MAKALAH PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISA (1)

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

Dosen Pembimbing :
M. Sulkhan,S.Sos, M.AB
Disusun Oleh: Kelompok 5
1. Biby Eka Fridayanti ( NIM 201769100046 )
2. M.Dawam

( NIM 201769100040 )

3. M. Sirojjuddin

Program Studi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Yudharta Pasuruan
2018

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmatnya

kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah PENDIDIKAN ORGANISASI yang
berjudul “ Perilaku Kelompok Dalam Organisasi ”

yang dibimbing oleh M.

Sulkhan,S.Sos, M.AB
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua

Tim Penyusun
Kelompok 5

ii


DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3 Tujuan................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian hubungan interpeersonal...................................................... 6
2.2 Model-model hubungan interpersonal................................................... 7
2.3 Kepanitian............................................................................................. 9
2.4 teori organisasi..................................................................................... 24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 25
3.2 Saran..................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA

26

iii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
. Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang saling tergantung satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten.
Sedangkan menurut Enjang, hubungan interpersonal adalah komunikasi antar orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap langsung baik
secara verbal maupun secara tatap muka, interaksi verbal. Sedangakan menurut para
ahli sebagai berikut :
Menurut Agus Mulyono dalam Suranto, hubungan interpersonal adalah komunikasi
yang berbentuk tatap muka, interaksi antar individu, verbal maupun Kerjasama akan
timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri.
Untuk lebih mengerti tentang apa yang dimaksud hubungan interpersonal dan
bagaimana bentuk model-model hubungam interpersonal

akan dibahas didalam


makalh ini
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hubungan interpersinal ?
2.

Bagaimana model- model dalam hubungan interpersonal ?

3. Bagaimanakah kepanitiaan dalam organisasi itu?
4.

Bagaiamana teori menurut para ahli tentang organisasi ?

C. TUJUAN
4

1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian hubungan interpersonal
2. Untuk menegetahui bagaimana bentuk-bnetuk model dalam organisasi
3. Mengetahui dan memahami tentang kepanitiaan dalam organisasi.
4. Untuk mengetahui teori oragnisasi lebih dalam melalui pendapat para ahli


5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Daya tarik Antar Orang (Hubungan Interpersonal)
Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
saling tergantung satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten.
Sedangkan menurut Enjang, hubungan interpersonal adalah komunikasi antar orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap langsung baik secara verbal
maupun secara tatap muka, interaksi verbal. Sedangakan menurut para ahli sebagai berikut
:
Menurut Agus Mulyono dalam Suranto, hubungan interpersonal adalah komunikasi
yang berbentuk tatap muka, interaksi antar individu, verbal maupun Kerjasama akan
timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri.
Menurut Baron dan Byrne (2006) menjelaskan bahwa Interpersonal attraction adalah
penilaian seorang terhadap sikap orang lain. Di mana penilaian ini dapat diekspresikan
melalui sesuatu dimensi, dari strong liking sampai dengan strong dislike.Jadi, ketika kita
berkenalan dengan orang lain, kita sebenarnya sudah melakukan penilaian terhadap orang

tersebut. Apakah orang tersebut cukup sesuai untuk menjadi teman kita atau orang
tersebut ternyata kurang sesuai, sehingga kita lebih memilih untuk tidak melakukan
interaksi sama sekali. Oleh karena itu dalam konteks penilaian ini adalah dalam
melakukan hubungan interpersonal
Jadi yang dimaksud dengan hubungan interpersonal adalah hubungan diluar diri, yaitu
dengan lingkungan sekitar. Hubungan interpersonal bukan sekedar menyampaikan isi,
tapi menentukan kadar hubungan antar individu.
Hubungan intrpersonal yang baik adalah hubungan yang didalamnya terdapat saling
mempercayai, mempunyai rasa simpati dan empati yang tinggi, dapat terbuka antar
individu, dan sebagainya menurut kemampuan dalam hubungan interpersonal. Faktorfaktor yang dapat meningkatkan hubungan interpersonal ada dua yaitu faktor internal

6

adalah dari kebutuhan berinteraksi dan pengaruh perasaan, sedangkan dari faktor
eksternal yaitu dari kesamaan, kedekatan dan daya tarik fisik.
2.2 Model daya tarik antar pribadi
Berdasarkan teori dari Coleman dan Hammen, ada empat teori atau model hubungan
interpersonal, yaitu:
a) Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang bahwa pola hubungan interpersonal menyerupai transaksi

dagang, hubungan interpersonal berlangsung mengukuti kaidah transaksional, yaitu
apakah seseorang memperoleh keuntungan atau malah merugi., jika merasa
memperoleh keuntungan maka hubungan interpersonal berjalan mulus, tetapi jika
merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu. Teori ini menyatakan bahwa rasa
suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian kitaterhadap kerugian dan
keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita. Keuntungan itu, menurut
perspektif teori ini ada enam bentuk yaitu cinta, uang, status, informasi, barang dan
jasa. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang
memnuhi kebutuhannya. Asumsi dasar bahwa yang mendasari teori ini adalah setiap
individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama
hubungan tersebut cukup memuaskan
b) Model Peranan
Asumsi teori ini mengatakan bahwa hubungan interpersonal akan berjalan
harmonis mencapai kadar hubungan yang baik ditandai dengan adanya kebersamaan,
apabila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan, tuntutan peranan,
dan terhindar dari konflik peranan, artinya hubungan interpersonal berjalan baik
apabila masing-masing individu dapat memainkan peranan sebagaimana yang
diharapkan. Tuntutan peranan adalah desakan keadaan yang memaksa individu
memainkan peranan tertentu meskipun tidak menginginkannya. Ekspektasi peranan
mengacu pada kewajiban,tugas, dan hal yang berkaitan dengan posisi tertentu dalam

kelompok. Tuntutan peranan adalah desakan sosial yang memaksa individu untuk
memenuhi peranan yang telah dibebankan padanya. Desakan sosial dapat berwujud
sebagai sanksi sosial dan dikenakan bila individu menyimpang dari peranannya.
7

Dalam hubungan interpersonal, desakan halus atau kasar dikenakan pada orang lain
agar ia melaksanakan peranannya
c) Model Permainan
Model ini berasal dari psikiater Eric Barne dalam buku Games People Play, dalam
model ini orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan, mendasari
permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia yaitu orangtua, anak, dan orang
dewasa. Dalam hubungan interpersonal kita menampilkan salah satu aspek
kepribadian tersebut, dan orang lain membalasnya dengan salah satu aspek tersebut
juga. Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggungjawab, dan jika permintaannya
tidak segera dipenuhi ia akan menangis meraung-raung, ngambek, cuek kepada semua
orang yang tidak memenuhi kemauannya. Sedangkan oang dewasa lugas dan sadar
akan tanggungjawabnya, sadar akibat dan sadar resiko. Adapun orangtua, ia selalu
memaklumi kesalahan orang lain dan menyayangi mereka, lebih sabar dan bijaksana.
Hubungan interpersonal dalam masyarakat juga ditentukan oleh bagaimana
kesesuaian orang dewasa dan orangtua dengan sikap atau perilaku yang semestinya

ditunjukkan sesuai dengan kodratnya
d) Model interaksional
Menurut model interaksional ini, hubungan interpersonal adalah merupakan
suatu proses interaksi. Masing-masing orang ketika berinteraksi pasti sudah memiliki
tujuan, harapan, kepentingan, perasaan suka atu benci, dan sebagaunya yang
semuanya itu merupakan input. Selanjutnya, inpu menjadi komponen penggerak
yang akan memberi warna dan situasi tertentu terhadap proses hubungan
interpersonal. Output dari psoses hubungan interpersonal telah memperoleh
pengalaman, kesenangan, dan sebagainya. Hubungan interpersonal dapat dipandang
sebagai sistem dengan sifat-sifatnya, untuk menganalisanya harus melihat pada
karakteristik individu yang terlibat, sifat-sifat kelompok, dan sifat-sifat lingkungan.
Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, pelaksanaan
peranan dan permainan yang dilakukan.
Di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo siswa kelas VIII menggunakan model pertukaran
sosial, menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya menjelaskan, kita cenderung
menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi dari pada kita bahkan
8

yang lain, dalam model-model hubungan interpersonal disebut model pertukaran sosial,
Model ini memandang bahwa pola hubungan interpersonal menyerupai transaksi dagang,

hubungan interpersonal berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu apakah
seseorang memperoleh keuntungan atau malah merugi, jika merasa memperoleh
keuntungan maka hubungan interpersonal berjalan mulus, tetapi jika merasa rugi maka
hubungan itu akan terganggu.
2.3 Kepanitiaan dalam Organisasi
Panitia Kegiatan adalah institusi ad-hoc yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
Organisasi dalam upaya melaksanakan suatu program kerja dan bertanggungjawab kepada
seluruh pengurus Organisasi.
Tujuan Umum pembentukkan kepanitiaan adalah:
a) Merencanakan, mengelola, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh
tahapan-tahapan pelaksanaan suatu kegiatan;
b) Mengatur tatalaksana dan tatakerja dalam persiapan dan pelaksanaan suatu kegiatan;
c) Mengelola materi kegiatan;
d) Pengkondisian dan penciptaan suasana yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan
organisasi;
e) Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan operasional yang berkaitan dengan
kegiatan;
f) Melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan semua unsur yang terlibat dalam
kegiatan.
PERSONALIA KEPANITIAAN

Penetapan personalia kepanitiaan dilakukan dengan memperhatikan:
a) Susunan kepanitiaan diprioritaskan menggunakan pola rekruitmen intern yang
disesuaikan dengan hirarki struktur dan pembidangan dalam tata organisasi, kecuali
apabila kegiatan yang bersangkutan memerlukan personalia dengan kriteria khusus.

b) Pola rekruitmen kepanitiaan dilakukan atas pertimbangan-pertimbangan:
9

 kemampuan personalia yang berkaitan dengan ruang lingkup
kegiatan;eksistensi personal, yang menyangkut kredibilitas, kinerja, wawasan,
integritas, kejujuran, serta keikhlasan dalam pelaksanaan tugas;
 kemampuan personalia dalam pendayagunaan sarana dan prasarana secara
efektif, efisien, dan transparan.
Tugas-tugas personalia dalam panitia adalah merupakan satu kesatuan yang bulat
yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan, oleh sebab itu setiap anggota Panitia
dalam melaksanakan tugasnya wajib melakukan, memelihara dan mengadakan konsultasi dan
kerjasama yang erat dan serasi secara terus menerus antara anggota-anggota Panitia.
Panitia Pengarah
Panitia Pengarah memiliki tugas dan kewenangan dalam hal-hal berkaitan dengan
substansi dan materi pokok kegiatan. Adapun pembagian tugas untuk masing-masing
personalia Panitia Pengarah adalah sebagai berikut:
a) Ketua Panitia Pengarah memiliki tugas:
 Memimpin Panitia Pengarah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan
kebijaksanaan yang digariskan oleh Organisasi.
 Memimpin rapat-rapat kepanitiaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan
kebijaksanaan yang digariskan oleh Organisasi.
 Mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan;
 Mendelegasikan tugas yang berkaitan dengan tugas Panitia Pengarah kepada
orang yang dianggap mampu.
b) Sekretaris Panitia Pengarah memiliki tugas:
 Membantu Ketua Panitia Pengarah dalam melaksanakan tugasnya;
 Menyelesaikan segala sesuatu mengenai administrasi Panitia Pengarah;
 Memimpin dan bertanggungjawab atas kesekretariatan Panitia Pengarah;
 Melaksanakan atau mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas tertentu
sesuai dengan pembidangan tugas yang ditentukan;

10

c) Anggota Panitia Pengarah memiliki tugas:
 Melaksanakan tugas yang berkaitan dengan kerja Panitia Pengarah;
 Menyelesaikan segala sesuatu mengenai tugas yang diemban oleh masingmasing anggota;
 Merumuskan materi pokok kegiatan sesuai dengan pembidangan kerja
masing-masing personal;
 Melaksanakan atau mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas tertentu
sesuai dengan pembidangan tugas yang ditentukan;
Panitia Pelaksana
Panitia Pelaksana memiliki tugas dan kewenangan dalam hal-hal berkaitan dengan
teknis operasional yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan. Adapun pembagian tugas
untuk masing-masing personalia adalah sebagai berikut:
a) Ketua Panitia memiliki tugas:
 Memimpin Panitia sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijaksanaan yang
digariskan oleh Organisasi.
 Mewakili Panitia ke dalam dan ke luar organisasi sesuai dengan ketentuanketentuan dan kebijaksanaan yang digariskan oleh Organisasi.
 Memelihara hubungan yang erat dengan lembaga yang relevan dengan tugas
Panitia;
 Memimpin rapat-rapat sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijaksanaan
yang digariskan oleh Organisasi.
 Mengarahkan, membimbing, mengevaluasi dan mengawasi persiapan dan
pelaksanaan kegiatan.
b) Wakil Ketua memiliki tugas:
 Mewakili Ketua Panitia apabila Ketua Panitia berhalangan sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditentukan oleh Ketua Panitia;
 Membantu Ketua Panitia dalam mengarahkan, membimbing, dan mengawasi
persiapan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pembidangan tugas dan
atau kebijaksanaan yang ditentukan;
 Melaksanakan atau mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas tertentu
sesuai dengan pembidangan tugas yang ditentukan;Melaksanakan tugas-tugas
lain yang ditentukan oleh Ketua Panitia.
11

c) Sekretaris memiliki tugas:
 Membantu Ketua dan Wakil Ketua Panitia dalam melaksanakan tugasnya;
 Menyelesaikan segala sesuatu mengenai administrasi kegiatan;
 Memimpin dan bertanggungjawab atas kesekretariatan kegiatan;
 Melaksanakan atau mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas tertentu
sesuai dengan pembidangan tugas yang ditentukan.
d) Wakil Sekretaris memiliki tugas:
 Mewakili Sekretaris apabila Sekretaris berhalangan sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditentukan;
 Membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya;
 Melaksanakan atau mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas tertentu
sesuai dengan pembidangan tugas yang ditentukan;
 Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh Sekretaris.
e) Bendahara memiliki tugas:
 Membantu Ketua dan Wakil Ketua Panitia dalam melaksanakan tugasnya;
 Memupuk dan mengembangkan sumber-sumber dana dan sarana-sarana
lainnya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan kebijaksanaan
dan petunjuk pelaksanaan yang digariskan oleh Ketua Panitia;
 Mengadakan usaha-usaha lainnya yang sah untuk mengumpulkan dana yang
dikoordinasikan bersama Sekretaris sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang
digariskan oleh Ketua Panitia;
 Menyusun rencana anggaran belanja dan pengelolaan dana;
 Mengawasi pemasukan dan penggunaan dana;Membuat pembukuan tentang
segala sesuatu yang menyangkut pendanaan;
 Melaksanakan pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai dengan pembidangan tugas
yang ditentukan.
f) Wakil Bendahara memiliki tugas:
 Mewakili bendahara apabila Bendahara berhalangan;
 Membantu Bendahara dalam melaksanakan tugasnya;
 Melaksanakan tugas-tugas tertentu sesuai dengan pembidangan tugas yang
ditentukan;
 Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh bendahara
g) Bidang-Bidang memiliki tugas umum:
12

 Mengikuti perkembangan keadaan di bidangnya masing-masing secara terus
menerus;
 Menyusun rencana kebijaksanaan dan rencana kegiatan di bidangnya masingmasing;
 Melaksanakan rencana kegiatan bidangnya masing-masing;
 Mengadakan koordinasi, komunikasi, dan kerjasama dengan bidang-bidang
yang bersangkutan dengan pelaksanaan tugasnya;
 Dalam melaksanakan tugasnya melakukan konsultasi dan koordinasi dengan
bidang-bidang di lingkungan kepanitiaan;
 Memberikan pertimbangan dan saran-saran kepada Ketua Panitia tentang
langkah-langkah yang perlu diambil bidangnya masing-masing.
Tugas Bidang-bidang
Bagian-bagian kepanitiaan ditentukan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program kerja,
umumnya dibagi atas bidang-bidang berikut ini:
a) Bagian Dana/ Keuangan
 Menyusun anggaran pembiayaan kegiatan;
 Mengupayakan dan mengelola dana;
 Merencanakan dan mengatur keluar masuknya berkas proposal pencarian
dana;
 Membuat data base instansi atau pihak yang akan dijadikan donatur/ sponsor;
 Mempersiapkan dan mengatur sarana pendukung dana usaha dalam upaya
pencarian dana;
 Membuat usaha-usaha profit oriented untuk menambah kas panitia;
 Melakukan tugas-tugas yang ditugaskan oleh Ketua Panitia;
 Melaporkan hasil-hasil kegiatan kepada Ketua Panitia.

b) Bagian Kesekretariatan
 Mengatur dan mempersiapkan pengadaan dan pengurusan kesekretariatan
berikut sarana pendukungnya;
 Menyusun/ membuat dan mengurus persuratan serta pengarsipannya dalam
upaya tertib administrasi;
13

 Mengkomunikasikan dan menginformasikan kegiatan kepada pihak yang
berkepentingan
 Mengatur dan mempersiapkan rapat kepanitiaan dan distribusi surat
undangannya;
 Mengatur dan mempersiapkan pendaftaran peserta berikut sarana
pendukungnya;
 Membuat dokumentasi jalannya kepanitiaan secara keseluruhan dan mengatur
tertib administrasi;
 Mengatur dan mempersiapkan pendaftaran peserta berikut sarana
pendukungnya;
 Mengurus surat-surat perizinan;
 Mengirimkan surat-surat tembusannya ke pihak-pihak terkait;
 Melakukan tugas-tugas yang ditugaskan oleh Ketua Panitia;
 Melaporkan hasil-hasil kegiatan kepada Ketua Panitia.
c) Bagian Acara
 Mengatur dan mempersiapkan penataan seluruh acara yang berkaitan dengan
kegiatan;
 Membuat dokumentasi jalannya acara secara keseluruhan dan mengatur tertib
dokumentasi.
 Membuat laporan dokumentasi;
 Mengatur dan mempersiapkan sarana-sarana yang berkaitan dengan acara;
 Melakukan tugas-tugas yang ditugaskan oleh Ketua Panitia;
 Melaporkan hasil-hasil kegiatan kepada Ketua
d) Bagian Keamanan
 Mengatur dan mempersiapkan penataan seluruh kegiatan yang berkaitan
dengan keamanan kegiatan;
 Mengatur dan mempersiapkan sarana-sarana yang berkaitan dengan keamanan
kegiatan;
 Melakukan koordinasi kegiatan pengamanan yang berkaitan dengan Kegiatan;
 Menghimpun potensi tenaga pelaksana pengaman kegiatan;
 Menjalin kerjasama dengan instansi terkait;
 Melakukan tugas-tugas yang ditugaskan oleh Ketua Panitia;
 Melaporkan hasil-hasil kegiatan kepada Ketua Panitia.
e) Bagian Transportasi/ Akomodasi
14

 Menyediakan dan menyiapkan sarana transportasi.
 Mengatur transportasi pihak-pihak di luar panitia seperti pembicara
 Mengadakan hubungan dalam hal peminjaman/ penyewaan alat transportasi.
 Melakukan penataan atas fasilitas kegiatan;
 Melakukan tugas-tugas yang ditugaskan oleh Ketua Panitia;
 Melaporkan hasil-hasil kegiatan kepada Ketua Panitia.
f) Bagian Perlengkapan
 Merencanakan dan mendata peralatan perlengkapan kegiatan yang dibutuhkan
serta mengupayakan pengadaannya dengan sebelumnya mengadakan
koordinasi dengan bidang lain terkait yang membutuhkan perlengkapan
sarana;
 Mengadakan hubungan dalam hal peminjaman/ penyewaan peralatan;
 Bertanggung jawab atas pemeliharaan/ perawatan dan pengembalian peralatan
perlengkapan kegiatan;
 Mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan kegiatan;
 Melakukan tugas-tugas yang ditugaskan oleh Ketua Panitia;
 Melaporkan hasil-hasil kegiatan kepada Ketua Panitia.

15

Hak dan Kewajiban Panitia
Panitia berhak untuk:
 Berbicara dan mengeluarkan pendapat serta memberikan usul atau saran baik secara
lisan maupun tulisan.
 Menggunakan fasilitas kepanitiaan sesuai prosedur yang berlaku
Panitia berkewajiban untuk:
 Menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh secara tuntas, sesuai tugasnya
masing-masing yang telah diatur dalam deskripsi kerja.
 Menghadiri undangan rapat dan tepat waktu.
 Mentaati tata tertib dan petunjuk pelaksanaan yang telah diberlakukan.
 Menjaga nama baik panitia serta memelihara stabilitas, ketertiban dan keamanan
kepanitiaan dan kegiatan
 Panitia harus siap ditegur dan melaksanakan sanksi/ konsekuensinya bilamana
melakukan kesalahan atau kelalaian yang dianggap bisa merusak kelancaran kegiatan.
MEKANISME KERJA
Panitia bekerja untuk mengoptimalkan sumberdaya organisasi yang ditujukan untuk
kegiatan-kegiatan yang diarahkan pada penciptaan iklim yang kondusif dalam pelaksanaan
kegiatan. Mekanisme kerja kepanitiaan dilakukan oleh setiap personalia pada
pembidangannya masing-masing dengan melakukan kerjasama dengan setiap unit kerja yang
relevan melalui upaya-upaya yang memadukan, menyerasikan dan menyelaraskan berbagai
sasaran dan kegiatan yang saling berkaitan agar setiap gerak dapat mencapai sasaran, tempat,
dan waktu yang tepat. Dalam pelaksanaannya, koordinasi dilakukan melalui dua pola
koordinasi, yaitu:
1) Koordinasi vertikal (hierarkis)
Koordinasi vertikal merupakan koordinasi yang dilakukan oleh panitia terhadap
anggota yang dikoordinasikannya.

16

2) Koordinasi fungsional
Koordinasi fungsional diartikan sebagai koordinasi yang dilakukan antar bagian
dalam kepanitiaan dan lembaga di luar kepanitiaan di dalam lingkup tugas yang saling
berkaitan menurut azas fungsionalisasi dikoordinasikan melalui Organisasi.
OPERASIONALISASI KEGIATAN
Perencanaan Kegiatan
Perencanaan merupakan penentuan program pelaksanaan kegiatan yang akan
membantu tercapainya tujuan kegiatan. Di bawah ini tercantum beberapa hal yang perlu
diperhatikan yang berkaitan dengan perencanaan:
 Pelaksanaan kegiatan tergantung pada baik buruknya perencanaaan.
 Perencanaan harus diarahkan pada tercapainya tujuan. Jika tujuan tidak tercapai,
mungkin disebabkan oleh kurang sempurnanya perencanaan.
 Perencanaan harus didasarkan atas kenyataan-kenyataan obyektif dan rasional untuk
mewujudkan adanya kerja sama yang efektif.
 Perencanaan harus mengandung atau dapat memproyeksikan kejadian-kejadian pada
masa yang akan datang.
 Perencanaan harus bisa memikirkan secara matang, jelas dan mendetil, serta terarah,
mengenai kebijaksanaan, metode, prosedur dan standar hasil kerja untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
 Perencanaan harus memberikan pedoman dasar kerja dan latar belakang bagi fungsifungsi manajemennya, yaitu pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian,
penyelesaian akhir kegiatan dan evaluasi.
Perencanaan kegiatan ini meliputi:
a) Pembuatan proposal
Pembuatan proposal dilakukan dengan berpedoman pada tata cara penyusunan
proposal kegiatan. Proposal kegiatan diusulkan oleh penggagas melalui Ketua yang
membidangi kegiatan tersebut untuk memperoleh persetujuan dari Organisasi.

17

b) Pembuatan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Petunjuk pelaksanaan ini merupakan penjelasan dan penjabaran bentuk teknis
dari konsep umum yang termuat dalam proposal. Didalamnya berisikan hal-hal yang
berkenaan dengan teknis pelaksanaan sebagai pedoman dan dasar pelaksanaan bagi
panitia pelaksana. Sistematika penyusunan petunjuk pelaksanaan ini antara lain:
 Strategi kebijakan kegiatan
Berisikan strategi kebijakan organisasi yang ditetapkan dalam upaya
keberhasilan pencapaian tujuan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh panitia
pelaksana. Misalnya:
Strategi penggalangan: upaya menarik simpati masyarakat yang berada dalam
ruang lingkup kegiatan agar mendukung dan membantu pelaksanaan kegiatan
ini.
Strategi dalam membuka dan memelihara hubungan baik dengan pihak-pihak
luar yang berkaitan dan berkepentingan dengan kegiatan ini (sponsor atau
lembaga/ instansi terkait).
 Bentuk dan Metode kegiatan.
Menjelaskan metode dan bentuk teknis kegiatan yang direncanakan.
Format dari metode kegiatan ini tergantung pada ciri dan karakteristik
kegiatan, yang penting penjelasan yang dibuat diupayakan seteknis mungkin
dan mendetil.
c) Perangkat pelaksana
Menjelaskan perangkat-perangkat pelaksana kegiatan secara jelas, termasuk
pihak-pihak luar terkait yang diharapkan akan turut berperan serta dalam upaya
penyuksesan kegiatan.

18

d) Pembuatan Job Description
Pemimpin yang tidak melakukan fungsi pengorganisasian/ fungsi pembagian
kerja dalam proses kepemimpinannya bukanlah seorang pemimpin yang baik dan
proses manajemen di dalamnya bisa dikatakan tidak berfungsi. Pengorganisasian ini
dibutuhkan agar pembagian kerja/ tugas dapat dilakukan dan spesialisasi keahlian/
keterampilan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Untuk itulah ditetapkan job
description (uraian pekerjaan) yang akan mempermudah pemimpin untuk membagibagikan tugas dan melakukan pendelegasian wewenang kepada setiap pelaksana
kegiatan. Wewenang ini dianggap sebagai hak panitia yang diberikan ketua untuk
bergerak menjalankan tugasnya.
e) Pembuatan Perencanaan Waktu Kerja Kegiatan
Perencanaan waktu kerja ini sangat penting dan prinsipil dalam melakukan
manajemen organisasi kegiatan. Penggunaan waktu dalam kegiatan haruslah efektif,
dan setiap perencanaan harus memiliki target waktu dan target kerja yang jelas. Ini
berguna untuk proses pengawasan dan pengendalian dalam rangka mendisiplinkan
pelaksana kegiatan, dan juga sebagai alat indikator untuk melakukan evaluasi.
Mengulur waktu tanpa alasan yang jelas, serta pengerjaan yang sifatnya terburu-buru,
merupakan wujud dari ketidakdisiplinan dan rasa kurang bertanggung jawab dari
seorang pelaksana kegiatan. Harus disadari bahwa, jika ada salah satu dari komponen
kegiatan yang tidak berjalan sesuai rencana, jelas ini akan mempengaruhi kegiatan
lainnya, apalagi bila hal tersebut sangat prinsipil, misalnya seksi perijinan.
Pelaksanaan bisa menyimpang dari perencanaan semula, dan bahkan jadinya berkesan
dipaksakan, asal jadi atau asal ada saja. Dampaknya selain mengganggu proses
kegiatan, juga akan merusak nilai dari hasil kegiatan itu sendiri. Sangat disayangkan,
bahwa proses perencanaan dan persiapan yang telah memakan waktu dan biaya yang
tidak sedikit menjadi hancur akibat kelalaian yang tidak bertanggung jawab dari satu
komponen saja.
f) Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini merupakan bagian terpenting, karena melalui
kegiatan inilah terciptanya apa-apa yang diharapkan dan direncanakan dalam
mencapai tujuan akhir. Demi keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini, seluruh panitia
diwajibkan menguasai dan memahami semua aspek perencanaan yang berkaitan
19

dengan tugas dan wewenangnya. Hal itu bisa didapatnya melalui penjabaran konsep
yang tertuang seperti dalam Proposal, Petunjuk Pelaksanaan, Job Description dan
Perencanaan Waktu Kerja yang sebelumnya harus telah disebarluaskan. Pelaksanaan
ini memerlukan pengorganisasian yang baik, terutama terhadap sumber daya
manusianya. Pemimpin harus memahami benar mengenai konsep dan tujuan kegiatan
serta dituntut untuk mampu menerangkan dan menjabarkannya kepada seluruh
perangkat pelaksana kegiatan. Selain itu juga, ia juga harus tegas dalam menjalankan
kepemimpinannya. Pemilihan dan penempatan sumber daya manusia mesti sesuai
dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
Motivasi terhadap pelaksana kegiatan perlu diciptakan agar mereka tidak saja
mampu melaksanakan tugas, melainkan dengan sukarela bersedia melakukannya.
Untuk itu pemimpin harus bisa memahami karakteristik dari sifat-sifat dan perilaku
bawahannya. Sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan dan kekompakan panitia,
suara-suara dan keinginan panitia harus didengar dan diupayakan penerapannya
sejauh tidak menyimpang dari tujuan semula.
Setiap panitia harus mempunyai catatan kegiatan sendiri yang berkaitan
dengan tugasnya masing-masing. Pengawasan dan pengendalian harus senantiasa
terus dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan
semula. Koordinasi dan kerja sama antara tim yang ada harus selalu dibina; suatu tim
dapat ditentukan kapan harus siap untuk membantu tim yang lain.
Sekretariat panitia harus ada dan berjalan semestinya, dimaksudkan bilamana
ada hal-hal penting ataupun ada perubahan-perubahan yang mendadak, komunikasi
dan koordinasi terus berjalan, sehingga setiap permasalahan baru bisa secepatnya
diantisipasi dan diselesaikan.
g) Pengawasan dan Pengendalian
Pengendalian merupakan fungsi untuk meneliti apakah pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan perencanaan. Dalam hal ini, Job Description dan Perencanaan Waktu
Kerja dijadikan sebagai acuan untuk pengendalian. Sedangkan pengawasan
merupakan fungsi untuk meneliti apakah yang dihasilkan sesuai dengan standar hasil
kerja yang ditetapkan sebelumnya. Berbagai dokumentasi diperlukan untuk maksud
ini seperti laporan penggunaan biaya, laporan hasil kerja, dan lain sebagainya.
20

Pelaksanaan kegiatan selalu harus ditinjau ulang kembali setiap waktu secara
periodik supaya dapat diketahui tanda-tanda kemungkinan pelaksanaan yang
menyimpang dari rencana semula. Bentuk formal yang biasa digunakan dalam
pengendalian dan pengawasan ini adalah berbentuk rapat berkala, mingguan atau dua
mingguan, yang membahas laporan hasil kerja panitia dan evaluasi kerja. Di
dalamnya dibahas pula permasalahan-permasalahan dan kendala-kendala yang timbul
serta perubahan-perubahan pada rencana.
h) Penyelesaian Akhir Kegiatan
Acara selesai bukan berarti kegiatan telah berakhir. Biasanya, panitia banyak
yang langsung menghilang setelah acara selesai. Padahal, sebetulnya masih ada halhal yang belum selesai yang perlu dibereskan dan ditertibkan. Bilamana ini tak
terselesaikan, dampaknya bisa merusak citra panitia berikut organisasinya, dan juga
nilai dari hasil kegiatan yang dicapai. Walaupun hasilnya baik dan tujuannya
tercapai, nilainya akan jadi berkurang akibat penyelesaian akhir kegiatan yang tidak
tuntas.
Hal yang perlu ditekankan dalam penyelesaian akhir kegiatan ini adalah
jangan sampai ada satu pihak pun, terutama pihak luar yang kecewa atau tidak puas
terhadap penyelesaian akhir kegiatan ini. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal
dibawah ini:


Persoalan administrasi dan keuangan harus tuntas, jangan sampai ada yang
terlewat.



Sisa-sisa atribut kegiatan dikumpulkan dan dibereskan kembali.



Fasilitas sarana dan prasarana, termasuk logistik yang digunakan harus
dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan semula dengan pengecekan
terlebih dahulu bila terjadi kerusakan pada saat digunakan.



Membuat ucapan terima kasih berupa surat atau kenang-kenangan kepada
pihak luar yang telah membantu sebagai upaya membina hubungan yang baik
dalam jangka panjang.



Memastikan bahwa setelah acara berakhir, tidak ada satu pun dari perangkat
dan partisipan pelaksana seperti panitia atau pun peserta, mengalami hal-hal
yang tidak dikehendaki seperti gangguan fisik atau pun jasmani sebagai akibat
langsung dari pelaksanaan kegiatan pada saat kegiatan tengah berlangsung.
21



Membuat laporan akhir kerja per seksi dan laporan pertanggung jawaban
secara keseluruhan.

i) Evaluasi Kegiatan
Evaluasi diartikan sebagai penilaian terhadap pelaksanaan rencana baik pada
setiap tingkat sasaran (hasil dan tujuan) maupun pada fungsi-fungsi manajemen
organisasi serta faktor-faktor eksternal yang mempengaruhinya. Baik tidaknya suatu
evaluasi sangat tergantung dari rencananya itu sendiri. Suatu rencana baik apabila di
dalam rencana tersebut memuat unsur-unsur evaluasi yaitu indikator dari tingkat
sasaran (hasil dan tujuan) serta standar hasil kerja seseorang.
Hasil evaluasi ini berguna untuk menilai kekuatan dan kemampuan organisasi
dalam melaksanakan suatu kegiatan, yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan-bahan
pertimbangan untuk kegiatan berikutnya baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
Hasil suatu evaluasi harus memberikan umpan balik untuk dua maksud dibawah ini,
yaitu:


Memperbaiki dan menyempurnakan rencana berikutnya melalui reformulasi
perencanaan (perumusan kembali perencanaan)



Membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh para pelaksana
kegiatan.

j) Penyusunan Laporan
Laporan kegiatan disusun oleh Panitia sebagai salah satu kewajiban kepanitiaan yang
harus dibuat selambat-lambatnya 15 hari setelah pelaksanaan kegiatan.

2.4 Pengertian organisasi menurut para ahli
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan antar orang dengan oranglain guna
untuk mengejar/mencapai suatu tujuan. Untuk lebih mengetahui tentang defenisi-defenisi
organisasi maka menurut para ahli sebagai berikut :
22

a) Chester I. Barnad, (1938): “Organization as a system of cooperatives of two or
more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih.)
b) Edwin B. Flippo menyatakan bahwa: organisasi adalah sistem hubungan antara
sumebr daya (among rsources) yang memungkikankan pencapaian sasaran.
c) James D. Mooney berpendapat bahwa: “Organization is the form of every human
association for the attainment of coomon purpose” (Organisasi adalah setiap bentuk
kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama. (dalam Djatmiko, 2003:2). d.
Gitosudarmo (2000:1), mengemukakan pengertian organisasi adalah suatu sistem
yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulangulang oleh sekolmpok orang untuk mencapai suatu tujuan e. Nawawi, (2000:8),
menyatakan pendapatnya tentang pengertian organisasi dari dua segi yaitu pengerian
organisasi secara statis dan dinamis yaitu :
1) Pengertian Statis: Organisasi adalah wadah berhimpun sejumlah manuuusia
karena memiliki kepentingan yang sama. Statis dalam artui bahwa setiap
orgnisasi memiliki struktur yang cenderung tidak berubah-ubah disamping itu
posisi, status dan jabatan juga cenderungt permanen.
2) Pengertian Dinamis : Proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang atau
lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Dinamis dalam arti bahwa kerjasama
berlangsung secara berkelanjutan atau proses yang selalu mungkin menjadi
lebih efektif dan efesien, sebaliknya juga semakin kurang efektif atau kurang
efesien. Disamping itu interaksi antar manusia didalam organisasi tidak
pernah sama dari waktu ke waktu.
Dari pengertian organisasi sebagaimana telah diuraikan di atas, pada dasarnya memiliki
4 (empat) unsur pokok (Nawawi, 2008) yaitu :
1) Manusia. Unsur ini dari segi jumlah terdiri dari dua orang atau lebih.
2) Filsafat. Manusia yang menghimpun diri dalam organisasi, dengan hakekat
kemanusiaannya, menjalani kehidupan bersama berdasarkan filsafat yang sama,
sehingga memungkinkan terwujudnya kerjasama.
3) Proses. Organisasi sebagai perwujudan interaksi antar manusia yang menghasilkan
kerjasama, tidak pernah berhenti selama manusia berhimpun didalamnya. Oleh
sebab itu kerjasama tersebut sebagai kegiatan yang berlangsung sebagai proses.
4) Tujuan. Organisasi didirikan manusia adalah karena kesamaan kepentingan, baik
dalam rangka mewujudkan hakekat kemanusiannya maupun secara berkelanjutan
23

untuk memenuhi kebutuhannya. Ini berarti bahwa dalam setiap organisasi selalu ada
atau beberapa orang yang bertanggung jawab untuk mengkoor-dinasikan sejumlah
orang yang bekerjasama tadi dengan segala aktivitasnya. Dalam banyak hal orang
yang bertanggung jawab tadi juga harus mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan
sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Ketentuan
yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak 23 diketahui oleh semuanya dan
malah mungkin terpaksa disetujui. Hal ini banyak terlihat hampir di semua
organisasi baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain bahwa pengertian
organisasi akan semakin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan tingkat
formalitasnya menjadi besar dan semua itu akan mempengaruhi orang-orang yang
bekerjasama di dalam organisasi tersebut.
Ini berarti dimensi manusia merupakan hal yang sangat urgen dalam organisasi. Dengan
demikan dapat disimpulkan bahwa semua organisasi memiliki kesamaan, yang berbeda
hanyalah bidang geraknya karena didasari oleh berbagai kepentingan manusia yang
terhimpun di dalamnya. Hasibuan,2006:6, mengemukakan bahwa organisasi dilihatdari
tujuannya dikenal dengan organisasi perusahaan (business organization) dan organisasi
social (public organization). Organisasi perusahaan bertujuan mendapatkan laba dan
prinsip kegiatannya ekonomi rasional. Organsasii social bertujuan memberikan pelayanan
sedang prinsip kegiatannya ialah pengabdian social.

BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Hubungan intrpersonal yang baik adalah hubungan yang didalamnya terdapat
saling mempercayai, mempunyai rasa simpati dan empati yang tinggi, dapat
terbuka antar individu, dan sebagainya menurut kemampuan dalam hubungan
interpersonal.
24

Panitia sebagai pelaksana kegiatan memiliki tanggung jawab dalam
melaksanakan program atau kegiatannya. Bentuk tanggung jawab ini dapat
dicapai ketika segala unsur kepanitiaan dari ketua hingga anggotamemiliki
korelasi yang baik dan saling berkesinambungan. Korelasi yang baik ini, diharap
dapat menciptakan ide beserta implementasinya sesuai tujuan program atau
kegiatan yang dilaksanakan.
Semua organisasi memiliki kesamaan, yang berbeda hanyalah bidang
geraknya karena didasari oleh berbagai kepentingan manusia yang terhimpun di
dalamnya. Hasibuan,2006:6, mengemukakan bahwa organisasi dilihatdari
tujuannya dikenal dengan organisasi perusahaan (business organization) dan
organisasi social (public organization). Organisasi perusahaan bertujuan
mendapatkan laba dan prinsip kegiatannya ekonomi rasional. Organsasii social
bertujuan memberikan pelayanan sedang prinsip kegiatannya ialah pengabdian
social.
 SARAN
Dengan adanya materi ini, pembaca dapat memahami bagaimana teori – teori
organisasi beserta implementasi dan pembagiannya. Oleh karena itu, pembaca
diharap dapat memahami materi dalam makalah ini agar dapat melaksanakan
kegiatan organisasi dengan baik. Kepanitiaan yang mengandung unsur baik
didalamnya akan menciptakan kegiatan yang baik pula

DAFTAR PUSTAKA
digilib.uinsby.ac.id/2451/2/Bab%202.pd oleh F Nurjannah - 2015
http://ochapsikologikelompok.blogspot.com/2010/10/jenishubunganinterpersonal.html.
(Diakses Tanggal 28 November 2012).
http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/07/hubungan-interpersonal.pdf
25

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011)
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002)
https://zeqjs.wordpress.com/buku-saku-follow-up-pkm-imsa-2015/manajemen-kepanitiaan/

26