PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR ALAT UKUR SISWAKELAS X SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN UTARA TAHUN PELAJARAN 20142015 THE IMPLEMENTATION OF GROUP TO GROUP EXCHANGE TO IMPROVE LEA

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)
UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR ALAT UKUR
SISWAKELAS X SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN UTARA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

THE IMPLEMENTATION OF GROUP TO GROUP EXCHANGE TO IMPROVE
LEARNING CREATIVITY AND LERNING ACHIEVEMENT OF MEASUREMENT TOOL
SUBJECT AMONG THE TENTH GRADE STUDENTS OF
SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN UTARA
IN THE ACADEMIC YEAR 2014/2015

1&2

Mursyid Zuny Aziz1 & Samsul Hadi2
Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: [email protected]

ABSTRACT
This study aimed to describe (1) learning creativity of measurement tool subject among the tenth
grade students of SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara in the academic year 2014/2015 and (2)
learning achievement of measurement tool subject among the tenth grade students of SMK

Muhammadiyah 3 Klaten Utara in the academic year 2014/2015. This study was an action research.
Techniques collecting data used test and documentation. This study shows that (1) the implementation
of group to group exchange could improve learning creativity. The learning creativity of cycle was
45.23, while the learning creativity in cycle II was 45.23. (2) the implementation of group to group
exchange could improve learning achievement of measurement tool subject among the tenth grade
students of SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara in the academic year 2014/2015. There was
improvement of scores in cycle I and cycle II. The average score in cycle I was 58.85, cycle II was
75.14. It could be stated that the implementation of group to group exchange to improve learning
creativity and lerning achievement of measurement tool subject among the tenth grade students of
SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara in the academic year 2014/2015.
Key words: group to group exchange, creativity, and learning achievement

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015  

671
 

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan (1) kreativitas belajar alat ukur dan (2) hasil
belajar alat ukur melalui metode belajar aktif Tipe Group to Group Exchange (GGE) siswa kelas X

SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini termasuk penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes, dan
dokumentasi. Hasil analisis data menggunakan analysis deskriptif kuantitatif untuk menentukan
prosentase data kreativitas dan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) metode
belajar aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan kreativitas belajar alat ukur.
Kreativitas belajar siswa pada siklus I termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata (Means)
= 45,23, sedangkan kreativitas belajar siswa pada siklus II termasuk dalam kategori tinggi dengan
nilai rata-rata (Means) = 54,77. (2) Metode belajar aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) dapat
meningkatkan hasil belajar (ranah kognitif) alat ukur. Berdasarkan data perolehan nilai siswa dari pra
tindakan, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata nilai siswa. diketahui
hasil tes pada siklus I bahwa nilai rata-rata pretest siklus I sebesar 58,85 meningkat pada posttest
sebesar 75,14 dengan peningkatan sebesar 16,19%. Nilai rata-rata pretest siklus II sebesar 73,14
meningkat menjadi 85,14 pada posttest dengan peningkatan 12%. Berdasarkan analisis yang diperoleh
dari data hasil observasi dan hasil tes, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakn
metode pembelajaran Group to Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan kreativitas belajar dan
hasil belajar mata pelajaran alat ukur.
Kata Kunci: metode GGE, kreativitas, dan hasil belajar

PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


perlu

ditingkatkan

dan

dikembangkan.

merupakan sekolah menengah yang setara

Pentingnya kreativitas tertera dalam Sistem

dengan sekolah menengah atas, namun SMK

Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal

lebih mempersiapkan peserta didiknya untuk

3 yang intinya adalah melalui pendidikan


dapat terjun langsung ke lapangan pekerjaan

diharapkan dapat

setelah lulus. Oleh karena itu, di SMK siswanya

peserta didik agar menjadi manusia yang

dituntut untuk memiliki keahlian-keahlian yang

bertakwa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, dan

sesuai dengan bidang yang dipilih mereka.

mandiri. Hal ini jelas bahwa kreativitas belajar

untuk

mengembangkan potensi


Kreativitas belajar siswa sangat penting

siswa perlu ditingkatkan, sehingga potensi pada

ditingkatkan

siswa dapat dikembangkan dengan baik.

mengajar

untuk

dalam

membantu

proses

belajar


meningkatkan

Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati

prestasi belajar alat ukur. Alat ukur merupakan

(2010:13)

mata pelajaran yang menuntut siswa perlu

adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan

memilki rasa ingin tahu dalam memecahkan

sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun

suatu masalah. Rasa ingin tahu sebagai salah

karya nyata yang relatif berbeda dengan apa


satu indikator kreativitas menunjukkan bahwa

yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan

betapa pentingnya kreativitas belajar siswa

bahwa

672

mengutarakan

kreativitas

bahwa

merupakan

kreativitas


kemampuan

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015
 

berfikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan

Guru

selaku

pembimbing

perlu

terjadinya proses dalam kempuan berpikir,

menerapkan model pembelajaran yang tepat


ditandai

diskontinuitas,

bagi siswa. Salah satu metode belajar yang

diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap

dapat diterapkan adalah metode belajar aktif

perkembangan.

Tipe Group to Group Exchange (GGE) dalam

oleh

suksesi,

Kreativitas ditentukan oleh kegiatan


proses pembelajaran. Sehingga diupayakan agar

belajar yang dilakukan oleh siswa setiap

siswa

harinya. Belajar adalah suatu proses yang

mendengarkan materi yang disajikan oleh guru.

ditandai dengan adanya perubahan pada diri

Selain

seseorang. Perubahan sebagai hasi dari proses

menyelesaikan

belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk


berkelompok. Sehingga hal tersebut dapat

seperti

meningkatkan

berubah

pengetahuan,

pemahaman,

dapat

itu,

mengatasi

siswa

juga

rasa

dapat

masalah

cara

bosan

berlatih

dengan

berpikir

kritis

cara

siswa.

sikap dan tingkah laku, serta perubahan aspek-

Menurut Slavin (2005:29) mengatakan bahwa

aspek lain pada individu yang belajar (Nana

pembelajaran kooperatif adalah suatu model

Sudjana, 2010:5). Menurut Syai’ful Bahri

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja

Djamarah (2011:13), belajar adalah serangkai

dalam

kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan

perubahan

struktur kelompok heterogen. Isjoni (2010:15)

tingkah

laku

sebagai

hasil

kelompok-kelompok

pengalaman individu dalam interaksi dengan

mengemukakan

lingkungannya.

merupakan

pembelajaran

suatu

cara

kecil

secara

kooperatif

pendekatan

atau

Menurut Utami Munandar (2012:10),

serangkaian strategi yang khusus dirancang

ciri-ciri aptitude adalah berhubungan dengan

untuk memberi dorongan kepada peserta didik

kognisi, dengan proses berfikir sedangkan. Ciri-

agar bekerja sama selama proses pembelajaran.

ciri non aptitude lebih berkaitan dengan sikap

Pembelajaran

dengan

menggunakan

dan perasaan. Ciri-ciri kemampuan berfikir

model belajar aktif tipe Group to Group

kreatif (aptitude) adalah keterampilan berfikir

Exchange

lancer, yaitu mencetuskan banyak gagasan,

kelompok dimana masing-masing kelompok

jawaban, penyelesaian masalah, keterampilan

diberi tugas untuk mempelajari satu topik

berfikir

kelenturan,

materi, siswa dituntut untuk menguasai materi

gagasan,

jawaban,

yaitu
atau

menghasilkan

dengan

cara

belajar

yang

karena setelah kegiatan diskusi kelompok

bervariasi, dan keterampilan berfikir orisinal,

berakhir, siswa akan bertindak sebagai guru

yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru

bagi siswa lain dengan mempresentasikan hasil

dan unik. Ciri-ciri afektif (nonaptitude) adalah

diskusinya kepada kelompok lain di depan

memiliki

ulet,

kelas. Group to Group Exchange memberi

memiliki apresiasi estetik, dan memilikisifat

kesempatan kepada siswa untuk bertindak

berani kemandirian.

sebagai guru bagi siswa lainnya.

kepercayaan

pertanyaan

dilakukan

diri,

bersifat

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015  

673  


 

pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 35 siswa.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian

ini

termasuk

penelitian

Objek penelitian adalah kreativitas dan hasil

tindakan kelas (Classroom Action Research).

belajar alat ukur siswa yang diperoleh dari

Suharsimi Arikunto (2014:16) menjelaskan

penerapan model pembelajaran aktif tipe Group

penelitian tindakan kelas merupakan suatu

to Group Exchange pada pelajaran alat ukur

bentuk yang bertujuan untuk memperbaiki

siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten

dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-

Utara Tahun Pelajaran 2014/2015. Teknik

praktik

pengumpulan data menggunakan angket, tes,

belajar-mengajar,

memperbaiki

pemahaman dari praktik belajar-mengajar, serta

dan

memperbaiki situasi atau lembaga tempat

menggunakan analysis deskriptif kuantitatif

praktik tersebut dilakukan. Penelitian tindakan

untuk menentukan prosentase data kreativitas

kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu

dan hasil belajar.

dokumentasi.

Hasil

analisis

data

siklus I dan siklus II.
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten
Utara

Tahun

Pelajaran

2014/2015

tahun

Berdasarkan hasil proses belajar tiap

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

siswa tersebut maka peneliti dapat mengetahui

1. Hasil Penelitian

hasil belajar setiap siswa dengan menggunakan
tipe Group to Group Exchange (GGE). Guru

a. Deskripsi Pratindakan
Penelitian

tindakan

kelas

ini

dan

peneliti

sepakat

untuk

melakukan

dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Klaten

peningkatan proses belajar siswa dalam proses

Utara. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti

pembelajaran. Selain mengamati proses belajar

menyusun

siswa, peneliti meminta data berupa hasil

instrumen

serta

melakukan

konsultasi kepada guru mengenai materi dan

ulangan

RPP

Peneliti

Muhammadiyah 3 Klaten Utara untuk dijadikan

menyampaikan kepada siswa bahwa kegiatan

skor kemampuan awal. Hasil nilai kemampuan

pembelajaran

dilaksanakan

awal siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3

menggunakan metode pembelajaran tipe Group

Klaten Utara digunakan sebagai perbandingan

to Group Exchange (GGE). Dalam persiapan

dalam melakukan pembelajaran pada siklus I.

sebelum

Hasil nilai kemampuan awal tersebut dapat

yang

akan

yang

digunakan.

akan

pelaksanaan

tindakan,

peneliti

mengamati keikutsertaan siswa saat kegiatan
proses

pembelajaran

mengetahui proses belajar.

berlangsung

untuk

kepada

guru

kelas

X

SMK

dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil nilai kemampuan awal
siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 69. Siswa
yang dinyatakan tuntas belajar sebanyak 13

674

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015
 

(37,14%) dan siswa yang dinyatakan belum

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-

tuntas belajar sebanyak 22 siswa (62,86%).

rata (Means) = 45,23. Nilai tersebut berada

Nilai rata-rata 69 masih di bawah KKM 75,

pada kategori sedang pada interval 42,75 <

sehingga

52,25. Dengan demikian dapat disimpulkan

perlu

pembelajaran

dilakukan

yang

lebih

tindakan

baik.

Untuk

bahwa kreativitas

belajar siswa kelas



pada

meningkatkan hasil belajar, pada tindakan

siklus I adalah dalam kategori sedang. Adapun

siklus I dan siklus II penelitian menggunakan

distribusi skor kreativitas belajar belajar siswa

metode pembelajaran tipe Group to Group

kelas pada siklus I dapat dilihat pada tabel

Exchange (GGE).

berikut.

b. Perbandingan Kreativitas Siswa dalam
Belajar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Kreativitas Belajar (n = 35)
No
1.
2.

Interval
61,75 ke atas
52,25 <

3.

42,75 <

4.
5.

≤ 61,75

Frekuensi
0
8

Persentase
0%
22,86%

≤ 52,25

16

45,71%

33,25 < ≤ 42,75
33,25 ke bawah
Total

11

31,43

0
35

0%
100%

Berdasarkan
kreativitas
dapat

angket

dalam proses pembelajaran yang akan

belajar tiap siswa tersebut,

dilakukan pada siklus II. Distribusi

dijelaskan

hasil

data

bahwa

kreativitas

frekuensi skor kreativitas belajar pada

belajar pada siklus I adalah sedang. Guru

siklus

dan peneliti sepakat untuk melakukan

melalui

peningkatan kreativitas

bawah.

belajar siswa

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015  

I

selengkapnya
histogram

pada

dapat

dilihat

gambar

di

675  


 

Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kreativitas
Belajar pada Siklus I

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-

bahwa kreativitas belajar siswa pada siklus II

rata (Means) = 54,77. Nilai tersebut berada

adalah dalam kategori tinggi. Distribusi skor



kreativitas belajar belajar siswa dapat dilihat

pada kategori tinggi pada interval 52,25 <

61,75. Dengan demikian dapat disimpulkan

pada tablel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Kreativitas Belajar (n = 35)
No

Interval

Frekuensi

Persentase

8

22,86%%

1.

61,75 ke atas

2.

52,25 <

≤ 61,75

16

45,71%

3.

42,75 <

≤ 52,25

10

28,57%

4.

33,25 <

≤ 42,75

1

2,86%%

5.

33,25 ke bawah

0

0%

35

100%

Total

Berdasarkan hasil kreativitas belajar

pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus

tiap siswa Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa

II. Distribusi frekuensi skor kreativitas belajar

kreativitas belajar adalah tinggi. Guru dan

pada siklus I selengkapnya dapat dilihat melalui

peneliti sepakat untuk melakukan peningkatan

histogram pada gambar 2.

kreativitas

676

belajar

siswa

dalam

proses

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015
 

Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kreativitas
Belajar pada Siklus II

c. Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara

ulangan harian, nilai akhir tes siklus I dan nilai

Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Peningkatan hasil belajar siswa dengan
metode

pembelajaran

Group

to

yang berupa nilai kemampuan awal yaitu

Group

tes akhir siklus II. Berikut disajikan rata-rata
nilai

siswa

yang

memenuhi

KKM

pada

Exchange (GGE) dapat dilihat dari hasil belajar

kemampuan awal, hasil tes akhir siklus I dan

siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan

hasil tes akhir siklus II.

Tabel 3. Rata-rata Nilai dan Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM
Pra siklus
Rata-rata Nilai
Jumlah Nilai ≥75
Jumlah siswa

69
13

Siklus I
Pretest Posttest
58,85
75,14
0
15
35

Siklus II
Pretest
Posttest
73,14
84,14
11
28

Dari tabel tersebut diketahui hasil tes

meningkat menjadi 85,14 pada posttest dengan

pada siklus I bahwa nilai rata-rata pretest siklus

peningkatan 12%. Melihat nilai rata-rata 85,14

I sebesar 58,85 meningkat pada posttest sebesar

pada siklus II, maka penelitian dihentikan pada

75,14 dengan peningkatan sebesar 16,19%.

siklus II karena nilai rata-rata sudah di atas

Nilai rata-rata pretest siklus II sebesar 73,14

KKM yang telah ditetapkan sebesar 75.

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015  

677  


 

informasi yang dipertukarkan. Variasi dapat

2. Pembahasan
dengan

dilakukan dengan meminta setiap kelompok

Metode Pembelajaran Group to Group

melakukan diskusi sebelum presentasi dan

Exchange (GGE)

menggunakan diskusi bersama untuk masing-

a. Pelaksanaan

Pembelajaran

Pembelajaran

dengan

metode

pembelajaran Group to Group Exchange (GGE)
telah dilaksanakan sesuai dengan langkahlangkah

pembelajaran.

Berdasarkan

hasil

masing presentasi sub-kelompok
b. Kreativitas Belajar
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata
(Means) = 45,23. Nilai tersebut berada pada
≤ 52,25.

pengamatan pelaksanaan pembelajaran, guru

kategori tinggi pada interval 42,75 <

memilih

gagasan,

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kejadian, pendapat, atau konsep yang berbeda.

kreativitas belajar siswa kelas pada siklus I

Dalam

dipilih

adalah sedang. Artinya, siswa belum maksimal

mencakup konsep yang berbeda. Topik tersebut

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa

mendukung

kurang semangat saat mengikuti pembelajaran

topik

yang

pembelajaran,

mencakup

topik

pertukaran

yang

pendapat

atau

informasi. Guru kemudian membagi siswa
menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah tugas yang diberikan.
Guru
mencukupi

memberikan
kepada

tiap

kelompok

mereka

pembelajaran

kelompok

yang
untuk

masing-masing,

berpusat

pada

guru

dimana pembelajaran di kelas terlihat monoton,
seharusnya

waktu

menyiapkan menyajikan topik yang ditugaskan
kepada

karena

dengan

pembelajaran

dua

arah

yang

akan

dilakukan

menghasilkan

pembelajaran yang lebih menarik dan efektif
diharapkan siswa dapat terdorong terlibat secara
aktif dalam membangun pengetahuan, sikap

untuk nanti di presentasikan kepada kelompok

kreatif dan perilaku. Akan tetapi mereka asyik

lain. Guru meminta kelompok untuk memilih

ngobrol sendiri saat merasa jenuh dan hanya

juru bicara dan meminta tiap juru bicara untuk

sebagian kecil siswa yang memperhatikan dan

memberikan presentasi kepada kelompok lain.

mencatat mata pelajaran yang diberikan oleh

Setelah presentasi singkat, guru mendorong

gurunya.

siswa

untuk

mengajukan

pertanyaan

atau

Dari hasil penelitian diperoleh nilai

menawarkan pendapat mereka sendiri kepada

rata-rata (Means) = 54,77. Nilai tersebut berada

penyaji materi (juru bicara). Beri kesempatan

pada kategori tinggi pada interval 52,25 <



anggota lain dari kelompok juru bicara untuk
61,75. Dengan demikian dapat disimpulkan

memberikan tanggapan.
Dilanjutkan presentasi kelompok lain
agar tiap kelompok berkesempatan memberikan
informasi dan menjawab serta menanggapi
pertanyaan dan komentar kelompok lainnya.
Perbandingkan dan perbedakan pendapat dan
678

bahwa kreativitas
siklus

II

adalah

belajar siswa kelas
tinggi.

Siswa

pada

memiliki

kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru
dalam belajarnya baik berupa kemampuan
mengembangkan kemampuan yang diperoleh

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015
 

dari guru dalam proses belajar mengajar yang

pada siklus II dilaksanakan lebih baik dan

berupa

dapat

sesuai dengan rencana pada siklus I. Skor yang

menemukan sesatu yang baru dalam belajarnya.

diperoleh siswa pada tes siklus II banyak yang

Siswa

mengalami peningkatan dari skor tes siklus I.

pengetahuan

sudah

sehingga

terlihat

kreatif

dalam

mengembangkan kreativitas belajar di kelas.

Namun, ada beberapa siswa yang mengalami
penurunan skor pada tes siklus II dari skor tes

c. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan data perolehan nilai siswa

siklus I. Penurunan skor mungkin disebabkan

dari pra tindakan, siklus I dan siklus II

karena siswa kurang berkonsentrasi dalam

menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-

mengerjakan

rata nilai siswa. diketahui hasil tes pada siklus I

mengikuti

bahwa nilai rata-rata pretest siklus I sebesar

diperoleh dari data hasil observasi dan hasil tes,

58,85 meningkat pada posttest sebesar 75,14

peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran

dengan peningkatan sebesar 16,19%. Nilai rata-

menggunakan metode pembelajaran Group to

rata pretest siklus II sebesar 73,14 meningkat

Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan

menjadi

kreativitas belajar dan hasil belajar mata

85,14

pada

posttest

dengan

peningkatan 12%.

tes

tes.

atau

kurang

Berdasarkan

persiapan

analisis

yang

pelajaran alat ukur

Peningkatan

terjadi

karena

metode

pembelajaran Group to Group Exchange (GGE)

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis pada bab

belajar (ranah kognitif) alat ukur siswa

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai

kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten

berikut.

Utara. Berdasarkan data perolehan nilai

1. Metode belajar aktif tipe Group to Group
Exchange

(GGE)

dapat

meningkatkan

siswa dari pra tindakan, siklus I dan siklus
II

menunjukkan

bahwa

adanya

kreativitas belajar alat ukur siswa kelas X

peningkatan rata-rata nilai siswa. diketahui

SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara.

hasil tes pada siklus I bahwa nilai rata-rata

Kreativitas belajar siswa pada siklus I

pretest siklus I sebesar 58,85 meningkat

termasuk dalam kategori sedang dengan

pada

nilai rata-rata (Means) = 45,23, sedangkan

peningkatan sebesar 16,19%. Nilai rata-

kreativitas

rata

belajar siswa pada siklus II

posttest

pretest

sebesar

siklus

II

75,14

sebesar

dengan

73,14

termasuk dalam kategori tinggi dengan

meningkat menjadi 85,14 pada posttest

nilai rata-rata (Means) = 54,77.

dengan peningkatan 12%.

2. Metode belajar aktif tipe Group to Group
Exchange (GGE) dapat meningkatkan hasil
Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015  

679  


 

3. Kuantitas

SARAN
Berdasarkan

belajar

perlu

ditingkatkan dan tentu saja keyakinan

memberikan beberapa saran untuk sekolah,

siswa akan kemampuan diri sendiri untuk

guru, siswa, dan peneliti berikutnya sebagai

dapat menguasai materi merupakan hal

berikut.

yang sangat penting. yang ada di sekolah
sekolah

analisis,

kualitas

peneliti

1. Bagi

hasil

dan

disarankan

untuk

memberikan kebijakan kepada guru dalam
mengajar dengan menggunakan berbagai

dan

di

rumah

untuk

meningkatkan

pengetahuannya.
4. Bagi peneliti berikutnya yang berminat

model dan media pembelajaran, sehingga

untuk

pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

tentang upaya meningkatkan kreativitas

2. Guru

hendaknya

melakukan

penelitian

lanjutan

menciptakan

belajar dan hasil belajar alat ukur dengan

pembelajaran yang menyenangkan dan

menggunakan metode pembelajaran Group

bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar

to Group Exchange (GGE) diharapkan

dengan nyaman tanpa adanya tekanan yang

dapat

berlebihan

berbeda, sehingga hasil penelitian lebih

pembelajaran

dan

memilih

model

sesuai

dengan

yang

menggunakan

perspektif

yang

kuat

kebutuhan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Isjon.

Iskandar

680

2010.
Pembelajaran
Kooperatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Agung.
2010.
Meningkatkan
Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta
Timur: PT Bestari Buana Murni.

Nana Sudjana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif
dalam proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suharsimi Arikunto. 2014. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015
 

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25