PENINGKAT HARMONISA, APLIKASI PENGOLAHAN SINYAL PADA AUDIO

Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer

PENINGKAT HARMONISA, APLIKASI PENGOLAHAN
SINYAL PADA AUDIO
(Harmonics Enhancers, Signal Processing Applications in Audio)

Albert Mandagi
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro
Universitas Trisakti – Jakarta
Jl. Kyai Tapa No. 1, Grogol, Jakarta Barat 11440
albertmandagi@trisakti.ac.id

Abstrak
Peningkat harmonisa merupakan sebuah alat yang bekerja berdasarkan konsep sistem pengolahan
sinyal. Menurut Teori Fourier, suatu sinyal yang periodik merupakan kombinasi dari frekuensi
dasar dan frekuensi harmonisanya. Dengan menggunakan konsep Fourier tersebut dibuat suatu alat
yang dapat mengembalikan kualitas suara asli pada perangkat audio tanpa merubah karakteristik
dasar suara aslinya. Peningkat harmonisa ini disusun oleh beberapa rangkaian elektronik yaitu:
rangkaian penyangga depan, rangkaian penapis lulus atas, rangkaian pemotong, rangkaian
penyangga akhir, rangkaian saklar analog, rangkaian penyearah setengah gelombang, rangkaian
pembanding, rangkaian indikator, rangkaian pensaklaran, dan rangkaian penjumlah, baik kanal

kiri, maupun kanal kanal. Pada dasarnya prinsip kerja dari alat ini adalah menjumlahkan sinyal asli
dengan sinyal yang terdistorsi. Dengan demikian setelah terjadi perubahan harmonisa-harmonisa
pada sinyal terdistorsi dan menjumlahkan dengan sinyal aslinya maka suara yang dihasilkan akan
menjadi lebih indah, lebih nyaring dan lebih bersih kualitas suaranya.
Kata Kunci: harmonisa, pengolahan sinyal, Fourier, distorsi, kualitas audio

Abstract
Harmonic enhancer is a device that works based on the concept of signal processing systems.
According to Fourier theory, a periodic signal is a combination of fundamental frequency and
harmonic frequency. A device that can restore the original sound quality of the audio devices
without changing the basic characteristics of the original sound can be made by using the Fourier
concept. Harmonic enhancer consists of several electronic circuits namely front buffer circuit,
high pass filter circuit, clipper circuit, end buffer circuit, analog switches circuit, half wave
rectifier circuit, comparator circuit, indicator circuit, switching circuit, and summing circuit,
either the left channel or the right channel. The basic working principle of this device is summing
the original signal with the distorted signal. Through this device, the original signal and the
distorted signal will be processed to produce a better sound quality.
Keywords: harmonics, signal processing, Fourier, distortion, audio quality

Tanggal Terima Naskah

Tanggal Persetujuan Naskah

1.

: 29 Juli 2013
: 16 Oktober 2013

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu indikasi
positif dalam menghadapi arus globalisasi yang terjadi dewasa ini. Salah satu objek yang

317

Vol. 02 No. 08, Okt – Des 2013

merupakan substansi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi pada
bidang pengolahan sinyal. Menurut Teori Fourier, suatu sinyal periodik merupakan
kombinasi dari frekuensi dasar dan frekuensi harmonisanya. Jadi, jika suatu sinyal
mengalami distorsi akan mengakibatkan terjadi perubahan frekuensi harmonisa dari

sinyal tersebut. Salah satu metode pengembangan teknologi pada peralatan audio
dilakukan dengan merancang rangkaian elektronik yang dapat memodifikasi suara
manusia atau instrumen musik dengan menggunakan konsep Teori Fourier. Dengan
pengembangan teknologi tersebut, diharapkan teknologi audio dapat menampilkan
kualitas terbaiknya. Kualitas dan warna suatu suara ditentukan oleh harmonik suara yang
terdapat dalam spektrum frekuensi suara. Semakin tinggi frekuensi suara yang dihasilkan
semakin baik dan jelas pula suara yang terdengar [1].
Seiring berjalannya waktu, kualitas dari rekaman audio tidak sebaik pada kondisi
awalnya. Hal ini dikarenakan kualitas suara akan semakin melemah dan kehilangan
dayanya seiring dengan pemutarannya yang berulang-ulang. Selain itu, kualitas head
pada instrumen playback juga turut menentukan kualitas suara yang dihasilkan. Kualitas
head yang buruk mengakibatkan sebagian dari spektrum frekuensi suara dengan nada
harmonik tinggi tidak dapat terbaca dengan sempurna dan berdampak buruk pada kualitas
suara yang dihasilkan.
Metode sintesa harmonik merupakan salah satu metode yang dipandang tepat
dalam menghadapi penurunan kualitas suara dalam peralatan-peralatan audio. Metode ini
dipandang dapat memperbaiki warna suara instrumen musik yang dikehendaki tanpa
harus mengubah karakteristik dasar instrumen. Dengan membangkitkan dan memperkuat
nada harmonik yang hilang tersebut kemudian digabungkan kembali dengan sinyal
aslinya akan menyebabkan terjadinya peningkatan harmonik frekuensi tinggi pada

keseluruhan spektrum suara dan suara terdengar lebih jelas, lebih jernih, dan indah [2].
2.

REALISASI RANGKAIAN

Secara garis besar, konsep dasar alat Peningkat Harmonisa ini digambarkan pada
diagram blok Gambar 1 berikut ini.

SUMBER AUDIO

PENINGKAT
HARMONISA

PENGUAT DAYA

Gambar 1. Diagram blok konsep dasar peningkat harmonisa

Prinsip kerja dari alat peningkat harmonisa ini adalah dengan mencampur (mixer)
atau menjumlahkan suatu sinyal audio terdistorsi dengan suatu sinyal sumber audio kanal
kiri maupun kanal kanan [3]. Peningkat harmonisa ini dapat menghasilkan kualitas suara

aslinya, tanpa mengubah karakteristik dasar suara aslinya. Rangkaian peningkat
harmonisa ini bekerja apabila mendapat masukan berupa sinyal musik atau sinyal audio.
Keluaran dari alat peningkat harmonisa ini dihubungkan pada sebuah penguat daya audio
sebelum diteruskan ke sebuah pengeras suara. Secara keseluruhan alat ini dapat dibentuk
dalam suatu diagram blok yang terdiri atas beberapa rangkaian, dimana setiap rangkaian
tersebut memiliki fungsi tersendiri. Diagram blok dari alat peningkat harmonisa
ditunjukkan pada Gambar 2 berikut ini.

318

Peningkat Harmonisa, Aplikasi Pengolahan…

Sinyal
Masuk (L)

Rangkaian
Penyangga
Depan

Penapis

Lulus Atas

Rangkaian
Penjumlah

Rangkaian
Pemotong

Rangkaian
Penyangga II

Sinyal
Keluar (L)

Rangkaian
Saklar Analog

Rangkaian Gerbang
NAND


Rangkaian Penyearah
Setengah Gelombang

Rangkaian
Pembanding

Rangkaian
Pensaklaran

Rangkaian
Indikator

Rangkaian Gerbang
NAND

Penapis
Lulus Atas

Sinyal
Masuk (R)


Rangkaian
Penyangga I

Rangkaian
Pemotong

Rangkaian
Penyangga
Akhir

Rangkaian
Saklar Analog

Rangkaian
Penjumlah

Sinyal
Keluar (R)


Gambar 2. Diagram blok alat peningkat harmonisa

Fungsi dari tiap-tiap blok pada diagram blok alat peningkat harmonisa adalah
sebagai berikut [4]:
1) Rangkaian penguat penyangga depan dan penyangga akhir
Rangkaian penguat penyangga depan dan penyangga akhir ini berfungsi untuk
menghilangkan efek pembebanan.
2) Rangkaian penapis lulus atas
Rangkaian penapis lulus atas berfungsi untuk melewatkan nada dengan frekuensi di
atas 3,4 kHz dan menahan nada dengan frekuensi di bawah 3,4 kHz.
3) Rangkaian pemotong
Rangkaian pemotong berfungsi untuk memotong bagian sinyal yang positif sampai
tegangan + 0,7 Volt.
4) Rangkaian saklar analog
Rangkaian saklar analog ini berfungsi sebagai saklar analog yang mampu melakukan
pensaklaran dengan kecepatan tinggi dan tidak memiliki tegangan off-set.
5) Rangkaian penyearah setengah gelombang
Rangkaian penyearah setengah gelombang berfungsi untuk memotong siklus negatif
pada sebuah gelombang dan berfungsi sebagai detektor puncak untuk menghilangkan
noise.

6) Rangkaian pembanding
Rangkaian pembanding berfungsi untuk membandingkan sinyal masukan pada
Rangkaian penyearah setengah gelombang, sehingga sinyal yang masuk akan
mempunyai fasa yang sama dengan sinyal yang keluar.
7) Rangkaian Indikator
Rangkaian Indikator berfungsi sebagai indikator yang menggambarkan besarnya
sinyal yang masuk ke penapis dan dapat diatur melalui potensiometer.
8) Rangkaian pensaklaran
Rangkaian pensaklaran berfungsi untuk memberikan indikasi melalui sebuah saklar.

319

Vol. 02 No. 08, Okt – Des 2013

9) Rangkaian penjumlah
Rangkaian penjumlah berfungsi untuk menjumlahkan sinyal yang berasal dari
Rangkaian penyangga depan dengan sinyal keluaran dari rangkaian saklar analog.
Realisasi rangkaian lengkap dari alat peningkat harmonisa dapat dilihat pada
Gambar 3 berikut ini.
IC5b

MC14066

IC5a
MC14066

6
8

9

13
C8
2 -

9 -

1

2 -

C7 3 +
R14

R21
C10

RV1b

6 -

7

R18

2

R22

D2

9 -

R9
C4

C3

R11

8

R26

R8

IC6b
MC14049
5

R7

C6

13 -

RV2a

12 +

14

R10

D1

R12

IC3b
TL084

3

R27
+15V

IC7a
MC14093

R31

D3

1

1

D4

D5

2
4

R30

2 -

5 -

IC7b
MC14093

R32

R28

7
6

3+

IC2a
NE5532

IC3a
TL084

IC3d
TL084

R24

R6

C5 10 +

RV1a

3+

RV2b

7

12
4

5 +
R5

1

11

R3

2 -

C12

R23

R2

IC6a
MC14049

6 -

IC1a
TL084

3

R19

IC2b
NE5532

C11 5 +

R20

C1 10 +

R1

45

IC3c
TL084
R25

8
R

1
3 +

10

R4

3

R15
IC1b
TL084
R17

C9

C2

2

R16

L
R13

1

6 +

IC4a
TL084

IC4b
TL084

C13
RV3

R29

5

D6

+15V

+15V

R39

9 -

R34

R33

IC7c
8

T1

8

10
10 +

IC4c
TL084

9
R37

R41

R40
13

11

T2

D10
R42

12
IC7d
MC14093

D9

+15V
R35

D11

R36
R43

S1

C14 C15

D7

T3
13 -

D8

R46

S2
14
12 +

IC4d
TL084

R47

R45
C16

R38

R44

Gambar 3. Rangkaian lengkap alat peningkat harmonisa

Pada Gambar 3 di atas, analisis cara kerja rangkaian alat peningkat harmonisa
adalah sebagai berikut: sinyal audio yang dihasilkan oleh sumber audio dibagi menjadi
dua jalur keluaran, yaitu jalur kiri dan jalur kanan. Sinyal audio masuk melalui Rangkaian
penyangga depan untuk menghilangkan efek pembebanan. Keluaran dari rangkaian
penyangga depan akan diteruskan menuju tiga rangkaian, yaitu rangkaian penjumlah,
rangkaian penapis lulus atas, dan rangkaian penyearah setengah gelombang. Rangkaian
Penapis lulus atas akan menahan sinyal-sinyal masukan berfrekuensi lebih rendah dari
frekuensi potong sebesar 3,4 kHz dan melewatkan sinyal-sinyal masuk yang lebih tinggi
dari frekuensi potong. Keluaran dari rangkaian penapis lulus atas tadi akan diteruskan ke
rangkaian pemotong. Rangkaian pemotong akan memotong sebagian dari amplitudo

320

Peningkat Harmonisa, Aplikasi Pengolahan…

positif dari sinyal, sehingga sinyal akan mengalami gangguan (distorsi). Besarnya
amplitudo sinyal yang terpotong bisa diatur dengan menggunakan potensiometer [5].
Keluaran dari rangkaian pemotong akan diumpankan ke rangkaian penyangga akhir agar
tidak terjadi efek pembebanan, sebelum diteruskan ke saklar analog. Keluaran dari
rangkaian penyangga depan dan keluaran dari rangkaian penapis lulus atas setelah
melalui potensiometer akan diteruskan ke rangkaian penyearah setengah gelombang yang
berfungsi untuk memotong sinyal negatif dan membatasi noise. Keluaran dari penyearah
setengah gelombang diumpankan ke dua rangkaian, yaitu rangkaian pembanding untuk
menggerakkan saklar analog melalui rangkaian gerbang NAND dan rangkaian indikator.
Keluaran rangkaian indikator akan diumpankan ke rangkaian gerbang NAND
yang diatur melalui rangkaian multivibrator bistabil yang berfungsi sebagai penyedia
sinyal masukan ke rangkaian gerbang NAND. Jika saklar analog berada pada posisi off
maka sinyal tidak akan diteruskan ke rangkaian penjumlah dan jika saklar analog berada
pada posisi on maka sinyal akan diteruskan ke rangkaian penjumlah [6].
Dengan demikian sinyal yang berasal dari rangkaian penyangga depan dan sinyal
masukan dari saklar analog akan dijumlahkan pada rangkaian penjumlah. Sinyal
keluarannya merupakan sinyal keluaran dari rangkaian alat peningkat harmonisa [7].
3.

HASIL PENGUJIAN RANGKAIAN

Setelah rangkaian alat peningkat harmonisa ini direalisasikan, maka dilakukan
pengujian terhadap beberapa bagian rangkaian dari alat tersebut dengan tujuan untuk
mengetahui kinerja alat ini. Titik-titik pengujian dari alat alat peningkat harmonisa
meliputi:
Titik uji 1: Pengujian pada rangkaian penyangga depan.
Titik uji 2: Pengujian pada rangkaian penapis lulus atas.
Titik uji 3: Pengujian pada rangkaian pemotong.
Titik uji 4: Pengujian pada rangkaian penyearah setengah gelombang.
Titik uji 5: Pengujian pada rangkaian penjumlah.
Hasil pengujian rangkaian alat peningkat harmonisa dapat dilihat pada Tabel 1
berikut ini:
Tabel 1. Hasil pengujian alat peningkat harmonisa

Titik
Uji
1.

Hasil Pengujian

Alat yang digunakan/
Analisa hasil pengujian
Alat yang digunakan:
1) Osiloskop Metrix OX 8027
2) Sinyal Generator Kenwood AG-203
Analisa Hasil Pengujian:
Pada sinyal masukan dan keluaran
rangkaian penyangga I terjadi
pengurangan amplitudo sebesar 5,5 %.

Sinyal masukan Rangkaian
Penyangga I

321

Vol. 02 No. 08, Okt – Des 2013

Tabel 1. Hasil pengujian alat peningkat harmonisa (lanjutan)

Sinyal keluaran rangkaian
penyangga I
2.

Tanggapan Frekuensi Penapis
Lulus Atas
Frekuensi Tegangan Tegangan
Masukan Masukan Keluaran
(Hz)
(Vp-p)
(Vp-p)
300
3,8
0
400
3,8
0
500
3,8
0
600
3,8
0
700
3,8
0
800
3,8
0,1
900
3,8
0,2
1000
3,8
0,3
1500
3,8
0,7
2000
3,8
1,2
2500
3,8
1,9
3000
3,8
2,4
4000
3,8
3
5000
3,8
3,3
6000
3,8
3,5
7000
3,8
3,6
8000
3,8
3,7
9000
3,8
3,8
10000
3,8
3,8
20000
3,8
3,8
30000
3,8
3,8
40000
3,8
3,8

Alat yang digunakan:
1) OsiloskopMetrix OX 8027
2) Sinyal Generator Kenwood AG-203
Analisa Hasil Pengujian:
Rangkaian penapis lulus atas dapat bekerja
dengan baik dan memiliki frekuensi cut-off
sebesar 3,6 kHz. Terdapat perbedaan sebesar
5,8 % dari frekuensi cut-off 3,4 kHz dari
hasil perancangan.

Kurva tanggapan frekuensi penapis
lulus atas

322

Peningkat Harmonisa, Aplikasi Pengolahan…

Tabel 1. Hasil pengujian alat peningkat harmonisa (lanjutan)

3.

Alat yang digunakan:

1) OsiloskopMetrix OX 8027
2) Sinyal Generator Kenwood AG-203
Analisa hasil pengujian:
Berdasarkan hasil pengujian di atas
terlihat bahwa sinyal keluaran pada
Rangkaian pemotong terpotong pada
periode positifnya.

Sinyal keluaran rangkaian pemotong
4.

Alat yang digunakan:

1) OsiloskopMetrix OX 8027
2) Sinyal Generator Kenwood AG-203
Analisa hasil pengujian:
Sinyal
keluaran
pada
rangkaian
penyearah setengah gelombang terpotong
pada periode negatifnya.

Keluaran rangkaian penyearah setengah
gelombang
5.

Alat yang digunakan:
1) Penganalisa
Spektrum
HewlettPackard 182 T Display
2) Sinyal Generator Kenwood AG-203
Analisa hasil pengujian:
Keluaran rangkaian penjumlah terdapat
frekuensi
harmonisa
sedangkan
masukannya tidak terdapat harmonisa.
Spektrum keluaran rangkaian penyangga I

Spektrum keluaran rangkaian penjumlah

323

Vol. 02 No. 08, Okt – Des 2013

4.

KESIMPULAN

Setelah alat peningkat harmonisa ini direalisasikan, kemudian diuji, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Keluaran pada rangkaian penyangga depan terdapat penurunan amplitudo sebesar 5,5
% dengan perancangan.
2) Frekuensi cut off pada rangkaian penapis lulus atas terdapat perbedaan frekuensi
sebesar 5,8 % dengan perancangan.
3) Rangkaian pemotong bekerja sesuai dengan perancangan, yaitu terpotongnya sinyal
pada periode positif.
4) Rangkaian penyearah setengah gelombang bekerja sesuai dengan perancangan, yaitu
terpotongnya sinyal pada periode negatif.
5) Keluaran dari rangkaian penjumlah terlihat adanya frekuensi harmonisa, jadi alat
bekerja sesuai dengan perancangan.
REFERENSI
[1].
[2].
[3].
[4].
[5].
[6].
[7].

Ballou, Glen. 2008. Handbook for Sound Engineers. 4th ed. Burlington Elsevier
Inc..
Boylestad, Robert, dan Louis Nalhelsky. 2012. Electronic Devices and Circuit
Theory. 11th ed. New Jersey: Pearson Education Inc..
Dailey, Denton J.. 1989. Operational Amplifier and Linier Integrated Circuit,
Theory and Applications. Pennsylvania: McGraw-Hill Book.
Eller, M. 1993. “Harmonic Enhancer”. Elector Electronic (September): 14-17.
Malvino, Albert Paul. dan David J. Bates. 2011. Electronic Principles. 7th ed. New
York: McGraw-Hill Inc.
Ramakant, A. Gayakwad. 2009. Op-Amp and Linier Integrated Cicuit. 4th ed. New
Jersey: Prentice-Hall International Inc.
Williams, Arthur B. dan Fred J.Taylor. 2006. Electronic Filter Design Handbook:
LC, Active, and Digital Filters. 4th ed. McGraw-Hill Book Co.

324

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124