IDIOM IDIOM SEMITIK HEBRAIK DALAM NASKAH

1 | Bu l e t i n I J I Vo l 4 / No ve mb e r 2 0 1 6

IDIOM-IDIOM SEMITIK HEBRAIK
DALAM NASKAH KITAB PERJANJIAN BARU YUNANI

Teguh Hindarto

Michael D. Marlowe menjelaskan sbb: “Meskipun bahasa Kitab Perjanjian Baru
secara mendasar adalah bahasa koine atau bahasa Yunani yang umum
dipergunakan saat kitab ini dituliskan, namun para penulis Kitab Perjanjian
Baru, menuliskan dalam corak Hebraik atau Semitik yang tidak sepenuhnya
bersifat idiomatik Yunani. Karakter bercorak khas ini meliputi beberapa bagian
seperti, tata bahasa, kalimat, arti kata dan ciri-ciri yang bersifat retorika suatu
naskah. Contoh-contoh khusus corak khas ini, secara kebahasaan dinamai
Hebraism atau secara lebih luas, Semitism (sebuah istilah yang meliputi
pengaruh-pengaruh Aramaik sebagaimana pula Ibrani)” 1
Semitisme, didefinisikan sebagai penggunaan kebahasaan, ekspresi atau susunan
khas bahasa Semitik yang muncul dalam bahasa lain. Ini bukan merupakan suatu
kebutuhan bagi sebuah ekspresi yang tidak mengikuti kaidah tata bahasa atau halhal lain yang sama sekali asing dalam penggunaan bahasa kedua dalam rangka
kalimat tersebut dianggap sebagai Semitisme. Meskipun ada beberapa nnsur
1


The Semitic Style of the New Testament www.bible-researcher.com

2 | Bu l e t i n I J I Vo l 4 / No ve mb e r 2 0 1 6
Semitisme yang sungguh dan sangat jelas alamiah, namun ada yang lain yang kita
boleh sebut sebagai relatif bercorak Semitisme, ketika ada sebuah ketegangan
yang tidak biasa bertentangan dengan penggunaan yang biasanya mungkin
disebabkan pengaruh Semitis. Maka ada wilayah abu-abu, dalam mana ada
beberapa ruang bagi ketidaksepakatan dalam beberapa kasus kecil. Salah satu
sarjana mungkin mengganggap sebuah ekspresi menjadi bercorak Semitism,
sementara yang lain meragukan apakah hal ini layak untuk diklasifikasikan secara
demikian. Namun demikian, semua sarjana sepakat bahwa berbagai keragaman
Semitisme muncul sangat melimpah dalam Kitab Perjanjian Baru.
Apakah nilai penting persoalan ini bagi pemahaman kita terhadap Kitab
Perjanjian Baru? Yang terutama, hal ini bermakna bahwa para penerjemah dan
para pengarang harus memperhatikan bukan hanya mengenai bahasa yang umum
dipergunakan yaitu Yunani Koine, namun juga berbagai keanehan apa yang
mungkin kita namakan “Biblikal” atau Bahasa Yunani yang bersifat Yahudi
(Jewish Greek). Saat kita memiliki alasan untuk menduga bahwa ekspresi dalam
Kitab Perjanjian Baru mencerminkan idiom Ibrani, maka itu seharusnya

ditafsirkan sebagaimana hal itu merupakan “Kata Ibrani yang tersembunyi”
(Hebrew in disguise). Dengan cara ini kita memahami secara tepat ( correctly
apprehend) makna dari banyak kata-kata dan ekspresi dalam Kitab Perjanjian
Baru.
D. Bivin dan R. Blizzard menjelaskan mengenai idiom-idiom Ibrani dalam teks
Perjanjian Baru sbb: “One of the best indications of the Hebrew origin of the
Synoptic Gospels is to be found within the texts of the Gospel themselves. The
Hebraic undertext is revealed not only in sentence structure but in the many
literalism and idioms present, which are peculiar to the Hebrew language ” (salah
satu indikasi terbaik adanya asal usul Ibrani dari Injil Sinoptik, ditemukan di
dalam teks Injil itu sendiri. Pengaruh Ibrani disingkapkan bukan hanya dalam
struktur kalimat melainkan dalam banyak literalisme dan idiom yang ada yang
cukup asing bagi bahasa Ibrani)2
Dalam artikel yang lain, David Bivin menegaskan, “Hebraisms can be found in
all books of the NT -- after all, most, if not all, of these books were authored by
Jews living in the land of Israel in the first century -- but the vast majority of the
NT’s Hebraisms lie buried in the Greek texts of Matthew, Mark and Luke.
2

Op.Cit., p. 53


3 | Bu l e t i n I J I Vo l 4 / No ve mb e r 2 0 1 6
Isolated idioms do not prove Hebrew origins, just as a French word or idiom in
American English does not prove Americans speak French. No single Hebraism
can support the supposition that a NT book was originally written in Hebrew;
however, masses of Hebraisms in a NT book tend to indicate a Hebrew ancestor ”
(Hebraisme dapat ditemukan dalam keseluruhan kitab-kitab Perjanjian Baru –
bagaimanapun meski tidak seluruhnya masing-masing kitab tersebut dituliskan
oleh orang-orang Yahudi yang tinggal di Israel pada Abad Pertama – namun
kebanyakan unsur Hebraisme Perjanjian Baru terkubur di dalam teks Yunani
Matius, Markus dan Lukas. Idiom yang tersembunyi memang tidak membuktikan
asal usul Ibrani dari Kitab Perjanjian Baru, seperti kata atau idiom Prancis dalam
bahasa Inggris orang Amerika tidak membuktikan bahwa orang Amerika
berbahasa Prancis. Tidak ada satupun unsur Hebraisme dalam Kitab Perjanjian
Baru menunjukkan indikasi bahwa aslinya dituliskan dalam bahasa Ibrani. Namun
demikian, banyaknnya unsur Hebraisme dapat mendukung dugaan bahwa Kitab
Perjanjian Baru cenderung memngindikasikan asal usul Ibraninya).3

Beberapa bukti adanya unsur-unsur Semitik Hebraik dalam naskah Perjanjian
Baru Yunani sbb:4

Penggunaan Kata Ganti Yang Berlebihan (Redundant pronouns). Kata ganti
penghubung (relatif pronoun) dalam bahasa Ibrani, tidak dapat berubah bentuk
(indeclinable) dan tanpa jenis kelamin (genderless), sehingga memerlukan kata
ganti orang dalam anak kalimat yang diikutinya. Hal ini mempengaruhi sejumlah
bagian dalam Kitab Perjanjian baru yang mana merupakan kata ganti yang tidak
diperlukan yaang muncul setelah adanya kata penghubung, sebagaimana dalam
Markus 7:25 yang secara literal dibaca, “seorang ibu yang dia sendiri (autou),
yang anak perempuan miliknya (autes) kerasukan roh jahat, segera mendengar
tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.” Susunan demikian
mungkin saja dalam bahasa Yunani namun bukan asli Yunani, sebagaimana
aslinya dalam bahasa Ibrani dan Aramaik.
3

Cataloging the New Testament's Hebraisms: Part 1 (Luke 14:26; 15:18-22) September
07, 2010 http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000135.html

David Alan Black, New Testament Semitism”, The Bible Translator 39/2, April 1988, pp.
215-223

4


4 | Bu l e t i n I J I Vo l 4 / No ve mb e r 2 0 1 6
Penggunaan Kata “Mengatakan” Secara Berlebihan (Redundant use of
‘saying’). Ucapan tidak langsung dalam bahasa Ibrani Kitab Suci, tidak dikenal;
semua ucapan disampaikan secara langsung, entahkah kata-kata tersebut kata-kata
yang sesungguhnya diucapkan atau mewakili makna umum mengenai apa yang
telah diucapkan. Kata Ibrani, dengan teliti menghubungkan dengan kata
penghubung Yunani, legon, “mengatakan” yang dipergunakan untuk
memberitahukan suatu kutipan. Contoh, Markus 8:28, “Jawab mereka: Ada yang
mengatakan (legontes): Yohanes Pembaptis”. Contoh lainnya, lihat Matius 23:12; 28:18; Lukas 14:3; 24:6-7.
Pembukaan Yang Dimulai Dengan, “Sampailah Pada Waktunya”
(Intoductory ‘it came to pass’). Penggunaan kata kerja bahasa Yunani yang ganjil,
seperti egeneto bersamaan dengan kata kerja lain, terkadang menghasilkan kaitan
yang rapat (closely corresponding) dengan idiom Semitik “maka demikianlah itu
terjadi” atau “terjadilah demikian”. Ciri Semitisme ini muncul sangat kerap dalam
tulisan Lukas dibandingkan lainnya (Markus hanya empat kasus berkaitan dengan
hal ini). Contoh, Lukas 2:6, “And it came to pass, in their being there, the days
were fulfilled for her bringing forth” (“Demikanlah terjadi {Greek: egeneto de}
ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, YLT).
Pengakuan terhadap ketidakwajaran ekspresi berbahasa tersebut, kebanyakan para

penerjemah modern mengawali dengan kalimat sederhana, “sementara mereka di
sana” (Band. GNB, NIV, JB, NEB, RSV). Contoh-contoh lain dari idiom ini, lihat
Lukas 2:1; 2:6; 2:15; 3:21; 5:1; 5:12; 5:17; 16:1; 6:6; 6:12; 7:11; 8:1; 8:22; 9:18;
9:28; 9:37; 9:51; 11:1; 11:27; 14:1; 17:11; 18:35; 20:1; 22:24; 24:4)
Paralelisme (Paralleism). Paralelisasi bait dan anak kalimat merupakan
karakteristik puisi Semitik dan dapat dengan mudah ditelusuri dalam Kitab
Perjanjian baru bahkan yang berupa terjemahan sekalipun. Kotbah di Bukit (Mat
5:3-11) pada mulanya disampaikan dalam bentuk puisi, entahkah dalam bahasa
Ibrani atau Aramaik, nampak nyata dari bentuk paralelisasi yang sampai saat ini
dapat kita baca dalam terjemahan berbahasa Inggris. Jejak-jejak pararelisme dapat
kita telusuri dalam Hymne Lukas (Luk 1-2) dan nubuat Simeon (Lukas 2:34-35).
Bentuk pararelisme lainnya dalam ditemukan dalam dialog dalam Markus 11:910, “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,diberkatilah
Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud ”. Kehadiran sejumlah

5 | Bu l e t i n I J I Vo l 4 / No ve mb e r 2 0 1 6
pararelisme agaknya menolong dalam membedakan apakah bagian demi bagian
sebuah naskah akan ditulis dalam format puisi atau gaya prosa.
Koordinasi Anak Kalimat (Coordination of clauses). Dalam bahasa Yunani
klasik, kalimat biasanya terdiri dari salah satu kata kerja pokok dan kata kerja
lainnya dibawahnya dalam bentuk anak kalimat keterangan atau jenis lainnya. Di

sisi lain, bahasa Ibrani cenderung meletakkan kata kerja satu demi satu,
menggabungkan mereka bersama dalam kata penghubung sederhana (bahasa
Ibrani, “waw”, “dan”). Ini yang dikenal dengan sebutan parataxis, dari kata
paratasso, “saya meletakkan satu persatu”. Dalam bahasa Yunani koine, susunan
demikian tidak lazim. Dan hal ini telah terlebih dahulu dijelaskan kemunculannya
yang kerap dalam Kitab Perjanjian Baru. Namun kemunculan secara tetap kata
“dan” (Yunani, kai) dalam Kitab Injil merupakan pemaksaan yang berlebihan
(overstraining) dalam tulisan bahasa Yunani. Dalam Injil, jenis demikian
merupakan karakteristik menonjol dalam Markus, yang merupakan contoh
tunggal dari panjangnya kalimat dalam bahasa Yunani dengan kata penghubung
bersusun (subordinating participles) (Band. Mark 5:25-27). Contoh khas gaya
markus dapat ditemukan dalam Markus 10:33-34 sbb: “kata-Nya: "Sekarang kita
pergi ke Yerusalem dan (kai) Putra Manusia akan diserahkan kepada imam-imam
kepala dan (kai) ahli-ahli Torah dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Dan (kai) mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Tuhan, dan (kai) Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan (kai)
dibunuh, dan (kai) sesudah tiga hari Ia akan bangkit." Di sini kita melihat gaya
bahasa Yunani yang khas, mungkin, barangkali, telah di subordinasi oleh salah
satu atau lebih anak kalimat dengan menggunakan kata penghubung atau anak
kalimat penghubung (relative clauses). Beberapa terjemahan seperti KJV dan

RSV mencerminkan corak Semitik dan memunculkan corak yang janggal
(stylistically awkward) tersebut dalam bahasa Inggris. Namun terjemahan bahasa
Inggris lainnya yang mengakui idiom-idiom Semitik tersebut, melakukan
restrukturisasi terhadap pelanggaran tata bahasa (restructure the gramar slaightly)
untuk menghasilkan terjemahan yang lebih diterima dalam bahasa Inggris (band.
Terjemahan GNB, NIV, JB, NEB). (Cat: Persoalan parataxis sebagai indikasi
latar belakang Semitik, dibicarakan secara panjang lebar dalam artikel J.B.

6 | Bu l e t i n I J I Vo l 4 / No ve mb e r 2 0 1 6
Lightfoot mengenai Corak Khas Injil Yohanes {Style of John’ Gospel} dalam
situs ini, www.bible-researcher.com
Berdasarkan keterangan di atas, mari kita menguji dalam Kitab TaNaKh, dimana
kasus parataxis sering muncul. Contoh: Kejadian 8: 1- 22 (menurut terjemahan
yang saya lakukan secara literal dari naskah Masoretik dengan membuang seluruh
catatan kaki yang saya buat) sarat dengan penggunaan kata sambung “WE” (w)
atau “DAN” sebagai karakteristik semitik. PASAL 8:1-22 sbb:
“Dan (Tuhan) mengingat Nuh dan semua mahluk yang hidup, yaitu semua hewan
yang bersamanya di dalam kotak besar itu dan Tuhan menghembuskan angin ke
atas bumi dan air menjadi berkurang. Dan mata air lautan dihentikan dan
jendela-jendela angkasa ditutup serta dihentikanlah air hujan dari angkasa. Dan

kembalilah air dari muka bumi, berjalan dan kembali serta berkuranglah air
sampai hari keseratus lima puluh. Dan berhentilah kotak besar itu pada bulan
baru yang ketujuh yaitu pada hari ketujuhbelas pada bulan bar u itu, di gunung
Ararat. Dan air itu berjalan dan hilang sampai pada bulan baru yang kesepuluh.
Pada tanggal satu bulan baru yang kesepuluh, terlihatlah puncak gununggunung. Dan terjadilah pada akhir hari keempat puluh, Nuh membuka jendela
tevat yang dia telah membuatnya. Dan dia mengirim seekor burung gagak
terbang dan dia kembali sampai air kering di atas permukaan bumi. Dan dia
mengirim seekor burung merpati miliknya untuk melihat apakah air sudah
berkurang dari atas permukaan bumi. Dan merpati itu tidak menemukan tempat
menjejakkan telapak kakinya dan kembali menuju kotak besar itu karena air
masih ada di atas seluruh permukaan bumi dan dia mengulurkan tangannya
untuk mengambil burung merpati miliknya itu ke dalam kotak besar itu. Dia tetap
di situ sampai hari lain yang ketujuh dan mengirim kembali burung merpati itu
dari kotak besar itu. Dan datanglah merpati itu pada petang hari dan
sesungguhnya pada mulutnya ada potongan daun zaitun maka tahulah Nuh
bahwa air sudah berkurang dari atas permukaan bumi. Dan dia tetap menunggu
sampai pada hari lain yang ketujuh dan dia mengirim kembali burung merpati
dan tidak kembali lagi seterusnya. Dan terjadilah pada tahun yang keenam ratus
satu, pada bulan baru yang pertama yaitu pada hari yang pertama, air sudah
kering dari atas permukaan bumi dan Nuh membuka penutup kotak besar itu dan

dia melihat bahwa sesungguhnya telah kering tanah itu. Dan pada bulan baru

7 | Bu l e t i n I J I Vo l 4 / No ve mb e r 2 0 1 6
yang kedua yaitu pada hari yang kedua puluh tujuh pada bulan baru itu, tanah itu
telah kering. Dan berkatalah (Tuhan) kepada Noakh dengan mengatakan
demikian. “Keluarlah dari kotak besar itu, yaitu kamu dan istrimu dan anakanakmu serta istri anak-anakmu. Semua mahluk hidup yang ada padamu, yaitu
semua daging, baik hewan yang berterbangan dan hewan ternak dan semua
binatang melata, yaitu yang merayap di atas bumi, bawalah keluar bersamamu,
dan berkerumunlah dan hasilkanlah keturunan serta jadilah banyak dia atas
permukaan bumi”. Dan Nuh keluar bersama anak-anaknya dan istrinya serta
istri anak-anaknya itu. Semua mahluk yang hidup, yaitu semua hewan yang
melata dan semua hewan yang berterbangan dan semua hewan yang berkeriapan
di atas permukaan bumi, bersama-sama dengan kaumnya, keluarlah mereka dari
kotak besar itu. Dan Nuh membangun sebuah mizbeakh bagi (Yahweh) dan
mengambil dari antara keseluruhan hewan yang tahor dan dari antara semua
hewan berterbangan yang tahor dan mempersembahkan korban bakaran pada
mizbeakh itu. Dan (Yahweh) mencium bau harum korban tersebut dan (Yahweh)
berkata ke dalam hatinya demikian: “Aku tidak akan mengutuk lagi tanah tempat
adam menghasilkan sesuatu meskipun tujuan hati adam adalah jahat sejak
mudanya dan juga tidak akan memukul kembali terhadap semua yang hidup

seperti yang Aku telah kerjakan.. Selama waktu tetap berjalan di bumi, tidak akan
berhenti, yaitu waktu untuk menabur dan menuai, dingin dan panas, musim panas
dan musim hujan, siang dan malam”

Sebanyak 72% keseluruhan ayat-ayat Torah (Kejadian-Ulangan) dimulai dengan
kata ‘WAW’. Ragam prosentasi dalam keseluruhan TaNakh, muncul dari Kitab
Ruth sebanyak 91% dan yang paling kecil dalam Kidung Agung sebanyak 1%.
Jika di totalkan dari Kejadian hingga Tawarikh akan diperoleh 76% sebagaimana
ditunjukkan dalam tabel berikut:5
KISAH SEJARAH :
Torah (72%, 4162 ayat dari 5848 ayat, di mulai dengan waw),
Yah(u)shua (76%), Hakim-hakim (89%), Ruth (91%), Samuel
(86%), Raja-raja (82%), Tawarikh (74%)

5

76%

Christopher Lancaster, Was the New Testament Really Written in Greek? P. 201

8 | Bu l e t i n I J I Vo l 4 / No ve mb e r 2 0 1 6
KARYA PUISTIS :
Mazmur (14%), Amsal (12%), Pengkhotbah (19%), Kidung
Agung (1%), Ratapan (4%)
NABI-NABI :
YeshaYahu, YermiYahu, Yekhezkiel, Daniel dll

09,9%

43%

Konjugasi “WAW” kebanyakan muncul dalam kisah-kisah kesejarahan dalam
Kitab TaNaKh. Dari Kejadian hingga 2 Tawarikh, hanya kitab Ulangan yang
memiliki jumlah konjugasi “WAW” tidak kurang dari 65%. Karena jumlah
keseluruhan dari kita-kitab sejarah tersebut dapat menjacapi angkan 80%.
Konjugasi “WAW” pun muncul sebagai suat kecenderungan (proclitic) dalam
bagian Kitab Daniel dan Ezra yang mengandung bagian-bagian berbahasa
Aramaik sbb:6

Ezra 4:8-6:18,
7:12-28
Daniel 2:4-7:28

Persentase “waw”

Persentase
“dyn” dan “adyn”

47%

13%

Persentasi
konjugasi
lainnya
60%

30%

21%

51%

Penerjemahan “WAW” dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani, lebih rumit ( a bit
more complicated) di bandingkan ke dalam bahasa Inggris dan Indonesia
(biasanya diterjemahkan secara beragam, “and”, “then”, “and then”, “but”, “yet”,
kebanyakan dengan “and”. Dalam bahasa Indonesia bisa secara beragam
diterjemahkan “dan”, “maka”, “selanjutnya”, “serta”). Beberapa bentuk variasi
penerjemahan “WAW” ke dalam bahasa Yunani biasanya menggunakan dua kata
konjungtif ‘KAI” (kai) dan ‘DE’ (de). Konjugasi ‘KAI” (kai) lebih umum dipakai
dan muncul dalam Septuaginta (TaNaKh dalam bahasa Yunani) al., Kejadian 1:32:3, 2:5,7-9, 13-16, dll. Konjugasi ‘DE’ (de) muncul dalam Septuaginta al.,
Kejadian 1:2, 4:5, dll.
6

Ibid., p. 202

9 | Bu l e t i n I J I Vo l 4 / No ve mb e r 2 0 1 6
Selain bentuk konjugasi ‘KAI” (kai) dan ‘DE’ (de) yang muncul sebanyak 9598% untuk menerjemahkan “WAW”, ada bentuk lainnya yaitu ‘TOTE” (tote) dan
“EPEITA” (epeita). Apakah perbedaan ‘KAI” (kai) dan ‘DE’ (de)? E.W.
Bullinger dalam “A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek
New Testament” sbb: 7
1. KAI (kai) kata penghubung yang menggabungkan, menyatukan sesuatu
dalam satu susunan yang ketat
2. DE (de) kata penghubung yang bersifat menentang atau berkebalikan
3. KAI (kai), menghubungkan pemikiran sementara DE (de),
memperkenalkan. KAI (kai), menghubungkan sesuatu dengan lancar
sementara DE (de), menyela ketika dikaitkan bersama-sama.
Jika memang bentuk konjugasi WAW (dan DE, TOTE, EPEITA) merupakan
bentuk konjugasi umum dalam semua bahasa termasuk bahasa Yunani, mari kita
perbandingkan dengan beberapa tulisan Yunani kuno berikut8

Karya

Permulaan
Kehidupan
(Plutarch)
Konstitusi
Athena
Aristides
(Plutarch)
Theseus
(Plutarch)
Kimon
(Plutarch)
Sejarah
(Herodotus)
RATA7
Ibid., RATA
8

Ibid., P. 203

Jumlah
kalimat

Frekwensi
kalimat yang
diawali dengan
“KAI”

Frekwensi
kalimat yang
diawali dengan
“DE’

Total “Kai”
dan “De”

133

11 (8,3%)

60 (45%)

71 (53,4%)

90

8 (8,9%)

36 (40%)

44 (49%)

224

19 (8,5%)

79 (35,3%)

98 (44%)

248

20 (8,1%)

118 (47,6%)

138 (55,7%)

168

11 (6,5%)

98 (58,3%)

109 (64,8%)

2241

96 (4,3%)

1168 (52,1%)

1264 (56,4%)

7,4%

46,4%

53,9%

10 | B u l e t i n I J I V o l 4 / N o v e m b e r 2 0 1 6

Dari pengelompokan tersebut kita dapat membandingkan bahwa konjugasi “KAI”
dalam karya Yunani kuno muncul sebanyak 53,9% dibandingkan dengan
konjugasi “WAW” dalam beberapa bagian kitab TaNaKh yang berjumlah 76%.
Karya konjugasi
Jumlah
Frekwensi
Total “Kai”
Yang menarik,
DE (46%) Frekwensi
lebih dominan muncul
dibandingkan
WAW
Kalimat
kalimat yang
kalimat yang
dan “De
(7%), dimana konjugasi WAW justru banyak dipakai dalam Septuaginta untuk
diawali
diawali
menerjemahkan WAW. Beberapa contohdengan
perlu disajikan
untuk
meyakinkan bahwa
dengan
“DE
struktur bahasa Yunani umum, lebih“KAI”
dominan menggunakan konjugasi DE
Apology KAI9 263
31 (11,8%)
59 (22,4%)
90 (34,2%)
dibandingkan
(Plato)
Symposium
(Plato)

642

85 (13,2%)

150 (23,4%)

235 (36,6%)

Ketika TaNaKh diterjemahkan dalam Septuaginta, dominasi konjugasi yang
dominan justru berbanding terbalik. Konjugasi KAI (untuk menerjemahkan
“WAW”) justru lebih banyak dibandikan konjugasi DE. Perhatikan tabel berikut10

9

Ibid., p. 204
Ibid.,

10

11 | B u l e t i n I J I V o l 4 / N o v e m b e r 2 0 1 6

Kitab

Torah
(Pentateukh)
Yah(u)shua,
Hakim, Ruth,
Shemuel,
Raja,
Tawarikh
YeshaYahu,
Yekhezkiel,
dll
Mazmur,
Kidung
Agung,
Pengkhotbah,
Amsal,
Ratapan

Frekwensi
kalimat
yang
diawali
dengan
‘WAW”
71%

Frekwensi
kalimat
yang
diawali
dengan
‘KAI”
74%

Frekwensi
kalimat yang
diawali dengan
‘DE’

81%

98%

2%

45%

+/-94%

+/-6%

10%

+/-75%

+/-25%

26%

Dengan latar belakang data-data di atas, maka ketika konjugasi WAW muncul
secara dominan dalam Kitab Perjanjian Baru versi Yunani, fenomena itu BUKAN
KELAZIMAN melainkan KEKHASAN SEMITISME yang terbungkus baju
Yunani. Perhatikan tabel berikut11

11

Kitab

Jumlah Ayat

Frekwensi “KAI”

Markus
Matius
Lukas
Yohanes
Wahyu
Kisah rasul

678
1071
1151
879
404
1007

391 (58%)
339 (32%)
406 (35%)
138 (14%)
280 (69%)
169 (17%)

Ibid., p. 206

Frekwensi
“DE”
146 (22%)
285 (26,6%)
356 (31%)
141 (14%)
007 (1,7%)
431 (43%)

Total
537 (80%)
614 (59%)
752 (66%)
230 (28%)
287 (71%)
600 (60%)

12 | B u l e t i n I J I V o l 4 / N o v e m b e r 2 0 1 6
Data-data di atas tidak dapat menghindarkan Anda dari pilihan dan pengakuan
bahwa frekwensi konjugasi WAW dalam bentuk terjemahan Yunani KAI
merupakan SPIRIT SEMITIK.

13 | B u l e t i n I J I V o l 4 / N o v e m b e r 2 0 1 6

INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang didirikan
dengan maksud dan tujuan sbb:

1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai akar
historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam Pokok
Keimanan (Akidah/Emunah) dan Tata Peribadatan (Ibadah/Avodah)
serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)
2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar Kekristenan
awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi
3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci dengan
pola pikir Ibrani
4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya terhadap
Kekristenan masa kini
5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal dengan
kebudayaan Semitik
6. Memperkokoh Teologi Judeochristianity
7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual bangsa
dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya

14 | B u l e t i n I J I V o l 4 / N o v e m b e r 2 0 1 6
Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM). Berdasarkan
rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012 lalu, maka Forum
Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi Indonesian Judeochristianity
Institute (IJI).
Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya adalah
menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan pembelajaran anggota
IJI.

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)

Email: derekhatov@gmail.com
Website: www.messianic-indonesia.com
Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)
Donasi dan Informasi: 0817463816