BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

SMP NU 10 Ringinarum terletak di desa Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal dengan batasan lahan sebagai berikut:

1. Sebelah barat bangunan yaitu jalan kampung dukuh Bumen.

2. Sebelah utara bangunan jalan utama desa Ringinarum menuju Kecamatan Ringinarum.

3. Sebelah timur bangunan perkampungan dukuh Bumen.

4. Sebelah selatan bangunan makam dukuh Bumen.

Luas lahan yang dimiliki Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. Saat ini adalah seluas

2.521 m 2 Lokasi lahan di tempat yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan tidak berdekatan dengan pusat- pusat keramaian dan kebisingan serta polusi, seperti pasar, terminal, atau stasiun, serta tidak terletak di lokasi yang kumuh atau rawan bencana. Gedung Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal telah didirikan secara permanen pada tahun 1995, serta memenuhi persyaratan standar bangunan. Sekolah yang sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh pemerintah.

Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal.

Telah memiliki: ruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang kelas yang bersih, terang dengan ukuran 7 x 8

m 2 , ruang laboratorium IPA dengan ukuran 8 x 8 m 2 yang selalu digunakan untuk pratikum siswa, ruang perpustakaan dengan ukuran 8 x 9 m 2 sebagai sarana siswa mencari pemahaman ilmu, ruang ketrampilan menjahit dengan ukuran 6 x 15 m 2 yang digunakan sebagai penambahan ketrampilan para siswa, ruang komputer dengan ukuran 8 x 8 m 2 , ruang bimbingan konseling dengan ukuran 4 X 4 m 2 , ruang TU dengan ukuran 4 X 8m 2 , dan Kamar mandi serta WC sejumlah

2 yang bersih terawat dan cukup air dengan ukuran 5 x 8m 2 . Lingkungan sekolah yang kondusif untuk belajar

serta lahan yang luas untuk bermain, upacara dan olah raga, dilengkapi dengan tumbuhan sebagai sirkulasi udara di sekolah. Halaman sekolah berpagar baik dari tanaman, tembok, atau kayu yang rapi dan bersih terawat. Selain itu juga dekat dengan tempat ibadah seperti masjid, dan mushola yang digunakan sebagai kegiatan kerokhanian siswa maupun yang lainnya.

Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, merupakan sekolah swasta yang memiliki daya saing dengan sekolah sederajat dilingkungan Ringinarum sehingga sekolah ini dikembangkan dan dikelolah dengan kecirikh asan sesuai dengan visinya “Unggul Dalam Prestasi Dilandasi Sikap Islami”

Walaupum sekolah swasta yang belum menyandang favorit di Kecamatan Ringinarum yang dikembangkan dan dikelola secara khusus sesuai Walaupum sekolah swasta yang belum menyandang favorit di Kecamatan Ringinarum yang dikembangkan dan dikelola secara khusus sesuai

Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum. Sesuai dengan wawancara dengan Sudarto.

“Lingkingan SMP NU 10 Ringinarum memang jauh dari kebisingan kendaraan umum selain itu juga jauh dari

keramaian pasar, terminal dan keramaian perkotaan sehingga kegiatan belajar tidak terganggu dan berjalan lancer sesuai yang diinginkan oleh warga sekolah selain itu juga dikelola secar khusus”.(W/KM/2015)

4.2 Hasil Penelitian

Dari berbagai teknik pengambilan data dari sumber data yang telah ditentukan oleh peneliti yang terdiri dari data wawancara kepada beberapa responden, observasi serta dokumentasi dengan mengklasifikasikan sesuai dengan model evaluasi yang peneliti tentukan yaitu CIPP (Context, Input, Process, dan Product) diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pada Komponen Context

Sesuai yang di ungkapkan oleh Stufflebeam (dalam Hamid Hasan, 1983:128) menyebutkan, tujuan evaluasi kontekss yang utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki evaluan. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Sesuai yang di ungkapkan oleh Stufflebeam (dalam Hamid Hasan, 1983:128) menyebutkan, tujuan evaluasi kontekss yang utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki evaluan. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin

Sesuai dengan pemahaman tersebut di atas maka penulis mengkaji bagian konteks sebagai berikut:

program.

A. Kebutuhan Terhadap Sekolah

Pada saat ini di SMP NU 10 Ringinarum menerapkan sistem Manajemen Berbasis Sekolah upaya untuk peningkatan prestasi siswa dan kegiatan pembelajaran. Untuk menunjang program tersebut dibutuhkan peran dari kepala sekolah, pendidik, tenaga pendidik, masyarakat serta komite sekolah yang memiliki kualifikasi, kompetensi dan profesional dalam melakukan kegiatan MBS tersebut secara maksimal. Selain itu juga dibutuhkan biaya yang mampu menunjang kebutuhan sekolah selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Selain itu untuk kebutuhan sebagai penunjang kegiatan pelaksanaan MBS dan kegiatan belajar mengajar di SMP NU 10 Ringinarum diperlukan sarana prasarana sebagai berikut:

1. Aplikasi mengelolaan adminitrasi sekolah

2. Penambahan Leptop dan LCD

3. Penambahan alat peraga matematika

4. Lab bahasa

5. Penambahan Buku perpustakaan

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Samsuri selaku kepala sekolah sebagi berikut:

“Pada saat ini SMP NU 10 Ringinarum membutuhkan peran dari berbagai lapisan sebagai penunjang

program MBS yang sudah berjalan serta sarana prasarana yang mampu menunjang kegiatan MBS dan KBM”,(W/KS/2015).

B. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah terhadap SMP NU 10 Ringinarum sudah memberikan peran yang baik, ini dapat diketahui dari potret kebijakan pemerintah yang mewajibkan kepada peserta didik belajar 9 tahun dengan diiringi dengan pemberian dana BSM sebagai wujud

pengembangan pendidikan. Selain itu pemerintah mewujudkan dana bantuan Blockgrand untuk perbaikan atau pengadaan sarana prasarana sebagi salah satu kenyamanan kegiatan belajar serta juga memberikan dana BOS untuk kegaiatan sekolah.

Dalam pelayanan bimbingan terhadap guru dan administrasi di SMP NU 10 Ringanarum pihak birokasi diharapkan memberikan kebijakan yang sama dengan SMP negeri sehingga mau tidak mau SMP NU 10 Ringinarum mengembangkan kemampuan guru agar mampu bersaing dengan sekolah negeri.

Untuk kebijakan penerimaan yang berkaitan dengan penerimaan Peserta Didik Baru belum memberikan peran yang sangat signifikan positif dalam perkembangan pendidikan secara mendalam ini dapat dilihat salah satunya kegiatan penerimaan peserta didik baru masih ada kecurangan di SMP negeri. SMP Negeri masih menerapkan system PMDK ditingkatas Untuk kebijakan penerimaan yang berkaitan dengan penerimaan Peserta Didik Baru belum memberikan peran yang sangat signifikan positif dalam perkembangan pendidikan secara mendalam ini dapat dilihat salah satunya kegiatan penerimaan peserta didik baru masih ada kecurangan di SMP negeri. SMP Negeri masih menerapkan system PMDK ditingkatas

“Ya, itu benar adanya di SMP sini telah mendapatkan bantuan dari pemerintah pada tahun yang lalu untuk digunakan rehab ruang kelas dan

WC”. (W/KS/2015)

C. Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat

1. Lingkungan Sosial budaya

a. Lingkungan sosial budaya yang menunjang jalannya pendidikan

1) Adanya kerjasama dan hubungan yang baik

terkait dan masyarakat sekitar.

dengan

instansi

2) Adanya peran serta komite sekolah dalam mengelola dan mengembangkan sekolah;

3) Terciptanya suasana kerja yang kondusif dan

antar unsur-unsur pengelola sekolah.

harmonis

4) Jumlah penduduk sekitar yang tidak terlalu padat sehingga tidak menimbulkan keramaian yang dapat mengganggu proses belajar.

5) Masih sedikitnya budaya asing dan kebiasaan

di lingkungan masyarakat yang berpengaruh pada siswa.

buruk

b. Lingkungan

budaya yang menghambat jalannya pendidikan

sosial

1) Adanya wali murid yang kurang perhatian kepada

sehingga kurang maksimal dalam memberikan motivasi belajar.

anaknya

2) Adanya acara hiburan televisi yang bisa mengganggu konsentrasi belajar siswa di rumah.

3) Adanya acara hiburan PS yang bisa menggoda konsentrasi dan minat siswa berangkat ke sekolah.

2. Sosial Ekonomi

a. Kondisi sosial ekonomi yang menunjang jalannya pendidikan

1) Tumbuhnya kesadaran orang tua siswa terhadap pentingnya dana dan beaya dalam mengelola sekolah.

2) Adanya wali murid/orang tua siswa yang sudah mapan ekonominya sehingga tepat waktu dalam menyelesaikan urusan biaya pendidikan.

3) Adanya kesadaran para dewan guru untuk menghimpun dana sosial untuk membantu siswa yang kesulitan beaya.

b. Kondisi sosial ekonomi yang menghambat jalannya pendidikan

1) Adanya orang tua/wali yang ekonominya lemah

sehingga

kesulitan dalam

menyelesaikan biaya sekolah.

2) Masih kurang idealnya jumlah siswa yang ada, sehingga belum dapat menghimpun dana yang cukup untuk melengkapi sarana dan perlengkapan sekolah yang belum ada.

2. Pada Komponen Input

Sesuai yang diungkapkan oleh Arikunto, (1988:39). Input meliputi pertimbangan tentang sumber dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu program, selain itu menurut Eko Putro Widyoko, evaluasi masukan (Input Evaluation) ini ialah untuk membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Sesuai dengan pemahaman tersebut di atas maka penulis mengkaji bagian input sebagai berikut:

A. Visi dan Misi Sekolah

Agar adanya tujuan yang pasti maka SMP NU 10 Ringinarum menyusun sebuah Visi dan Misi sekolah yang dilaksanakan dari berbagai komponen. Adapun visi dan misinya sebagai berikut:

1. Visi Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama

10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal adalah Unggul dalam Prestasi Dilandasi Sikap Islami:

2. Misi Berdasarkan pada Visi yang telah ditetapkan, maka Misi yang harus diemban oleh SMP NU 10 Ringinarum beserta segenap komponennya adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan proses pendidikan yang islami.

b. Terwujudnya

generasi

yang memiliki

kemandirian tinggi dan berakhlak mulia.

c. Menciptakan Ukhwah Islamiyah dan terjalinnya tali silaturrahim antar sekolah, wali siswa, alumni, dan masyarakat.

d. Menjadikan SMP NU 10 Ringinarum sebagai Sekolah Kader untuk pembentukan generas Muslim Ahlussunnah wal Jamaah yang militan.

Dalam penetapan Visi dan Misi di SMP NU 10 Ringinarum melibatkan semua komponen yang ada, dengan hal tersebut maka kegiatan penerapan pembelajaran

tujuan awal diterapkannya visi dan misi.

sesuai

dengan

B. Sasaran dan Tujuan Sekolah

Hasil dari observasi peneliti telah menghasilkan data bahwa sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan sasaran dan tujuan sekolah yang berkaitan dengan prestasi siswa. Kebijakan tersebut dinyatakan dalam program sekolah yang ingin dicapai seperti berikut:

1. Pengembangan Akademi

Indikator mutu keberhasilan pendidikan sekolah dapat dilihat dari segi kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas kegiatan belajar, profesionalisme guru dan karyawan, kegiatan siswa serta mutu lulusan. Perioritas program pengembangan akademi dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah tahun pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas pembelajaran dengan perioritas program:

1) Intensifikasi pelaksanaan: - pendekatan keterampilan,

- pendekatan akhlaq, - proses ulangan harian, - anailisis hasil evaluasi, - perbaikan dan pengayakan ketuntasan

belajar.

2) Melengkapi buku dan alat peraga: - Buku paket untuk siswa, 1 anak 1 buku - Buku pegangan guru

- Alat peraga mata pelajaran - Alat peraga mata pelajaran

1) Perpustakaan:

- Katalogisasi buku-buku perpustakaan - Administrasi perpustakaan - Penjadualan kunjungan dan peminjaman

buku perpustakaan - Pengembangan dan penambahan buku-buku

dan sarana perpustakaan

2) Laboratorium: - Inventarisasi alat-alat laboratorium

- Penjadualan penggunaan laboratorium - Pengembangan dan penambahan alat-alat

laboratorium

c. Peningkatan efektivitas dan efisiensi KBM

1) Perencanaan program pengajaran

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar

3) Program penilaian dan evaluasi

4) Program tindak lanjut/perbaikan

d. Peningkatan frekuensi supervisi, pembinaan guru & karyawan

1) Jadual supervisi (tiga bulan sekali)

2) Jadual pembinaan ( satu bulan sekali)

2. Indikator keberhasilan pelaskanaan program tersebut adalah:

a. Adanya peningkatan rata-rata nilai harian semester I dan II

b. Adanya peningkatan rata-rata nilai UN/UM b. Adanya peningkatan rata-rata nilai UN/UM

d. Adanya siswa yang berprestasi dalam bidang akademi, olah raga, keagamaan, kesenian, siswa teladan dan lain-lain

e. Adanya siswa yang mendapat beasiswa prestasi

1) Peningkatan Kualitas Guru

Penikatan kualitas guru dilaksanakan dengan prioritas program:

a) Meningkatkan mutu kegiatan MGMP

b) Pengiriman guru dalam penataran mata pelajaran

c) Penyetaraan program /non program

d) Mengikuti seminar/lokakarya

e) Studi banding

f) Penyesuaian latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar

2) Peningkatan Kegiatan Kesiswaan:

a) Menyelenggaraan pelatihan kepemimpinan

bagi pengurus OSIS/IPNU-IPPNU

b) Mengefektifkan kegiatan ekstrakurikuler

c) Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan di luar sekolah

3. Pengembangan Fisik

diperiotaskan pada penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang KBM antara lain:

Pengembangan

fisik fisik

1) Pembuatan lapangan olah raga (futsal)

2) Pembuatan taman sekolah

3) Pengadaan buku pelajaran dan perpustakaan

4) Pengadaan alat-alat laboratotorium

5) Penambahan pengadaan komputer dan mesin hitung

6) Pavingisasi halaman sekolah

b. Program jangka menengah (dua tahun)

1) Pembuatan sumber untuk air (sudah terealisasi)

2) Penambahan buku-buku perpustakaan

3) Penambahan alat-alat laboratorium

4) Mengusahakan mesin cetak

c. Program jangka panjang (Empat tahun)

1) Rehab/penambahan ruang belajar, perpustakaan dan laboratorium

2) Pengadaan sarana multimedia/internet

3) Pavingisasi halaman sekolah Kebijakan tersebut disosialisasikan kepada semua warga sekolah, agar memahami tujuan dan maksud yang akan dicapai. Sehingga mampu meningkatkan mutu dan prestasi siswa dalam bidang akademi atau non akademi, serta pengembangan fisik yang mampu mendukung daya saing kualitas terhadap SMP NU 10 Ringinarum dalam pencapaian sasaran yang diharapkan.

C. Sumber Daya yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Sekolah yang efektif memiliki staf yang mampu dan berdedikasi tinggi terhadap sekolah. Dari hasil pengamatan

sumber daya pengelola/pengelolaan program sekolah disesuaikan dengan bidang masing-masing supaya mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengembangan dari berbagai aspek yang ada. Adapun struktur SMP NU 10 Ringinarum sebagai berikut:

penulis

dalam

Skema Struktur Organisasi SMP NU 10 Ringinarum

Dari struktur di atas dapat dipahami bahwa SMP NU 10 Ringinarum bernaung di bawah Lembaga M a’arif sehingga kebijakan lembaga tersebut memiliki pengaruh yang besar, selain dalam pelaksanaan Dari struktur di atas dapat dipahami bahwa SMP NU 10 Ringinarum bernaung di bawah Lembaga M a’arif sehingga kebijakan lembaga tersebut memiliki pengaruh yang besar, selain dalam pelaksanaan

1. Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah

a. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah berfungsi sebagai educator, manager, administrator dan supervisor.

1) Kepala Sekolah selaku educator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

2) Kepala Sekolah selaku manager mempunyai tugas:

a) Menyusun perencanaan

b) Mengorganisasikan kegiatan

c) Mengarahkan kegiatan

d) Menkoordinasikan kegiatan

e) Melaksanakan pengawasan

f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan

g) Menentukan kebijaksanaan

h) Mengadakan rapat

i) Mengambil keputusan j) Mengatur proses belajar k) Mengatur administrasi (ketatausahaan)

 Siswa  Ketenagaan  Sarana dan Prasarana  Keuangan/RAPBM  Siswa  Ketenagaan  Sarana dan Prasarana  Keuangan/RAPBM

IPNU-IPPNU m) Mengatur

hubungan Sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.

3) Kepala Sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi:

a) Perencanaan

b) Pengorganisasian

c) Pengarahan

d) Pengkoordinasian

e) Pengawasan

f) Kurikulum

g) Kesiswaan

h) Ketatausahaan

i) Ketenagaan j) Kantor k) Keuangan l) Perpustakaan m) Laboratorium (belum ada) n) Ruang ketrampilan/kesenian (belum

ada) o) Bimbingan dan Konseling p) UKS q) OSIS/IPNU-IPPNU r) Serbaguna (belum ada) s) Media (belum ada) t) Gudang u) 7K

4) Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai;

a) Proses Belajar Mengajar

b) Kegiatan Bimbingan dan Konseling

c) Kegiatan Ekstra Kurikuler

d) Kegiatan Ketata Usahaan

e) Kegiatan kerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait

f) Sarana dan Prasarana

g) Kegiatan OSIS/IPNU-IPPNU

h) Kegiatan 7K

Dalam melaksanakan tugasnya, kepala Sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kelapa sekolah.

b. Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah pada sekolah lanjutan tingkat pertama satu orang. Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Menyusun perencanaan, membuat program

kegiatan dan pelaksanaan program.

8) Identifikasi dan pengumpulan data;

9) Penyusunan laporan.

sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan sebagai berikut:

Wakil

kepala

a) Kurikulum:

 Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan;  Menyusun pembagian tugas guru dan jadual pendidikan;  Mengatur

penyusunan program pengajaran;  Mengatur

pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler  Mengatur

pelaksanaan penilaian, kriteria kenaikan kelas, kriteria kemajuan belajar siswa serta pembagian rapor dan ijazah;

program

 Mengatur

pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan  Mengatur pemanfaatan lingkungan

program

sebagai sumber belajar;  Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran;  Mengatur mutasi siswa;  Menyusun supervisi administrasi dan

akademis;  Menyusun laporan

b) Kesiswaan:

1) Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling;

2) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan

(keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan,

7K

kesehatan dan kerindangan)

3) Mengatur dan membina kegiatan OSIS/IPNU-IPPNU,

kepramukaan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dll.

4) Mengatur program pesantren kilat;

5) Mengatur pelaskanaan program siswa teladan;

6) Menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi;

7) Menyeleksi siswa yang diusulkan untuk mendapat beasiswa;

8) Menyusun laporan.

c) Sarana dan Prasarana :

1) Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang proses kegiatan belajar;

2) Merencanakan program pengadaanya;

3) Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana

4) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

5) Mengatur pembukuan

6) Menyusun laporan 6) Menyusun laporan

1) Mengatur

mengembangkan hubungan dan komite sekolah dan peran komite sekolah;

dan

2) Menyelenggarakan bhakti sosial, pertemuan wali siswa, kunjungan ke wali siswa

3) Menyelenggarakan kegiatan pelepasan kelas IX

4) Menyusun laporan.

c. Guru

Guru bertanggungjawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab guru meliputi:

1) Membuat perangkat program pengajaran:

a) Program tahunan

b) Program semester

c) Silabus

d) Rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP)

e) Lembar Kerja Siswa / Latihan

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

a) Mengisi jurnal kegiatan belajar di kelas dan jurnal mengikuti mapel

b) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir b) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir

ulangan harian

d) Menyusun

melaksanakan program berbaikan dan pengayaan

dan

e) Mengisi daftar nilai siswa

f) Melaksanakan kegiatan bimbingan pada guru lain dalam kegiatan proses belajar mengajar

g) Menumbuhkembangkan sikap menghargai hasil karya orang lain

h) Melaksanakan tugas tertentu yang

diberikan sekolah

i) Membuat catatan tentang kemajuan

hasil belajar siswa j) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran k) Mengatur kebersihan ruang kelas sebelum dan sesudah pelajaran

d. Wali Kelas

Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Pengelolaan Kelas

2) Penyelenggaraan Administrasi Kelas:

a) Mengatur tempat duduk siswa

b) Papan absensi siswa

c) Jadual Pelajaran

d) Susunan organisasi kelas

e) Jurnal kegiatan belajar

f) Absensi kelas f) Absensi kelas

h) Tata tertib siswa

3) Penyusunan statistic bulanan siswa

4) Pengisian daftar pengumpulan nilai siswa (leger)

5) Membuat data siswa

6) Membuat catatan khusus tentang siswa

7) Pencatatan mutasi siswa

8) Pengisian buku laporan hasil belajar

9) Pembagian buku laporan hasil belajar

e. Guru Bimbingan dan Konseling (belum ada tenaga khusus) Guru BK membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan program dan pelaksanaan BK

2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar

3) Memberikan layanan BK kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar

4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

5) Mengadakan penilaian tentang pelaksanaan BK

6) Menyusun statistik hasil pelaksanaan BK

7) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar

8) Menyusun laporan tentang pelaksanaan BK 8) Menyusun laporan tentang pelaksanaan BK

Pustakawan sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

1) Perancanaan pengadaan buku / bahan pustaka / media elektronika

2) Pengurusan pelayanan kepustakaan

3) Perencanaan pengembangan kepustakaan

4) Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku / bahan pustaka / media elektronika

5) Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku / bahan pustaka / media elektronika

6) Melaksanakan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya serta masyarakat

7) Penyimpanan buku-buku perpustakaan / media elektronika

8) Menyusun tata tertib perpustakaan

9) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan

perpustakaan secara berkala

g. Kepala Tata Usaha Sekolah

Kepala Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan program kegiatan tata usaha sekolah

2) Pengelolaan keuangan sekolah

3) Pengurusan administrasi ketenagaan

4) Pengurusan administrasi siswa

5) Pembinaan dan pengembangan karir tenaga tata usaha

6) Penyusunan administrasi kelengkapan sekolah

7) Penyusunan dan penyajian data statistik sekolah

8) Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K

9) Penyusunan

pelaskanaan kegiatan

laporan

ketatausahaan secara berkala

pengurusan

h. Laboratorium (belum ada tenaga khusus)

Pengelola laboratorium membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Perencanaan pengadaan alat-alat dan bahan laboratorium

2) Menyusun jadual dan tata tertib

penggunaan laboratorium

3) Mengatur penyimpanan dan daftar alat- alat laboratorium

4) Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

5) Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat laboratorium

6) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium

i. Teknisi Media (belum ada tenaga khusus)

Teknisi media mmebantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

1) Merencanakan pengadaan alat-alat media

2) Menyusun

dan tata tertib penggunaan media

jadual

3) Mengatur penyimpanan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat media

4) Menyusun program kegiatan tehnisi media

5) Inventarisasi dan pengadministrasian alat- alat media

6) Menyusun laporan pemanfaatan alat-alat media.

Dengan adanya program tersebut sekolah memiliki dorongan dan harapan yang tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Untuk mecapai keberhasilan tersebut maka harus ada kefokusan pada pelanggan dalam hal ini adalah siswa sebagai sumber utama dalam kegiatan di sekolah.

Dengan program yang dilakukan oleh setiap bidang struktur organisasi sekolah akan membatu kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan sekolah secara menyeluruh ini diakui oleh kepala sekolah dalam wawancara dengan peneliti sebagi berikut:

”dengan kinerja semua bidang yang telah di tetapkan/diangkat

bagian struktur sekolah maka akan membantu pelaksanaan kerja saya dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar serta dalam memenuhi segalah fasilitas yang akan direncanakan di sekolah”.(W/KS/2015)

menjadi

Hal ini sesuai evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah program

tersebut secara keseluruhan belum mencapai maksimal, masih ada

hambatan yang mengendala dalam pelaksanaan dilapangan.

3. Pada Komponen Process

Sesuai yang diungkapkan oleh Arikunto, (1988:40) Process Evaluation ialah merupakan model CIPP yang diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan, apakah program terlaksana sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi proses juga digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi.

A. Efektivitas Proses Belajar Mengajar yang Tinggi

Sekolah memiliki efektivitas proses belajar mengajar tinggi, hal ini ditunjukkan pada proses belajar

menekankan pada pemberdayaan peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar di SMP NU 10 Ringinarum.

mengajar

yang

Menekankan kepada siswa dan dewan guru untuk tertib dan disiplin, hal ini dilihat dari pembelajaran yang dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul

13.00 dimana dapat dilihat hampir tidak adanya jam pelajaran kosong. Dewan guru menyadari bahwa siswa harus mendapatkan pelayanan pembelajaran yang maksimal sebagai upaya peningkatan mutu hasil 13.00 dimana dapat dilihat hampir tidak adanya jam pelajaran kosong. Dewan guru menyadari bahwa siswa harus mendapatkan pelayanan pembelajaran yang maksimal sebagai upaya peningkatan mutu hasil

“Ya benar, di sini siswa dituntut untuk aktif mengikuti semua kegiatan KBM dari jam 7.00

sampai 13.00 baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun kegiatan keagamaan, seperti sholat

serta sholat dzuhur”.(W/GR/2015

dzuka

berjama’ah

Selain itu dalam pembelajaran dewan guru telah menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, selain itu juga sudah menggunakan berbagai metode dan media yang bervariasi sehingga pembelajaran tidak membosankan. Metode pembelajaran yang dipakai oleh dewan guru SMP NU 10 Ringinarum antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, tugas, demonstrasi, menikmati alam, dan lain sebagainya. Selama pembelajaran berlangsung siswa selalu diajak dan diarahkan menuju cara belajar mandiri dan bertanggungjawab.

Untuk menunjang kegiatan pembelajaran tersebut di SMP NU 10 Ringinarum maka dewan guru sudah biasa menggunakan berbagai alat peraga seperti globe (IPS), kerangka manusia, gambar, skema, planetarium, mikroskop (IPA), kubus, balok, berbagai jaring-jaring, silinder, prisma (matematika) dan juga berbagai alat peraga lainnya yang dapat dipakai untuk mendukung pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Kegiatan belajar mengajar di SMP NU 10 Ringinarum dari kelas 7 sampai kelas 9 menggunakan muatan jam perminggu sejumlah 36 jam. Hal ini sesuai dengan Standar isi yang dikeluarkan oleh Dikmen

Pusat, Ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Agus Budiyono.

“Dalam kegiatan belajar mengajar di SMP NU 10 Ringinarum mengambil jam per minggunya 36

sesuai dengan aturan pemerintah yang sudah ditetapkan, selain itu supaya mampu diperdayakan siswa secara efektif diperlakukan kedisiplinan secara maksimal maka dilakukan jam tambahan setelah pulang sekolah sebagai bimbingan diri misalnya konseling, bakat minat pada siswa di lingkungan sekolah atau di rumah ”. (W/GR/2015)

Sehingga dibentuklah pembagian tugas kepada dewan guru disesuaikan dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya. secara administrasi sudah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan kepegawaian di SMP NU 10 Ringinarum, terkait dengan syarat pengajuan tunjangan profesi guru sudah tidak ada masalah karena sudah ditata sedemikan rupa, sehingga semua guru mendapatkan hak yang sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing.

Dalam proses pembelajaran bagi siswa di SMP NU

10 Ringinarum yang akan dikaji adalah penyusunan program

teknik penyajian Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).

pembelajaran

dan

a. Penyusunan program pembelajaran

Penyusunan program pembelajaran yang dilakukan oleh dewan guru SMP NU 10 Ringinarum adalah membuat program tahunan, program semesteran, KKM, silabus dan RPP yang diawali dari pembuatan silabus dengan berpedoman pada

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan. Adapun penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) untuk semua guru menyesuaikan dengan mata pelajaran yang diampu. Semua itu di sesuaikan dengan kalender pendidian yang ada.

Walaupun itu merupakan tugas individu dewan guru namun dalam pelaksanaan kerjanya saling membatu satu sama lainya sehingga tercipta keharmonisan antar dewan guru yang ada di SMP NU 10 Ringinarum. Hal ini memberi dampak yang positif dalam perkembangan psikologi dewan guru perihal pelaksanakan kerja, meskipun pekerjaan ini berat dan sulit namun bisa mudah dikerjakan karena adanya sifat tolong menolong yang mampu membangkitkan etos kerja yang tinggi antar dewan guru. Ini Sesuai dengan hasil wawancara dengan Agus Budiyono sebagai berikut:

Benar, sebelum melakukan proses pembelajaran kami pasti membuat RPP terlebih dahulu sebagai pedoman dalam proses pembelajaran tersebut, Kami

sering

berdiskusi

untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam penyusunan RPP tersebut (W/GR/05/2015)

Selain RPP, yang disiapkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah sarana pembelajaran sebagai pendukung agar proses pembelajaran berhasil, antara

peraga, media pembelajaran, dan lembar kerja siswa. Dewan guru SMP NU 10 Ringinarum juga dalam melaksanaan proses

lain

alat

pembelajaran menyiapkan perangkat pembelajaran menyiapkan perangkat

1) Jabat tangan/sapa ceria

2) Gambar ceria

3) Kotak ceria dan pintar

4) Dokter studi

5) Bang soal cerdas

6) BTA

7) Bimbingan belajar Kegiatan tersebut ada yang dilaksanakan setiap hari dan ada secara kondisional dipakai untuk mendukung proses pembelajaran pada siswa agar mampu menumbuhkan emosional siswa dalam kegiatan belajar. Sesuai dengan hasil observasi kegiatan tersebut dapat didiskripsikan sebagai berikut:

1) Jabat tangan/sapa ceria Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sebelum jam pelajaran dimulai dengan cara dewan guru dan karyawan melakukan jabat tangan dikala siswa masuk dipintu gerbang SMP NU 10 Ringinarum, dengan tujuan tercipta suasana keakrapan warga sekolah, sehingga membangun motivasi

siswa yang diperhatikan oleh semua dewan guru dan karyawan.

dan

kepercayaan

2) Gambar ceria Kegiatan ini dilakukan kondisional, sistem kegiatannya siswa diajak menyusun gambar yang sudah diacak kemudian dirangkai kembali sesuai dengan urutan gambar dengan sistem berkelompok. Setelah tersusun dengan benar kelompok tersebut melakukan deklamasi sesuai tema gambar didepan kelompok lain.

3) Kotak ceria dan pintar Kotak ini berisi berbagai pertanyaan atau permainan yang harus dilakukan, dikerjakan atau dilaksanakan oleh siswa secara mandiri atau kelompok jika kegiatan dilaksanakan dengan benar dan tepat serta menarik maka akan diberi doorprize.

4) Dokter studi Dokter studi merupakan media tutor sebaya, khususnya pelajaran yang belum dipahami oleh siswa, dengan media ini maka diharapkan teman sebayanya yang belum paham dengan materi yang disampaikan oleh dewan guru, maka ia bisa meminta bimbingan kepada teman sejawat yang sudah mampu terhadap materi yang diberikan oleh dewan guru. Dengan kegiatan tersebut maka menciptakan suasana yang akrap dan memudahkan pemahaman terhadap materi yang sulit.

5) Bang soal cerdas Bank soal cerdas adalah suatu perangkat kreasi siswa untuk koleksi sejumlah soal, baik soal UTS, UKK, US, dan UN, maupun latihan-latihan 5) Bang soal cerdas Bank soal cerdas adalah suatu perangkat kreasi siswa untuk koleksi sejumlah soal, baik soal UTS, UKK, US, dan UN, maupun latihan-latihan

6) BTA BTA adalah kegiatan yang diwajibkan oleh SMP NU 10 Ringinarum untuk peningkatan siswa

dalam Baca Tulis Al qur’an dengan benar dan tepat.

7) Bimbingan belajar Bimbingan belajar merupakan kegiatan penutup serangkaian model belajar mandiri. Kegiatan ini akan dikelompokkan sesuai bidang mata pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa agar mudah

untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dengan tepat. Adapun waktunya setelah jam pelajaran berlangsung.

bagi

guru

b. Sikap positif yang muncul dari siswa dengan kegiatan mandiri model PAKEM

Berdasarkan observasi peneliti dalam Model Belajar Mandiri siswa di SMP NU 10 Ringinarum sebagai berikut:

1) Mampu menumbuhkan sikap percaya diri

2) Mampu memberikan kreasi bakat minat siswa

3) Mampu memberikan sikap disiplin

4) Mampu menumbuhkan sikap kejujuran pada siswa

5) Siswa mulai mengakui dan menghargai usaha orang lain

6) Menumbuhkan sikap motivasi belajar para siswa

7) Menciptakan sikap tanggungjawab pada siswa terhadap tugas yang diberikan

8) Membangun bakat minat siswa dalam membaca

9) Menciptakan keakraban dan kekeluargaan antara dewan guru, karyawan dan siswa. Dalam bidang ini pun masih ada kendala berkaitan pelaksanaannya meskipun kendala itu tidak seberapa besar. Kendala tersebut timbul karena kurang kesepahaman antara guru dengan siswa dalam pelasanaan belajar terutama tugas rumah.

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan direalisasikan.

Kepala sekolah juga dituntut untuk senantiasa meningkatkan

kinerja. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen berbasis sekolah adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh kepala sekolah dalam melaksanakan manajemen berbasis sekolah di sekolahnya tersebut. Menurut Mulyasa (2002:126) kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam manajemen berbasis sekolah dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut:

efektivitas

1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.

2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.

4) Berhasil menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.

5) Mampu bekerja dengan tim manajemen.

6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Hasil Pengamatan peneliti terhadap kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sangat disiplin dan bertanggungjawab terhadap organisasi yang ada di SMP NU 10 Ringinarum ini dapat diketahui dari absensi kehadiran kepala sekolah yang selalu berangkat sebelum jam 7.00 dan ini dipertegas dengan hasil wawancara dengan Wahyudi sebagai berikut:

“Kepala sekolah memang sering berangkat kurang dari jam 7.00 sehingga memberikan contoh atau

figur terhadap dewan guru serta karyawan yang bekerja disini. Selain itu juga bertanggung jawab atas

proses kegiatan belajar”.(W/ST/2015)

kelangsungan

Kepala sekolah juga mampu sebagai educator, Manager, Administrator dan Supervisor ini dapat dilihat dari program yang disusunnya sebagai berikut:

1) Kepala Sekolah sebagai Educator Bidang

belajar mengajar, dititikberatkan pada pengembangan kurikulum, kegiatan

kegiatan

dan evaluasi pembelajaran, di bidang kurikulum seperti yang dikemukakan oleh Agus Budiyono (wawancara, menyatakan bahwa:

belajar

mengajar,

“Pelaksanaan program di bidang kurikulum dilakukan oleh kepala sekolah bekerjasama dengan guru untuk menerapkan KTSP yang sudah ditetapkan, mengembangkan silabus dalam bentuk RPP, menerapkan kurikulum muatan local KeNUan, dan mengembangkan kurikulum melalui kegiatan MGMP secara continue ”.(W/GR/2015)

Dalam pelaksanaanya guru menerapkan pembelajaran PAKEM, guru mempunyai tugas membuat bahan ajar, menggunakan alat peraga secara tepat guna, memanfaatkan buku pelajaran secara maksimal, menumbuhkan minat baca kepada siswa, memanfaatkan sumber belajar lingkungan sekitar, memanfaatkan MGMP untuk tukar informasi, dan mengembangkan minat baca guru sendiri agar wawasannya lebih luas.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar dengan siswa dan pencapaian keberhasilan pembelajaran, dilakukan oleh kepala sekolah dengan melakukan koordinasi dengan guru, staf, dan komite sekolah misalnya dalam penyelenggaraan pentas seni, Dalam pelaksanaan kegiatan belajar dengan siswa dan pencapaian keberhasilan pembelajaran, dilakukan oleh kepala sekolah dengan melakukan koordinasi dengan guru, staf, dan komite sekolah misalnya dalam penyelenggaraan pentas seni,

“Selama ini kepala sekolah mempunyai peran aktif dalam membimbing siswa, melalui apel

pada hari Senin pagi, sedangkan untuk peningkatan kualitas belajar kepala sekolah selalu melakukan koordinasi dengan guru, staf, dan masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah”.(W/GR/2015)

2) Kepala Sekolah sebagai Manager Kepala sekolah selaku manager yang bersikap memahami segala sesuatu yang ada di sekolahnya mulai dari keadaan siswa, guru, sarana dan kondisi

komite sekolah. Hal ini seperti dikemukakan oleh Arifin menyatakan bahwa:

“Dari pengalaman yang dimilikinya, maka kepala sekolah selalu berusaha untuk memahami segala sesuatu yang ada disekolah baik kondisi siswa, kondisi guru, kondisi sarana dan prasarana, serta selalu berusaha untuk melakukan kerjasama yang baik dengan guru, staf, komite sekolah, orang tua

mudir dan lingkungan sekolah (masyarakat sekitar)”. (W/GR/2015)

Pernyataan senada dikemukan oleh Agus Budiyono bahwa:

“Kepala sekolah sangat memahami kondisi sekolah, baik kondisi siswa, kondisi guru, kondisi

sarana dan prasarana serta lingkungan sekolah, selain pengalamannya yang sudah lama, kepala sekolah memang asli warga di sini, sehingga sudah sarana dan prasarana serta lingkungan sekolah, selain pengalamannya yang sudah lama, kepala sekolah memang asli warga di sini, sehingga sudah

Kepala sekolah selalu transparan dalam melaksanakan semua rencaya yang telah dibuat, khususnya program jangka pendek. Selain itu juga kepala sekolah selalu terbuka kepada guru dan wali murid/komite sekolah tentang segala sesuatu termasuk dalam hal keuangan. Hal ini seperti dikemukakan oleh Sudarto menyatakan bahwa:

“Kepala

terbuka dalam melaksanakan program- program kerja, tidak ada yang

sekolah

sangat

penggunaan keuangan, keterbukaan itu tersirat pada saat rapat- rapat maupun komunikasi setiap saat kepada guru maupun staf. Hal tersebut yang membuat warga masyarakat percaya dengan pelaksanaan pendidikan

ditutup-tutupi

termasuk

di SMP NU 10 Ringinarum”.(W/KM/2015)

Sikap terbuka seperti yang dikemukakan oleh guru tersebut, diakui oleh kepala sekolah sendiri, adapun pernyataannya sebagai berikut:

“Keterbukaan saat ini sangat diperlukan oleh semua pihak,

khususnya keterbukaan informasi, masyarakat sekarang semakin kritis, sehingga tidak baik kalau kita masih main kucing-kucingan, apalagi dalam hal pengelolaan keuangan yang dananya berasal dari masyarakat, tentu sangat riskan, maka saya selalu menekankan kepada guru dan staf, agar menyampaikan informasi yang jelas dan apa adanya kepada orang tua murid agar tingkat”. (W/KS/2015)

3) Kepala Sekolah Sebagai Administrator Dalam hal pelaksanaan program administrasi kepala sekolah memiliki kedisiplinan dan kerapian seperti dikemukakan oleh Kasiyem bahwa:

“Hal yang peling menonjol yang dikerjakan oleh kepala sekolah adalah pembenahan administrasi

kesiswaan, dan administrasi keuangan, selain itu penyusunan dokumen dibuat secara rapi dan teratur sehingga semua arsip sekarang mudah dicari”.(W/ST/2015)

Hal tersebut dipertegas, oleh kepala sekolah sebagai berikut:

“Khusus untuk bidang administrasi, saya memang menekankan

dan ketertiban administrasi,

pada

kerapian

administrasi siswa, administrasi

seperti

administrasi personalia, untuk penataan berkas saya minta untuk dibedakan antara berkas yang aktif dan berkas yang inaktif, untuk berkas yang masih aktif saya minta kepada staf untuk menempatkan di filing cabinet, sedangkan untuk berkas yang inaktif agar ditempatkan

keuangan,

dan

box file dan ditempatkan di almari arsip. Khusus untuk berkas- berkas yang menyangkut keuangan, khususnya kuitansi pertanggungjawaban agar ditempel pada kertas

dan selanjutnya disimpan”.(W/KS/2015)

folio

diurutkan

4) Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pengawasan adalah proses mencocokkan antara aktivitas yang sesungguhnya dilaksanakan dengan rencana yang telah dibuat. Dalam pengawasan dilakukan evaluasi keefektifan mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Setiap program selesai dilaksanakan, perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Setiap program selesai dilaksanakan,

oleh kepala sekolah tersebut dikemukakan oleh Abdul latif mengatakan bahwa:

“Pelaksanaan evaluasi dan monitoring dilakukan oleh kepala sekolah, dinas pendidikan, guru, komite sekolah dan masyarakat. Evalusi dan monitoring dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program yang telah ditetapkan. Khusus evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan

setiap

hari

dengan mengawasi

pelaksanaan proses belajar mengajar, selain itu pertemuan rutin setiap hari Sabtu merupakan ajang komunikasi guru dan kepala sekolah untuk memecahkan berbagai permasalahan yang telah terjadi ”.(W/GR/2015)

Evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh dinas Pendidikan dilakukan oleh pengawas setiap tiga bulan sekali, evaluasi dan monitoring difokuskan pada pelaksanaan program, dan inventarisasi permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.

Sedangkan evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh komite sekolah dan masyarakat terfokus pada penggunaan anggaran khususnya yang bersumber dari masyarakat. Data tentang evaluasi lebih dan monitoring lainnya dikemukakan oleh Rohmad sebagai berikut:

“Berbagai evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan

pembelajaran,

diantaranya baik

evaluasi dan monitoring internal maupun eksternal, evaluasi dan monitoring internal maupun eksternal,

dinas Pendidikan, pengawasan

sedangkan

dari

pada proses pembelajaran”.(W/ST/2015)

terfokus

Berbagai pengawasan yang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut bertujuan

untuk menemukan berbagai permasalahan dan mencari solusi apabila terdapat program yang tidak dapat dilaksanakan, dengan kata lain pengawasan dilakukan untuk mencari jalan keluar dalam penyelesaian permasalahan, baik program kerja, maupun pengelolaan biaya

Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru, khususnya terkait dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, disambut baik oleh guru, karena guru beranggapan bahwa bahwa dengan adanya evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah secara terus menerus tersebut guru dapat meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik.

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat diketahui bahwa evaluasi dan monitoring kegiatan sekolah dilakukan oleh kepala sekolah, dinas pendidikan, bawasda, komite sekolah, dan orang tua murid. Pengawasan yang dilakukan oleh berbagai

pihak

tersebut

bertujuan untuk bertujuan untuk

Tugas kepala sekolah terlaksana dengan rapi sesuai dengan rencana awal, seandainya kepala sekolah ada keperluan keluar maka akan dihandle oleh wakil kepala sekolah dalam pelaksanaan hariannya.

C. Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif.

Guru merupakan jiwa dari sekolah. Pengelolaan tenaga kependidikan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja, hingga dari imbalan jasa merupakan peran penting bagi kepala sekolah,

pengembangan tenaga kependidikan. Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal memiliki guru-guru yang telah berpengalaman dan berpendidikan yang memadahi standar nasional, baik formal maupun informal ini dapat diketahui melalui guru yang sudah bersertifikasi mencapai 80%.

terlebih

pada

Selain itu kepala sekolah yang telah berpengalaman menjadi guru SMP mulai dari tahun 1995 dengan jenjang pendidikan S2. Maka dibawah ini penulis sertakan tabel data tenaga pendidik dan non kependidikan dan pengurus di SMP NU 10 Ringinarum sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar tenaga pendidik SMP NU 10 Ringinarum

Masa Kerja No

Nama

L/P

Tempat Tanggal Lahir

Bln 1 Drs.Samsuri, M. Pd.I

- 19 6 2 Drs. Faozan

Kendal, 06 Peb 1964

S2

KapSek

- 19 6 3 Arifin, S. Pd

Kendal, 08 Peb 1962

S1

Guru

- 19 6 4 Dra. Kasiyem

Kendal, 21 Juni 1967

S1

Guru

- 19 6 5 Jumaeni W, S. Pd

Klaten, 25 Des 1963

S1

Guru

- 19 6 6 Nur Hadi AN Huda

Kendal, 30 Jan 1968

S1

Guru

- 19 6 7 Drs. Suwandi

Kendal, 24 April 1967

SMA

Guru

- 15 6 8 Moh Agus B, S. Pd.I

Kendal, 29 Des 1963

S1

Guru

- 15 6 9 Masrur, S. Pd

Kendal, 26 April 1977

S1

Guru

- 19 6 10 M. Abdul L, S. Pd.I

Kendal, 31 Jan 1972

S1

Guru

- 12 6 11 Puji Astuti, S. Ag

Kendal, 29 Mei 1975

S1

Guru

- 12 6 12 Khondolin, S. Ag

Kendal, 04 Nop 1977

S1

Guru

- 12 6 13 Junaedi, S. Pd

Kendal, 23 April 1969

S1

Guru

- 15 6 14 Budi Lestari, S.Si

Kendal, 01 April 1977

S1

Guru

- 10 6 15 Nur Salim, S. Pd.I

Kendal, 26 Agts 1980

S1

Guru

- 1 6 16 Presty Atuth T, S. Pd

Kendal, 06 April 1987

S1

Guru

- 1 6 Sumber: Data Primer SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal tahun 2014.

Kendal, 06 April 1987

S1

Guru

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah guru yang ada di SMP NU 10

Ringinarum sebanyak 15 guru dan 1 kepala

sekolah.Masa kerja kepala sekolah yaitu 19 tahun lebih

6 bulan. Namun di sekolah ini tidak memiliki pangkat golongan seperti guru di sekolah negeri, sehingga cara penggajiannya melalui JP (jam pelajaran) per-minggu dan masa bakti menjadi Guru Tetap Yayasan (GTY). Walau demikian pendidikan para guru sudah mencapai 99% Sarjana S1.

Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pendidik SMP NU 10 Ringinarum

Masa No

Nama L/P Tempat Tanggal Lahir Pend Jabatan Kerja Thn Bln

1 Imam Santoso L

Ka TU 16 6 2 Hj. Hur Afiyah P

Kendal, 21 agts 1979

SMA

SMA Bendahara 19 6 3 Wahyudi

Kendal, 12 Agts 1972

Security 14 6 4 Purwanto

Kendal, 12 Mei 1982

SMA

T Perpus 3 6 5 Rohmat

Kendal, 15 Nov 1992

SMA

P Umum 9 6 Ahmad

Kendal, 17 Jan 1982

Kendal, 26 Nov 1977

malam

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20