agung Kabupaten, sampai mesjid
jami;
Perekonomian pasar : Tingkat pasar Regional (permanen) dengan kegiatan
setiap hari sampai pasar tidak permanen dengan kegiatan mingguan (1 atau
2 kali seminggu);
Perekonomian toko (Pusat Perbelanjaan) : Toserba dan pertokoan;
Terminal : Terminal AKAP/AKDP, Terminal angkutan kota dan angkutan
desa;
Pelabuhan : Pelabuhan International, Pelabuhan perikanan, pelabuhan
khusus;
Bandara : Bandara udara regional/ bandara khusus.
11
Fasilitas tersebut secara berjenjang menurut hirarki pelayanannya
diarahkan pengembangannya pada pusat-pusat menurut hirarki fungsinya.
Kondisi eksisting menunjukkan bahwa pada beberapa pusat permukiman di
Kabupaten Tanah Bumbu telah memiliki sarana dasar. Pusat-pusat
permukiman yang telah memiliki fasilitas dengan hirarki yang lebih tinggi,
tetap difungsikan, lihat Tabel 4.
Tabel 4. Rencana Fungsi Sistem Pusat-Pusat Kegiatan Kabupaten Tanah
Bumbu
No
Jenis Pusat
Lokasi
Wilayah Pelayanan
-
1
PKWp
(Pusat
Kegiatan
Wilayahprom
osi)
Batulicin
Seluruh wilayah Kab.
Tanah Bumbu, WP
Tanah Bumbu dan
sebagian wilayah
provinsi Kalimantan
Selatan Bagian TimurTenggara
-
-
-
2
3
PKLp (Pusat
Kegiatan
Lokal
Promosi)
PPK (Pusat
Pelayanan
Kawasan)
Desa Pondok
Butun
Kawasan
Gunung
Tinggi
Karang
Bintang
Kampung
Baru
Seluruh wilayah
Kabupaten Tanah
Bumbu
Karang Bintang untuk
melayani Kecamatan
Karang Bintang
Kampung Baru untuk
-
-
Fungsi
Pusat WP TimurTenggara
Tanah
Bumbu dan pusat
pelayanan
transportasi
regional,
internasional
baik
transportasi
darat,
laut dan udara
Pusat
Kapet
Batulicin
yang
terletak pada alur
laut
kepulauan
Indonesia (ALKI II)
yang
bercirikan
kawasan
industri
dan
perdagangan
jasa.
Kawasan Perumahan
Permukiman
Perkotaan
Kawasan
Pusat
Pemerintahan
di
Sekitar
Gunung
Tinggi
Pusat Minapolitan
Kab. Tanah Bumbu
Pusat
Fasilitas
Sosial, budaya, dan
politik
Melayani beberapa
wilayah kecamatan,
pusat
layanan
koleksi
dan
12
No
Jenis Pusat
Lokasi
Pagatan
Angsana
Giri Mulya
Wilayah Pelayanan
melayani Kecamatan
Simpang Empat
Pagatan untuk melayani
Kecamatan Kusan Hilir
Angsana untuk
melayani Kecamatan
Angsana
Girimulya untuk
melayani Kecamatan
Kuranji
-
Desa
Wonorejo
Desa
Purwodadi
Desa
Sebamban
PPL (Pusat
Wilayah kecamatan yang
DesaKuranci
Pelayanan
bersangkutan
4
Desa Teluk
Lingkungan )
Kepayang
Desa Sungai
Dua
Desa
Manunggal
Desa Rejosari
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Tanah Bumbu, 2012
-
-
-
Fungsi
distribusi hasil-hasil
bumi
yang
kemudian
dipasarkan
ke
Batulicin/keluar
Kab. Tanah Bumbu,
Pusat perdagangan
dan
jasa
skala
kecamatan
Kawasan perumahan
permukiman
Pusat
Fasilitas
Sosial,
ekonomi,
budaya skala lokal
Pusat
layanan
administrasi
lokal
(kecamatan)
Kawasan perumahan
permukiman
perdesaan
Kawasan
pendidikan,
kesehatan, ekonomi
dan fasum skala
kecamatan
13
14
4.
Analisa Kaitan Tata Ruang Dengan Strategi Sektoral Bidang Air
Limbah
Penyusunan Rencana Induk SPAL Kabupaten Tanah Bumbu yang
menjadi dokumen dalam penyusunan strategi sektoral bidang air limbah
mengacu pada prinsip pengembangan wilayah; RTRW Kabupaten Tanah
Bumbu,
RPJPN maupun perundang-undangan yang berlaku. Kedudukan
Rencana Induk SPAL berada dibawah kebijakan spasial baik pada skala
Provinsi
Kalimantan
Selatan
maupun
Kabupaten
Tanah
Bumbu.
Kedudukannya adalah sebagai petunjuk teknis dalam penyusunan strategi
pembangunan per kawasan, serta mempengaruhi rencana program investasi
infrastruktur. Lebih jelasnya dapat kita lihat hubungannya berdasarkan
diagram berikut.
NASIONAL
PROVINSI
KABUPATEN
KEBIJAKAN SPASIAL
KEBIJAKAN
SEKTORAL
PROGRAM
RTRW PROVINSI
RPJM PROVINSI
RTRW
KABUPATEN
TANAH BUMBU
RPJM KABUPATEN
TANAH BUMBU
STRATEGI PEMBANGUNAN
Kabupaten Tanah Bumbu (SSK)*)
RENCANA INDUK
SPAL
STRATEGI PEMBANGUNAN PER
RPIJM
KAWASAN
RENCANA PROGRAM
INVESTASI INFRASTRUKTUR
Diagram 1.
Kedudukan Rencana Induk SPAL/Masterplan Pengelolaan
Air Limbah Kabupaten Tanah Bumbu (Sumber: Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Tanah Bumbu, 2016)
15
Sehingga dengan berpedoman pada diagram 1. diatas, penentuan kesesuaian dan keterkaitan antara tata ruang dengan strategi sektoral
bidang air limbah Kabupaten Tanah Bumbu, dapat mempergunakan sebuah alat bantu tabel yang dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 5. Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan dan Hubungannya Dengan Strategi Sektoral Bidang Air Limbah
No
1
2
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
Visi
Terwujudnya
Kabupaten
Tanah Bumbu sebagai pusat
pelabuhan, perdagangan dan
pariwisata
terdepan
di
Kalimantan berbasis ekonomi
kerakyatan
menuju
Tanah Bumbu yang Maju,
Unggul, Mandiri, Sejahtera,
Aman,
Religius
dan
Berakhlak
Mulia
serta
Berintelektual Tinggi.
Misi
Misi 1: Menyelenggarakan
penataan ruang wilayah yang
mendorong
pembangunan
berkelanjutan
dengan
peningkatan
ketersediaan
infrastruktur yang berkualitas;
Misi
4:
Pengelolaan
lingkungan
hidup
dan
pemanfaatan Sumber Daya
Alam yang berkelanjutan;
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
Terwujudnya Kabupaten Tanah
Bumbu Berkualitas, Adil dan
Sejahtera,
Secara
Berkesinambungan
yang
di
Ridhaiilahi.
Terwujudnya Kabupaten Tanah
Bumbu Sebagai Poros Maritim
Utama Serta Pusat Perdagangan,
Industri, dan Pariwisata di
Kalimantan
Berbasis
Pada
Keunggulan Lokal dan Potensi
Strategis Daerah Menuju Tanah
Bumbu yang Maju, Sejahtera
dan
Berintelektual
Tinggi
(Mardani).
Menuju
Tanah
Bumbu
Bersanitasi Tahun 2020
Misi 3: Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sumber Daya
Alam dan Sumber Daya
Ekonomi yang berkelanjutan,
berwawasan Lingkungan serta
memperhatikan Kearifan Lokal
Untuk
Menghadirkan
Kesejahteraan.
Misi Air Limbah :
1. Meningkatkan layanan air
limbah permukiman dengan
melibatkan
partisipasi
masyarakat dan kemitraan
dengan swasta;
2. Mengembangkan
sistem
pengelolaan
air
limbah
permukiman yang efektif dan
efisien untuk meningkatkan
kualitas sumber daya air dan
lingkungan;
Misi
3:
Mengembangkan
prasarana dan sarana yang layak
bagi kehidupan selaras dengan
kelestarian alam dan lingkungan
yang
dapat
mendukung
pembangunan kabupaten secara
berkesinambungan.
16
No
3
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
Tujuan
Mewujudkan kabupaten yang
produktif
melalui
pusat
perdagangan, industri dan
pariwisata
terdepan
di
Kalimantan serta menuju
masyarakat
yang
maju,
unggul, mandiri, sejahtera,
realigus dan berahlak mulia
serta berintelektual tinggi.
Implementasi tata ruang yang
fungsional
berwawasan
lingkungan.
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
Meningkatkan
permukiman
lingkungan.
kawasan
berbasis
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
3. Meningkatkan
kapasitas
kelembagaan pengelola air
limbah permukiman;
4. Menyediakan
peraturan/regulasi
sistem
penyelenggaraan air limbah
permukiman.
1. Memperbaiki sumber air
tanah yang tercemar oleh
perilaku buang air besar
sembarangan (BABS);
2. Memberi penekanan terhadap
masyarakat agar memiliki
tangki septik yang sesuai
standar teknis/SNI;
3. Meningkatkan
pelayanan
pengolahan air limbah sistem
terpusat pada
IPLT yang
akan di bangun;
4. Mengoperasionalkan sistem
pengolahan lumpur tinja yang
terintegrasi
&
ramah
lingkungan;
5. Meningkatkan akses rumah
tangga
terhadap
fasilitas
pengolahan air limbah rumah
tangga yang memadai;
17
No
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
6. Tersusunnya
dokumen
rencana
induk
sistem
pengolahan air limbah yang
komprehensif;
7. Meningkatkan
prioritas
pendanaan
alokasi
penganggaran air limbah
permukiman yang bersumber
dari APBD Kab.
8. Mengoptimalkan keterlibatan
CSR maupun swasta dalam
penganggaran air limbah
permukiman;
9. Terbentuknya
instansi
pengelola
air
limbah
domestic;
10.Meningkatkan
pelaksanaan
pengelolaan
air
limbah
permukiman
melalui
kelengkapan produk hukum
air limbah;
11.Meningkatkan
partisipasi
masyarakat (PMJK) dalam
pengelolaan
air
limbah
domestic;
12.Mengoptimalkan kampanye
pengelolaan
air
limbah
18
No
4
Substansi
Sasaran
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
1. Penyelenggaraan penataan
ruang
wilayah
yang
mendorong pembangunan
berkelanjutan
dengan
peningkatan
ketersedian
infrastruktur
yang
berkualitas.
2. Pengelolaan
lingkungan
hidup dan pemanfaatan
sumber daya alam yang
berkelanjutan.
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
Terpenuhinya dokumen rinci tata
ruang
fungsional
dan
komprehensif.
Tertatanya kawasan pemukiman
berbasis lingkungan
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
kepada masyarakat.
1. Tersedianya fasilitas jamban
sehat masyarakat pada daerah
aliran sungai dari 16,706%
menjadi 0% hingga tahun
2019;
2. Tersedianya
tangki septik
masyarakat sesuai standar
teknis sebanyak 23,53% pada
tahun 2019;
3. Tersedianya jumlah armada
sedot tinja sesuai kebutuhan
hingga tahun 2019;
4. Terpenuhinya area pelayanan
kawasan di 3 kecamatan
(simpang empat, batu licin,
karang bintang) pada tahun
2017;
5. Tersedianya akses ke fasilitas
IPAL yang memadai bagi 120
KK pada tahun 2019;
6. Tersedianya
dokumen
perencanaan air limbah yang
komprehensif pada tahun
2016;
7. Meningkatnya
alokasi
anggaran air limbah sebesar
19
No
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
2.
5
Indikator
Menjamin
kepastian
infrastruktur sesuai dengan
Rencana
Tata
Ruang
Kabupaten Tanah Bumbu
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
-
Cakupan lingkungan sehat yang
aman dan didukung prasarana
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
2% per tahun dari total APBD
Kab Tanah Bumbu hingga
tahun 2019;
8. Terlibatnya
50%
CSR
maupun swasta yang ada di
kabupaten Tanah Bumbu
dalam
penganggaran
air
limbah hingga tahun 2019;
9. Tersedianya instansi yang
menangani
air
limbah
domestik hingga akhir tahun
2019;
10. Tersedianya
regulasi
pengelolaan air limbah di
tingkat kabupaten hingga
akhir tahun 2019;
11. Terdapat
25% masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR)
berpartisipasi mengelola air
limbah domestik;
12. Terjalinnya koordinasi dan
komunikasi
antar
SKPD
dalam kampanye air limbah.
Peningkatan
Sanitasi
Kabupaten Tanah Bumbu perlu
adanya kesadaran masyarakat
terhadap sanitasi dan peran
20
No
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
3.
1.
2.
6
Target
Capaian
3.
4.
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
secara terpadu;
Mewujudkan pengelolaan
lingkungan hidup yang
berbasis daya dukung dan
daya tampung lingkungan.
Pengembangan
saluran
pembuangan air limbah
(SPAL) di perkotaan;
Pengelolaan limbah secara
komunal di perkotaan;
Pengembangan
dan
Pemberdayaan Sanimas;
Penyusunan SSK (Strategi
Sanitasi Kabupaten).
-
Meningkat dari 30% di tahun
2016 menjadi 51% di tahun
2021.
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
semua
stakeholder
dalam
penanganannya dengan target
cakupan 2019 yang ingin
dicapai.
Target yang ingin dicapai
sampai 3 tahun kedepan tahun
2019 adalah meningkatkan
pelayanan sarana air limbah
76% untuk tangki septik
individual layak teknis dan 1%
untuk sistem tangki septik
komunal, MCK, MCK ++
untuk 2%, serta 0% untuk
Buang Air Besar Sembarangan
(BABs). Sedangkan untuk
sistem offsite skala kawasan
permukiman sebesar 1%.
Sumber:
(1) BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2012
(2) BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2011
(3) BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2016(1)
(4) Dinas Pekerjaan Umum Kab.Tanah Bumbu, 2016
(5) BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2016(2)
21
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa adanya
keterkaitan antar dokumen perencanaan, baik RTRW, RPJPD, RPJMD dan
RISPAL Kabupaten Tanah Bumbu. Khususnya kaitan antara sasaran,
indikator dan target capaian pada RTRW dan dokumen RISPAL Kabupaten
Tanah Bumbu, terutama target capaian hingga tahun 2019 (jangka pendek
atau tahap mendesak). Target capaian yang ingin diraih pada RTRW meliputi
(1) pengembangan saluran pembuangan air limbah (SPAL) di perkotaan,
kegiatan ini dapat dijabarkan pada RISPAL dimana terdapat pengelolaan air
limbah sistem offsite skala kawasan permukiman sebesar 1%; (2) pengelolaan
limbah secara komunal di perkotaan, terlihat pada kegiatan 1% pengelolaan
air limbah untuk sistem tangki septik komunal; (3) pengembangan dan
pemberdayaan sanimas, terdapat pada kegiatan pembangunan MCK, MCK
++ sebesar 2%, dimana kegiatan juga sangat tergantung pada peran serta
masyarakat; serta (4) penyusunan SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten),
tentunya dokumen ini sudah tersedia dan menjadi acuan dasar dalam
penyusunan dokumen RISPAL Kabupaten Tanah Bumbu.
Selanjutnya pembahasan mengenai kesesuaian program yang ditetapkan
dengan tujuan dan target capaian hanya difokuskan pada 1 kecamatan saja di
Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu Kecamatan Batulicin. Alasan pemilihan
Kecamatan Batulicin yaitu:
1. Merupakan Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu;
2. Merupakan PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan),
meliputi kawasan perkotaan Batulicin dan sekitarnya, berdasarkan arahan
sistem pusat kegiatan wilayah Kabupaten Tanah yang tercantum dalam
RTRW Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2012-2032;
3. Salah satu kecamatan yang direncanakan menggunakan SPALD-T
(Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Permukiman), yang
tercantum
dalam arahan pengembangan pengelolaan air limbah
Kabupaten Tanah Bumbu dokumen RISPAL Tanah Bumbu Tahun 20162032.
22
23
Atas alasan diatas, maka fokus program jangka pendek hingga tahun 2019 di Kecamatan Batulicin untuk meraih tujuan yang ingin
dicapai yaitu:
Tabel 6. Rencana Program dan Investasi Jangka Pendek Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019
No
Desa
1
Segumbang
2
Gunung Tinggi
3
Kersik Putih
4
5
Batulicin
Maju Makmur
Volume
Sistem
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman (200 KK)
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Indikasi Biaya Rp 1000
Satuan Biaya
x Rp 1000
2017
2018
2019
2017
2018
2019
25
1
0
29
1
0
33
1
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
150.000
11.000
-
Rp
Rp
Rp
180.960
11.440
-
Rp
Rp
Rp
214.157
11.898
-
35
0
0
39
1
0
43
1
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
210.000
-
Rp
Rp
Rp
243.360
11.440
-
Rp
Rp
Rp
279.053
11.898
-
47
52
57
Rp
6.000
Rp
282.000
Rp
324.480
Rp
369.907
1
0
1
0
1
0
Rp
Rp
11.000
250.000
Rp
Rp
11.000
-
Rp
Rp
11.440
-
Rp
Rp
11.898
-
86
2
0
196
3
1
220
3
1
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
516.000
22.000
-
Rp
Rp
Rp
1.223.040
34.320
260.000
Rp
Rp
Rp
1.427.712
35.693
270.400
1
0
0
Rp
3.000.000
Rp
3.000.000
44
16
45
Rp
6.000
Rp
264.000
Rp
99.840
Rp
292.032
24
No
Desa
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
6
Danau Indah
7
Polewali Marajae
8
Maju Bersama
9
Sukamaju
TOTAL
2017
0
Volume
2018
0
2019
0
Rp
Indikasi Biaya Rp 1000
2018
Rp
Rp
Rp
0
0
0
Rp
250.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
44
0
0
52
0
0
62
0
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
264.000
-
Rp
Rp
Rp
324.480
-
Rp
Rp
Rp
402.355
-
15
0
0
17
0
0
20
0
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
90.000
-
Rp
Rp
Rp
106.080
-
Rp
Rp
Rp
129.792
-
46
0
54
0
64
1
Rp
Rp
6.000
11.000
Rp
Rp
276.000
-
Rp
Rp
336.960
-
Rp
Rp
415.334
11.898
0
0
0
Rp
250.000
Rp
-
Rp
-
Rp
16
0
0
18
0
0
20
0
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
96.000
-
Rp
Rp
Rp
112.320
-
Rp
Rp
Rp
129.792
-
358
473
564
4
0
0
0
6
1
0
0
7
1
0
0
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2.148.000
44.000
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2.951.520
68.640
260.000
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3.660.134
83.283
270.400
-
Sistem
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Satuan Biaya
x Rp 1000
11.000
2017
2019
-
-
25
No
Desa
2017
0
0
Volume
2018
0
0
2019
0
0
1
0
0
0
0
0
Sistem
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman (Kapasitas
200 KK)
Skala Kota
TOTAL
Rp
Indikasi Biaya Rp 1000
2018
Rp
Rp
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
3.000.000
Rp
-
Rp
-
Satuan Biaya
x Rp 1000
2017
Rp
Rp 5.192.000
Rp
Rp 3.280.160
2019
-
Rp
Rp 4.013.818
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab.Tanah Bumbu, 2016
Tabel 7. Rencana Target Capaian Jangka Pendek Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019
No
1
Desa
Segumbang
Prioritas
Penanganan
Sistem
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
TOTAL
2
Gunung
Tinggi
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
%
Tahun 2017
KK
Jiwa
Volume
%
Tahun 2018
KK
Jiwa
Volume
%
Tahun 2019
KK
Jiwa
Volume
37,17%
0,33%
0,67%
58,47%
3,37%
187
2
3
294
17
749
7
13
1178
68
25
1
0
22
39,00%
0,67%
1,33%
57,32%
1,68%
216
4
7
317
9
864
15
30
1270
37
29
1
0
23
40,83%
1,00%
2,00%
56,17%
0,00%
249
6
12
342
0
995
24
49
1369
0
33
1
0
25
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
504
2014
48
100,00%
554
2216
53
100,00%
609
2438
59
95,30%
381
1523
35
95,45%
419
1678
39
95,60%
462
1849
43
26
No
Desa
Prioritas
Penanganan
Sistem
Kersik
Putih
3,70%
0,00%
15
0
59
0
-3
2,55%
0,00%
11
0
45
0
-4
1,40%
0,00%
7
0
27
0
-4
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
399
1598
33
100,00%
439
1758
36
100,00%
483
1934
39
80,15%
0,33%
0,67%
509
2
4
2037
8
17
47
1
0
80,30%
0,67%
1,33%
561
5
9
2245
19
37
52
1
0
80,45%
1,00%
2,00%
619
8
15
2475
31
62
57
1
0
18,85%
0,00%
120
0
479
0
4
17,70%
0,00%
124
0
495
0
4
16,55%
0,00%
127
0
509
0
4
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
635
2542
52
100,00%
699
2796
57
100,00%
769
3076
62
72,41%
1473
5893
86
74,56%
1669
6676
196
76,71%
1889
7556
220
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
4
Batulicin
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
%
0,67%
1,33%
Volume
1
0
%
1,00%
2,00%
Tahun 2019
KK
Jiwa
5
19
10
39
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Volume
0
0
Tahun 2018
KK
Jiwa
3
12
6
23
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
3
Tahun 2017
KK
Jiwa
1
5
3
11
%
0,33%
0,67%
27
Volume
1
0
No
Desa
Prioritas
Penanganan
Sistem
17,59%
4,01%
358
81
1431
326
11
16,44%
2,00%
368
45
1472
179
10
15,29%
0,00%
377
0
1506
0
9
5,00%
0,00%
102
0
407
0
1
0
5,00%
0%
112
0
448
0
0
0
5,00%
0,00%
123
0
493
0
0
0
100,00%
2035
8138
100
100,00%
2238
8954
209
100,00%
2463
9851
233
39,91%
0,33%
0,67%
80
1
1
321
3
5
44
0
0
59,94%
0,67%
1,33%
87
1
2
348
4
8
7
0
0
79,97%
1,00%
2,00%
116
1
3
465
6
12
29
0
0
19,33%
39,76%
39
80
155
320
1
18,18%
19,88%
26
29
106
115
-12
17,03%
0,00%
25
0
99
0
-2
Maju
Makmur
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
201
804
46
100,00%
145
581
-5
100,00%
145
581
28
32,37%
47
188
44
62,24%
99
398
52
92,12%
162
648
62
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
6
Danau
Indah
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
%
0,67%
1,33%
Volume
3
1
%
1,00%
2,00%
Tahun 2019
KK
Jiwa
25
99
49
197
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Volume
2
0
Tahun 2018
KK
Jiwa
15
60
30
119
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman (200 KK)
Skala Kota
5
Tahun 2017
KK
Jiwa
7
27
14
54
%
0,33%
0,67%
28
Volume
3
1
No
Desa
Prioritas
Penanganan
Sistem
7,18%
59,44%
10
86
42
345
-1
6,03%
29,72%
10
47
39
190
-1
4,88%
0,00%
9
0
34
0
-1
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
145
581
43
100,00%
160
639
52
100,00%
176
703
62
50,28%
0,33%
0,67%
80
1
1
319
2
4
15
0
0
55,52%
0,67%
1,33%
97
1
2
387
5
9
17
0
0
60,76%
1,00%
2,00%
106
2
3
424
7
14
9
0
0
38,54%
10,18%
61
16
244
65
4
37,39%
5,09%
65
9
261
36
4
36,24%
0,00%
63
0
253
0
-2
Polewali
Marajae
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
159
634
19
100,00%
174
698
22
100,00%
174
698
7
50,21%
170
678
46
60,28%
224
896
54
70,34%
288
1150
64
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
8
Maju
Bersama
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
%
0,67%
1,33%
Volume
0
0
%
1,00%
2,00%
Tahun 2019
KK
Jiwa
2
7
4
14
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Volume
0
0
Tahun 2018
KK
Jiwa
1
4
2
9
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
7
Tahun 2017
KK
Jiwa
0
2
1
4
%
0,33%
0,67%
29
Volume
0
0
No
Desa
Prioritas
Penanganan
Sistem
28,96%
19,83%
98
67
391
268
5
27,81%
9,92%
103
37
413
147
6
26,66%
0,00%
109
0
436
0
6
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
338
1351
52
100,00%
372
1486
60
100,00%
409
1635
70
81,78%
0,33%
0,67%
146
1
1
582
2
5
16
0
0
83,29%
0,67%
1,33%
163
1
3
652
5
10
18
0
0
84,80%
1,00%
2,00%
183
2
4
731
9
17
20
0
0
14,50%
2,72%
26
5
103
19
0
13,35%
1,36%
26
3
104
11
0
12,20%
0,00%
26
0
105
0
0
Sukamaju
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
178
712
16
100,00%
196
783
18
100,00%
215
861
20
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
TOTAL
%
0,67%
1,33%
Volume
0
0
%
1,00%
2,00%
Tahun 2019
KK
Jiwa
4
16
8
33
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Volume
0
0
Tahun 2018
KK
Jiwa
2
10
5
20
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
9
Tahun 2017
KK
Jiwa
1
5
2
9
%
0,33%
0,67%
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab.Tanah Bumbu, 2016
30
Volume
1
0
Dari tabel diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penetapan target
capaian dalam pengelolaan air limbah Kecamatan Batulicin sudah sesuai
dengan target yang ingin dicapai pada dokumen RTRW Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2012-2032, yaitu:
Tabel 8. Target Capaian Pada RTRW dan RISPAL Kabupaten Tanah
Bumbu dengan Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019
No
RTRW Tahun 2012-2032
RISPAL Tahun 2017-2019
(Jangka Pendek)
1
Pengembangan
saluran
pembuangan air limbah
(SPAL) di perkotaan
Terdapat pengelolaan air
limbah sistem offsite skala
kawasan
permukiman
sebesar 1%
2
Pengelolaan limbah secara
komunal di perkotaan
1% pengelolaan air limbah
untuk sistem tangki septik
komunal
3
Pengembangan
dan
Pemberdayaan Sanimas
Pembangunan MCK, MCK
++ sebesar 2%
Penyusunan SSK (Strategi
Sanitasi Kabupaten)
Penyusunan ditahun 2016
dan menjadi acuan dasar
dalam penyusunan dokumen
RISPAL Kabupaten Tanah
Bumbu
4
Kecamatan Batulicin Tahun
2017-2019 (Jangka Pendek)
Rencana lokasi SPALDTerpusat Skala Permukiman
(200 KK) di desa Batulicin,
dengan
target
cakupan
pelayanan sebesar 5%
Tangki Septik Komunal < 10
KK dengan besaran cakupan
pelayanan 0,33%
MCK, MCK ++ dengan
cakupan pelayanan sebesar
0,67%
Sumber: Hasil Analisa, 2017
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa semua program di Kecamatan
Batulicin sudah sesuai dengan target yang ingin dicapai pada RTRW
Kabupaten Tanah Bumbu. Nilai cakupan pelayanan sistem offsite sudah
melampaui target 1% yaitu sebesar 5%, sedangkan nilai cakupan sistem
tangki septik komunal yang hanya 0,33% karena program dialihkan untuk
pencapaian sistem offsite yang mencapai 5%, hal ini tentunya bagus karena
pengelolaan air limbah dikelola dengan kelembagaan yang lebih bagus. Sama
halnya dengan cakupan pelayanan MCK dan MCK ++ yang hanya 0,67% dari
target 2% karena pengalihan program menjadi sistem offsite.
5.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan diatas adalah, kaitan tata ruang
(RTRW) dengan strategi sektoral bidang air limbah (RISPAL) di Kabupaten
Tanah Bumbu, khususnya Kecamatan Batulicin sudah sangat sesuai dengan
target capaian yang ingin diraih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal
31
ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu sangat
berkomitmen dalam penataan ruangnya serta peduli dengan lingkungan
khususnya pengelolaan air limbah yang menjadi salah satu topik utama dalam
program nasional yaitu universal access 100-0-100 pada tahun 2019.
6.
Daftar Pustaka
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah
Bumbu,
2011,
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang
(RPJP)
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2006-2025, Bappeda Kabupaten Tanah
Bumbu, Batulicin.
b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah
Bumbu, 2012, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2012-2032, CV.Kinarya Alam Raya, Batulicin.
c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah
Bumbu, 2016(1), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016-2021, Bappeda Kabupaten Tanah
Bumbu, Batulicin.
d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah
Bumbu, 2016(2), Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2016-2020, Bappeda Kabupaten Tanah Bumbu, Batulicin.
e. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Bumbu, 2016, Penyusunan
Rencana Induk dan Detail Perencanaan Teknis Sistem Air Limbah
Kabupaten Tanah Bumbu, PT. Kinarya Alam Raya, Batulicin.
32
KAITAN TATA RUANG DENGAN
STRATEGI SEKTORAL BIDANG AIR LIMBAH
KECAMATAN BATULICIN
KABUPATEN TANAH BUMBU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
MUHAMMAD SADIQUL IMAN
03211750020004
DOSEN MATA KULIAH
Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg.
PROGRAM MAGISTER
JURUSAN TEKNIK SANITASI LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
1.
Pendahuluan
Penataan Ruang pada dasarnya adalah proses, yang meliputi proses
perencanaan, proses pemanfaatan dan proses pengendalian pemanfaatan
ruang yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
suatu sistem. Salah satu bagian penting dari proses menerus tersebut adalah
perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah,
mulai dari proses penyusunan sampai penetapan dalam bentuk peraturan
daerah.
Lahirnya Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang sebagai pengganti Undang-undang 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang, membawa perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan
kegiatan penataan ruang, salah satunya pada aspek pengendalian pemanfaatan
ruang, selain pemberian insentif dan disinsentif juga pengenaan sanksi yang
merupakan salah satu upaya sebagai perangkat tindakan penertiban atas
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan
zonasi.
Pengenaan sanksi ini tidak hanya diberikan kepada pemanfaat ruang yang
tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan
pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Disamping
itu dengan lahirnya Undang-undang 26 Tahun 2007 memberikan kejelasan
tugas dan tanggung jawab pembagian wewenang antara pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
Kabupaten Tanah Bumbu, sebagai salah satu kabupaten di Provinsi
Kalimantan Selatan, kondisi RTRW-nya selain harus menyesuaikan dengan
UU RI Nomor 26/2007 dan dalam penyusunan dokumen RTRW Kabupaten
Tanah Bumbu harus mengacu kepada Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.
16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten, juga harus menyelaraskan diri dengan perubahan perkembangan
yang terjadi secara internal di daerahnya, antara lain adalah:
a.
Terjadinya perkembangan wilayah yang pesat melebihi perkiraan dalam
RTRW terdahulu;
1
b.
Masih adanya potensi sumberdaya yang belum dikembangkan secara
optimal sehingga belum dapat mendukung upaya pengembangan wilayah
secara maksimal;
c.
Adanya prioritas pengembangan wilayah Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan bagian selatan yakni melalui pengembangan
jalur lintas selatan dan pengembangan wilayah pesisir selatan;
d.
Perlunya pengembangan sentra-sentra produksi untuk menampung
produksi yang dihasilkan dan meningkatkan kualitas produknya;
e.
Adanya masalah-masalah lingkungan yang terjadi di wilayah Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan memerlukan penanganan
prioritas agar tidak menjadi kendala dalam upaya pengembangan
wilayah, yakni masalah tanah longsor, penggundulan hutan dan lahan
kritis.
Sebagai upaya dalam mempadukan program pembangunan dan
pengelolaan sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang
berkelanjutan, pemerintah daerah (dalam hal ini adalah Kabupaten Tanah
Bumbu) mempunyai kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata ruang
yang dapat menjadi acuan/pegangan dalam pembangunan wilayah. Produk
rencana tata ruang tersebut harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan daerah dan telah menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders
di daerah. Untuk itu, maka dalam penyusunan RTRW Kabupaten Tanah
Bumbu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Adanya perubahan kebijakan penataan ruang nasional yang sangat
mendasar (UU RI No. 26/2007 mengenai Penataan Ruang);
b.
Adanya peraturan mentri pekerjaan umum nomor 16/PRT/M/2009
tentang pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
c.
Proses penyusunan harus tidak melalui suatu prosedur dan komitmen
yang lengkap dan komplementer;
d.
Data dan informasi yang dipergunakan harus akurat dan lengkap;
e.
Perumusan muatan rencana harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku;
f.
Produk rencana tata ruang harus sah dan legal sehingga dapat menjadi
acuan ketentuan dan peraturan yang mengikat bagi seluruh pelaku
pembangunan, di daerah yang bersangkutan.
2
Dengan demikian produk RTRW dapat dijadikan pedoman dalam
mempercepat
pembangunan
ekonomi
daerah
serta
mendayagunakan
sumberdaya alam secara seimbang. Program penataan ruang diarahkan untuk
(1) meningkatkan penyelenggaraan kegiatan perencanaan tata ruang yang
efektif, transparan dan partisipatif, (2) mengembangkan penyelenggaraan
kegiatan pemanfaatan ruang yang tertib berdasarkan rencana tata ruang, dan
(3) meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjamin
efektifitas dan efisiensi kegiatan pembangunan secara berkelanjutan (Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah Bumbu,
2012).
2.
Kondisi Umum Daerah Kabupaten Tanah Bumbu
Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara: 2052’ –
3047’ Lintang Selatan dan 115015’ – 116004’ Bujur Timur. Batas wilayah
administrasi Kabupaten Tanah Bumbu memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara
: Kabupaten Kotabaru
Sebelah Selatan
: Laut Jawa
Sebelah Timur
: Kabupaten Kotabaru
Sebelah Barat
: Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut
Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten dari 13 (tiga belas)
kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung
tenggara Pulau Kalimantan.
Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini
memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu Kecamatan Kusan Hilir, Sungai
Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang, Simpang Empat,
Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan
adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005 lalu.
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.067,14 km2
(506.714 Ha) atau 13,50 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan.
Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 31,76
persen dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan
Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,42 Km2 atau
hanya 2,18 persen dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut – turut
3
dari kecamatan terluas setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan
Hilir, Sungai Loban, Simpang Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang
dan Kuranji.
Tabel 1. Luas Daerah Menurut Kecamatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun
2015
Jumlah
No Kecamatan Kelurahan/
Desa
Nama-Nama Kelurahan/Desa
2015
Luas
Persentase
2
(Km )
(%)
1 Kel &
34 desa
19. Muara Pagatan
Ujung
2. Pulau Salak
20. Sepunggur
3. Beringin
21. Api-Api
22. Rantau Panjang
4. Baru Gelang
Hilir
5. Sungai Lembu 23. Pakatelu
24. Rantau Panjang
6. Gusunge
Hulu
7. Wiritasi
25. Mudalang
8. Batuah
26. Manurung
9. Pagaruyung
27. Batarang
10. Pasar Baru
28. Mekar Jaya
11. Juku Eja
29. Pulau Tanjung
12. Pejala
30. Salimuran
13. Kota Pagatan 31. UPT. Karya Bakti
14. Pulau Satui
32. Sating
15. Kampung
33. Saring Sungai
Baru
Banjai
16. Penyolongan 34. Saring Sungai Bubu
17. Tanete
35. Serdangan
18. Muara
Pagatan
Tengah
401,54
7,92
17 Desa
1. Sebamban
Baru
2. Sebamban
Lama
3. Dwi Marga
Utama
4. Sumber Sari
5. Sungai Dua
Laut
6. Sungai Loban
358,41
7,07
1. Belitung
1
2
Kusan
Hilir
Sungai
Loban
10. Damar Indah
11. Tri Mulya
12. Biduri Bersujud
13. Sumber Makmur
14. Kerta Buana
15. Tri Martani
4
Jumlah
No Kecamatan Kelurahan/
Desa
3
4
5
6
7
Nama-Nama Kelurahan/Desa
7. Marga Mulya
8. Wanasari
9. Sari Mulya
16. Batu Meranti
17. Sari Utama
16 Desa
1. Sungai Cuka
2. Sungai Danau
3. Satui Timur
4. Satui Barat
5. Sekapuk
6. Sumber Arum
7. Setarap
8. Tegal Sari
9. Sumber Makmur
10. wonorejo
11. Jombang
12. Bukit Baru
13. Makmur Mulia
14. Ali Kautsar
15. Sinar Bulan
16. Pendamaran Jaya
9 Desa
1. Sumber Baru
2. Angsana
3. Bunati
4. Karang Indah
5. Banjar Sari
6. Bayan Sari
7. Purwodadi
8. Makmur
9. Mekar Jaya
11. Karang Sari
12. Tibarau Panjang
13. Tapus
14. Darasan Binjai
20 Desa
1. Bakarangan
2. Karang Mulya
3. Harapan jaya
4. Lasung
5.
Sungai
Rukam
6. Manuntung
7. Anjir baru
8. Binawara
9. Pacakan
10. Wonorejo
Kuranji
Batulicin
Satui
Angsana
Kusan
Hulu
Luas
(Km2)
2015
Persentase
(%)
876,58
17,30
151,54
2,99
1.609,39
31,76
7 Desa
1. Indra Loka
Jaya
5. Kuranji
2. Karang Intan
6. Waringin Tunggal
3. Mustika
7. Ringkit
4. Giri Mulya
110,24
2,18
2 Kel. & 7
desa
1. Segumbang
6. Danau Indah
2.
Gunung
Tinggi
7. Polewali Marajae
127,71
2,52
15. Guntung
16. Teluk Kepayang
17. Hati'if
18. Mangkalapi
19. Tamunih
20. batu Bulan
5
Jumlah
No Kecamatan Kelurahan/
Desa
8
9
10
Karang
Bintang
Simpang
Empat
Mantewe
11 desa
2 kel. &
10 desa
12 desa
Nama-Nama Kelurahan/Desa
3. Kersik Putih
4. Batulicin
5. Maju Makmur
8. Maju Bersama
9. Suka maju
1. Rejowinangun
2.
Pematang
Ulin
3.
Karang
Bintang
4.
Batulicin
Irigasi
5. Pandan Sari
6. Selaselilau
7. Maju Sejahtera
1.
Kampung
baru
2. Tungkaran
Pangeran
3. Sari Gudung
4. Sungai Dua
5. Mekar Sari
6. Batu Ampar
1. Mantewe
2. Karyabakti
3. Sidomulyo
4. Sarimulya
5. Sukadamai
6. Bulurejo
Luas
(Km2)
2015
Persentase
(%)
8. Manunggal
9. Sumber Wangi
118,02
2,33
302,32
5,97
1.011,21
19,96
10. Madu Retno
11. Karang Rejo
7. Gunung Besar
8. Pulau Panjang
9. Baraqah
10. Sejahtera
11. Bersujud
12. Gunung Antasari
7. Sepakat
8. Dukuh Rejo
9. Rejosari
10. Emil Baru
11. Mantawakan
Mulya
12. Gunung Raya
Jumlah
5.067,14
100,00
Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka 2016 dalam Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Tanah Bumbu, 2016
6
7
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 267.929 jiwa yang tersebar di 10
(sepuluh) kecamatan. Konsentrasi penduduk berada di Kecamatan Simpang
Empat, Satui dan Kusan Hilir. Tahun 2015 berdasarkan hasil pendataan
penduduk, jumlah penduduk Tanah bumbu mencapai sekitar 305.492 Jiwa.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2015
Rasio Jenis
Kelamin
1
Kusan Hilir
54.703
136
2
Sungai Loban
22.872
107
3
Satui
46.435
103
4
Angsana
19.479
111
5
Kusan Hulu
22.667
109
6
Kuranji
9.157
107
7
Batulicin
19.636
99
8
Karang Bintang
17.918
103
9
Simpang Empat
66.897
106
10
Mantewe
25.701
Jumlah
305.492
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Bumbu, 2016
No
3.
Kecamatan
Jumlah
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2012-2032
Pengembangan sistem kota-kota secara umum diarahkan untuk mencapai
keseimbangan perkembangan ruang antar pusat-pusat permukiman atau pusat
pertumbuhan. Adanya peningkatan
memberikan
hirarki
serta pengembangan fungsi
implikasi terhadap kebutuhan sarana dan prasarana perkotaan
untuk mendukungnya. Untuk mengembangkan kota-kota di Kabupaten Tanah
Bumbu baik hirarki maupun fungsinya, maka diperlukan kebijaksanaan
pengembangan menurut skala pelayanan, yaitu sebagai berikut :
a. Pengembangan kota-kota yang mempunyai pelayanan regional (Batulicin)
diarahkan pada :
Pemantapan keterkaitan antar-wilayah dengan kota-kota utama di
Provinsi
Kalimantan
Selatan,
baik
melalui
peningkatan
sarana/prasarana perhubungan darat, laut maupun udara;
8
Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota dilakukan
dengan pendekatan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu
(P3KT);
Peningkatan peranan swasta dalam pembangunan sarana/prasarana
perkotaan;
Pengembangan kegiatan ekonomi kota (industri dan jasa) untuk
memacu pertumbuhan daerah serta memperluas kesempatan kerja;
Penataan
ruang
kota
melalui
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengendalian tata ruang kota.
b. Pengembangan kota-kota yang mempunyai skala pelayanan sub regional,
diarahkan pada :
Penataan
ruang
kota
melalui
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengendalian tata ruang kota;
Penyediaan
prasarana
perkotaan
dengan
pendekatan
Program
Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT);
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayani melalui
pengembangan jaringan jalan.
c. Pengembangan kota dengan skala pelayanan lokal, diarahkan pada :
Penataan
ruang
kota
melalui
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengendalian tata ruang kota;
Pengembangan prasarana perkotaan dengan pendekatan Program
Pelaksanaan Pembangunan Kota Terpadu (P3KT);
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui
pengembangan jaringan jalan;
Pengembangan
aksesibilitas
kewilayah
sentra-sentra
produksi
perikanan.
Berbagai pertimbangan di atas, maka pengembangan sistem perkotaan di
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2012-2032 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Arahan Sistem Pusat-Pusat Kegiatan Kabupaten Tanah Bumbu
No
1
Fungsi Pusat
PKWp (Pusat Kegiatan
Wilayah yang
dipromosikan)
Pusat
Batulicin
Keterangan
Kawasan Perkotaan
Batulicin
dan
sekitarnya
9
No
Fungsi Pusat
Pusat
Keterangan
PKLp ini diharapkan
mempunyai fungsi
dan peranan untuk
melayani
seluruh
2 PKLp
Desa Selimuran
(Pusat Sentra
(Kecamatan Kusan
wilayah kecamatan
Pengembangan perkotaan Hilir) Desa Pondok
Kabupaten
Tanah
dan kecamatan)
Butun Kawasan
Bumbu dan beberapa
Gunung Tinggi
wilayah
di
Kalimantan Selatan
dan
Kalimantan
Timur.
Kecamatan
Karang Bintang
Kecamatan
Karang Bintang
Simpang Empat
Kampung Baru
PPK (Pusat Pelayanan
Kecamatan Kusan
3
Pagatan
Kawasan)
Hilir
Angsana
Kecamatan
Giri Mulya
Angsana
Kecamatan
Kuranji
Kecamatan Satui
Kecamatan
Angsana
Desa Wonorejo
Kecamatan
Desa Purwodadi
Sungai Loban
Desa Sebamban
Kecamatan
DesaKuranci
4 PPL
Kuranci
(Pusat Pelayanan
Desa
Teluk Kecamatan Kusan
Lingkungan)
Hulu
Kepayang
Kecamatan
Desa Sungai Dua
Simpang Empat
Desa Manunggal
Kecamatan
Desa Rejosari
Karang Bintang
Kecamatan
Mantewe
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Tanah Bumbu, 2012
Keterkaitan ruang antar pusat menurut hirarki tersebut secara aktual
adalah melalui sistem jaringan jalan yang menghubungkannya. Oleh
karenanya untuk menggambarkan sistem pusat-pusat pelayanan yang
dimaksud menurut fungsinya secara sistematis disertakan fungsi jaringan
jalan yang menghubungkan antar pusat tersebut. Dalam konteks wilayah
10
sistem jaringan jalan yang dipakai adalah sistem jaringan jalan primer (karena
orientasi wilayah RTRW), yaitu :
Jalan yang menghubungkan antara PKN dengan pusat (PKN atau PKL
Orde I) terdekat adalah jalan Arteri Primer. Di Kabupaten Tanah Bumbu
ternyata PKW, PKL, dan sebagian PKL-1 terletak atau dilalui oleh jalan
arteri primer yang menghubungkan PKN Banjarmasin dengan PKN
Balikpapan (jalan lintas selatan/Trans Kalimantan Selatan);
Jalan yang menghubungkan antara pusat kecamatan dengan PKW dan
PKL Orde I adalah jalan Kolektor Primer;
Jalan yang menghubungkan antar PKL dan PKL adalah jalan Lokal Primer
(kecuali Kota-kota di sepanjang jalur jalan Arteri primer).
Sementara jalan-jalan yang menghubungkan kampung-kampung dengan
pusat-pusat di atas, adalah jalan lokal lainnya (namun dalam konteks RTRW,
skala 1:100.000, ini tidak dibahas lebih lanjut). Hirarki jalan yang disusun
dalam RTRW adalah sebatas pada jalan-jalan yang menghubungkan pusatpusat tersebut di atas. Struktur ruang wilayah dengan pusat-pusat pelayanan
dan jaringan jalan yang menghubungkan fasilitas-fasilitas fungsional,
mempunyai hirarki sesuai dengan masing-masing tingkatan hirarki pusatpusat. Fasilitas atau sarana/prasarana pelayanan yang dimaksud meliputi:
Pendidikan : Tingkat perguruan tinggi, SMA/MA/SMK sampai SMP;
Kesehatan : Tingkat RSUD, RS/RSB, Puskesmas sampai puskesmas
pembantu;
Peribadatan Mesjid : Tingkat mesjid agung Kabupaten, sampai mesjid
jami;
Perekonomian pasar : Tingkat pasar Regional (permanen) dengan kegiatan
setiap hari sampai pasar tidak permanen dengan kegiatan mingguan (1 atau
2 kali seminggu);
Perekonomian toko (Pusat Perbelanjaan) : Toserba dan pertokoan;
Terminal : Terminal AKAP/AKDP, Terminal angkutan kota dan angkutan
desa;
Pelabuhan : Pelabuhan International, Pelabuhan perikanan, pelabuhan
khusus;
Bandara : Bandara udara regional/ bandara khusus.
11
Fasilitas tersebut secara berjenjang menurut hirarki pelayanannya
diarahkan pengembangannya pada pusat-pusat menurut hirarki fungsinya.
Kondisi eksisting menunjukkan bahwa pada beberapa pusat permukiman di
Kabupaten Tanah Bumbu telah memiliki sarana dasar. Pusat-pusat
permukiman yang telah memiliki fasilitas dengan hirarki yang lebih tinggi,
tetap difungsikan, lihat Tabel 4.
Tabel 4. Rencana Fungsi Sistem Pusat-Pusat Kegiatan Kabupaten Tanah
Bumbu
No
Jenis Pusat
Lokasi
Wilayah Pelayanan
-
1
PKWp
(Pusat
Kegiatan
Wilayahprom
osi)
Batulicin
Seluruh wilayah Kab.
Tanah Bumbu, WP
Tanah Bumbu dan
sebagian wilayah
provinsi Kalimantan
Selatan Bagian TimurTenggara
-
-
-
2
3
PKLp (Pusat
Kegiatan
Lokal
Promosi)
PPK (Pusat
Pelayanan
Kawasan)
Desa Pondok
Butun
Kawasan
Gunung
Tinggi
Karang
Bintang
Kampung
Baru
Seluruh wilayah
Kabupaten Tanah
Bumbu
Karang Bintang untuk
melayani Kecamatan
Karang Bintang
Kampung Baru untuk
-
-
Fungsi
Pusat WP TimurTenggara
Tanah
Bumbu dan pusat
pelayanan
transportasi
regional,
internasional
baik
transportasi
darat,
laut dan udara
Pusat
Kapet
Batulicin
yang
terletak pada alur
laut
kepulauan
Indonesia (ALKI II)
yang
bercirikan
kawasan
industri
dan
perdagangan
jasa.
Kawasan Perumahan
Permukiman
Perkotaan
Kawasan
Pusat
Pemerintahan
di
Sekitar
Gunung
Tinggi
Pusat Minapolitan
Kab. Tanah Bumbu
Pusat
Fasilitas
Sosial, budaya, dan
politik
Melayani beberapa
wilayah kecamatan,
pusat
layanan
koleksi
dan
12
No
Jenis Pusat
Lokasi
Pagatan
Angsana
Giri Mulya
Wilayah Pelayanan
melayani Kecamatan
Simpang Empat
Pagatan untuk melayani
Kecamatan Kusan Hilir
Angsana untuk
melayani Kecamatan
Angsana
Girimulya untuk
melayani Kecamatan
Kuranji
-
Desa
Wonorejo
Desa
Purwodadi
Desa
Sebamban
PPL (Pusat
Wilayah kecamatan yang
DesaKuranci
Pelayanan
bersangkutan
4
Desa Teluk
Lingkungan )
Kepayang
Desa Sungai
Dua
Desa
Manunggal
Desa Rejosari
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Tanah Bumbu, 2012
-
-
-
Fungsi
distribusi hasil-hasil
bumi
yang
kemudian
dipasarkan
ke
Batulicin/keluar
Kab. Tanah Bumbu,
Pusat perdagangan
dan
jasa
skala
kecamatan
Kawasan perumahan
permukiman
Pusat
Fasilitas
Sosial,
ekonomi,
budaya skala lokal
Pusat
layanan
administrasi
lokal
(kecamatan)
Kawasan perumahan
permukiman
perdesaan
Kawasan
pendidikan,
kesehatan, ekonomi
dan fasum skala
kecamatan
13
14
4.
Analisa Kaitan Tata Ruang Dengan Strategi Sektoral Bidang Air
Limbah
Penyusunan Rencana Induk SPAL Kabupaten Tanah Bumbu yang
menjadi dokumen dalam penyusunan strategi sektoral bidang air limbah
mengacu pada prinsip pengembangan wilayah; RTRW Kabupaten Tanah
Bumbu,
RPJPN maupun perundang-undangan yang berlaku. Kedudukan
Rencana Induk SPAL berada dibawah kebijakan spasial baik pada skala
Provinsi
Kalimantan
Selatan
maupun
Kabupaten
Tanah
Bumbu.
Kedudukannya adalah sebagai petunjuk teknis dalam penyusunan strategi
pembangunan per kawasan, serta mempengaruhi rencana program investasi
infrastruktur. Lebih jelasnya dapat kita lihat hubungannya berdasarkan
diagram berikut.
NASIONAL
PROVINSI
KABUPATEN
KEBIJAKAN SPASIAL
KEBIJAKAN
SEKTORAL
PROGRAM
RTRW PROVINSI
RPJM PROVINSI
RTRW
KABUPATEN
TANAH BUMBU
RPJM KABUPATEN
TANAH BUMBU
STRATEGI PEMBANGUNAN
Kabupaten Tanah Bumbu (SSK)*)
RENCANA INDUK
SPAL
STRATEGI PEMBANGUNAN PER
RPIJM
KAWASAN
RENCANA PROGRAM
INVESTASI INFRASTRUKTUR
Diagram 1.
Kedudukan Rencana Induk SPAL/Masterplan Pengelolaan
Air Limbah Kabupaten Tanah Bumbu (Sumber: Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Tanah Bumbu, 2016)
15
Sehingga dengan berpedoman pada diagram 1. diatas, penentuan kesesuaian dan keterkaitan antara tata ruang dengan strategi sektoral
bidang air limbah Kabupaten Tanah Bumbu, dapat mempergunakan sebuah alat bantu tabel yang dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 5. Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan dan Hubungannya Dengan Strategi Sektoral Bidang Air Limbah
No
1
2
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
Visi
Terwujudnya
Kabupaten
Tanah Bumbu sebagai pusat
pelabuhan, perdagangan dan
pariwisata
terdepan
di
Kalimantan berbasis ekonomi
kerakyatan
menuju
Tanah Bumbu yang Maju,
Unggul, Mandiri, Sejahtera,
Aman,
Religius
dan
Berakhlak
Mulia
serta
Berintelektual Tinggi.
Misi
Misi 1: Menyelenggarakan
penataan ruang wilayah yang
mendorong
pembangunan
berkelanjutan
dengan
peningkatan
ketersediaan
infrastruktur yang berkualitas;
Misi
4:
Pengelolaan
lingkungan
hidup
dan
pemanfaatan Sumber Daya
Alam yang berkelanjutan;
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
Terwujudnya Kabupaten Tanah
Bumbu Berkualitas, Adil dan
Sejahtera,
Secara
Berkesinambungan
yang
di
Ridhaiilahi.
Terwujudnya Kabupaten Tanah
Bumbu Sebagai Poros Maritim
Utama Serta Pusat Perdagangan,
Industri, dan Pariwisata di
Kalimantan
Berbasis
Pada
Keunggulan Lokal dan Potensi
Strategis Daerah Menuju Tanah
Bumbu yang Maju, Sejahtera
dan
Berintelektual
Tinggi
(Mardani).
Menuju
Tanah
Bumbu
Bersanitasi Tahun 2020
Misi 3: Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sumber Daya
Alam dan Sumber Daya
Ekonomi yang berkelanjutan,
berwawasan Lingkungan serta
memperhatikan Kearifan Lokal
Untuk
Menghadirkan
Kesejahteraan.
Misi Air Limbah :
1. Meningkatkan layanan air
limbah permukiman dengan
melibatkan
partisipasi
masyarakat dan kemitraan
dengan swasta;
2. Mengembangkan
sistem
pengelolaan
air
limbah
permukiman yang efektif dan
efisien untuk meningkatkan
kualitas sumber daya air dan
lingkungan;
Misi
3:
Mengembangkan
prasarana dan sarana yang layak
bagi kehidupan selaras dengan
kelestarian alam dan lingkungan
yang
dapat
mendukung
pembangunan kabupaten secara
berkesinambungan.
16
No
3
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
Tujuan
Mewujudkan kabupaten yang
produktif
melalui
pusat
perdagangan, industri dan
pariwisata
terdepan
di
Kalimantan serta menuju
masyarakat
yang
maju,
unggul, mandiri, sejahtera,
realigus dan berahlak mulia
serta berintelektual tinggi.
Implementasi tata ruang yang
fungsional
berwawasan
lingkungan.
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
Meningkatkan
permukiman
lingkungan.
kawasan
berbasis
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
3. Meningkatkan
kapasitas
kelembagaan pengelola air
limbah permukiman;
4. Menyediakan
peraturan/regulasi
sistem
penyelenggaraan air limbah
permukiman.
1. Memperbaiki sumber air
tanah yang tercemar oleh
perilaku buang air besar
sembarangan (BABS);
2. Memberi penekanan terhadap
masyarakat agar memiliki
tangki septik yang sesuai
standar teknis/SNI;
3. Meningkatkan
pelayanan
pengolahan air limbah sistem
terpusat pada
IPLT yang
akan di bangun;
4. Mengoperasionalkan sistem
pengolahan lumpur tinja yang
terintegrasi
&
ramah
lingkungan;
5. Meningkatkan akses rumah
tangga
terhadap
fasilitas
pengolahan air limbah rumah
tangga yang memadai;
17
No
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
6. Tersusunnya
dokumen
rencana
induk
sistem
pengolahan air limbah yang
komprehensif;
7. Meningkatkan
prioritas
pendanaan
alokasi
penganggaran air limbah
permukiman yang bersumber
dari APBD Kab.
8. Mengoptimalkan keterlibatan
CSR maupun swasta dalam
penganggaran air limbah
permukiman;
9. Terbentuknya
instansi
pengelola
air
limbah
domestic;
10.Meningkatkan
pelaksanaan
pengelolaan
air
limbah
permukiman
melalui
kelengkapan produk hukum
air limbah;
11.Meningkatkan
partisipasi
masyarakat (PMJK) dalam
pengelolaan
air
limbah
domestic;
12.Mengoptimalkan kampanye
pengelolaan
air
limbah
18
No
4
Substansi
Sasaran
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
1. Penyelenggaraan penataan
ruang
wilayah
yang
mendorong pembangunan
berkelanjutan
dengan
peningkatan
ketersedian
infrastruktur
yang
berkualitas.
2. Pengelolaan
lingkungan
hidup dan pemanfaatan
sumber daya alam yang
berkelanjutan.
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
Terpenuhinya dokumen rinci tata
ruang
fungsional
dan
komprehensif.
Tertatanya kawasan pemukiman
berbasis lingkungan
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
kepada masyarakat.
1. Tersedianya fasilitas jamban
sehat masyarakat pada daerah
aliran sungai dari 16,706%
menjadi 0% hingga tahun
2019;
2. Tersedianya
tangki septik
masyarakat sesuai standar
teknis sebanyak 23,53% pada
tahun 2019;
3. Tersedianya jumlah armada
sedot tinja sesuai kebutuhan
hingga tahun 2019;
4. Terpenuhinya area pelayanan
kawasan di 3 kecamatan
(simpang empat, batu licin,
karang bintang) pada tahun
2017;
5. Tersedianya akses ke fasilitas
IPAL yang memadai bagi 120
KK pada tahun 2019;
6. Tersedianya
dokumen
perencanaan air limbah yang
komprehensif pada tahun
2016;
7. Meningkatnya
alokasi
anggaran air limbah sebesar
19
No
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
2.
5
Indikator
Menjamin
kepastian
infrastruktur sesuai dengan
Rencana
Tata
Ruang
Kabupaten Tanah Bumbu
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
-
Cakupan lingkungan sehat yang
aman dan didukung prasarana
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
2% per tahun dari total APBD
Kab Tanah Bumbu hingga
tahun 2019;
8. Terlibatnya
50%
CSR
maupun swasta yang ada di
kabupaten Tanah Bumbu
dalam
penganggaran
air
limbah hingga tahun 2019;
9. Tersedianya instansi yang
menangani
air
limbah
domestik hingga akhir tahun
2019;
10. Tersedianya
regulasi
pengelolaan air limbah di
tingkat kabupaten hingga
akhir tahun 2019;
11. Terdapat
25% masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR)
berpartisipasi mengelola air
limbah domestik;
12. Terjalinnya koordinasi dan
komunikasi
antar
SKPD
dalam kampanye air limbah.
Peningkatan
Sanitasi
Kabupaten Tanah Bumbu perlu
adanya kesadaran masyarakat
terhadap sanitasi dan peran
20
No
Substansi
RTRW Tahun 2012-2032 (1)
3.
1.
2.
6
Target
Capaian
3.
4.
RPJPD Tahun 2006-2025 (2)
RPJMD Tahun 2016-2021 (3)
secara terpadu;
Mewujudkan pengelolaan
lingkungan hidup yang
berbasis daya dukung dan
daya tampung lingkungan.
Pengembangan
saluran
pembuangan air limbah
(SPAL) di perkotaan;
Pengelolaan limbah secara
komunal di perkotaan;
Pengembangan
dan
Pemberdayaan Sanimas;
Penyusunan SSK (Strategi
Sanitasi Kabupaten).
-
Meningkat dari 30% di tahun
2016 menjadi 51% di tahun
2021.
RISPAL Tahun 2016-2032 dan
Pemutakhiran SSK 2016 (4)& (5)
semua
stakeholder
dalam
penanganannya dengan target
cakupan 2019 yang ingin
dicapai.
Target yang ingin dicapai
sampai 3 tahun kedepan tahun
2019 adalah meningkatkan
pelayanan sarana air limbah
76% untuk tangki septik
individual layak teknis dan 1%
untuk sistem tangki septik
komunal, MCK, MCK ++
untuk 2%, serta 0% untuk
Buang Air Besar Sembarangan
(BABs). Sedangkan untuk
sistem offsite skala kawasan
permukiman sebesar 1%.
Sumber:
(1) BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2012
(2) BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2011
(3) BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2016(1)
(4) Dinas Pekerjaan Umum Kab.Tanah Bumbu, 2016
(5) BAPPEDA Kab.Tanah Bumbu, 2016(2)
21
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa adanya
keterkaitan antar dokumen perencanaan, baik RTRW, RPJPD, RPJMD dan
RISPAL Kabupaten Tanah Bumbu. Khususnya kaitan antara sasaran,
indikator dan target capaian pada RTRW dan dokumen RISPAL Kabupaten
Tanah Bumbu, terutama target capaian hingga tahun 2019 (jangka pendek
atau tahap mendesak). Target capaian yang ingin diraih pada RTRW meliputi
(1) pengembangan saluran pembuangan air limbah (SPAL) di perkotaan,
kegiatan ini dapat dijabarkan pada RISPAL dimana terdapat pengelolaan air
limbah sistem offsite skala kawasan permukiman sebesar 1%; (2) pengelolaan
limbah secara komunal di perkotaan, terlihat pada kegiatan 1% pengelolaan
air limbah untuk sistem tangki septik komunal; (3) pengembangan dan
pemberdayaan sanimas, terdapat pada kegiatan pembangunan MCK, MCK
++ sebesar 2%, dimana kegiatan juga sangat tergantung pada peran serta
masyarakat; serta (4) penyusunan SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten),
tentunya dokumen ini sudah tersedia dan menjadi acuan dasar dalam
penyusunan dokumen RISPAL Kabupaten Tanah Bumbu.
Selanjutnya pembahasan mengenai kesesuaian program yang ditetapkan
dengan tujuan dan target capaian hanya difokuskan pada 1 kecamatan saja di
Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu Kecamatan Batulicin. Alasan pemilihan
Kecamatan Batulicin yaitu:
1. Merupakan Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu;
2. Merupakan PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan),
meliputi kawasan perkotaan Batulicin dan sekitarnya, berdasarkan arahan
sistem pusat kegiatan wilayah Kabupaten Tanah yang tercantum dalam
RTRW Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2012-2032;
3. Salah satu kecamatan yang direncanakan menggunakan SPALD-T
(Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Permukiman), yang
tercantum
dalam arahan pengembangan pengelolaan air limbah
Kabupaten Tanah Bumbu dokumen RISPAL Tanah Bumbu Tahun 20162032.
22
23
Atas alasan diatas, maka fokus program jangka pendek hingga tahun 2019 di Kecamatan Batulicin untuk meraih tujuan yang ingin
dicapai yaitu:
Tabel 6. Rencana Program dan Investasi Jangka Pendek Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019
No
Desa
1
Segumbang
2
Gunung Tinggi
3
Kersik Putih
4
5
Batulicin
Maju Makmur
Volume
Sistem
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman (200 KK)
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Indikasi Biaya Rp 1000
Satuan Biaya
x Rp 1000
2017
2018
2019
2017
2018
2019
25
1
0
29
1
0
33
1
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
150.000
11.000
-
Rp
Rp
Rp
180.960
11.440
-
Rp
Rp
Rp
214.157
11.898
-
35
0
0
39
1
0
43
1
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
210.000
-
Rp
Rp
Rp
243.360
11.440
-
Rp
Rp
Rp
279.053
11.898
-
47
52
57
Rp
6.000
Rp
282.000
Rp
324.480
Rp
369.907
1
0
1
0
1
0
Rp
Rp
11.000
250.000
Rp
Rp
11.000
-
Rp
Rp
11.440
-
Rp
Rp
11.898
-
86
2
0
196
3
1
220
3
1
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
516.000
22.000
-
Rp
Rp
Rp
1.223.040
34.320
260.000
Rp
Rp
Rp
1.427.712
35.693
270.400
1
0
0
Rp
3.000.000
Rp
3.000.000
44
16
45
Rp
6.000
Rp
264.000
Rp
99.840
Rp
292.032
24
No
Desa
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
6
Danau Indah
7
Polewali Marajae
8
Maju Bersama
9
Sukamaju
TOTAL
2017
0
Volume
2018
0
2019
0
Rp
Indikasi Biaya Rp 1000
2018
Rp
Rp
Rp
0
0
0
Rp
250.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
44
0
0
52
0
0
62
0
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
264.000
-
Rp
Rp
Rp
324.480
-
Rp
Rp
Rp
402.355
-
15
0
0
17
0
0
20
0
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
90.000
-
Rp
Rp
Rp
106.080
-
Rp
Rp
Rp
129.792
-
46
0
54
0
64
1
Rp
Rp
6.000
11.000
Rp
Rp
276.000
-
Rp
Rp
336.960
-
Rp
Rp
415.334
11.898
0
0
0
Rp
250.000
Rp
-
Rp
-
Rp
16
0
0
18
0
0
20
0
0
Rp
Rp
Rp
6.000
11.000
250.000
Rp
Rp
Rp
96.000
-
Rp
Rp
Rp
112.320
-
Rp
Rp
Rp
129.792
-
358
473
564
4
0
0
0
6
1
0
0
7
1
0
0
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2.148.000
44.000
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2.951.520
68.640
260.000
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3.660.134
83.283
270.400
-
Sistem
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Satuan Biaya
x Rp 1000
11.000
2017
2019
-
-
25
No
Desa
2017
0
0
Volume
2018
0
0
2019
0
0
1
0
0
0
0
0
Sistem
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman (Kapasitas
200 KK)
Skala Kota
TOTAL
Rp
Indikasi Biaya Rp 1000
2018
Rp
Rp
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
3.000.000
Rp
-
Rp
-
Satuan Biaya
x Rp 1000
2017
Rp
Rp 5.192.000
Rp
Rp 3.280.160
2019
-
Rp
Rp 4.013.818
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab.Tanah Bumbu, 2016
Tabel 7. Rencana Target Capaian Jangka Pendek Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019
No
1
Desa
Segumbang
Prioritas
Penanganan
Sistem
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
TOTAL
2
Gunung
Tinggi
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
%
Tahun 2017
KK
Jiwa
Volume
%
Tahun 2018
KK
Jiwa
Volume
%
Tahun 2019
KK
Jiwa
Volume
37,17%
0,33%
0,67%
58,47%
3,37%
187
2
3
294
17
749
7
13
1178
68
25
1
0
22
39,00%
0,67%
1,33%
57,32%
1,68%
216
4
7
317
9
864
15
30
1270
37
29
1
0
23
40,83%
1,00%
2,00%
56,17%
0,00%
249
6
12
342
0
995
24
49
1369
0
33
1
0
25
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
504
2014
48
100,00%
554
2216
53
100,00%
609
2438
59
95,30%
381
1523
35
95,45%
419
1678
39
95,60%
462
1849
43
26
No
Desa
Prioritas
Penanganan
Sistem
Kersik
Putih
3,70%
0,00%
15
0
59
0
-3
2,55%
0,00%
11
0
45
0
-4
1,40%
0,00%
7
0
27
0
-4
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
399
1598
33
100,00%
439
1758
36
100,00%
483
1934
39
80,15%
0,33%
0,67%
509
2
4
2037
8
17
47
1
0
80,30%
0,67%
1,33%
561
5
9
2245
19
37
52
1
0
80,45%
1,00%
2,00%
619
8
15
2475
31
62
57
1
0
18,85%
0,00%
120
0
479
0
4
17,70%
0,00%
124
0
495
0
4
16,55%
0,00%
127
0
509
0
4
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
635
2542
52
100,00%
699
2796
57
100,00%
769
3076
62
72,41%
1473
5893
86
74,56%
1669
6676
196
76,71%
1889
7556
220
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
4
Batulicin
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
%
0,67%
1,33%
Volume
1
0
%
1,00%
2,00%
Tahun 2019
KK
Jiwa
5
19
10
39
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Volume
0
0
Tahun 2018
KK
Jiwa
3
12
6
23
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
3
Tahun 2017
KK
Jiwa
1
5
3
11
%
0,33%
0,67%
27
Volume
1
0
No
Desa
Prioritas
Penanganan
Sistem
17,59%
4,01%
358
81
1431
326
11
16,44%
2,00%
368
45
1472
179
10
15,29%
0,00%
377
0
1506
0
9
5,00%
0,00%
102
0
407
0
1
0
5,00%
0%
112
0
448
0
0
0
5,00%
0,00%
123
0
493
0
0
0
100,00%
2035
8138
100
100,00%
2238
8954
209
100,00%
2463
9851
233
39,91%
0,33%
0,67%
80
1
1
321
3
5
44
0
0
59,94%
0,67%
1,33%
87
1
2
348
4
8
7
0
0
79,97%
1,00%
2,00%
116
1
3
465
6
12
29
0
0
19,33%
39,76%
39
80
155
320
1
18,18%
19,88%
26
29
106
115
-12
17,03%
0,00%
25
0
99
0
-2
Maju
Makmur
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
201
804
46
100,00%
145
581
-5
100,00%
145
581
28
32,37%
47
188
44
62,24%
99
398
52
92,12%
162
648
62
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
6
Danau
Indah
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
%
0,67%
1,33%
Volume
3
1
%
1,00%
2,00%
Tahun 2019
KK
Jiwa
25
99
49
197
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Volume
2
0
Tahun 2018
KK
Jiwa
15
60
30
119
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman (200 KK)
Skala Kota
5
Tahun 2017
KK
Jiwa
7
27
14
54
%
0,33%
0,67%
28
Volume
3
1
No
Desa
Prioritas
Penanganan
Sistem
7,18%
59,44%
10
86
42
345
-1
6,03%
29,72%
10
47
39
190
-1
4,88%
0,00%
9
0
34
0
-1
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
145
581
43
100,00%
160
639
52
100,00%
176
703
62
50,28%
0,33%
0,67%
80
1
1
319
2
4
15
0
0
55,52%
0,67%
1,33%
97
1
2
387
5
9
17
0
0
60,76%
1,00%
2,00%
106
2
3
424
7
14
9
0
0
38,54%
10,18%
61
16
244
65
4
37,39%
5,09%
65
9
261
36
4
36,24%
0,00%
63
0
253
0
-2
Polewali
Marajae
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
159
634
19
100,00%
174
698
22
100,00%
174
698
7
50,21%
170
678
46
60,28%
224
896
54
70,34%
288
1150
64
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
8
Maju
Bersama
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
%
0,67%
1,33%
Volume
0
0
%
1,00%
2,00%
Tahun 2019
KK
Jiwa
2
7
4
14
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Volume
0
0
Tahun 2018
KK
Jiwa
1
4
2
9
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
7
Tahun 2017
KK
Jiwa
0
2
1
4
%
0,33%
0,67%
29
Volume
0
0
No
Desa
Prioritas
Penanganan
Sistem
28,96%
19,83%
98
67
391
268
5
27,81%
9,92%
103
37
413
147
6
26,66%
0,00%
109
0
436
0
6
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
338
1351
52
100,00%
372
1486
60
100,00%
409
1635
70
81,78%
0,33%
0,67%
146
1
1
582
2
5
16
0
0
83,29%
0,67%
1,33%
163
1
3
652
5
10
18
0
0
84,80%
1,00%
2,00%
183
2
4
731
9
17
20
0
0
14,50%
2,72%
26
5
103
19
0
13,35%
1,36%
26
3
104
11
0
12,20%
0,00%
26
0
105
0
0
Sukamaju
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0%
0
0
0
0
0
0
0,00%
0,00%
0
0
0
0
0
0
100,00%
178
712
16
100,00%
196
783
18
100,00%
215
861
20
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
TOTAL
%
0,67%
1,33%
Volume
0
0
%
1,00%
2,00%
Tahun 2019
KK
Jiwa
4
16
8
33
Tangki Septik Tidak Layak Teknis
Tanpa Akses (BABs)
TOTAL
Sistem On Site
Tangki Septik Individual Layak Teknis
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Volume
0
0
Tahun 2018
KK
Jiwa
2
10
5
20
Tangki Septik Komunal < 10 KK
MCK, MCK ++
Sistem Off Site
Skala Kawasan Permukiman
Skala Kota
9
Tahun 2017
KK
Jiwa
1
5
2
9
%
0,33%
0,67%
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab.Tanah Bumbu, 2016
30
Volume
1
0
Dari tabel diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penetapan target
capaian dalam pengelolaan air limbah Kecamatan Batulicin sudah sesuai
dengan target yang ingin dicapai pada dokumen RTRW Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2012-2032, yaitu:
Tabel 8. Target Capaian Pada RTRW dan RISPAL Kabupaten Tanah
Bumbu dengan Kecamatan Batulicin Tahun 2017-2019
No
RTRW Tahun 2012-2032
RISPAL Tahun 2017-2019
(Jangka Pendek)
1
Pengembangan
saluran
pembuangan air limbah
(SPAL) di perkotaan
Terdapat pengelolaan air
limbah sistem offsite skala
kawasan
permukiman
sebesar 1%
2
Pengelolaan limbah secara
komunal di perkotaan
1% pengelolaan air limbah
untuk sistem tangki septik
komunal
3
Pengembangan
dan
Pemberdayaan Sanimas
Pembangunan MCK, MCK
++ sebesar 2%
Penyusunan SSK (Strategi
Sanitasi Kabupaten)
Penyusunan ditahun 2016
dan menjadi acuan dasar
dalam penyusunan dokumen
RISPAL Kabupaten Tanah
Bumbu
4
Kecamatan Batulicin Tahun
2017-2019 (Jangka Pendek)
Rencana lokasi SPALDTerpusat Skala Permukiman
(200 KK) di desa Batulicin,
dengan
target
cakupan
pelayanan sebesar 5%
Tangki Septik Komunal < 10
KK dengan besaran cakupan
pelayanan 0,33%
MCK, MCK ++ dengan
cakupan pelayanan sebesar
0,67%
Sumber: Hasil Analisa, 2017
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa semua program di Kecamatan
Batulicin sudah sesuai dengan target yang ingin dicapai pada RTRW
Kabupaten Tanah Bumbu. Nilai cakupan pelayanan sistem offsite sudah
melampaui target 1% yaitu sebesar 5%, sedangkan nilai cakupan sistem
tangki septik komunal yang hanya 0,33% karena program dialihkan untuk
pencapaian sistem offsite yang mencapai 5%, hal ini tentunya bagus karena
pengelolaan air limbah dikelola dengan kelembagaan yang lebih bagus. Sama
halnya dengan cakupan pelayanan MCK dan MCK ++ yang hanya 0,67% dari
target 2% karena pengalihan program menjadi sistem offsite.
5.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan diatas adalah, kaitan tata ruang
(RTRW) dengan strategi sektoral bidang air limbah (RISPAL) di Kabupaten
Tanah Bumbu, khususnya Kecamatan Batulicin sudah sangat sesuai dengan
target capaian yang ingin diraih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal
31
ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu sangat
berkomitmen dalam penataan ruangnya serta peduli dengan lingkungan
khususnya pengelolaan air limbah yang menjadi salah satu topik utama dalam
program nasional yaitu universal access 100-0-100 pada tahun 2019.
6.
Daftar Pustaka
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah
Bumbu,
2011,
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang
(RPJP)
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2006-2025, Bappeda Kabupaten Tanah
Bumbu, Batulicin.
b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah
Bumbu, 2012, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2012-2032, CV.Kinarya Alam Raya, Batulicin.
c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah
Bumbu, 2016(1), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016-2021, Bappeda Kabupaten Tanah
Bumbu, Batulicin.
d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah
Bumbu, 2016(2), Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2016-2020, Bappeda Kabupaten Tanah Bumbu, Batulicin.
e. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Bumbu, 2016, Penyusunan
Rencana Induk dan Detail Perencanaan Teknis Sistem Air Limbah
Kabupaten Tanah Bumbu, PT. Kinarya Alam Raya, Batulicin.
32