Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi F (1)

FINGER PRINT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LEBAK SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu administrasi Negara

Oleh:

Erna Maeyasari NIM. 082037 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2012

ABSTRAK

Erna Maeyasari. NIM 6661082037. Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.2012. 155 halaman + 15 lampiran. Pembimbing I Yeni Widyastuti S.Sos,. M.Si. Pembimbing II Rina Yulianti.,S.IP.,M.Si.

Kata Kunci : Disiplin, Efektivitas, Finger Print.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektipan penerapan kehadiran elektronik dengan Finger Print terhadap kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang diterapkan pada 164 sampel yang diambil berdasarkan teknik pengambilan sampel jenuh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil penelitian ini adalah Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak 76,9 persen dengan tingkat Disiplin Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak sebesar 80,5 persen dan terdapat pengaruh pada keefektifan penerapan absensi Finger Print terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil sebesar 35,2 persen. Selanjutnya, diketahui terdapat hubungan yang sedang dan signifikan dengan uji koefisien korelasi t hitung 0,593 > t tabel 0,148, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai dapat dilakukan

dengan menerapkan absensi Finger Print dan sikap tegas dari pimpinan. Saran dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan disiplin pegawai hendaknya pihak Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak selalu memantau, memperbaiki pelaksanaan sistem absensi yang sudah ada dan hendaknya lebih memperketat sistem pelaksanaan absensi dengan melakukan absensi di siang hari, sehingga para pegawai tidak bisa pergi sekehendaknya disaat jam kerja.

ABSTRACT

Erna Maeyasari. NIM 6661082037. The Effectivity Influence of Finger Print Implementation towards The Civil Servant’s Disciplinary at Secretariat Daerah Kabupaten Lebak. Public Administration Department, Social and Politics Faculty

of Sultan Ageng Tirtayasa University. 2012. 155 pages + 15 enclosed. 1 st Advisor : Yeni Widyastuti S.Sos. M.Sc. 2 st Advisor : Rina Yulianti., S.IP., M.Sc.

Keywords : Disciplinary, Effectivity, Finger Print. The purpose of this research is to know Effectivity Influence of Finger Print

Implementation towards the Civil Servant’s Disciplinary at Secretariat Daerah Kabupaten Lebak.. The method used in this research is quantitative with associative approach applied on 164 respondents using saturated sampling technique. The instruments used in this research are questionnaire. The result tof this research is find out that Effectivity of Finger Print Implementation 76,9 percent and the level Disciplinary of Civil Servants at Secretariat Daerah Kabupaten Lebak 80,5 percent and there is Effectivity Influence of Finger Print Implementation towards the Civil Servant’s Disciplinary at Secretariat Daerah Kabupaten Lebak about 35,2 percent. Furthermore, that there is a relationship which average and the significant with test of the correlation coefficient t count 0,593 > t table 0,148, than Ho is rejected and Ha is accepted. Thus it can be concluded that to improve civil servant’s disciplinary can be done by applying

fingerprint electronic attendance and a firm attitude of the leadership. The research recommendation are to improve The Civil Servant’s Disciplinary Secretariat Daerah Kabupaten Lebak should always monitor, improve implementation of existing attendance systems and should further the system of implementation of the attendance by attendance in evening, so employees can’t go

pleases while working hours.

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama

: ERNA MAEYASARI

NIM

Judul Proposal : PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ABSENSI FINGER PRINT TERHADAP

NEGERI SIPIL

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LEBAK

Serang, 28 Mei 2012 Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si Rina Yulianti, S.IP.,M.Si

Nip. 19760210 200501 2 003 Nip. 19740705 2006604 2 011

Mengetahui, Dekan FISIP UNTIRTA

Dr.Agus Sjafari, S.Sos., M.Si

Nip. 19710824 200501 2 002

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : ERNA MAEYASARI NIM

: 6661082037 Judul Skripsi : PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ABSENSI FINGER PRINT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LEBAK

Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 03 bulan Juli tahun 2012 dan dinyatakan LULUS.

Serang, 03 Juli 2012

Ketua Penguji Nama

) Nip.

: Drs.H.Oman Supihadi, M.Si

Anggota Nama

) Nip.

: Kandung Sapto N., S.Sos.,M.Si

Anggota Nama

) Nip.

: Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si

Mengetahui,

Dekan FISIP Untirta Ketua Program Studi

Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si Rina Yulianti, S.IP.,M.Si

Nip. 19710824 200501 1 002 Nip. 19740705 2006604 2 011

Kekalahan adalah pelajaran. Kemenangan adalah hadiah karena belajar. Kejatuhan adalah peringatan karena tidak mengambil pelajaran. Bangkit adalah kemenangan karena belajar dari kejatuhan.

-Mario Teguh-

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Mama, Bapak, Kakak, Adik, seluruh Keluarga besarku, dan Sahabat- Sahabatku tercinta…

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Puji syukur kehadirat Allah SWT, limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di

Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak”. Skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak- pihak sebagai berikut:

1. Prof.Dr.H.Soleh Hidayat,M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

2. Dr.Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

3. Kandung Sapto Nugroho, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;

4. Mia Dwiana, S.Sos.,M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

5. Gandung Ismanto, MM selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

6. Rina Yulianti.,S.IP.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara dan Dosen Pembimbing II yang senantiasa membimbing dan memberikan saran kepada peneliti dalam setiap bimbingan yang telah dilakukan;

7. Yeni Widyastuti, S.Sos.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa membimbing dan memberikan saran dengan penuh kesabaran serta memberikan masukan untuk perbaikan skripsi peneliti;

8. Para dosen dan staff TU Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala sumbangsihnya.

9. Drs. H. Ruswan Effendi, M.Si, selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak;

10. Hj.Titiek Yuniaty, S.Sos, M.Si, selaku Kepala Bagian Organisasi Dan Tata Laksana Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak;

11. Aripin, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala Sub Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak;

12. Agus Nugraha, S.STP, selaku Kepala Sub Bagian Ketatalaksanaan selaku Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak yang telah banyak memberikan data dan informasi yang peneliti butuhkan serta arahan dan juga motivasi untuk peneliti.;

13. M.Dada Wijaya, selaku Operator Komputer Bagian Organisasi Dan Tata Laksana Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak ;

14. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungan serta kasih sayang baik bersifat moril maupun materil. Terima kasih atas semua yang telah kalian berikan pada peneliti dari sejak lahir hingga saat ini;

ii

15. Untuk Sahabatku Puji, Resa, Risa, Rivera, Ani, Iin, Dela, Arpan, Andry, Nunu dan teman-teman Administrasi Negara angkatan 2008 baik regular maupun non regular, khususnya kelas VIII C. Terimakasih banyak atas dukungan dan bantuannya;

16. Teman-Teman BEM FISIP Kabinet Dahsyat 2011 terima kasih telah memberikan pengalaman-pengalaman berharga dan motivasi kalian;

17. Untuk para senior Administrasi Negara dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan semua informasi yang penulis butuhkan dari kalian semua dalam menyusun skripsi. Mungkin masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini, oleh

karena itu sampaikan saran dan kritik ke arah perbaikkan dan penyempurnaan skripsi ini, penulis akan dengan senang hati menerimanya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Serang, Mei 2012

Erna Maeyasari

iii

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

iv

DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

xiii

DAFTAR DIAGRAM

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Identifikasi Masalah

1.3. Batasan dan Perumusan Masalah

14. Tujuan Penelitian

1.5. Manfaat Penelitian

1.6. Sistematika Penulisan

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori

2.2. Teori Efektivitas

2.3. Mesin Absensi Sidik Jari ( Finger Print )

2.3.1. Keunggulan Mesin Absensi Fingerprint

2.3.2. Tujuan Penggunaan FingerPrint

2.4. Teori Disiplin Pegawai

2.4.1. Indikator-Indikator Kedisiplian

2.4.2. Aturan Pemerintah tentang Disiplin PNS

2.5. Kerangka Berfikir

2.6. Hipotesis

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

3.2. Instrumen Penelitian

3.2.1. Sumber Data

3.3. Populasi dan Teknik Sampling

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.5. Teknik Pengolahan Data

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Uji Koefisien Korelasi

3.6.2. Uji Koefisien Determinan

3.6.3. Uji Regresi Linear Sederhana

ii

3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak53

4.1.2. Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak

4.2. Deskripsi Data

4.2.1. Pengujian Persyarat Statistik

4.2.1.1. Hasil Uji Validitas

4.2.1.2. Hasil Uji Realibilitas

4.2.1.3. Hasil Uji Normalitas

4.2.2. Identitas Responden

4.2.2.1. Karakteristik Jenis Kelamin

4.2.2.2. Karakteristik Usia

4.2.2.3. Karakteristik Pendidikan Terakhir

4.2.2.4. Karakteristik Jabatan

4.2.3. Analisis Data

4.2.3.1. Penyajian Data Variabel X

4.2.3.2. Analisis Variabel X

4.2.3.3. Penyajian Data Variabel Y

4.2.3.4. Analisis Variabel Y

4.3. Pengujian Hipotesis 144

4.3.1. Hasil Uji Koefisien Korelasi

iii

4.3.2. Hasil Uji Koefisien Determinan

4.3.3. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

4.4. Interprestasi Hasil Penelitian 149

4.5. Pembahasan 151

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan 152

5.2. Saran 153

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1.

Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak

Tabel 2.1.

Perbandingan Kelemahan dan Kekurangan Beberapa Sistem Pencatatan Absensi

Tabel 2.2.

Pelanggaran-Pelanggaran Sanksi Disiplin sesuai PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Indikator Variabel

Tabel 3.2.

Skor dalam Penelitian

Tabel 3.3.

Jumlah Seluruh Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak

Tabel 3.4.

Pedoman untuk memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Jadwal Penelitian

Tabel 4.1. Jumlah Seluruh Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak

Hasil Perhitungang Uji Validitas Variabel X

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y

Tabel 4.4.

Reliabilitas Efektivitas Absensi Finger Print (X)

Tabel 4.5.

Realibilitas Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Y)

Tabel 4.6.

Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.7.

Jumlah Sampel yang Diambil

Tabel 4.8.

Penerapan Absensi Finger Print Sudah Mengarah Pada Tujuan Organisasi

Tabel 4.9

Pegawai Dalam Bekerja Sesuai Dengan Tujuan Organisasi 79

Tabel 4.10 Penerapan Absensi Finger Print diterapkan Kepada Seluruh Pegawai

Tabel 4.11 Frekuensi Indikator Pencapaian Target

Tabel 4.12

Pegawai Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Perubahan Absensi

Tabel 4.13 Pelatihan atau Sosialisasi Bagi Pegawai

Tabel 4.14

Absensi Finger Print Sesuai Dengan Perkembangan Teknologi

Tabel 4.15 Frekuensi Indikator Kemampuan Beradaptasi

Tabel 4.16 Absensi Finger Print Memotivasi Pegawai

Tabel 4.17

Fasilitas Yang Menunjang Pekerjaan Pegawai

Tabel 4.18 Kesesuaian Sistem Insentif Dengan Beban Kerja Setiap Pegawai

Tabel 4.19 Frekuensi Indikator Kepuasan Kerja

Tabel 4.20 SDM / Pegawai Operator Belum Optimal

Tabel 4.21 Pegawai Melaksanakan Pekerjaan Dengan Tepat Waktu

Tabel 4.22 Pengambilan Keputusan Selalu Berkoirdinasi Dengan Pimpinan

Tabel 4.23 Pegawai Berinisiatif Mengambil Keputusan Terhadap Permasalahan

Frekuensi Indikator Tanggung Jawab

Tabel 4.25

Mesin Absensi Finger Print dan Komputer Terstandarisasi dengan Baik

Jaringan Terkoneksi dengan Baik

Tabel 4.27

Frekuensi Indikator Perangkat Keras (Hardware)

Tabel 4.28

Pegawai Selalu Menggunakan Database

ii

Tabel 4.29

Database Kepegawaian Selalu Update

Tabel 4.30 Frekuensi Indikator Database 100

Tabel 4.31

Penerapan Mesin Absensi Finger Print Sesuai dengan Prosedur

Tabel 4.32 Prosedur Mengenai Absensi Finger Print Mudah Dipahami

Tabel 4.33 Frekuensi Indikator Prosedur 103

Tabel 4.34

Operator Absensi Finger Print dari Pegawai Lingkungan SEKDA Lebak

Tabel 4.35 Operator Absensi Finger Print bekerja sesuai dengan prosedur

Tabel 4.36 Teknisi Secara Rutin Melakukan Perawatan dan Pemeliharaan Program

Tabel 4.37 SDM Khusus Teknisi 107

Tabel 4.38 Frekuensi Indikator Personalia Pengoprasian 108

Tabel 4.39 Pegawai Harus Mengetahui Tujuan Pimpinan 109

Tabel 4.40 Pekerjaan yang diberikan Sesuai dengan Kemampuan 110

Tabel 4.41 Frekuensi Indikator Tujuan dan Kemampuan 111

Tabel 4.42 Pimpinan Selalu Memberikan Contoh Berdisiplin 112

Tabel 4.43 Pimpinan Tidak Melakukan Tindakan KKN 113

Tabel 4.44 Frekuensi Indikator Teladan Pimpinan 114

Tabel 4.45 Pemberian Gaji dan Insentif yang Adil bagi Pegawai 115

Tabel 4.46 Tunjangan Pegawai yang Disiplin akan Mendorong Sikap Disiplin

Tabel 4.47 Frekuensi Indikator Balas Jasa 117

Tabel 4.48 Perlakuan yang Diberikan Pimpinan Sama terhadap

iii

Semua Pegawai 118

Tabel 4.49 Pimpinan Harus Memberikan Pekerjaan Secara Adil 119

Tabel 4.50 Frekuensi Indikator Keadilan 120

Tabel 4.51 Penilaian & Pegawasan Sudah Diterapkan Instansi 121

Tabel 4.52 Pimpinan Mengetahui Prestasi Kerja dan Kesulitan Pekerjaan Pegawai

Tabel 4.53 Frekuensi Indikator Pengawasan Melekat 123

Tabel 4.54 Pegawai Mengetahui PP No.53 Tahun 2010 124

Tabel 4.55 Sanksi yang Diberikan Berdasarkan PP No.53 Tahun 2010 125

Tabel 4.56 Frekuensi Indikator Sanksi Hukuman 126

Tabel 4.57 Pimpinan Berani Bersikap Tegas dalam Memberikan Hukuman

Tabel 4.58 Pimpinan Harus Tegas Dalam Memberikan Contoh Sikap Disiplin

Tabel 4.59 Frekuensi Indikator Ketegasan 129

Tabel 4.60 Lingkungan dan Suasana Kerja yang Nyaman akan Membuat Pegawai Disiplin

Tabel 4.61 Pegawai Menciptakan Suasana Hubungan Kemanusiaan 131

Tabel 4.62 Frekuensi Indikator Hubungan Kemanusiaan 132

Tabel 4.63 Ketentuan Jam Kerja 133

Tabel 4.64 Pegawai Datang Terlambat dan Pulang Mendahului 134

Tabel 4.65 Frekuensi Indikator Menaati Ketentuan Jam Kerja 135

Tabel 4.66 Pegawai Mengutamakan Kepentingan Organisasi 136

Tabel 4.67 Pegawai Meninggalkan Pekerjaan Untuk Mengurus Kepentingan Pribadi

Tabel 4.68 Frekuensi Indikator Mengutamakan Kepentingan Negara dari

iv iv

Tabel 4.69 Koefisien Korelasi Product Moment 139

Tabel 4.70 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

140

Tabel 4.71 Koefisien Determinan 141

Tabel 4.72 Regresi Linear Sederhana 142

Tabel 4.73 Keberartian Regresi 143

Tabel 4.74 Rekap Absensi Pegawai Pada Tahun 2011 144

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Cara Penempatan Sidik Jari

22 Gambar 2.2 Proses input data dari mesin absensi finger print ke komputer23

Gambar 2.3 Skema Kerangka Berfikir

34 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Lebak57 Gambar 4.2 Struktur Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak

68 Gambar 4.3 Kontinum Interprestasi Skor

109 Gambar 4.4 Kategori Penilaian Efektivitas Absensi Finger Print

110 Gambar 4.5 Kontinum Interprestasi Skor

143 Gambar 4.6 Kategori Penilaian Disiplin Pegawai

144 Gambar 4.7 Garis Regresi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Kurva Normal Variabel X

69 Diagram 4.2 Kurva Normal Variabel Y

70 Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

72 Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia

73 Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Diagram 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Jabatan Responden

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Lampiran 2 Surat Izin Menyebar Kuisoner Lampiran 3 Kuisoner Lampiran 4 Jawaban Responden Lampiran 5 Uji Validitas

Lampiran 6 Frequency Table

Lampiran 7 Histogram Lampiran 8 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment Lampiran 9 Tabel Nilai-Nilai Distribusi F Lampiran 10 Hasil Absensi Finger Print Lampiran 11 Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 Lampiran 12 Absensi Bimbingan Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Birokrasi sebagai suatu sistem kerja yang berdasarkan atas tata hubungan kerja sama antara jabatan-jabatan secara langsung mengenai persoalan yang formil menurut prosedur yang berlaku dan tidak adanya rasa sentimen tanpa emosi atau pilih kasih, tanpa pamrih dan prasangka. Birokrasi juga dimaksudkan untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang dilakukan banyak orang. Selain itu, birokrat dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya harus dilandasi persepsi dan kesadaran hukum yang tinggi. Adapun ciri-ciri birokrasi, yaitu adanya pelaksanaan prinsip-prinsip organisasi dengan sepenuhnya, adanya peraturan yang benar-benar ditaati, para pejabat bekerja dengan penuh perhatian menurut kemampuan masing-masing, para pejabat terikat oleh disiplin, para pejabat diangkat berdasarkan syarat-syarat teknis berdasarkan peraturan, dan adanya pemisahan yang tegas antara urusan dinas dan urusan pribadi.

Untuk memperoleh Pegawai Negeri Sipil yang kuat, kompak dan bersatu padu, memiliki kepekaan, tanggap dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi, berdisiplin, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat diperlukan pembinaan jiwa korps dan kode etik Pegawai Negeri Sipil yang semuanya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.

Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal (2) bahwa Pegawai Negeri Sipil terbagi menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah. Birokrat yang berada di daerah bila dilihat dari sistem Pemerintahan Indonesia yaitu Sekretaris Daerah, karena Sekretaris Daerah merupakan jabatan paling puncak dalam pola karier Pegawai Negeri Sipil di daerah dan karena kedudukannya sebagai pembina Pegawai Negeri Sipil di daerahnya, maka citra birokrasi pemerintahan secara keseluruhan akan banyak ditentukan oleh kinerja pegawai tersebut terutama mengenai kedisiplinan pegawainya. Sekretariat Daerah adalah unsur pembantu pimpinan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah bertugas membantu Kepala Daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, Sekretaris Daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintahan yang baik, perlu adanya penyatuan arah dan pandangan bagi pegawai pemerintah yang dapat dipergunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas baik manajerial maupun operasional diseluruh bidang tugas dan unit organisasi instansi pemerintah secara terpadu. Selain itu, pendisiplinan pegawai sangat perlu untuk meningkatkan citra, kerja, dan kinerja pegawai. Pendisiplinan adalah usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan

untuk menaati sebuah peraturan. Sedangkan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak pegawai yang melakukan pelanggaran. Contohnya terlihat di Sekretariat Daerah Provinsi Banten masih banyak pegawai yang melakukan pelanggaran terutama mengenai disiplin jam kerja. Padahal Sekretariat Daerah Provinsi Banten telah menerapkan absensi Finger Print sejak 01 Mei 2009, akan tetapi penerapan absensi finger print tidak berjalan efektif hingga sekarang karena masih saja banyak pegawai yang tidak disiplin jam kerjanya atau korupsi waktu. Padahal dengan adanya absensi finger print harusnya pegawai bisa termotivasi untuk datang tidak terlambat dan lebih rajin untuk datang ke kantor karena absensi finger print tidak dapat dimanipulasi kehadirannya.

Sejak tahun 1970-an, beberapa perusahaan sedikitnya sepuluh negara di dunia sudah menggunakan teknologi ini. Efisiensi menjadi dasar penggunaan sistem identifikasi sidik jari di perusahaan atau instansi, alat ini mendorong perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus menjamin keamanan. Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (absensi) bisa didapat melalui alat ini. Tentu saja hal ini sangat membantu divisi sumber daya manusia untuk mengevaluasi kinerja para pegawai. Contoh intansi yang berhasil menerapkan absensi finger print untuk memotivasi kerja pegawainya, yaitu di Institut Pertanian Bogor (IPB) (Faisal, 2006:17). Penerapan absensi finger print Sejak tahun 1970-an, beberapa perusahaan sedikitnya sepuluh negara di dunia sudah menggunakan teknologi ini. Efisiensi menjadi dasar penggunaan sistem identifikasi sidik jari di perusahaan atau instansi, alat ini mendorong perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus menjamin keamanan. Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (absensi) bisa didapat melalui alat ini. Tentu saja hal ini sangat membantu divisi sumber daya manusia untuk mengevaluasi kinerja para pegawai. Contoh intansi yang berhasil menerapkan absensi finger print untuk memotivasi kerja pegawainya, yaitu di Institut Pertanian Bogor (IPB) (Faisal, 2006:17). Penerapan absensi finger print

Dalam penelitian ini studi kasus pelanggaran yang diambil peneliti yaitu di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak pada bulan Februari 2011. Jenis pelanggaran yang dilakukan pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, seperti perilaku pegawai yang tidak sesuai dengan kode etik pegawai yang menunda pekerjaan dan meninggalkan kantor disaat jam kerja untuk mengurusi kepentingan pribadi dan terkadang pegawai tidak ijin terlebih dahulu kepada atasan. Sehingga bila pegawai lain atau atasan membutuhkan pegawai tersebut, akan sulit mencarinya dan pekerjaan kantor menjadi tertunda. Hal ini terbukti ketika peneliti hendak melakukan praktek kerja di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, pegawai yang mengurusi siswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau mahasiswa magang sering tidak ada di tempat karena sedang keluar mengurusi urusan pribadi, sehingga surat tugas penempatan kerja pun belum dibuat padahal waktu pelaksanaan magang harus sudah dilakukan.

Selain itu, di Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak masih banyak pegawai yang kurang disiplin dalam bekerja, seperti tidak mengikuti apel pagi yang

dilaksanakan setiap hari kerja di depan Kantor Sekretariat Daerah, membolos/tidak masuk tanpa keterangan, istirahat dan pulang mendahului, datang ke kantor dan pulang tidak sesuai jam kerja, dan kembali dari istirahat mendekati jam pulang kerja. Padahal dalam Surat Keputusan Bupati Lebak Nomor 800/Kep.432/Ortala/2010 tentang Ketentuan Hari Kerja dan Jam Kerja bagi Pegawai di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lebak sudah jelas disebutkan, dan pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja menurut Kepala Sub Bagian Kepegawaian sudah mendapatkan sanksi berupa teguran secara lisan dari atasan dan Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak telah memberikan surat peringatan kepada pegawai yang melanggar peraturan setelah rekapitulasi absensi selama satu tahun. Akan tetapi, pegawai yang melakukan pelanggaran masih saja banyak.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan disiplin pegawainya Pemerintah Kabupaten Lebak menerapkan absensi sidik jari (finger print) yang mulai berlaku dari tanggal 01 Desember 2010 sampai dengan sekarang. Selain itu, penerapan absensi sidik jari (finger print) ini dilakukan agar memudahkan atasan untuk melihat tingkat kedisiplinan dari masing-masing pegawai. Karena selama ini pada absensi manual, atasan atau pegawai lain yang melihat absensi tidak bisa melihat tingkat kedisiplinan pegawai, masalahnya pada absensi manual tidak ada keterangan kapan pegawai tersebut datang dan pulang, pegawai bisa merapel di hari lain atau menitip absen pada pegawai lain. Sehingga menyulitkan atasan untuk memberikan sanksi yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Berikut ini jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja dari masing-masing bagian yang berada di Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak setelah diterapkannya absensi sidik jari (finger print) pada bulan Desember 2010 :

Tabel 1.1

Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak

KETERANGAN NO

SKPD

∑ HARI TK

E KERJA

1 Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak

2 Bagian Administrasi Pemerintahan Umum

3 Bagian Hukum dan Perundang-undangan

4 Bagian Organisasi dan Tata Laksana

21 1 3 8 Bagagian Administrasi Perekonomian dan

21 1 6 10 Sumber Daya Alam

6 Bagagian Administrasi Pembangunan

7 Bagagian Umum dan Protokol

8 Bagaian Keuangan

9 Bagian Perlengkapan dan Aset Daerah

10 Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

11 Bagian Humas dan Komunikasi

31 49 119 (Sumber : Sekretariat Daerah Bagian Organisasi dan Tatalaksana Kabupaten Lebak,

Jumlah

Tahun 2010) Keterangan rekapitulasi kehadiran pegawai : TK

: Tanpa keterangan L

: Telat

E : Mendahului

Dari Tabel 1.1 dapat terlihat jelas bahwa dengan finger print ternyata masing-masing bagian banyak yang melakukan pelanggaran, tidak seperti sebelum menggunakan finger print dari masing-masing bagian sulit diketahui jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

Masih banyaknya pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja terutama datang terlambat hal ini dikarenakan menurut Kepala Sub Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak sudah menjadi kebiasaan pegawai dan belum adanya sanksi tegas hanya berupa teguran secara lisan. Sedangkan untuk pegawai yang melakukan pelanggaran lain diberi sanksi sesuai Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Ketentuan pelaksanaan absensi melalui mesin sidik jari (Finger Print) baru dilakukan untuk Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Staf Ahli Bupati Lebak, Sekretaris DPRD Kabupaten Lebak, BAPPEDA Kabupaten Lebak, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lebak, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lebak, KPPT Kabupaten Lebak, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lebak, Kantor Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Lebak, dan bagian-bagian di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Akan tetapi, akhir tahun 2011 semua Instansi Pemerintahan di Kabupaten Lebak sudah menggunakan absensi melalui mesin sidik jari (Finger Print) dan hasilnya di output ke komputer. Masalahnya yang terjadi di lapangan yaitu ketidak mampuan pegawai dalam menguasai komputer, hal ini terbukti ketika peneliti magang di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak ada beberapa pegawai yang belum Ketentuan pelaksanaan absensi melalui mesin sidik jari (Finger Print) baru dilakukan untuk Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Staf Ahli Bupati Lebak, Sekretaris DPRD Kabupaten Lebak, BAPPEDA Kabupaten Lebak, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lebak, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lebak, KPPT Kabupaten Lebak, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lebak, Kantor Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Lebak, dan bagian-bagian di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Akan tetapi, akhir tahun 2011 semua Instansi Pemerintahan di Kabupaten Lebak sudah menggunakan absensi melalui mesin sidik jari (Finger Print) dan hasilnya di output ke komputer. Masalahnya yang terjadi di lapangan yaitu ketidak mampuan pegawai dalam menguasai komputer, hal ini terbukti ketika peneliti magang di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak ada beberapa pegawai yang belum

Dari latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan adanya penerapan absensi finger print khususnya di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak yang menjadi locus penelitian. Dan peneliti

memberikan judul pada penelitian ini “Pengaruh Efektivitas Penerapan

Daerah Kabupaten Lebak”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini ada beberapa hal yang dapat diidentifikasikan yaitu :

1. Masih ada pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak yang belum menguasai komputer yang berkenaan dengan sistem fingerprint;

2. Adanya sikap kurang disiplin yang dilakukan oleh pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak seperti meninggalkan kantor saat jam kerja tanpa sepengetahuan atasan, tidak mengikuti apel pagi, istirahat atau pulang mendahului, datang dan pulang tidak sesuai jam kerja, dan kembali dari istirahat tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan,terkadang kembali mendekati waktu pulang;

1.3. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarakan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan dalam bahasan sebelumnya, maka peneliti akan membatasi masalah dalam penelitian ini

mengenai “Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak”. Dan

mengacu pada latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah hubungan yang signifikan antara efektivitas penerapan absensi finger print terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak?

2. Seberapa besar pengaruh efektivitas penerapan absensi finger print terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai yakni :

1. Untuk mengetahui adakah hubungan positif dan signifikan antara penerapan absensi finger print terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas penerapan absensi finger print terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

1.5. Manfaat Penelitian

Dari judul penelitian Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut ini manfaat yang diharapakan penulis :

1.5.1. Manfaat yang bersifat teoritis

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengembangan pengetahuan yang berhubungan dengan organisasi Pemerintahan;

2. Memberi kesempatan pada penulis untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang dipelajari selama ini;

3. Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu administrasi Negara khususnya;

4. Sebagai bahan pemahaman untuk penelitian selanjutnya.

1.5.2. Manfaat yang bersifat praktis

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan saran atau masukan guna mengambil langkah yang tepat dalam rangka meningkatkan disiplin pegawai, sehingga Sekretariat Daerah dapat meningkatkan kinerja pegawai.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai disiplin dan kinerja pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

1.6. Sistematika Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menerangkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif, dari lingkup yang paling umum sehingga menukik kemasalah yang paling spesifik dan menjelaskan mengapa peneliti mengambil judul penelitian tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam hal ini mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan judul penelitian atau dengan masalah. Untuk mengidentifikasi masalah peneliti biasanya melakukan observasi terlebih dahulu.

1.3. Batasan dan Rumusan Masalah

Batasan dan rumusan masalah dari hasil identifikasi tersebut ditetapkan masalah yang paling berkaitan dengan judul penelitian dan berbentuk dalam kalimat pertanyaan.

1.4. Tujuan Penelitian

Maksud tujuan penelitian dalam hal ini mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakan penelitian.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menjelaskan manfaat yang teoritis dan praktis dari penelitian yang akan diteliti.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang menjelaskan isi dari bab per bab yang ada dalam penelitian.

BAB II DESKRIPSI TEORI

Terdapat deskripsi teori, kerangka berfikir, dan hipotesis. Deskripsi teori mengkaji tentang berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel berfikir. Kerangka berfikir menceritakan alur pikiran peneliti dalam penelitian, sedangkan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan tentang penggunaan metode yang digunakan dalam penelitian.

3.2. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas instrumen (validitas, reliabilitas dan normalitasnya).

3.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam sub ini menjelaskan untuk memilih atau menarik sampel, peneliti bisa melakukan beberapa cara. Secara umum ada dua metode untuk menarik sampel dari populasi, yaitu probability dan non-probability sampel.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Sub ini menjelaskan bagaimana peneliti mengumpulan data. Teknik pengumpulannya bisa melalui observasi, interview (wawancara), dan kuesioner.

3.5. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan, Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan,

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data menjelaskan tentang pengkelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Sub ini menjelaskan dimana lokasi penelitian dilakukan dan alasan memilih lokasi penelitian, terkait tempat dan jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi obyek penelitian meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari tempat yang ditentukan dalam penelitian, dan yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2. Deskripsi Data

Deskripsi data yang menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif.

4.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik analisis statistic yang sudah ditentukan. Hasil akhir dari analisis statistik itu adalah teruji tidaknya hipotesis nol penelitian.

4.4. Interprestasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis yang dikaitkan dengan rumusan masalah.

4.5. Pembahasan

Sub pembahasan menjelaskan lebih lanjut terhadap persoalan dan pada akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan berbagai keterbatasan yang mungkin terdapat dalam pelaksanaan penelitian terutama sekali untuk penelitian eksperimen dan keterbatasan ini dapat dijadikan rekomendasi terhadap penelitian lebih lanjut dalam bidang yang menjadi obyek penelitian.

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan

Simpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas dan mudah dipahami.

5.2. Saran

Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori

Sugiyono (2010:55) berpendapat teori adalah seperangkat konsep asumsi generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Deskripsi teori ini merupakan acuan dasar dalam menunjang sebuah penelitian, sebagaimana yang peneliti lakukan.

Pada bagian deskripsi teori ini dimaksudkan untuk menjawab atas pernyataan dari rumusan masalah sebelumnya dan untuk mengetahui teori-teori apa saja yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti mengklasifikasikan teori kedalam beberapa teori, yaitu teori efektivitas, deskripsi tentang mesin absensi sidik jari (Finger Print), dan teori disiplin pegawai. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

2.2. Teori Efektivitas

Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan output. Menurut Miler (Tangkilisan, 2005:138), menjelaskan bahwa arti efektivitas dan efisiensi adalah sebagai berikut :

Efektivitas dimaksudkan sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial mencapai tujuannya. Efektivitas harus dibedakan dengan efisiensi. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan.

Efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan oprasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely) (Mahsun, 2006:182).

Menurut Siagian (2001 : 24) efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Menurut Gibson, Donnely dan Ivancevich konsep efektivitas terdiri dari dua pendekatan yaitu pendekatan Tujuan dan pendekatan sistem (1997:27-29). Dua pendekatan tersebut antara lain :

Pendekatan tujuan untuk menentukan dan mengevaluasi efektivitas didasarkan pada gagasan bahwa organisasi diciptakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam teori sistem, organisasi dipandang sebagai suatu unsur dari sejumlah unsur yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Arus masukan (input) dan keluaran (output) merupakan titik tolak dalam uraian organisasi. Dengan kata lain yang lebih sederhana, organisasi mengambil sumber (input) dari sistem yang lebih luas (lingkungan), memproses sumber ini dan mengembalikannya dalam bentuk yang sudah dirubah (output).

Gibson menyimpulkan kriteria efektivitas suatu organisasi dalam lima indikator,yaitu:

1. Produksi (Production) Menggambarkan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan, ukuran ini berhubungan secara langsung dengan output yang di konsumsi oleh pelanggan organisasi.

2. Efisiensi (Eficiency) Sebagai angka perbandingan antara output dan input, perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan output dengan waktu merupakan bentuk umum dari ukuran ini.

3. Kepuasan dan Semangat Kerja Menunjukan sampai seberapa jauh organisasi memenuhi kebutuhan para pegawai / masyarakat.

4. Kemampuan Menyesuaikan Diri Sampai seberapa jauh organisasi dapat menanggapi perubahan intern dan eksteren. Kriteria ini berhubungan dengan kemampuan manajemen untuk menduga adanya perubahan dalam lingkungan maupun dalam organisasi itu sendiri.

5. Perkembangan Usaha pengembangan yang biasa adalah program pelatihan atau sosialisasi bagi tenaga manajemen / masyarakat dan non manajemen. Tetapi sekarang ini pengembangan organisasi telah bertambah banyak macamnya dan meliputi sejumlah pendekatan psikologi dan sosiologi.

Agris (Tangkilisan, 2005:68) berpendapat bahwa efektivitas organisasi adalah keseimbangan atau pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia.

Menurut Steer efektivitas pada dasarnya cara yang terbaik untuk meneliti efektivitas ialah dengan memperhatikan secara serempak tiga buah konsep yang saling berhubungan yaitu :

1. Paham mengenai optimasi tujuan : efektivitas dinilai menurut ukuran seberapa jauh sebuah organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai;

2. Prespektif sistimatika : tujuan mengikuti suatu daur dalam organisasi;

3. Tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi bagaimana tingkah laku individu dan kelompok akhirnya dapat menghalangi tercapainya tujuan organisasi.

Menurut Sharma (Tangkilisan, 2005:64) memberikan kriteria atau ukuran efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faktor eksternal organisasi antara lain:

1. Produktivitas organisasi atau output;

2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi;

3. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatan konflik diantara bagian-bagian organisasi.

Adapun kriteria atau indikator dari pada efektivitas (Tangkilisan, 2005:141) yakni diantaranya sebagai berikut :

1. Pencapaian Target Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana target dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kemampuan Adaptasi (Fleksibelitas) Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan luar organisasi.

3. Kepuasan Kerja Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja organisasi. Yang menjadi fokus elemen ini adalah antara pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem insentif yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.

4. Tanggung Jawab Organisasi dapat melaksanakan mandate yang telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan bias menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya.

Dari pemaparan mengenai efektivitas diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah tingkat seberapa jauh keseimbangan suatu sistem sosial terhadap pencapaian tujuan dan pemanfaatan tenaga manusia.

Absensi adalah suatu kegiatan atau rutinitas yang dilakukan oleh pegawai untuk membuktikan dirinya hadir atau tidak hadir dalam bekerja disuatu instansi. Absensi ini berkaitan dengan penerapan disiplin yang ditentukan oleh masing- Absensi adalah suatu kegiatan atau rutinitas yang dilakukan oleh pegawai untuk membuktikan dirinya hadir atau tidak hadir dalam bekerja disuatu instansi. Absensi ini berkaitan dengan penerapan disiplin yang ditentukan oleh masing-

Menurut Cahyana (Faisal, 2006:26), menyatakan bahwa pencatatan absensi pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM atau Human Resources Management). Informasi yang mendalam dan terperinci mengenai kehadiran seorang pegawai dapat menentukan prestasi kerja seseorang, gaji/upah, produktivitas, dan kemajuan instansi/lembaga secara umum. Pada alat pencatatan absensi pegawai yang konvensional memerlukan banyak intervensi pegawai bagian administrasi SDM maupun kejujuran pegawai yang sedang dicatat kehadirannya. Hal ini sering memberikan peluang adanya manipulasi data kehadiran apabila pengawasan yang kontinyu pada proses ini tidak dilakukan semestinya.

Penerapan teknologi dalam satu Instansi Pemerintahan selalu mengacu pada sistem lama/tradisional atau dapat disebut sebagai sistem manual, dimana pada akhirnya sistem manual tersebut sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan dari suatu organisasi. Salah satu penerapan teknologi guna mencapai tujuan meningkatkan efektifitas kerja adalah dengan meningkatkan kedisiplinan kerja Penerapan teknologi dalam satu Instansi Pemerintahan selalu mengacu pada sistem lama/tradisional atau dapat disebut sebagai sistem manual, dimana pada akhirnya sistem manual tersebut sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan dari suatu organisasi. Salah satu penerapan teknologi guna mencapai tujuan meningkatkan efektifitas kerja adalah dengan meningkatkan kedisiplinan kerja

Mesin absensi sidik jari (Finger Print) merupakan Sistem Informasi Manajemen yang mengandung elemen-elemen fisik seperti yang diungkapkan oleh Davis mengenai Sistem Informasi Manajemen (Widyahartono, 1992:3) adalah sebagai berikut :

1. Perangkat Keras Komputer, terdiri atas komputer (pusat pengolahan, unit masukkan/keluaran, unit penyimpanan, file, dan peralatan penyimpanan data.

2. Data Base (data yang tersimpan dalam media penyimpanan computer)

3. Prosedur, komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik, seperti buku panduan dan instruksi.

4. Personalian pengoprasian, seperti operator komputer, analisis sistem pembuatan program, personalia penyimpanan data dan pimpinan system informasi.