KONSTRUKSI BAJA 1 DI INDONESIA
KONSTRUKSI BAJA 1
TUGAS
Disusun Oleh:
AHMAD FAKHRI
Kelas
2 GEDUNG 2 SORE
2015
Klasifikasi Baja Tahan Karat, Stainless Steel, Tipe, Jenis
Pengertian Definisi Baja Tahan Karat
Baja tahan karat merupakan kelompok dari baja paduan yang mempunyai sifat atau
karakterisasi khusus. Ciri umum dari baja tahan karat adalah kadar kromium (Cr) yang
tinggi, tidak kurang dari 12 persen. Kromium dengan besi (Fe) dalam baja membentuk
larutan padat atau solid solution.
Sifat utama dari baja tahan karat adalah ketahanannya yang tinggi terhadap korosi,
disamping memiliki sifat ketangguhan yang tinggi, mudah di mesin, mudah dibentuk dan
mampu las tinggi.
Klasifikasi Baja Tahan Karat
Berdasarkan fasanya, baja tahan karat diklasifikasikan menjadi:
1.
2.
3.
4.
Baja tahan karat fertitk, 12 – 30 persen Kromium
Baja tahan karat austenitic, 17 – 25 persen Kromium, 8 – 20 persen Nikel
Baja tahan karat martensitik, 12 – 17 persen Kromium, 0,1 – 1,0 persen Karbon
Baja tahan karat duplex, 23 -30 persen Kromium, 2,5 – 7 persen Nikel dengan
penambahan unsure Titanium dan Molibdenum.
5. Baja tahan karat pengerasan pengendapan, PH, precipitation hardening,
mempunyai struktur martensit atau austenite dengan penambahan unsure
Tembaga, Titanium, Alumunium, Molibdenum, Niobium, atau Nitrogen
Selain unsure kromium, dan unsure unsure yang biasa ditambahkan dalam baja tahan
karat seperti nikel, titanium, molybdenum, tembaga, niobium, terdapat juga unsure-unsur
lain seperti karbon, silicon, alumunium, dan mangan.
Mo, W, Si, V, Al, Ti dan Nb merupakan unsure-unsur penstabil ferit. Sedangkan C, N,
Cu, Co dan Mn merupakan unsure-unsur yang menyebabkan ferit menjadi tidak stabil.
Unsure-unsur ini menghambat transformasi austenite ke martensit, sehingga baja paduan
tinggi dengan karbon tinggipun dapat tetap memiliki struktur austenite pada temperature
ruang.
Baja Tahan Karat Feritik
Baja Tahan Karat Feritik mempunyai paduan utama kromium antara 12 sampai dengan
30 persen. Kadar karbonnya relative rendah. Baja tahan karat ini umumnya tidak dapat
dikeraskan dengan perlakuan panas, namun dapat dikeraskan dengan pengerjaan dingin.
Pada temperature rendah atau ruang, baja ini membentuk larutan padat Cr-Fe-α dengan
struktur Kristal BCC. Baja tahan karat feritik mengandung unsure nikel yang sangat
rendah, kurang daripada 0,5 persen atau bahkan tidak ditambahkan. Diketahui bahwa
nikel sebagai unsure penstabil austenite yang kuat. Sehingga dengan kandungan Nikel
rendah ini, struktur baja ini lebih stabil dalam ferit.
Kandungan karbon yang terdapat dalam baja sebagian besar membentuk endapan
kromium karbida. Pembentukan karbida ini tidak mengurangi ketahanan korosi bajanya,
mengingat kandungan kromium yang terlarut dalam Fe-α masih cukup tinggi.
Baja tahan karat Austenite memiliki ketahanan korosi temperatur ruang yang lebih baik
dari pada martensitik, terutama pada stress corrosion cracking, SCC.
Pada baja, unsur kromium berperan sebagai unsur paduan dengan sifat dasar sebagai
penstabil ferit sehingga luas daerah fasa ferit menjadi lebih luas dan daerah Austenite
menjasi lebih sempit.
Baja Tahan Karat Austenitik
Baja tahan karat austenitik terjadi jika pada sistem larutan padat Fe-Cr ditambahkan unsur
penstabil Austenite seperi nikel atau mangan. Kedua unsur ini berperah sebagai unsur
yang menstabilkan Austenite dan menambah luas daerah fasa Austenite dan
mempersempit daerah ferit.
Jika pada paduan Fe-Cr ditambahkan nikel dengan kadar 8 persen, maka akan terbentuk
struktur atau fasa Austenite yang stabil pada temperatur ruang.
Selain unsur nikel, penambahan unsur mangan dan nitrogen dalam jumlah yang cukup
akan membentuk matrik dengan struktur Austenite yang stabil pada berbagai temperatur.
Paduan baja tahan karat ini bersifat non magnetik dan tidak dapat dilaku-panas. Baja
tahan karat ini memiliki keuletan yang baik dengan kekuatan luluh yang relatif rendah.
Baja tahan karat ini dapat ditingkatkan kekuatannya dengan melakukan pengerjaan dingin
atau dengan menambah unsur paduan tertentu yang dapat meningkatkan kekuatannya.
Baja Tahan Karat Martensitik
Baja tahan karat martensitik mengandung kromium 11,5 sampai dengan 18 persen. Kadar
karbon dalam baja tahan karat ini relatif tinggi, yaitu antara 0,12 sampai 1,20 persen.
Proses perlakukan panas, atau heat treatment diterapkan dengan cara memanaskan baja
sampai temperatur austenit, kemudian didinginkan dengan cepat ke dalam media air.
Selama proses pendinginan, austenit akan bertransformasi menjadi martensit. Fasa
martensit ini, membuat baja tahan karat menjadi sangat rapuh, untuk itu, agar dapat
memperoleh keuletannya dilakukan proses pemanasan temper.
Agar diperoleh daya tahan terhadap serangan korosi atau ketahanan korosi yang tinggi,
maka saat pembuatan baja tersebut ditambahkan unsur Cr dan Nikel. Baja tahan karat ini
termasuk baja yang relatif sulit dilakukan pemesinan dibandingkan dengan baja karbon
pada umumnya. Untuk dapat meningkatan kemampuan mesinnya, biasanya ditambahkan
fosfor dan belerang dalam jumlah terbatas. Untuk mendapatkan kinerja proses pemesinan
yang lebih baik lagi, pada baja ini ditambahkan unsur selenium, Se. Sedangkan untuk
mendapatkan nilai kekerasan yang optimum, ditambahkan unsur karbon sesuai dengan
kekerasan yang diinginkan.
Kelebihan dan Kekurangan Baja sebagai Material Struktur
Kelebihan Baja sebagai Material Struktur
Jika kita menyimak bangunan sekitar kita baik berupa jembatan, gedung,
pemancar, papan iklan, dan lainnya akan sependapat bahwa baja merupakan material
struktur yang baik. Kelebihan dari baja terlihat dari kekuatan, relatif ringan, kemudahan
pemasangan, dan sifat baja lainnya. Kelebihan material baja akan dibahas dalam paragraf
berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa
beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang,
bangunan tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.
Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada
struktur beton bertulang.
Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan
material lain karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan
yang cukup tinggi. Momen inersia untuk penampang baja
dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang beton bertulang.
Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan
perawatan pengecatan sama sekali.
Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang
besar tanpa keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji
terhadap tarik akan mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi
perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan
getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-1729-2002
mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau komponennya untuk
melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar batas titik
leleh pertama, sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya. Beban normal yang bekerja pada suatu elemen struktur akan
mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi pada beberapa titik. Sifat daktil
baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut sehingga dapat
mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain dari material daktil adalah jika
elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan terjadi defleksi yang
cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.
Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan
daktilitas. Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi
yang cukup besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat
ini elemen baja bisa menerima deformasi yang besar selama pabrikasi,
pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Dengan
demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban kejut,
geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material
untuk menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar disebut toughness.
Tambahan pada Struktur yang Telah Ada
Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang
baru maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada,
bahkan jembatan baja seringkali diperlebar.
Lain-lain
Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah: (a) kemudahan penyambungan
baik dengan baut, paku keling maupun las, (b) cepat dalam
pemasangan, (c) dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan, (d) kekuatan
terhadap fatik, (e) kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah
pembongkaran, (f) masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai
elemen struktur, (g) adaptif terhadap prefabrikasi.
Kelemahan Baja sebagai Material Struktur
Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan
pada paragraf dibawah ini.
1. Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi
kontak dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.
2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika
terjadi kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik
sehingga dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya,
portal dengan kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan
material baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.
3. Rentan Terhadap Buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya
terhadap buckling (tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai
kekuatan yang tinggi per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom
seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang perlu digunakan untuk
memperkuat kolom terhadap buckling.
4. Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan
perlu dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi
beban siklis.
5. Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas
dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik
dan temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan
getas (ini yang terjadi pada kapal Titanic).
TUGAS
Disusun Oleh:
AHMAD FAKHRI
Kelas
2 GEDUNG 2 SORE
2015
Klasifikasi Baja Tahan Karat, Stainless Steel, Tipe, Jenis
Pengertian Definisi Baja Tahan Karat
Baja tahan karat merupakan kelompok dari baja paduan yang mempunyai sifat atau
karakterisasi khusus. Ciri umum dari baja tahan karat adalah kadar kromium (Cr) yang
tinggi, tidak kurang dari 12 persen. Kromium dengan besi (Fe) dalam baja membentuk
larutan padat atau solid solution.
Sifat utama dari baja tahan karat adalah ketahanannya yang tinggi terhadap korosi,
disamping memiliki sifat ketangguhan yang tinggi, mudah di mesin, mudah dibentuk dan
mampu las tinggi.
Klasifikasi Baja Tahan Karat
Berdasarkan fasanya, baja tahan karat diklasifikasikan menjadi:
1.
2.
3.
4.
Baja tahan karat fertitk, 12 – 30 persen Kromium
Baja tahan karat austenitic, 17 – 25 persen Kromium, 8 – 20 persen Nikel
Baja tahan karat martensitik, 12 – 17 persen Kromium, 0,1 – 1,0 persen Karbon
Baja tahan karat duplex, 23 -30 persen Kromium, 2,5 – 7 persen Nikel dengan
penambahan unsure Titanium dan Molibdenum.
5. Baja tahan karat pengerasan pengendapan, PH, precipitation hardening,
mempunyai struktur martensit atau austenite dengan penambahan unsure
Tembaga, Titanium, Alumunium, Molibdenum, Niobium, atau Nitrogen
Selain unsure kromium, dan unsure unsure yang biasa ditambahkan dalam baja tahan
karat seperti nikel, titanium, molybdenum, tembaga, niobium, terdapat juga unsure-unsur
lain seperti karbon, silicon, alumunium, dan mangan.
Mo, W, Si, V, Al, Ti dan Nb merupakan unsure-unsur penstabil ferit. Sedangkan C, N,
Cu, Co dan Mn merupakan unsure-unsur yang menyebabkan ferit menjadi tidak stabil.
Unsure-unsur ini menghambat transformasi austenite ke martensit, sehingga baja paduan
tinggi dengan karbon tinggipun dapat tetap memiliki struktur austenite pada temperature
ruang.
Baja Tahan Karat Feritik
Baja Tahan Karat Feritik mempunyai paduan utama kromium antara 12 sampai dengan
30 persen. Kadar karbonnya relative rendah. Baja tahan karat ini umumnya tidak dapat
dikeraskan dengan perlakuan panas, namun dapat dikeraskan dengan pengerjaan dingin.
Pada temperature rendah atau ruang, baja ini membentuk larutan padat Cr-Fe-α dengan
struktur Kristal BCC. Baja tahan karat feritik mengandung unsure nikel yang sangat
rendah, kurang daripada 0,5 persen atau bahkan tidak ditambahkan. Diketahui bahwa
nikel sebagai unsure penstabil austenite yang kuat. Sehingga dengan kandungan Nikel
rendah ini, struktur baja ini lebih stabil dalam ferit.
Kandungan karbon yang terdapat dalam baja sebagian besar membentuk endapan
kromium karbida. Pembentukan karbida ini tidak mengurangi ketahanan korosi bajanya,
mengingat kandungan kromium yang terlarut dalam Fe-α masih cukup tinggi.
Baja tahan karat Austenite memiliki ketahanan korosi temperatur ruang yang lebih baik
dari pada martensitik, terutama pada stress corrosion cracking, SCC.
Pada baja, unsur kromium berperan sebagai unsur paduan dengan sifat dasar sebagai
penstabil ferit sehingga luas daerah fasa ferit menjadi lebih luas dan daerah Austenite
menjasi lebih sempit.
Baja Tahan Karat Austenitik
Baja tahan karat austenitik terjadi jika pada sistem larutan padat Fe-Cr ditambahkan unsur
penstabil Austenite seperi nikel atau mangan. Kedua unsur ini berperah sebagai unsur
yang menstabilkan Austenite dan menambah luas daerah fasa Austenite dan
mempersempit daerah ferit.
Jika pada paduan Fe-Cr ditambahkan nikel dengan kadar 8 persen, maka akan terbentuk
struktur atau fasa Austenite yang stabil pada temperatur ruang.
Selain unsur nikel, penambahan unsur mangan dan nitrogen dalam jumlah yang cukup
akan membentuk matrik dengan struktur Austenite yang stabil pada berbagai temperatur.
Paduan baja tahan karat ini bersifat non magnetik dan tidak dapat dilaku-panas. Baja
tahan karat ini memiliki keuletan yang baik dengan kekuatan luluh yang relatif rendah.
Baja tahan karat ini dapat ditingkatkan kekuatannya dengan melakukan pengerjaan dingin
atau dengan menambah unsur paduan tertentu yang dapat meningkatkan kekuatannya.
Baja Tahan Karat Martensitik
Baja tahan karat martensitik mengandung kromium 11,5 sampai dengan 18 persen. Kadar
karbon dalam baja tahan karat ini relatif tinggi, yaitu antara 0,12 sampai 1,20 persen.
Proses perlakukan panas, atau heat treatment diterapkan dengan cara memanaskan baja
sampai temperatur austenit, kemudian didinginkan dengan cepat ke dalam media air.
Selama proses pendinginan, austenit akan bertransformasi menjadi martensit. Fasa
martensit ini, membuat baja tahan karat menjadi sangat rapuh, untuk itu, agar dapat
memperoleh keuletannya dilakukan proses pemanasan temper.
Agar diperoleh daya tahan terhadap serangan korosi atau ketahanan korosi yang tinggi,
maka saat pembuatan baja tersebut ditambahkan unsur Cr dan Nikel. Baja tahan karat ini
termasuk baja yang relatif sulit dilakukan pemesinan dibandingkan dengan baja karbon
pada umumnya. Untuk dapat meningkatan kemampuan mesinnya, biasanya ditambahkan
fosfor dan belerang dalam jumlah terbatas. Untuk mendapatkan kinerja proses pemesinan
yang lebih baik lagi, pada baja ini ditambahkan unsur selenium, Se. Sedangkan untuk
mendapatkan nilai kekerasan yang optimum, ditambahkan unsur karbon sesuai dengan
kekerasan yang diinginkan.
Kelebihan dan Kekurangan Baja sebagai Material Struktur
Kelebihan Baja sebagai Material Struktur
Jika kita menyimak bangunan sekitar kita baik berupa jembatan, gedung,
pemancar, papan iklan, dan lainnya akan sependapat bahwa baja merupakan material
struktur yang baik. Kelebihan dari baja terlihat dari kekuatan, relatif ringan, kemudahan
pemasangan, dan sifat baja lainnya. Kelebihan material baja akan dibahas dalam paragraf
berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa
beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang,
bangunan tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.
Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada
struktur beton bertulang.
Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan
material lain karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan
yang cukup tinggi. Momen inersia untuk penampang baja
dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang beton bertulang.
Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan
perawatan pengecatan sama sekali.
Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang
besar tanpa keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji
terhadap tarik akan mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi
perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan
getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-1729-2002
mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau komponennya untuk
melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar batas titik
leleh pertama, sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya. Beban normal yang bekerja pada suatu elemen struktur akan
mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi pada beberapa titik. Sifat daktil
baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut sehingga dapat
mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain dari material daktil adalah jika
elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan terjadi defleksi yang
cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.
Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan
daktilitas. Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi
yang cukup besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat
ini elemen baja bisa menerima deformasi yang besar selama pabrikasi,
pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Dengan
demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban kejut,
geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material
untuk menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar disebut toughness.
Tambahan pada Struktur yang Telah Ada
Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang
baru maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada,
bahkan jembatan baja seringkali diperlebar.
Lain-lain
Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah: (a) kemudahan penyambungan
baik dengan baut, paku keling maupun las, (b) cepat dalam
pemasangan, (c) dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan, (d) kekuatan
terhadap fatik, (e) kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah
pembongkaran, (f) masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai
elemen struktur, (g) adaptif terhadap prefabrikasi.
Kelemahan Baja sebagai Material Struktur
Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan
pada paragraf dibawah ini.
1. Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi
kontak dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.
2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika
terjadi kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik
sehingga dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya,
portal dengan kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan
material baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.
3. Rentan Terhadap Buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya
terhadap buckling (tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai
kekuatan yang tinggi per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom
seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang perlu digunakan untuk
memperkuat kolom terhadap buckling.
4. Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan
perlu dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi
beban siklis.
5. Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas
dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik
dan temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan
getas (ini yang terjadi pada kapal Titanic).